• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUB BIDANG DATA DAN INFORMASI BIDANG ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI (ADPIN) PERWAKILAN BKKBN PROVINSI SUMATERA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUB BIDANG DATA DAN INFORMASI BIDANG ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI (ADPIN) PERWAKILAN BKKBN PROVINSI SUMATERA SELATAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DATA s.d BULAN MEI 2013

SUB BIDANG DATA DAN INFORMASI

BIDANG ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI (ADPIN)

PERWAKILAN BKKBN PROVINSI SUMATERA SELATAN

(2)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Pencapaian Pelaksanaan Program dan Anggaran sampai dengan bulan Mei tahun 2013 telah selesai dilaksanakan.Laporan ini disusun untuk melihat tingkat pencapaian program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sampai denganbulan Mei 2013 dengan menggunakan data rutin Rek.Kab.F/I/dal/10, Rek.Kab.F/II/KB/II, dan dari komponen terkait (Bidang KB/KR, Bidang KS/PK, Sekretariat, dan Bidang Latbang) yang mampu untuk menyiapkan data pendukung laporan kami selama satu bulan ini.

Analisis dan evaluasi data dan keadaan lapangan adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan untuk melihat upaya yang telah dilakukan pada pelaksanaan Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Berencana yang telah direncanakan. Selain itu analisis dan evaluasi juga dilakukan terhadap kinerja SKPD-KB Kabupaten dan Kota berdasarkan Kontrak Kinerja Program (KKP) 2013 yang telah disepakati.

Laporan ini dimaksudkan juga sebagai informasi bagi semua pengelola program Kependudukan dan KB Nasional di tingkat provinsi dan acuan untuk menentukan kebijakan program yang akan dilakukan pada bulan-bulan berikutnya. Akhirnya pada kesempatan ini kami juga sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dan ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Palembang, 15 Juni 2013

Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi,

Minarti, SE

(3)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN

Situasi dan kondisi kependudukan yang ada merupakan suatu permasalahan yang memerlukan perhatian dan penanganan secara seksama, lebih sungguh-sungguh, dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang telah dan perlu terus dilakukan oleh pemerintah, bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat, adalah dengan pengendalian jumlah penduduk melalui peningkatan pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (KR) yang terjangkau, bermutu, dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.

Program KKB mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera lahir dan batin. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, serta mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Sebagai salah satu program pembangunan nasional, Program KKB yang telah dilaksanakan selama empat dasawarsa telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas. Hal ini bisa dilihat dari menurunnya angka kelahiran total, dari 5,6 per wanita usia subur pada awal 70-an menjadi 2,3 pada tahun 2007. Pada kurun waktu tersebut, Program KB juga telah berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang cukup penting, sehingga dalam pelaksanaannya program KB bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja tapi juga telah menjadi tanggung jawab masyarakat.

Dalam rangka mencapai visi penduduk tumbuh seimbang 2015berbagai upaya terus dilakukan pemerintah (BKKBN).Usaha menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan melalui penyebarluasan dan penyediaan sarana dan prasarana keluarga berencana.Sementara itu, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat/keluarga tentang keluarga berencana,promosi program KB (KIE-KB) gencar dilakukan melalui berbagai media.Termasuk juga adalah kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong masyarakat/keluarga untuk melaksanakan atau mempraktekkannorma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

(4)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

Upaya lain yang dilakukan dalam rangka memperkuat dan meningkatkan pencapaian program KBnasional adalah dengan membangun kesepakatan antara Kepala BKKBN Provinsi dan Kepala BKKBN Pusat dalam bentuk Kontrak Kinerja pencapaian beberapa indikator program yang harus dicapai oleh BKKBN Provinsi. Untuk tahun 2013, sasaran Komitmen Kinerja Program (KKP) adalah seperti terlihat dalam Tabel 1.

Untuk memonitor perkembangan pelaksanaan program di lapangan dan pencapaian KKP, telah diterapkan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Program KKB yang secara berkala setiap bulan mampu mengumpulkan data dan informasi operasional dari tingkat di lini lapangan yang paling bawah.Dengan telah berlalunya bulan Maret 2013, maka perlu dilakukan analisis dan evaluasi untuk melihat sejauh mana upaya dan hasil pencapaian pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang telah dilakukan dibandingkan dengan kebijakan, sasaran, dan program/kegiatan yang telah direncanakan.Dari 18 indikator KKP, tidak semua indikator dianalisis dan evaluasi setiap bulan.IndikatorJumlah Kelompok BKB Paripurna, Jumlah Kelompok BKR Paripurna, dan BKL Paripurna Laporan DAK Bidang KB Kabupaten/Kota, dan Peserta pelatihan yang tercatat dalam sistem komputerisasi Diklat, dilakukan setiap triwulan. Indikator Barang Milik Negara masuk dalam SIMAK-BMN, Laporan Keuangan dan BMN tepat waktu dan sesuai dengan SAP dilakukan setiap semester.

(5)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

Tabel 1

Sasaran KKP Tahun 2013

NO INDIKATOR KONTRAK KINERJA KKP

1 Jumlah Seluruh Peserta KB Aktif 959.360

2 Jumlah Peseta KB Aktif MKJP 295.450

- IUD 40.020

- MOW 36.250

- IMPLANT 214.520

- MOP 4.660

3 Jumlah Peserta KB Aktif Pria (MOP + Kondom) 47.320

- Kondom 42.660

4 Jumlah Seluruh Peserta KB Baru 378.429

5 Jumlah Peserta KB Baru MKJP 50.679

- IUD 10.710

- MOW 1.064

- IMPLANT 37.870

- MOP 1.035

6 Jumlah Peserta KB Baru Pria (MOP + Kondom) 36.300

- Kondom 35.265

7 Unmeetneed 4,10

8 Jumlah Kelompok BKB Paripurna 409

9 Jumlah Kelompok BKR Paripurna 266

10 Jumlah Kelompok PIK Remaja 613

- Tahap Tumbuh 438

- Tahap Tegak 106

- Tahap Tegar 69

11 Jumlah Kelompok UPPKS 1.506

12 Jml Keluarga Pra S & KS 1 Anggota Kelompok UPPKS

yang menjadi peserta KB 11.410

13 Jumlah Kelompok BKL Paripurna 324

14 Jml PPKS (Pusat Pelay.Kelg.Sejahtera) di Kab/Kota 15

15 Jumlah Profil dan Parameter Kependudukan di Provinsi 2

16 Jumlah Kerjasama Pendidikan Kependudukan di Provinsi 3

17 Persentase Remaja yang Kawin di bawah 20 tahun 257

(6)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

BAB II

LAPORAN PENGENDALIAN PROGRAM KB NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

BULAN MEI 2013

A. CAKUPAN LAPORAN

Memasuki bulan ke duabelas yaitu bulan Mei 2013 laporan rekapitulasi pelayanan kontrasepsi (Rek. F/II/KB/11) dan Pengendalian Lapangan (F/I/Kab-DAL/10 sebagai bahan monitoring dari hasil kegiatan di Kabupaten/ Kota yang masuk sebanyak 15 Kab/Kota atau 100% dari 15 Kabupaten / Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih rinci dapat dilihat jumlah sarana pelayanan, petugas lapangan, IMP dan Kelompok Kegiatan (Poktan) yang dilaporkan kegiatan sebagai berikut:

1. Laporan yang masuk dari Kecamatan sebanyak 228 atau 99,13% dari 230

Kecamatan yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata seluruh Kab/Kota melapor dengancakupan 100%, kecuali Kota L.Linggau (88,9%), dan Kab. Empat Lawang (90%).

2. Laporan yang masuk dari Desa/Kelurahan sebanyak 3.218 atau 97,07% dari

3.218 Desa/Kelurahan yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata seluruh Kab/Kota melapor 100 %, kecuali Banyuasin (88,9%) dan Empat Lawang (68,8%).

3. Jumlah PPKBD yang melapor sebanyak 3.031 atau 98,9% dari 3.066 PPKBD

yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali Empat Lawang (72,9%).

4. Jumlah Sub PPKBD yang dilaporkan sebanyak 13.811 atau 98,6% dari 14.012

(7)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

Kab/Kota melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab.Mura (89,4%) dan Empat Lawang (71,5%).

5. Jumlah Klinik KB Pemerintah secara keseluruhan yang melapor sebanyak 955

atau 96,9% dari 986 klinik yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, rata-rata Kab/Kota melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab.Muba (96,36%), Mura (86,52%), Mura (86,5%), Banyuasin (94,6%), L.Linggau (97,8%), OKU Timur (83,3%), dan Empat Lawang (87,5%).

6. Jumlah klinik KB Swasta secara keseluruhan yang melapor sebanyak 349 atau

95,1% dari klinik yang ada sebanyak 367. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk rata – rata Kab/Kota melapor 100%, kecuali Kab. OKI (95,5%), Pagar Alam (54,2%), dan Empat Lawang (87,5%).

7. Laporan yang masuk dari Dokter Praktek Swasta (DPS) sebanyak 309 atau 79,8% dari 387 DPS yang ada. Apa bila dilihat laporan yang masuk rata-rata kurang dari 100% yaitu antara 15% (Prabumulih) sampai dengan 97,7% (OKU), sedangkan yang mencapai 100% adalah, Kab. Lahat, Mura, Palembang, dan OKU Selatan. Sedang Kota Pagar Alam, L.Linggau, dan Empat Lawang 0%.

8. Laporan yang masuk dari Bidan Praktek Swasta (BPS) sebanyak 2.080 atau

78,9% dari 2.636 BPS yang ada. Apa bila dilihat dari laporan yang masuk,hanya terdapat 4 (empat) Kab/Kota yang melapor dengan cakupan 100%, yaitu Lahat, Musi Rawas, Palembang dan OKU Selatan, sedangkan 11 (sebelas) Kab/Kota lainnya antara 10,7% (OKUT) sampai dengan 99,7% (OKI). Sedangkan Kab. Empat Lawang dilaporkan tidak memiliki Bidan Praktik Swasta.

9. Jumlah kelompok BKB yang dilaporkan sebanyak 2.346 atau 89,9% dari 2.611

kelompok BKB yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk 100% terdapat 8 (delapan) Kab/kota yaitu, OKI, OKU, Muara Enim, Lahat, Palembang, Pagar Alam, L.Linggau, dan OKUS. Sedangkan Kab/kota lainnya antara 43,6% (Empat Lawang) sampai dengan 97,7% (Banyuasin).

10. Jumlah BKR yang melapor sebanyak 1.923 atau 89,0% dari 2.160 kelompok

BKR yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk rata-rata Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100%, kecuali Kab/Kota Muba (97,3%), Banyuasin (97,1%), Prabumulih (77,1%), Ogan Ilir (75,1%), OKUT (76,9%) dan Empat Lawang (44,2%).

(8)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

11. Jumlah BKL yang lapor sebanyak 2.304 atau 88,1% dari 2.616 kelompok BKL

yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk, Kab/Kota telah melapor dengan cakupan 100% terdapat 8 (delapan) Kab/kota yaitu OKI, . Sedangkan Kab/Kota lainnya antara 37,8% (Empat Lawang) sampai dengan 98,9% (Banyuasin).

12. Jumlah kelompok UPPKS yang dilaporkan sebanyak 2.058 atau 76,2% dari

2.702 kelompok UPPKS yang ada. Apabila dilihat dari laporan yang masuk 100% terdapat 8 (delapan) Kab/Kota yaitu OKI, OKU, Muara Enim, Lahat, Mura, Pagar Alam, L.Linggau, dan OKUS. Sedangkan Kab/Kota lainnya antara 21,7% (OKUT) sampai dengan 99,2% (Palembang).

B. PENCAPAIAN PROGRAM

1. PROGRAM KELUARGA BERENCANA.

a. Peserta KB Baru.

Pencapaian PB (Peserta KB Baru) sampai dengan bulan Mei 2013 pada tingkat Provinsi sebanyak 165.611 peserta atau 43,76% dari KKP yang tercantum pada kontrak kerja Kepala BKKBN Prov. Sumsel dan Kepala BKKBN Pusat Tahun 2013 sebesar 378.429 peserta.

Apabila dilihat pada tingkat Kab/Kota, ada 5 (lima) Kab/ Kota yang pencapaiannya diatas rata- rata provinsi (43,76%) yaitu, Kab.Lahat (51,47%), Palembang (46,8%), Banyuasin (47,59%), Prabumulih (77,57%), dan Empat Lawang.Sedangkan 10 (sepuluh) Kab/Kota lainnya pencapaian masih dibawah rata-rata provinsi yaitu antara 32,13% (Musi Rawas) sampai dengan 43,75% (OKI).

b. Peserta KB Baru (PB) menurut alat Kontrasepsi.

Dari pencapaian PB sebanyak 165.611 atau 43,76% dari KKP 378.429 apabila dilihat menurut metode kontrasepsi per KKP masing – masing kontrasepsi sebagai mana yang tercantum pada kontrak kerja Kepala BKKBN Provinsi Sumsel adalah sebagai berikut :

(9)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013 - I U D : 5.657 atau 52,82% dr KKP 10.710 - MOP : 205 atau 19,81% dr KKP 1.035 - MOW : 1.020 atau 95,86% dr KKP 1.064 - Implant : 17.129 atau 45,23% dr KKP 37.870 - Suntikan : 76.901 atau 56,45% dr KKP 136.235 - PIL : 50.660 atau 32,42% dr KKP 156.250 - Kondom : 14.039 atau 39,81% dr KKP 35.265

Angka pencapaian tertinggi terdapat pada kontrasepsi Suntikan yaitu sebesar 76.901 peserta atau 46,43% dari total PB, tertinggi kedua terdapat pada kontrasepsi PIL sebesar 50.660 peserta atau 30,59% dari keseluruhan. Pencapaian PB per mix lainnya masih relatif rendah yaitu pencapain PB:

- Kondom sebesar 14.039 peserta atau 8,48% dari total PB - Implant sebesar 17.129 peserta atau 10,34% dari total PB - MOW sebesar 1.020 peserta atau 0,62% dari total PB. - MOP sebesar 205 peserta atau 0,12% dari total PB. - IUD sebesar 5.657 peserta atau 3,41% dari total PB. c. Peserta KB Baru Pria.

Pencapain peserta KB Baru Pria sampai dengan bulan Mei 2013 sebesar 14.244 peserta atau 39,24% dari KKP sebesar 36.300 dengan rincian MOP sebesar 205 peserta atau 0,23% dari KKP KB Pria, dan Kondom sebesar 14.039 peserta atau 38,67% dari KKP KB Pria.

Apabila dilihat peserta KB Baru Pria kabupaten/kota dengan pencapaian diatas rata-rata provinsi (39,24%) terdapat 8 (delapan) Kab/kota yaitu Kab. Muba (39,93%), OKI (58,41%), Lahat (46,25%), Mura (44,21%), Banyuasin (47,78%), Prabumulih (95,48%), Ogan Ilir (60,87%), OKU Timur (49,56%), dan Empat Lawang (45,34%).Sedangkan kab/kota yang lainnya masih dibawah pencapaian provinsi yaitu antara 9,76% (Pagar Alam) sampai dengan 34,68% (L.Linggau).Jika diperhatikan untuk partisipasi pria dalam ber KB relatif masih rendah, meskipun beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan bahkan pencapaiannya melampaui pencapaian rata-rata provinsi. Meskipun demikian tetap perlu adanya kegiatan peningkatan kuantitas dan kualitas melalui KIE,

(10)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

Konseling dan pelayanan KB yang mengarah pada peningkatan partisipasi KBpria.

d. PB Menurut Sarana Pelayanan.

Berdasarkan laporan yang masuk pada bulan Mei 2013 jumlah PB yang dilayani melalui jalur Pemerintah (Klinik KB Pemerintah), pada tingkat Provinsi sebesar 27.087 peserta atau 70,50 % dari total Peserta KB Baru (38.422). Jika dilihat per Kab/Kota yang tertinggi ada Kab. Muara Enim (92,11%) dan yang terendah adalah kab. Empat Lawang (40,15%).

Sedangkan jumlah PB yang dilayani jalur swasta (Klinik KB Swasta, DPS dan BPS) pada tingkat Provinsi sebesar 11.335 peserta atau 29,50%. Jika dilihat per Kab/Kota pencapaianyang tertinggi ada di Kab. Empat Lawang (59,85 %) dan yang terendah adalah Kab. Muara Enim (7,89%).

e. Peserta KB Aktif.

Secara Provinsi pembinaan peserta KB aktif pada bulan Mei 2013 mencapai 1.260.093 peserta atau 76,17% dari total jumlah pasangan Usia Subur (PUS) sebesar 1.654.261. Secara provinsi jika dilihat per mix kontrasepsi maka proporsi terbesar pada penggunaan suntikan 504.003 atau 39,9% dari total PA, disusul kemudian dengan penggunaan PIL 332.164 atau 26,36%, sedangkan yang lainnya adalah sebagai berikut:

- IUD sebesar 63.611 atau 5,04%, - Implant sebesar 238.124 atau 18,9%, - MOP sebesar 5.576 atau 0,44%, - MOW sebesar 43.262 atau 3,43% dan, - Kondom sebesar 73.353 atau 5,82%.

Penggunaan alkon PIL dan Suntik masih tinggi, meskipun berangsur-angsur pengguna alkon yang lainnya khususnya MKJP sudah diminati oleh masyarakat misalnya Implant.Pembinaan peserta KB Aktif secara Kab/Kota bervariasi berkisar antara 66,50% (OKUT) sampai dengan 81,03% (OKI).

f. Pembinaan KB Aktif Pria.

Pembinaan peserta KB Aktif Pria (Kondom+MOP) pada bulan Mei 2013 mencapai 78.929 atau 6,26% dari total PA sebesar 1.260.093 dengan rincian

(11)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

MOP sebesar 5.576 atau 0,44% dari total PA, dan Kondom sebesar 73.353 atau 5,82% dari total PA. Jika diperhatikan kondisi partisipasi pria dalam ber KB masih cukupn rendah, meskipun beberapa Kab/kota mengalami peningkatancapaian lebih tinggi dari pencapaianProvinsi, namun demikian perlu adanya peningkatan KIE, konseling dan pelayanan KB yang mengarah pada peningkatan partisipasi KB pria.

g. UNMETNEED.

Jumlah PUS yang tergolong unmetneed ( PUS IAT dan PUS TIAL) berdasarkan laporan Rek.Kab F/I/Dal/10 dan SR online pada bulan Mei 2013 di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 222.628 atau 13,46% dari total PUS sebesar 1.654.261. Di tingkat Kab/Kota jumlah unmetneed bervariasi, tertinggi terdapat di Kab. OKU Selatan sebesar 21,05% (14.676) dan terendah Kota Lubuk Linggau 9,45% (3.627).

h. Komplikasi Berat, Kegagalan dan Pencabutan Implant.

Kegiatan pelayanan kasus komplikasi terhadap peserta KB dikategorikan ke dalam dua macam yaitu Komplikasi Berat dan Kegagalan.

Komplikasi Berat pemakaian kontrasepsi dapat dipakai sebagai tolok ukur kualitas pelayanan KB dilapangan. Ada asumsi bila kualitas pelayanan semakin baik diharapkan akan semakin kecil komplikasi yang dialami demikian pula sebaliknya.

Pada tingkat Provinsi untuk bulan Mei 2013 tidak terdapat kasus komplikasi berat, namun terdapat dua kasus kegagalan yaitu 2 (dua) kasus yaitu Implant di kabupaten Banyuasin pada klinik KB Perambahan Kecamatan Banyuasin I, dan di klinik KB Telang di Kecamatan Muara Telang.

Jumlah pencabutan Implant sampai dengan bulan Mei 2013 sebanyak 14.308 atau 36,85% dari total perkiraan pencabutan implant (38.830) yang akan dicabut tahun ini.

(12)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

2. PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA

a. Perkembangan jumlah kelompok.

Jumlah kelompok UPPKS di Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Mei 2013 tercatat sebanyak 2.681 kelompok UPPKS. Keadaan kelompok UPPKS ini jika dilihat perbandingannya dengan jumlah desa yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (3.318) sebanyak 0,81 berarti setiap satu desa terdapat 1–2 kelompok UPPKS. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian di tingkat Provinsibelum melampaui Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang KB/KS yang telah ditetapkan karena didalam SPM diharapkan minimal 78% dari desa yang mempunyai kelompok UPPKS. Jika dilihat Kab/Kota rata – rata semua desa di Kab/Kota sudah mempunyai kelompok UPPKS kecuali, Kab.Muba, Lahat, OKU, Mura, Banyuasin, OKU Selatan,dan Muara Enim,yang belum semua desanya mempunyai kelompok UPPKS.

b. Jumlah Anggota UPPKS yang Berusaha.

Pada tabel 16, menunjukkan bahwa persentase jumlah anggota UPPKS yang berusaha pada bulan Mei 2013. Di tingkat Provinsi jumlah anggota UPPKS yang berusaha sebanyak 21.900 anggota atau 52,52% dari jumlah anggota kelompok UPPKS sebesar 41.700.

Anggota keluarga yang berada pada tahapan pra sejahtera dan sejahtera I sebesar 17.927 peserta. Apabila dilihat dari tingkat Kab/Kota pencapaian diatas rata – rata Provinsi (81,86%) terdapat 8 (delapan) Kab/kota yaitu Kab. Muba (94,03%), OKI (84,99%), M. Enim (90,04%), Lahat (84,45%), Palembang (95,65%), Banyuasin (89,65%), Prabumulih (85,37%), dan Pagar Alam (89,36%). Sedangkan kab/kota lainnya masih berada di bawah rata-rata provinsi yaitu antara 47,70% (OKU Timur) sampai dengan 81,82% (L.Linggau).

c. Jumlah Anggota UPPKS yang menggunakan Bantuan Modal.

Sampai dengan bulan Mei 2013 jumlah anggota UPPKS yang menggunakan bantuan modal dari berbagai sumber sebanyak 29.277 keluarga atau 70,2% dari seluruh jumlah anggota kelompok UPPKS sebesar 41.700. Dari jumlah anggota kelompok UPPKS tersebut terdapat 25.274 anggota (86,3%) adalah anggota kelompok yang barada pada tahapan Pra Sejahtera dan Sejahtera I.

(13)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

d. BKB, BKR dan BKL

Sampai dengan bulan Mei 2013 jumlah kelompok tribina (BKB, BKR dan BKL) di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut, BKB sebesar 2.611 dan yang dilaporkan sebanyak 2.346 atau 89,85%, BKR sebanyak 2.160 kelompok yang dilaporkan sebanyak 1.923 atau 89,03%, dan BKL sebanyak 2.616 yang dilaporkan sebanyak 2.304 kelompok atau 88,07% ( lih. Lamp.Tabel 3).

Jika dibandingkan dengan jumlah Desa yang ada terlihat bahwa jumlah kelompok BKB dengan jumlah Desa sebesar 0,76 atau 76%, rata – rata jumlah kelompok BKR dengan jumlah Desa 0,67 atau 67%, rata – rata kelompok BKL dan jumlah Desa sebesar 0,60 atau 60%. Berdasarkan data tersebut dapat disampaikan bahwa SPM (Standar Pelayanan Minimal) Desa di Provinsi Sumatera Selatan sudah tercapai seluruhnya, karena SPM–SPM tersebut ditetapkanberdasarkan persentase masing – masing kelompok dengan ketentuan,jumlah kelompok terhadapjumlah desa sebesar 80% untuk kelompok BKB, 66% untuk kelompok BKR dan 60% untuk kelompok BKL.

Di tingkat Kab/Kota untuk kelompok BKB sudah seluruh desa mempunyai kelompok BKB, kecuali Kab. Musirawas, OKU, Banyuasin. Demikian juga untuk kelompok BKR sudah semua desa di Kabupaten mempunyai kelompok BKR, kecuali Kab.OKU, Muara Enim, dan Banyuasin. Sedangkan untuk kelompok BKL belum semua desa di Kabupaten telah memiliki kelompok BKL, kecuali Kab.Empat Lawang.

e. Jumlah Keluarga yang Menjadi Anggota Kelompok Tribina Hadir Dalam Pertemuan Penyuluhan.

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKB Bulan Mei 2013 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 118.116 keluarga dan yang hadir pada pertemuan penyuluhan kelompok BKB sebesar 97.934 anggota atau 82,91%. Dengan demikian anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhansebanyak 20.182 atau 17,1%.

