• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Kota Pekalongan dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kota Pekalongan dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Sehubungan dengan pertanggungjawaban penggunaan anggaran, Kepala Daerah harus menyampaikan Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi (LRA), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Pelaporan keuangan pemerintah daerah disusun untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan :

1) menyediakan infromasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;

2) menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

3) menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai;

(2)

2 kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

5) menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;

6) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan pemerintah daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan pemerintah daerah menyediakan infromasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

Laporan Keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD disusun oleh entitas pelaporan dan entitas akuntansi.

1. Entitas Pelaporan

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Suatu entitas pelaporan ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan, yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

a. Entitas tersebut dibiayai oleh APBD;

b. Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang-undangan;

c. Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang diangkat atau pejabat negara yang ditunjuk atau yang dipilih oleh rakyat;

d. Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung maupun tidak langsung kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran.

Entitas pelaporan keuangan Pemerintah Kota Pekalongan adalah Walikota Pekalongan. Dalam pelaksanaannya Walikota Pekalongan sebagai entitas pelaporan melimpahkan wewenangnya kepada Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) yaitu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang

(3)

3 mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

Produk dari entitas pelaporan ini adalah laporan keuangan konsolidasian berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

2. Entitas Akuntansi

Entitas akuntansi adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pengguna anggaran/ pengguna barang (memiliki kewenangan untuk menyusun anggaran dan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab) dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran/ barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan.

Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi melimpahkan wewenangnya kepada Sekretaris/ Kepala Bagian Tata Usaha di lingkungannya sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) untuk menyelenggarakan fungsi akuntansi pengelolaan keuangan dan secara periodik menyiapkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan tersebut disampaikan secara intern dan berjenjang kepada unit yang lebih tinggi dalam rangka penggabungan laporan keuangan oleh entitas pelaporan.

Pada tahun anggaran 2014 ini terdapat 85 entitas akuntansi yang terdiri dari :  Sekretariat Daerah  Sekretariat DPRD  6 Badan  1 Inspektorat  10 Dinas  3 Kantor  1 Satpol PP  1 BLUD RSUD  4 Kecamatan  47 Kelurahan

(4)

4 Laporan Keuangan Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2014 disusun dan disajikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Secara garis besar Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2014 terdiri dari :

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh Pemerintah Kota Pekalongan yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran mencakup unsur pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.

(1) Pendapatan (basis kas) adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hal pemeirntah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

(2) Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

(3) Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

(4) Belanja (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang kekayaan bersih.

(5) Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

(6) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

(5)

5 b. Neraca.

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca mencakup unsur aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

(1) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/ atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/ atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

(2) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

(3) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersh pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

c. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas (LAK) menyajikan infromasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah daerah selama periode tertentu. Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.

(1) Penerimaan Kas, adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Daerah;

(2) Pengeluaran Kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Daerah.

d. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) juga mencakup infromasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan untuk

(6)

6 Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :

(1) menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/ keuangan, ekonomi makro, pencapaian target sesuai Peraturan Daerah, beserta kendala dan hambatan yang dihadapi dalam mencapai target;

(2) menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan; (3) menyajikan informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipilih;

(4) menyajikan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;

(5) mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas; dan

(6) mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka laporan keuangan. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dalam menyusun Laporan Keuangan Daerah Tahun 2014, dimaksudkan unutk mewujudkan pengelolaan keuangan daeran yang baik (good governance), transparan dan akuntabel.

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Landasan hukum Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2014 adalah sebagai berikut :

1) Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 dan 17 tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286;

(7)

7 3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657) ;

6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 9) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2009 Nomor 10);

10) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2009 Nomor 11);

11) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014.

(8)

8 Catatan atas Laporan Keuangan Keuangan Daerah Tahun 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini memuat maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum penyusunan laporan keuangan dan sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan.

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Daerah dan Pencapaian Target Kinerja APBD.

Bab ini memuat informasi tentang keadaan umum Kota Pekalongan, ekonomi makro, kebijakan umum APBD Tahun Anggaran 2013, pendekatan penyusunan laporan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD.

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

Bab ini menjelaskan ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan serta hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.

Bab IV Kebijakan Akuntansi

Bab ini memuat informasi tentang entitas akuntansi/ entitas pelaporan keuangan daerah, basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan daerah, dan basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan.

Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

Bab ini memuat rincian dan penjelasan pos-pos pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas.

Bab VI Penjelasan atas Informasi Non-keuangan

Bab ini berisi penjelasan mengenai kerjasama pemerintah daerah, pencegahan dan penanggulangan bencana, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, serta penjelasan dana non-APBD.

Bab VII Penutup

(9)

9 BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN DAERAH DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 Keadaan Umum

2.1.1 Letak Geografis

Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai Utara Pulau Jawa dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas permukaan laut dengan posisi geografis antara 6º50‟42”–6º55‟44” LS dan 109º37‟55”–109º42‟19” BT. Berdasarkan koordinat fiktifnya, Kota Pekalongan membentang antara 510,00 – 518,00 km membujur dan 517,75 – 526,75 km melintang. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai  9 km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai  7 km. Batas-batas wilayah Kota Pekalongan secara administratif adalah :

 Utara : Laut Jawa

 Selatan : Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang  Barat : Kabupaten Pekalongan

 Timur : Kabupaten Batang

Secara administratif Kota Pekalongan terbagi atas 4 (empat) kecamatan yang terbagi lagi menjadi 47 kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai 4.525 ha atau 45,25 km2 (Tabel 2.1) atau sekitar 0,14% dari luas wilayah Jawa Tengah. Kecamatan paling luas adalah Kecamatan Pekalongan Utara sekitar 33% dari luas Kota Pekalongan (1.488 Ha) dan kecamatan paling kecil adalah Pekalongan Timur sekitar 21% dari Kota Pekalongan (952 Ha).

Tabel 2.1

Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Pekalongan Tahun 2013

Kecamatan Banyaknya Kelurahan Luas Wilayah (km2) %

Kec. Pekalongan Barat 13 10,05 22,21

Kec. Pekalongan Timur 13 9,52 21,04

Kec. Pekalongan Utara 10 14,88 32,88

Kec. Pekalongan Selatan 11 10,80 23,87

JUMLAH 47 45,25 100,00

(10)

10 Luas tanah di Kota Pekalongan tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun, namun apabila dilihat dari fungsi/penggunaannya maka mengalami pergeseran. Tanah sawah luasnya setiap tahun berkurang, sebaliknya tanah kering mengalami peningkatan perluasan. Tahun 2013, luas tanah sawah adalah 1.196 Ha, hal ini berkurang sekitar 3 persen dari luas tanah 1.238 Ha pada tahun 2012. Sedangkan tanah kering seluas 3.329 Ha, ada penambahan sekitar 1 persen dari luas .3.287 Ha pada tahun 2012.

