• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Data s.d Maret P a g e

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Data s.d Maret P a g e"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 1 | P a g e

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, Pencapaian Program bulan Maret tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk melihat tingkat pencapaian KB bulan Maret 2012 dengan menggunakan data rutin Rek.Kab.F/I/dal/10, Rek.Kab.F/II/KB/08, dan dari komponen terkait (Bidang KB/KR, Bidang KS/PK, Sekretariat, dan Bidang Latbang) yang mampu untuk menyiapkan data pendukung evaluasi kami selama satu bulan ini.

Analisis evaluasi data dan keadaan lapangan adalah kegiatan rutin untuk melihat upaya yang telah dilakukan pada pelaksanaan Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Berencana yang telah direncanakan. Selain itu analisis dan evaluasi juga dilakukan terhadap kinerja kantor Perwakilan BKKBN Provinsi berdasarkan Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) 2011 yang telah disepakati.

Materi Radalgram di tingkat provinsi dimaksudkan juga sebagai informasi bagi semua pengelola program Kependudukan dan KB Nasional di tingkat provinsi dan acuan untuk menentukan kebijakan program yang akan dilakukan pada bulan-bulan berikutnya. Akhirnya pada kesempatan ini kami juga sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dan ikut membantu dalam penyelesaian materi radalgram ini. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP. 19670203 199103 2 002

(2)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 2 | P a g e

BAB I PENDAHULUAN

Situasi dan kondisi kependudukan yang ada merupakan suatu permasalahan yang memerlukan perhatian dan penanganan secara seksama, lebih sungguh-sungguh, dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang telah dan perlu terus dilakukan oleh pemerintah, bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat, adalah dengan pengendalian jumlah penduduk melalui peningkatan pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (KR) yang terjangkau, bermutu, dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.

Program KKB mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera lahir dan batin. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, serta mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Sebagai salah satu program pembangunan nasional, Program KKB yang telah dilaksanakan selama empat dasawarsa telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas. Hal ini bisa dilihat dari menurunnya angka kelahiran total, dari 5,6 per wanita usia subur pada awal 70-an menjadi 2.3 pada tahun 2007. Pada kurun waktu tersebut, Program KB juga telah berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang cukup penting, sehingga dalam pelaksanaannya program KB bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja tapi juga telah menjadi tanggung jawab masyarakat.

Dalam rangka mencapai visi penduduk tumbuh seimbang 2015berbagai upaya terus dilakukan pemerintah (BKKBN). Usaha menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan melalui penyebarluasan dan penyediaan sarana dan prasarana keluarga berencana.Sementara itu, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat/keluarga tentang keluarga berencana,promosi program KB (KIE-KB) gencar dilakukan melalui berbagai media.Termasuk juga adalah kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong masyarakat/keluarga untuk melaksanakan atau mempraktekkannorma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

(3)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 3 | P a g e

Upaya lain yang dilakukan dalam rangka memperkuat dan meningkatkan pencapaian program KBnasional adalah dengan membangun kesepakatan antara Kepala BKKBN Provinsi dan Kepala BKKBN Pusat dalam bentuk Kontrak Kinerja pencapaian beberapa indikator program yang harus dicapai oleh BKKBN Provinsi. Untuk tahun 2012, sasaran kontrak kinerja provinsi (KKP) adalah seperti terlihat dalam Tabel 1.

Untuk memonitor perkembangan pelaksanaan program di lapangan dan pencapaian KKP, telah diterapkan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Program KKB yang secara berkala setiap bulan mampu mengumpulkan data dan informasi operasional dari tingkat di lini lapangan yang paling bawah.Dengan telah berlalunya bulan Maret 2012, maka perlu dilakukan analisis dan evaluasi untuk melihat sejauh mana upaya dan hasil pencapaian pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang telah dilakukan dibandingkan dengan kebijakan, sasaran, dan program/kegiatan yang telah direncanakan.Dari 18 indikator KKP, tidak semua indikator dianalisis dan evaluasi setiap bulan.IndikatorJumlah Kelompok BKB Paripurna, Jumlah Kelompok BKR Paripurna, Laporan DAK Bidang KB Kabupaten/Kota, dan Peserta pelatihan yang tercatat dalam sistem komputerisasi Diklat, dilakukan setiap triwulan. Indikator Barang Milik Negara masuk dalam SIMAK-BMN, Laporan Keuangan dan BMN tepat waktu dan sesuai dengan SAP dilakukan setiap semester.

