• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLUENCE OF INFLUENCE SERVICE QUALITY TAX ON LAND AND BUILDING TAX REVENUE IN RULAR AND URBAN SECTOR IN THE GELUMBANG SUB-DISTRICT OF MUARA ENIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE INFLUENCE OF INFLUENCE SERVICE QUALITY TAX ON LAND AND BUILDING TAX REVENUE IN RULAR AND URBAN SECTOR IN THE GELUMBANG SUB-DISTRICT OF MUARA ENIM."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

71

THE INFLUENCE OF INFLUENCE SERVICE QUALITY TAX ON LAND AND BUILDING TAX REVENUE IN RULAR AND URBAN SECTOR IN

THE GELUMBANG SUB-DISTRICT OF MUARA ENIM.

Ida Zuraida

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UM Palembang Email: [email protected]

Abstract The formulation of the problem study was how the influence of Influence Service Quality Tax on Land and Building Tax Revenue in Rular and Urban Sector in the Gelumbang sub-district of Muara Enim. This study was aimed to find out the service quality tanx on land and building tax revenue in rural and urban sector in the Gelumbang sub-district of Muara Enim. This study was type associative research. The research sample in this study used 99 samples with a purposive sampling technique by slovin formula. The data used in this study was primary data taken by questionnaire. The techniques analysis used were regression linear simple and test the hypothesis. The results of the research found that the Service Quality Tax gave an influence on Land and Building Tax Revenue in Rural and Urban Sector in the Gelumbang sub-district of Muara Enim.

Keywords : Quality of service tax, Receipts Tax

Abstrak Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan pajak terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis asosiatif. Sampel penelitian dalam penelitian ini menggunakan 99 sampel dengan teknik purposive sampling dengan bantuan rumus slovin. Data yang digunakan data primer yang melalui penyebaran kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan uji hipotesis. Hasil penelitian diperoleh bahwa kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan Gelumbang kabupaten Muara Enim.

Kata Kunci : Kualitas pelayanan pajak, Penerimaan pajak Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Pajak bumi dan bangunan merupakan pemungutan daerah sebagai pembayaran atas objek pajak berupa bumi dan bangunan, dasar hukum pajak bumi dan bangunan adalah UU No. 12 tahun 1985 yang kemudian diubah menjadi UU No. 12 tahun 1994. Menurut undang-undang ini yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya, bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan perairan. Prinsip pengunaan pajak adalah untuk menjamin adanya kepastian hukum, keadilan, dan kesejahteraan serta didukung dengan sistem administrasi perpajakan yang memudahkan wajib pajak dalam membayar memenuhi kewajiban pembayaran pajak.

Pendayagunaan potensi pajak bumi dan bangunan hendaklah harus tetap dalam kewajaran, tidak membebani masyarakat, tidak mengorbankan kepentingan umum, potensinya memadai, tidak memberikan dampak negative terhadap perekonomian, memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat serta bertentangan dengan perundang-undangan yang lebih tinggi serta diatur dalam peraturan daerah (PERDA). Selain

(2)

72

itu harus dipertimbangkan juga efektifitas dan efisiensi pemungutan pajak bumi dan bangunan sehingga biaya yang dikeluarkan untuk memungut pajak bumi dan bangunan lebih efesien dan sesuai dengan hasil yang diperoleh.

Dasar pengunaan pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah nilai jual objek pajak (NJOP).Nilai jual objek pajak adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dalam suatu wilayah. Nilai jual objek pajak setiap tiga tahun sekali oleh direktorat jendral pajak atas nama menteri keuangan dengan mempertimbangkan pendapatan Gubernur/Walikota Kepala pemerintah daerah setempat apabila tidak terjadi transkasi jual beli, maka nilai jual objek pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek yang lain yang sejenis, atau perolehan baru, atau nilai objek pajak pengganti. Besar tarif pajak bumi dan bangunan (PBB) menurut pasal 4 UU No. 12 tahun 1994 adalah sebesar 0,3 (nol koma tiga persen).

