€
(
BUPATI MOROWALI
PROVINST ST'LIIWESI TEITGAII
PERATT'RAil DAERATI KABI'PATEIT UOROWALI
NOMOR
8
TAHT'il 2()15TEI{TANG
P,ERLIITDUITGAN DAN PENGEI,OL/TAN LIITGI(I'ITGAIT HIDI'P
Menimbang
Mengingat
DENGAN RAIIMAT TTIHAIT YANG MAHA ESA BUPATI MOROUTALT,
a.
bahwa perlindungan dan pengelolaan iingkungan hidup merupakan upaya melestarikandan
mengembangkanlingkungan \idup yang serasi, selaras dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup;
b. bahwa
berbagai permasalahan lingkunganhidup
diKabupaten
Morowa-li
berpotensi
menimbulkanpencemaran dan/ atau kerusakan lingkungal hidup yang
mengakibatkan menufl.lnnya kualitas hidup masyarakat;
c.
bahwaurusal
perlindungan dan pengelolaal lingkunganhidup merupakan urusan
wajib
daerah, danuntuk ittt
dalam rangka
mewujudkan perlindungan
danpengelolaan
lingkungan
hidup, perlu
ditakukan pengaturan mengenai perlindungandan
pengelolaanlingkungan hidup;
d.
bahwa
berdasarkan pertimbangan
sgSagairnanadimaksud dalam hr:ruf
a, huruf
b,
danhuruf c,
perlumenetapkan Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
1.
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 199O tentang KonsevasiSumber Daya Alam dan Ekosistemnya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
-2-3. Undang-Undang
Nornor
51 Tahun
1999
tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali danKabupaten
Banggai Kepulauan
(Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 179, Tarnbahan Lembaran Negara
Republik
IndonesiaNornor
39OOisebagaimana
telah
diubah
dengan
Undang-UndangNomor 11 Tahun 20OO tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor
51 Tahun
1999 tentang PernbentukanKabupaten Buol, Kabupaten Morowali,
dan
Kabupaten Banggai Kepulauan {Lernbaran Negara Republik IndonesiaTahun 2000
Nomor78,
Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3966);
4.
Undang-UndangNomor
24
Tahun
2OO7
tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);5.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2OO7 ten:tang Penataan Ruang (Lembarar Negara Republik Indonesia Tahun 20O7Nomor
68,
TambahanLembaran Negara
RepubiikIndonesia Nomor 4725);
6.
Undang-UndangNomor
32
Tahun
2AO9
tenta.ngPerlindungan
dan
PengelolaanLingkungan
Hidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
7.
Undang-UndangNomor
12
Tahr.rn
2Al1
tentarigPembentukan Peraturan Perundang-undangan (I"enrbaran
Negara Republik Indonesia
Tahun 2011
Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);
8.
Undang-Undang lrtromor23
Tahun 2AL4
tentangPemerintahan
Daerah
(LembaranNegara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tas$ahan IrmbaranNegara Republik Indonesia Nomor 55a7), sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tal.un
2O15 tentang Perubahan keduaatas
Undang-Undarrg Nomor
23
Tahun2Ol4
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5679);
#
H
-c-9.
Peraturan Pemerintah Nomor41
Tahun
1999 tentang Pengendalian PencemaranUdara
(Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor
86,
Tambahanlembaran Nega-ra Republik Indonesia Nomor 3853);
1O. Perah:ran Pemerintah Nornor 15O Tahun 2OOO tentang Pengendalian
Kerusakan
Tanah
(Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 267, Tanbahan
Lernbaran Negara Republik Indonesia Noroor 4068);
1 1. Peraturan Pemerintah Nomor
82
Tahun 2001 teretangPengelolaan Kualitas
Air
dan Pengendalian PencernaranAir
(Lembaran NegaraRepublik
Indonesia Tahun 2OO1Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor aL67 );
12. Peraturan Pemerintah Nomor
42
Tahun 20O8 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2O1O tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang
(Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor
21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 51O3);14. Peraturan Pemerintah Nornor 27 Tahun 2O12 tenlaag \zin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indorresia Nomor 5285);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nornor
2
Tahun 2OO8 tentangUrusan
Pernerintah Daerah Kabupaten Morowali (Lembaran Daerah Kabupaten Morowali Tahun2OO8 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Morowali Nomor 0123);
16. Peraftrran Daerah Kabupaten Morowatri Norrror 10 Tahun
2OL3 tentang
PerubahanAtas
Peraturan
DaerahKabupaten Morowali Nomor
5
Tahun
2OO8 TentangOrganisasi
dan
Tata Kerja kmbaga
Teknis
Daerah Kabupaten MorowaliDengan persetrliuan Bersama
DEU/AN PERWAKILAN RAKYAT DAERAII KABUPATEN MOROVIALI
dan
BUPATI MOROWALI MEMUTUSKAIIT:
Menetapkan
:
PERATURAN DAERAH TENTAIIIG PERLINDUNGAN DAN PENGEITOI'AAIT LI}YGKIINGAN HIDUP.BAB T
KETENTUAN TIMT'II,I
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
1.
Daerah adalah Kabupaten Morowali.2.
Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah.
3.
Bupati adalah Bupati Morowali.4.
Badan Lingkungan Hidup Daerah atau sebutan lainnya yang selanjutnya disebut BLHD atau sebutan lainnya adalah instansi Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali.5.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang seianjutnya disir,rgkat SKPD adalahsatuan
ke4a
perangkat daerah
yarrg
menyelenggarakan urusErDpemerintahan di bidang perlindungal dan pengelolaan lingkungan hidup
dan mendaFat pendelegasian dari Bupati.
6.
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan ser,nua benda, daya,keadaan, dan makhluk hidup, termasuk marusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi
alam
itu
sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dankesejahteraan manusia serta makhluk hidup iain.
7.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya sistemalis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidupdan
mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau kerusakan lingkunganhidup yang
meliputi
perencanaan,pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasarl, dan penegakan hukum.B.
Pembangunan Berkelanjutan ada-trah upaya sadardan
terencana yangmemadukan aspek lingkungan
hidup,
sosial,dan
ekonomike
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keuiuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemannpuan, kesejahteraan, dan mutrr hidup generasi masakini dan generasi masa depan.
9.
Rencana Perlindungandan
PengelolaanLingkungan
Hidup
yangselanjutnya disingkat RPPLH ada-lah perencanaan tertuiis yang memuat
potensi, masalah lingkungan
hidup,
serta upaya
perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.10. Ekosistem adalah tatanan
unsur
lingkunganhidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh darr saling mempengaruhi dalam membentukkeseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
11. Pelestarian Fungsi Lingkungan
Hidup
adalah rangkaian rrpaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tarnpung lingkungan hidup.72.Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk
mendukung perikehidupan manusia, makhlukhidup
lain,
dan keseimbangan antar keduanya.13. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkuagan hidup
untuk
menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atamdimasukkan ke dalamnya.
14. Sumber Daya Alam adalah
unsur
lingkr.mganhidup
yangterdiri
atassumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem.
15. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola ruang.
16. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjrrtnya, disebut
Amda-I, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/ atau kegiatal yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukart bagi proses pengambiian keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau
kegiatan.
lT.Upaya
PengelolaanLingkungan
Hidup dan
Upaya
Pemantaua-nLingkungan Hidup yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan
dan
pemantauanterhadap
usaha
dan/atau
kegiatal
yang
tidak berdampak penting terhadap lingkunganhidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ataukegiatan.
18. Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/ atau
unsur
pencerrlar yanS ditenggang keberadaar.rnya daxarn suatu sumberdaya tertentu sebagai unsur lingkungan hidptp.
19. Pencemaran Lingkungan
Hidup
adaiahmasuk
atau
dirnasukkannyamal<hluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu'lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
20.
Kriteria
Baku
Kerusakan LingkunganHidup
adaIah
ukuran
batasperubahan
sifat
fisik,
kimia,
dan/atau
hayati lingkunganhidup
yangdapat ditenggang oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarik4n fungsinya.
21. Perusakan Lingkungan Hidup adalah tindakan orang yang rnenimbulkan perubahan langsung
atau tidak
lalgsung
terhadapsifat fisik,
kimia,dan/
atau
hayati lingkunganhidup
sehingga melampauikriteria
baku kerusakan lingkungan hidup.22. Kerusakan Lingkungan Hidup adalah perubahan langsung dan/ atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kirnia, dan/atau hayati Iingkungan hidtlp
yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
23. Konservasi Sumber Daya Alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin pemanfaatannya secara. bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara
dan
meningkattan kualitas nilai serta keanekaragamannya.24. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi pelestarian lingkungan hidup yang rnencakup sumber daya
alam, sumber daya buatan dan
nilai
sejarah budaya guna kepentinganpembangunan berkelanjutan
25. Perubahan
Iklim
adalah berubahnyaiklim
yang diakibatkan iangsungatau
tidak
langsungoleh
aktifrtas
manusia sehingga menyebabkanperubahan komposisi atmosfrr secara global dan selain
itu
juga berr-rpavariabilitas
iklim
alamiah yang teramati padakurun
wakhr yang dapat dibandingkan.26. Kajtan Lingkungan
Hidup
Strategs yang seianjutnya disiogkat KLHSadalah serangkaian analisis yang sistematis, menyeh.ruh dan partisipatif
untuk
memastikan bahwakaidah
pembangunan berkelanjutan telahmenjadi
dasar
dan
terintegrasidalam
pembangunansuatu
wilayahdan/ atau kebijakan, rencana dan/ atau program.
27.Lllrflbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
28. Sengketa Lingkungan Hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau
lebih
yang
timbul
dari
kegiatanyang
berpotensi dan/atau
telahberdampak pada lingkungan hidup.
29.Darnpak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada liegkr.rngarr
hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.
3O. Organisasi Lingkungan Hidup adalah kelompok orang yang terorganisasi
dan
terbentukatas
kehendak sendiri yarrgtujuan
dan
kegiata-nnyaberkaitan dengan lingkungan hidup.
3l.Audit
Lingkungaa Hidup adalah evaluasi yang dilakukanuntuk
menilaiker:,atar:
penanggungjawab usaha
daur/atau
keglatan
terh;adap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah.32. Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesarnaan
ciri
iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.33. Kearifan Lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat
untuk
antaralain
melindungida;r
mengelola lingkungal hidup secara iestari.34. Orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
35. Instrumen Ekonomi Lingkungan
Hidup
ada-lah seperangkat kebijakan ekonomiuntuk
mendorong pemerintah, pemerintah daerah, atau setiap orang ke arah pelestarian fungsi lingkungan hidup.36.Izin
Lingkungan adalahizin
yang diberikan kepada setiap orang yangmelakukan usaha dan/ atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKI--UPL
dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/ atau kegiatan.
37.Izin Usaha dan/ atau Kegiatan adalah rzin yang diterbitkan oleh insta-nsi
teknis untuk melakukan usaha dan/ atau kegiatan.
38. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab
atas suatu rencana dan/ atau kegtataa yang akan dil,a1<sanakan.
39. Kel,ayakan lingkungal adalah prakiraan secara cermat rneng€nai besaran
dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kirnia, sosiatr, ekonorni,
budaya, tata ruang, dan kesehatan rnasyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi usaha dan/ atau kegia14r.
40.
Surat
Pernyataan Pengelolaan LingkunganHidup yang
selanjutnyadisingkat SPPL adalah
surat
kesanggupap penanggungjawab
usahadan/atau
kegiatanyang
tidak
wajib Amdal
atau
UKL-UPL untukmelaksanakan pengelolaan lingkungan hidup.
41. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RKL
adalah upaya
penanganan dampak penting lingkunganhidup
yangditimbulkan akibat dari rencana usaha dal/ atau kegiatan.
42. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RPL
adalah upaya pemantauan komponen lingkungan
hidup
yang terkena dampak penting akibat dari rencana usaha dan/ atau kegiatal.43. Pengawasan adalah tindakan yang dilakukan
unh:k
pemantauan danmeniiai tingkat
ketaatan pelaksana usaha dan/atau
kegiatan datrarnmenjalankan usaha dan/atau kegiatannya yang menimbuikan dampak
kerusakan lingkungan
baik
berupa pencemaranmaupun
kerusakarrlingkungan dan sumber daya alam terhadap peraLuran yang berlaku.
44. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daera.h yang selanjutnya disingkat PPLHD adalah Pegawai Negeri
Sipil
yang berada pada instansi yangbertanggung jawab
di
daerah yang rnem€nuhi persyaratan tertentu darl diangkat oleh Bupati.Pasal 2
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan
SAS :
a.
tanggung jawab daerah;b.
kelestarian dan keberlanjutan;c.
keserasian dan keseimbalgan;d.
keterpaduan;e.
manfaat;f.
kehati-hatian;g.
keadilan;h.
ekoregion;i.
keanekaragaman hayati;j.
pencemar membayar;k.
kearifan lokal;l.
Partisipatif;m. tatakelola pemerintahan yang baik; dan
n.
otonomi daerah.Pasal 3
Perlindungan dan pengelglaan lingkungan hidup bertujuan:
a.
melestarikandan
mengembangkan kemampuandan
fungsihidup agar tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rnanusia dan
mahluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup mulai
dari
tahap perencanaan, penataan, pemanfaatan, pengembangan,pemulihan,
pengawasan, pemetriharaandan
monitoring
kegiatanpembangunan;
b.
melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup;c.
menciptakan kesadarandan
komitmen
yang
tinggr
di
kalanganpemerintah, dunia usaha, industri dan masyarakat
untuk
berpartisipasidalam upaya pelestarian lingkungan hidup;
d.
mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana dalammelaksanakan pembangunan berkelanjutan
dan turut
sertamengantisipasi dampak pemanasan global
untuk
mewujudkan Morowaliramah lingkungan.
Pasal 4
Sasaran dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu:
a.
terkendalinya per,nanfaatan sumber daya alamdan
lingkungan hidupsecara bijaksana;
b.
terkendalikannya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;c.
tercapainya kelestarianfungsi
lingkungan
hidup
dan
terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
-9-d.
terwujudnya masyarakat daerah sebagaiinsan
pengelola lingkunganhidup
yang memiliki sikap
dan
perilaku
meiindungidan
mengelolalingkungan hidup;
e.
terwujudnya kebijakan Pemerintatr Daerahyalg
berwawasan lingkungandalam mendukung pembangunan berkelanjutan; dan
f.
meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran lingkungan masyarakatdaerah dalam pengendalian lingkungan hidup.
