• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Mei 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Page 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Mei 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Page 1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, Pencapaian Program bulan April tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk melihat tingkat pencapaian KB bulan April 2012 dengan menggunakan data rutin Rek.Kab.F/I/dal/10, Rek.Kab.F/II/KB/08, dan dari komponen terkait (Bidang KB/KR, Bidang KS/PK, Sekretariat, dan Bidang Latbang) yang mampu untuk menyiapkan data pendukung evaluasi kami selama satu bulan ini.

Analisis evaluasi data dan keadaan lapangan adalah kegiatan rutin untuk melihat upaya yang telah dilakukan pada pelaksanaan Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Berencana yang telah direncanakan. Selain itu analisis dan evaluasi juga dilakukan terhadap kinerja kantor Perwakilan BKKBN Provinsi berdasarkan Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) 2011 yang telah disepakati.

Materi Radalgram di tingkat provinsi dimaksudkan juga sebagai informasi bagi semua pengelola program Kependudukan dan KB Nasional di tingkat provinsi dan acuan untuk menentukan kebijakan program yang akan dilakukan pada bulan-bulan berikutnya. Akhirnya pada kesempatan ini kami juga sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dan ikut membantu dalam penyelesaian materi radalgram ini. Palembang, 15 Mei 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP. 19670203 199103 2 002

(2)

Page | 2

BAB I PENDAHULUAN

Situasi dan kondisi kependudukan yang ada merupakan suatu permasalahan yang memerlukan perhatian dan penanganan secara seksama, lebih sungguh-sungguh, dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang telah dan perlu terus dilakukan oleh pemerintah, bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat, adalah dengan pengendalian jumlah penduduk melalui peningkatan pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (KR) yang terjangkau, bermutu, dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.

Program KKB mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera lahir dan batin. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, serta mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Sebagai salah satu program pembangunan nasional, Program KKB yang telah dilaksanakan selama empat dasawarsa telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas. Hal ini bisa dilihat dari menurunnya angka kelahiran total, dari 5,6 per wanita usia subur pada awal 70-an menjadi 2.3 pada tahun 2007. Pada kurun waktu tersebut, Program KB juga telah berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang cukup penting, sehingga dalam pelaksanaannya program KB bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja tapi juga telah menjadi tanggung jawab masyarakat.

Dalam rangka mencapai visi penduduk tumbuh seimbang 2015 berbagai upaya terus dilakukan pemerintah (BKKBN). Usaha menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan melalui penyebarluasan dan penyediaan sarana dan prasarana keluarga berencana.Sementara itu, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat/keluarga tentang keluarga berencana,promosi program KB (KIE-KB) gencar dilakukan melalui berbagai media.Termasuk juga adalah kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong masyarakat/keluarga untuk melaksanakan atau mempraktekkannorma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

(3)

Page | 3 Upaya lain yang dilakukan dalam rangka memperkuat dan meningkatkan pencapaian program KBnasional adalah dengan membangun kesepakatan antara Kepala BKKBN Provinsi dan Kepala BKKBN Pusat dalam bentuk Kontrak Kinerja pencapaian beberapa indikator program yang harus dicapai oleh BKKBN Provinsi. Untuk tahun 2012, sasaran kontrak kinerja provinsi (KKP) adalah seperti terlihat dalam Tabel 1.

Untuk memonitor perkembangan pelaksanaan program di lapangan dan pencapaian KKP, telah diterapkan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Program KKB yang secara berkala setiap bulan mampu mengumpulkan data dan informasi operasional dari tingkat di lini lapangan yang paling bawah.Dengan telah berlalunya bulan April 2012, maka perlu dilakukan analisis dan evaluasi untuk melihat sejauh mana upaya dan hasil pencapaian pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang telah dilakukan dibandingkan dengan kebijakan, sasaran, dan program/kegiatan yang telah direncanakan.Dari 18 indikator KKP, tidak semua indikator dianalisis dan evaluasi setiap bulan.IndikatorJumlah Kelompok BKB Paripurna, Jumlah Kelompok BKR Paripurna, Laporan DAK Bidang KB Kabupaten/Kota, dan Peserta pelatihan yang tercatat dalam sistem komputerisasi Diklat, dilakukan setiap triwulan. Indikator Barang Milik Negara masuk dalam SIMAK-BMN, Laporan Keuangan dan BMN tepat waktu dan sesuai dengan SAP dilakukan setiap semester.