(4)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 4 | P a g e Tabel 1 Sasaran KKP Tahun 2012 NO INDIKATOR SASARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Jumlah Seluruh Peserta KB Baru Jumlah Peserta KB Baru KPS dan KSI Jumlah Peserta KB Aktif

Jumlah Peserta KB Baru MKJP: - IUD

- MOW - IMPLANT - MOP

Jumlah Peserta KB Baru Pria (MOP + Kondom) - KONDOM

Jumlah Keluarga yang memiliki Balita Aktif BKB Jumlah Kelompok BKB Paripurna

Jumlah Keluarga yang memiliki Remaja Aktif BKR Jumlah Kelompok BKR Paripurna

Jumlah Kelompok PIK Remaja: - Tahap Tumbuh - Tahap Tegak - Tahap Tegar Jumlah Kelompok BKL

Jumlah Keluarga yang memiliki Lansia Aktif BKL Jumlah Kelompok UPPKS

Persentase PUS Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera I (KS I) Anggota Kelompok UPPKS yang Menjadi Peserta KB

Persentase Barang Milik Negara (BMN) masuk dalam SIMAK –BMN Persentase Laporan Keuangan dan BMN tepat waktu dan sesuai dengan SAP

Laporan DAK Bidang KB Kabupaten/Kota per Triwulan

Persentase peserta pelatihan yang tercatat dalam sistem komputerisasi Diklat 405.920 195.599 925.000 63.520 10.910 2.140 49.470 1.000 51.010 50.010 98.628 306 89.835 199 516 375 84 57 2.165 58.819 1.425 90,0 100 100 13 100

(5)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 5 | P a g e

BAB II

LAPORAN PENGENDALIAN PROGRAM KB NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

BULAN MARET 2012

A. CAKUPAN LAPORAN

Memasuki bulan ke dua yaitu bulan Maret 2012 laporan rekapitulasi pelayanan kontrasepsi (Rek. F/II/KB/11) dan Pengendalian Lapangan (F/I/Kab-DAL/10 sebagai bahan monitoring dari hasil kegiatan di Kabupaten/ Kota yang masuk sebanyak 15 Kab/Kota atau 100% dari 15 Kabupaten / Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih rinci dapat dilihat jumlah sarana pelayanan, petugas lapangan, IMP dan Kelompok Kegiatan (Poktan) yang dilaporkan kegiatan sbb :

1. Laporan yang masuk dari Kecamatan sebanyak 221 atau 100 % dari 221

Kecamatan yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata seluruh Kab/Kota melapor dengan cakupan 100%.

2. Laporan yang masuk dari Desa/Kelurahan sebanyak 3.184 atau 100% dari

3.184 Desa/Kelurahan yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata seluruh Kab/Kota melapor 100%.

3. Jumlah PPKBD yang melapor sebanyak 3.079 atau 100% dari 3.079 PPKBD

yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%.

4. Jumlah Sub.PPKBD yang dilaporkan sebanyak 13.824 atau 99,16% dari 13.941

Sub PPKBD yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, rata – rata Kab/Kota melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab.Muba (99,85%), dan Mura (89,42%).

(6)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 6 | P a g e

5. Jumlah Klinik KB Pemerintah secara keseluruhan yang melapor sebanyak 941

atau 98,12% dari 959 klinik yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, rata-rata kab/kota melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab. Musi Banyuasin (95,05%), Ogan Komering Ilir (92,17%), dan Banyuasin (95,70%).

6. Jumlah klinik KB Swasta secara keseluruhan yang melapor sebanyak 239 atau 96,37% dari 248 klinik yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata Kab/Kota melapor 100% kecuali Kabupaten OKI (52,94%), sedangkan Kab. Banyuasin tidak melapor (0,0%).

7. Laporan yang masuk dari Dokter Praktek Swasta (DPS) sebanyak 487 atau

87,43% dari 557 DPS yang ada. Apa bila dilihat laporan yang masuk hanya terdapat 6 (enam) Kab/Kota yang melapor dengan cakupan 100% yaitu : Kab. Muara Enim, Lahat, Musirawas, Kota Prabumulih, Kota Lubuk Linggau, dan Kab. OKU Selatan. Sedangkan 8 (delapan) Kab/Kota lainnya bervariasi antara 28,57% (Ogan Ilir) sampai dengan 97,67% (OKU). Kab/kota yang tidak melapor adalah Kota Pagar Alam, dan Kab. Empat Lawang tidak memiliki Dokter Praktek Swasta.