Pasal 5
Ruang lingkup perlindungan dan pengelolaan lingktrngan hidup, meliputi:
a.
perencanaan;b.
pemanfaatan;c.
pengendalian;d.
pemeliharaan;e.
pengawasal; danf.
penegakan hukum. BABII
TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH Pasal 6
(1)
Dalam
perlindungandan
pengelolaan lingkunganhidup
Pemerintah Daerah bertugas dan berwenang:a.
menetapkan kebijakan;b.
menetapkan dan melaksanakan KLHS;c.
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai RPPLH;d.
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai Amdal dan UKL UPL;e.
menyeleng
inventarisasi sumber dayaalam
dan
emisi
gasrumah kaca;
f.
mengembangkan dan melaksanakan kerja sama kemitraan;g.
mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup;h.
memfasi.litasi penyelesaian sengketa;i.
melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungaldan peraturan perundang-undangal;
j.
melaksanakal standar pelayanan minimal;k.
melaksanakan kebijakan mengenai tata cara pengakual keberadaan kearifanlokal
yang
terkait
dengan perlindungandan
pengelolaanlingkungan hidup;
m. mengembangkan
dan
melaksanakankebijakan
sistem
informasi lingkungan hidup;n.
memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penghargaan;o.
memberikan izin lingkungan;dal
p.
melakukan penegakan hukum lingkungan hidup.(2) Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui :
a.
menetapkan alokasi dana yang memadai;b.
peningkatan
kualitas
dan
kompetensi
sumber
daya
manusia khususnya aparatur pemerintah;c.
penguatan kelembagaan pengendalian lingkungan hidup yang lebih efektif dan responsif;d.
penyediaan sarana dan prasarana pengendalian lingkungan hidup yang memadai;e.
pengembangan teknoiogi tepat guna dan ramah lingkungan;f.
memperluas dan memperkuat partisipasi masyaralat;dal/
ataug.
meiakukan kerjasama dan kernitraan dengan berbagai pitrak secaraefektif, elisien dan saling menguntungkan.
(3) Ketentuan lebih Ianjut dalam penetapan kebijakan, rencana dan program
sebagai pelaksanaan kebijakan sebagaimana dimaksud pada
ayat
(2)diatur dalam Peraturan Bupati.
BAB
III
PERTNCANAAI{Pasal 7
Perencanaan .perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan melalui tahapan:
a.
inventarisasi lingkungan hidup daerah; danb.
penyusunan RPPLH daerah.c.
Penetapan wilayah ekoregionBagian Kesatu
Inveotarisasi Lirrgkungan Hidup Daerah
Pasal 8
(1) Inventarisasi lingkungan hidup daerah dilakukan sebagai dasaruntuk:
a.
pen]rusunan RPPLH;b.
penetapan status lingkungan hidup daerah berdasarkan daya dukung dan daya tamPung lingkungan hidup; dan
-11-(2) Ruang
lingkup
inventarisasi lingkunganhidup
daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.
potensi dan ketersediaal sumber daya alam; b. jenis sumber daya yang dimanfaatkan;c.
bentuk penguasaan sumber daya alam;d.
pengetahuan pengelolaan sumber daya alam;e.
bentuk pencemaran dan/atau kerr.rsakal iingkungan hidup; danf.
konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan.(3) Inventarisasi lingkungan hidup daerah dilakukan dengan cara:
a.
pemetaan masalah dan potensi;b.
pengkategorian dan pengklasi{ikasian;c.
pembandingan; dand.
pendokumentasian.(4)
Hasil
inventarisasi
lingkungan
hidup
daerah ditetapkan
denganKeputusan Bupati.
Bagian Kedua
Penyusunan RPPLH Daerah Pasal 9
(1) Pemerintah Daerah wajib menyusun RPPLH daerah.
(2) Penyusunan RPPLH
daerah
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)bertujuan untuk:
a.
mengarahkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan;b.
memberikan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan pada pencapaian suatu perkiraan;c.
memberikan
suatu
perkiraan terhadap
ha]-hal dalam
ruasa pelaksanaan yang akan dicapai;d.
memberi kesempatanuntuk
memilih berbagai alternatif tenta-ng caraterbaik atau kesempatan untuk rnemilih kombinasi cara yang terbaik;
e.
melakukan penyusunan skala prioritas; danf.
adanya
suatu
alat
pengukur
atau
standar
untuk
mengadakan penSawasan atau evaluasi.(3) RPPLH daerah memuat rencana tentang:
a.
pemanfaatan dan/ atau pencadangan surnber daya alarn;b.
pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/ atau fungsi lingkungan hidup;c.
peningkatanperan serta
masyarakatdalam upaya
pelestarianlingkungan hidup;
d.
pengendalian, pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelestarian sumberdaya alam; dan
e.
adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. (4) Penyusunan RPPLH da-erah dilakukan dengan cara :a.
SKPD menyiapkan rancangai'r awal RPPLH daerah;b.
SKPD melakukan pembahasan bersama dengal SKPD terkait;c.
melakukan diskusi terbatas dengan para ahli, provinsi dan nasional;d.
melakukan konsultasi publik;e.
penyusun€rn rancangan naskah akhir; danf.
dimuat dan ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunal Jangka Menengah Daerah.(5) RPPLH daerah menjadi dasar pen5rusunan dan dimuat dalam Rencama
Pembangunan
Jangka
Paljang
Daerahdan
Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah.
BAB tV
PEMAITFA.&?}N
Pasal 10
(1) Pemanfaatan sumber daya a-lam dilakukan berdasarkan RPPLH daerah.
(2) Dalam
hal
RPPLH daerah sebagaimana dirnaksud pada a,yat (1) belum tersusun, pemalfaatan sumber daya alam dilaksanakar berdasarkan dayadukung dan daya tampung iingkungan hidup dengal memperhatikan:
a.
keberlaajutan proses dan fungsi lingkungan hidup;b.
keberlanjutan produktifitas lingkungan hidup; danc.
keselarnatan, mutlr hidup dan kesejahteraan rnasyarakat.(3)
Daya dukung
dan
daya
tampung
lingkunganhidup
sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.
(4) Ketentuan lebih
lanjut
mengenai tata cara penetapan daya dukung dandaya tampung lingkungan hidup di atur dengan peraturar Bupati BA3 V
PEITGEI{DALIAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 11
(1)
Kegiatan
pengendalian pencemaranlingkungan
hidup
dan/ atau kerusakan lingkungan hidup meliputi:a.
pencegahan;b.
penanggulangan; danc.
pemulihal.(2) Ruang
lingkup
pengendalian pencernziran lingkungan hidrrp dan/ ataukerusakan lingkungan
hidup
sebagaimana dimaksudpada ayat
(f) meliputi:
-13-a.
pencemaran air permukaan;b.
pencemaral air laut;c.
pencemaran udara;d.
limbah padat dan cair ;e.
pencemaran air Tanah; dan;f.
kerusakan lingkungan hidup.(3) Perumusan kebijakan, pengawasan
dan
koordinasi penyelengg€raan kegiatan pengendalian pencemaran dan/atau
peru$akan tringlcungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) da-n ayat (2), dilaksanakan oleh' Instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahaldi
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.(4)
Instansi
yang
menyelenggarakanurLlsan
pemerintahandi
bidarg perlindungan dan pengelolaan Iingkungan hidup sebagairnana dirnaksudpada
ayat
(3)wajib
menyusun laporan ke4'ahasil
pengawasan dankoordinasi secara berkala, serta rnelaporkannya kepada Bupati. Bagiao Kedua
Pencegahan Pasal 12
(1) Pemerintah Daerah
wajib
melakukan pencegahan dengan melakukan upaya:a.