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah hari hujan dan curah hujan paling banyak terjadi pada tahun 2010, dengan hari hujan sebanyak 153 hari dan curah hujan sebanyak 2.381 mm. Selama tahun 2013, jumlah hari hujan sebanyak 131 hari dan curah hujan sebanyak 2.208 mm. Hari hujan da curah hujan paling banyak terjadi pada bulan Januari yaitu 22 hari dengan curah hujan sebanyak 711 mm.

2.1.2 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2013 adalah 290.870 jiwa, terdiri dari 145.450 laki-laki (50,01%) dan 145.420 perempuan (49,99%). Kepadatan penduduk di Kota Pekalongan cenderung meningkat seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Rasio ketergantungan (dependency ratio) Kota Pekalongan cukup kecil, hal ini disebabkan karena jumlah jumlah penduduk usian 15-64 tahun lebih besar dari penduduk usia 0-14 tahun dan 65 tahun keatas.

Tabel 2.2

Kepadatan Penduduk di Kota Pekalongan Tahun 2013

Kecamatan Luas Daerah

(km2) Penduduk Jumlah Kepadatan Penduduk Per km2

Pekalongan Barat 10,5 91.306 9.085

Pekalongan Timur 9,52 63.915 6.714

Pekalongan Selatan 10,80 57.858 5.357

Pekalongan Utara 14,88 77.791 5.228

Jumlah 45,25 290.870 6.428

Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka 2014

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Di Kota Pekalongan pada tahun 2013, sebagian besar penduduk Kota Pekalongan bekerja di sektor industri, khususnya industri batik.

(11)

11

Tabel 2.3

Jumlah Pekerja Menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan di Kota Pekalongan Tahun 2012

Laki-laki Perempuan Pertanian 538 41 579 3,61 Pertambangan - - - -Industri 5.895 5.250 11.145 69,54 Listrik 42 12 54 0,34 Bangunan 111 5 116 0,72 Perdagangan 981 650 1.631 10,18 Angkutan dan Perhubungan 565 40 605 3,78 Keuangan 817 351 1.168 7,29 Jasa dan Lainnya 301 427 728 4,54 Jumlah 9.250 6.776 16.026 100,00

Jenis Lapangan Pekerjaan Jenis Kelamin Jumlah %

Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka 2014

Peningkatan partisipasi penduduk dalam bidang pendidikan tentunya juga harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Pada tahun 2013 di Kota Pekalongan, jumlah TK sebanyak 74 sekolah, SD sebanyak 101 sekolah, SMP 28 sekolah, SMU 11 sekolah dan SMK sebanyak 13 sekolah. Banyaknya murid TK adalah 2.532 lak-laki dan 2.437 perempuan. Murid SD sebanyak 12.355 laki-laki dan 11.082 perempuan. Murid SMP sebanyak 4.964 laki-laki dan 6.187 perempuan. Murid SMA sebanyak 1.440 laki-laki dan 2.081 perempuan. Murid SMA sebanyak 1.440 laki-laki dan 2.081 perempuan, dan murid SMK sebanyak 3.550 laki-laki dan 3.435 perempuan.

Peningkatan sarana kesehatan sangat diperlukan sebagai upaya penimgkatan kesejahteraan masyarakat. Puskesmas di Kota Pekalongan pada tahun 2013 sebanyak 12 buah, Puskesmas Pembantu 29 buah dan Puskesmas Keliling sebanyak 13 buah.

2.1.3 Sumber Daya Manusia

Sesuai dengan hasil Pemilihan Kepala Daerah bulan Juni 2010, Pemerintah Kota Pekalongan dipimpin oleh :

 Walikota : dr. H. Mohamad Basyir Ahmad  Wakil Walikota : H. A. Alf Arslan Djunaid, SE.  Sekretaris Daerah : Drs. Dwi Arie Putranto, M.Si.

(12)

12 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekalongan Tahun 2010 – 2015 yang di dalamnya tertera Visi Pemerintah Kota Pekalongan yaitu “Terwujudnya Kota Jasa yang Berwawasan Lingkungan menuju Masyarakat Madani berbasis Nilai-nilai Religiusitas”.

Dalam rangka mendukung mendukung kegiatan Pemerintah Daerah telah ditetapkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Pekalongan, dimana susunan perangkat daerah di Kota Pekalongan terdiri dari : a. Sekretariat Daerah (2 Asisten dan 7 Bagian);

b. Sekretariat DPRD; c. Staf Ahli;

d. Lembaga Teknis Daerah, yang terdiri dari : 1) Inspektorat;

2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

3) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana;

4) Badan Kepegawaian Daerah; 5) Badan Lingkungan Hidup;

6) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; 7) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; 8) Kantor Ketahanan Pangan;

8a)Kantor Riset, Teknologi dan Inovasi; 9) Rumah Sakit Umum Daerah;

e. Dinas Daerah, yang terdiri dari :

1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; 2) Dinas Kesehatan;

3) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 4) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 5) Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan; 6) Dinas Komunikasi dan Informatika;

(13)

13 8) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah;

9) Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan;

10) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. f. Kecamatan (4 Kecamatan) dan Kelurahan (47 Kelurahan)

g. Lembaga Lain, yang terdiri dari : 1) Satpol PP;

2) BPMT2T; 3) BPBD.

Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Pekalongan memiliki pegawai sebanyak 4.078 orang, yang terdiri dari PNS dan CPNS dengan rincian menurut golongan seperti tabel dibawah ini :

Tabel 2.4

Rekapitulasi Jumlah PNS Pemerintah Kota Pekalongan Menurut Golongan

No. Golongan Jumlah Prosentase

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2014

1 Golongan I 200 205 4,96 5,03

2 Golongan II 886 847 21,98 20,77

3 Golongan III 1.744 1.830 43,26 44,87

4 Golongan IV 1.201 1.196 29.79 29,33

Jumlah 4.031 4.078 100,00 100,00

Sumber : Data Kepegawaian per 31 Desember 2014

Jika dilihat dari tingkat pendidikan PNS/CPNS pada Pemerintah Kota Pekalongan, maka komposisi yang terbanyak adalah tingkat pendidikan S-1 yaitu sejumlah 1.810 orang dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan Diploma 1 sebanyak 26 orang, seperti yang tersaji pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.5

Rekapitulasi Jumlah PNS Pemerintah Kota Pekalongan Menurut Golongan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2014

