• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Aplikasi Mobile Pada Perusahaan Aspeknas Penajam Menggunakan Framework ASL (Application Service Library)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Aplikasi Mobile Pada Perusahaan Aspeknas Penajam Menggunakan Framework ASL (Application Service Library)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Aspeknas Penajam Menggunakan Framework

ASL (Application Service Library)

Derry Visar

1

, Nurul Saqa Aqmarina

2

, Muh. Ilham Latief

3

1,2 Program Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Borneo Internasional Balikpapan

Jl. AW. Syahranie No 04, RT.64, Batu Ampar, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76136 1

derry.visar@stmik-borneo.ac.id,

2

nurulsaqa@gmail.com,

3

muhammadilhamlatief@gmail.com

Abstrak

Perkembangan teknologi terbaru, termasuk mesin cetak, telepon, dan Internet, telah mengurangi hambatan fisik untuk komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Melakukan interaksi dengan orang lain sangat mudah dilakukan di saat ini, salah satunya dengan aplikasi mobile. Dengan aplikasi mobile berupa chatting orang-orang bisa berinteraksi dengan yang lainnya dari seluruh dunia. Selain digunakan sebagai interaksi aplikasi mobile juga memudahkan dalam sebuah bisnis yang dilakukan oleh individu maupun perusahaan. Aplikasi mobile sangat praktis dalam penggunaanya tetapi tidak dalam pembuatannya, yang dimaksud disini yaitu perancangan aplikasinya. Perancangan aplikasi memiliki beberapa tahapan dalam sistem pembuatannya seperti yang ada dalam perancangan aplikasi mobile pada perusahaan pembuatan sertifikat keahlian(ASPEKNAS) Penajam dengan menggunakan framework ASL (Application Service Library). Didalam perancangan aplikasi mobile tersebut memiliki beberapa diagram seperti, use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram. Sebuah perancangan aplikasi mobile juga harus memiliki perancangan antarmuka untuk memberikan gambaran/design dari aplikasi tersebut.

Kata Kunci :Aplikasi Mobile, ASPEKNAS, Framework ASL, Metode Prototype, Perancangan Antarmuka.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi selalu berkembang disetiap tahunnya dan selalu ada inovasi – inovasi baru dalam perkembangan teknologi itu sendiri. Semakin berkembangnya teknologi sampai sekarang ini yang mungkin akan menjadikan negara menjadi maju dengan memanfaatkan teknologi. Di Indonesia sendiri banyak instansi pemerintahan yang menggunakan teknologi untuk membantu pekerjaan sehingga lebih memudahkan dalam bekerja, begitu pula dengan masyarakat yang sekarang paham dengan teknologi walaupun tidak mencakup seluruh Indonesia, karna masih ada daerah – daerah yang ada di Indonesia yang belum memahami teknologi.

Indonesia pun sudah termasuk negara yang memiliki tingkat penggunaan smartphone yang tinggi. Hal itu disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang sadar akan kemudahan yang dapat dirasakan ketika menggunakan smartphone[1]. Kecanggihan teknologi dari tahun ke tahun semakin berkembang begitu pula dengan smartphone. Di era milenial smartphone mengalami perkembangan yang sangat terlihat kecanggihan teknologinya, salah satunya yaitu pada system operasinya yang terus berkembang. Semakin tinggi spesifikasi sistem operasi pada smartphone maka semakin mempengaruhi kualitas aplikasi yang dapat digunakannya. Misalkan ada beberapa aplikasi yang tidak bisa digunakan pada system operasi yang lebih rendah atau bisa dikatakan jadul. Pada sebuah smartphone bisa menggunakan banyak aplikasi tergantung dari sebuah penyimpanan smartphone tersebut. Aplikasi smartphone/mobile memiliki berbagai jenis/ragamnya, contohnya aplikasi berbasis penjualan,chatting, game, dan lain-lain.

(2)

Dalam aplikasi mobile memiliki sebuah perancangan dalam pembuatannya hingga menjadi sebuah aplikasi yang bisa digunakan banyak orang. Pada pembuatan aplikasi mobile di ASPEKNAS ini juga memiki perancangan dalam pembuatannya. Dalam sebuah perancangan aplikasi mobile banyak hal yang dapat mempengaruhi terciptanya sebuah aplikasi, seperti dari segi kemudahaannya karna lebih praktis daripada menggunakan aplikasi web yang mengharuskan menggunakan komputer/laptop.ASL adalah kepanjangan dari Application Service Library. Kumpulan dari pedoman praktek terbaik tentang pengelolaan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi, ASL adalah sebuah framework untuk proses manajemen aplikasi[2].Framework ASL memiliki empat pesan utama yaitu :

- Manajemen aplikasi, pemeliharaan dan peningkatan Sistem Informasi, menjadi semakin penting.