Pemungutan pajak bumi dan bangunan (PBB) di Kabupaten Muara Enim wewenang pemungutannya diberikan kepada Walikota selaku kepala daerah Kabupaten/kota yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh dinas pendapatan daerah (DISPENDA) Kota Muara Enim. Dinas pendapatan daerah dalam melakukan koordinasi dengan kecamatan-kecamatan yang ada di kota Muara Enim. Salah satu kecamatan yang ada ada di kota Muara Enim adalah kecamatan Gelumbang. Berdasarkan survei pada kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim bahwa dalam pengurusan berkas atau pun surat seperti pembuatan kartu tanda penduduk, akte kelahiran, dan lain sebagainya, salah satu syaratnya membutukan bukti tanda lunas pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB). Maka dalam hal ini akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan dalam membayar pajak bumi dan bangunan (PBB), pembayaran pajak bumidan bangunan (PBB) merupakan wujud partisipasi warga negara terhadap penerimaan keuangan negara, semakin besar penerimaan negara maka semakin besar perencanaan pembangunan bisa direalisasikan.

Keberadaan pajak bumi dan bangunan sebagai salah satu jenis pajak yang dapat dimengerti, mengingat bumi dan bangunan telah memberikan keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai sesuatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari bumi dan/atau bangunan tersebut diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada negara melalui pembayaran pajak. Pajak bumi dan bangunan (PBB) yang merupakan pajak pusat dan tercantum dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) namun hasil penerimaannya seluruhnya telah dialokasikan kepada pemerintah daerah melalui mekanisme bagi hasil pajak. Hasil penerimaan ini, oleh pemerintah daerah digunakan untuk berbagai keperluan pemerintah daerah terutama untuk pembangunan di daerah. (Darwin, 2014:2) Setiap pemerintah daerah tentunya mempunyai keinginan untuk meningkatkan penerimaan daerah melalui pajak yang berguna bagi penyelenggaraan pembangunan di daerahnya. Penerimaan pajak yang maksimal tentunya didukung oleh kepatuhan wajib pajak. Dengan semakin tingginya tingkat penerimaan wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak atas penghasilannya maka diharapkan semakin besar pula tingkat penerimaan pajak penghasilan untuk negara, Rizki Wulandari (dalam Heryanto dan Toly, 2013).

Menurut Hardiyansyah (2018: 19) menyatakan bahwa pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.Namun dilihat dari kondisinya, banyak daerah-daerah yang masih rendah sumber penerimaan dari pajak bumi dan bangunan. Seperti halnya dengan pemerintahan daerah Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masih belum maksimal. Berikut data yang ada di Kantor Camat Gelumbang,

(3)

73 Kabupaten Muara Enim. Adapun data penerimaan PBB tahun 2013-2017, data tersebut dapat dilihat pada Tabel.1.

Tabel 1.

Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Kecamatan Gelumbang tahun 2013-2017 (dalam satuan Rupiah)

Tahun Jumlah seluruh Wajib Pajak

Target Wajib Pajak yang membayar PBB Realisasi Persentase 2013 13.093 422.977.698 2.330 87.591.057 20,71 2014 15.374 738.505.537 4.137 200.600.053 27,16 2015 14.809 705.701.849 3.632 187.327.451 26,54 2016 12.874 607.563.068 4.925 229.317.231 37,74 2017 13.191 618.297.312 5.384 246.042.805 30,79

Sumber: UPTD Dinas Pendapatan Kec.Gelumbang, 2018

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi pembayaran pajak bumi dan bangunan dari tahun 2013-2017 tidak pernah mencapai target yang ditentukan bahkan realisasi tersebut tidak pernah mencapai 50% dari target yang ditetapkan, sehingga ketetapan yang telah ditetapkan tidak tercapai. Penyebabnya yaitu kurangnya kesadaran dan pelayanan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya pemerintah daerah dalam mengelola pajak yang ada untuk pembangunan daerah.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Doni Sapriadi (2013) menunjukkan bahwa hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas pelayanan pajak, sanksi pajak dan kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran Wajib Pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan lingkungan Wajib Pajak berada berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim”

