• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Pencapaian Pelaksanaan Program dan Anggaran sampai dengan bulan DESEMBER tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Laporan ini disusun untuk melihat tingkat pencapaian program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sampai dengan bulan DESEMBER 2012 dengan menggunakan data rutin Rek.Kab.F/I/dal/10, Rek.Kab.F/II/KB/II, dan dari komponen terkait (Bidang KB/KR, Bidang KS/PK, Sekretariat, dan Bidang Latbang) yang mampu untuk menyiapkan data pendukung laporan kami selama satu bulan ini.

Analisis dan evaluasi data dan keadaan lapangan adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan untuk melihat upaya yang telah dilakukan pada pelaksanaan Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Berencana yang telah direncanakan. Selain itu analisis dan evaluasi juga dilakukan terhadap kinerja SKPD-KB Kabupaten dan Kota berdasarkan Kontrak Kinerja Program (KKP) 2012 yang telah disepakati.

Laporan ini dimaksudkan juga sebagai informasi bagi semua pengelola program Kependudukan dan KB Nasional di tingkat provinsi dan acuan untuk menentukan kebijakan program yang akan dilakukan pada bulan-bulan berikutnya. Akhirnya pada kesempatan ini kami juga sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dan ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi,

Minarti, SE

(2)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN

Situasi dan kondisi kependudukan yang ada merupakan suatu permasalahan yang memerlukan perhatian dan penanganan secara seksama, lebih sungguh-sungguh, dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang telah dan perlu terus dilakukan oleh pemerintah, bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat, adalah dengan pengendalian jumlah penduduk melalui peningkatan pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (KR) yang terjangkau, bermutu, dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.

Program KKB mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera lahir dan batin. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, serta mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Sebagai salah satu program pembangunan nasional, Program KKB yang telah dilaksanakan selama empat dasawarsa telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas. Hal ini bisa dilihat dari menurunnya angka kelahiran total, dari 5,6 per wanita usia subur pada awal 70-an menjadi 2,3 pada tahun 2007. Pada kurun waktu tersebut, Program KB juga telah berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang cukup penting, sehingga dalam pelaksanaannya program KB bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja tapi juga telah menjadi tanggung jawab masyarakat.

Dalam rangka mencapai visi penduduk tumbuh seimbang 2015 berbagai upaya terus dilakukan pemerintah (BKKBN). Usaha menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan melalui penyebarluasan dan penyediaan sarana dan prasarana keluarga berencana.Sementara itu, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat/keluarga tentang keluarga berencana,promosi program KB (KIE-KB) gencar dilakukan melalui berbagai media.Termasuk juga adalah kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong masyarakat/keluarga untuk melaksanakan atau mempraktekkannorma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

(3)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

Upaya lain yang dilakukan dalam rangka memperkuat dan meningkatkan pencapaian program KBnasional adalah dengan membangun kesepakatan antara Kepala BKKBN Provinsi dan Kepala BKKBN Pusat dalam bentuk Kontrak Kinerja pencapaian beberapa indikator program yang harus dicapai oleh BKKBN Provinsi. Untuk tahun 2012, sasaran kontrak kinerja provinsi (KKP) adalah seperti terlihat dalam Tabel 1.

Untuk memonitor perkembangan pelaksanaan program di lapangan dan pencapaian KKP, telah diterapkan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Program KKB yang secara berkala setiap bulan mampu mengumpulkan data dan informasi operasional dari tingkat di lini lapangan yang paling bawah.Dengan telah berlalunya bulan DESEMBER 2012, maka perlu dilakukan analisis dan evaluasi untuk melihat sejauh mana upaya dan hasil pencapaian pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang telah dilakukan dibandingkan dengan kebijakan, sasaran, dan program/kegiatan yang telah direncanakan.Dari 18 indikator KKP, tidak semua indikator dianalisis dan evaluasi setiap bulan.IndikatorJumlah Kelompok BKB Paripurna, Jumlah Kelompok BKR Paripurna, Laporan DAK Bidang KB Kabupaten/Kota, dan Peserta pelatihan yang tercatat dalam sistem komputerisasi Diklat, dilakukan setiap triwulan. Indikator Barang Milik Negara masuk dalam SIMAK-BMN, Laporan Keuangan dan BMN tepat waktu dan sesuai dengan SAP dilakukan setiap semester.