Jumlah keluarga yang mejadi anggota kelompok BKR s.d bulanMei 2013 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 96.223 anggota, dan yang hadir pada pertemuan kelompok BKR sebanyak 71.829 anggota atau 74,65%. Dengan

(14)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

demikian anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 24.394 atau 25,35%.

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok BKLbulan Mei 2013 di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 63.639 anggota dan hadir dalam pertemuan penyuluhan kelompok BKL sebanyak 49.289 anggota atau 77,45%. Dengan demikianjumlah anggota yang belum hadir dalam pertemuan penyuluhan sebanyak 14.350 anggota atau 22,5%.

f. Persentase PUS Kelompok Pra S & KS I Pada Kelompok UPPKS Pra KS I yang menjadi peserta KB.

Jumlah Kelompok UPPKS online yang tercatat dalam direktori databasis sampai dengan bulan Maret 2013sebesar 1.469. Jumlah anggota kelompok UPPKS sampai dengan bulan Maret 2013 sebanyak 18.073 dengan jumlah PUS sebanyak 15.587. Jumlah anggota UPPKS yang menjadi peserta KB sebesar 13.875 atau 89,02% dari PUS. Untuk PUS anggota UPPKS yang terdiri dari Keluarga Pra S dan KS I sebesar 12.647 dan yang menjadi peserta KB sebesar 11.410atau 90,03% dari total jumlah keluarga Pra S/KS I.

3. PERSEDIAAN ALAT KONTRASEPSI

Kondisi stok alat kontrasepsi di gudang Kabupaten/Kota dan Provinsi pada akhir bulan Mei 2013 berdasarkan laporan Rek.Kab.F/V/KB yang masuk sbb :

- IUD : 20.796 each - PIL : 2.282.497 cycle - Kondom : 486.895 gross - Suntikan : 511.108 vial - Implant : 18.229 set Keterangan:

Untuk IUD bulan ini sebesar 20.796 each masih mencukupi penggunaanalkon IUD untuk pemakaian perbulan 765, sedangkan kemampuan ketersediaan alkon 27,2 bulan.

(15)

Narasi Radalgram Data s.d. Bulan Mei 2013

Pil sebesar 2.282.497 cycle, pemakaian rata–rata per bulan 95.497 kemampuan kesediaan alkon 23,9 bulan.

Kondom sebesar 486.895 lusin, kebutuhan penggunaan kondom rata–rata per bulan 17.249 atau kemampuan 28,2 bulan.

Suntikan sebesar 511.108 vial, kebutuhan penggunaan suntikan rata– rata per bulan masih mencukupi sebesar 126.501 sedangkan kemampuan ketersediaan alkon suntikan selama 4,0 bulan.

Implant sebesar 18.229 set, kebutuhan penggunaan implant rata–rata perbulan sebesar 2.920 atau ketersedian/kemampuan alkon implant sebesar 6,2 bulan.

Referensi

Dokumen terkait

Penandatangan dimaksud adalah kedua mempelai, kedua saksi, wali nikah atau yang mewakilinya bagi pasangan suami-isteri yang beragama Islam dan pegawai pencatatan perkawinan

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada awal proses pengeringan hingga pada jam ke-40 kelembaban mutlak lingkungan cenderung lebih rendah daripada kelembaban mutlak tumpukan

Berbagai platform media sosial terus berkembang dalam hal kualitas (la- yanan) dan kuantitas (jumlah media), yang berpotensi untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

Tujuan yang dilakukan tidak secara langsung berhubungan dengan esensi apa yang akan dilakukan itu motivasi aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan

Dengan demikian skema SRG yang paling menguntungkan baik bagi pengelola gudang (Koperasi LEMS) ataupun Petani yaitu jika Petani menjual biji kakao fermentasi ke Koperasi LEMS

MA selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan tak lupa kepada seluruh staf pengajar jurusan Etnomusikologi penulis mengucapkan terima kasih

Berita-berita tentang ibadah haji di SKH Republika dilakukan dengan frekuensi jauh lebih banyak daripada berita yang dimuat di surat kabar lainnya tidak lepas

Kepemimpinan adalah suatu inti kegiatan kelompok, hasil timbal balik, dan hubungan antar pribadi dan sebuah keperibadian yang memliki pengaruh tertentu terhadap orang lain