PENGARUH PERBAIKAN ROLLING RESISTANCE PADA JALAN ANGKUT TERHADAP ESTIMASI BIAYA PRODUKSI ANDESIT DENGAN SIMULASI
MENGGUNAKAN APLIKASI TALPAC 10.2 DI PT. LOTUS SG LESTARI.
SKRIPSI
Putra Desandra Wicaksana
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ii
LEMBAR JUDUL
PENGARUH PERBAIKAN ROLLING RESISTANCE PADA JALAN ANGKUT TERHADAP ESTIMASI BIAYA PRODUKSI ANDESIT DENGAN SIMULASI
MENGGUNAKAN APLIKASI TALPAC 10.2 DI PT. LOTUS SG LESTARI.
Studi Kasus: Proyek Tambang Andesit, PT. Lotus SG Lestari
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidaayatullah Jakarta
Oleh
Putra Desandra Wicaksana 11160980000015
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PERBAIKAN ROLLING RESISTANCE PADA JALAN ANGKUT TERHADAP ESTIMASI BIAYA PRODUKSI ANDESIT DENGAN SIMULASI
MENGGUNAKAN APLIKASI TALPAC 10.2 DI PT. LOTUS SG LESTARI.
Studi Kasus: Proyek Tambang Andesit, PT. Lotus SG Lestari
Skripsi
Oleh
Putra Desandra Wicaksana 11160980000015
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 10 Juni 2020
Putra Desandra Wicaksana 11160980000015
vi ABSTRAK
PUTRA DESANDRA WICAKSANA Pengaruh Perbaikan Rolling resistance Pada Jalan Angkut Terhadap Estimasi Biaya Produksi Andesit Dengan Simulasi Menggunakan Aplikasi TALPAC 10.2 di PT. Lotus SG Lestari.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Lotus SG Lestari. Dari hasil pengamatan terdapat banyak segmen jalan yang tidak memenuhi kretia atau memliki rolling resistance yang besar sehingga produktivitas tidak maksimal.
Dengan latar belakang penelitian yang dilakukan oleh (Tubagus Reja) yaitu mencari besar biaya yang dapat diefisiensi dengan cara memperbaiki grade jalan sedangkan penelitian yang dilakukan saat ini adalah mencari besar biaya yang dapat diefisiensikan dengan cara memperbaiki rolling resistance. Penelitian ini dilakukan dengan simulasi menggunakan aplikasi TALPAC agar mengetahui besar persentase antara jalan sebelum diperbaiki dan jalan yang sesudah diperbaiki. Dilakukan penyetaraan alat dengan alat yang ada dilapangan. Penyetaraan untuk excavator mencakup horse power (HP) , kapasitas bucket, swing speed, dan dumptruck peyetaraan mencakup horse power (HP), kapasitas vessel, maksimum kecepatan. Hal dilakukan karena alat dilapangan tidak tersedia di aplikasi TALPAC.
Penelitian ini mengamati 2 jalan, yaitu bench 4 dengan jarak 1537 meter dengan alat DT Tonly dan Kobelco SK330, mempunyai 33 segmen jalan dan memakan biaya produksi sebesar Rp. 11,446/bcm dan setelah melakukan perbaikan jalan menjadi Rp. 10,747/bcm, sedangkan untuk bench 7 dengan jarak 1486 meter dengan alat DT Hino dan Kobelco SK330, mempunyai 33 segmen jalan memakan biaya produksi sebesar Rp. 10,678/bcm dan setelah melakukan perbaikan jalan menjadi Rp. 9,811/bcm. Perbaikan menggunakan Motor grader dan Vibratory dan pembelian sirdam dengan total biaya perbaikan sebesar Rp.20.656.472.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat setelah perbaikan biaya produksi bench 4 ke crushing plant A mengalami penurunan biaya sebesar Rp. 699/bcm dan bench 7 ke crushing plant A mengalami penurunan biaya sebesar Rp. 867/bcm untuk . Perbaikan jalan tersebut hanya mencangkup biaya perbaikan rolling resistance pada jalan angkut saja.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Perbaikan Rolling resistance Pada Jalan Angkut Terhadap Estimasi Biaya Produksi Andesit Dengan Simulasi Menggunakan Aplikasi Talpac 10.2 di PT. Lotus SG Lestari.” Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang teah menunjukkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang berilmu seperti sekarang ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, antara lain:
1. Kedua orang tua yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberikan Ridhonya agar saya dapat menyelesaikan skripsi saya.
2. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 3. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Si selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak A. Silvan Erusahni ST. M.sc selaku Dosen Pembimbing I Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan bantuan, support dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir.
viii
5. Bapak Ir. Milawarman M.Eng selaku Dosen Pembimbing II Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing dan memberi masukan untuk penulisan skripsi ini.
6. Bapak Abdul Manan, S.T Selaku Mining Manager di PT. Lotus SG Lestari. 7. Bapak Ahmad Dini Safari, S.T Selaku Kepala Teknik Tambang di Quarry
PT. Lotus SG Lestari.
8. Bapak Riswandi, S.T selaku Kepala Teknik Tambang di PT. Lotus SG Lestari
9. Bapak Asep Komaludin, S.T selaku Kepala Gudang Handak dan Bapak Erli Marlensha (Ucok) selaku Kepala Blasting & HSE di PT. Lotus SG Lestari.
10. Bapak Tahir Selaku Supervisor Mainroad & Survey dan Crew Mainroad & Survey di PT. Lotus SG Lestari.
11. Seluruh staff dan pegawai PT. Lotus SG Lestari yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tugas akhir/skripsi ini.
12. Seluruh Mahasiswa Teknik Pertambangan Angkatan 2016 yang berjuang bersama sampai akhirnya bisa sampai pada penghujung masa studi.
13. Keluarga Besar Himpunan Tambang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Juni 2020
ix DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
DAFTAR DIAGRAM ... xix
BAB I ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 3 1.3 Batasan Masalah ... 3 1.4 Rumusan Masalah ... 4 1.5 Tujuan Penelitian ... 4 1.6 Manfaat Penelitian ... 5
x
BAB II ... 8
2.1 Lokasi Perusahaan ... 8
2.2 Kondisi Lahan Perusahaan ... 9
2.2.1 Morfologi ... 10 2.2.2 Topografi ... 10 2.2.3 Vegetasi ... 12 2.2.4 Iklim ... 12 2.2.5 Sumber Air ... 12 2.2.6 Status Lahan ... 13 2.2 Kegiatan Penambangan ... 13 2.3.1 Metode Penambangan ... 13
2.3.2 Urutan Kegiatan Penambangan ... 13
2.3 Geometri Jalan Angkut ... 15
2.4.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi geometri jalan ... 16
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas ... 24
2.5.1 Efisiensi Kerja ... 25
2.5.2 Swell Factor (SF) ... 27
2.5.3 Fill factor ... 29
2.5.4 Cycletime ( Waktu Edar ) ... 30
2.5.5 Produktivitas Alat Berat ... 31
xi 2.5.7 Rimpull ... 35 2.5 Biaya Produksi ... 36 2.6.1 Biaya Kepemilikan ... 36 2.6.2 Biaya Operasi ... 37 2.6 TALPAC ... 39 BAB III ... 42
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42
3.1.1 Lokasi Penelitian ... 42
3.1.2 Waktu Penelitian ... 42
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.2.1 Studi Literatur ... 43
3.2.2 Observasi Lapangan ... 43
3.2.3 Wawancara ... 45
3.3 Teknik Analisis Data ... 46
3.3.1 Penerapan Aplikasi TALPAC ... 47
3.4 Alat-alat Berat PT. Lotus SG Lestari ... 47
3.5 Diagram Alir Penelitian ... 48
BAB IV ... 49
4.1 Jalan Hauling Penelitian ... 49
4.1.1 Jalan Hauling Bench 4 ... 51
xii
4.2 Lebar Minimum Jalan Lurus ... 52
4.2.1 Lebar Jalan Lurus Bench 4 ... 53
4.2.2 Lebar Jalan Lurus Bench 7 ... 54
4.3 Lebar Minimum Jalan Tikungan ... 54