(4)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012 Tabel 1 Sasaran KKP Tahun 2012 NO INDIKATOR SASARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Jumlah Seluruh Peserta KB Baru Jumlah Peserta KB Baru KPS dan KSI Jumlah Peserta KB Aktif

Jumlah Peserta KB Baru MKJP:

- IUD

- MOW

- IMPLANT

- MOP

Jumlah Peserta KB Baru Pria (MOP + Kondom)

- KONDOM

Jumlah Keluarga yang memiliki Balita Aktif BKB Jumlah Kelompok BKB Paripurna

Jumlah Keluarga yang memiliki Remaja Aktif BKR Jumlah Kelompok BKR Paripurna

Jumlah Kelompok PIK Remaja:

- Tahap Tumbuh

- Tahap Tegak - Tahap Tegar Jumlah Kelompok BKL

Jumlah Keluarga yang memiliki Lansia Aktif BKL Jumlah Kelompok UPPKS

Persentase PUS Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera I (KS I) Anggota Kelompok UPPKS yang Menjadi Peserta KB

Persentase Barang Milik Negara (BMN) masuk dalam SIMAK –BMN Persentase Laporan Keuangan dan BMN tepat waktu dan sesuai dengan SAP

Laporan DAK Bidang KB Kabupaten/Kota per Triwulan

Persentase peserta pelatihan yang tercatat dalam sistem komputerisasi Diklat 405.920 195.599 925.000 63.520 10.910 2.140 49.470 1.000 51.010 50.010 98.628 306 89.835 199 516 375 84 57 2.165 58.819 1.425 90,0 100 100 13 100

(5)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

BAB II

LAPORAN PENGENDALIAN PROGRAM KB NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

BULAN DESEMBER 2012

A. CAKUPAN LAPORAN

Memasuki bulan ke enam yaitu bulan DESEMBER 2012 laporan rekapitulasi pelayanan kontrasepsi (Rek. F/II/KB/11) dan Pengendalian Lapangan (F/I/Kab-DAL/10 sebagai bahan monitoring dari hasil kegiatan di Kabupaten/ Kota yang masuk sebanyak 15 Kab/Kota atau 100% dari 15 Kabupaten / Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih rinci dapat dilihat jumlah sarana pelayanan, petugas lapangan, IMP dan Kelompok Kegiatan (Poktan) yang dilaporkan kegiatan sebagai berikut:

1. Laporan yang masuk dari Kecamatan sebanyak 223 atau 99,55 % dari 224

Kecamatan yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata seluruh Kab/Kota melapor dengan cakupan 100%, kecuali kota L. Linggau (88,89%).

2. Laporan yang masuk dari Desa/Kelurahan sebanyak 3.164 atau 97,99% dari

3.229 Desa/Kelurahan yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata seluruh Kab/Kota melapor 100%, kecuali Kab. Muba (99,15%), Banyuasin (93,83%), dan OKU Timur (85,67%).

3. Jumlah PPKBD yang melapor sebanyak 3.177 atau 99,91% dari 3.180 PPKBD

yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab. Muba (99,58%), Muara Enim (99,69%), dan L.Linggau (98,61%).

(6)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

4. Jumlah Sub.PPKBD yang dilaporkan sebanyak 13.754 atau 98,75% dari 13.918

Sub PPKBD yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, rata – rata Kab/Kota melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab.Muba (96,13%), Muara Enim (98,23%), Mura (89,42%), Banyuasin (97,08%), dan L.Linggau (99,43%).

5. Jumlah Klinik KB Pemerintah secara keseluruhan yang melapor sebanyak 905 atau 95,77% dari 945 klinik yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, rata-rata Kab/Kota melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab. OKI (99,13%), Mura (83,15%), Banyuasin (78,49%), Prabumulih (96,88%), L.Linggau (97,83%) dan Empat Lawang (92,00%).

6. Jumlah klinik KB Swasta secara keseluruhan yang melapor sebanyak 334 atau

98,53% dari 339 klinik yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata Kab/Kota melapor 100%, kecuali Kabupaten OKI (90,91%), sedangkan OKU Timur tidak memiliki Klinik KB Swasta.