2. Identifikasi Masalah.

1. Kualitas Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim

2. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim

3. Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim

3. Rumusan Masalah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim Bagaimana”

(4)

74

Kajian Pustaka

1. Pajak Bumi dan Bangunan.

Pengertian pajak bumi dan bangunan adalah iuran yang dikenakan terhadap pemilik, pemegang kekuasaan, penyewa dan yang memperoleh manfaat dari bumi dan atau bangunan. Pengertian bumi disini adalah termasuk permukaan bumi dan tubuh bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakan secara tetap pada tanah atau perairan dan digunakan sebagai tempat tinggal atau tempat berusaha. Ikatan Akuntansi Indonesia (2013: 301), pengertian pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pengertian bumi yaitu permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya, permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak, perairan) serta laut wilayah republik Indonesia, sedangkan pengertian bumi adalah konturksi teknik yang ditanam atau diletakan secara tetap pada tanah atau perairan (jalan Tol, Kolam Renang, Pagar mewah, Tempat Olahraga, galangan kapal, dermaga, taman mewah, tempat penampungan, kilamg minyak, air, gas, pipa minyak, dan fasilitas lainya yang memberikan mafaat). Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan

Dalam mewujudkan atau merealisasikannya, Pajak Bumi dan Bangunan juga diatur oleh Peraturan Pemerintah serta Keputusan Menteri Keuangan. Jadi sebagai acuan untuk pelaksanaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah:

1). Peraturan Dirjen Pajak Nomor:PER-24/PJ/2016 tentang tata cara penilaian untuk penentuan nilai jual objek pajak sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan. 2). Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-48/PJ/2015 tentang tata cara pemberian nomor objek

pajak Pajak Bumi dan Bangunan.

3). Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-27/PJ/2014 tentang tata cara penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP )sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.

4). Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 139/PMK.03/2014 tentang klasifikasi dan penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan. 5). Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 23/PMK.03/2014 tentang penyesuaian besarnya

Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) Pajak Bumi dan Bangunan.

6). Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-38/PJ/2011 tentang tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.

7). Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-11/PJ/2011 tentang tata cara penetapan Wajib Pajak atas Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang belum jelas diketahui Wajib Pajaknya dan pencabutan penetapan sebagai Wajib Pajak.

8). Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.03/2011 tentang permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Penerimaan Pajak.

Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan. Berdasarkan Undang- Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2017, mengungkapkan pengertian penerimaan pajak sebagai berikut: “Penerimaan pajak adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional”. Sedangkan Siti (2017: 32) mengungkapkan bahwa : “Penerimaan pajak walaupun menjadi hal utama penerimaan negara bukan menjadi hal yang dibenarkan apabila dalam praktiknya pengumpulan pajak dilakukan secara maksimal atau sebesar-besarnya.

Pemasukan dana melalui pajak dikatakan secara optimal memiliki makna bahwa usaha memasukkan dana jangan sampai ada yang terlewatkan, baik wajib pajak maupun objek pajaknya. Diharapkan jumlah pajak yang memang seharusnya diterima kas negara

(5)

benar-75 benar masuk semua. Dan tidak ada yang luput dari pengamatan fiskus mengenai objek pajak”. Pelayanan Pajak Menurut Hardiyansyah (2018: 19) menyatakan bahwa pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan, sebagai jaminan adanya kepastian bagi pemberi di dalam proses pengajuan permohonannya. Menurut Hardiyansyah (2018: 36) standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai pedoman yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan, dan menjadi pedoman bagi penerima pelayanan dalam proses pengajuan permohonan, serta sebagai alat kontrol masyarakat dan atau penerimaan layanan atas kinerja penyelenggara pelayanan.

