• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN ALGORITMA CB UNTUK KONSTRUKSI STRUKTUR BAYESIAN NETWORK DARI DATA TIDAK LENGKAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN ALGORITMA CB UNTUK KONSTRUKSI STRUKTUR BAYESIAN NETWORK DARI DATA TIDAK LENGKAP"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

71

PENGEMBANGAN ALGORITMA CB

UNTUK KONSTRUKSI STRUKTUR BAYESIAN NETWORK

DARI DATA TIDAK LENGKAP

Humasak Tommy Argo Simanjuntak

1)

Manajemen Informatika, Politeknik Informatika Del

Jl. Sisingamangaraja, Sitoluama, Laguboti, Tobasa, 22381

Telp : (0632) 331234, Fax : (0632) 331116

E-mail :

[email protected]

1)

Abstract

Data mining merupakan proses inti pada Knowledge Discovery in Databases. Salah satu representasi model yang digunakan pada data mining adalah Bayesian Network (BN). BN terdiri dari struktur network yang disebut Directed Acyclic Graph yang merepresentasikan kebebasan kondisional, dan parameter network yang merepresentasikan nilai Joint Probability Distribution.

Konstruksi struktur BN dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu search & scoring dan dependency analysis. Algoritma CB merupakan algoritma pengkonstruksi struktur BN yang mengkombinasikan pendekatan search and scoring dan dependency analysis. Salah satu kelemahan dari algoritma CB adalah tidak dapat melakukan konstruksi struktur dari data yang tidak lengkap. Hal ini terjadi karena beberapa langkah pada algoritma mensyaratkan data pada kondisi lengkap. Oleh karena itu, pada kajian ini, dilakukan analisis, implementasi, pengujian, dan analisis hasil uji dari algoritma CB yang dikembangkan untuk melakukan konstruksi struktur dari data tidak lengkap. Algoritma CB dikembangkan menjadi dua tipe algoritma, yaitu algoritma CB dengan ignore tuple dan algoritma CB* (kombinasi algoritma CB, algoritma BSEM, dan metode ignore tuple).

Dari hasil kajian yang menggunakan kasus Visit To Asia dan Fire, algoritma CB* lebih baik daripada algoritma CB dengan ignore tuple. Namun, performansi waktu yang dibutuhkan oleh algoritma CB* lebih besar jika dibandingkan dengan algoritma CB yang hanya menggunakan ignore tuple.

Keywords: Bayesian Network, Algoritma CB, Data Mining 1. PENDAHULUAN

Data mining merupakan proses ekstraksi pengetahuan dari sejumlah data yang besar. Salah satu data mining task adalah klasifikasi, yaitu mengelompokkan data yang terdapat dalam basis data menjadi beberapa kategori berdasarkan aturan klasifikasi atau model yang diperoleh dari data tersebut [1].

Salah satu teknik yang digunakan dalam klasifikasi data adalah Bayesian Network.

Bayesian Network merupakan model dalam

bentuk grafik yang dapat merepresentasikan tingkat ketergantungan dari variabel acak dengan menggunakan struktur graf.

Keadaan data, yaitu data lengkap atau data tidak lengkap mempengaruhi konstruksi struktur

Bayesian Network. Pada saat ini, algoritma

pengkonstruksi struktur Bayesian Network dari data tidak lengkap sudah berkembang. Beberapa algoritma tersebut adalah algoritma BSEM, BC, dan EMCMC. Algoritma ini menangani missing

value tanpa tahap preprocessing. Penanganan missing value diintegrasikan pada saat

melakukan konstruksi struktur Bayesian Network dari data. Namun, algoritma-algoritma tersebut merupakan algoritma dengan pendekatan search

& scoring, sedangkan algoritma yang

berdasarkan pendekatan analisis dependensi belum dapat menangani data tidak lengkap.