7. Laporan yang masuk dari Dokter Praktek Swasta (DPS) sebanyak 347 atau

80,32% dari 432 DPS yang ada. Apa bila dilihat laporan yang masuk rata-rata 100% kecuali Kab. Muba (93,75%), OKI (93,75%), OKU (97,67%), Banyuasin (61,29%), Prabumulih (0,0%), L.Linggau (0,0%), Ogan Ilir (37,50%),OKUT (58,82%), dan Empat Lawang (0,0%).

8. Laporan yang masuk dari Bidan Praktek Swasta (BPS) sebanyak 2.487 atau

92,98% dari 2.695 BPS yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk, hanya terdapat 6 (lima) Kab/Kota yang melapor dengan cakupan 100% yaitu Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Palembang, Pagar Alam, dan OKU Selatan. Sedangkan 10 (sepuluh) Kab/Kota lainnya bervareasi antara 31,03% (Kota L.Linggau) sampai dengan 98,62% (OKU). Sedangkan Kab. Empat Lawang tidak memiliki Bidan Praktik Swasta.

9. Jumlah kelompok BKB yang dilaporkan sebanyak 2.369 atau 94,31% dari 2.512

kelompok BKB yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk rata-rata telah mencapai 100% kecuali, Kab/kota L.Linggau (93,55%), Ogan Ilir (88,63%), OKU U Selatan (91,53%), dan Empat Lawang (39,10%).

10. Jumlah BKR yang melapor sebanyak 1.942 atau 92,79% dari 2.093 kelompok

(7)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab/Kota Muara Enim (80,0%), Banyuasin (99,08%), L.Linggau (95,16%), Ogan Ilir (81,77%), dan Empat Lawang (23,72%).

11. Jumlah BKL yang dilaporkan sebanyak 2.220 atau 93,40% dari 2.377 kelompok

BKL yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab/Kota Muara Enim (62,86%), L.Linggau (94,83%), Ogan Ilir (82,0%), OKU Selatan (95,43), dan Empat Lawang (29,49%).

12. Jumlah kelompok UPPKS yang dilaporkan sebanyak 2.161 atau 94,41% dari

2.289 kelompok UPPKS yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali kota L.Linggau (96,04%), dan Empat Lawang (43,94%).

B. PENCAPAIAN PROGRAM

1. PROGRAM KELUARGA BERENCANA.

a. Peserta KB Baru.

Pencapaian PB (Peserta KB Baru) sampai dengan bulan DESEMBER 2012 pada tingkat Provinsi sebanyak 504.661 peserta atau 124,33% dari KKP yang tercantum pada kontrak kerja Kepala BKKBN Prop. Sumsel dan Kepala BKKBN Pusat terdiri dari KKP Tahun 2012 sebesar 405.920 peserta.

Apabila dilihat pada tingkat Kab/Kota, ada 10 (Sepuluh) Kab/ Kota yang pencapaiannya diatas rata- rata provinsi (124,33%) yaitu, Kab. Musi Banyuasin (127,56%), OKU (132,48%), Muara Enim (126,45%), Lahat (126,64%), Palembang (128,76%), Banyuasin (124,42%), Ogan Ilir (127,49%), OKU Selatan (132,84%), OKU Timur (141,50%), dan Empat Lawang (136,64%). Sedangkan 5 (lima) Kab/Kota lainnya pencapaian masih dibawah rata-rata Provinsi yaitu antara 90,75% (L.Linggau) sampai dengan 114,40% (Ogan Komering Ilir).

(8)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

b. Peserta KB Baru menurut alat Kontrasepsi.

Dari pencapaian PB sebanyak 504.661 atau 124,33% dari KKP 405.920 apabila dilihat menurut metode kontrasepsi per KKP masing – masing kontrasepsi sebagai mana yang tercantum pada kontrak kerja Kepala BKKBN Provinsi Sumsel adalah sebagai berikut :

- I U D : 12.693 atau 116,34% dr KKP 10.910 - MOP : 959 atau 95,90% dr KKP 1.000 - MOW : 2.377 atau 111,10% dr KKP 2.140 - Implant : 50.394 atau 101,87% dr KKP 49.470 - Suntikan : 221.154 atau 163,58% dr KKP 135.200 - PIL : 163.449 atau 103,98% dr KKP 157.190 - Kondom : 53.635 atau 107,25% dr KKP 50.010