4.3.1 Lebar Jalan Tikungan Bench 4 ... 57
4.3.2 Lebar Jalan Tikungan Bench 7 ... 57
4.4 Grade Jalan ... 58
4.4.1 Grade Jalan Bench 4 ... 58
4.4.2 Grade Jalan Bench 7 ... 59
4.5 Rolling resistance (RR) ... 60
4.5.1 RR Bench 4 ... 61
4.5.2 RR Bench 7 ... 62
4.6 Cross slope ... 62
4.6.1 Cross slope Bench 4 ... 63
4.6.2 Cross slope Bench 7 ... 64
4.7 Superelevasi ... 64
4.7.1 Superelevasi Bench 4 ... 65
4.7.2 Superelevasi Bench 7 ... 65
4.8 Perhitungan Produktivitas Rumus ... 66
4.8.1 Bench 4 ... 66
xiii
4.9 Biaya Crushing Dan Blasting ... 70
4.9.1 Biaya Blasting ... 71
4.9.2 Biaya Crushing ... 71
4.10 Algortima TALPAC ... 72
4.11 Simulasi Perhitungan Produktivitas TALPAC ... 74
4.11.1 Bench 4 ... 76
4.11.2 Bench 7 ... 78
4.12 Perhitungan Volume Perbaikan ... 79
4.12.1 Volume Perbaikan Bench 4 ... 80
4.12.2 Volume Perbaikan Bench 7 ... 80
4.12.3 Target Perbaikan ... 81
4.13 Biaya Perbaikan ... 82
4.13.1 Motor grader ... 82
4.13.2 Vibratory roller ... 84
4.13.3 Matetrial ... 85
4.13.4 Total Biaya Perbaikan ... 86
4.14 Simulasi Perhitungan Produktivitas TALPAC Perbaikan ... 86
4.14.1 Bench 4 ... 87
4.14.2 Bench 7 ... 88
4.15 Perbandingan Kecepat an Sebelum Dan Sesudah Perbaikan... 89
xiv
4.17 Perhitungan Biaya Alat Sebenarnya ... 91
4.17.1 Biaya Bench 4 ... 91 4.17.2 Biaya Bench 7 ... 93 4.17.3 Saving Cost ... 94 4.18 Payback period ... 95 BAB V ... 98 5.1 Kesimpulan ... 98 5.2 Saran ... 98 DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN ... 104
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Lokasi PT. Lotus SG Lestari. ... 9
Gambar 2. 2 Peta Topografi Dan Batasan IUP ... 11
Gambar 2. 3 Lebar Minimal Jalan Lurus ... 17
Gambar 2. 4 Lebar Minimal Pada Tikungan ... 18
Gambar 2. 5 Jari-Jari Tikungan ... 19
Gambar 2. 6 Superelevasi ... 20
Gambar 2. 7 Grade Jalan ... 21
Gambar 2. 8 Rolling resistance ... 22
Gambar 2. 9 Cross slope ... 24
Gambar 2. 10 Fill factor... 30
Gambar 2. 11 Travel Performance Curve Power Mod ... 34
Gambar 4. 1 Lapisan Jalan PT. Lotus ... 50
Gambar 4. 2 Segmen Jalan bench 4 – Crushing plant ... 51
Gambar 4. 3 Segmen Jalan bench 7 – Crushing plant ... 51
Gambar 4. 4 lebar jalan lurus bench 4... 53
Gambar 4. 5 Lebar jalan lurus bench 7 ... 54
Gambar 4. 6 Lebar tikungan bench 4 ... 57
Gambar 4. 7 Lebar tikungan bench 7 ... 57
Gambar 4. 8 Grade jalan bench 4 ... 58
Gambar 4. 9 Gambar Perbedaan Ketinggian Jalan Persegmen ... 59
Gambar 4. 10 Grade jalan bench 7 ... 59
Gambar 4. 11 Gambar Perbedaan Ketinggian Jalan Persegmen ... 60
xvi
Gambar 4. 13 Rolling resistance bench 7 ... 62
Gambar 4. 14 Cross slope bench 4... 63
Gambar 4. 15 Cross slope bench 7... 64
Gambar 4. 16 Superelevasi bench 4 ... 65
Gambar 4. 17 Superelevasi bench 7 ... 65
Gambar 4. 18 Bentuk Jalan bench 4 – Crushing plant ... 76
Gambar 4. 19 Produktivitas Loader bench 4 Sebelum Perbaikan ... 77
Gambar 4. 20 Produktivitas Hauler bench 4 Sebelum Perbaikan ... 77
Gambar 4. 21 Bentuk Jalan bench 7 – Crushing plant ... 78
Gambar 4. 22 Produktivitas Loader bench 7 Sebelum Perbaikan ... 78
Gambar 4. 23 Produktivitas Hauler bench 7 Sebelum Perbaikan ... 79
Gambar 4. 24 Volume Perbaikan bench 4 ... 80
Gambar 4. 25 Volume Perbaikan bench 7 ... 81
Gambar 4. 26 Total Volume Perbaikan Jalan ... 81
Gambar 4. 27 Produktivitas Loader bench 4 Sesudah Perbaikan ... 87
Gambar 4. 28 Produktivitas Hauler bench 4 Sesudah Perbaikan ... 87
Gambar 4. 29 Produktivitas Loader bench 7 Sesudah Perbaikan ... 88
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Tabel Rolling Resistance ... 23
Tabel 2. 2 Tabel Swell Factor ... 29
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian ... 42
Tabel 3. 2 Flowchart Aplikasi TALPAC ... 47
Tabel 3. 3 Jenis Alat Berat PT. Lotus ... 47
Tabel 3. 4 Diagram Alir ... 48
Tabel 4. 1 Table Biaya Blasting ... 71
Tabel 4. 2 Table Biaya Crushing ... 71
Tabel 4. 3 Tabel Penyetaraan Excavator bench 4 ... 74
Tabel 4. 4 Tabel Penyetaraan DT bench 4 ... 75
Tabel 4. 5 Tabel Penyetaraan DT bench 7 ... 75
Tabel 4. 6 Perhitungan OOC Grader 505 ... 82
Tabel 4. 7 Perhitungan OOC Vibratory roller SV 515 ... 84
Tabel 4. 8 Tabel Perbandingan Persentase TALPAC bench 4 ... 90
Tabel 4. 9 Tabel Perbandingan Persentase TALPAC bench 7 ... 91
Tabel 4. 10 Tabel Biaya Produksi Sebenarnya bench 4 ... 91
Tabel 4. 11 Tabel Peningkatan Setelah perbaikan bench 4 ... 92
Tabel 4. 12 Tabel Biaya Produksi Sebenarnya bench 4 Setelah Perbaikan ... 92
Tabel 4. 13 Tabel Biaya Produksi Sebenarnya bench 7 ... 93
Tabel 4. 14 Tabel Peningkatan Setelah perbaikan bench 7 ... 93
Tabel 4. 15 Tabel Biaya Produksi Sebenarnya bench 7 Setelah Perbaikan ... 94
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Geometri Jalan ... 104
Lampiran B Spesifikasi TALPAC ... 124
Lampiran C Geometri Jalan Pada TALPAC ... 135
Lampiran D Fuel compsumtion DT ... 147
Lampiran E Fuel Compsumtion Excavator ... 150
Lampiran F Lifetime penggunakaan ban ... 152
Lampiran G Harga ban ... 159
Lampiran H Oil compsumtion ... 160
Lampiran I Harga Oil ... 164
Lampiran J Biaya Blasting ... 165
Lampiran K Biaya Crushing ... 168
Lampiran L Densitas dan Bucket Fill... 172
Lampiran M Data Cycletime ... 173
Lampiran N Mechanical Availability ... 178
Lampiran O Penyetaraan Alat DT dan Excavator ... 179
Lampiran P Perhitungan Biaya Produksi ... 183
xix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2. 1 Diagram Alur Pemikiran ... 41
Diagram 3. 1 Flowchart Aplikasi TALPAC ... 47
Diagram 3. 2 Diagram Alir Penelitian ... 48
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan hauling pada tambang merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu penambangan agar produksi dari usaha penambangan tersebut berjalan dengan lancar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, jalan yang terdapat pada PT. Lotus SG Lestari sebagian besar masih tidak optimal atau tidak memenuhi strandar yang ada, seperti grade jalan yang terlalu tinggi, lebar jalan yang sempit, hingga banyaknya jalan yang rusak. PT. LOTUS SG LESTARI itu sendiri merupakan perusahaan pertambangan bahan galian C, yaitu batuan andesit. Perusahaan tambang ini terletak di Kampung Pamubuaran, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah alat yang dipakai dilapangan. Dari hasil pengamatan juga alat yang dipakai dilapangan kurang optimal dikarenakan banyaknya alat muat yang menunggu. Ini terjadi dikarenakan alat angkut yang digunakan terlalu sedikit sehingga waktu menunggu untuk alat muat terlalu lama. Dari hasil pengamatan tersebut sudah bisa dipastikan bahwa produksi tidak akan besar dan efisien. Selain faktor unit alat angkut yang digunakan sedikit, alat muat yang menunggu juga bisa di sebabkan oleh geometri jalan yang buruk sehingga kecepatan alat angkut tidak bisa maksimal, sehingga waktu time travel yang diperlukan oleh alat muat menjadi banyak/lama. Efek dari waktu yang terbuang juga adalah tidak optimalnya produksi yang dilakukan.