Algoritma CB adalah algoritma pengkonstruksi struktur Bayesian Network dengan

mengkombinasikan algoritma dengan pendekatan metode analisis dependensi (algoritma PC) dan metode search & scoring (algoritma K2) [4]. Tujuan utama dari algoritma CB adalah memperoleh algoritma pencarian struktur yang secara komputasi mudah dikerjakan, yaitu tidak terlalu bergantung pada CI (conditional independence) test dan tidak membutuhkan node ordering [4]. Namun, algoritma CB mensyaratkan data lengkap.

Kajian ini akan menyelesaikan persoalan pengembangan algoritma CB untuk data tidak lengkap. Metode yang akan digunakan dalam mengembangkan algoritma CB adalah metode

ignore tuple [1]. Metode ignore tuple akan

(2)

72

missing value (unknown value). Selain itu,

algoritma CB dengan metode ignore tuple juga akan dikembangkan dengan menggunakan algoritma BSEM dan diberi nama algoritma CB*. Algoritma BSEM digunakan untuk mengganti penggunaan algoritma K2 pada algoritma CB. Penggunaan algoritma BSEM didasarkan pada kemampuan algoritma BSEM yang dapat melakukan estimasi terhadap data yang hilang untuk mengkonstruksi struktur BN dari data tidak lengkap.

Beberapa masalah utama yang perlu diperhatikan dalam melakukan konstruksi struktur Bayesian

Network dari data tidak lengkap meliputi

persentase jumlah data yang tidak lengkap, keakuratan struktur yang dihasilkan, dan waktu yang dibutuhkan oleh sebuah algoritma dalam mengkonstruksi struktur Bayesian Network. Masalah tersebut merupakan hal utama yang akan diperhatikan dalam melakukan pengembangan algoritma CB. Dengan demikian, pada kajian ini juga akan dilakukan perbandingan bagaimana penanganan missing

value pada algoritma CB dengan metode ignore tuple dan algoritma CB*. Perbandingan tersebut

dilakukan berdasarkan kriteria hasil struktur yang dihasilkan, pengaruh persentase jumlah data yang tidak lengkap, dan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan konstruksi struktur

Bayesian Network.

Tujuan utama kajian ini adalah mengembangkan algoritma CB untuk data tidak lengkap dalam mengkonstruksi struktur Bayesian Network. Selain itu, kajian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode ignore tuple dalam menangani data tidak lengkap untuk melakukan konstruksi struktur Bayesian Network dengan melakukan perbandingan antara pengembangan algoritma CB dengan metode ignore tuple dan algoritma CB* (algoritma CB dengan metode ignore tuple dan algoritma BSEM).

2. BAYESIAN NETWORK

2.1 Pengertian Dasar

Bayesian Network adalah jenis Probabilistic

Graphical Model (PGM) dengan arc berarah

yang digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan tentang hubungan kebergantungan/kebebasan diantara

variabel-variabel dari domain persoalan yang dimodelkan [1]. Pengetahuan tersebut direpresentasikan secara kualitatif menggunakan struktur graf dan secara kuantitatif menggunakan parameter-parameter numerik.

Struktur graf BN disebut directed acyclic graph (DAG), yaitu graf berarah tanpa siklus berarah. DAG terdiri dari node dan arc. Node merepresentasikan variabel acak dan arc

merepresentasikan adanya hubungan kebergantungan langsung (pengaruh sebab akibat di antara variabel yang dihubungkan). Tidak adanya arc menandakan adanya hubungan kebebasan kondisional di antara variabel.

Himpunan parameter mendefinisikan distribusi probabilitas kondisional untuk setiap variabel. Distribusi probabilitas kondisional direpresentasikan pada setiap node dengan menggunakan tabel yang disebut conditional

probability table (CPT). CPT berisi probabilitas

kondisional dari nilai-nilai node, diberikan setiap kombinasi nilai parent nodenya, kecuali pada node yang tidak mempunyai parent, CPT berisi probabilitas awal dari nilai-nilai node.

Gambar 1 berikut menunjukkan contoh Bayesian Network dengan 5 node.