1 SD 156 153 3,87 3.75 2 SLTP 170 178 4,22 4,36 3 SLTA 957 933 23,74 22,88 4 DIPLOMA I 26 26 0,65 0,64 5 DIPLOMA II 395 354 9,80 8,68 6 DIPLOMA III 465 462 11,54 11,33 7 DIPLOMA IV 25 26 0,62 0,64 8 S-1 1.709 1.810 42,40 44,38 9 S-2 128 136 3,18 3,33 10 S-3 - - - - Jumlah 4.031 4.078 100,00 100,00

(14)

14 Sedangkan jumlah PNS/CPNS yang berlatar belakang pendidikan akuntansi pada tahun 2014 sebanyak 92 orang, yang dapat disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.6

Rekapitulasi PNS/CPNS Pemerintah Kota Pekalongan yang Berlatar Belakang Pendidikan Akuntansi

SLTA D1 D3 S1 S2 1 Eselon II - - - -2 Eselon III - - - -3 Eselon IV - - 1 8 1 10 4 Staf 25 - 39 17 1 82 25 - 40 25 2 92 Tingkat Pendidikan Jumlah No Tingkat Eselon Jumlah

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Pekalongan, 2014.

Peja Pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan yang terbanyak dari eselon IV.A yaitu sejumlah 304 (tiga ratus empat) orang atau 48,64%. Rincian jumlah pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan sampai dengan Desember 2014 tersaji pada Tabel 2.10. Sedangkan distribusi PNS/ CPNS per SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan sampai dengan bulan Desember 2014 disajikan pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7

Rekapitulasi Pejabat Struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan Dilihat dari Tingkat Eselon Tahun 2013 s/d 2014

No Tingkat Eselon Jumlah Prosentase (%)

2013 2014 2013 2014 1 II.A 1 1 0,16 0,17 2 II.B 22 22 3,54 3,66 3 III.A 39 42 6,27 6,99 4 III.B 63 64 10,13 10,65 5 IV.A 302 293 48,55 48,75 6 IV.B 195 179 31,35 29,78 7 V.A - - - - Jumlah 622 601 100,00 100,00

(15)

15 Tabel 2.11

Jumlah PNS/CPNS di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan Dirinci Menurut SKPD Tahun 2013 dan 2014

No. SKPD Jumlah 2013 2014 1. Sekretariat Daerah 131 121 2. Sekretariat DPRD 35 34 3. Inspektorat 34 36 4. Bappeda 29 29 5. BPMP2T 30 31 6. BPMP2AKB 54 51

7. Badan Kepegawaian Daerah 35 32

8. Dinas Kepndudukan dan Catatan Sipil 26 26

9. Dinas Kesehatan 373 362

10. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 1.982 2.051

11. Dinas Perindagkop dan UMKM 97 95

12. Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan 61 57

13. Dinas Pekerjaan Umum 247 108

14. Dinas Sosnaker dan Transmigrasi 65 70

15. Dinas Perhubungan dan Pariwisata 104 100

16. DPPKAD 60 59

17. Dinas Komunikasi dan Informasi 23 24

18. Kantor Ketahanan Pangan 9 11

19. Kantor Kesbangpol 14 16

20. Badan Lingkungan Hidup 14 139

21. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 24 22

22. Satpol PP 14 16

23. Kecamatan Pekalongan Timur 40 24

24. Kecamatan Pekalongan Utara 43 23

25. Kecamatan Pekalongan Barat 37 22

26. Kecamatan Pekalongan Selatan 25 15

27. Sekretariat KPU 5 5

28. RSUD Bendan 119 121

29. Badan Penanggulangan Bencana Daerah - 24 30. Kantor Riset, Teknologi dan Inovasi - 9

31. Kelurahan Krapyak Kidul 7 8

32. Kelurahan Krapyak Lor 5 5

33. Kelurahan Kandang Panjang 5 8

34. Kelurahan Panjang Wetan 6 7

35. Kelurahan Kraton Lor 6 12

36. Kelurahan Dukuh 5 7

37. Kelurahan Degayu 7 8

38. Kelurahan Pabean 6 7

39. Kelurahan Bandengan 5 6

40. Kelurahan Panjang Baru 9 8

41. Kelurahan Kradenan 9 9

42. Kelurahan Banyurip Alit 5 7

43. Kelurahan Banyurip Ageng 7 7

44. Kelurahan Buaran 7 7

45. Kelurahan Jenggot 7 7

46. Kelurahan Kertoharjo 5 6

47. Kelurahan Kuripan Kidul 7 6

48. Kelurahan Kuripan Lor 5 6

49. Kelurahan Yosorejo 6 8 50. Kelurahan Duwet 5 6 51. Kelurahan Soko 6 6 52. Kelurahan Kebulen 6 7 53. Kelurahan Medono 6 10 54. Kelurahan Podosugih 7 8

(16)

16

56. Kelurahan Kergon 5 7

57. Kelurahan Bendan 6 7

58. Kelurahan Kramat Sari 7 9

59. Kelurahan Kraton Kidul 4 6

60. Kelurahan Tirto 7 8 61. Kelurahan Tegalrejo 7 8 62. Kelurahan Bumirejo 6 6 63. Kelurahan Pringlangu 6 7 64. Kelurahan Pasirsari 6 9 65. Kelurahan Landungsari 6 7 66. Kelurahan Noyontaan 7 7 67. Kelurahan Keputran 5 7 68. Kelurahan Kauman 6 7 69. Kelurahan Sampangan 7 7 70. Kelurahan Sugihwaras 8 7 71. Kelurahan Poncol 8 8 72. Kelurahan Klego 5 6 73. Kelurahan Gamer 6 6 74. Kelurahan Dekoro 6 8 75. Kelurahan Karangmalang 7 7 76. Kelurahan Baros 6 7 77. Kelurahan Sokorejo 6 6 Jumlah 4.031 4.078

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Pekalongan, 2014

2.2 Ekonomi Makro

Kondisi perekonomian daerah yang semakin membaik ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pembangunan ekonomi Kota Pekalongan menunjukkan perkembangan yang positif dilihat dari peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, dari 5,60% menjadi 5,89%, seperti tersaji pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2.1

Laju Pertumbuhan Ekonomi Pekalongan Tahun 2008 - 2012

No. Tahun Prosentase

1 2008 3,73 2 2009 4,78 3 2010 5,51 4 2011 5,45 5 2012 5,60 6 2013 5,89

Sumber : BPS Kota Pekalongan

(17)

17

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan

Kondisi perekonomian Kota Pekalongan pada tahun 2013 dan 2014 diperkirakan masih mampu berkembang dan tumbuh secara dinamis, seiring dengan stabilitas ekonomi makro pada tingkat nasional dan regional Jawa Tengah. Dengan menggunakan asumsi makro kondisi nasional, serta dibarengi dengan implementasi program dan kegiatan secara simultan, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan dengan kisaran 5 – 6 persen. Pergerakan aktivitas perekonomian diperkirakan dapat meningkatkan penyerapan terhadap tenaga kerja lokal sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan.