(4)

Page | 4 Tabel 1 Sasaran KKP Tahun 2012 NO INDIKATOR SASARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Jumlah Seluruh Peserta KB Baru Jumlah Peserta KB Baru KPS dan KSI Jumlah Peserta KB Aktif

Jumlah Peserta KB Baru MKJP: - IUD

- MOW - IMPLANT - MOP

Jumlah Peserta KB Baru Pria (MOP + Kondom) - KONDOM

Jumlah Keluarga yang memiliki Balita Aktif BKB Jumlah Kelompok BKB Paripurna

Jumlah Keluarga yang memiliki Remaja Aktif BKR Jumlah Kelompok BKR Paripurna

Jumlah Kelompok PIK Remaja: - Tahap Tumbuh - Tahap Tegak - Tahap Tegar Jumlah Kelompok BKL

Jumlah Keluarga yang memiliki Lansia Aktif BKL Jumlah Kelompok UPPKS

Persentase PUS Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera I (KS I) Anggota Kelompok UPPKS yang Menjadi Peserta KB

Persentase Barang Milik Negara (BMN) masuk dalam SIMAK –BMN Persentase Laporan Keuangan dan BMN tepat waktu dan sesuai dengan SAP

Laporan DAK Bidang KB Kabupaten/Kota per Triwulan

Persentase peserta pelatihan yang tercatat dalam sistem komputerisasi Diklat 405.920 195.599 925.000 63.520 10.910 2.140 49.470 1.000 51.010 50.010 98.628 306 89.835 199 516 375 84 57 2.165 58.819 1.425 90,0 100 100 13 100

(5)

Page | 5

BAB II

LAPORAN PENGENDALIAN PROGRAM KB NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

BULAN APRIL 2012

A. CAKUPAN LAPORAN

Memasuki bulan ke dua yaitu bulan April 2012 laporan rekapitulasi pelayanan kontrasepsi (Rek. F/II/KB/11) dan Pengendalian Lapangan (F/I/Kab-DAL/10 sebagai bahan monitoring dari hasil kegiatan di Kabupaten/ Kota yang masuk sebanyak 15 Kab/Kota atau 100% dari 15 Kabupaten / Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih rinci dapat dilihat jumlah sarana pelayanan, petugas lapangan, IMP dan Kelompok Kegiatan (Poktan) yang dilaporkan kegiatan sbb :

1. Laporan yang masuk dari Kecamatan sebanyak 223 atau 100 % dari 223

Kecamatan yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata seluruh Kab/Kota melapor dengan cakupan 100%.

2. Laporan yang masuk dari Desa/Kelurahan sebanyak 3.188 atau 99.47% dari

3.205 Desa/Kelurahan yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata seluruh Kab/Kota melapor 100%, kecuali Kab. MUBA (98.73%), Muara Enim (99.69%), dan Banyuasin (95.90%).

3. Jumlah PPKBD yang melapor sebanyak 3.194 atau 100% dari 3.194 PPKBD

yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%.

4. Jumlah Sub.PPKBD yang dilaporkan sebanyak 13.779 atau 98.85% dari 13.940 Sub PPKBD yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, rata – rata

(6)

Page | 6 Kab/Kota melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab.Muba (99,85%), Muara Enim (98.23%), Mura (89,42%), dan Lubuk Linggau (93.16%)..

5. Jumlah Klinik KB Pemerintah secara keseluruhan yang melapor sebanyak 967

atau 98,77% dari 979 klinik yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, rata-rata kab/kota melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab Ogan Komering Ilir (92,17%), dan Banyuasin (96,77%).

6. Jumlah klinik KB Swasta secara keseluruhan yang melapor sebanyak 258 atau

96,99% dari 266 klinik yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata Kab/Kota melapor 100% kecuali Kabupaten OKI (52,94%).

7. Laporan yang masuk dari Dokter Praktek Swasta (DPS) sebanyak 497 atau

90.35% dari 549 DPS yang ada. Apa bila dilihat laporan yang masuk hanya terdapat 8 (delapan) Kab/Kota yang melapor dengan cakupan 100% yaitu : Kab. Muara Enim, Lahat, Musirawas, Banyuasin, Kota Prabumulih, Kota Lubuk Linggau, Ogan Ilir dan Kab. OKU Selatan. Sedangkan 6 (enam) Kab/Kota lainnya bervariasi antara 33.33% (Pagar Alam) sampai dengan 97,67% (OKU). Kab/kota yang tidak melapor adalah Kota Pagar Alam, dan Kab. Empat Lawang tidak memiliki Dokter Praktek Swasta.