Angka pencapaian tertinggi terdapat pada kontrasepsi suntikan yaitu sebesar 221.154 peserta atau 43,82% dari total PB, tertinggi kedua terdapat pada kontrasepsi PIL sebesar 163.449 peserta atau 32,39% dari keseluruhan. Pencapaian PB per mix lainnya masih relatif rendah yaitu pencapain PB:

- Kondom sebesar 53.635 peserta atau 10,63% dari total PB - Implant sebesar 50.394 peserta atau 9,96% dari total PB - MOW sebesar 2.377 peserta atau 0,47% dari total PB. - MOP sebesar 959 peserta atau 0,19% dari total PB. - IUD sebesar 12.693 peserta atau 2,52 % dari total PB. c. Peserta KB Baru Pria.

Pencapain peserta KB Baru Pria sampai dengan bulan DESEMBER 2012 sebesar peserta atau 107,03% dari KKP sebesar 51.010 dengan rincian MOP sebesar 959 peserta atau 1,88% dari KKP, dan Kondom sebesar 53.635 peserta atau 105,15% dari KKP.

Apabila dilihat peserta KB Baru Pria kabupaten/kota dengan pencapaian diatas rata-rata provinsi (107,03%) terdapat 6 (enam) Kab/kota yaitu Kab. OKI (112,31%), OKU (180,63%), Lahat (131,65%), OKU Selatan (123,06%), OKU Timur (112,58%), dan Empat Lawang (168,34%). Sedangkan kab/kota yang lainnya masih dibawah pencapaian provinsi yaitu antara 44,57% (Kota

(9)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

Prabumulih) sampai dengan 106,91% (Musi Banyuasin). Jika diperhatikan untuk partisipasi pria dalam ber KB relatif masih rendah, meskipun beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan bahkan pencapaiannya melampaui pencapaian rata-rata provinsi. Meskipun demikian tetap perlu adanya kegiatan peningkatan kuantitas dan kualitas melalui KIE, Konseling dan pelayanan KB yang mengarah pada peningkatan partisipasi KB pria.

d. PB menurut sarana pelayanan.

Berdasarkan laporan yang masuk Bulan DESEMBER 2012 jumlah PB yang dilayani melalui jalur Pemerintah (Klinik KB Pemerintah), pada tingkat Provinsi sebesar 27.242 peserta atau 65,38% dari total Peserta KB Baru (41.670). Jika dilihat per Kab/Kota yang tertinggi ada Kab. Muara Enim (84,53%) dan yang terendah adalah Kabupaten Empat Lawang (34,72%).

Sedangkan jumlah PB yang dilayani jalur swasta (Klinik KB Swasta, DPS dan BPS) pada tingkat Provinsi sebesar 14.428 peserta atau 34,62%. Jika dilihat per Kab/Kota pencapaian yang tertinggi ada di Kab. Empat Lawang (65,28%) dan yang terendah adalah Kab. Muara Enim (15,47%).

e. Peserta KB Aktif.

Secara Provinsi pembinaan peserta KB aktif pada bulan DESEMBER 2012 mencapai 1.329.083 peserta atau 78,56% dari total jumlah pasangan Usia Subur (PUS) sebesar 1.691.718. Secara provinsi jika dilihat per mix kontrasepsi maka proporsi terbesar pada penggunaan suntikan 543.210 atau 40,87% dari total PA, disusul kemudian dengan penggunaan PIL 355.174 atau 26,72%, sedangkan yang lainnya adalah sebagai berikut:

- IUD sebesar 63.598 atau 4,79%, - Implant sebesar 239.576 atau 18,03%, - MOP sebesar 5.562 atau 0,42%, - MOW sebesar 42.536 atau 3,20% dan - Kondom sebesar 79.427 atau 5,98%.

Penggunaan alkon PIL dan Suntik masih tinggi, meskipun berangsur-angsur pengguna alkon yang lainnya khususnya MKJP sudah diminati oleh masyarakat misalnya Implant. Pembinaan peserta KB Aktif secara Kab/Kota bervariasi berkisar antara 66,56% (OKU Timur) sampai dengan 87,68% (Lahat).

(10)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012 f. Pembinaan KB Aktif Pria.