membangun kesadaran bahwa lingkungan memiliki keterbatasan dayadukung lingkungan hidup dan daya tampung lingkungan hidup;
b.
mengubah perilaku masyarakat dalam poia konsumsi dan produksiyang tidak berkelanjutan menjadi berkelanjutan;
c.
mengatasi permasalahan kependudukan, t:.:ta ruar:.g, emisi, penetapanlokasi
kegiatanindustri,
mengembangkan teknologlyang
ramah lingkungal hidup; dand.
membangun dan mengembangkan sistem' peringatan dini dan tanggapdarurat dalam
hal
terjadinya
pencemaran dan/atau
kertlsakan lingkungan hidup.(2)
Instrumen
pencegahan pencemarandatl
atau
kerusalan
lingkungan hidup terdiri atas:KLHS;
tata mang;
baku mutu lingkungan hidup;
kriteria baku kerusakan lingkungal hidup;
Amdal; UKL-UPL;
SPPL;
perizinan;
instrumen ekonomi lingkungan;
a. b. c. d. e. f. h. i.
j.
peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;k.
anggaran berbasis lingkungan hidup;1.
analisis risiko lingkungan hidup;m. audit lingkungan hidup; dan
n.
instrumenlain
sesuai dengan kebutuhandan/atau
perkembanganilmu pengetahual.
Paragraf 1
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Pasal 13
(1) Pemerintah Daerah
wajib
menyusun KLHSuntuk
memastikan bahwaprinsip-prinsip pembangunan berkeLanjutan
telah
menjadi dasar danterintegrasi dalam penl'usunan pembangunan suatu witrayah dan/atatl kebiiakan, rencana dan/ atau program.
(2) Pemerintah Daerah menyusun KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ke dalam penyusunan atam evaluasi:
a.
RencanaTata
Ruang Wilayah beserta rencana isiannya, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah; dan
b.
Kebijakan, rencana, dan/ atau program yang berpotensi menirnbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.(3) KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:
a.
pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau prograrn terhadapkondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;
b.
perumusan alternatif penyempurnaarrkebijalan,
rencana dan/atau program; danc.
rekomendasi perbaikanuntuk
pengambilan keputr"rsan kebijakan,rencana
dal/atau
prograrn
yang
mengintegrasikan prinsippembangunan berkelanjutan.
Pasal 14 KLHS memuat kajian antara lain:
a.
kapasitas daya dukung lingkungan hidup dan daya tarnpung tingkungan hidup daerah untuk pernbangunan;b.
prakiraan mengenai dampakdan risiko
lingkunganhidup
yang akan tedadi dari usaha dan/ atau kegiatan di daerah;c.
kinerja layanan/jasa ekosistem;d.
efisiensi pemanfaatan sumber daya atrarn daerah;e.
tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap dampak pemanaszul-
15-f.
tingkat
ketahanandan
potensi keanekaragamanhayati yang ada
didaerah.
Pasa1 15
(f)
Hasil KLHS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) menjadi dasar kebijakan, rencana, dan/ atau program pembangunan daera-h.(2) Apabila
hasil
KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakanbahwa daya dukung dan daya tarnpung sudah terlampaui, maka :
a.
kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan daerah tersebut wajib diperbaiki sesuai rekomendasi KLHS; danb.
setiap usaha dan/ atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung lingktmgar hidup dan daya tar,npung lingkungan tidak diperboiehkan1S1
xr,ff
ai"usun dan
dilaksanakan dengan melibatkan rnasyarakat danpemangku kepentingal.
(4) Pelaksanaan KLHS dilakukan dengan mengikuti kaida1l:
a.
fokus pada tujuan;b.
relevan dengan keputusan;c.
terpadu;d.
transparan;e.
partisipatif;f.
akuntabel;g.
interaktif; danh.
evaluasi diri. Patagruf 2 Tata Ruang(l)
Untuk
menjaga kelestarian fungsi lingkunganhidup dan
keselamatanmasyarakat, setiap rencana
tata
ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS;(2) Rencana
tata
ruang
wilayah
sebagaimana dimaksudpada
ayat
(1)ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan hidup dan daya tampung lingkungan hidup.
Pasal 17
(1) Pemanfaatan ruang untuk usaha dan/ atau kegiatan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
(2) Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus rnendapat
izin sesuai peraturan perundang-undangan
yalg
berlaku.Paragraf 3
Baku Mutu Lingkuagan Hidup
Pasal 18
(1) Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur berdasarkan
standar
baku
mutu
iingkungan
hidup
sesuai
dengan
peraturanperundang-undangan.
(2) Baku rnutu lingkungan hidup meliputi:
a.
baku mutu air;b.
baku mutu air limbah;c.
baku mutu air laut;d.
baku mutu udara ambien;e.
baku mutu emisi;f.
baku mutu gangguan; dang.
baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.(3) Setiap orang dapat mernbuang lirnbah cair, emisi, kebisingan dan getaran ke media lingkungan hidup dengan syarat:
a.
memenuhi baku mutu lingkungan hidup, yang meliputi baku mutu air limbah,baku
mutu
emisi,baku
mutu
kebisingandan baku
mutugetaran; dan
b.
mendapatkan izin dari Bupati.(4) Ketentuan
lebih lanjut
mengenai bakumutu
lingkunganhidup
diatur dalam Peraturan Bupati.Paragraf 4
Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 19
(1)
Untuk
menentukan terjadinya kerusakan iingkungan hidup berdasarkan kriteria baku kerusakan lingkunganhidup
sesuaiperaturan perundang-undangan.
(2) Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup meliputi:
a.
kriteria baku kerusakan ekosistem; danb.
kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim.(3) Ikiteria baku kerusakan ekosisterr sebagaimana dirr,taksud pada
huruf a meliputi:
a.
kriteria baku kerusakar tanah untuk produksi biomassa;b.
kriteria baku kerusakal terumbu karang;c.
kriteria baku
kemsakan lingkumganhidup
yang b€rkaitan kebakaran hutan dan/ atau lahan;d.
kriteria baku kerusakan mangrove;diukur
dengan
aya.t (21
e.
kriteria baku kerusakan padang lamun; dan/ atauf. kriteria bale
kerusakan
ekosistem
lainnya
sesuai
dengan perkembangan iimu pengetahuan dan teknologi.(4) Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklirn sebagairmana dimaksud
pada ayat (2) huruf b didasarkan pada paramater antara lain:
a.
kenaikantemperatur;b.
kenaikan muka air laut;c.
badai; dan/ataud.
kekeringa-n.(5) Ketentuan
lebih
lanjut
mengenaikriteria baku
kerusakan lingkungan hidup diatur dalam Peraturan Bupati.Paragraf 5
Araisis Mengetai Ilamfrak Ir,iagkragan
Pasal 20
(1) Setiap pemralarsa
yang
melakukan usaha dan/atau
kegiatan yang berdampak penting terhadap linglrungan hidup wajib merniliki A@daI.(2) Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
a.
banyaknya pendudukyang
akan
terkena dampak rencana usahadan/ atau kegiatan;
b.
luas wilayah penyebaran darnpak;c.
intensitas dan larnanya dampak berlangsungd.
banyaknya komponen lingkunganhidup
lain
yang akan
terkenadampak;
e.
sifat kumulatif dampak;f.
berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/ ataug. kriteria
lain
sesuai dengan perkembanga-niknu
pengetahualdal
teknologi.(3) Kriteria usaha dan/ atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkepi Amdal terdiri atas:
a.
pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;b.
eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbaharukan maupun yangtidak terbaharukan;
c.
prosesdan
kegiatanyang
secara potensialdapat
menimbulkan pencemaran lingkungan hidup dan/ atau kenrsakan lingkungan hidupserta
pemborosandan
kemerosotan sumbqq,.daya alam
dalampemanfaatannya;
d.
proses kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi tingkungan alan,lingkungan buatan serta lingkungan sosial dan budaya;
e.
prosesdan
kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/ atau perlindungan cagar budaya;f.
introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan dan jasad renik;g.
pembuatan dan penggunaan bahan hayatidal
nonhayati;h.
kegiatanyang
mempunyairisiko tinggi
dan/atau
mempengaruhipertahanan negara; dan/atau
i.
penerapan teknologiyang
diperkirakan mempunyai potensi besaruntuk mempengaruhi lingkungan hidup.