H

F

L

B

C

P(h1) P(h2) 0,2 0,8 P(b1) P(b2) 0,25 0,75 H h1 h2 0,05 0,95 P(l1) P(l2) 0,03 0,97 H h1 h2 0,00005 0,99995 P(c1) P(c2) 0,6 0,4 L l1 l2 0,03 0,98 P(f1) P(f2) 0,75 0,25 L l1 l2 0,1 0,9 B b1 b1 b2 b2 l1 l2 0,5 0,5 0,05 0,95

Gambar 1 Bayesian Network yang terdiri dari 5 variabel (node).

1.2 Metode Konstruksi Struktur Bayesian Network

Dalam melakukan konstruksi struktur BN dari data, ada dua buah pendekatan atau metode yang digunakan, yaitu metode search & scoring dan metode analisis dependensi [8]. Metode search

& scoring melakukan konstruksi struktur dengan

mencari sebuah struktur yang paling cocok dengan data. Contoh: Algoritma K2 (dari cooper dan Herskovits) untuk basis data yang lengkap, Algoritma BSEM, dan Algoritma BC untuk basis data tidak lengkap. Sedangkan metode analisis dependensi melakukan konstruksi struktur BN dengan mengidentifikasi hubungan kebebasan kondisional di antara node-node. Hal ini dilakukan dengan melakukan beberapa tes statistik (seperti chi-squared), sehingga dapat ditemukan hubungan kebebasan kondisional di antara node-node dan hubungan tersebut digunakan sebagai batasan untuk mengkonstruksi struktur BN. Contoh: Algoritma PC dan Algoritma B.

Selain kedua metode tersebut, pada saat ini juga telah muncul suatu metode yang merupakan kombinasi dari metode search & scoring dan metode analisis dependensi. Tujuan utama dari

(3)

73

metode ini adalah untuk memperoleh algoritma pencarian struktur yang secara komputasi mudah dikerjakan, dimana algoritma tersebut adalah algoritma yang tidak terlalu tergantung pada CI

test dan tidak membutuhkan node ordering.

Contoh: Algoritma CB yang melakukan kombinasi antara algoritma PC yang telah dimodifikasi (metode analisis dependensi) dan algoritma K2 (metode search & scoring).

1.3 Algoritma Pengkonstruksi Struktur Bayesian Network

Subbab berikut ini akan menjelaskan secara ringkas beberapa algoritma yang digunakan dalam kajian ini.

1.3.1 Algoritma CB

Algoritma CB merupakan algoritma yang melakukan kombinasi dari dua pendekatan untuk pencarian struktur BN. Pada dasarnya algoritma CB terdiri dari dua fase, yang telah dijelaskan pada [4] dan [3], yaitu:

Fase I: menggunakan CI test untuk

menghasilkan sebuah undirected graph dengan memeriksa kebebasan kondisional antar variabel. Pada fase ini juga akan dilakukan orientasi arah sisi untuk mendapatkan node ordering.

Fase II: Mengambil masukan node ordering

yang dihasilkan fase I dan menjalankan algoritma K2 untuk membangun struktur

network.

Kedua fase akan dieksekusi secara iteratif, mulai dari CI test orde ke-0, CI test orde ke-1, dan seterusnya sampai kriteria terminasi terpenuhi Algoritma K2 yang digunakan oleh algoritma CB dalam pemberian parent node untuk mencari model struktur yang terbaik adalah algoritma yang telah didefinisikan pada [6].

1.3.2 Algoritma BSEM

Algoritma BSEM merupakan salah satu algoritma dengan pendekatan search & scoring yang dapat melakukan estimasi terhadap data yang hilang. Proses estimasi data hilang dilakukan dengan menggunakan algoritma

Maximum Posteriori Parameter (MAP) [2].

