• Tidak ada hasil yang ditemukan

Call For Papper. Tema : Fisioterapi pada Gangguan Neurologi. Berdamai dengan Spinal Cord Injury Bersama Fisioterapi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Call For Papper. Tema : Fisioterapi pada Gangguan Neurologi. Berdamai dengan Spinal Cord Injury Bersama Fisioterapi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Call For Papper

Tema : Fisioterapi pada Gangguan Neurologi

“Berdamai dengan Spinal Cord Injury Bersama Fisioterapi”

Oleh : Kelompok Cardia Yuniatri Woli (20121001041) Medlin Kurniawati Kambe (20121001011) Dionisia Marcellina Freitas Belo (20121001040)

UNIVERSITAS DHYANA PURA BALI

FAKULTAS KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI 2021

(2)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Spinal Cord Injury (SCI) adalah kerusakan sumsum tulang belakang yang biasanya terjadi akibat benturan yang keras dan tiba-tiba pada tulang belakang melalui beberapa peristiwa, seperti jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, malformasi vaskular pendarahan, dan mielopati spondilotik serviks. Komplikasi Spinal Cord Injury bergantung pada tingkat cedera dan sindrom cedera tertentu yang ditentukan oleh zona cedera di sumsum tulang belakang. Oleh karena itu, SCI akan sangat mempengaruhi fungsi sensorik dan motorik seseorang. Jika sumsum tulang belakang mengalami cedera, maka impuls yang seharusnya dihantarkan ke otak atau sebaliknya tidak dapat dihantarkan dengan baik sehingga menyebabkan kehilangan sensasi dan mobilitas total atau sebagian.

Seorang penderita Spinal Cord Injury mungkin akan mengalami putus asa bahkan depresi karena cedera ini benar-benar mengubah hidupnya. Keterbatasan dalam melakukan segala hal merupakan salah satu alasannya. Seorang penderita SCI mungkin saja akan berduka atau marah dengan keadaan ini karena ia kehilangan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang ia sukai dulu saat keadaannya masih normal. Hal ini akan mempengaruhi kualitas hidup seorang penderita Spinal Cord Injury. Kita memang tidak bisa mengubah keadaan, namun kita bisa berdamai dengannya. Seorang penderita SCI dapat tetap menimati hidupnya, jika ia mau berdamai dengan keadaan tersebut dan menerima setiap perubahan dirinya. Penderita SCI juga dapat memaksimalkan fungsi geraknya melalui serangkaian proses rehabilitasi. Dengan melakukan rehabilitasi, Seorang penderita Spinal Cord Injury masih bisa menikmati hidupnya dengan melakukan hal-hal yang ia sukai.

2. Rumusan Masalah

1) Apa itu Spinal Cord Injury (SCI)

2) Bagaimana Cara Berdamai dengan Spinal Cord Injury (SCI)?

3. Tujuan

Memberikan dukungan kepada penderita Spinal Cord untuk berdamai dengan keadaannya pasca cedera.

(3)

ISI

1. Spinal Cord Injury

Spinal Cord Injury adalah cedera atau kerusakan pada sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh benturan keras pada tulang belakakang melalui peristiwa traumatis atau non-traumatik. Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf-saraf lembut yang terbentang dari dasar otak menuju ke tulang belakang bagian bawah melalui sebuah canal di tulang belakang. Sumsum tulang belakang ini membawa pesan-pesan sensorik dan motorik dari otak ke bagian tubuh yang lain. Spinal Cord Injury akan menghambat pesan-pesan yang dibawah oleh sumsum tulang belakang ini. Cedera pada bagian leher akan mempengaruhi bagian lengan, thorak, dan tungkai (quadriplegia). Sedangkan cedera pada bagian tengah punggung akan kelumpuhan pada anggota gerak mulai dari panggul ke bawah (paraplegia).

Cedera yang terjadi pada sumsum tulang belakang atau Spinal Cord Injury (SCI) menyebabkan gangguan pada beberapa fungsi tubuh sehingga terjadi perubahan yang besar pada tubuh penderita SCI. SCI akan menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan gerak dan sensasi, diikuti dengan gangguan-gangguan lain seperti gangguan pernapasan, nyeri yang sangat kuat, kehilangan kontrol kandung kemih dan usus, aktivitas reflek yang berlebihan atau kejang, serta perubahan fungsi seksual. Cedera spinal cord kemungkinan tidak dapat disembuhkan secara total, apalagi jika cedera yang dialami telah lama dan tidak mendapat penanganan yang efektif dari dokter maupun tenaga fisioterapi pasca cedera.