Standar pelayanan publik menurut Keputusan Menteri PAN nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, sekurang-kurangnya meliputi:

1) Prosedur pelayanan. 2) Waktu penyelesaian. 3) Biaya pelayanan. 4) Produk pelayanan. 5) Sarana dan prasarana.

6) Kompetensi petugas pelayanan.

3. Kualitas Pelayanan

Kualitas Pelayanan adalah totalitas dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler dan Keller 2012: 143). Adapun dimensi kualitas menurut Zeithaml et al. (1990) (Hardiyansyah, 2018: 63) kualitas pelayanan dapat diukur dari lima dimensi, yaitu:

a. Keandalan (reliability)

Keandalan (reliability) merupakan kemapuan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama (right the first time). Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang disepakati.yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

b. Daya tanggap (responsiviness)

Daya tanggap (responsiveness) merupakan keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Daya tanggap dapat berarti respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan.

c. Jaminan (assurance)

Jaminan (assurance) merupakan mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Asuransi atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan kenyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampuan penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen.

(6)

76

Empati meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan. Empati merupakan kemapuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan dan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan gabungan dari akses yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.

e. Bukti fisik (tangibles)

Bukti fisik (tangible) merupakan meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. Hal ini bisa berarti penampilan fasilitas fisik, seperti gedung dan ruangan front office, tersedia tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan. Bukti fisik dari perusahaan penyedia jasa dapat mempengaruhi keyakinan dan persepsi konsumen. Harapan konsumen dapat meningkat dengan melihat bukti fisik dari perusahaan penyedia jasa.

4. Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Penerimaan Pajak.

Kualitas Pelayanan adalah totalitas dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut Siti (2017:34) menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Fiskus atau administrasi pajak adalah orang atau badan yang bertugas memungut pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Petugas pajak yang memiliki wewenang dalam administrasi perpajakan dan berhubungan dengan masyarakat pembayaran pajak harus memiliki intelektualitas tinggi, terlatih baik, digaji baik, dan bermoral tinggi. Petugas pajak hendaknya menyadari bahwa semua tindakan yang dilakukan, serta sikap terhadap wajib pajak dalam rangka pelaksanaan tugasnya mempunyai pengaruh langsung terhadap kepercayaan masyarakat akan sistem perpajakan secara keseluruhan. Menurut Cindy dan Yenni (2013) menyatankan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini menggunakan kajian deskriptif, dengan kata lain bahwa kajian yang penulis terapkan menggunakan teori-teori yang dikemukakan para ahli. Menganalisis hubungan variabel X dengan variabel Y.

Sumber: Peneliti, 201

Gambar.1 Kerangka Teori Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim.

Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

(Y) Kualitas Pelayanan

(7)

77

METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian.

Jenis penelititan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pelayanan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunandi Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim.

2. Operasionalisasi Variabel.

Penganalisisan penelitian ini membatasi dengan operasional variabel yang dipakai, sesuai dengan kajian permaslahan agar sesuai dengan tujuan penelitian.

Tabel 2.

Operasionalisasi Variabel

NO Variabel Definisi Indikator

1 Kualitas Pelayanan Pajak (X)

Totalitas dan

karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. 1) Keandalan 2) Daya Tanggap 3) Asuransi 4) Empati 5) Bukti Fisik 2 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (Y)

Semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional

1) Kejelasan dan kepastian peraturan perundangundangan perpajakan

2) Tingkat intelektual masyarakat 3) Kualitas fiskus

4) Sistem administrasi perpajakan yang tepat Sumber : gagasan penulis berdasarkan teori, 2018

3. Metode Analisis

Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang diajukan, alat teknis analisis statistika yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana, model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah

Y = a + bX +e

Keterangan :

Y = Penerimaan pajak bumi dan bangunan a = Konstanta

b = Koefisien regresi variabel X X = Kualitas pelayanan pajak e = eror of term

4. Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer karena berupa jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa pertanyaan atau kuesioner dan observasi. Kuesioner dilakukan dengan memberikan daftar pernyataan dengan yang akan diteliti, sedangkan observasi dilakukan guna mendapatkan data gambaran Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim.

(8)

78

Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengkuatitatifkan data kualitatif digunakan skala likert.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah uji instrumen data, regresi linier sederhana dan uji hipotesis.

1. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di kantor UPTD Dinas Pendapatan Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim.

2. Populasi dan Sampel

Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 13.191 Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling dengan bantuan rumus Slovin. Menurut Sugiyono (2014:85) purposive sampling adalah pengambilan sampel sumber data dengan petimbangan tertentu. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga jumlahnya 99 responden dengan tingkat kesalahan yang ditoleransi yaitu 10%

Hasil Penelitian 1. Uji Validitas

Hasil uji validitas memperlihatkan nilai rhitung setiap indikator variabel kualitas pelayanan dan penerimaan PBB setiap item pernyataan dinyatakan valid, karena nilai rhitung > dari 0,361.

2. Uji Reliabilitas

Nilai Cronbach’s Alpha semua variabel lebih besar dari 0,600 sehingga dapat disimpulkan indikator atau kuesioner yang digunakan variabel kualitas pelayanan dan penerimaan PBB semua dikatakan reliabilitas dan dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel.

3. Pengujian Regresi Linear

Analisis regresi linear sederhana ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antarakualitas pelayanan pajak terhadap penerimaan PBB. Setelah dilakukan penganalisisan dengan bantuan program SPSSVersi 23, maka didapatkan output sebagai berikut:

Tabel 3. Coefficients Regresi Linier Sederhana

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std Error Beta 1 (constant) Kualitas pelayanan pajak 10,815 ,454 2,656 ,074 ,527 Sumber : Hasil olah data primer

Hasil uji regresi linear sederhana diperoleh dengan menggunakan program SPSS Versi 23, pengaruh kualitas pelayanan terhadap penerimaan PBB dapat digambarkan dengan persamaan regresi sederhana sebagai berikut :

(9)

79 Konstanta sebesar 10,815, menyatakan bahwa jika kualitas pelayanan pajaknilainya 0, maka penerimaan PBB bernilai sebesar 10,815. Hasil perhitungan nilai koefisien variabel kualitas pelayanan (X) adalah sebesar 0,454yang dapat diartikan bahwa apabila kualitas pelayanan pajak meningkat sebesar 1 poin, maka penerimaan PBB akan meningkat sebesar 0,454dan begitu juga sebaliknya jika kualitas pelayanan pajak menurun sebesar 1 poin maka penerimaan PBB akan menurun sebesar 0,454.

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel bebas, yaitu kualitas pelayanan pajakterhadap penerimaan PBBsecara bersama-sama sebagai berikut :

Tabel.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,527a ,278 3,25132 3,25132 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 23,0

Nilai korelasi (R) diperoleh sebesar 0,527yang berarti bahwa hubungan antara tingkat asosiasi variabel bebas yaitu kualitas pelayanan pajak terhadap penerimaan PBB tergolong sedang. Angka Adjusted R Square (nilai koefisien determinasi R²) sebesar 0,278memberikan makna bahwa kontribusi yang diberikan variabel kualitas pelayanan pajakhanya mampu menjelaskan perubahan terhadap variabel penerimaan PBBsebesar 0,278atau sebesar 27,8% sedangkan sisanya 72,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.

5. Uji Hipotesis (Uji t)

Selanjutnya untuk menguji hipotesis dengan penguji t-test gunamelihat pengaruh antara variabel independen dan dependen secara satu persatu dalam hal ini adalah variabel kualitas pelayanan pajak terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB).