8. Laporan yang masuk dari Bidan Praktek Swasta (BPS) sebanyak 2.375 atau

87,44% dari 2.716 BPS yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk, hanya terdapat 6 (enam) Kab/Kota yang melapor dengan cakupan 100% yaitu Kab. OKU, Muara Enim, Musirawas, Kota Prabumulih, Kota Lubuklinggau, dan Kab. OKU Selatan. Sedangkan 9 (sembilan) Kab/kota lainnya bervareasi antara 33,90% (Kab. Empat Lawang) sampai dengan 98,79% (Kota Palembang).

9. Jumlah kelompok BKB yang dilaporkan sebanyak 2.282 atau 94,93% dari 2.404

kelompok BKB yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk ada 11 (sepuluh) Kab/Kota yang melapor dengan cakupan 100% yaitu : Kab. Muba, OKI, OKU, Muara Enim, Lahat, Musirawas, Kota Palembang, Banyuasin, Kota Prabumulih dan Kota Pagar Alam. Sedangkan 4 (empat) Kab/Kota lainnya bervariasi dari 38,46% (Empat Lawang) sampai dengan 97,44% (Prabumulih).

10. Jumlah BKR yang melapor sebanyak 1.999 atau 93,46% dari 2.123 kelompok

BKR yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk rata-rata Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali: Kota Lubuklinggau (74,19%), Kab. Ogan ilir (94,12%), dan Empat Lawang (37,82%)

(7)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 7 | P a g e

11. Jumlah BKL yang dilaporkan sebanyak 1.793 atau 89,38% dari 2.006 kelompok

BKL yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab. OKU (22,02%), Kota Lubuklinggau (87,93%), Kab. Ogan Ilir (93,96%), dan Kab. Empat Lawang (29,49%).

12. Jumlah kelompok UPPKS yang dilaporkan sebanyak 2.031 atau 95,22% dari 2.133 kelompok UPPKS yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab/kota OKI (96,99%), Kota Lubuklinggau (79,09%), dan Kab. Empat Lawang (60,10%).

B. PENCAPAIAN PROGRAM

1. PROGRAM KELUARGA BERENCANA.

a. Peserta KB Baru.

Pencapaian PB (Peserta KB Baru) sampai dengan bulan Maret 2012 pada tingkat Provinsi sebanyak 108.961 peserta atau 26,84% dari KKP yang tercantum pada kontrak kerja Kepala BKKBN Prop. Sumsel dan Kepala BKKBN Pusat terdiri dari KKP Tahun 2012 sebesar 405.920 peserta.

Apabila dilihat pada tingkat Kab/Kota, ada 7 (tujuh) Kab/ Kota yang pencapaiannya diatas rata- rata provinsi yaitu, Kab. Muara Enim (28,48%), Lahat (28,04%), Musirawas (29,61%0, Palembang (29,19%), Ogan Ilir (33,25%), OKU Selatan (33,21%) dan OKU Timur (33,21%) . Sedangkan 8 (delapan) Kab/Kota lainnya pencapaian masih dibawah rata-rata Provinsi yaitu antara 17,98% (Lubuklinggau) sampai dengan 26,41% (Musi Banyuasin).

b. Peserta KB Baru menurut alat Kontrasepsi.

Dari pencapaian PB sebanyak 108.961 atau 26,84% dari KKP 405.920 apabila dilihat menurut metode kontrasepsi per KKP masing – masing kontrasepsi sebagai mana yang tercantum pada kontrak kerja Kepala BKKBN Provinsi Sumsel adalah sebagai berikut :

(8)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 8 | P a g e - I U D : 2.972 atau 27,24 % dr KKP 10.910 - MOP : 63 atau 6,3 % dr KKP 1.000 - MOW : 457 atau 21,36 % dr KKP 2.140 - Implant : 8.658 atau 17,50 % dr KKP 49.470 - Suntikan : 51.500 atau 38,09 % dr KKP 135.200 - PIL : 36.251 atau 23,06 % dr KKP 157.190 - Kondom : 9.060 atau 18,12 % dr KKP 50.010