2. Hidup Berdamai dengan Spinal Cord Injury

Keterbatasan dalam melakukan aktivitas menimbulkan respon emosional seperti ketakutan, rasa bersalah, rasa malu,dan putus asa pada penderita Spinal Cord Injury. Muncul persepsi tentang kebebasan beraktivitas yang akan dibatasi karena cedera yang terjadi. Beradaptasi dengan keadaan ini adalah suatu hal yang sulit. Namun, ada pepatah yang mengatakan, "Sebelum cedera, kamu bisa melakukan 10.000 hal. Sekarang kamu bisa melakukan 9.000. Jadi, apakah kamu akan mengkhawatirkan 1.000 hal yang tidak dapat kamu lakukan atau fokus pada 9.000 hal yang bisa kamu lakukan?" (Michigan Medicine, 2020).

(4)

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan penderita SCI agar dapat berdamai dengan SCI :

1) Membicarakan Setiap Perasaan dengan Orang Lain

Kesedihan adalah suatu hal yang wajar dirasakan oleh semua orang, termasuk penderita SCI. Ini adalah bentuk reaksi terhadap kehilangan fungsi tubuh dan beberapa kebiasaan lama. Perasaan ini akan mempengaruhi penderita SCI secara emosional maupun fisik. Tetapi membiarkan emosi ini mengendalikan hidup penderita dapat mengakibatkan keputusan dan perilaku yang tidak sehat, proses rehabilitasi yang lebih lama, dan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan SCI yang dialami penderita. Sangat penting bagi penderita untuk mengungkapkan perasaan sedih maupun marah, agar tidak menghalangi keinginan dan semangat untuk bangkit dan terus maju. Dukungan dari keluarga maupun teman terdekat merupakan salah satu cara untuk menyemangati mereka yang mengalami cedera.

Selain itu, tim rehabilitasi mungkin akan memberikan tes lanjutan untuk memantau kondisi penderita dari waktu ke waktu. Tes ini bisa berupa tes kandung kemih, X-ray tulang belakang, CT scan, MRI, dan tes kepadatan tulang belakang. 2) Miliki Tujuan Hidup

Sangat penting bagi penderita Spinal Cord Injury untuk memiliki tujuan hidup dan menyibukkan diri untuk mencapainya. Awali dengan tujuan yang kecil. Penderita SCI dapat mengambil bantuan fisioterapis dan menetapkan tujuan kecil sehari-hari yang dapat dicoba untuk capai. Sedangkan untuk tujuan jangka panjang, coba pikirkan kembali tujuan hidup lama yang belum tercapai. Penderita mungkin masih bisa mencapainya dengan sedikit bantuan dan kemauan, misalnya menyelesaikan perguruan tinggi, mendapatkan pekerjaan, atau menikah. Penderita SCI dapat memanfaatkan sumber daya online, kisah inspiratif, dan pusat rehabilitasi untuk membantu mencapai tujuan hidupnya.

3) Selalu Memandang pada Masa Depan

Sulit untuk menikmati hidup jika kita terus tinggal dalam depresi dan keterpurukan. Banyak hal mungkin berubah, tetapi kita masih orang yang sama. Belajarlah menyesuaikan diri dengan keadaan ini, milikilah semangat dan

(5)

mimpi-mimpi yang baru, terimalah diri sendiri dengan kondisi yang berbeda. Menderita SCI bukan berarti hidup sudah berakhir. Oleh karena itu, masih ada harapan untuk menemukan dan melakukan hal-hal baru.

4) Melakukan Fisioterapi

Melalui fisioterapi, seorang penderita SCI dapat mengurangi keterbatasan geraknya. Adapun beberapa rangkaian fisioterapi yang dapat diberikan oleh fisioterapis pada penderita SCI adalah sebagai berikut :

- Intervensi Fisioterapi untuk Meningkatkan Kekuatan Otot

Penguatan otot dilakukan dengan memberikan pembebanan kepada otot-otot tertentu untuk memelihara dan mencegah penurunan masa otot. Manfaat dari latihan penguatan ini adalah untuk meningkatkan kekuatan otot, memberikan pengaruh baik pada proses remodeling jaringan, mengurangi stress pada persendian, dan peningkatan keseimbangan gerak (Pristianto et al , 2018). - Intervensi Fisioterapi untuk Menjaga dan Mencegah Kontraktur

Untuk menjaga dan mencegah kontraktur, fisioterapis dapat memberikan beberapa tindakan pada pasien. Jenis tindakan tersebut bisa berupa peregangan otot, menghangatkan otot, tendon, atau ligamen yang mengalami kontraktur, serta memberikan gelombang sonografi atau stimulasi menggunakan listrik.

