JURNAL
USAHA PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING DALAM RANGKA MELESTARIKAN FUNGSI HUTAN DI BATU BUSUK
KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG
OLEH : FITRI SYAHDINA
NIM. 11030136
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI STKIP PGRI SUMATERA BARAT
ABSTRAK
Fitri Syahdina (NIM: 11030136). Usaha Pemberantasan Illegal Logging Dalam Rangka Melestarikan Fungsi Hutan Di Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang, Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatra Barat, Padang, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang Usaha Pemberantasan Illegal Logging Dalam Rangka Melestarikan Fungsi Hutan Di Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang. Usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan dilihat dari segi usaha masyarakat di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit, usaha pemerintah Kelurahan Lambung Bukit dan hambatan-hambatan yang dihadapi di daerah batu busuk kelurahan lambung bukit.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah kepala keluarga yang tinggal di sekitar dekat hutan yang berjumlah 121 kepala keluarga.
Sampel responden diambil secara proporsional random sampling sebanyak 500/0
sehingga sampel responden berjumlah 51 kepala keluarga. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan statistic deskriptif dengan rumus pesrsentase.
Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit dari segi usaha masyarakat bahwa sebagian besar masyarakat menanggapi tentang adanya illegal logging (penebangan liar) adalah tidak setuju dan sebaiknya melakukan tebang pilih. (2) usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit dari segi usaha pemerintah adalah sama-sama melindungi hutan agar tetap terjaga kelestariannya dan melakukan tebang pilih. (3) usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit dari segi hambatan adalah sulit dalam mengatasi penebangan liar, memberikan penyuluhan dan penyediaan lapangan pekerjaan masih rendah.
ERADICATION EFFORTS ILLEGAL LOGGING IN ORDER TO PRESERVE FORESTS FUNCTION IN STOMACH BUKIT BATU
SUBDISTRICT FOUL PAUH VILLAGE OF PADANG By
Fitria Syahdina* Yeni Erita** Yuherman**
Geography Education College Student of STKIP PGRI West Sumatra* Geography Education Lectures of STKIP PGRI West Sumatra**
ABSTRACT
This study aimed to obtain data and information on the Business Eradication of Illegal Logging In Order to Preserve Forests Function In Stomach Bukit Batu subdistrict Foul Pauh village of Padang. Efforts to eradicate illegal logging in order to preserve the forest functions in terms of the business community in the area of Bukit Batu Foul Village Hull, Hull Hill Village government efforts and obstacles encountered in the stomach village rotten rock hill.
This type of research is descriptive. The study population is the head of a family who lived near the forest amounted to 121 households. Sample of respondents taken proportionately 500/0 random sampling so that the sample of respondents amounted to 51 households. The data was processed using descriptive statistics with pesrsentase formula.
The research found that: (1) efforts to eradicate illegal logging in order to preserve the remaining forests in the area Batu Foul Village Hull Hill in terms of the business community that most people respond to the existence of illegal logging (logging) is not agreed and should conduct selective logging. (2) efforts to eradicate illegal logging in order to preserve the remaining forests in the area of Gastric Bukit Batu Village Foul terms of the government's efforts are equally protect the forest in order to maintain continuity and do selective logging. (3) efforts to eradicate illegal logging in order to preserve the remaining forests in the area of Gastric Bukit Batu Village Foul terms is a difficult obstacle to overcome illegal logging, provide education and job creation remains low.
PENDAHULUAN
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan perlu ditetapkan untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas, dan luas suatu wilayah tertentu
yang sudah ditunjukan sebagai
kawasan hutan menjadi kawasan
hutan tetap. Hutan merupakan
kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh – tumbuhan
memanjat dengan bunga yang
beraneka ragam warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi ini. Dari sudut pandang orang ekonomis, hutan merupakan tempat menanam modal jangka panjang yang sangat menguntungkan dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan (HPH).
Hutan merupakan salah satu
sumber daya alam mempunyai
peranan yang penting dalam
kehidupan manusia, di dalamnya terkandung kekayaan berupa kayu dan hasil hutan lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara umum dan khususnya masyarakat petani yang berada di sekitar hutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. Hutan merupakan salah
satu sumber daya alam yang
memberikan manfaat yang serba
guna bagi kehidupan manusia.