Pembinaan peserta KB Aktif Pria (Kondom+MOP) pada bulan DESEMBER 2012 mencapai 84.989 atau 6,39% dari total PA sebesar 1.329.083 dengan rincian MOP sebesar 5.562 atau 0,42 % dari total PA, dan Kondom sebesar 79.427 atau 5,98% dari total PA. Jika diperhatikan kondisi partisipasi pria dalam ber KB masih cukupn rendah, meskipun beberapa Kab/kota mengalami peningkatan capaian lebih tinggi dari pencapaian Provinsi, namun demikian perlu adanya peningkatan KIE, konseling dan pelayanan KB yang mengarah pada peningkatan partisipasi KB pria.

g. UNMETNEED.

Jumlah PUS yang tergolong unmetneed ( PUS IAT dan PUS TIAL) berdasarkan laporan Rek.Kab F/I/Dal/10 pada bulan DESEMBER 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 196.306 atau 11,60% dari total PUS sebesar 1.691.718. Di tingkat Kab/Kota jumlah unmetneed bervariasi, tertinggi terdapat di Kota Ogan Ilir 16,04% (12.901) dan terendah Kota Lubuk Linggau 6,03% (2.396).

h. Komplikasi Berat, Kegagalan dan Pencabutan Implant.

Kegiatan pelayanan kasus komplikasi terhadap peserta KB dikategorikan ke dalam dua macam yaitu Komplikasi Berat dan Kegagalan.

Komplikasi Berat pemakaian kontrasepsi dapat dipakai sebagai tolok ukur kualitas pelayanan KB dilapangan. Ada asumsi bila kualitas pelayanan semakin baik diharapkan akan semakin kecil komplikasi yang dialami demikian pula sebaliknya.

Pada tingkat Provinsi untuk bulan DESEMBER 2012 tidak terdapat kasus komplikasi berat, maupun kegagalan.

Jumlah pencabutan Implant sampai dengan bulan DESEMBER 2012 sebanyak 35.667 atau 93,03 % dari total perkiraan pencabutan implant (38.341) yang akan dicabut tahun ini.

(11)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

2. PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA

a. Perkembangan jumlah kelompok.

Jumlah kelompok UPPKS di Provinsi Sumatera Selatan pada bulan DESEMBER 2012 tercatat sebanyak 2.299 kelompok UPPKS. Keadaan kelompok UPPKS ini jika dilihat perbandingannya dengan jumlah desa yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (3.230) sebanyak 0,72 berarti setiap satu desa terdapat 1–2 kelompok UPPKS. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian di tingkat Provinsi belum melampaui Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang KB/KS yang telah ditetapkan karena didalam SPM diharapkan minimal 78% dari desa yang mempunyai kelompok UPPKS. Jika dilihat Kab/Kota rata – rata semua desa di Kab/Kota sudah mempunyai kelompok UPPKS kecuali, Kab. Muba, Lahat, OKU, Mura, Banyuasin, OKU Selatan, dan Muara Enim, yang belum semua desanya mempunyai kelompok UPPKS.

b. Jumlah Anggota UPPKS yang Berusaha.

Pada tabel 16, menunjukkan bahwa persentase jumlah anggota UPPKS yang berusaha pada bulan DESEMBER 2012. Di tingkat Provinsi jumlah anggota UPPKS yang berusaha sebanyak 22.456 anggota atau 52,15% dari jumlah anggota kelompok UPPKS sebesar 43.058

Anggota keluarga yang berada pada tahapan pra sejahtera dan sejahtera I sebesar 18.284 peserta. Apabila dilihat dari tingkat Kab/Kota pencapaian diatas rata – rata Provinsi (81,42%) terdapat 9 (sembilan) Kab/kota yaitu Kab. Muba (93,33%), OKI (84,99%), M. Enim (87,01%), Lahat (84,50%), Palembang (95,47%), Banyuasin (84,81%), Prabumulih (82,67%), Pagar Alam (89,36%), dan Ogan Ilir (82,35%). Sedangkan kab/kota lainnya masih berada di bawah rata-rata provinsi yaitu antara 51,11% (OKU Timur) sampai dengan 79,98% (OKU Selatan).

c. Jumlah Anggota UPPKS yang menggunakan Bantuan Modal.