Angka pencapaian tertinggi terdapat pada kontrasepsi suntikan yaitu sebesar 51.500 peserta atau 47,26% dari total PB, tertinggi kedua terdapat pada kontrasepsi PIL sebesar 36.251 peserta atau 33,27% dari keseluruhan. Pencapaian PB per mix lainnya masih relatif rendah yaitu pencapain PB:

- Kondom sebesar 9.060 peserta atau 8,31% dari total PB - Implant sebesar 8.658 peserta atau 7,95% dari total PB - MOW sebesar 457 peserta atau 0,42% dari total PB. - MOP sebesar 63 peserta atau 0,06% dari total PB. - IUD sebesar 2.972 peserta atau 2,73% dari total PB. c. Peserta KB Baru Pria.

Pencapain peserta KB Baru Pria sampai dengan bulan Maret 2012 sebesar 9.123 peserta atau 21.51% dari KKP sebesar 42.415 dengan rincian MOP sebesar 63 peserta atau 0,15% dari KKP, dan Kondom sebesar 9.060 peserta atau 21,36% dari KKP.

Apabila dilihat peserta KB Baru Pria kabupaten/kota dengan pencapaian diatas rata-rata provinsi (21,51%) terdapat 8 (delapa) Kab/kota yaitu Kab. Musi Banyuasin (23,82%), Muara Enim (28,42%), Lahat (26,31%), Kota Pagar Alam (26,32%), Ogan Ilir (22,22%), OKU Selatan (30,42%), OKU Timur (22,52%), dan Empat Lawang (28,90%). Sedangkan kab/kota yang lainnya masih dibawah pencapaian provinsi yaitu antara 7,79% (Kota Prabumulih) sampai dengan 20,22% (Musirawas). Jika diperhatikan untuk partisipasi pria dalam ber KB relatif masih rendah, meskipun beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan bahkan pencapaiannya melampaui pencapaian rata-rata provinsi. Meskipun demikian tetap perlu adanya kegiatan peningkatan kuantitas dan kualitas

(9)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 9 | P a g e

melalui KIE, Konseling dan pelayanan KB yang mengarah pada peningkatan partisipasi KB pria.

d. PB menurut sarana pelayanan.

Berdasarkan laporan yang masuk Bulan Maret 2012 jumlah PB yang dilayani melalui jalur Pemerintah (Klinik KB Pemerintah), pada tingkat Provinsi sebesar 24.487 peserta atau 68,52% dari total Peserta KB Baru (35.739). Jika dilihat per Kab/Kota yang tertinggi ada di Kab. Musirawas (92,41%) dan yang terendah adalah Kota Palembang (446,01%).

Sedangkan jumlah PB yang dilayani jalur swasta (Klinik KB Swasta, DPS dan BPS) pada tingkat Provinsi sebesar 11.252 peserta atau 31,48%. Jika dilihat per Kab/Kota pencapaian yang tertinggi ada di Kota Palembang (53,99%) dan yang terendah adalah Kab. Musirawas (7,59%).

e. Peserta KB Aktif.

Secara Provinsi pembinaan peserta KB aktif pada bulan Maret 2012 mencapai 1.198.633 peserta atau 74,57% dari total jumlah pasangan Usia Subur (PUS) sebesar 1.607.427. Secara provinsi jika dilihat per mix kontrasepsi maka proporsi terbesar pada penggunaan suntikan 493.780 atau 41,20% dari total PA, disusul kemudian dengan penggunaan PIL 319.276 atau 26,64%, sedangkan yang lainnya yaitu IUD sebesar 55.473 atau 4,63%, Implant 217.645 atau 18,16%, MOP sebesar 5.792 atau 0,48%, MOW sebesar 41.407 atau 3,45% dan Kondom sebesar 65.260 atau 5,44%. Penggunaan alkon Pil dan Suntik masih tinggi, meskipun berangsur-angsur pengguna alkon yang lainnya khususnya MKJP sudah diminati oleh masyarakat misalnya Implant. Pembinaan peserta KB Aktif secara Kab/Kota bervariasi berkisar antara 64,97% (OKU Timur) sampai dengan 79,85% (Lahat).

f. Pembinaan KB Aktif Pria.