Pengelolahan akan sumber daya hutan dalam lingkungan di arahkan agar dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi kesejahteraan hidupnya ( Andriani, 2009 ).
Hutan sangat penting bagi kehidupan dimuka bumi terutama bagi kehidupan generasi mendatang,
kesalahan dalam pengelolahan hutan berarti menyisak kehidupan generasi kita mendatang. Pengelolahan hutan bukan hanya sekedar menetapkan hutan sebagai perlindungan tanah, iklim, sumber air dan pemenuhan kebutuhan akan kayu dan produk lainya. Tetapi, pengelolahan hutan
juga ditujukan untuk
mendayagunakan semua lahan demi kepentingan Negara, bahkan Negara lain juga (Siahaan, 2007).
Negara Indonesia memiliki
kekayaan alam yang melimpah, letak yang strategis dan sumber daya
manusia yang banyak. Namun
kekayaan alam yang dimiliki tidak akan ada artinya jika kita kurang
mampu mengelola dan
memanfaatkannya dengan
sebaik-baiknya. Sehingga banyak
masyarakat Indonesia yang tidak bisa menikmati kekayaan yang dimiliki. Padahal sudah jelas diatur dalam Undang Undang Dasar (UUD) 1945 yang terdapat pada pasal 33 ayat (3) yang berbunyi : " Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Kemakmuran tersebut haruslah dapat
dinikmati baik oleh generasi
sekarang maupun generasi
mendatang. Pembangunan tidak
hanya mengejar kemakmuran
lahiriah atau kepuasan kebatiniah saja akan tetapi keseimbangan antara
keduanya. Oleh karena itu
penggunaan sumber daya alam harus seimbang dengan keselarasan dan keserasian hutan hidup agar generasi mendatang dapat menikmati. Disisi lain, pembangunan industri-industri
meningkatkan produksi dan menambah lapangan kerja.
Tindak pidana illegal logging
disini menurut Undang-undang
Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pokok-pokok Kehutanan adalah
"perbuatan merusak sarana dan
prasarana perlindungan hutan,
melakukan kegiatan yang
menimbulkan kerusakan hutan,
mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah, merambah kawasan hutan, membakar hutan, menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan didalam hutan tanpa memiliki hak atau izin pejabat berwenang, menerima atau membeli atau menjual atau menerima tukar atau menerima titipan/menyimpan hasil hutan yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan
serta melakukan kegiatan
penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang di dalam kawasan hutan tanpa izin". Illegal logging menurut penjelasan Pasal 50 ayat (2) UU No. 41 Tahun 1999 adalah perubahan fisik, sifat
fisik atau hayatinya, yang
menyebabkan hutan tersebut
terganggu atau tidak dapat berperan sesuai dengan fungsinya.
Kegiatan illegal logging yang makin marak tersebut menimbulkan kekhawatiran akan semakin parahnya kerusakan hutan di Indonesia dan besarnya kerugian yang ditanggung oleh negara.Untuk itu, Pemerintah
melalui Departemen Kehutanan
melakukan berbagai upaya nyata
untuk menanggulangi sekaligus
memberantas tindak pidana tersebut. Dalam pelaksanaanya di daerah diteruskan kepada Dinas Kehutanan sebagai instansi yang berwenang
untuk mengeluarkan
kebijakan-kebijakan dalam bidang kehutanan serta melakukan aksi yang nyata dalam pemberantasan tindak pidana illegal logging (pencurian kayu) tersebut.