Namun demikian, seiring adanya perubahan asumsi makro ekonomi sampai dengan semester I tahun 2014 secara nasional terjadi perubahan yang tentunya berdampak pula terhadap kondisi ekonomi daerah yang akan berpengaruh terhadap struktur keuangan daerah. Sampai dengan bulan Mei 2014, perubahan indikator ekonomi yang cukup terasa adalah masih tingginya suku bunga SBI atau SPN yang diasumsikan 5,5% namun sampai dengan akhir tahun 2014 masih berkisar 7,5%, sehingga hal ini menyebabkan sektor riil sulit bergerak. Hal ini tentunya akan berdampak pada investasi dan beberapa sektor ekonomi berjalan relatiif lambat, yang akan berpengaruh terhadap perekonomian daerah baik secara langsung maupun berantai.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar juga berpengaruh terhadap kondisi perekonomian daerah, misalnya berdampak terhadap kenaikan beberapa kenaikan harga barang yang tentunya akan memicu laju inflasi Kota Pekalongan, seperti tersaji pada grafik dibawah ini.

(18)

18

Grafik 2.2.2

Laju Inflasi Bulanan Kota Pekalongan Tahun 2014

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memberikan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia, panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup), terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi) dan memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli, penghasilan).

IPM Kota Pekalongan pada umumnya meningkat dari tahun ke tahun. Bila dilihat dari tabel di atas, IPM Kota Pekalongan pada tahun 2012 sebesar 75,25 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 75,75. Hal tersebut didorong oleh usaha pemerintah dalam pembangunan berbagai sektor dengan memperhatikan kondisi dan potensi yang ada pada masyarakat hingga meningkatnya komponen IPM.

Tabel 2.2.2

Indeks Pembangunan Manusia

Tahun

Angka

Harapan Angka Melek Rata-rata Pengeluaran

Angka IPM

Peringkat Hidup Huruf Lama Sekolah Per Kapita per Bulan Provinsi

(tahun) (persen) (tahun) (rupiah)

2008 70,01 95,37 8,52 632.38 73,49 5 2009 70,16 95,48 8,66 636.28 74,01 5 2010 70,32 95,68 8,66 640.55 74,47 5 2011 70,48 95,93 8,66 644.06 74,90 5 2012 70,63 95,94 8,72 647.14 75,25 5 2013 70,83 96,24 8,75 651.02 75,75 5

(19)

19

Grafif 2.2.3

Perkembangan IPM Kota Pekalongan

2.3 Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun 2014

Kebijakan umum APBD pada dasarnya adalah rencana tahunan yang bersifat makro, merupakan bagian dari rencana jangka panjang daeran dan rencana jangka menengah daerah . Kebijakan Umum APBD Kota Pekalongan tahun 2014 merupakan implementasi tahun ke empat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pembangunan Daerah (RPJMD) Kota Pekalongan 2010-2015 yang memuat visi Pemerintah Kota Pekalongan “Terwujudnya Kota Jasa yang Berwawasan Lingkungan menuju Masyarakat Madani Berbasis Nilai-Nilai Religiusitas”.

Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Walikota Pekalongan dengan DPRD Kota Pekalongan Nomor 900/3060 dan 900/0900 tanggal 25 September 2013 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2014 dan Nota Kesepakatan Nomor 900/02051 dan 900/00841 tanggal 18 Juni 2014 tentang Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2014, disepakati Kebijakan Umum dan Perubahan APBD (KUA) tahun 2014 sebagai berikut :

(20)

20 Pendapatan Daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyusunan APBD. Pendapatan daerah menggambarkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, sehingga potensi yang menjadi sumber-sumber pendapatan daerah harus dapat dikelola secara optimal oleh Pemerintah Daerah.

Secara umum, kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan pada optimalisasi PAD sebagai upaya untuk mendukung kemandirian daerah. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ( 2008 – 2012 ), kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Kota Pekalongan terus meningkat, dan peningkatannya cukup signifikan. Secara umum, kinerja pendapatan daerah dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun demikian perlu disadari bahwa dalam mengumpulkan pendapatan juga mengalami kendala dan hambatan seperti masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan keterbatasan jumlah sumber daya manusia pemungut pajak.

Penentuan kebijakan perencanaan pendapatan daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancer sebagai hak pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah; 2. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, mempunyai

makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil;

3. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

Perencanaan pendapatan dapat bersumber : 1. Pendapatan Asli Daerah

 Hasil Pajak Daerah;  Hasil Retribusi Daerah;

(21)

21  Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan;

 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. 2. Dana Perimbangan

 Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak;  Dana Alokasi Umum;

 Dana Alokasi Khusus.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah  Pendapatan Hibah;

 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi;  Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus;

 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah daerah Lainnya. 1. Target Pendapatan

Prediksi target pendapatan daerah tahun anggaran 2014 disamping memperhatikan kondisi potensi yang ada dan asumsi-asumsi perkembangan sosial ekonomi, juga mempertmbangkan perkembangan dan capaian realisasi pendapatan pada tahun-tahun sebelumnya.

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Asumsi perhitungan tahun 2014, PAD ditargetkan dapat naik dalam kisaran 4 persen disbanding target P-APBD TA. 2013. Kenaikan secara komulatif diperoleh dari kenaikan dan penurunan pos pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba atas BUMD maupun lain-lain PAD yang sah. Kenaikan secara signifikan ada pada pos pendapatan dari bagian laba BLUD RSUD Bendan dan BLUD Puskesmas, sedangkan penurunan secara signifikan ada pada pos retribusi.

b. Dana Perimbangan

Asumsi yang digunakan dalam menghitung target pendapatan dari dana perimbangan berdasarkan rencana target penerimaan tahun 2013 dan realisasi 2012. Selanjutnya alokasi dana perimbangan tersebut akan menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang alokasi Dana Perimbangan Kabupaten/Kota Tahun 2014. Namun apabila Peraturan Menteri Keuangan dimaksud ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD ditetapkan, maka akan disesuaikan pada perubahan APBD TA 2014 atau dicantumkan dalam

(22)

22 Anggaran 2014. Sumber keuangan daerah yang berasal dari transfer dana APBN adalah Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Pendapatan Dana Bagi Hasil Kota Pekalongan pada tahun 2014 dianggarkan tetap sesuai dengan Peraturan Menteri Keunagan tentang Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak dan DBH CHT Kabupaten/Kota TA. 2013.