Pembinaan peserta KB Aktif Pria (Kondom+MOP) pada bulan Maret 2012 mencapai 71.052 atau 5,93% dari total PA sebesar 1.198.633 dengan rincian MOP sebesar 5.792 atau 0,48 % dari total PA, dan Kondom sebesar 65.260 atau 5,44% dari total PA. Jika diperhatikan kondisi partisipasi pria dalam ber KB masih rendah, meskipun beberapa Kab/kota mengalami peningkatan capaian lebih tinggi dari pencapaian Provinsi, namun tetap perlu adanya kegiatan

(10)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 10 | P a g e

peningkatan KIE, konseling dan pelayanan KB yang mengarah pada peningkatan partisipasi KB pria.

g. UNMETNEED.

Jumlah PUS yang tergolong unmetneed ( PUS IAT dan PUS TIAL) berdasarkan laporan F/I/Kab-Dal/10 pada bulan Maret 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 217.217 atau 13,51% dari total PUS sebesar 1.607.427. Di tingkat Kab/Kota jumlah unmetneed bervariasi, tertinggi terdapat di Kab. OKU Selatan atau 22,30% dan yang terendah ada di Kota. Lubuklinggau sebesar 3.268 atau 8,40%.

h. Komplikasi Berat, Kegagalan dan Pencabutan Implant.

Kegiatan pelayanan kasus komplikasi terhadap peserta KB dikategorikan ke dalam dua macam yaitu Komplikasi Berat dan Kegagalan.

Komplikasi Berat pemakaian kontrasepsi dapat dipakai sebagai tolok ukur kualitas pelayanan KB dilapangan. Ada asumsi bila kualitas pelayanan semakin baik diharapkan akan semakin kecil komplikasi yang dialami demikian pula sebaliknya.

Pada tingkat Provinsi untuk bulan Maret 2012 tidak terdapat komplikasi berat, sedangkan untuk kegagalan terjadi 2 (dua) kasus yaitu IUD di Kota Prabumulih dan Kota Pagar Alam.

Jumlah pencabutan Implant sampai dengan bulan Maret 2012 sebanyak 6.682 atau 17,43% dari total perkiraan pencabutan implant (38.341) yang akan dicabut tahun ini.

2. PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA

a. Perkembangan jumlah kelompok.

Jumlah kelompok UPPKS di Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Maret 2012 tercatat sebanyak 2.241 kelompok UPPKS. Keadaan kelompok UPPKS ini jika dilihat perbandingannya dengan jumlah desa yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (3.184) sebanyak 0,70 berarti setiap satu desa terdapat 1–2 kelompok UPPKS. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian di tingkat Provinsi belum melampaui Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang KB/KS yang telah ditetapkan karena didalam SPM diharapkan minimal 78% dari desa yang

(11)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 11 | P a g e

mempunyai kelompok UPPKS. Jika dilihat Kab/Kota rata – rata semua desa di Kab/Kota sudah mempunyai kelompok UPPKS kecuali, Kab. Muba, Lahat, OKU, Mura, Banyuasin, OKU Selatan, dan Muara Enim, yang belum semua desanya mempunyai kelompok UPPKS.

b. Jumlah Anggota UPPKS yang Berusaha.

Pada tabel 16 menunjukkan bahwa persentase jumlah anggota UPPKS yang berusaha pada bulan Maret 2012. Di tingkat Provinsi jumlah anggota UPPKS yang berusaha sebanyak 24.680 anggota atau 55,46% dari jumlah anggota kelompok UPPKS sebesar 44.499. Bila dibandingkan dengan bulan Januari 2012 jumlah anggota UPPKS yang berusaha tidak mengalami perubahan.

Anggota keluarga yang berada pada tahapan pra sejahtera dan sejahtera I sebesar 21.433 peserta. Apabila dilihat dari tingkat Kab/Kota pencapaian diatas rata – rata Provinsi (86,84%) adalah Kab. Muba (99,88%), Muara Enim (99,41%), Mura (90,35%), Palembang 91,09%), Prabumulih (85,37%), dan Ogan Ilir (94,62%). Sedangkan kab/kota lainnya masih berada di bawah rata-rata provinsi yaitu antara 55,37% (OKI) sampai dengan 85,37% (Prabumulih). c. Jumlah Anggota UPPKS yang menggunakan Bantuan Modal.