2 Rusaknya jalan tidak hanya mempengaruhi dari hasil produktivitas saja, permasalahan itu juga menyangkut pada aspek keselamatan dan keamanan pekerja. Dari hasil pengamatan jalan yang dilakukan ada beberapa segmen jalan yang masih tidak memenuhi kreteria minimum/maksimum aspek jalan yang aman seperti grade jalan¸ cross slope, lebar pada jalan lurus, lebar pada jalan tikungan, dan superelevasi. Keselamatan dan keamanan sangat penting dikarenakan jika terdapatnya sebuah kecelakaan maka produksi juga akan dihentikan sampai investigasi selesai, dan ini juga akan merugikan perusahaan.
Dari 2 aspek penting diatas, penelitian ini difokuskan pada meningkatkan produksi dengan cara memperbaiki jalan, perbaikan jalan yang dilakukan adalah mengurangi rolling resistance pada jalan sehingga alat angkut dapat bekerja dengan optimal. Dengan latar belakang penelitian yang dilakukan oleh (Tubagus Reja). Penelitian ini dilakukan dengan simulasi menggunakan aplikasi TALPAC agar mengetahui besar persentase antara jalan sebelum diperbaiki dan jalan yang sesudah diperbaiki. Selain itu pada penelitian ini juga akan memberikan saran agar segmen-segmen jalan yang belum memenuhi kreteria minimum/maksimum aspek jalan yang aman untuk segera diperbaiki agar pekerja merasa aman pada saat bekerja.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukanya evaluasi terhadap geometri jalan yang tersedia di PT. Lotus SG Lestari, maka untuk memenuhi gelar sarjana perlu dilakukan nya tugas akhir dengan mengangkat studi kasus berjudul “Pengaruh Perbaikan Rolling resistance Pada Jalan Angkut Terhadap Estimasi Biaya Produksi Andesit Dengan
3 Simulasi Menggunakan Aplikasi TALPAC 10.2 Di PT. Lotus SG Lestari”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang penelitian ini maka penulis sudah dapat mengindentifikasi masalah yang akan diteliti. Berikut adalah identifikasi masalah pada penelitian ini, yaitu:
a) Terdapat beberapa segmen jalan yang tidak optimal dan tidak sesuai dengan standar.
b) Terdapat beberapa alat yang menganggur serta tidak optimal dalam waktu kerjanya, seperti Excavator yang menggu terlalu lama dan penggunaan dumptruck yang sedikit.
c) Tidak optimalnya produksi yang terdapat pada PT. Lotus SG Lestari. 1.3 Batasan Masalah
Dari Identifikasi masalah yang ada peneliti dapat menentukan batasan masalah pada penelitian ini agar penelitian ini membahas secara fokus pada apa yang diteliti. Berikut adalah batasan masalah yang yang peneliti ambil, yaitu :
a) Jalan yang diteliti hanya jalan hauling dari Bench 7 ke Crusher Plant A dan jalan hauling dari Bench 4 ke Crusher Plant A PT. LOTUS SG LESTARI.
b) Perhitungan simulasi produktivitas hanya menggunakan aplikasi TALPAC.
c) Perbaikan jalan hanya mencakup Rolling resistance jalan saja.
d) Penelitian ini hanya mengevaluasi lebar jalan lurusan, lebar jalan tikungan, cross slope, rolling resistance, dan superelevasi untuk
4 menganalisis pengaruh terhadap produktivitas dengan menggunakan aplikasi TALPAC.
e) Tidak mendalami mengenai material yang diteliti seperti kekerasan dan genesa dari batuan tersebut.
1.4 Rumusan Masalah
Dari hasil indetifikasi masalah peneliti dapat menemukan beberapa rumusan masalah. Berikut adalah rumusan masalah yang dapat diketahui, yaitu :
a) Bagaimana perbedaan hasil produktivitas sebelum perbaikan jalan dan sesudah perbaikan jalan?
b) Berapa biaya produksi sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan jalan? c) Berapa biaya yang dapat di efisiensikan setelah jalan di optimasi? d) Berapa biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki jalan?
1.5 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang ada, dapat diketahui tujuan penelitian ini dilakukan. Berikut adalah beberapa tujuan dalam penelitian ini, yaitu : a) Mengetahui perbedaan produksi sebelum perbaikan jalan dan sesudah
perbaikan jalan.
b) Mengetahui perbedaan biaya produksi sebelum perbaikan jalan dan sesudah perbaikan jalan.
c) Mengetahui besar biaya yang dapat di efisiensikan setelah jalan diperbaiki.
d) Mengetahui biaya yang diperlukan untuk memperbaiki jalan di PT. Lotus SG Lestari.
5 1.6 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan selalu terdapat manfaat bagi beberapa kalangan. Berikut adalah manfaat dari penelitian ini, yaitu : 1. Bagi peserta
a) manfaat yang dapat diambil dari penelitian tugas akhir ini adalah peserta dapat menyelesaikan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana.
b) Peserta dapat merealisasikan ilmu teorisitis yang sudah di dapatkan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya.
c) Peserta dapat membandingkan ilmu teoritis dengan teknis yang berada di lapangan.
2. Bagi Perusahaan
a) Memberikan referensi hasil penelitian agar bisa menjadi masukan ke perusahaan agar kedepanya lebih baik.
b) Memberikan tambahan tenaga kerja ke perusahaan dalam melakukan perhitungan produktivitas.
c) Memberikan perbandingan antara perhitungan teoritis dengan perhitungan aktual yang ada dilapangan.
3. Bagi Universitas
a) Membuka kerja sama antara universitas dengan perusahaan yang dijadikan tempat penelitian.
b) Sebagai upaya media promosi calon ulusan sarjana dengan melakukakn penelitian di perusahaan pertambangan.
6 c) Sebagai upaya pengenalan bahwa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta telah membuka program studi teknik pertambangan. d) Sebagai upaya mempromosikan program studi teknik
pertambangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.7 Tafsir Quran Terhadap Penelitian Surat Qur’an Ibrahim ayat 33 – 34
Artinya : Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu. Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Ayat diatas menjelaskan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia sehingga sebagai orang yang beriman, kita harus mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Waktu memegang peranan yang penting dalam kehidupan sehingga Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban dari setiap manusia untuk waktu yang telah diberikan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Pentingnya waktu seperti yang dijelaskan dari ayat tersebut membuat peneliti mengambil ayat ini dalam
7 menafsirkan Al-Quran terhadap penelitian ini. Penelitian ini mengenai produktivitas suatu alat yang di dasari dengan seberapa lama alat itu dapat mengerjakan 1 kali pekerjaanya (cycletime), produktivitas sangat bergantung pada waktu, jika waktu tersebut disia-siakan maka alat tersebut juga tidak akan efisien, begitu juga dengan kehidupan, Allah telah memberikan segala-galanya untuk kita maka dengan waktu yang ada kita harus memanfaatkan waktu tersebut dengan baik, seperti beribadah kepadanya dan tidak selalu memikirkan duniawi saja.