Untuk menanggulangi
penebangan liar tersebut, perlu
dilakukan upaya pemulihan dan peningkata kemampuan fungsi hutan, khususnya dikawasan hutan lindung
dan hutan produksi, dengan
melibatkan para pihak secara
terpadu, transparan dalam satu
gerakan nasional. Reboisasi
pembangunan kehutanan di kawasan Batu Busuk dewasa ini masih menghadapi tantangan besar. Hutan
semakin banyak mengalami
kerusakan akibat besarnya tekanan pembalakan dan perambahan hutan secara liar. Kawasan hutan di daerah Batu Busuk mencapai luas lebih kurang 500 hektar yang disebabkan oleh aktivitas illegal logging, alih
fungsi kawasan hutan menjadi
perkebunan, pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan,
serta kebakaran hutan. Laju
deforestasi di kawasan Batu Busuk pada periode 2005 – 2010 sebesar 285 hektar per tahun dan meningkat pada era reformasi 2010 – 2015 yang mencapai 336 hektar per tahun. Artinya setiap masalah peningkatan hutan sebesar 51 hektar. Laju deforestasi yang sedemikian besar di duga oleh pengelolahan hutan yang tidak tepat, pembukaan kawasan hutan dalam skala besar untuk berbagai keperluan pembangunan, over cutting, dan penebangan kayu secara tidak sah, perburuan satwa liar tanpa izin, perambahan, okupasi
lahan, dan kebakaran hutan.
maka penulis bermaksud mengkaji
lebih lanjut tentang "Usaha
Pemberantasan Illegal Logging Dalam Rangka Melestarikan Fungsi hutan Di Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang".
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan menganalis tentang :
1. Untuk mengetahui usaha
masyarakat dalam pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang.
2. Untuk mengetahui usaha
masyarakat dalam pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang.
Untuk mengetahui
hambatan-hambatan yang dihadapi dalam usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di
daerah Batu Busuk Kelurahan
Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian Sesuai dengan pembatasan masalah dan tujuan penelitian seperti yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu, maka penelitian ini tergolongan ke jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan salah satu
jenis penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan secara detail (Yusuf, 2007 : 83).
Dalam penelitian ini dilihat
Usaha Pemberantasan Illegal
Logging Dalam Rangka Melestarikan
Fungsi hutan Di Batu Busuk
Kelurahan Lambung Bukit
Kecamatan Pauh Kota Padang.
Berkaitan dengan permasalahan
diatas, maka variable yang akan
diteliti meliputi (1) Usaha
masyarakat, (2) Usaha pemerintah dan (3) Hambatan - hambatan.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian ( Arikunto, 2002 :
108). Dengan demikian yang
menjadi populasi disini adalah semua usaha masyarakat, usaha pemerintah dan hambatan - hambatan yang berada di Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang.
Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2002 : 109). Menurut Arikunto (2002 : 112) jika subjek kurang dari 100, maka dapat diambil seluruh dari jumlah populasi dan jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau lebih. Sampel diambil secara proporsional random sampling yaitu mengambil kepala keluarga dengan proporsi 50% dari jumlah kepala keluarga yang berada di sekitar daerah penelitian. Maka
diperoleh sampel responden
sebanyak 121 kepala keluarga (KK) yang rawan illegal logging di
Kelurahan Lambung Bukit
Kecamatan Pauh Kota Padang. Tabel III.2 Sampel Wilayah
Penelitian No RW RT Jumlah KK 1 03 03 56 2 03 04 65 Jumlah 121
Sumber : Kantor Lurah Lambung Bukit 2015
Tabel III.3. Sampel Penelitian Di Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang
No RW RT Jumlah KK Proporsi Sampel
1 03 03 56 50% 25
2 03 04 65 50% 26
Jumlah 121 51
Sumber : Pengelolaan Data Sekunder, 2015 Teknis analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu
menggunakan analisis deskriptif
dikemukakan oleh Arikunto,2006 P = 𝑓𝑛 x100%
P = Persentase Hasil Yang Diperoleh F = Frekuensi Jawaban Responden N = Jumlah Responden
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran sebagai berikut: 1. Usaha Masyarakat
Pertama, dari hasil
penelitian yang dilakukan di
lapangan bahwa di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit merupakan salah satu kelurahan yang mempunyai hutan yang lebat dan sering terjadi penebangan liar. usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di
daerah Batu Busuk Kelurahan
Lambung Bukit dari segi usaha masyarakat bahwa sebagian besar
masyarakat menanggapi tentang
adanya illegal logging (penebangan
liar) adalah tidak setuju dan
sebaiknya melakukan tebang pilih. Usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan dibatu busuk kelurahan lambung bukit dilihat dari segi usaha masyarakat bahwa pada umumnya masyarakat di kelurahan lambung bukit tidak setuju dengan adanya penebangan liar, karna akibat dari
penebang liar sangat berbahaya.