8. Laporan yang masuk dari Bidan Praktek Swasta (BPS) sebanyak 2.340 atau

89.35% dari 2.619 BPS yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk, hanya terdapat 7 (tujuh) Kab/Kota yang melapor dengan cakupan 100% yaitu Muara Enim,Lahat, Musirawas, Banyuasin, Kota Prabumulih, Kota Lubuklinggau, dan Kab. OKU Selatan. Sedangkan 8 (delapan) Kab/kota lainnya bervareasi antara 33,90% (Kab. Empat Lawang) sampai dengan 98,79% (Kota Palembang).

9. Jumlah kelompok BKB yang dilaporkan sebanyak 2.306 atau 95.17% dari 2.423

kelompok BKB yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk ada 11 (sebelas) Kab/Kota yang melapor dengan cakupan 100% yaitu : Kab. Muba, OKI, OKU, Muara Enim, Lahat, Musirawas, Kota Palembang, Banyuasin, Kota Pagar Alam, OKU Selatan, dan OKU Timur. Sedangkan 4 (empat) Kab/Kota lainnya bervariasi dari 38,46% (Empat Lawang) sampai dengan 97,44% (Prabumulih).

(7)

Page | 7

10. Jumlah BKR yang melapor sebanyak 2.048 atau 94.20% dari 2.174 kelompok

BKR yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk rata-rata Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali:Kab. Muara Enim (96.36%) Kota Lubuklinggau (74,19%), Kab. Ogan ilir (94,09%), dan Empat Lawang (37,82%)

11. Jumlah BKL yang dilaporkan sebanyak 1.865 atau 93.58% dari 1.993 kelompok BKL yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kota Lubuklinggau (87.93%) Kab. Ogan Ilir (94.02%) dan Kab. Empat Lawang (29,49%).

12. Jumlah kelompok UPPKS yang dilaporkan sebanyak 2.031 atau 95.04% dari

2.137 kelompok UPPKS yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab/kota Muara Enim (95.95%), Musi Rawas (95%), Kota Lubuklinggau (78.90%), dan Kab. Empat Lawang (60,10%).

B. PENCAPAIAN PROGRAM

1. PROGRAM KELUARGA BERENCANA.

a. Peserta KB Baru.

Pencapaian PB (Peserta KB Baru) sampai dengan bulan April 2012 pada tingkat Provinsi sebanyak 148.474 peserta atau 36.58% dari KKP yang tercantum pada kontrak kerja Kepala BKKBN Prop. Sumsel dan Kepala BKKBN Pusat terdiri dari KKP Tahun 2012 sebesar 405.920 peserta.

Apabila dilihat pada tingkat Kab/Kota, ada 8 (delapan) Kab/ Kota yang pencapaiannya diatas rata- rata provinsi yaitu, Kab. Musi Banyuasin (38.72%), Muara Enim (38.66%), Lahat (38.84%), Musirawas (39.12%), Palembang (38.98%), Ogan Ilir (44.97%), OKU Selatan (44.67%) dan OKU Timur (44.51%) . Sedangkan 7 (tujuh) Kab/Kota lainnya pencapaian masih dibawah rata-rata Provinsi yaitu antara 22.35% (Banyuasin) sampai dengan 32.91% (Empat Lawang).

(8)

Page | 8 b. Peserta KB Baru menurut alat Kontrasepsi.

Dari pencapaian PB sebanyak 148.474 atau 36.58% dari KKP 405.920 apabila dilihat menurut metode kontrasepsi per KKP masing – masing kontrasepsi sebagai mana yang tercantum pada kontrak kerja Kepala BKKBN Provinsi Sumsel adalah sebagai berikut :

- I U D : 4.164 atau 38.17 % dr KKP 10.910 - MOP : 189 atau 18.9 % dr KKP 1.000 - MOW : 612 atau 28.60 % dr KKP 2.140 - Implant : 12.533 atau 25.33 % dr KKP 49.470 - Suntikan : 70.076 atau 51.83 % dr KKP 135.200 - PIL : 48.817 atau 31.06 % dr KKP 157.190 - Kondom : 12.083 atau 24.16 % dr KKP 50.010