Pasal 21
Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20
ayat (1) berupa dokumen sebagaidasar
penetapan keputusan kelayakan lingkunganhidup
yang memuat:a.
kajian dampak rencana usaha dan/ atau kegiatan;b.
evaluasi kegiatan di sekitar lokasi renaana usaha dan/ atau kegiatan;c.
saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap rencana usahadan/ atau kegiatan;
d.
prakiraan terhadap jenisdal
besaran dampak serta sifat penting dampakyang terjadi jika rencana usaha dan/ atau kegiatan tersebut dilaksanakan;
e.
eva-iuasi seczrra menyeluruh terhadap dampal<yang terjadi
untukmenentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup; darr
f.
rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.Pasal?.2
(1) Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 disusun oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat.
(2) Pelibatan masyarakat harus dilakukan berdasarkan prinsip keterbqkaan
dal
diumumkan sebelurn kegiatan dilaksanakan.(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.
yang terkena dampak;b.
pemerhati lingkungan hidup; dan/ atauc.
yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalarm proses Amdal.(4) Pelibatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sebelum pen]rusunan Dokumen Kerangka Acuan.
(5) Masyarakat sebagaimeura dimaksud pada
ayat (1)
dapat mengajukankeberatan terhadap dokumen Amdal'
(6) Ketentuan
lebih
lanjut
mengenaitata
cara
dan/atau
rnLekanisrnepengajuan keberatan masyarakat terhadap penyusuna-n dokumen Amdal diatur dalam Peraturan BuPati.
Pasal 23
(1) Dalam men]ruslrn dokumen Amdal pemrakarsa sebagaimena dirnaksud dalam Pasal
22
ayat (1) dapat dilakukan sendiri atau meminta bantuan
-19-(2) Penyusun Amda1 harus memiliki sertifikat kompetensi penlusun
lknu
'
(3) Dalam penelitian pen1rusunan dokumen Amdaldan
dokumen ka5lingkungan hidup lainnya pemrakarsa harus berkoordinasi dengan BLHi
atau sebutan lainnya.
Pasal 24
(1) Dokumen Amdal dinilai oleh Komisi penilai Amdal yang dibentuk dengar Keputusan Bupati.
(2)
Komisi
Penilai
Arrdal
menyampaikan rekomendasihasil
penilaian dokumen Amdal kepada Bupati.(3)
Bupati
berdasarkan rekomendasi penilaianatau
penilaian a-khir dariKomisi
Penilai
Amdal
menetapkan
keputusan kelayakan
atauketidaklayakan lingltungan hidup.
(4) Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai Komisi Penilai Amdaldiatur
dalamPeraturan Bupati.
Pasal 25
(1) Pemerintah daerah
dapat
membantu penJrusunan Arndalbagi
usahadan/
atau
kegiatan golongan ekonomi lemah yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup.(2) Bantuan pen5rusunan Amdal sebagaimana dimal<sud pada ayat (1) berupa fasilitasi, biaya, dan I atau penJrusunan Amdal.
(3)
Kriteria
mengenai usahadan/atau
kegiatan golongan ekonomi lemah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Paragraf 6
UKL-UPL Pasal 26
(1) Setiap pemrakarsa yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (3) wajib memiliki UKL-UPL.
(2) Ketentuan mengenai jenis usaha dan/atau kegiatan yang harus dilengkapi
dengan UKL-UPL diatur dalam Peraturan Bupati. Pasal2T
(1) Penyusunan UKL-UPL dilakukan rnelalui pengisian formulir UKL-UPL.
(2) Pemerintah daerah dapat membantu penJrusunan UKLLIPL
b,gi
usahadan /
atau
kegiatan golongan ekonomi lemah yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup.(3) Formulir UKLUPL yang telah diisi oleh pemrakarsa disarnpaikan kepada
Bupati melalui BLHD atau sebutan lainnya.
u
(4) Bupati melalui BLHD
atau
sebutan lainnya menerbitkan rekomendasi UKL-UPLberupa
persetujuan
atau
penoiakan
berdasarkan hasilpemeriksaan formulir UKL-UPL.
Pasal 28
Setiap
Pemrakarsayang
melakukan
usaha
dan/atau
kegiatan
yangberdampak lingkungan dan tidak wajib menyusun dokumen Amdal maupun
UKL-UPL wajib membuat SPPL.
Pasal 29
(1) SPPL sebagaimana dimaksud pada Pasal 28 harus mendapat perseh.{uan
dari BLHD atau sebutan lainnya.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan dan persetujuan SPPL diatur
dalam Peraturan Bupati.
Patagraf 7 Periziaan
Pasa} 3O
(1) Setiap pemrakarsa yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL juga wajib memiliki izin lingkungan.
(2\
lzin
lingkungan
sebagaimana dirnaksudpada ayat
(1)
diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL.(3) Izin lingkungan diterbitkan oleh Bupati sesuai dengan kewenangannya.
(4) Ketentuan lebih
lanjut
mengenaitata
cara penerbitanizin
lingkungan diatur dalam Peraturan Bupati.Pasal 31
(1) SeLiap Pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan wajib memiliki izin periindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
(21
lzin
perlindungandan
pengelolaan lingkunganhidup
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi :
a.
izin pembuangan air lirnbah ke air atau sumber air;b.
izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi pada tanah;c.
izin pembuangan lirnbah ke laut;d.
izin dumping ke laut; dan/ataue.
izin venting ke udara.(3)
Izin
perlindungandan
pengelolaan lingkunganhidup
sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh Bupati.
Pasal 32
(1) Permohonan
izin
lingkungan diajukan secaratertulis
oleh pemra-karsa
-23-Paragraf 8
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
Pasal 39
(1) Dalam rangka melestarikan fungsi lingkungan hidup, Pernerintah Daerah
wajib mengembangkan dan menerapkan instrumen ekonomi lingkungan hidup.