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lokasi Perusahaan
Lokasi PT. Lotus SG Lestari secara administratif terletak di Kampung Pamubuaran, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara Geografis PT. Lotus SG Lestari terletak pada koordinat 676500,00 – 679000,00 mE dan 9285500,00 – 9287500,00 Ms. Secara administrasi PT. Lotus berbatasan dengan beberapa daerah, yaitu :
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Sukasari 2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Rumpin 3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Kertajaya
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Kampung Sawah Lokasi PT. Lotus SG Lestari berada pada daerah perbukitan , untuk mencapai lokasi perjalanan bisa dicapai melalui dari pelabuhan Tanjung Priok dengan jarak 72.9 km sedangkan bandara terdekat yaitu Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan jarak 67.1 km:
1. Pelabuhan Tanjung Priok – Tol Tanjung Priok – Tol Serpong – Cisauk – Lokasi Penelitian
2. Bandara Soetta – Tol Prof. Sedyatmo – Tol Jakarta Serpong – Jalan Raya Rawa Buntu- Lokasi Penelitian
9 Lokasi PT. Lotus SG Lestari juga dapat bisa ditempuh dari UIN Jakarta. Jarak dari UIN sampai ke PT. Lotus SG Lestari berjarak sekitar ±34 km bisa menggunakan kendaraan beroda 2 dengan waktu tempuh 1.5 jam dan bisa menggunakan kendaraan beroda 4 dengan waktu tempuh sekitar 2.5 jam. Penulis sendiri untuk menuju lokasi menggunakan kendaraan beroda dua dengan jalur Ciputat – Pamulang – Cisauk – Sukarsari - Rumpin dengan waktu tempuh sekitar 1.5 jam
Gambar 2. 1 Peta Lokasi PT. Lotus SG Lestari.
Sumber : PT. Lotus SG Lestari 2.2 Kondisi Lahan Perusahaan
Kondisi lahan PT Lotus SG Lestari dibagi menjadi morfologi, topografi, vegetasi, iklim, sumber air dan status lahan. Berikut merupakan penjelasan kondisi lahan perusahan, yaitu :
10 2.2.1 Morfologi
Morfologi lokasi PT. Lotus SG Lestari berupa perbukitan dengan kemiringan 14% - 20% dengan pemanfaatan lahan pada umumnya merupakan perkebunan campuran yang di dominasi oleh pohon tanaman keras dan tanaman tahunan, sebagaian besar merupakan lahan kosong yang ditumbuhi rumput-rumputan dan semak belukar. Dengan kondisi morfologi tersebut maka secara teknis lokasi tersebut dapat ditambang dengan sistem tambang terbuka. (Feasibility Study PT. Lotus)
2.2.2 Topografi
Ketinggian topografi lokasi kegiatan penambangan adalah dengan elevasi tertinggi sekitar 310 meter diatas permukaan laut (dpl) dan untuk elevasi terendah untuk level terakhir penambangan sekitar 120 meter diatas permukaan laut (dpl) atau sejajar dengan level jalan desa yang ada. Sungai-sungai kecil juga dapat di jumpai disekitar daerah penambangan yang hanya berair pada musin hujan. (Feasibility Study PT. Lotus)
11 Gambar 2. 2 Peta Topografi Dan Batasan IUP
12 2.2.3 Vegetasi
Di Lokasi penambangan milik PT. Lotus SG Lestari terdapat berbagai jenis tumbuh – tumbuhan yang berupa lahan perkebunan tanaman keras milik masyarakat dan perkebunan campuran, seperti : Sengon, Petai, Duren, Kelapa, Pisang, dan lain-lain. Sedangkan vegetasi liar antara lain : Babadotan, Saliara, Kiangkur, Pancing, dan lain-lain (Feasibility Study PT. Lotus)
2.2.4 Iklim
Wilayah Rumpin dan sekitarnya menurut pengklasifikasian Schmidt dan Ferguson adalah termasuk dalam type iklim C yaitu wilayah beriklim tropis, suhu udara berkisar antara 23 – 33 derajat celcius dengan kelembaban 78% – 88%. Rata – rata curah hujan berdasarkan data hujan BPP Dermaga adalah 4.227 mm/tahun, curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober yaitu 161 mm/bulan sedangkan untuk curah hujan tertinggi bisa mencapai 538 mm/bulan. (Feasibility Study PT. Lotus)
2.2.5 Sumber Air
PT. Lotus SG Lestari berlokasi pada perbukitan dan tidak terdapat aliran sungai maupun aliran kali. Sumber – sumber air yang ada hanyalah parit – parit kecil yang hanya berair ketika musim hujan sedangkan pada musim kemarau paritan tersebut kering.masayrakat setempat umumnya menggunakan sumber air untuk keperluan pertanian, perternakan, dan MCK. Sedangkan untuk keperluan rumah tangga masyarakat munggunakan sumur gali (Feasibility Study PT. Lotus)
13 2.2.6 Status Lahan
Lahan penambangan PT. Lotus SG Lestari merupakan tanah milik pribadi dengan bukti kepemilikan berupa akta jual beli.pemanfaatan lahan yang ada di Desa Cipinang meliputi : Persawahan 36%, Perkebunan 60%, Perumahan 2%, dan pemanfaatan lainnya 2%. Sedangkan lokasi PT. Lotus SG Lestari saat ini merupakan lahan kosong yang sudah tidak produktif lagi yang ditumbuhi semak berukar. (Feasibility Study PT. Lotus)
2.3 Kegiatan Penambangan
Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral lainnya (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2018). Kegiatan penambangan yang dilakukan di PT Lotus SG Lestari dibagi menjadi metode penambangan dan kegiatan penambangan.
2.3.1 Metode Penambangan
Sesuai dengan bentuk dan letak endapan bahan galian, penambangan akan dilakukan secara tambang terbuka yaitu Quarry Mining dengan metode side hill atau istilah untuk penambangan bahan galian galongan C disebut Quarry. Kondisi rencana front tambang yang akan terbentuk yaitu berbentuk jenjang tergantung pada posisi batuan yang ada. 2.3.2 Urutan Kegiatan Penambangan
Adapun urutan penambangan yang dilakukan PT. Lotus SG Lestari dari mulai pembersihan lahan sampai dengan penjualan kepada konsumen dengan menggunakan armadanya. Berikut adalah urutan kegiatan yang dilakukan oleh PT. Lotus SG Lestari, yaitu :
14 a. Land clearing dan pengupasan tanah penutup
Kegiatan land clearing dan pengupasan tanah penutup dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan arah kemajuan penambangan yang direncanakan dan pada waktu pembukaan jenjang pada tiap-tiap front tambang, karena kondisi lahan yang ada pada level paling atas masih ditanami kebun campuran maka peralatan yang digunakan pada tahap pembersihan lahan yaitu excavator.
b. Penempatan tanah penutup (disposal area)
Tanah puncuk akan disimpan dengan aman pada suatu lahan disposal area dan tidak mengganggu kegiatan penambangan, yang mana tanah penutup tersebut akan digunakan kembali pada saat penataan lahan atau rekmalasi pasca penambangan. Tanah penutup tersebut selama ini tersimpan pada suatu area sendiri yang masih berada pada lokasi tambang dan digunakan sebagai tanggul-tanggul pengaman serta ditanami dengan tanaman penghijauan untuk memperkuat tanggul dari erosi.
c. Penggalian dan pembongkaran
Proses penambangan atau pembongkaran batuan yang akan dilakukan yaitu dengan cara pemboran dan peledakan. Pola dan geometri peledakan serta rencana peledakan akan dilaksanakan tiap hari dengan jumlah lubang ledak rata-rata 10 lubang/hari dengan geometri burden 2 meter, spacing 2 meter dengan kedalaman lubang 12 meter, berat jenis andesit insitu 2.5ton/m3. Pola peledakan yang digunakan adalah dengan menggunakan staggered pattern, dengan sistem 2-3 baris yang disesuaikan dengan kondisi lebar jenjang dan peledakan menggunakan sistem delay.