Angka pencapaian tertinggi terdapat pada kontrasepsi suntikan yaitu sebesar 70.076 peserta atau 47.19% dari total PB, tertinggi kedua terdapat pada kontrasepsi PIL sebesar 48.817 peserta atau 32.88% dari keseluruhan. Pencapaian PB per mix lainnya masih relatif rendah yaitu pencapain PB:

- Kondom sebesar 12.083 peserta atau 8.14% dari total PB - Implant sebesar 12.533 peserta atau 8.44% dari total PB - MOW sebesar 612 peserta atau 0,41% dari total PB. - MOP sebesar 189 peserta atau 0.13% dari total PB. - IUD sebesar 4.164 peserta atau 2.80, % dari total PB. c. Peserta KB Baru Pria.

Pencapain peserta KB Baru Pria sampai dengan bulan April 2012 sebesar 12.272 peserta atau 28.93% dari KKP sebesar 42.415 dengan rincian MOP sebesar 189 peserta atau 0.45% dari KKP, dan Kondom sebesar 12.083 peserta atau 28.49% dari KKP.

Apabila dilihat peserta KB Baru Pria kabupaten/kota dengan pencapaian diatas rata-rata provinsi (28,93%) terdapat 9 (sembilan) Kab/kota yaitu Kab. Musi Banyuasin (35,24%), Muara Enim (39,33%), Lahat (34,96%), Banyuasin (30,11%), Kota Pagar Alam (29,67%), Ogan Ilir (29,27%), OKU Selatan (37,59%), OKU Timur (30,89%), dan Empat Lawang (39,36%). Sedangkan

(9)

Page | 9 kab/kota yang lainnya masih dibawah pencapaian provinsi yaitu antara 9,77% (Kota Prabumulih) sampai dengan 27,01% (OKI). Jika diperhatikan untuk partisipasi pria dalam ber KB relatif masih rendah, meskipun beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan bahkan pencapaiannya melampaui pencapaian rata-rata provinsi. Meskipun demikian tetap perlu adanya kegiatan peningkatan kuantitas dan kualitas melalui KIE, Konseling dan pelayanan KB yang mengarah pada peningkatan partisipasi KB pria.

d. PB menurut sarana pelayanan.

Berdasarkan laporan yang masuk Bulan April 2012 jumlah PB yang dilayani melalui jalur Pemerintah (Klinik KB Pemerintah), pada tingkat Provinsi sebesar 27.747 peserta atau 70,22% dari total Peserta KB Baru (39.513). Jika dilihat per Kab/Kota yang tertinggi ada di Kab. Muara Enim (86,43%) dan yang terendah adalah Kota Palembang (48,55%).

Sedangkan jumlah PB yang dilayani jalur swasta (Klinik KB Swasta, DPS dan BPS) pada tingkat Provinsi sebesar 11.766 peserta atau 29,78%. Jika dilihat per Kab/Kota pencapaian yang tertinggi ada di Kota Palembang (51,45%) dan yang terendah adalah Kab. Muara Enim (13,57%).

e. Peserta KB Aktif.

Secara Provinsi pembinaan peserta KB aktif pada bulan April 2012 mencapai 1.213.649 peserta atau 74,99% dari total jumlah pasangan Usia Subur (PUS) sebesar 1.618.394. Secara provinsi jika dilihat per mix kontrasepsi maka proporsi terbesar pada penggunaan suntikan 500.701 atau 41,26% dari total PA, disusul kemudian dengan penggunaan PIL 323.096 atau 26,62%, sedangkan yang lainnya yaitu IUD sebesar 56.118 atau 4,62%, Implant 219.764 atau 18,11%, MOP sebesar 5.865 atau 0,48%, MOW sebesar 41.563 atau 3,42% dan Kondom sebesar 66.542 atau 5,48%. Penggunaan alkon Pil dan Suntik masih tinggi, meskipun berangsur-angsur pengguna alkon yang lainnya khususnya MKJP sudah diminati oleh masyarakat misalnya Implant. Pembinaan peserta KB Aktif secara Kab/Kota bervariasi berkisar antara 64,87% (OKU Timur) sampai dengan 80,73% (Lahat).

(10)

Page | 10 f. Pembinaan KB Aktif Pria.