2) Dana Alokasi Umum (DAU)

Penganggaran DAU pada KUA tahun 2014 menggunakan asumsi sama dengan prosentase kenaikan DAU Nasional pada tahun 2013, sehingga diperoleh asumsi naik 7,59 persen dari alokasi TA. 2013.

3) Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dalam RAPBN 2014, DAK terdiri atas 19 bidang. Estimasi perolehan DAK Kota Pekalongan Tahun 2014 turum dibandingkan alokasi tahun 2013 dengan asumsi DAK Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Pekalongan tahun 2014 tidak diusulkan karena tidak ada criteria menu DAK yang sesuai.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari Hibah, Dana Penyesuaian, Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Bantuan Keuangan Provinsi.

1) Hibah

Sesuai dengan Surat Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian RI Nomor S-684/MK.7/2012 tanggal 19 Nopember 2012 perihal Persetujuan Penerusan Hibah Luar Negeri (AusAID) untuk Program Hibah Air Minum kepada Pemerintah Kota Pekalongan, maka pada pendapatan hibah tahun 2014 ditargetkan akan mendapat dana hibah air minum dimaksud sesuai dengan capaian output yang telah dipersyaratkan dalam perjanjian hibah. 2) Bagi Hasil Pajak Provinsi

Target penerimaan dana Bagi Hasil Pajak Provinsi Tahun 2014 tetap menyesuaikan dengan alokasi tahun 2013. Penerimaan target Bagi Hasil Pajak Provinsi selanjutnya akan menyesuaikan dengan alokasi yang tercantum dalam APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014.

(23)

23 3) Dana Penyesuaian

Dalam APBD Tahun 2014, alokasi Dana Penyesuaian terdiri atas Tunjangan Profesi Guru PNSD dan Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD, yang ditergetkan tetap seperti alokasi tahun 2013.

4) Bantuan Keuangan Provinsi

Bantuan Keuangan Provinsi tahun 2014 diproyeksikan turun dari perubahan APBD tahun 2013, sesuai dengan usulan dana bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 yang diajukan ke Gubernur Jawa Tengah.

2. Upaya Peningkatan Pendapatan Daerah

Pencapaian target pendapatan tahun anggaran 2014 akan dilakukan antara lain melalui upaya-upaya pencapaian target pajak dan retribusi daerah sebagai berikut: (1) Penguatan proses pemungutan melalui penyusunan Perda Pajak dan Perda

Retribusi;

(2) Perbaikan administrasi pendapatan melalui penguatan standart operating system (SOP) pemungutan;

(3) Penyuluhan/sosialisasi;

(4) Peningkatan kapasitas penerimaan melalui perencanaa yang lebih baik dan rakor evaluasi dan pelaporan pendapatan secara kontinyu;

(5) Intensifikasi penagihan;

(6) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pengelola pendapatan; (7) Peningkatan pengawasan;

(8) Kemudahan pelayanan pembayaran; dan (9) Updating data potensi pajak atau retribusi.

Upaya peningkatan deviden dari BUMD dilakukan melalui peningkatan penyertaan modal, peningkatan pengawasan, reformasi SDM dan peningkatan image publik terhadap kompetensi BUMD, sedangkan untuk lain-lain PAD yang sah lebih diutamakan pada dua hal yaitu optimalisasi pemanfaatan idle cash melalui penempatan deposito yang tepat dan peningkatan brand image RSUD Bendan sebagai rumah sakit pilihan utama di Kota Pekalongan dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui penerapan BLUD Puskesmas.

Untuk target dana perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, pos yang bisa dioptimalkan adalah dana bagi hasil pajak pusat dan dana bagi hasil

(24)

24 dibagihasilkan seperti pajak penghasilan pasal 21 PNS dan pajak kendaraan motor milik Pemerintah.

Upaya-upaya peningkatan pendapatan daerah yang dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan akan diiringi kebijakan-kebijakan sebagai berikut :

 Tidak memberatkan dunia usaha dan masyarakat;

 Tidak bertentangan dengan kebijakan investasi (pro investment);

 Menyelenggarakan pelayanan prima melalui pemanfaatan teknologi informasi yang memadai.

2.3.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah

Perubahan kebijakan pendapatan daerah pada APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2014 disesuaikan berdasarkan evaluasi realisasi pendapatan daerah sampai dengan capaian pendapatan sampai dengan bulan Mei 2014. Perubahan kebijakan pada beberapa komponen pendapatan daerah diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 56,52 Milyar dari penetapan APBD Tahun Anggaran 2014.

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), diestimasikan mengalami kenaikan sekitar 8,53% atau sebesar Rp 9,285 M. Angka tersebut merupakan akumulasi kenaikan dari lain-lain PAD yang sah Rp 10,63 M, dan terjadinya penurunan pada komponen pajak daerah, retribusi daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

a. Pendapatan Pajak Daerah, diestimasikan mengalami penurunan 3,41% atau sebesar Rp 769,9 juta. Penurunan yang cukup signifikan terdapat pada BPHTB yaitu sebesar Rp 2,25M. Namun demikian terdapat kenaikan dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak penerangan jalan dan pajak parkir.

b. Pendapatan Retribusi Daerah, diestimasikan pula akan mengalami penurunan sebesar 2,87% atau sekitar Rp 430,415 juta yang berasal dari menurunnya retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan secara akumulatif mengalami penurunan dari target yang telah ditetapkan pada APBD Tahun Anggaran 2014 sekitar Rp 149,06 juta atau menurun sebesar 4,22%.

(25)

25 d. Hasil Lain-Lain PAD Yang Sah, ditargetkan akan meningkat sebesar 20,85% atau sekitar Rp 10,63 M dari penetapan target APBD 2014. Sebagian besar kenaikan berasal dari kenaikan pendapatan BLUD RSUD Bendan sebesar Rp 8 M dan Puskesmas sebesar Rp 1,725 M. Kenaikan lainnya diperoleh dari pendapatan jasa giro Kasda, pendaptan bunga deposito dan penerimaan lain-lain.

2) Dana Perimbangan, terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang penerimaannya sangat bergantung pada penerimaan dari APBN atas penerimaan dalam negeri maupun penerimaan pajak dan bukan pajak.