15 d. Pengangkutan
Setelah bahan galian hancur akibat hasil ledakan kemudian material akan di angkut dengan menggunakan DT Hino FM260ti yang di muat dengan menggunakan excavator backhoe Kobelco SK330 dengan kapasitas bucket sebesar 2.1 m3.
e. Pengolahan
Pengolahan batu andesit di PT. Lotus SG Lestari dilakukan mengecilan ukuran dengan menggunakan jaw crusher dan cone crusher. Jaw crusher yang dimiliki PT. Lotus yaitu Astor dengan kemampuan 200 ton/jam. Sedangkan untuk cone crusher yaitu Trimax dengan kemampuan 180 ton/jam. Hasil akhir dari pengecilan ukuran ini berupa split 12, split 23, screening, dan abu batu yang langsung tersimpan di stockpile.
f. Penjualan
Penjualan batu andesit dengan prodak split 12, split 23, screening, dan batu abu dibantu dengan alah wheel loader caterpillar yang langsung di muat ke dalam DT milik pembeli. Untuk kenyamanan pelangan PT. Lotus SG Lestari memiliki anak perusahaan yaitu PT. BAP (Batu Alam Persada). PT. BAP merupakan armada milik PT. Lotus SG Lestari yang dipergunakan untuk mengirim produk-produknya langsung ke pembeli.
2.4 Geometri Jalan Angkut
Fungsi utama jalan angkut secara umum adalah untuk menunjang kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Medan berat yang mungkin terdapat disepanjang rute jalan tambang harus
16 diatasi dengan mengubah rancangan jalan untuk meningkatkan aspek manfaat dan keselamatan kerja.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam geometri jalan pada umunya seperti lebar jalan angkut, jari-jari tikungan, superelevasi, kemiringan jalan, dan cross slope. Alat-alat angkut atau truk-truk tambang biasanya berdimensi lebih lebar, panjang dan lebih berat dibandingkan dengan alat angkut yang ada di jalan raya. Oleh sebab itu geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar alat angkut tersebut dapat bergerak leluasa pada kecepat an normal.
2.4.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi geometri jalan 1 Lebar Jalan Lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan menurut “AASTHO (American Association Of State Transportation Highway Officials)” dengan persamaan, yaitu :
𝐿 = (𝑛 𝑥 𝑊𝑡) + (𝑛 + 1)(0.5 𝑥 𝑊𝑡) Dimana :
L : Lebar minimum alan angkut lurus (m) n : Jumlah jalur
Wt : Lebar alat angkut total (m) (Sumber : Ir. Awang Suwandi, 2004)
Nilai dari angka 0,5 pada rumus diatas menunjukkan bahwa ukuran aman kedua kendaraan berpapasan adalah sebesar 0,5 Wt, yaitu setengah lebar terbesar dari alat angkut yang bersimpangan. Ukuran 0,5
17 Wt juga digunakan untuk jarak dari tepi kanan atau kiri jalan ke alat angkut yang melintasi secara berlawanan.
Gambar 2. 3 Lebar Minimal Jalan Lurus (Sumber : Ir. Awang Suwandi, 2004) 2 Lebar Jalan Pada Tikungan
Untuk menentukan lebar jalan angkut pada tikungan harus disesuaikan dengan pemilihan alat angkut yang akan digunakan pada proses penambangan. Alat memiliki lebar lintasan dan jalan memiliki lebar tikungan. Sehingga lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada lebar jalan lurus dan lebar lintasan yang dimiliki oleh alat angkut. Untuk jalur ganda lebar minimum pada tikungan dapat dihitung berdasarkan lebar jejak jalan, lebar juntai bagian depan dan bagian belakang, jarak antara alat angkut yang bersimpangan, dan arak spasi alat angkut terhadap tepi jalan. Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menentukan lebar minimum tikungan untuk jalur ganda :
𝑊 = 𝑛 ( 𝑈 + 𝐹𝑎 + 𝐹𝑏 + 𝑍) + 𝐶 𝐶 = 𝑍 =1
18 𝐹𝑎 = 𝐴𝑑 𝑥 sin 𝑎
𝐹𝑏 = 𝐴𝑏 𝑥 sin 𝑎 Dimana :
W : Lebar jalan minimum pada tikungan (m)
n : Jumlah jalur
U : Jarak jejak roda kendaraan (m) Fa : Lebar juntai depan (m)
Fb : Lebar juntai belakang (m)
Ad : Jarak as roda depan dengan bagian depan truk (m) Ab : Jarak as roda belakang dengan bagian belakang truk (m) C : Jarak antara dua truk yang akan bersimpangan (m) Z : Jarak sisi luar truk ke tepi jalan (m)
α : Sudut penyimpangan roda depan (Sumber : Ir. Awang Suwandi, 2004)
Gambar 2. 4 Lebar Minimal Pada Tikungan
(Sumber : Walter W. Kaufman and James C. Ault, 1977) 3 Jari – jari Tikungan
Jari-jari tikungan berhubungan dengan konstruksi jalan yang akan digunakan oleh alat angkut yang memiliki jari lintasan, dimana
jari-19 jari lingkaran yang dimiliki oleh roda belakang dan roda depan berpotongan di pusat dengan sudut sama terhadap sudut penyimpangan roda depan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya jari-jari lintasan :
𝑅 = 𝑊 sin 𝑎 Dimana :
R : Jari-jari tikungan (m)
W : Jarak antara poros depan dan belakang (m) α : Sudut penyimpangan (derajat)
(Sumber : Ir. Awang Suwandi, 2004)
Gambar 2. 5 Jari-Jari Tikungan (Sumber : Ir. Awang Suwandi, 2004) 4 Superelevasi
Merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan ketinggian. Hal ini bertujuan untuk melawan gaya sentrifugal yaitu gaya yang mendorong kendaraan kearah luar jalan, untuk itu tikungan jalanya butuh diberikan superelevasi yakni dibuat miring dengan cara
20 meninggikan jalan pada sisi luar tikungan agar kendaraan yang melintas mendapat bantuan dalam melawan gaya sentrifugal sehingga mampu menghindari/mencegah kendaraan tergelincir ke luar jalan atau terguling.
Gambar 2. 6 Superelevasi
(Sumber : Ir. Awang Suwandi, 2004)
Berikut adalah perhitungan besarnya superelevasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑒 + 𝑓 = 𝑉 2
127 𝑥 𝑅 Dimana :
e : Superelevasi (mm/m)
V : Kecepat an rencana alat angkut f : Faktor gesekan
R : Radius tikungan (m) (Sumber : Ir. Awang Suwandi, 2004) 5 Kemiringan Jalan (Grade)
Kemiringan jalan angkut (grade) merupakan suatu faktor penting yang harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian terhadap kondisi
21 jalan tambang. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut (grade), baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.
Gambar 2. 7 Grade Jalan
(Sumber : Ir. Yanto Indonesianto, M.Sc, 2013)
Berikut adalah rumus perhitungan yang dapat digunakan untuk mengetahui besar persen grade jalan, yaitu :
𝑔𝑟𝑎𝑑𝑒 (𝑎) = Δh
Δx 𝑥 100% Dimana :
Δh : Beda tinggi antara dua titik yang di ukur Δx : Jarak datar antara dua titik yang di ukur
(Sumber : Ir. Yanto Indonesianto, M.Sc, 2013)
Menurut buku Ir. Yanto Indonesianto, M.Sc tahun 2013, GR juga dapat dinyatakan dalam bentuk lb/ton dimana pada setiap kenaikan 1% akan dikonversi menjadi (20lb/ton%).
22 6 Rolling resistance
Rolling resistance merupakan tahanan gelinding atau tahanan gulir yang terdapat pada roda yang sedang bergerak akibat adanya gaya gesek antara roda dengan permukaan tanah yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak kendaraan.
Tire penetration adalah amblasnya ban pada permukaan jalan lintas, dan ini bisa menambah besar angka “rolling resistance”. Setiap amblas 1 inch diperkirakan akan memperbesar RR sebesar 30 lbs/ton. Kurangnya tekanan ban dapat diatasi dengan cara memelihara permukaan jalan lintas yang terbuat dari tanah.
Gambar 2. 8 Rolling resistance
(Sumber : Ir. Yanto Indonesianto, M.Sc, 2013)
Rumus Perhitungan RR :
𝑊 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 (𝑙𝑏) 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛
23 𝐹 =𝑊 𝑥 𝑎 𝑟 𝑊 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛 𝑅𝑅 = 𝑊 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 (𝑡𝑜𝑛) 20lb/ton = 1 % RR Diketahui :
W : Beban setiap ban (lb/ban) F : RR pada 1 ban (lb/ban) a : Amblesan (inch) r : jari-jari ban (inch)
RR : Rolling resistance (lb/ton)
(Sumber : Ir. Yanto Indonesianto, M.Sc, 2013) Tabel 2. 1 Tabel Rolling Resistance
24 7 Cross slope
Cross slope adalah bentuk yang dibuat oleh dua sisi permukaan jalan terhadap bidang horizontal yang pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk penampang melintang cembung. Dibuat dengan demikian tujuannya untuk memperlancar penyaliran. Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang ada dipermukaan jalan akan segera mengalir ke tepi jalan angkut, tidak berhenti atau menggenang pada permukaan jalan. Hal ini penting karna air menggenang pada permukaan jalan angkut akan membahayakan kendaraan yang lewat dan akan mempercepat kerusakan jalan ( Ir. Awang Suwandhi, 2004).