- Tuntutan pasar bahwa agar supaya manajemen aplikasi menjadi lebih profesional dan lebih maju, hal ini merupakan sebagian dari akibat perkembangan manajemen infrastruktur.

- Tidak ada standarisasi proses manajemen, praktik terbaik berbeda antara satu organisasi dan organisasi lainnya.

- Saat ini sudah ada framework umum untuk manajemen aplikasi yaitu Application Services Library (ASL).

ASL lebih dari sekadar framework. Karena didukung oleh praktek-praktek terbaik yang diambil dari sejumlah organisasi. Konsep ASL akan dikembangkan oleh yayasan dan para pendukungnya secara berkelanjutan.

Dalam tahapan perancangan aplikasi mobile ini menggunakan metode prototype, metode prototype adalah metode perancangan aplikasi yang langsung memberikan demonstrasi bagaimana nantinya funsionalitas aplikasi akan bekerja. Aplikasi tidak harus mengikuti fungsi yang sama persis dari aplikasi yang sudah final. Prototype aplikasi merupakan perangkat lunak yang sudah dapat dipakai dengan fungsi terbatas. Prototyping digunakan untuk memungkinkan pengguna mengevaluasi pengembangan aplikasi dan mencobanya sebelum implementasi.Penggunaan metode prototyping di dalam penelitianini bertujuan agar peneliti mendapatkan gambaranaplikasi yang akan dibangun melalui tahappembangunan aplikasi prototype terlebih dahulu yangakan dievaluasi oleh user. Aplikasi prototype yangtelah dievaluasi oleh user selanjutnya akan dijadikan acuan untuk membuat aplikasi yang dijadikan produkakhir sebagai output dari penelitian ini[3]. Selain itu juga ada model konseptual, model konspetual adalah konsep pemikirian yangmembantu peneliti untuk merumuskan penyelesaianmasalah dan membantu dalam merumuskan solusipermasalahan yang ada[3].

Pada perusahaan ASPEKNAS masih menggunakan sistem secara manual dalam penginputan datanya yaitu client harus datang ke kantor perusahaan tersebut untuk penginputan data. Banyak hal yang mempengaruhi dalam perancangan aplikasi mobile pada ASPEKNAS Penajam, seperti belum adanya sebuah system informasi yang mengatur sebuah data yang ada di perusahaan tersebut, selain itu ingin memperkenalkan teknologi melalui aplikasi mobile ini kepada para karyawannya maupun client pada perusahaan tersebut sehingga mempermudah pekerjaan mereka.Ada beberapa tujuan dalam penulisan paper ini, yaitu :

a. Memperkenalkan teknologi dalam sebuah aplikasi mobile pada perusahaan ASPEKNAS.

b. Untuk mempermudah penginputan data yang dilakukan oleh client melalui aplikasi mobile serta juga mempermudah karyawannya untuk menerima data dari client perusahaan ASPEKNAS.

c. Untuk lebih mengembangkan sebuah inovasi berbasis sistem informasi dalam memajukan perusahaan ASPEKNAS.

Dalam penulisan paper ini juga ada beberapa manfaat yang didapatkan, yaitu :

d. Menjadikan karya penulisan ini sebagai acuan untuk mengetahui perkembangan teknologi pada perusahaan ASPEKNAS.

e. Menambah wawasan penulis dan juga pembaca paper ini mengenai sebuah perancangan aplikasi mobile pada perusahaan ASPEKNAS.

(3)

2. METODE PENELITIAN

1. Metode Prototype

Alur identifikasi kebutuhan meliputi analisa diagram kerja aplikasi, analisis kebutuhan perangkat, analisa kebutuhan aplikasi yang digunakan untuk mengembangkan dan analisis desain aplikasi. Pengembangan awal akan memberikan bentuk aplikasi awal yang sudah dapat berjalan. Proses yang dilakukan pada saat review adalah pengujian blackbox dan pengujian whitebox. Revisi merupakan proses perbaikan terhadap aplikasi sesuai dengan hasil review, ketika selesai diperbaiki maka aplikasi akan siap untuk digunakan.