Sebaiknya masyarakat setempat
menjaga hutan agar tidak rusak. Selanjutnya, masyarakat harus bekerjasama dengan pemerintah agar hutan tetap terjaga karena hutan merupakan paru-paru dunia. Jika hutan rusak maka akibatnya bencana alam datang seperti : banjir, longsor, kekeringan dan efektif rumag kaca (pemanasan global). Sebaiknya kita menjaga hutan agar tetap terlindungi karena hutan mempunyai berbagai fungsi yang sangat banyak.
Hal ini sesuai dengan pendapat
linton dan effendy (2008)
masyarakat adalah kelompok
manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu.
2. Usaha Pemerintah
Kedua, usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit dari segi usaha pemerintah adalah sama-sama melindungi hutan agar tetap terjaga kelestariannya dan melakukan tebang pilih. Pemerintah juga memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang bahaya
penebangan liar. Sebaiknya
pemerintah juga menyediakan lapang pekerjaan agar masyarakat tidak
terfokus dengan menebang pohon yang ada dihutan.
Pada umumnya pemerintah
telah berusaha dengan sebaik
mungkin untuk melindungi hutan agar tidak rusak karena hutan
merupakan paru-paru dunia.
Pemerintah juga telah memberikan
penyuluhan tentang bahaya
penebangan liar. Jadi dengan kita melindungi hutan dari kerusakan hidup akan lebih jadi segar dan udara yang kita hirup menjadi lebih sehat.
Hal ini sesuai dengan
pendapat prof. Ermana Suradinata dan C.F. Strong gini pemerintah adalah lembaga atau badan-badan public dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara dan segala kegiatan badan-badan public yang meliput kegiatan legislative, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan Negara.
3. Hambatan
Ketiga, usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit dari segi hambatan adalah sulit dalam mengatasi penebangan liar, memberikan penyuluhan dan
penyediaan lapangan pekerjaan
masih rendah.
Pada umumnya illegal
logging terjadi bukan hanya karena adanya ketimpangan pasokan dan permintaan saja, tetapi ada sisi lain yang sangat terkait dengan penegak hukum dan masalah kesejateraan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Masalah ini tidak dapat ditangani oleh satu intitusi saja karena melibatkan banyak sector. Oleh karena itu perlu adanya komitmen dan koordinasi yang
sinergis di antara sector-sektor
terkait.
Dampak dari adanya illegal logging tidak hanya dirasakan pada tingkat lokal saja, tetapi juga dirasakan sampai tingkat regional, nasional bahkan internasional. Untuk itu penanganan illegal logging harus mulai sejak dari awal kegiatan penebangan terjadi sampai kepada jalur pemasaran disemua tingkat. Oleh karena itu pemerintah harus
bertindak tegas terhadap kasus
penebangan liar ini agar tidak terjadi terus menerus karena akan merusak hutan yang ada dibumi.
KESIMPULAN DAN SARAN a. kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Usaha pemberantasan illegal
logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah batu busuk kelurahan lambung bukit dilihat dari segi usaha masyarakat bahwa usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit dari segi usaha masyarakat bahwa
sebagian besar masyarakat
menanggapi tentang adanya
illegal logging (penebangan liar) adalah tidak setuju dan sebaiknya melakukan tebang pilih.
2. Usaha pemberantasan illegal
logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit dari segi usaha pemerintah adalah sama-sama melindungi hutan agar tetap
terjaga kelestariannya dan
3. Usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan
Lambung Bukit dari segi
hambatan adalah sulit dalam
mengatasi penebangan liar,
memberikan penyuluhan dan
penyediaan lapangan pekerjaan masih rendah.