Pendapatan dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak secara akumulasi mengalami penurunan sebesar Rp 152,859 juta atau berkurang 0,54% dari penetapan APBD Tahun Anggaran 2014. Koreksi tersebut sudah disesuaikan dengan penetapan beberapa regulasi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, secara akumulatif target pendapatan dari komponen lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami kenaikan dibandingkan target pada Penetapan APBD 2014, yaitu sebesar Rp 48,889 M atau 42,84%. Estimasi kenaikan tersebut berasal dari pendapatan bagi hasil pajak dari provinsi, dana penyesuaian tunjangan profesi guru PNSD dan Bantuan Keuangan dari Provinsi, sedangkan yang mengalami penurunan pada pendapatan tambahan penghasilan guru non sertifikasi.

2.3.3 Kebijakan Belanja Daerah

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014, belanja daerah harus digunakan untuk pelaksanaan urusna pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 1. Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi total perkiraan

(26)

26 kelancaran kegiatan penyelenggaraan operasional pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, mendukung stabilitas dan kegiatan ekonomi nasional dalam memacu pertumbuhan ekonomi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja, serta mengurangi kemiskinan. Fokus kebijakan belanja Pemerintah Kota Pekalongan masih berpijak pada sector-sektor utama dan penunjangnya, yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur, inovasi daerah dan program penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan berbasis masyarakat yang mendukung prioritas pembangunan daerah sesuai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pekalongan.

Pada tahun 2014, diproyeksikan total belanja pada APBD Kota Pekalongan menurun dibandingkan dengan belanja pada P-APBD 2013. Total perkiraan belanja pada tahun 2014 sebesar Rp 700 milyar, dengan estimasi 53 persen untuk belanja tidak langsung dan 47 persen untuk belanja langsung.

Kebijakan perencanaan belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2014 sebagai berikut :

a. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwijudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial dan penanggulangan kemiskinan.

b. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan secara terukur.

c. Belanja daerah pembangunan infrastruktur diprioritaskan untuk penanggulangan dan perbaikan infrastruktur akibat bencana banjir rob serta peningkatan sarana prasarana umum dan pengelolaan kebersihan kota guna meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat, bersih, aman dan nyaman.

d. Mendorong terselenggaranya pembangunan masyarakat yang terpadu dan holistic melalui Program Akselerasi Pembangunan Keluarga Sejahtera Berbasis Masyarakat (PAPKSBM) yang mengintegrasikan aspek ekonomi, ekologi, social budaya masyarakat dan peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam agenda pembangunan daerah. Kebijakan belanja mengalokasikan anggaran minimal 5 persen dari total belanja untuk program pemberdayaan masyarakar tersebut. e. Pengalokasian belanja untuk mendukung pelaksanaan agenda nasional Pemilu

(27)

27 f. Pengalokasian belanja untuk mendukung Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terhitung 1 Januari 2014.

g. Pengalokasian belanja sebagai tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama antara Kementerian Agama RI dan Pemkot Pekalongan tentang Pembangunan dan Penyelenggaraan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendikia di Kota Pekalongan.

h. Pengalokasian belanja dalam rangka implementasi BLUD Puskesmas dan penambahan pos belanja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) pada urusan kesehatan.

i. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, dan mewujudkan visi misi Pemerintah Kota Pekalongan maka pelaksanaan percepatan pembangunan diupayakan melalui program Sistem Inovasi Daya Saing Daerah dengan memanfaatkan teknologi informasi, antara lain melalui pembangunan e-development Kota Pekalongan, pengembangan Pekalongan Broadband City, pengembangan SIM Keuangan Daerah berbasis akrual dan penerapan program paperless dalam administrasi perkantoran.

j. Peningkatan peran aktif lembaga pendidikan tinggi dan Dewan Riset Daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan prioritas, melalui kegiatan penelitian, pengembangan, pendampingan teknis dan pemberdayaan masyarakat.

k. Meningkatkan pengadaan belanja modal atas pembangunan/rehab gedung kantor, dan penyediaan sarana prasarana penunjang operasional SKPD.

l. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus bersifat inovatif yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

m. Mengalokasikan kebutuhan belanja fixed cost dan variable cost dari SKPD secara terukur dan terarah. Pengalokasian belanja listrik/air telepon pada masing-masing SKPD yang sebelumnya terpusat pada Bagian Umum Setda Kota Pekalongan. n. Belanja dari dana yang bersifat specific grant seperti Dana Alokasi Khusus (DAK),

(28)

28 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dimana peruntukan dana tersebut telah direncanakan sesuai dengan petunjuk teknis terkait dan peraturan perundangan yang berlaku dan menyediakan dana pendampingan dari APBD sesuai ketentuan. o. Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS, serta penyediaan dana asuransi kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku. Serta penambahan Tunjangan Penghasilan bagi PNSD di Kecamatan dan Kelurahan sebagai ujung tombak unit pelayanan langsung masyarakat.

p. Belanja Tak Langsung khusus belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dianggarkan dengan prinsip proporsional, pemerataan, dan penyeimbang akan dilakukan secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

q. Proyeksi penyediaan belanja tidak terduga akan dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2012 dan estimasi kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi dan belum tertampung dalam bentuk program kegiatan pada tahun 2014.

r. Penyusunan plafon belanja program kegiatan prioritas tambahan atau „waiting list‟‟ yang akan dipertimbangkan sebagai usulan plafon belanja tambahan, apabila asumsi pendapatan dalam APBD mengalami peningkatan selama proses penyusunan APBD Tahun 2014.

2. Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, HIbah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Terduga

a. Belanja Pegawai

Beberapa kebijakan dalam penyusunan belanja pegawai :

 Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok sebesar 6 persen dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas. Dasar penghitungan menggunakan realisasi gaji bulan Juli 2013;

 Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2014;

 Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan

(29)

29 memperhitungkan acress sebesar 2% dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan;

 Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi PNSD yang dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS);  Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD di Kecamatan

dan Kelurahan;

 Penganggaran tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD sesuai dengan dana transfer ke daerah.

b. Belanja Hibah

 Belanja hibah pada tahun 2014 diproyeksikan meningkat signifikan karena ada peralihan belanja kegiatan PAPKSBM yang semula dialokasikan pada pos belanja bantuan keuangan ke belanja hibah.  Mengalokasikan belanja bantuan operasional dan fasilitasi pembangunan

untuk sekolah swasta.

 Mengalokasikan belanja pembangunan TPA Regional di Kabupaten Pekalongan.