Gambar 1 skema bagan model pengembangan aplikasi dengan metode prototype.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang kami lakukan, yaitu observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Teknik ini di gunakan untuk memperoleh data tentang teknologi apa saja yang sudah diterapkan pada perusahaan ASPEKNAS. Observasi ini juga dilakukan untuk mendapatkan sistem kerja yang dilakukan oleh karyawan untuk selanjutnya disusun dan dibuat sebuah perancangan sistem aplikasinya.

3. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini pada hari kamis tanggal 26 Desember 2019 dengan mengajukan surat izin untuk bisa mengambil beberapa data yang diperlukan untuk sebuah karya tulis penelitian.Tempat yang menjadi pusat dalam penelitian kami yaitu Asosiasi Pelaksana Kontruksi Nasional (ASPEKNAS) yang bercabang di Penajam Paser Utara. Kami memilih tempat tersebut dikarenakan kami bekerja pada perusahaan tersebut sehingga lebih memudahkan dalam melakukan sebuah penelitian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Model Konseptual

Dibawah ini merupakan gambar dari model konseptual perancangan aplikasi mobile pada ASPEKNAS.

Identifkasi Kebutuhan 

Pengembangan Awal 

Review 

(4)

Gambar 2 model konseptual perancangan aplikasi mobile ASPEKNAS.

Dalam aplikasi mobileini terdapat beberapa fungsi diantaranya pengelolaan jasa, sistem penggunaan jasa, sistem tansaksi. Dalam pengelolaan jasa ASPEKNAS bisa memberikan informasi jasa yang ditawarkan kepada para client serta memudahkan client dalam pemilihan jenis jasa yang akan mereka gunakan nantinya. Selanjutnya pada sistem pemesanan, client dapat melakukan proses pemesanan jasa dan pembatalan penggunaan jasa dengan mudah. Dalam sistem transaksi, client dapat melakukan upload bukti pembayaran secara dan karyawan dapat melakukan validasi pembayaran. Pada fungsi pelacakan status pemesanan karyawan mencari client yang sudah melakukan pemesanan pada aplikasi mobile tersebut yang kemudian akan mereka konfirmasi penerimaan pemesaan dari client begitu juga pada sistem pelacakan status pembayaran dan pelacakan status pengiriman. 2. Use Case Diagram

Use case diagram yang ada pada aplikasi ini dilihat dari 3 posisi, yaitu client, admin, dan karyawan. Dalam diagram tersebut saling terhubung satu dengan yang lain. Pada dasarnya dengan ada use case diagram ini untuk mempertahankan fungsionalitas yang ada di sebuah sistem. Aplikasi ini memiliki beberapa interaksi seperti sebuah akses untuk masuk ke aplikasi tersebut yang kemudian akan muncul interaksi yang lain pada sudut pandang client dan admin. Seperti gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. use case diagram aplikasi mobile ASPEKNAS

3. Activity Diagram

Pada activity diagram ini menggambarkan aliran dari sebuah aktivitas untuk mendeskripsikan aktivitas dalam satu oprasi untuk aktivitas lainnya.Pada aktivitas yang dimulai dari client dengan membuka aplikasi dan login

(5)

kehalaman utama yang kemudian memilih menu. Setelah itu sistem aplikasi akan menampilkan pilihan untuk client, dan client dapat memilih diantara beberapa pilihan. Itu adalah salah satu aktivitas yang dilakukan client.

Gambar 4 Activity diagram aplikasi mobile ASPEKNAS

4. Squence Diagram

Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakanuntuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam satu operasisehingga dapat juga untuk aktivitas lainnya[4]. Ada 4 squence diagram pada aplikasi ini.

4.1. Sequence Diagram Login

Agar bisa masuk ke aplikasi mobile ini client maupun admin harus masuk/login ke aplikasi terlebih dahulu.Client sebelum memilih jasa yang akan dia gunakan, sebelum itu harus mendaftarkan diri agar memiliki akun pada aplikasi mobile tersebut. Sedangkan admin tidak perlu mendaftar agar memiliki username dan password untuk login.