Gambar 2. 9 Cross slope
(Sumber : Ir. Awang Suwandi, 2004)
2.5 Faktor Yang Mempemgaruhi Produktivitas
Berikut adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi dari produktivitas alat. Dimana yang harus di perhatikan adalah repair time, standby time, ,dan working time. yaitu :
25 2.5.1 Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap suatu pelaksanaan pekerjaan atau merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu tersedia yang dinyatakan dalam persen (%). Efisiensi kerja ini akan mempengaruhi kemampuan alat mekanis, faktor manusia, mesin, cuaca dan kondisi kerja secara keseluruhan akan menentukan besarnya efisiensi kerja. Untuk menghitung efisiensi kerja dapat menggunakan persamaan :
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑊𝑒
𝑊𝑡 𝑥 100% Dimana :
Ek : Efisiensi kerja
We : Waktu kerja efektif (menit) Wt : Waktu kerja tersedia (menit)
1 Mechanical Availability
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat yang sedang digunakan. Persamaannya yaitu:
𝑀𝐴 = 𝑊
𝑊 + 𝑅 𝑥 100%
Dimana:
W = “Working Hours” atau jumlah jam kerja alat. R = “Repair Hours” atau jumlah jam untuk perbaikan.
26 2 Physical Avaibility
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan. Persamaannya yaitu:
𝑃𝐴 = 𝑊 + 𝑆
𝑊 + 𝑅 + 𝑆 𝑥 100%
Dimana: S = “Standby Hours” atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap beroperasi. W+R+S = “Scheduled Hours” atau jumlah seluruh jam jalan dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi. “Physical avaibility” pada umumnya selalu lebih besar daripada “avaibility index”. Tingkat effesiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka “physical avaibility” mendekati angka “avaibility index”.
3 Use Of Avaibility
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available). Persamaannya yaitu :
𝑈𝐴 = 𝑊
𝑊 + 𝑆 𝑥 100%
Angka “use of avaibility” biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan (management) peralatan yang dipergunakan.
27 4 Effective Utilization
Menunjukkan berapa persen seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. “Effective Utilization” sebenarnya sama dengan pengertiaan effesiensi kerja. Persamaannya yaitu :
𝐸𝑈 = 𝑊
𝑊 + 𝑅 + 𝑆 𝑥 100%
Dimana : W+R+S = T = “total hours available” atau “scheduled hours” atau jumlah jam kerja yang tersedia.
(Sumber : Prodjosumarto, Partanto. 1993) 2.5.2 Swell Factor (SF)
Swell Factor/faktor pengembangan material adalah perubahan berupa penambahan atau pengurangan volume material yang diganggu dari bentuk aslinya. Dari faktor tersebut bentuk material dibagi dalam 3 (tiga) kondisi material, yaitu :
a Keadaan Asli (Bank Condition)
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi disebut keadaan asli (bank). Dalam keadaan seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih tersolidasi dengan baik. Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure = Bank Cubic Meter (bcm) yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah.
28 b Keadaan Gembur (Loose Condition)
Keadaan gembur yaitu keadaan material setelah diadakan pengerjaan, tanah demikian misalnya terdapat didepan dozer blade, diatas truck, didalam bucket dan sebagainya. Material yang tergali dari tempat asalnya, akan mengalami perubahan volume. Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga udara diantara butiran-butiran tanah. Dengan demikian volumenya menjadi lebih besar. ukuran volme tananh dalam keadaan lepas biasasnya dinyatakan dalam loose measure = Loose Cubic Meter (lcm) yang besarnya sama dengan BCM x %Swel ldimana faktor swell ini tergantung dari jenis tanah. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa LCM mempunyai nilai yang lebih besar dari BCM.
c Keadaan Padat (Compact)
Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali dengan diserati usaha pemadatan. Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan. Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara partikel-partikel tanah tersebut. Dengan demikian volumenya berkurang, sedangkan beratnya tetap. Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin juga lebih kecil dari volume keadaan bank hal ini tergantung dari usaha pemadatan yang dilakukan. ukuran volume tanah dalam keadaan padat biasanya dinyatakan dalam compact cubic meter (ccm)
29 Tabel 2. 2 Tabel Swell Factor
(Sumber : Tenrisukki, 2003) 2.5.3 Fill factor
Faktor pengisian mangkuk adalah perbandingan antara volume material yang dapat ditampung oleh mangkuk terhadap bucket teoritis dan dinyatakan dalam persen (Prodjosumarto,1995). Faktor pengisian dapat dinyatakan dengan persamaan berikut (Pfleider,1972) :
𝑩𝑭𝑭 = 𝑽𝒏
𝑽𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎% Dimana :
30 Vn = Volume nyata bucket (m3)
Vt = Volume teoritis bucket (m3)
Gambar 2. 10 Fill factor
(Sumber : Robert L, Peurifoy, 2006) 2.5.4 Cycletime ( Waktu Edar )
Waktu edar merupakan waktu yang ditempuh oleh alat untuk 1 (satu) kali pekerjaan waktu edar alat muat dimulai dari saat menggali sampai pada posisi mulai menggali kembali, sedangkan waktu edar alat angkut adalah waktu edar yang ditempuh oleh alat angkut mulai dari proses dimuat oleh alat muat sampai pada posisi mulai untuk dimuat kembali (Hadi, dkk, 2015).
1. Waktu Edar Excavator
𝐶𝑡 = 𝐷𝑖𝑔𝑔𝑖𝑛𝑔 𝑡. +𝑆𝑤𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑓 + 𝐷𝑢𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑡. +𝑆𝑤𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑒. 2. Waktu Edar DT
31 Ct = Mlp + Lt + Htf + Mdp + Dt + The
Dimana :
Mlp : Manuver loading point Lt : Loading time
Htf : Hauling time full Mdp : Manuver dump point Dt : Dumping time Hte : Hauling time empty 2.5.5 Produktivitas Alat Berat
Terdapat berbagai rumus untuk melakukan perhitungan produktivitas pada alat. Berikut adalah beberapa perhitungan produktivitas untuk beberapa alat yang dipakai pada penelitian ini, yaitu :
1. Produktivitas Excavator 𝑄 = 𝑞𝐿 𝑥 𝑘 3600 𝐶𝑡 𝑥 𝐸 𝑥 𝑆𝐹 Dimana : Q : Produktivitas/jam qL : Kapasitas bucket k : Fill factor
Ct : Waktu edar (Cycle time) E : Efiseinsi
SF : Swell Factor 2. Produktivitas HD
32 𝑄 = 60
𝐶𝑡 𝑥 𝑞𝑣 𝑥 𝑘 𝑥 𝑆𝐹 Dimana :
qv : Kapasitas vessel k : Fill factor vessel
Ct : Cycle time dari dumptruck SF : Swell Factor
(Sumber : Prodjosumarto, Partanto. 1993) 3. Match Factor
𝑀𝐹 =𝑛 𝑥 𝑛𝐻 𝑥 𝑐𝐿 𝑛𝐿 𝑥 𝑐𝐻 Dimana :
MF=1 (serasi antara alat gali muat 100% atau mendekati 100%) MF<1 (alat angkut bekerja penuh, alat muat mempunyai waktu tunggu) MF>1 (alat muat bekerja penuh, alat angkut mempunyai waktu tunggu) Diketahui :
nH : (jumlah alat angkut) cL : CT Excavator (menit) nL : jumlah alat muat cH : CT DT (menit) n : bucket
(Sumber : Basuki dan Nur- hakim. 2004) 4. Produktivitas Motor grader
33 𝑄 =𝐿ℎ(𝑛(𝑏 − 𝑏𝑜) + 𝑏𝑜)𝑥𝑡𝑥𝐹𝑎𝑥60
𝑛𝑥𝐶𝑡 Diketahui :
Q : Produktivitas Motor grader (m3/jam) Lh : Panjang Hamparan (m)
n : Jumlah Jalur
b : Lebar Efektif Blade (m) t : Tebal Hamparan
bo : Lebar Overlap Fa : Efisiensi Alat
Ct : Waktu Siklus (menit) (Sumber : Rochman Hadi,1984) 5. Produktivitas Vibratory
Rumus :
𝑃 =𝑊𝑥𝑆𝑥𝐸 𝑁 𝑥 𝑝 Diketahui :
P : Produktivitas Vibro (m3/jam) W : Lebar Roller
34 E : Efesiensi
N : Jumlah Bolak-balik p : Tebal pemadatan
(Sumber : Rochman Hadi,1984)
2.5.6 Rolling resistance Terhadap Produktivitas
Hubungan RR dengan produktivitas terjadi karena adanya perubahan kecepat an waktu pada alat angkut yang digunakan, semakin besar RR yang ada maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut material, dan sebaliknya jika RR semakin kecil maka waktu yang digunakan untuk mengangkut material semakin cepat. Dan jika alat angkut dapat bekerja dengan optimal maka produktivitas meningkat dikarenakan waktu tunggu excavator juga berkurang sehuingga excavator juga dapat bekerja secara optimal. Untuk mengetahui kecepat an yang bisa dicapai dengan medan-medan tertentu bisa dianalisa melalui grafik travel performance curve power pada setiap handbook dumptruck yayang digunakan dalam penelitan.