Pembinaan peserta KB Aktif Pria (Kondom+MOP) pada bulan April 2012 mencapai 72.407 atau 5,97% dari total PA sebesar 1.213.649 dengan rincian MOP sebesar 5.865 atau 0,48 % dari total PA, dan Kondom sebesar 66.542 atau 5,48% dari total PA. Jika diperhatikan kondisi partisipasi pria dalam ber KB masih rendah, meskipun beberapa Kab/kota mengalami peningkatan capaian lebih tinggi dari pencapaian Provinsi, namun tetap perlu adanya kegiatan peningkatan KIE, konseling dan pelayanan KB yang mengarah pada peningkatan partisipasi KB pria.

g. UNMETNEED.

Jumlah PUS yang tergolong unmetneed ( PUS IAT dan PUS TIAL) berdasarkan laporan F/I/Kab-Dal/10 pada bulan April 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 217.022 atau 13,41% dari total PUS sebesar 1.618.394. Di tingkat Kab/Kota jumlah unmetneed bervariasi, tertinggi terdapat di Kab. OKU Selatan sebesar 13.990 atau 20,76% dan yang terendah ada di Kota. Lubuklinggau sebesar 3.268 atau 8,22%.

h. Komplikasi Berat, Kegagalan dan Pencabutan Implant.

Kegiatan pelayanan kasus komplikasi terhadap peserta KB dikategorikan ke dalam dua macam yaitu Komplikasi Berat dan Kegagalan.

Komplikasi Berat pemakaian kontrasepsi dapat dipakai sebagai tolok ukur kualitas pelayanan KB dilapangan. Ada asumsi bila kualitas pelayanan semakin baik diharapkan akan semakin kecil komplikasi yang dialami demikian pula sebaliknya.

Pada tingkat Provinsi untuk bulan April 2012 tidak terdapat komplikasi berat, sedangkan untuk kegagalan terjadi 1 (satu) kasus yaitu IUD di Kab. Banyuasin.

Jumlah pencabutan Implant sampai dengan bulan April 2012 sebanyak 9.770 atau 25,48% dari total perkiraan pencabutan implant (38.341) yang akan dicabut tahun ini.

(11)

Page | 11

2. PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA

a. Perkembangan jumlah kelompok.

Jumlah kelompok UPPKS di Provinsi Sumatera Selatan pada bulan April 2012 tercatat sebanyak 2.237 kelompok UPPKS. Keadaan kelompok UPPKS ini jika dilihat perbandingannya dengan jumlah desa yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (3.205) sebanyak 0,70 berarti setiap satu desa terdapat 1–2 kelompok UPPKS. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian di tingkat Provinsi belum melampaui Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang KB/KS yang telah ditetapkan karena didalam SPM diharapkan minimal 78% dari desa yang mempunyai kelompok UPPKS. Jika dilihat Kab/Kota rata – rata semua desa di Kab/Kota sudah mempunyai kelompok UPPKS kecuali, Kab. Muba, Lahat, OKU, Mura, Banyuasin, OKU Selatan, dan Muara Enim, yang belum semua desanya mempunyai kelompok UPPKS.

b. Jumlah Anggota UPPKS yang Berusaha.

Pada tabel 16, menunjukkan bahwa persentase jumlah anggota UPPKS yang berusaha pada bulan April 2012. Di tingkat Provinsi jumlah anggota UPPKS yang berusaha sebanyak 21.895 anggota atau 49,28% dari jumlah anggota kelompok UPPKS sebesar 44.432. Bila dibandingkan dengan bulan Maret 2012 jumlah anggota UPPKS yang berusaha (24.680) mengalami penurunan sebesar 2.785 atau (11,28%)..

Anggota keluarga yang berada pada tahapan pra sejahtera dan sejahtera I sebesar 19.702 peserta. Apabila dilihat dari tingkat Kab/Kota pencapaian diatas rata – rata Provinsi (89,98%) adalah Kab. Muba (99,85%), Muara Enim (163,81%), Ogan Ilir (91,18%), dan OKU Timur (93,08). Sedangkan kab/kota lainnya masih berada di bawah rata-rata provinsi yaitu antara 66,31% (Musirawas) sampai dengan 88,53% (Banyuasin).

c. Jumlah Anggota UPPKS yang menggunakan Bantuan Modal.