Sampai dengan bulan Maret 2011 jumlah anggota UPPKS yang menggunakan bantuan modal dari berbagai sumber sebanyak 27.919 keluarga atau 62,74% dari seluruh jumlah anggota kelompok UPPKS sebesar 44.499. Dari jumlah anggota kelompok UPPKS tersebut terdapat 22.812 anggota (81,71%) adalah anggota kelompok yang barada pada tahapan Pra Sejahtera dan Sejahtera I.

Jika dilihat per Kabupaten/Kota, terdapat 9 (sembilan) Kab/kota yang pencapaiannya diatas provinsi, yaitu Kab. Muba (97,88%), Lahat (82,07%), Musi Rawas (93,93%), Banyuasin (84,79%), Pagar Alam (92,50%), L.Linggau (87,33%), Ogan Ilir (93,17%), OKU Selatan (86,84%) dan OKU Timur (85,71%). Sedangkan Kab/kota yang lainnya pencapaiannya berkisar antara 23,00% (Palembang) sampai dengan 81,00% (Prabumulih).

d. BKB, BKR dan BKL

Sampai dengan bulan Maret 2012 jumlah kelompok tribina (BKB, BKR dan BKL) di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: BKB sebesar 2.404

(12)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 12 | P a g e

dan yang dilaporkan sebanyak 2.282 atau 94,93%, BKR sebanyak 2.123 kelompok yang dilaporkan sebanyak 1.999 atau 94,16% dan BKL sebanyak 2.006 yang dilaporkan sebanyak 1.793 kelompok atau 89,38% ( lih. Lamp. Tabel 3).

Jika dibandingkan dengan jumlah Desa yang ada terlihat bahwa jumlah kelompok BKB dengan jumlah Desa sebesar 0,76 atau 76%, rata – rata jumlah kelompok BKR dengan jumlah Desa 0,67 atau 67%, rata – rata kelompok BKL dan jumlah Desa sebesar 0,60 atau 60%. Berdasarkan data tersebut dapat disampaikan bahwa SPM (Standar Pelayanan Minimal) Desa di Provinsi Sumatera Selatan sudah tercapai seluruhnya, karena SPM–SPM tersebut ditetapkan berdasarkan persentase masing – masing kelompok dengan ketentuan, jumlah kelompok terhadap jumlah desa sebesar 80% untuk kelompok BKB, 66% untuk kelompok BKR dan 60% untuk kelompok BKL.

Di tingkat Kab/Kota untuk kelompok BKB sudah seluruh desa mempunyai kelompok BKB, kecuali Kab. Musirawas, OKU, Banyuasin. Demikian juga untuk kelompok BKR sudah semua desa di Kabupaten mempunyai kelompok BKR, kecuali Kab.OKU, Muara Enim, dan Banyuasin. Sedangkan untuk kelompok BKL belum semua desa di Kabupaten telah memiliki kelompok BKL, kecuali Kab.Empat Lawang.

e. Jumlah Keluarga yang Menjadi Anggota Kelompok Tribina Hadir Dalam Pertemuan Penyuluhan.

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKB s.d. bulan Maret 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak keluarga dan yang hadir pada pertemuan penyuluhan kelompok BKB sebesar 93.981 anggota atau 77,92%. Dengan demikian anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 26.626 atau 22,08%.

Apabila dilihat Kab/Kota persentase jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKB hadir dalam pertemuan penyuluhan diatas rata– rata Provinsi (77,92%) adalah: Kab. Muba (80,31%), OKU (84,86%), Mura (100%), Palembang (91,35%), Banyuasin (88,73%), Prabumulih (96,84%), Lubuk Linggau (82,15%), Ogan Ilir (85,39%), dan OKU Timur (99,80%).

Jumlah keluarga yang mejadi anggota kelompok BKR s.d bulan Maret 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 81,566 keluarga, dan yang hadir

(13)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 13 | P a g e

pada pertemuan kelompok BKR sebanyak 65.295 anggota atau 80,05%. Dengan demikian anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 16.271 atau 19,95%.

Apabila dilihat di tingkat Kab/Kota persentase jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKR hadir dalam pertemuan penyuluhan diatas rata – rata Provinsi (80,05%) yaitu: Kab. Muba (96,99%), OKU (87,56%), Lahat (80,08%), Mura (100%), Palembang (86,01%), Banyuasin (90,70%), Prabumulih (91,83%), Ogan Ilir (86,48%), dan OKU Timur (93,13%).