(6)

4.2. Sequence Diagram Pendaftaran

Pada sequence diagram ini ada aktivitas yang dilakukan client dengan melakukan registrasi akun pada form login. Kemudian sistem form login memberikan biodata akun ke control login yang akan diteruskan ke data akun. Proses-proses selanjutnya akan dilakukan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 6 sequence diagram pendaftaran

4.3. Sequence Diagram Laporan

Didalam sequence diagram ini karyawan melakukan laporan dengan memilih jenis laporan terlebih dahulu kemudian mendapatkan form laporan yang setelah itu karyawan meminta terlebih dahulu data client sebelum membuat laporan.Seperti dijelaskan gambar dibawa ini.

(7)

4.4. Sequence Diagram Transaksi

Pada sequence diagram data transaksi, client memasukkan bukti transfernya ke form pembayaran dan pada sistem form pembayaran menambahkan bukti transfer/transaksi ke control pembayaran yang akan divalidasi terlebih dahulu sebelum di tambahkan ke data transaksi. Proses lebih jelasnya seperti dibawah ini.

Gambar 8 Sequence diagram transaksi ASPEKNAS

5. Class Diagram

Class diagram mendeskripsikan jenis – jenis obyek dalam sistem danberbagai macam hubungan statis yang terjadi[4]. Pada class diagram ini hanya memiliki 5 kelas utama, yaitu login, admin, client, laporan serta transaksi. Seperti gambar dibawah ini.

(8)

6. Perancangan Antar Muka

Perancangan antarmuka merupakan proses penggambaran bagaimana sebuah tampilan (interface) sistem dibentuk[4]. Pada perancangan aplikasi mobile ASPEKNAS ini memiliki 20 layout. Adapun layout tersebut sebagai berikut :

- Layout home, bagian ini merupakan awal/halaman depan aplikasi ketika dijalankan atau dibuka.

Gambar 10layout home

- Layout home login, di layout ini berupa tampilan untuk masuk ke halaman utama dengan login terlebih dahulu atau daftar jika belum memiliki akun, tampilan ini hanya ada untuk pengguna/client.

Gambar 11 layout home login

- Layout Daftar,di layout ini pengguna/client mendafarkan akun untuk bisa masuk ke halaman utama.

Gambar 12 layout daftar

- Layout Masuk, setelah mendaftakan akun pengguna/client menuju layout masuk untuk masuk dengan akun yang sudah mereka daftarkan. Layout ini juga berlaku untuk admin.

(9)

Gambar 13 layout masuk

- Layout Menu Utama, dibagian ini memiliki 3 pilihan yaitu, pengurus, layanan dan aktivitas. Terdapat menu lainnya yang berada di pojok atas kiri. Di menu utama ini terdapat penjelasan ringkas tentang ASPEKNAS.

Gambar 14 layout menu utama

- Layout Layanan, terdapat 2 pilihan pada layout ini. Pertama pilihan pribadi dan yang kedua pilihan badan usaha. Layout ini juga menentukan data apa yang ingin kita masukkan, apakah data pribadi atau badan usaha.

(10)

- Layout Layanan Pribadi, pengguna/client memasukan data pribadi mereka untuk perhitungan neraca yang dilakukan oleh karyawan ASPEKNAS. Form ini memiliki nama lengkap, pekerjaan, tanggal, gaji pokok, tunjangan, pajak pp, dan pinjaman yang harus di isi sesuai data yang mereka miliki.

Gambar 16 layout layanan pribadi

- Layout Layanan Badan Usaha, form ini memiliki nama perusahaan, nama direktur, status perusahaan, tanggal, modal, pendapatan per tahun, perhitungan asset, pajak pe tahun, hutang serta pengeluaran per tahun yang wajib diisi pengguna/client sesuai dengan data perusahaan mereka untuk perhitungan neraca.

Gambar 17 layout layanan badan usaha

- Layout Konfirmasi Data, setelah pengisian data pribadi ataupun perusahaan akan muncul pop up layout ini di bagian tengah layar. Layout ini berisi pemberitahuan data telah terkirim serta aktivitas pembayaran.

(11)

- Layout Transaksi, layout ini akan muncul jika telah melakukan transaksi pembayaran ke pihak ASPEKNAS dengan melampirkan bukti pembayaran.

Gambar 19 layout transaksi

- Layout Konfirmasi Transaksi, asetelah melampirkan bukti transaksi pada layout transaksi akan muncul pop up konfirmasi transaksi bahwa telah diterima bukti transaksi yang di lakukan pengguna/client ke pihak ASPEKNAS. Setelah selesai akan kembali ke layout menu utama.