Sampai dengan bulan April 2011 jumlah anggota UPPKS yang menggunakan bantuan modal dari berbagai sumber sebanyak 31.340 keluarga atau 70,53% dari seluruh jumlah anggota kelompok UPPKS sebesar 44.432. Dari jumlah anggota kelompok UPPKS tersebut terdapat 26.562 anggota

(12)

Page | 12 (84,75%) adalah anggota kelompok yang barada pada tahapan Pra Sejahtera dan Sejahtera I.

Jika dilihat per Kabupaten/Kota, terdapat 8 (delapan) Kab/kota yang pencapaiannya diatas provinsi (84,79%), yaitu Kab. Muba (97,85%), OKI (84,99%), Muara Enim (86,99%), Banyuasin (93,89%), Pagar Alam (100%), L.Linggau (87,40%), OKU Selatan (86,84%) dan OKU Timur (86,88%). Sedangkan Kab/kota yang lainnya pencapaiannya berkisar antara 23,0% (Palembang) sampai dengan 81,0% (Prabumulih).

d. BKB, BKR dan BKL

Sampai dengan bulan April 2012 jumlah kelompok tribina (BKB, BKR dan BKL) di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: BKB sebesar 2.423 dan yang dilaporkan sebanyak 2.206 atau 95,17%, BKR sebanyak 2.174 kelompok yang dilaporkan sebanyak 2.048 atau 94,20% dan BKL sebanyak 1.993 yang dilaporkan sebanyak 1.865 kelompok atau 93,58% ( lih. Lamp. Tabel 3).

Jika dibandingkan dengan jumlah Desa yang ada terlihat bahwa jumlah kelompok BKB dengan jumlah Desa sebesar 0,76 atau 76%, rata – rata jumlah kelompok BKR dengan jumlah Desa 0,67 atau 67%, rata – rata kelompok BKL dan jumlah Desa sebesar 0,60 atau 60%. Berdasarkan data tersebut dapat disampaikan bahwa SPM (Standar Pelayanan Minimal) Desa di Provinsi Sumatera Selatan sudah tercapai seluruhnya, karena SPM–SPM tersebut ditetapkan berdasarkan persentase masing – masing kelompok dengan ketentuan, jumlah kelompok terhadap jumlah desa sebesar 80% untuk kelompok BKB, 66% untuk kelompok BKR dan 60% untuk kelompok BKL.

Di tingkat Kab/Kota untuk kelompok BKB sudah seluruh desa mempunyai kelompok BKB, kecuali Kab. Musirawas, OKU, Banyuasin. Demikian juga untuk kelompok BKR sudah semua desa di Kabupaten mempunyai kelompok BKR, kecuali Kab.OKU, Muara Enim, dan Banyuasin. Sedangkan untuk kelompok BKL belum semua desa di Kabupaten telah memiliki kelompok BKL, kecuali Kab.Empat Lawang.

(13)

Page | 13 e. Jumlah Keluarga yang Menjadi Anggota Kelompok Tribina Hadir Dalam

Pertemuan Penyuluhan.

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKB s.d. bulan April 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak keluarga dan yang hadir pada pertemuan penyuluhan kelompok BKB sebesar 97.815 anggota atau 79,01%. Dengan demikian anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 25.979 atau 20,99%.

Apabila dilihat Kab/Kota persentase jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKB hadir dalam pertemuan penyuluhan diatas rata– rata Provinsi (79,01%) terdapat 9 (sembilan) kab/kota yaitu, Kab. Muba (79,29%), OKU (84,86%), Mura (100%), Palembang (92,99%), Banyuasin (94,80%), Prabumulih (96,53%), Lubuk Linggau (88,11%), Ogan Ilir (87,87%), dan OKU Timur (100,04%).

Jumlah keluarga yang mejadi anggota kelompok BKR s.d bulan April 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 87.371 keluarga, dan yang hadir pada pertemuan kelompok BKR sebanyak 72.192 anggota atau 82,63%. Dengan demikian anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 15.179 atau 17,37%.

Apabila dilihat di tingkat Kab/Kota persentase jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKR hadir dalam pertemuan penyuluhan diatas rata – rata provinsi (82,63%) terdapat 9 (sembilan) yaitu: Kab. Muba (97,01%), OKU (121,54%), Lahat (80,08%), Mura (100,0%), Palembang (93,78%), Banyuasin (90,70%), Prabumulih (91,88%), Pagar Alam (121,56%), Ogan Ilir (86,33%), dan OKU Timur (84,85%).