Tabel 5. Uji t (Secara Parsial)

Model T Sig. 1 (Constant) Kualitas pelayanan 4,071 6,111 ,000 ,000 Sumber: Hasil Output SPSS Versi 23, 2019

Dapat dijelaskan bahwa: Nilai ttabel dengan taraf nyata (α) = 5% dan df (n-2) = 99 - 2 = 97, adalah sebesar 1,985. Berdasarkan tabel coefficients, dapat dilihat thitung untuk variabel kualitas pelayanan pajak terhadap penerimaan PBB adalah sebesar 6,111hal ini berarti thitung 6,111> ttabel1,985, atau nilai signifikan thitung 0,000< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB).

Pembahasan.

Hasil Penelitiaan Penelitian ini menggunakan data kuesioner yang kemudian diubah menjadi data interval dengan bantuan MSI. Setelah data berubah menjadi data interval, data diolah dengan menggunakan SPSS Versi 23 untuk mengetahui apakah variabel kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak Bumi dan Bangunan.

(10)

80

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh hasil bahwa nilai minimum kualitas pelayanan pajak sebesar 22,20, nilai maksimum sebesar 46,20, nilai ratarata sebesar 35,45 dan nilai standar deviation sebesar 4,42. Nilai minimum penerimaan PBB-P2 sebesar 15,47, nilai maksimum sebesar 34,65, nilai rata-rata sebesar 26,93 dan nilai standar deviation sebesar 3,81.

Hasil penelitian diperoleh bahwa kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan akan semakin tinggi pula penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) diperoleh. Kualitas pelayanan adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh fiskus sebagai upaya pemenuhan kebutuhan wajib pajak, hal ini bertujuan untuk menjaga kepuasan wajib pajak. Memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada wajib pajak dapat dilakukan dengan cara membantu wajib pajak yang mengalami kesulitan ataupun permasalahan terkait perhitungan, penyetoran dan pelaporan, sehingga wajib pajak mengerti dan paham akan kewajiban yang harus dipenuhinya. Wajib pajak yang mendapatkan pelayanan dengan kualitas yang baik akan senantiasa merasa senang dan merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh fiskus atau petugas pajak, karena wajib pajak dapat memperoleh kemudahan dalam menyelesaikan dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak. Semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan semakin patuh wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Artinya apabila kualitas pelayanan baik, maka kepatuhan wajib Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) akan meningkat dan tentunya dengan memberikan pelayanan yang baik dapat meningkatkan penerimaan pajak khususnya pajak bumi dan bangunan.

Tidak tercapainya realisasi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti kualitas pelayanan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Siti (2017: 33-35) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Petugas pajak hendaknya menyadari bahwa semua tindakan yang dilakukan, serta sikap terhadap wajib pajak dalam rangka pelaksanaan tugasnya mempunyai pengaruh langsung terhadap kepercayaan masyarakat akan sistem perpajakan secara keseluruhan.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan :

1. Kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Kualitas pelayanan pajak mempengaruhi penerimaan pajak, karena petugas pajak hendaknya menyadari bahwa semua tindakan yang dilakukan, serta sikap terhadap wajib pajak dalam rangka pelaksanaan tugasnya mempunyai pengaruh langsung.

2. Kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat untuk sadar membayar pajak.

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran antara lain:

1. Dinas pendapatan asli daerah Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim dalam menetapkan target penerimaan pajak bumi dan bangunan harus menunjukan potensi yang sebenarnya. Hal tersebut supaya dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak bumi dan bangunan dalam membayar pajak yang terutang.

2. Pemerintah harus lebih memperhatikan dan mengembangkan objek pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim khususnya, dan pemerintah harus lebih tegas dalam meberikan sanksi kepeda wajib pajak yang tidak membayar pajak yang terutang.

3. Agar pemerintah Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim dapat meningkatkan penyuluhan tentang pajak bumi dan bangunan.