35 Sumber : (handbook komatsu, 2007)
Langkah-langkah menentukan kecepat an alat angkut menggunakan grafik diatas adalah :
1 Hitung total resistance yang ada pada jalan angkut tersebut.
2 Plot garis vertical pada gross weight sampai batas total resistance sebesar berat total alat angkut.
3 Tarik garis horizontal dari batas total resistance samapai mengenai garis gear.
4 Tarik garis vertical pada perpotongan garis gear kemudian baca kecepat an alat angkut pada travel speed.
2.5.7 Rimpull
Rimpull” (RP) adalah suatu gaya tarik maksimum yang dapat disediakan oleh mesin. “Rimpull” ini suatu istilah yang hanya diterapkan pada alat-alat mekanis yang beroda ban. Rumus untuk mengetahui nilai Rimpull adalah : 𝑅𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑙 = 375 𝑥 𝐻𝑃 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝑝ℎ) Dimana : 375 : konstatnta HP : Tenaga Mesin Eff : Efisiensi Mesin
36 2.6 Biaya Produksi
Biaya Produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan sampai alat tersebut dapat beroperasi/berproduksi. Biaya produksi sendiri terbagi menjadi 2 biaya, yaitu biaya kepemilikan dan biaya operasi, berikut adalah penjelasan mengenai kedua biaya tersebut, yaitu :
2.6.1 Biaya Kepemilikan
Yang dimaksud dengan biaya kepemilikan adalah biaya yang harus dikeluarkan atau diperhitungkan walaupun alat sedang tidak beroperasi. Biaya kepemilikan meliputi beberapa parameter seperti penyusutan (depresiasi) alat, bunga, pajak, dan asuransi alat.
1 Biaya Penyusutan ( Depresiasi )
Penyusutan (depresiasi) adalah harga modal yang hilang pada suatu peralatan yang disebabkan oleh umur pemakaian. Guna menghitung besarnya biaya penyusutan perlu diketahui terlebih dahulu umur kegunaan dari alat yang bersangkutan dan nilai sisa alat pada batas akhir umur kegunaannya. Terdapat banyak cara yang digunakan untuk menentukan biaya penyusutan. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah "straight line method" yaitu turunnya nilai modal dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama besarnya sepanjang umur kegunaan dari alat tersebut, sebagai berikut :
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 − (𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑛) − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑒𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡
(Sumber : Tenriajeng, 2003)
37 Suku bunga adalah bunga pinjaman dari bank untuk pembelian alat dengan nilai rata-rata suku bunga sebesar 9.39% (Otoritas Jasa Keuangan). Pajak adalah nilai kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan yang harus dibayar ke pemerintah. Sedangkan asuransi adalah tarif yang harus ditambahkan untuk pencengahan adanya kemungkinan kerusakan yang terjadi pada alat. Nilai asuransi alat yang ditetapkan yaitu 2.35% (Otoritas Jasa Keuangan). Perhitungan bunga modal, pajak dan asuransi dapat disatukan dengan menggunakan rumus :
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎, 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘, 𝐴𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖 = %𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎, 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘, 𝐴𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑒𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡
(Sumber : Tenriajeng, 2003) 2.6.2 Biaya Operasi
Biaya operasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat mengoperasikan alat yang digunakan. Biaya ini terdiri dari beberapa parameter seperti :
1 Bahan Bakar
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas per jam berbeda untuk setiap alat. Data-data ini biasanya dapat diperoleh dari pabrik produsen alat atau dealer alat yang bersangkutan atau dari data lapangan. Pemakaian bahan bakar dan pelumas/jam akan bertambah bila mesin bekerja berat dan berkurang bila bekerja ringan. Biaya bahan bakar dapat dihitung dengan rumus :
38 (Sumber : Tenriajeng, 2003)
2 Bahan Pelumas, Gemuk, Saringan Filter
Untuk kebutuhan bahan-bahan tersebut, seperti pada kebutuhan bahan bakar, masing-masing alat besar dalam kebutuhan per jam berbeda sesuai dengan kondisi pekerjaan, bahan pelumas yang terdiri atas :
a oli mesin b oli transmisi c oli hidrolis d. gemuk.
Biaya Bahan Pelumas = Kebutuhan Bahan Pelumas x Harga pelumas/liter. (Tenriajeng, 2003)
3 Ban
Umur ban dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya di samping kecepat an dan tekanan angin. Selain itu kualitas ban yang digunakan juga berpengaruh. Umur ban biasanya diperkirakan sesuai kondisi medan kerjanya, rumusnya :
𝐵𝑎𝑛 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑛 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑒𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 (Sumber : Tenriajeng, 2003)
4 Maintenance
Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai dengan kondisi operasinya. Makin keras alat bekerja per jam makin
39 besar pula biaya operasinya. Biaya perbaikan (reparasi) alat dapat ditentukan dengan menggunakan formula berikut :
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑥(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑛) 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐴𝑙𝑎𝑡
(Sumber : Tenriajeng, 2003) 5 Upah Operator
Salah satu cara untuk menghitung upah operator/jam adalah :
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝐽𝑎𝑚 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (Sumber : Tenriajeng, 2003)
2.7 TALPAC
Talpac atau Truck And Loader Productivity Analysis And Costing adalah sebuah Software yang digunakan untuk menghitung besarnya produktivitas alat serta biaya ekonomis system pengangkutan yang disesuaikan dengan situasi jalan yang ada dilapangan (Herwin , 2004). Program Talpac dapat digunakan untuk menghitung waktu tempuh alat angkut pada suatu simulasi profil pengangkutan, memperkirakan kemampuan produksi untuk study perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, memperkirakan dan membandingkan produktivitas dengan beberapa metode pemuatan guna menentukan teknik pemuatan yang optimal, memperkirakan biaya pada suatu perencanaan profil pengangkutan serta sampai dengan memperkirakan penggunaan bahan bakar. Sistem pengangkutan di dalam program Talpac merupakan sistem yang terdiri dari beberapa komponen penyusunnya yakni jenis material (material types),
40 shift kerja (work roaster) menunjukan jumlah shift tiap hari kerja dan lama waktu tiap shift kerjanya, data alat muat (loading unit), dan data alat angkut (Hauling Unit) serta jumlahnya dalam 1 fleet. Dalam penelitian ini aplikasi TALPAC adalah free demo yang berasal dari developer software tersebut yaitu RPM Global. Langkah kerja aplikasi ini dapat dilihat pada (lampiran Q).