 Mengalokasikan belanja untuk KPUD dan Panwaslu untuk persiapan Kegiatan Pilkada Kota Pekalongan Tahun 2015, yang bersumber dari pencairan dana cadangan sesuai dengan Peraturan Daerah.

c. Belanja Bantuan Sosial

 Pada tahun 2014, diproyeksikan meningkat signifikan karena ada penambahan alokasi belanja pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, yang dianggarkan pada belanja bantuan sosial sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan;  Mengalokasikan belanja beasiswa untuk siswa tidak mampu pada sekolah

swasta.

d. Belanja Bantuan Keuangan

Pada pos belanja bantuan keuangan dianggarkan bantuan keuangan kepada partai politik dimana besaran penganggaran, pelaksanaan dan

(30)

30 pada peraturan perundang-undangan di bidang bantuan keuangan kepada partai politik. Anggaran bantuan keuangan kepada Parpol masih tetap sesuai tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 580,8 juta

e. Belanja Tidak Terduga

Proyeksi belanja tidak terduga tahun 2014 naik dari tahun 2013 guna cadangan untuk pembiayaan kebutuhan tak terencana akibat banjir rob dan pelaksanaan Pemilu Presiden apabila terjadi pemilu putaran kedua.

3. Kebijakan pembangunan daerah, kendala yang dihadapi, strategi dan prioritas pembangunan daerah yang disusun secara terintegrasi dengan kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang akan dilaksanakan di daerah.

Pada tahun 2014, Pemerintah masih konsisten dalam melaksanakan berbagai program pembangunan untuk mewujudkan “Indonesia yang makin sejahtera, demokratis, dan berkeadilan”, sesuai dengan visi pembangunan dalam RPJMN 2010-2014. Upaya-upaya tersebut, terus dilakukan dengan memperkuat pelaksanaan empat pilar strategi yang meliputi: pembangunan yang berpihak pada pertumbuhan (pro-growth), berpihak pada lapangan pekerjaan (pro-job), berpihak pada pengurangan kemiskinan (pro-poor), serta berpihak pada pengelolaan dan atau ramah lingkungan (pro-environment). Dengan demikian, pembangunan yang dilaksanakan bersifat inklusif, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Keberhasilan dalam pencapaian prioritas pembangunan secara nasional sangat tergantung dengan sinergitas kebijakan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah dan antara pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah dan pemerintah provinsi. Sinkronisasi kebijakan diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan sesuai kewenangan masing-masing yang diorientasikan.

Program-program pembangunan yang ditetapkan sebagai program prioritas harus saling mendukung dengan satu tujuan untuk memberikan sebesar-besarnya manfaat menuju masyarakat yang sejahtera. Namun demikian dengan adanya keterbatasan kemampuan keuangan daerah sebagai sumber daya pembangunan dalam pembiayaan sesuai kebutuhan pembangunan yang diharapkan, maka diperlukan penyusunan prioritas program pembangunan sesuai dengan urgenitas yang dituangkan dalam dokumen perencanaan RKPD.

(31)

31 Selanjutnya sebagai pentahapan pencapaian visi, misi dan tujuan pembangunan Kota Pekalongan sesuai dengan RPJMD Kota Pekalongan 2010-2015, maka telah ditetapkan prioritas pembangunan dalam RKPD Kota Pekalongan Tahun 2014 sebagai berikut :

 Pengembangan potensi ekonomi daerah dengan mendorong masyarakat berwirausaha;

 Pengembangan infrastruktur dan pembangunan kerjasama antar daerah;

 Peningkatan upaya pendidikan yang berbudi pekerti, bermutu, relevan dan terjangkau;

 Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pengelolaan keluarga berencana;

 Pengembangan kelembagaan dan pendidikan keagamaan;

 Percepatan penanggulangan kemiskinan berbasis partisipasi masyarakat.  Peningkatan daya dukung dan kelesatian lingkungan;

 Peningkatan kesetaraan dan keadilan gender;

 Reformasi birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang amanah.

Tabel 2.3.1

Sinkronisasi Prioritas Daerah dan Pusat Tahun 2014

No ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PRIORITAS

TAHUN 201 SASARAN

SINKRONISASI PRIORITAS

NASIONAL 1 Penanggulangan

bencana banjir rob dan perbaikan kualitas lingkungan. 1. Peningkatan infrastruktur dan membangun kerjasama antar daerah 1. Meningkatkan sistem penanggulangan dan perbaikan infrastruktur akibat bencana banjir rob;

Bidang Lingkungan Hidup dan Bencana ; Bidang Infrastuktur

2. Meningkatnya penataan

kawasan kota melalui perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur kota. 2. Peningkatan daya dukung dan kelestarian lingkungan. 3. Meningkatnya upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup, sistem pengelolaan kebersihan lingkungan dan kenyamanan kota.

4. terwujudnya kerjasama dengan daerah sekitar dalam bidang persampahan dan

(32)

32

No ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PRIORITAS

TAHUN 201 SASARAN

SINKRONISASI PRIORITAS

NASIONAL penyediaan sarana prasarana air

minum

2 Kualifikasi tenaga pendidik,

pemerataan jangkauan

pendidikan dasar & menengah, kuantitas dan kualitas sarpas, serta mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan yang berbudi pekerti, bermutu, relevan dan terjangkau Meningkatnya penyelenggaraan pelayanan publik yang responsif, efektif dan efisien, kompeten, profesional dan akuntabel, akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah, pemanfaatan teknologi dan informatika (TIK) dalam penyelenggaraan pemerintahan serta tumbuh berkembangnya sistem inovasi daerah. Bidang Pendidikan 3 Penyediaan pelayanan dasar kesehatan berkualitas. Peningkatan Derajat Kesehatan masyarakat dan pelayanan keluarga berencana. Meningkatnya kualitas

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, kualitas kesehatan masyarakat dan pelayanan KB melalui penerapan Puskesmas sebagai BLUD

Bidang Kesehatan

4 Pembangunan

keluarga sejahtera. 1. Percepatan penanggulangan kemiskinan berbasis partisipasi

masyarakat

1. Menguatnya kapasitas dan peranserta kelembagaan

masyarakat dalam pembangunan keluarga sejahtera. Bidang Penanggulangan Kemiskinan; Bidang Kesejahteraan Rakyat; Bidang Perekonomian ; Bidang iklim investasi dan usaha; Bidang Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi 2. Peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui peningkatan kewirausahaan; 2. Meningkatnya pemasaran produk unggulan daerah, investasi, akses UMKM terhadap sumber-sumber permodalan, berkembangnya kewirausahaan, terwujudnya iklim usaha yang sehat dan kondusif.

3. Peningkatan

kesetaraan dan keadilan gender.