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKL s.d. bulan April 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 60.415 keluarga dan hadir dalam pertemuan penyuluhan kelompok BKL sebanyak 46.221 anggota atau 76,51%. Dengan demikian jumlah anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 14.194 anggota atau 23,49%.

Apa bila dilihat di tingkat Kab/Kota rata – rata seluruh Kab/Kota persentase jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKL hadir dalam pertemuan penyuluhan diatas rata – rata Provinsi (82,63%) adalah Kab. Musi Banyuasin (76,86%, OKU (77,69%), Palembang (86,40%), Banyuasin (94,20%),

(14)

Page | 14 Prabumulih (78,83%), Lubuklinggau (91,26%), Ogan Ilir (87,54%), dan OKU Timur (99,08%).

f. Persentase PUS Kelompok Pra S & KS I Pada Kelompok UPPKS Pra KS I yang menjadi peserta KB.

Jumlah Kelompok UPPKS online yang tercatat dalam direktori databasis sampai dengan bulan Maret 2012 sebesar 1.353. Jumlah anggota kelompok UPPKS sampai dengan bulan Maret 2012 sebanyak 16.724 dengan jumlah PUS 14.380. Jumlah anggota UPPKS yang menjadi peserta KB sebesar 12.729 atau 88,52% dari PUS.

Untuk PUS anggota UPPKS yang terdiri dari Keluarga Pra S dan KS I sebesar 11.620 dan yang menjadi peserta KB sebesar 10.434 (89,79%).

3. PERSEDIAAN ALAT KONTRASEPSI

Kondisi stok alat kontrasepsi di gudang Kabupaten/Kota dan Provinsi pada akhir bulan April 2012 berdasarkan laporan Rek.Kab.F/V/KB yang masuk sbb :

- IUD : 5.569 each - PIL : 1.852.493 cycle - Kondom : 6.240 gross - Suntikan : 904.732 vial - Implant : 44.686 set Keterangan:

Untuk IUD bulan ini sebesar 5.569 each masih mencukupi penggunaan alkon IUD untuk pemakaian perbulan 765, sedangkan kemampuan ketersediaan alkon 7,3 bulan.

Pil sebesar 1.852.493 cycle, pemakaian rata–rata per bulan 1.186.223 kemampuan kesediaan alkon 6,7 bulan.

Kondom sebesar 72.814 gross, kebutuhan penggunaan kondom rata–rata per bulan 17.249 atau kemampuan 4,2 bulan.

(15)

Page | 15 Suntikan sebesar 904.732 vial, kebutuhan penggunaan suntikan rata– rata per bulan masih mencukupi sebesar 275.665 sedangkan kemampuan ketersediaan alkon suntikan selama 7,2 bulan.

Implant sebesar 44.686 set, kebutuhan penggunaan implant rata–rata perbulan sebesar 2.920 atau ketersedian/kemampuan alkon implant sebesar 15,3 bulan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian skema SRG yang paling menguntungkan baik bagi pengelola gudang (Koperasi LEMS) ataupun Petani yaitu jika Petani menjual biji kakao fermentasi ke Koperasi LEMS

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada awal proses pengeringan hingga pada jam ke-40 kelembaban mutlak lingkungan cenderung lebih rendah daripada kelembaban mutlak tumpukan

Berbagai platform media sosial terus berkembang dalam hal kualitas (la- yanan) dan kuantitas (jumlah media), yang berpotensi untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

Kepemimpinan adalah suatu inti kegiatan kelompok, hasil timbal balik, dan hubungan antar pribadi dan sebuah keperibadian yang memliki pengaruh tertentu terhadap orang lain

SK NAMA NUPTK INSTANSI MAPEL KABUPATEN/KOTA TAHAP LOKASI KELAS STATUS REKOMENDASI 40 9373 MOHAMAD AMINUDIN 5152750651200003 SMAS MUHAMMADIYAH I PURWOKERTO PAI KAB... SK NAMA

Penggunaan Math Manipulative yang disampaikan secara menarik dan menyenangkan mampu meningkatkan minat, motivasi, keyakinan, dan keterlibatan anak ketika belajar

Jika diperlukan dan sepanjang masih tersedia anggaran dalam PAGU tahun 2012, setiap Satker dapat menambah paket siaran yang akan diproduksi untuk dianggarkan dalam revisi.

dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat atau sumber pati, yang.. melibatkan ragi di dalam