Sampai dengan bulan DESEMBER 2012 jumlah anggota UPPKS yang menggunakan bantuan modal dari berbagai sumber sebanyak 30.676 keluarga atau 71,24% dari seluruh jumlah anggota kelompok UPPKS sebesar 43.058. Dari jumlah anggota kelompok UPPKS tersebut terdapat 25.999 anggota

(12)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

(84,75%) adalah anggota kelompok yang barada pada tahapan Pra Sejahtera dan Sejahtera I.

d. BKB, BKR dan BKL

Sampai dengan bulan DESEMBER 2012 jumlah kelompok tribina (BKB, BKR dan BKL) di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut, BKB sebesar 2.512 dan yang dilaporkan sebanyak 2.369 atau 94,31%, BKR sebanyak 2.093 kelompok yang dilaporkan sebanyak 1.942 atau 92,79%, dan BKL sebanyak 2.377 yang dilaporkan sebanyak 2.220 kelompok atau 93,40% ( lih. Lamp. Tabel 3).

Jika dibandingkan dengan jumlah Desa yang ada terlihat bahwa jumlah kelompok BKB dengan jumlah Desa sebesar 0,76 atau 76%, rata – rata jumlah kelompok BKR dengan jumlah Desa 0,67 atau 67%, rata – rata kelompok BKL dan jumlah Desa sebesar 0,60 atau 60%. Berdasarkan data tersebut dapat disampaikan bahwa SPM (Standar Pelayanan Minimal) Desa di Provinsi Sumatera Selatan sudah tercapai seluruhnya, karena SPM–SPM tersebut ditetapkan berdasarkan persentase masing – masing kelompok dengan ketentuan, jumlah kelompok terhadap jumlah desa sebesar 80% untuk kelompok BKB, 66% untuk kelompok BKR dan 60% untuk kelompok BKL.

Di tingkat Kab/Kota untuk kelompok BKB sudah seluruh desa mempunyai kelompok BKB, kecuali Kab. Musirawas, OKU, Banyuasin. Demikian juga untuk kelompok BKR sudah semua desa di Kabupaten mempunyai kelompok BKR, kecuali Kab. OKU, Muara Enim, dan Banyuasin. Sedangkan untuk kelompok BKL belum semua desa di Kabupaten telah memiliki kelompok BKL, kecuali Kab.Empat Lawang.

e. Jumlah Keluarga yang Menjadi Anggota Kelompok Tribina Hadir Dalam Pertemuan Penyuluhan.

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKB s.d. bulan DESEMBER 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 134.853 keluarga dan yang hadir pada pertemuan penyuluhan kelompok BKB sebesar 113.342 anggota atau 84,06%. Dengan demikian anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 21.501 atau 15,94%.

(13)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

Apabila dilihat Kab/Kota persentase jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKB hadir dalam pertemuan penyuluhan diatas rata– rata Provinsi (84,06%) terdapat 7 (tujuh) kab/kota yaitu Kab. Muba (89,36%), OKU (95,40%), Mura (99,97%), Palembang (98,20%), Banyuasin (95,64%), Prabumulih (93,74%), dan OKUT (97,49%). Sedangkan kab/kota yang lainnya antara 44,49% (Pagar Alam) sampai dengan 83,54% (L.Linggau)).

Jumlah keluarga yang mejadi anggota kelompok BKR s.d bulan DESEMBER 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 105.400 anggota, dan yang hadir pada pertemuan kelompok BKR sebanyak 91.387 anggota atau 86,70%. Dengan demikian anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 14.013 atau 13,29%.

Apabila dilihat di tingkat Kab/Kota persentase jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKR hadir dalam pertemuan penyuluhan diatas rata – rata provinsi (86,70%) terdapat 7 (tujuh) yaitu Kab. OKU (98,59%0, Muara Enim (99,32%), Mura (99,92%), Palembang (96,19%), Banyuasin (96,18%), Pagar Alam (91,69%), L.Linggau (97,93%), OKU Timur (90,12%), dan Empat Lawang (90,69%). Sedangkan Kab/kota yang lainnya antara 69,28% (OKUS) sampai dengan 86,23% (Muba).

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKL s.d. bulan DESEMBER 2012 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 72.200 anggota dan hadir dalam pertemuan penyuluhan kelompok BKL sebanyak 59.991 anggota atau 83,09%. Dengan demikian jumlah anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 12.209 anggota atau 16,90%.