(2) Instr-umen ekonomi lingkungan hidup sebagairnana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
a.
perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi;b.
pendanaan lingkungan hidup; danc.
insentif dan/ atau disinsentif.Pasatr 40
(1)
Instrumen
perencanaan pembangunan
dan
kegiatan
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf a, meliputi :a.
neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup;b.
penyusunanproduk
domestikbruto yang
mencakup pen5rusutan sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan hidup;c.
mekanisme kompensasi/ imbal jasa liagkungan hidup; dand.
internalisasi biaya lingkungan hidup.(2) Instrumen pendanaan lingkungan hidup sebagaimana dirnaksud dal:rn
Pasal 39 ayat (21 huruf b, meliputi:
a.
dana jaminan pemulihan iingkungan hidup;b.
dana
penanggulangan pencemaran dan/atau
kerusakan
danpemulihan lingkungan hidup; dan
c.
dana amanah/ bantuan untuk konservasi.(3) Insentif dan/
atau
disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf c, melipuli:a.
pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup;b.
penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup;c.
pengembangan sistem lembaga keuanganyang ramah
lingkungan hidup;d.
pengembangan sistem perdagangan, izin pernbuangan lirnbah dan/ atarr emisi;e.
pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup;f.
pengembangan asuransi lingkungan hidup;g.
sistem penghargaan kinerjadi
bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup; dan
h.
pengembangan sistem label ram" h lingkunga:l hidup.(4) Ketentuan mengenai instrumen ekonomi lingkungan hidup sebagaimana
(4) Setiap orang berhak mendapatkan pembinaan, pengernbangan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya alam dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
(5) Setiap orang berhak untuk berperan dalarq perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(6) Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran
lingkungan hidup dan/ atau perusalan lingkungan hidup.
Bagian Kedua Kewajiban
Pasal 49
(1)
Setiap
orang
wajib
memeiihara
fungsi
lingkungan
hidup
serta mengendalikan pencemarandal/
atau kemsakan lingkungan hidup.(2)
Setiap orang
yang
melakukan
pencema.ran dan/atau
pemsakarllingkungan
hidup wajib
melakukaa
penanggulargan pencerna:ranlingkungan hidup dan/ atau kerusakan lingkungan hidup serta pemulihan fungsi lingkungan hidup.
(3)
Setiap orang
yang
melakukan
usaha
dan/atau
kegiatan
dan mengakibatJ<antimbulnya
pencem€rranlingkungan
hidup
dan/atau kerusakan lingkungan wajib menanggung semua biaya penanggul€rngan,pemulihan lingkungan dan kerugian kepada pihak yang terkena da:npak, (4) Setiap orang pelaku usaha dan/ atau kegiatart yang rnengetruarkan ernisi
dan/ atau kebisingan wajib melakr:,kan pengujian kuatritas udara, emisi dan/ atau kebisingan secara berkala.
(5) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang membuang
air limbah wajib:
a.
memiliki izin pembuangan air limbah;b.
melakukan pengujiankualitas
air
limbah
dengan menggllnakan laboratorium yang terakreditasi;c.
mengolah semua air limbah dan membuang sesuai dengan bal4l mutuyang dipersyaratkan sesuai peraturan perundang-undangarr;
d.
melaporkan hasil pengolahanair
timbah, meliputi: debit, kadar danbeban pencemar secara berkala setiap buleanya kepada Bupati;
e.
merniliki unit organisasi yang berfungsi dalam penangarran pengelolaanlingkungan hidup;
f.
memiliki manajer lingkungan dan tenlaga operator insfalasi pengolahan-28-Pasal 5O
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib:
a.
memberikan informasiterkait
dengan perlindungandan
pengelolaanlingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu;
b.
menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; danc.
menaati ketentuan tentangbaku
mutu
lingkunganhidup
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.Bagiar. Ketiga Larangaa
Pasal 51
(1) Dalam
rangka
pengendalian pencemarandan
kerusakan lingkungansetiap orang dilarang :
a.
melakukan pengenceranair
limbah dalam upaya pemantauan batas kadar yang dipersyaratkan ;b.
membuang limbah padat dan/ atau gas kedalam air dan sumber air;c.
membuang emisi melampaui keterrtuan yang ditetapkan;d.
melakukan kegiatan
pembakaranhutan
dan/atau
phan
sertapembakaran sampah organik dan
anorganik;
t
e.
melakukan pembukaar lahan dengan cara membakar;f.
melakukan pengembangan usaha dan/ atau kegiatan yang telah ada pada kawasanlindung tanpa
rnelakukankajian darl
persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang;g.
men)rusunamdal tanpa memiliki sertifikat
kompetensi pen5rusunamdal; dan/atau
h.
memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghitralgkan informasi, merusak inforrnasi atau memberikan keterangan yanrg tidak benar.(2) Dalam upaya pelestarian
dan
perlindungan fungsi lingkungan hidup,setiap orang dilarang:
a.
melakukan penangkapan, perburuan, penangkaran dan perdaganganflora dan fauna yang mempunyai pengamh pada ketrestarian ekosistern
di
wilayah daerah tar:.pa izir: Bupati kecualiuntuk
jenis-jenis hasilbudidaya;
b.
melakukan usaha dan/ atau kegiatan penambar,rgandi
luar
kawasanpertambangan tanpa izin Bupati;
c.
melalrukanaktilitas
penambangandi
bantaran
sungai
danlatanusepanjang sempadan
aliran
sungai
dan
kawasanyang
memilikikelerengan lebih dari 40% (empat puluh persen);
d.
melakukan pembuangan sarnpah atau lir,nbah padat pada badan airdan
tempat-tempatlain
yangtidnk
diperuntukkan sebagai ternpat pembuangan sampah;h.
hat-hal
lain
dalam rangka peningkatankinerja
per.lindungan danpengelolaan lingkungal hidup.
BAB:gI
SANKSI AI}MNNISIIRATIT Pasal 61
(1) Setiap per.usahaan dan badan yang melanggar ketentuan Pasal 20 ayat (1),
Pasal
28,
Pasal 31 ayat(1),Pasal 36ayat(21,Pasal 37,Pasal 38ayat(1), Pasal 42, Pasal 45 ayat (1) dikenakan sanksi adrninistratif.(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud p^da ayat (1) bempa :
a.
peringatan tertulis;b.
penghentian sementa,ra kegiatan;c.
penutupan lokasi; dan/ ataud.
pencabutan izin.(3)
Sanksi administratif
tidak
membebaskan penanggungjawab
usahadan/ atau kegiatan dari tanggung jawab pemrrlihan lingkungan dan sanksi
pidana.
(4) Segala biaya yang dikeluarkan
untuk
penanggulangan dan pem,uiihanlingkungan hidup yang diakibatkan oleh pencemaran lingkungan hidup
dan/atau
perusakan lingkunganhidup
karena terjadinya pelanggaransebagaimana dimaksud pada
ayat
(1) dibebankan kepada pemrakarsa usaha dan/ atau kegiatan.Pasal 62
Penetapan
sanksi
administratif sebagaimana dimaksuddalam
Pasal 62 ayat (21 didasarkan atas:a.
berat atau ringannya jenis pelanggaran yang diiakLlkan oieh perr,regar,lg izinlingkungan.
b.
ketaatan pemegang izin lingkungan terhadap pemenuhan persyaratarl dankewajiban yang telah tercantum dalam izirr lingkungan.
c.
dampak lingh-rngan hidup yang terjadi atas peianggaran yang dilakukanoleh pemegang izin iingkungan.
Pasal 63
BLHD mer,nberikan teguran/peringatan
terlulis
kepada pemrakarsa usahadan I atau kegiatan melalui mekanisme:
a.
teguran/ peringatan tertulis pertama diberikan segera setelah ditemukan bukti pelanggaran pada saat dilakukan pengawasan paling larr,ra 7 (tujuh)hari;
b.
pemberian jangka waktu pelaksanaan perintah yangtercartuai
dal,arn
-34-(6) Pengenaan sanksi administratif berupa paksaan pernerintah ditetapkan melalui Keputusan Bupati.