- Intervensi Fisioterapi untuk Meningkatkan Kinerja Motorik

Jika pasien mengalami kelumpuhan yang parah dan tujuannya adalah berjalan dengan alat bantu jalan, maka pasien perlu berlatih berjalan dengan alat bantu jalan. Sebaliknya, jika pasien memiliki potensi pemulihan neurologis dan tujuannya adalah untuk berjalan sebagai orang yang mampu, maka pasien perlu berlatih berjalan sedekat mungkin dengan orang yang sehat. Treadmill dan perangkat robotik dapat digunakan untuk membuat pelatihan gaya berjalan lebih mudah dan memberikan kesempatan untuk latihan berulang yang intensif menggunakan strategi gaya berjalan yang meniru orang yang berbadan sehat.

(6)

PENUTUP Kesimpulan

Spinal Cord Injury adalah suatu kerusakan pada sumsum tulang belakang yang diakibatkan oleh peristiwa traumatis dan non-traumatis. Spinal Cord Injury menyebabkan hilangnya kemampuan motorik dan sensorik seseorang. Keadaan ini seringkali membuat penderita Spinal Cord Injury hidup dalam depresi dan keputusasaan karena keterbatasannya dalam melakukan banyak hal. Spinal Cord Injury bukanlah akhir dari kehidupan. Seorang penderita Spinal Cord Injury masih dapat menjalani hidup yang berkualitas dan bahagia jika ia mau berdamai dengan keadaan tubuhnya yang baru. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai hal itu adalah dengan melakukan fisioterapi. Tujuan yang paling penting dalam setiap proses fisioterapi adalah bagaimana pasien dapat kembali melakukan aktivitasnya dengan menggunakan tangannya sendiri. Karena aktivitas dari tangan itu sendiri dominan pada gerakan menggenggam (Sammer & Chung, 2017)

(7)

DAFTAR PUSTAKA

American College of Obstetricians and Gynecologists (2002, reaffirmed 2005).

Obstetric management of patients with spinal cord injuries. ACOG Committee Opinion No. 275. Obstetrics and Gynecology, 100(3): 625–627.

Michigan Medicine, 2020. Living With a Spinal Cord Injury. Available online : https://www.uofmhealth.org/health-library/ug2580#ug2580-Bib

National SCI Statistical Center (2012). Spinal Cord Injury facts and figures at a

glance. Birmingham, AL: National Spinal Cord Injury Statistical Center. Available online: https://www.nscisc.uab.edu

Pristianto, A., Wijianto, & Rahman, F. (2018). Terapi Latihan. Muhammadiyah University press.

Samer, De. M.s, & Chuung, Ke. C. (2017). CME Tndon Trensfers : Pert I . Prinnciplesof

Tansfer and Tansfers forr Radiial Neerve Pallsy, (1), 169–177.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini ditunjukan pada temperatur 1200°C, dengan reduktor arang kayu dan waktu reduksi 2 jam menghasilkan sponge iron dengan persen metalisasi sebesar 97,43% lebih tinggi dibanding

Dan untuk proses perancangan suatu ruang terbuka perlu juga memperhatikan delapan kriteria tersebut diatas secara integral didalam perancangan kawasan kota sehingga

Proses pengolahan susu kambing diawali dengan pasteurisasi, namun hanya untuk kemasan plastik dan es variasi rasa, sedangkan untuk kemasan botol tidak dilakukan

Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki

Kajian pustaka yang telah diuraikan di atas, menjadi acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang sistem kesehatan dalam kaitannya dengan sistem penyembuhan atau

Sebagai sarana penunjangnya, maka lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan pondok pesantren Ta'sisut Taqwa bergabung dengan lembaga pendidikan Ma'arif pada tahun 1986, 2

Ketoprofen tersalut gel kitosan- alginat dengan agen pengikat silang glutaraldehid, jumlah pelepasan ketoprofen pada menit ke-15 dari medium lambung dan usus

Fatkhiyatul Inayah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) media pembelajaran