(11)

81 4. Memberikan sosialisasi terhadap berbagai jenis peraturan atau perundangundangan

mengenai peraturan pajak bumi dan bangunan.

5. Lebih meningkatkan berbagai pelayanan dari segi sarana dan prasarana maupun kualitas aparat perpajakan pajak bumi dan bangunan.

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak bumi dan bangunan.

Kepustakaan Buku

Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Tax & Accounting Review, Vol.1 hal16.http://publication.petra.ac.id/index.php/akuntansipajak/article/viewFile/4 41/380 Dewi Cintya Rahajeng, (2017). Pengaruhpemahaman Perpajakan, Persepsi Sanksi

Pajakdankualitas Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Penerapan Self Assessment System. STIE Perbanas Surabaya Email:

[email protected]

Hardiyansyah. 2018. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Khotler, Philip & Kevin Lane Keller (Eds). 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

Siti Kurnia Rahayu. 2017. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Bandung: Rekayasa Sains. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Syofian Siregar. 2015. Statistik Parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

V. Wiratna Sujarweni. 2014. Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami. Yogyakarta: Pustakabarupress.

Jurnal dan Artikel Ilmiah

Darwin, 2014. Pemetaan, Pendapatan dan Penilaian Objek PBB. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Doni Sapriadi. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB (Pada Kecamatan Selupu Rejang). Universitas Negeri Padang

I G. A. M. Agung Mas Andriani Pratiwi dan Putu Ery Setiawan. 2014. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Kondisi Keuangan Perusahaan, dan Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Reklame di Dinas Pendapatan Kota Denpasar. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, hal 1-15. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view /7795

Ina Ratnasari, Syamsul Huda. 2018. Pengaruh Pelayanan Pegawai Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (OP) Pada Kantor

(12)

82

Pelayanan Pajak Pratama Karawang Utara. Jurnal Riset Akuntansi Keuangan (RAK). Volume 3 No.2 .P-ISSN 25411209. Untidar

Kementerian Keuangan RI. 2014. Pedoman Umum Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Musoddaq, Achmad (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kinerja Pegawai Terhadap Kepuasan Wajib Pajak (Studi Pengurusan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember). URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83245. Universitas Jember.

Phany Ineke Putri. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak. Journal Of Economics and Policy, hal 1-8. https://journal.unnes.ac .id/nju/index.php/jejak/article/viewFile/3889/3531

Tim Legality. 2018. Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Yogyakarta: Legality

Referensi

Dokumen terkait

Jika Penawar yang Berjaya ingkar dalam mematuhi mana-mana syarat di atas atau membayar apa-apa wang yang harus dibayar, maka Pihak Pemegang Serahhak/Pemberi Pinjaman boleh (tanpa

monitoring dan evaluasi rekam jejak kinerja dosen dan tenaga kependidikan ini sebagai acuan perbaikan kinerja oleh seluruh pimpinan dan civitas di FIK

menggunakan 5 sensor laser scanner dan banyak sensor tambahan lain. Namun, hal ini tidaklah murah mengingat 1 sensor SICK laser memiliki harga sangat mahal sehingga

Metode pengendalian tikus juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap pengamatan tinggi tanaman hal ini disebabkan karena adanya sistem tanam yang tidak serentak pada

Agustina, L., 2013, ‘Formulasi Losio Pencerah Kulit dari Sarang Burung Walet Putih (Aerodramus fuciphagus) dengan Karaginan sebagai Bahan Pengental’, Skripsi,

Zahid Abdush Shomad. Pengembangan Modul Pull Out Berbasis Teori Van Hiele Berbantuan Media pada Siswa Tunagrahita Ringan Tingkat Sekolah Menengah untuk

fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan dari satu kesatuan ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan –

Hasil evaluasi berbagai karakter fisiologis isolat rizobakteri yang dilakukan menunjukkan setiap isolat uji mempunyai perbedaan kemampuan dalam memproduksi enzim