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKL s.d. bulan Maret 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 52.445 keluarga dan hadir dalam pertemuan penyuluhan kelompok BKL sebanyak 40.248 anggota atau 76,74%. Dengan demikian jumlah anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 12.197 anggota atau 23,27%.

Apa bila dilihat di tingkat Kab/Kota rata – rata seluruh Kab/Kota persentase jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKL hadir dalam pertemuan penyuluhan diatas rata – rata Provinsi (76,74%) adalah Kab. Musi Banyuasin (77,79%, OKU (77,54%), Palembang (93,48%), Banyuasin (86,25%), Lubuklinggau (90,83%), Ogan Ilir (87,66%), dan OKU Timur (98,89%).

f. Persentase PUS Kelompok Pra S & KS I Pada Kelompok UPPKS Pra KS I yang menjadi peserta KB.

Jumlah Kelompok UPPKS online yang tercatat dalam direktori databasis sampai dengan bulan Maret 2012 sebesar 1.353. Jumlah anggota kelompok UPPKS sampai dengan bulan Maret 2012 sebanyak 16.724 dengan jumlah PUS 14.380. Jumlah anggota UPPKS yang menjadi peserta KB sebesar 12.729 atau 88,52% dari PUS.

Untuk PUS anggota UPPKS yang terdiri dari Keluarga Pra S dan KS I sebesar 11.620 dan yang menjadi peserta KB sebesar 10.434 (89,79%).

(14)

Narasi Radalgram Data s.d Maret 2012 14 | P a g e

3. PERSEDIAAN ALAT KONTRASEPSI

Kondisi stok alat kontrasepsi di gudang Kabupaten/Kota dan Provinsi pada akhir bulan Maret 2012 berdasarkan laporan Rek.Kab.F/V/KB yang masuk sbb :

- IUD : 4.132 each - PIL : 1.186.223 cycle - Kondom : 7.174 gross - Suntikan : 711.502 vial - Implant : 14.752 set Keterangan:

Untuk IUD bulan ini sebesar 4.132 each masih mencukupi penggunaan alkon IUD untuk pemakaian perbulan 765, sedangkan kemampuan ketersediaan alkon 5,4 bulan.

Pil sebesar 1.258.100 cycle, pemakaian rata–rata per bulan 1.186.223 kemampuan kesediaan alkon 4,3 bulan.

Kondom sebesar 7.174 gross, kebutuhan penggunaan kondom rata–rata per bulan 17.249 atau kemampuan 4,9 bulan.

Suntikan sebesar 711.502 vial, kebutuhan penggunaan suntikan rata– rata per bulan masih mencukupi sebesar 275.665 sedangkan kemampuan ketersediaan alkon suntikan selama 5,6 bulan.

Implant sebesar 14.752 set, kebutuhan penggunaan implant rata–rata perbulan sebesar 2.920 atau ketersedian/kemampuan alkon implant sebesar 5,1 bulan

Referensi

Dokumen terkait

Daya inhibisi tertinggi secara in vitro terjadi pada kombinasi ekstrak etanol asam gelugur dan ekstrak etanol kunci pepet (1:1) yang dapat menghambat aktivitas enzim

Kepemimpinan adalah suatu inti kegiatan kelompok, hasil timbal balik, dan hubungan antar pribadi dan sebuah keperibadian yang memliki pengaruh tertentu terhadap orang lain

Jika diperlukan dan sepanjang masih tersedia anggaran dalam PAGU tahun 2012, setiap Satker dapat menambah paket siaran yang akan diproduksi untuk dianggarkan dalam revisi.

dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat atau sumber pati, yang.. melibatkan ragi di dalam

Penandatangan dimaksud adalah kedua mempelai, kedua saksi, wali nikah atau yang mewakilinya bagi pasangan suami-isteri yang beragama Islam dan pegawai pencatatan perkawinan

Berbagai platform media sosial terus berkembang dalam hal kualitas (la- yanan) dan kuantitas (jumlah media), yang berpotensi untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

Tujuan yang dilakukan tidak secara langsung berhubungan dengan esensi apa yang akan dilakukan itu motivasi aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan

Dengan demikian skema SRG yang paling menguntungkan baik bagi pengelola gudang (Koperasi LEMS) ataupun Petani yaitu jika Petani menjual biji kakao fermentasi ke Koperasi LEMS