Pasal 65
(1) Pembekuan Izin Lingkungan dan/ atau Izin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup diterapkan apabila penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan:
a.
tidak melaksanakan paksaan pemerintah;b.
melakukan kegiatanselain
kegiatanyang
tercantum dalarn Izin Lingkungan sertaIzin
Perlindungandan
Pengelolaan Lingkungan; dan/atauc.
dugaan pemalsuan dokumen persyaratanIzin
Lingkungan dan/atau Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan.(2) Pencabutan Izin Lingkungan dan/atau Izin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup diterapkan apabila penanggung jawab usaha dan / atau
kegiatan:
a.
rnemindahtangankanizin
usaharqyakepada
pihak lailr
tanpapersetu-iuan tertulis dari pernberi izin usaha;
b.
tidak melaksanalan sebagian besar atau seluruh paksaan pemerintahyang telah diterapkar dalam waklu tertentu; dan/ atau
c.
telah
menyebabkan terjadinya pencemaran dan/atatl
pemeakanlingkungan
yang
membahayakan keselamatandan
kesehatan manusla.BAB
XIII
PENYELESAIAN SENGKETA LINGI(UNGATV HIDUP
Bagiaa Kcsatu Urnum
Pasat 66
(1) Penyelesaian sengketa
lingkungal
hidup
dapat ditempuh
melaluipengadilan atau di luar pengadilan.
(2) Pemerintah Daerah bertindak sebagai pihak yang mewakili lingkungan
hidup atas
pencemaranlingkungan
lidup
dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang bukan milik perorangan atau badan hukurn.(3) Pemerintah Daerah dapat bertindak sebagai fasilitator dan mediator dalam
penyelesaian sengketa lingkungan hidup.
(a) Gugatan
rnelalui
pengadilanhanya
dapat
diternpuhpllabita
upgra penyelesaian sengketadi
luar
pengadilan yangdipilih
dinyatakan&k
berhasil oleh salah satu atau para pibak yang bersengketa.d.
melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengantindak
pidana
di
bidang
perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup;
e.
melakukan perneriksaandi
tem.pat tertentu yang diduga tendapatbahan bukti, pembukuan, catatan, dan dokumen lain;
f.
melakukan penyitaal terhadap ba1lan dan barang hasil pelanggaranyang dapat dijadikan
bukti
dalam perkaratindat
pidanadi
bidang perlindungan dan pengeiolaan tringkungan hidup;g.
meminta bantuanahli
dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikantindak
pidanadi
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;h.
menghentikan penyidikan;i.
memasuki tempat tertentu, rnernotret, dan/ atau r,nernbuat rekarnan audio visual.(3)
Dalam
hal
PPNS sebagaimana dimaksudpada
ayat (1)
melalrukan penyidikan, PPNS memberitahukan kepada penyidik pejabat Polisi NegaraRepublik Indonesia guna kelancaran penyidikan.
(4) PPNS sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) r,nernberitahukan dirrrutrainya
penyidikan kepada Penuntut Umum dengan tembusal kepada penyidik
pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.
(5) Hasil penyidikan yang telah dilakukan oleh PPNS disampaikan kepada
penuntut umum.
BAB
)(lI
KBTENTUAN PIDANA Pasal 75
(1)
Setiap
orang
dan/atau badan hukum yang
rnelanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Pasal 30 ayat (1), Pasal 46, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51, dan Pasai 56 diancam dengan pidana kurungan paling lama
6
(enam) bulan dan denda paling banyakRp5O.OOO.OOO.OO,-(lima puiuh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adafan pehnggaran.
BrdB
Xllfi
K
TENTTIA}T PERALIIIAIIPasal 76
(1)
Dokumen lingkungan
yang
telahberlakunya
PeraturanDaerah
ini, dipersamakan sebagai izin lingkungan.mendapat
persetujuan
sebelumdinyatakan
teta-pberlaku
dan
-39-(2)
Izin
Lingkungan yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya peraturanDaerah ini tetap berlaku sampai dengan habis berlakunya izin.
(3) Orang atau Badan yang telah memiliki izin lingkungan yang telah ada
sebelum berlakunya Peraturan Daerah
ini,
tetap
berlakudan
dalamjangka waktu paling lama
1
(satui tahun harus raenyesr.mikan denganPeraturan Daerah ini.
BAB ,r\/II.-,
KETENTUAN PENUTUP
PasalTT
Peraturan pelaksanaan
dari
Peraturan Daerahini
harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundargkan.Pasatr 78
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Morowali.Ditetapkan di Bungku
pada tanggal 28 O6(nbef BUPATI MOROWALI, 20L5 D D iunda-ngkan di Bungku padatanggal
^q
06kn*r
2015 KABUPATEN MORDrs. H. MAIDHZUN ILWAN zuDHWAN
LEMBARAN DAERAH KAI}UPATEN MOROWALI TAHUN 2015 NOMOROS
NOREG 1O7 PERDA KAB. MOROWAII, PROV. SULAWESI TENGAH: (O3/2O15) ANWAR
Perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
menuntut dikembangkannya suatu sistem terpadu berupa suatu kebijakan dalamperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan
secara taat dari seiuruh pemangkLr kepentingarr..
Penggunaan sumber daya alarn harus selaras, serasi dan seirnbartg dengan fungsi lingkungan hidup ssfuagai konsekwensi kebijakal, rencana
usaha
dan/atau
kegiatan program pembangunanharus
dijiwai
oleh kewajiban melestarikan lingJ<un8anhidup dan
mewujudkan t rjuanpembangunan.
Peraturan
Daerah
ini
mewajibkan PernerintahDaerah
untuk melaksanakantugas
dan
tanggungjawabnya
dalam
pengelolaanlingkungan
hidup
sesuai
kewenangandan
ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dan sebagai iandasan trukurn forrnalbagi
Pemerintah Daerahdalam
rnenyeimbangkan perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup.
Peraturan Daerah
ini
memberikan kewenangan yangluas
kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan seluruh kewenangan PemerintahDaerah
di
bidang perlindungal dan pengelolaan lingkungan hidup sertameiakukan koordinasi dengan institusi/lembaga yang mempurlyai beban
kerja sesuai dengan Peraturan Daerah ini.
II.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1Cukup jelas. Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan'asas tanggung jawab daerab" adalah:
a.
daerah
menjamin pemanfaatansumber
daya
alam
akanmemberikal manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
dan mutu
hidup
rakyat,baik
generasi rnasakinr
rnaupungenerasi masa depan;
b. daerah menjamin hak warga masyaralat atas lilgkungan hidup
yang baik dan sehat; dan
c. mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya
'
alam yang
menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakanlingkungan hidup. Huruf b
Yang dimaksud dengan "asas kelestarian
dan
keberlanjutan" adalah bahwa setiap orang mernikul kew4iibandan
tanggung jawab terhadap generasi mendatar,rgdan
terhadap sesanr€uryadalam satu generasi dengan melakukan upaya pel,estarian daya
-42-Huruf c
Yang dimaksud dengan "asas keserasian
dan
keseimbangan,,adalah bahwa
pemanfaatan
lingkungan
hidup
harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan serta pelestarian ekosistem.Huruf d
Yang
dimaksud
dengan'asas
keterpaduan"adalah
bahwa perlindungandan
pengelolaan lingkungan
hidup
d,i,Iakukan dengan memadukan berbagai unsur atau mensinergikankomponen terkait. Huruf e
Yang dimaksud dengan "asas manfaat" ada-lah bahwa segala
usaha
dan/atau
kegiatan pembangunanyang
dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya alarn dan lingkulnganhidup
untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia yang sela-ras dengan lingkungannya.Huruf
f
Yang
dimaksud dengan"asas
kehati-hatian"adalah
bahwaketidakpastian mengenai dampak suatu usaha dan/ atau kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
bukan
merupakan alasanuntuk
menunda langkah-langkah meminimalisir atau rnenghindari ancarnan terhadap perlcenlaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup.Huruf g
Yang
dimaksud dengan
"asas
keadilan"
adalah
batrwaperlindungan
dan
pengelolaanlingkungan
hidup
harus mencerminkan keadilan secErra proporsional bagi setiap wargamasyarakat, baik lintas daerah, lintas generasi, maupun lintas
gender.