3. Meningkatnya pembangunan berbasis kesetaraan dan keadilan gender. 5 Pendidikan Keagamaan yang berkualitas dan peningkatan peran lembaga pendidikan keagamaan dalam pembangunan. Peningkatan peran kelembagaan dan pendidikan keagamaan. meningkatnya kualitas pendidikan keagamaan dan berkembangnya peran serta lembaga-lembaga keamanan.

(33)

33

No ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PRIORITAS

TAHUN 201 SASARAN SINKRONISASI PRIORITAS NASIONAL 6 Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan dan Kota yang berdaya saing unggul. Reformasi birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang amanah Meningkatnya penyelenggaraan pelayanan publik yang responsif, efektif dan efisien, kompeten, profesional dan akuntabel, akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah, pemanfaatan teknologi dan informatika (TIK), pengembangan Sistem Inovasi Daya Saing Daerah (SIDA) dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Bidang Reformasi dan Tata Kelola ; Bidang

Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi.

4. Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah (Urusan Wajib dan Urusan Pilihan) dan SKPD

Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, berkaitan dengan pelayanan dasar. Sedangkan Urusan Pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah.

Tabel 2.3.2

Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah (Urusan Wajib dan Urusan Pilihan ) dan SKPD URUSAN

PEMERINTAHAN PROGRAM SKPD

Pogram Wajib di setiap SKPD :

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat (PPPM) URUSAN WAJIB

Pendidikan

Program Pendidikan Anak Usia Dini DISDIKPORA

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun DINSOSNAKERTRANS

Program Pendidikan Menengah BKD

Program Pendidikan Non Formal SETDA

(34)

34

PEMERINTAHAN

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Program Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pendidikan Keagamaan

Program pendidikan masyarakat/luar sekolah

Program Pelatihan bagi Pendidik untuk memenuhi standar kompetensi

Program pembangunan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidik

Kesehatan

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan DINAS KESEHATAN Program Upaya Kesehatan Masyarakat RSUD

Program Pengawasan Obat dan Makanan BPMPPA & KB Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program pelayanan kesehatan penduduk miskin Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskemas pembantu dan jaringannya

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit / Rumah Sakit Jiwa /Rumah Sakit Paru-paru Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Jiwa / Rumah Sakit Paru-paru

Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan

Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Peningkatan Pelayanan BLUD

Pekerjaan Umum

Program pembangunan jalan dan jembatan DPU Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

Program pembangunan turap/talud/bronjong

Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Program rehabilitasi/Pemeliharaan talud/bronjong Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

(35)

35

URUSAN

PEMERINTAHAN PROGRAM SKPD

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Program Pengendalian Banjir

Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

Program pembangunan infrastruktur perdesaan

Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Reservoir Pengendali Banjir

Perumahan

Program Pengembangan Perumahan DPU

Program Lingkungan Sehat Perumahan BPMPPA & KB Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya

kebakaran Penataan Ruang

Program Perencanaan Tata Ruang DPU

Program Pemanfaatan Ruang Perencanaan Pembangunan

Program pengembangan data/informasi BAPPEDA Program Pengembangan Wilayah Perbatasan SETDA Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis

dan Cepat Tumbuh KECAMATAN

Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

BPMPPA&KB Program perencanaan pembangunan daerah

Program perencanaan pembangunan ekonomi Program perencanaan sosial dan budaya

Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam

Program perencanaan Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat

Perhubungan

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas

Perhubungan DISHUBPARBUD

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Pogram peningkatan pelayanan angkutan

Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perlintasan Sebidang

Lingkungan Hidup

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

DPU Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam DISPERINDAGKOP & UMKM

(36)

36

PEMERINTAHAN

Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber

Daya Alam SETDA

Program Peningkatan Pengendalian Polusi Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Pertanahan

Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan DPPKAD Kependudukan dan Catatan Sipil

Program Penataan Administrasi Kependudukan DISDUK & CAPIL, BPMPPA & KB Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak

dan Perempuan BPMPPA & KB

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Program Keluarga Berencana DINAS KESEHATAN

Program kesehatan reproduksi remaja BPMPPA & KB Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina

keluarga

Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU

Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR

Sosial

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

DINSOSNAKERTRANS Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial BPMPPA & KB

Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Ketenagakerjaan

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga

Kerja DINSOSNAKERTRANS

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Program Pembinaan Lingkungan Sosial Perusahaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

DISPERINDAGKOP & UMKM

Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan

Kompetitif Usaha Kecil Menengah SETDA Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi

(37)

37

URUSAN

PEMERINTAHAN PROGRAM SKPD

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Penanaman Modal

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi BPMP2T Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi

Investasi Kebudayaan

Program Pengembangan Nilai Budaya DISHUBPARBUD Program Pengelolaan Kekayaan Budaya KANTOR

KESBANGPOL Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya

Program Pembinaan Tradisi dan Pengembangan nilai kekayaan dan keragaman budaya

Kepemudaan dan Olah Raga

Program peningkatan peran serta kepemudaan DISDIKPORA Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba DPU

Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga KESBANGPOL, SETDA Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Program peningkatan keamanan dan kenyamanan

lingkungan KESBANGPOL

Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal

KANTOR SATPOL PP Program pengembangan wawasan kebangsaan KECAMATAN Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)

Program pendidikan politik masyarakat

Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

Program fasilitasi pindah/purna tugas PNS DINDIK PORA Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat

daerah DPU

Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah

SETDA Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan

keuangan daerah SEKRETARIAT DPRD

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan

kabupaten/kota INSPEKTORAT

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa

KECAMATAN Program peningkatan sistem pengawasan internal dan

pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH DPPKAD Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa

dan aparatur pengawasan BKD

Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi KELURAHAN Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

Gambar

Tabel Tanah Negara Yang di Sewakan

Referensi

Dokumen terkait

Efisiensi tataniga dapat diukur menggunakan beberapa indikator meliputi saluran tataniaga yang terbentuk, fungsi-fungsi tataniaga yang dijalankan, struktur dan perilaku

Kedua, bahwa pemecahan masalah sangat penting bagi siswa seperti pendapat As’ari (1992, hlm. 22) bahwa pemecahan masalah merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gelling agent semi sintetik HPMC yang optimum secara fisik dan kimia pada konsentrasi 15% menimbulkan iritasi pada kulit

4) Catatan atas Laporan Keuangan tahun 2014 Catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Parepare tahun 2014 terdiri dari tujuh bab. Bab pertama adalah pendahuluan

akrual, menyajikan laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan tentang anggaran”. Sehingga basis akuntansi yang

Pertanggungjawaban keuangan daerah merupakan tahapan terakhir dari proses manajemen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tidak saja digariskan dalam

Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan 58 menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk

Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi berasal dari seluruh transaksi Belanja Operasi daerah yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang/ Jasa, Belanja Bunga,