Pada dasarnya, algoritma Bayesian Structural

Expectation Maximization (BSEM) adalah

pengembangan dari algoritma Expectation

Maximization (EM) yang ditujukan untuk

membangun struktur maksimal hanya berdasarkan pengetahuan dari data. Bentuk umum algoritma BSEM dapat dilihat pada [9]. Secara garis besar, ada tiga tahap utama pada algoritma BSEM yaitu Expectation step, pencarian dan perhitungan score model-model, dan Maximization step yang memanfaatkan hasil-hasil perhitungan sebelumnya.

Expectation step berfungsi melakukan ekspektasi

probabilitas data dengan memperhitungkan jumlah hilangnya data serta jumlah data yang dapat ditelaah (observed data). Hasil dari

expectation step adalah nilai-nilai probability

masing-masing variabel acak serta nilai

conditional probability dari edge yang mungkin

muncul, yang akan digunakan untuk membangun struktur. Expectation step ini menggunakan algoritma MAP [2]. Setelah melalui langkah

Expectation step, maka dicari model-model yang

mungkin dengan diberikannya sejumlah nilai

conditional probability dari data. Masing-masing

model dihitung scorenya menggunakan fungsi

scoring sebagai berikut:

¦

» ¼ º « ¬ ª 4š i M n h n M i M i n E F S oM M M Score( : ) log | , , Dalam hal ini, sisi kanan persamaan di atas menyatakan akumulasi/jumlah nilai estimasi untuk setiap variabel acak dari sebuah model yang ditawarkan.

3. ANALYSIS

Pada awalnya algoritma-algoritma pengkonstrusi struktur BN yang menggunakan CI test mempunyai kelemahan dari sisi waktu dan besarnya volume data masukan, sedangkan algoritma-algoritma non CI test pada umumnya membutuhkan node ordering.

Berdasarkan cara kerja algoritma CB, algoritma CB yang mengkombinasikan metode analisis dependensi dan metode search & scoring merupakan salah satu algoritma yang tidak terlalu bergantung pada CI test dan tidak membutuhkan node ordering [4]. Algoritma ini bertujuan untuk memperoleh metode pencarian struktur yang secara komputasi mudah dikerjakan. Namun, algoritma CB hanya mampu menangani konstruksi BN dari basis data lengkap. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Test kebebasan (Chi-Squared test) yang

dilakukan oleh algoritma CB dalam menghasilkan node ordering hanya dapat dilakukan dengan asumsi data pada kondisi lengkap. Adanya data yang bernilai null (unknown value) akan mempengaruhi derajat kebebasan, frekuensi amatan, dan frekuensi harapan yang digunakan dalam test kebebasan, sehingga CI test tidak dapat dilakukan.

2. Bayesian Scoring Function yang digunakan

oleh algoritma CB dalam pemberian orientasi arah edge yang masih undirected maupun

bidirected hanya dapat dilakukan dengan

mensyaratkan data lengkap.

3. Algoritma K2 pada algoritma CB tidak menangani estimasi atau penanganan unknown

value.

(4)

74

Oleh karena itu, algoritma CB perlu melakukan penanganan terhadap tuple yang mengandung

missing value agar dapat melakukan konstruksi

struktur Bayesian Network dari data. Gambaran pengembangan algoritma CB untuk konstruksi struktur BN pada data tidak lengkap ditunjukkan pada Gambar 3 berikut ini:

Data Lengkap CB PC modified + K2 PC modified + K2 + Ignore Tuple CB* = PC modified + BSEM + Ignore Tuple Data Tidak Lengkap

Gambar 2 Diagram pengembangan algoritma CB

4. ANALISIS, PERANCANGAN, DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

Perangkat lunak pengkonstruksi struktur BN yang dikembangkan adalah perangkat lunak PuCiBi* yang dapat melakukan konstruksi BN dari data tidak lengkap.

Tahapan proses yang terdapat pada PL PuCiBi* dapat dilihat melalui flowchart pada Gambar 4 berikut.

Gambar 3 Flowchart Perangkat Lunak PuCiBi*

Berikut adalah deskripsi dari flowchart pada Gambar 4.