Huruf h
Yang
dimaksud dengan
"asas
ekoregion"adalah
bahwaperlindungan
dan
pengelolaanLingkungan
hidup
harus memperhatikankarakteristik sumber
daya alam,
ekosistem,kondisi
budaya maqtarakat seter,npat,dan
l,rearifanlokal.
Hurufi
Yang dimaksud dengan "asas keanekaragaman hayati" adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
harusmemperhatikan
upaya
terpadu
untuk
mermperta-hankankeberadaan, keragamall, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati yang
terdiri
atas sumber daya alam nabati dan sumberdaya alam hewani yang bersama dengan
unsur
nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan merrrbentuk ekosistern.Hurufj
Yang dimaksud dengan "asas pencemar membayar" ada"lah bahwa setiap penanggung
jawab yang
usaha dan/atau
kegiatannya menimbulkan pencemaran danfatau
kerusakan
linglungan hidup wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan.Hurufk
Yang dimaksud dengan "asas partisipatif' adalah bahwa setiap anggota masyarakat didorong
urrtuk
berperan aktif d.alarn prosespengambilan keputusan
dan
pelaksanaan pertrindurgan danpengelolaan
lingkungal
hidup,baik
secara trangsung rnaupun tidak langsung.Huruf I
Yang dimaksud dengan "asas keadfan lokal" adalah ba-hwa dLatram
perlindungan
dan
pengelolaanlingkungan
hidrlg
harus memperhatikannilai-nilai
luhur
yang berlaku dalam
tata kehidupan masyarakat.Huruf m
Yang dirnaksud dengan "asas tata ketrola yang baiP
adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dijiwai
oleh
prinsip
partisipasi,
transparansi, akuntabilitas,efrsiensi, dan keadilan.
Huruf n
Yang dimaksud dengan "asas otonomi daerah" adalah bahwa
pemerintah daerah mengatur
dan
mengurussendiri
urus.lnpemerintahan
di bidalg
perlindungan
dan
pengelolaan lingkunganhidup
dengan mer,nperhaLtikan kekhusrlsan dankeragaman dalarn bingkai Negara Kesatuan Repubnik Indonesia. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasai 8 Cukup jeias. Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas. !
-44-Ayat (2) Huruf a Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.Hurufc
Yang dimaksud dengan Perkiraan dalam ketentuan
ini
tidakhanya dilakukan
mengenai potensi-potensidan
prospek-prospek perkembangan tetapi
juga
mengenaiha.mbatan-hambatan dan risiko-risiko yang mungkin dihadapi.
Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf
f
Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 1O Cukup jelas. Pasal 1 1 Ayat (1)Yang
dimaksud dengan pengendalian pencerrzrran dan/ atau kerusakan lingkunganhidup
dalamketentual
ini,
antara laihpengendalian:
a. pencemaran air, udara, dan laut;.dan
b. kerusakan ekosistem dan kerusakan akibat perubahan iklim. Ayat (2) Cukup je1as. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (41 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas.
Pasa-l 13
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "wilayah" adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan/atau
aspek fungsional.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan dampak dan/ atau risiko lingkungan hidup meliputi:
a. perubahan iklim;
b.
kerusakan,kemerosotan,
dan/atau
keptrnahankeanekaraggman hayati;
c. peningkatan intensitas
dan
cakupanwilayah
bencanabanjir,
longsor, kekeringan, danl atau kebakaran hutan dan lahan;d. penurunan mutu darl kelimpahan sumber daya alarrq
e. peningkatan alih fungsi kawasan hutan
dal/
atau lahan;f.
peningkatan jurnlah penduduk rniskin atau teraccarnrr3rakeberlanjutan penghidupan
sekelornpok mas5rarakat;dal/atau
g. peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasa-l 15 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4)
Hurufa
Yang dimaksud dengan kaidah
fokus
padatujuan
yaituproses pelaksanaan kajian konsisten dengan kebutuhan dan
-46-Huruf b
Yang dimaksud dengan kaidah relevan dengan keputusan yaitu proses pelaksanaan kajian berujung pada pengambilan
keputusan
yang
sejalan
dengan
isu
pembangunan berkelanjutan.Huruf c
Yang
dimaksud dengan
kaidah terpadu
yaitu
proses pelaksanaan kajian meb.astikan keserasian antar komponenlingkungan hidup, yaitu sosial budaya, ekonomi dan ekologi.
Huruf d
Yang dimaksud dengan
kaidah
transparanyaitu
proses pelaksanaankajian
dilakuBan dengan
terbuka
dandokumentasi
hasil
kejiannya menyajikan informasi yang jelas, mudah dimengerti dan dapat diakses oleh publik.Huruf e
Yang dimaksud dengan
kaidah
partisipatifyaitu
prosespelaksanaart kajian dilakukan bersarna-sama oleh seluruh
pemangku kepentingan yang relevan.
Huruf
f
Yang
dimaksud dengankaidah
akuntabelyaitu
prosespelaksanaan
kqiian
dilakukan
secara profesional, sesr.laidengan prosedur, terbuka, obyektif, seir.nbang dan hasitrnya
dapat dipertanggungiawabkan serta diverifikasi oleh pihak
Iain.
Huruf g
Yang
dimaksud
dengankaidah interaktif
yaitu
proses pelaksanaan kajian bersifat adaptif dan terbuka untuk dikaji ulang, diperdalam analisisnya dan dilakukan revisi.Huruf h
Yang dimaksud dengan kaidah evaluasi
diri yaitu
proaespelaksanaan
kajian
dilakukan
dengantidak
diserahkankepada pihak ketiga. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Ayat (1) Cukup jelas.
Hurrf
aYang dimaksud dengan "baku mutu air" adalah ukuran batas
atau
kadar makhluk hidup,zat,
energi,atau
komponen yang ada atau harus ada, dan/atau rlnsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.Huruf b
Yang dimaksud dengan
"baku
mutu
air
timbah" adalahukuran
batas ataukadar
polutan yang ditenggang untukdimasukkan ke media air. Huruf c
Yang dimaksud dengan "baku mutu air laut" ada-lah ukuran
batas
atau
kadar makhluk hidup,
zat,
energi,
atau komponenyang ada
atau
harus
ada
danL/ataLl
unsurpencemar yarig ditenggang keberadaannya di dalam air laut. Huruf d
Yang dimaksud
dengan
"baku
mutu
udara
ambien" adalahukuran
batasatau
kad.ar zat, energi, dan/ataukomponen
yang
seharusnya
ada,
dan/atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien.Huruf e
Yang dimaksud dengan
'baku
mutu emisi" adalah ukuranbatas
atau kadar
polutarr
yang
ditenggang untukdimasukkan ke media udara.
Huruf