Apa bila dilihat di tingkat Kab/Kota rata-rata seluruh Kab/Kota persentase jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKL hadir dalam pertemuan penyuluhan diatas rata – rata Provinsi (83,09%) terdapat 8 (delapan) Kab/kota yaitu Kab. OKU (91,42%), Muara Enim (92,91%), Mura (99,76%), Palembang (93,51%), Banyuasin (98,85%), Prabumulih (87,29%), Pagar Alam (99,48%) L.Linggau (91,44%), dan Empat Lawang (94,52%). Sedangkan Kab/kota yang lainnya antara 60,57% (Lahat) sampai dengan 79,96% (Ogan Ilir).

f. Persentase PUS Kelompok Pra S & KS I Pada Kelompok UPPKS Pra KS I yang menjadi peserta KB.

Jumlah Kelompok UPPKS online yang tercatat dalam direktori databasis sampai dengan bulan DESEMBER 2012 sebesar 1.469. Jumlah anggota

(14)

Narasi Radalgram Data s.d. Desember 2012

kelompok UPPKS sampai dengan bulan DESEMBER 2012 sebanyak 18.073 dengan jumlah PUS sebanyak 15.587. Jumlah anggota UPPKS yang menjadi peserta KB sebesar 13.875 atau 89,02% dari PUS. Untuk PUS anggota UPPKS yang terdiri dari Keluarga Pra S dan KS I sebesar 12.647 dan yang menjadi peserta KB sebesar 11.410 atau 90,03% dari total jumlah keluarga Pra S/KS I.

3. PERSEDIAAN ALAT KONTRASEPSI

Kondisi stok alat kontrasepsi di gudang Kabupaten/Kota dan Provinsi pada akhir bulan DESEMBER 2012 berdasarkan laporan Rek.Kab.F/V/KB yang masuk sbb :

- IUD : 5.246 each - PIL : 1.110.947 cycle - Kondom : 35.115 gross - Suntikan : 517.371 vial - Implant : 31.853 set Keterangan:

Untuk IUD bulan ini sebesar 5.246 each masih mencukupi penggunaan alkon IUD untuk pemakaian perbulan 765, sedangkan kemampuan ketersediaan alkon 6,9 bulan.

Pil sebesar 1.110.947 cycle, pemakaian rata–rata per bulan 1.186.223 kemampuan kesediaan alkon 4,0 bulan.

Kondom sebesar 417.572 lusin, kebutuhan penggunaan kondom rata–rata per bulan 17.249 atau kemampuan 24,2 bulan.

Suntikan sebesar 517.371 vial, kebutuhan penggunaan suntikan rata– rata per bulan masih mencukupi sebesar 275.665 sedangkan kemampuan ketersediaan alkon suntikan selama 4,1 bulan.

Implant sebesar 31.853 set, kebutuhan penggunaan implant rata–rata perbulan sebesar 2.920 atau ketersedian/kemampuan alkon implant sebesar 10,9 bulan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian skema SRG yang paling menguntungkan baik bagi pengelola gudang (Koperasi LEMS) ataupun Petani yaitu jika Petani menjual biji kakao fermentasi ke Koperasi LEMS

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif

MA selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan tak lupa kepada seluruh staf pengajar jurusan Etnomusikologi penulis mengucapkan terima kasih

Kepemimpinan adalah suatu inti kegiatan kelompok, hasil timbal balik, dan hubungan antar pribadi dan sebuah keperibadian yang memliki pengaruh tertentu terhadap orang lain

SK NAMA NUPTK INSTANSI MAPEL KABUPATEN/KOTA TAHAP LOKASI KELAS STATUS REKOMENDASI 40 9373 MOHAMAD AMINUDIN 5152750651200003 SMAS MUHAMMADIYAH I PURWOKERTO PAI KAB... SK NAMA

Jika diperlukan dan sepanjang masih tersedia anggaran dalam PAGU tahun 2012, setiap Satker dapat menambah paket siaran yang akan diproduksi untuk dianggarkan dalam revisi.

dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat atau sumber pati, yang.. melibatkan ragi di dalam

Penandatangan dimaksud adalah kedua mempelai, kedua saksi, wali nikah atau yang mewakilinya bagi pasangan suami-isteri yang beragama Islam dan pegawai pencatatan perkawinan