Perangkat Lunak PuCiBi* melakukan proses pengambilan data dengan melakukan query ke basis data untuk mengambil data record dan nama atribut tabel. Setelah data record diperoleh, perangkat lunak mempersiapkan data sesuai dengan pesentase missing value. Proses persiapan data tersebut menghasilkan data kombinasi unik nilai record dan jumlahnya. Data yang dihasilkan pada proses ini dapat disimpan pada basis data dengan membuat tabel baru. Proses selanjutnya yaitu pencarian struktur BN dengan dua buah tipe pengembangan algoritma CB. Proses ini menerima masukan data kombinasi unik nilai record dan jumlahnya dari proses persiapan data serta melakukan pembacaan arsip posisi untuk mendapatkan informasi posisi node. Proses pencarian struktur BN dengan tipe pengembangan algoritma CB merupakan pilihan dari pengguna. Proses ini akan menghasilkan struktur hasil konstruksi dan mencatat langkah-langkah konstruksi ke dalam arsip log. Pada proses menampilkan hasil, struktur hasil konstruksi dan representasi struktur BN akan ditampilkan ke layar. Pengguna dapat menyimpan gambar struktur hasil konstruksi dengan melakukan proses Menyimpan Gambar Struktur BN. Selanjutnya, pengguna dapat memilih apakah akan melakukan pencarian struktur BN lagi atau tidak. Jika ya, proses Reset akan mengembalikan perangkat lunak ke kondisi semula sehingga siap untuk melakukan pencarian struktur BN dari awal. Jika tidak maka pencarian struktur BN berakhir.

Deskripsi fungsional pengembangan perangkat lunak PuCiBi* yang berupa Data Flow Diagram (DFD) dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.

5. HASIL DAN PENGUJIAN

Implementasi program pada kajian ini dilakukan untuk menguji konstruksi struktur BN dengan melakukan pengembangan algoritma CB pada data tidak lengkap. Pengujian bertujuan untuk melihat:

i. Pengaruh missing data terhadap hasil konstruksi, dan

ii. Membandingkan hasil konstruksi struktur yang dilakukan oleh dua tipe pengembangan algoritma CB.

Beberapa batasan dalam melakukan pengujian Perangkat Lunak PuCiBi* adalah sebagai berikut:

1. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kasus Visit to Asia dan Fire, baik berupa data lengkap maupun tidak lengkap.

2. Untuk data tidak lengkap, pengujian hanya dilakukan untuk kasus dengan jumlah data

(5)

75

tidak lengkap kurang dari atau sama dengan 20% (d20%).

3. Level of significance dari CI test yang digunakan untuk adalah 0,01 dan 0,05.

Dari hasil evaluasi kasus uji data Visit to Asia dan Fire yang telah dilakukan, perbandingan struktur yang dihasilkan oleh algoritma CB dengan ignore tuple maupun algoritma CB*, meliputi penambahan edge, pengurangan edge dan arah edge yang salah diberikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4 Grafik struktur BN Fire menggunakan algoritma CB dengan ignore tuple

Gambar 5 Grafik struktur BN Fire menggunakan algoritma CB*

Gambar 6 sampai dengan Gambar 9 menunjukkan bahwa struktur BN yang dihasilkan oleh algoritma CB dengan ignore

tuple cenderung tidak akurat jika dibandingkan

dengan struktur BN yang dihasilkan oleh algoritma CB*. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penambahan edge dan jumlah edge yang salah yang dihasilkan oleh algoritma CB dengan ignore tuple. Struktur yang dihasilkan oleh algoritma CB* memiliki struktur yang lebih mirip dengan struktur asal dari kasus Visit to Asisa dan Fire.