Hambatan yang dihadapi oleh
pemerintah dalam mengatasi
illegal logging :
1. Sulit dalam memberikan
penyuluhan.
2. Pemerintah dan masyarakat
kurang bekerjasama dalam
membrantas illegal logging. 3. Agar pemerintah menegur dan
memberi sangsi kepada pelaku penebang liar.
4. Setelah dilakukan reboisasi
hutan kembali ditebang.
Hambatan yang dihadapi masyarakat dalam mengatasi illegal logging :
1. Hanya sebagian masyarakat
yang mematuhi atau
memahami akibat dari
penebangan liar.
2. Sulit mengimbau atau
mengajak warga menjadi
penggerak dan pelaku dalam melestarikan hutan.
3. Sulit menegur dan
mengingatkan siapa saja yang menebang pohon sembarangan akan mendapatkan sangsi yang berlaku.
b. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas maka penelitian memberikan saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada masyarakat Kelurahan Lambung Bukit agar melakukan tebang pilih untuk
melestarikan hutan yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Agar tidak terjadi bencana alam. 2. Diharapkan kepada masyarakat
perlunya penyuluhan tentang
akan bahaya penebangan hutan sembarangan.
3. Kepada semua pemerintah untuk tetap memberikan penyuluhan atau solusi yang lebih baik lagi
akan pentingnya kelestarian
hutan. karena hutan adalah
sumber kehidupan kita semua.
4. Diharapkan kepada peneliti
selanjutnya, penelitian ini bisa dijadikan bahan rujukan dan pedoman yang bermanfaat dan menambah wawasan pembaca hendaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Afnita Desi, 2011. Partisipasi
Mahasiswa Dalam
Pemeliharaan Kebersihan
Lingkungan Disekitar Kampus STKIP PGRI Padang Sumatra Barat. Skripsi STKIP PGRI Padang.
Andriani Mira, 2009. Kesejahterahan Penebang Kayu Dikecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo. Skripsi jurusan geografi UNP, padang.
Arief, Arifin. 2001. Hutan Dan
Kehutanan. Yogyakarta :
Kanisius.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Balai Perbenihan Tanaman Hutan.
2000. Deskripsi Jenis Tanaman Hutan Sumatra. Palembang.
Bappenas. 2009. Pembangunan
Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup. Www.
Bappenas.Go.Id. Tanggal 11 Mei 2015
Effendi, 2008. Dasar – dasar
keperawatan kesehatan
masyarakat. Jakarta : penerbit buku : kedokteran EGB
Hartta, M. 1998.Peran Serta
Masyarakat dalam
Penggelolahan Hutan di
Indonesia. Jakarta : Perum Perhutanan.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.
Indriyanto. 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.
Muklihlis Muhammad, 2012.
Partisipasi Masyarakat Dalam
Program Reboisasi Di
Kenagarian Simarasok
Kecamatan Baso Kabupaten Agam.
Rafiola, Yance Oka. 2014.
Partisipasi Masyarakat Tentang Fungsi Hutan Di Kenagarian
Sungai Betung Kecamatan
Kamang Baru Kabupaten
Sijujung. Skripsi : STKIP PGRI Padang Sumatra Barat. Rhiti, Hyranimus. 2005. Lingkungan
Hidup.Yogyakarta :
Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
S. M. Widyastuti, Sumardi. 2004. Dasar – Dasar Perlindungan Hutan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Siahaan, N. HT. 2007. Hutan,
Lingkungan Dan
Pembangunan. Jakarta :
Pancuran Alam.
Simon, Hasanu. 1999. Penggelolahan Hutan Bersama Rakyat, Teori dan Aplikasi pada Hutan Jati. Jakarta : Aditya Media.
Simon, Hasanu. 2004. Membangun
Kembali Hutan Indonesia.
Yogyakarta : Celeban Timur. Yusuf, Muri A. 2007. Metodologi
penelitian. Padang: UNP Press. Undang-undang No. 41 Tahun 1999. Tentang pokok-pokok kehutaan. Jakarta
Undang-undang No. 41 Tahun 1999. Tentang perubahan fisik yang menyebabkan hutan menjadi terganggung.