Gambar 20 layout konfirmasi transaksi

- Layout Menu Lainnya, pada layout ini terdapat beberapa pilihan yaitu, profile akun sederhana pengguna/client, riwayat yang berisi tentang kumpulan data-data yang sudah pernah dibuat, kontak kami yaitu terdapat beberapa kontak (nomor telpon, alamat, dan email) perusahaan ASPEKNAS, informasi public berisi tentang informasi-informasi terbaru tentang syarat dan ketentuan dalam pembuatan data neraca serta penjelasan profile lengkap perusahaan ASPEKNAS, mitra kami berisi kerjasama perusahaan ASPEKNAS terhadap perusahaan-perusahaan lainnya, pengaturan.

(12)

- Layout Pengaturan Akun, pada layout ini terdapat identitas pengguna/client yang bisa dirubah jika ada kesalahan dalam memasukkan data di layout pendaftaran akun.

Gambar 22 layout pengaturan akun

- Layout Pengaturan, di layout ini terdapat beberapa pengaturan lainnya, seperti bahasa, pusat bantuan, kebijakan ASPEKNAS, ajukan penghapusan akun, dan keluar.

Gambar 23 layout pengaturan

- Layout Data Akun admin, layout ini hanya bisa dibuka oleh admin. Terdapat data diri pengguna/client yang telah mereka masukkan pada layout pendaftaran akun.

Gambar 24 layout data akun

- Layout Data Perhitungan Pribadi, layout ini juga hanya bisa dibuka oleh admin. Data yang telah dimasukkan pada pemilihan layanan pribadi yang akan di simpan dan di cetak oleh admin.

(13)

Gambar 25 layout data perhitungan pribadi

- Layout Data Perhitungan Badan Usaha, sama seperti layout data perhitungan pribadi terdapat data-data yang telah di masukan pada layout pemilihan layanan badan usaha.

Gambar 26 layout data perhitungan badan usaha

- Layout Data Bukti Transaksi, pada layout ini berisi file- file bukti trasaksi yang diberikan pengguna/client yang akan diterima dan di cek oleh admin. Layout ini juga hanya bisa di akses oleh admin.

Gambar 27 layout data bukti transaksi

- Layout Hasil Perhitungan Data Pribadi, di layout ini tampilannya sama baik di pengguna/client ataupun admin. Hasil perhitungan yang dilakukan karyawan kemudian di berikan ke admin dan admin memasukan data terseut kemudian mengirimkan ke pengguna/client.

(14)

Gambar 28 layout hasil perghitungan data pribadi

- Layout Hasil Perhitungan Data Perusahaan, pada layout in sama seperti layout sebelumnya hanya isi datanya saja yang berbeda.

Gambar 29 layout konfirmasi transaksi

4. KESIMPULAN

Pada dasarnya sebuah perancangan aplikasi mobile harus memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan, contohnya yaitu kegunaan aplikasi itu sendiri, apakah itu dapat menyelesaikan masalah atau tidak menyelesaikan masalah. Pertimbangan – pertimbangan itu harus didasari oleh data yang valid agar tidak terjadi kesalahan dalam perancangannya. Ada pun metode yang digunakan dalam perancangan aplikasi mobile ini terdiri dari 2 metode dan memiliki 1 teknik dalam pengumpulan datanya. Perancangan aplikasi mobile ini juga menggunakan satu framework yaitu framework ASL (Application Service Library) framework yang paling sering digunakan dalam sebuah perancangan aplikasi mobile. Permasalahan yang ada di perusahaan ASPEKNAS seperti masih menggunakan cara manual merupakan suatu hal yang tepat untuk melakukan sebuah perancangan aplikasi mobile pada sistem kerjanya yang akan berdampak baik bagi perusahaan tersebut. Selain itu juga mempermudah para client untuk memakai jasa mereka dengan sistem yang lebih praktis.

Dalam perancangan aplikasi mobile ini memiliki use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan juga class diagram yang menjelasakan peran dari client, admin, karyawan serta manajer. Pada perancangan aplikasi ini juga memiliki perancangan antarmuka dengan 20 tampilan layout berupa gambar. Seperti layout home, layout login, layout pendaftaran akun, layout halaman utama, layout menu lainnya, layout pengisian data, dan lain-lain.