41 Diagram 2. 1 Diagram Alur Pemikiran
Pengaruh Perbaikan Rolling resistance Pada Jalan Angkut Terhadap Estimasi Biaya Produksi Andesit Dengan Simulasi Menggunakan Aplikasi TALPAC 10.2 Di PT. Lotus SG Lestari
Permasalahan
Alat tidak optimal
Jalan rusak
Jalan tidak standar
Kondisi Awal
Produktivitas tidak maksimal
Banyak waste time
Biaya yang mahal
Kecepatan DT tidak optimal Pemecahan Masalah Perbaikan jalan Perlapisan jalan Geometri jalan Kecepatan DT Kondisi Perbaikan Produktivitas maksimal
Waste time berkurang
Biaya yang murah
Kecepatan DT optimal
Hasil
Saving cost
42 BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian ini menjelaskan dimana lokasi penelitian berada dan kapan penelitian dilakukan. Berikut adalah penjelasan dimana dan kapan penelitian dilakukan, yaitu :
3.1.1 Lokasi Penelitian
Tempat pelaksanaan tugas akhir (TA) dilaksanakan di PT. Lotus SG Lestari. PT. Lotus SG Lestari terletak di daerah Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
3.1.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan tugas akhir (TA) diharapkan dapat dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, dimulai dari pertengahan bulan maret 2020 sampai dengan pertengahan bulan Mei 2020. Untuk rincian waktu dan durasi Tugas Akhir (TA) akan disesuaikan oleh perusahaan, Berikut adalah rincian kegiatan yang di rencanakan, yaitu :
43 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Ada berbagai teknik cara dalam pengambilan data pada penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan 3 cara yaitu, studi literatur, observasi lapangan, dan teknik wawancara, berikut adalah penjelasanya :
3.2.1 Studi Literatur
Studi Literatur yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari referensi buku, jurnal, artikel maupun laporan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan
3.2.2 Observasi Lapangan
Observasi lapangan yaitu melakukan pengamatan secara langsung jalannya proses yang menjadi tinjauan umum penulis. Observasi yang dilakukan peneliti dilapangan meliputi 2 data, yaitu data primer dan data sekunder. Perbedaan kedua data ini adalah data primer data yang benar-benar diambil sendiri pada saat dilapangan sedangkan data sekunder adalah data perusahaan yang sudah ada atau bukan data yang sudah tersedia. Berikut adalah data primer dan data sekunder yang diambil sebagai berikut :
1. Data Primer
a. Pengambilan data Cycletime
Cycletime sendiri adalah kemampuan suatu alat untuk melakukan sekali pekerjaanya. Data cycletime yang diamati adalah berupa data cycle dari excavator backhoe kobelco SK330, DT Hino 500 tipe FM260ti dan Tonly TL-855. Masing-masing sampel jumlahnya berbeda-beda karena untuk mengambilan data cycletime dari
44 dumptruck jauh lebih lama dengan pengambilan data cycletime dari excavator. Untuk data excavator yang perlu di perhatikan adalah waktu saat Digging, Waktu Swing full, Waktu Dumping, dan waktu pada saat Swing empty. Sedangkan Untuk data Dumptruck yang harus diperhatikan adalah waktu manuver loading point, loading time, time travel full, manuver dump point, dumping, dan yang terakhir waktu pada saat time travel empty.
b. Pengambilan data geometri jalan
Pengambilan data jalan ini diperlukan mengingat aplikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah TALPAC. Aplikasi ini meminta beberapa data jalan berupa panjang jalan, Grade jalan, Rolling resistance, dan superelevasi pada tikungan. Untuk panjang jalan diambil dengan menggunakan meteran (50 meter), untuk rolling resistance diambil dengan menggunakan pengaris dan menghitung penurunanya berapa besar. dan untuk superelevasi bisa dengan menggunakan busur untuk menghitung curve angle pada tikungan. Data geometri jalan yang diambil adalah dari bench 7 ke arah crusher plant A dan bench 4 ke arah crusher plant A. dalam pengambilan data geometri jalan pada penelitian ini hanya menggunakan alat yaitu GPS Garmin, GOMAD Altimeter, dan software SURPAC.
2. Data Sekunder a. Spesifikasi Alat
45 Data yang diperlukan lagi adalah data spesifikasi alat yang digunakan pada saat penelitain, data ini berupa dimensi alat, dimensi bucket¸ dan semua data-data spesifikasi alat yang dibutuhkan b. Material
Data material yang dibutuhkan berupa swell factor, ataupun spesifikasi dari material andesit tersebut. Data ini bisa didapatkan dengan cara membaca literatur mengenai batuan andesit.
c. Cost
Cost atau biaya adalah salah satu data rahasia perusahaan, untuk mendapatkan data ini peneliti melakukan teknik wawancara dengan operator atau pekerja-pekerja disana mengenai upah yang diterima. Cost ini sendiri menyangkut pada pembelian sparepart untuk alat-alat yang digunakan pada penelitian. Untuk mendapatkan data harga sparepart peneliti menanyakan apa saja sparepart yang mudah rusak dan mencari harga pada online shop ini dilakukan dikarenakan sparepart yang dikirimkan ke site sudah dibeli oleh kantor pusat jadi pekerja yang berada pada site tidak tau mengenai harga pembelian harga tersebut.
3.2.3 Wawancara
Wawancara, yaitu untuk mendapatkan data dengan cara melakukan wawancara pada narasumber, dalam hal ini karyawan perusahaan yang memberikan penjelasan dan data yang berhubungan dengan objek penulisan dalam laporan ini.
46 3.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan peneliti adalah dengan membandingkan hasil perhitungan hasil simulasi perbaikan jalan yang dilakukan pada aplikasi TALPAC. Sebelum melakukan simulasi pada aplikasi TALPAC peneliti akan terlebih dulu untuk melakukan perhitungan produktivitas secara menggunakan rumus, ini dilakukan karena alat yang digunakan pada PT. Lotus SG Lestari tidak ada pada aplikasi TALPAC, oleh karena itu aplikasi TALPAC hanya digunakan untuk mengetahui besar persentase perubahan setelah jalan diperbaiki dan tidak bisa dijadikan acuan hasil dalam penelitian ini. Untuk melakukan simulasi pada aplikasi tersebut ada beberapa data yang dipelukan seperti data-data dari geometri jalan yang terdapat dilapangan seperti panjang segmen jalan, grade jalan, rolling resistance, dan sudut tikungan untuk jalan tikungan. Setelah mendapatkan data tersebut data yang perlu diketahui lagi adalah alat yang setara dengan alat yang di PT. Lotus SG Lestari, jam kerja dan material yang dipakai.
Simulasi pada TALPAC dilakukan sebanyak 2 kali yaitu dengan kondisi jalan yang sebenarnya dan kondisi jalan yang sudah diperbaiki sehingga peneliti dapat mengetahui besar persentase antara jalan sebelum diperbaiki dan sesudah jalan diperbaiki. Besar dari persentase ini akan di kali kan dengan produktivitas hasil perhitungan rumus, disini akan terjadi peningkatan produktivitas dan secara otomatis biaya juga akan turun sehingga menghasilakn saving cost. Setelah itu dilakukan perhitungan payback period dan data yang dibutuhkan adalah biaya total perbaikan dan saving cost yang tersedia agar diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutup semua biaya perbaikan yang dikeluarkan perusahaan.
47 3.3.1 Penerapan Aplikasi TALPAC
Diagram 3. 1 Flowchart Aplikasi TALPAC
3.4 Alat-alat Berat PT. Lotus SG Lestari
Untuk membatu dalam proses penambangan PT. Lotus SG Lestari memiliki beberapa alat berat. Berikut adalah beberapa alat berat yang dimiliki PT. Lotus SG Lestari, yaitu :
Tabel 3. 2 Jenis Alat Berat PT. Lotus Membuat Project Pada TALPAC
Save new project Title Project
Tampilan TALPAC
Edit roaster
Edit material Haul cycle Loading unit Truck Unit
48 3.5 Diagram Alir Penelitian
Diagram 3. 2 Diagram Alir Penelitian
` `
`
Judul
Menganalisa dan memahami permasalahan
Studi Literatur : Jurnal Teori buku
Perumusan dan Batasan masalah
Pengumpulan data
Data Primer :
Cycle Time DT dan Excavator Rolling resistance
Koordinat jalan Panjang jalan
Curve angle Grade jalan Bucket fill dan Densitas
Data Sekunder :
Swell factor
Spesifikasi DT dan Excavator
Cost DT dan Excavator
Pengolahan Data : Garmin Autocad Surpac TALPAC Analisis