Pada evaluasi hasil kasus uji kedua akan dianalisis performansi waktu pengembangan algoritma CB dengan ignore tuple dan algoritma CB*. Grafik perbandingan performansi waktu konstruksi struktur Bayesian Network dengan menggunakan pengembangan algoritma CB diberikan pada gambar berikut ini:

Gambar 6 Grafik performansi waktu pengembangan algoritma CB untuk data Visit to Asia dan Fire menggunakan nilai level significance 0.01

Gambar 7 Grafik performansi waktu pengembangan algoritma CB untuk data Visit to Asia dan Fire menggunakan nilai level significance 0.05

Gambar 10 dan Gambar 11 menunjukkan bahwa performansi waktu yang diberikan oleh algoritma CB* lebih besar dibandingkan performansi waktu yang diberikan oleh algoritma CB dengan

ignore tuple. Pada evaluasi ini juga dapat dilihat

bahwa level significance CI test (0.01 dan 0.05) tidak mempengaruhi performansi waktu yang dihasilkan pada setiap pengembangan algoritma CB.

Evaluasi pengujian kasus uji kedua juga menunjukkan bahwa pada algoritma CB dengan

ignore tuple, semakin besar jumlah data tidak

lengkap maka score struktur yang dihasilkan semakin besar untuk struktur yang cenderung tetap dan tidak akurat. Sedangkan pada algoritma CB*, semakin besar jumlah data tidak lengkap, maka score struktur yang dihasilkan semakin kecil (relative makin kecil). Hal ini menunjukkan bahwa persentase data tidak lengkap sangat mempengaruhi struktur yang dihasilkan oleh algoritma CB dengan ignore tuple, sedangkan untuk algoritma CB*, persentase data tidak lengkap tidak mempengaruhi.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 5 10 15 20

Persentase missing value

Ju m lah e d ge Penambahan edge Pengurangan edge Arah edge salah

0 1 2 3 4 5 0 5 10 15 20

Persentase missing value

Ju m lah e d ge Penambahan edge Pengurangan edge Arah edge salah

0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 5 10 15 20

Persentase Missing Value

Wa

k

tu Visit to Asia dengan CB + ignore tuple

dengan level significance 0.01 Visit to Asia dengan CB* dengan level significance 0.01

Fire dengan CB + ignore tuple dengan level significance 0.01 Fire dengan CB* dengan level significance 0.01 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 5 10 15 20

Persentase Missing Value

Wa

k

tu

Visit to Asia dengan CB + ignore tuple dengan level significance 0.05 Visit to Asia dengan CB* dengan level significance 0.05 Fire dengan CB + ignore tuple dengan level significance 0.05 Fire dengan CB* dengan level significance 0.05

(6)

76

(7)

77

Gambar 9 Grafik struktur BN Visit to Asia menggunakan algoritma CB dengan ignore tuple

Gambar 10 Grafik struktur BN Visit to Asia menggunakan algoritma CB*

Untuk semua kasus pengujian, node ordering yang dihasilkan oleh Fase I pada setiap pengembangan algoritma CB memberikan node ordering yang sama. Hal ini terjadi karena penggunaan metode yang sama, yaitu: metode ignore tuple pada Fase I untuk menangani data tidak lengkap. Oleh karena itu, penyebab utama perbedaan struktur yang dihasilkan oleh algoritma CB dengan ignore tuple dan algoritma CB* terletak pada Fase II, yaitu langkah untuk melakukan pemberian parent dan pembangunan struktur dengan score yang maksimal.

Penggunaan sample data yang berbeda untuk jumlah missing value tertentu belum tentu menghasilkan struktur BN yang sama. Hal ini berarti, untuk jumlah missing value yang sama tetapi distribusi missing value yang berbeda, dapat memberikan struktur dan score yang berbeda pula.

6. SIMPULAN

Hasil pengembangan algoritma CB untuk menangani data tidak lengkap menunjukkan bahwa pengembangan algoritma CB menjadi algoritma CB* lebih baik daripada pengembangan algoritma CB dengan ignore tuple saja. Hal ini dibuktikan melalui hasil pengujian yang menunjukkan bahwa struktur yang dihasilkan oleh algoritma CB* merupakan struktur yang lebih akurat jika dibandingkan dengan struktur asal maupun struktur dari data lengkap.

7. DAFTAR PUSTAKA

(Reference from Book)

[1] Han, Jiawei dan Micheline Kamber. (2001). Data Mining: Concept and Techniques. Morgan Kaufmann Publishers: 279-296.

[2] Neapolitan, Richard E (2004). Learning Bayesian Networks. Pearson Prentice Hall Inc.

[3] Sandhyaduhita, Puspa, I. (2005). Algoritma CB: Algoritma yang Dibangun dengan Dua Pendekatan untuk Konstruksi Struktur Bayesian Network dalam Data Mining. Departemen Teknik Informatika ITB.

[4] Singh, M.; Valtorta, M. (1995). Construction of Bayesian Network Structures from Data: a Brief Survey and an Efficient Algorithm. Dept. of Computer Science, University of South Carolina, Columbia, USA.

(Reference from Conference paper)

[5] Fayyad, U.;Piatestky-Shapiro, G.; Smyth, P. (1996). From Data Mining to Knowledge Discovery. Advances in Knowledge Discovery and Data Mining. AAAI/MIT Press, Cambridge, Mass

[6] Ruiz, Carolina. (1993). Illustration of the K2 Algorithm for Learning Bayes Net Structures. Department of Computer Science, WPI.

[7] Ramoni, Marco dan Paola Sebastiani. (1997). Parameter Estimation in Bayesian Networks from Incomplete Database. Technical Report KMi-TR-57, Knowledge Media Institute, The Open University.

[8] Cheng, Jie, David Bell, Weiru Liu. (1998). Learning Bayesian Networks from Data: An Efficient Approach Based On Information Theory. Faculty of Informatics, University of Ulster, U.K.

[9] Friedman, Nir. (1998). The Bayesian Structural EM Algorithm. Computer Science Division, University of California, Berkeley

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0 5 10 15 20

Persentase missing value

Ju m lah e d ge Penambahan edge Pengurangan edge Arah edge salah

0 1 2 3 4 5 0 5 10 15 20

Persentase Missing Value

Ju m lah e d ge Penambahan edge Pengurangan edge Arah edge salah

Gambar

Gambar 1 berikut menunjukkan contoh Bayesian  Network dengan 5 node.
Gambar 3 Flowchart Perangkat Lunak PuCiBi*
Gambar 4 Grafik struktur BN Fire menggunakan  algoritma CB dengan ignore tuple
Gambar 8 DFD level 1 perangkat lunak PuCiBi*
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil thitung lebih besar dari pada ttabel yang berarti hipotensi alternatif dapat diterima, yaitu “Ada pengaruh yang positif dan signifikan

Internasional,” Majalah Padjajaran 3, no.. Dalam Perjanjian kerjasama internasional selain laksanakan oleh kepala negara atau pemerintah pusat namun dapat pula dilakukan

1.2 Unit kompetensi ini berlaku untuk produksi benih tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, dan tanaman pakan ternak... 33 1.3 Dalam unit

bahwa sesuai ketentuan Pasal 43 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2OO9 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, maka Pemerintah Provinsi Bengkulu periu mengatur

Partisipasi peserta dapat dilihat dari pertanyaan yang diajukan dalam kegiatan diskusi dan keseriusan peserta di dalam mengikuti simulasi yang berkaitan dengan Sadar Wisata Desa.

tidak melakukan Kegiatan Lalu Lintas Devisa (LLD), yaitu tidak melakukan transaksi LLD melalui rekening giro perusahaan pada bank di luar negeri (OCA) dan tidak memiliki utang

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaian skripsi yang berjudul,” Studi Mengenai Penggunaan

Menimbang, bahwa oleh karena dalam perkara a quo tidak ada perbedaan pendapat antara Penuntut Umum dengan Majelis Hakim tentang Dakwaan Alternatif mana yang