(15)

5. SARAN Dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang kami berikan, yaitu :

a. Aplikasi mobile dapat dikembangkan kembali setiap tahunnya untuk lebih memuktakhirkan perkembangannya sehingga dapat digunakan disemua platform selain Android, dan Ios.

b. Aplikasi dapat kompetibel dengan semua versi android, baik versi di bawah 5.0(Lollipop) maupun diatas versi tersebut, sehingga memungkinkan semua versi android menjalankan aplikasi tersebut. Begitupun dengan versi Ios.

c. Di setiap aplikasi mungkin menambahkan beberapa icon untuk membantu memperjelas dan terlihat lebih bagus.

DAFTAR PUSTAKA

[1] T. Widodo and P. V. Shara, “Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology ( UTAUT ) untuk Menganalisis Minat Pengguna Smartphone Di Kota Bandung PENERAPAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF,” no. October, pp. 70–83, 2018.

[2] A. P. Utomo, “Pemilihan Framework Untuk Manajemen Aplikasi ( ASL VS ITIL ),” 2012. [3] A. A. Pradipta, Y. A. Prasetyo, and N. Ambarsari, “Pengembangan Web E-Commerce Bojana Sari

Menggunakan Metode Prototype,” e-Proceeding Eng., vol. 2, no. 1, pp. 1042–1056, 2015.

[4] I. A. SAPUTRA, “Aplikasi Layanan Bengkel Mobil Berbasis Android Di Kota Bandar Lampung,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, 2017.

[5] Y. Praptomom, “KEAMANAN SISTEM INFORMASI Yuli Praptomo PHS STMIK El Rahma – Yogyakarta,” STMIK El Rahma – Yogyakarta, 2005.

[6] W. Anggaran, “Penerapan Metode Continuous Review System (Metode Q) Pada Sistem Pengelolaan Persediaan Barang Berbasis Web Di Toko Barokah Universitas Pendidikan Indonesia,” 2014. [7] A. Yudhana, Sunardi, and A. J. S. Hartanta, “Perancangan Aplikasi Smartphone Android Untuk

Penentuan Pola Satu Sisi Penggergajian Kayu Sengon,” Pros. SNST-ke 9, no. November, pp. 58–63, 2018. [8] M. R. S. Surendra, “Implementasi PHP Web Service Sebagai Penyedia Data Aplikasi Mobile,” J. Ultim.,

vol. 6, no. 2, pp. 85–93, 2014.

[9] T. Ramadhan and V. Utomo G, “Rancang Bangun Aplikasi Mobile Untuk,” J. Teknol. Inf. dan Komunikasi, vol. 5, pp. 47–55, 2014.

[10] S. Surahman and E. B. Setiawan, “Aplikasi Mobile Driver Online Berbasis Android Untuk Perusahaan Rental Kendaraan,” J. Ultim. InfoSys, vol. 8, no. 1, pp. 35–42, 2017.

[11] E. D. Judhyawan, N. Imam, and R. Wijianto, “Sistem Pakar Penyakit Diagnosa Persendian Berbasis Android,” vol. 8, no. 3, pp. 1–5, 2019.

[12] M. Irsan, “Rancang Bangun Aplikasi Mobile Notifikasi Berbasis Android Untuk Mendukung Kinerja Di Instansi Pemerintahan,” J. Penelit. Tek. Inform., vol. 1, no. 1, pp. 115–120, 2015.

Gambar

Gambar 1 skema bagan model pengembangan aplikasi dengan metode prototype.
Gambar 2 model konseptual perancangan aplikasi mobile ASPEKNAS.
Gambar 4 Activity diagram aplikasi mobile ASPEKNAS
Gambar 6 sequence diagram pendaftaran
+6

Referensi

Dokumen terkait

Jadi pada budidaya ikan intensif, limbah budidaya sementara ini dianggap benar-benar limbah, belum dianggap mempunyai nilai ekonomi padahal jumlahnya lebih besar dari

Penelitian tentang berbagai bentuk badan kapal tersebut dilakukan di berbagai negara, antara lain dilaporkan di dalam Turner dan Taplin (1968) menjelaskan

Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan, maka peneliti perlu memberi pembatasan masalah yang akan diangkat

Selain itu, terdapat pengaruh tidak langsung dari jumlah kunjungan wisatawan dan pendapatan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah

Disfungsional uterine bleeding merupakan suatu perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dimana terjadi perdarahan abnormal di dalam atau diluar

Selama triwulan I-III 2017, lapangan usaha dengan tingkat pertumbuhan ekonomi paling besar adalah kategori informasi dan komunikasi yang tumbuh hingga 9,76 persen. Kemudian

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme