i
EFEK KOMBINASI EKSTRAK BAWANG MERAH
DAN EKSTRAK PARE TERHADAP PENURUNAN
KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETIKA
KARYA TULIS ILMIAH
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA KEDOKTERAN
PADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
DISUSUN OLEH:
CHRIST ANDLY MARUANAYA 41120062
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2016
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana, yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : CHRIST ANDLY MARUANAYA
NIM : 41120062
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Duta Wacana Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non
Exclusive Royalty-Free Right), atas karya ilmiah saya yang berjudul :
EFEK KOMBINASI EKSTRAK BAWANG MERAH DAN EKSTRAK PARE TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS
DIABETIKA
Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini, Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 10 Januari 2016 Yang Menyatakan,
Christ Andly Maruanaya
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadapan Tuhan
Yang Maha Esa karena kasih, pertolongan dan tuntunan-Nya sehingga dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Efek Kombinasi Ekstrak Bawang Merah dan Ekstrak Pare Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus
Diabetika“. Penulis menyadari penuh bahwa terselesainya penelitian ini atas bimbingan, dorongan dan motifasi dari berbagai pihak. Untuk itu, kesempatan ini
dengan tulus hati penulis penyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. dr. Jonathan Willy Siagian, Sp.PA selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana dan juga Pembimbing I dan dr. Sulanto
Saleh Danu R, Sp.FK selaku Pembimbing II, yang memberikan banyak
waktu dan perhatian yang serius dalam membimbing sehingga karya tulis
ilmiah ini ini dapat diselesaikan.
2. dr. Lisa Kurniasari, M.Sc., Sp.PD selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan waktu dan saran dalam penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
3. Kepada Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gajah Mada yang telah menyediakan tempat dan membantu dalam proses
pengambilan data.
4. Papi, mami dan adikku, Samuel Kevin Armando Maruanaya yang selalu memberikan dukungan Doa dan memotivasi selama menempuh pendidikan
hingga penulisan karya tulis ilmiah.
vi
5. Khusus buat oma tersayang, Debora Mamondol yang selalu memberikan dukungan Doa dan kasih sayang selama ini.
6. Teman-teman sejawat yang membantu peneliti dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah ini yaitu Toni, Faisal, dan Ryan
7. Teman-teman celeleng, Bang Joe, Kantin S15, CHNDR, kamu dan yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat kepada
peneliti untuk terus berjuang untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.
8. Kepada CNG Family dan Sejawat FK UKDW 2012 yang selalu mendorong dan memberikan motivasi kepada peneliti untuk menyelesaikan pembuatan
karya tulis ilmiah.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi sumbangsih penting dalam dunia
kedokteran dan juga bagi yang membacanya.
Yogyakarta, 10 Januari 2016
Christ Andly Maruanaya
vii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRISI ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR SINGKATAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.5. Keaslian Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Diabetes ... 7 2.1.1. Pengertian ... 7 2.1.2. Patofisiologi ... 8 2.1.3. Gambaran Klinis ... 8 2.1.4. Klasifikasi ... 10
©UKDW
viii 2.1.5. Diagnosis ... 11 2.1.6. Komplikasi ... 13 2.2. Tanaman Obat ... 15 2.2.1. Bawang Merah ... 15 2.2.2. Pare ... 19 2.3. Aloksan ... 21 2.4. Landasan Teori ... 22 2.5. Kerangka Teori ... 23 2.6. Kerangka Konsep ... 24 2.7. Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1. Rancangan Penelitian ... 25
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
3.3.1. Populasi ... 25
3.3.2. Sampel ... 25
3.3.3. Cara Sampling ... 26
3.4. Etika Penelitian ... 26
3.5. Variabel Penelitian ... 27
3.5.1. Variabel Bebas (variabel perlakuan) ... 27
3.5.2. Variabel Tergantung ... 27
3.5.3. Variabel Terkendali ... 27
ix
3.5.4. Variabel Tidak Terkendali ... 28
3.6. Besar Sampel ... 29
3.7. Alat dan Bahan ... 29
3.7.1. Alat ... 29
3.7.2 Bahan ... 30
3.8. Pelaksanaan Penelitian ... 30
3.8.1. Perlakuan Hewan Uji ... 30
3.8.2. Alur Penelitian ... 32
3.8.3. Kombinasi Ekstrak Bawan Merah dan Ekstrak Pare ... 33
3.8.4. Pemerikasaan Kadar Glukosa Darah Tikus ... 33
3.9. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 34
3.10. Analisis Data ... 35
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1. Hasil ... 36
4.2. Pembahasan ... 41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
5.1. Kesimpulan ... 49
5.2. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
Lampiran ... 54
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keaslian Penelitian ... 5
Tabel 2. Kadar Glukosa Darah ... 13
Tabel 3. Hasil pengukuran kadar glukosa darah ... 38
Tabel 4. Hasil analisis uji post hoc Mann Whitney ... 41
Tabel 5. Kadar gula darah Hasil analisis uji post hoc Mann Whitney ... 45
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bawang Merah ... 15
Gambar 2. Buah Pare ... 19
Gambar 3. Kerangka Teori ... 23
Gambar 4. Kerangka Konsep ... 24
Gambar 5. Alur Penelitian ... 32
Gambar 6. Grafik Rerata Kadar Glukosa Darah ... 39
xii
DAFTAR SINGKATAN
IDF : International Diabetes Federation\
WHO : World Health Organization
TOGA : Tanaman Obat Keluarga
ADA : American Diabetes Association
NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral
TGT : Toleransi Glukosa Terganggu
GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu
KAD : Ketoasidosis Diabetik
HHS : Hyperglicemic Hyperosmolar State
BM : Bawang Merah
P : Pare
BMP : Bawang Merah Pare
ALK : Aloksan
xiii
EFEK KOMBINASI EKSTRAK BAWANG MERAH DAN EKSTRAK PARE TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETIKA Christ Andly Maruanaya*, 1Jonathan Willy Siagian, 2Sulanto Saleh Danu, 3Lisa Kurnia
Sari
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta ABSTRAK
Latar Belakang : Bawang merah memiliki beberapa kandungan berupa flavonoid, saponin, dan vitamin C. Pare memiliki beberapa kandungan berupa charantin, dan polypeptide-p. Beberapa kandungan dari bawang merah dan pare tersebut terbukti bermanfaat dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Tujuan Penelitian : Mengetahui efek kombinasi ekstak bawang merah dan ekstrak pare terhadap kadar glukosa darah tikus putih diabetika.
Metode dan Subyek Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada 25 tikus putih (Ratius norvegicus) jantan galur wistar dengan umur rata-rata 8 minggu, berat badan rata-rata 200-250 gram, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 diberi pakan standar dan aquades secara ad libitum. Kelompok 2 diinjeksi Aloksan secara intraperitoneal 100 mg/KgBB sampai diabetes. Kelompok 3 diinjeksi Aloksan secara intraperitoneal dan diberi ekstrak bawang merah dosis 600 mg/200gramBB/2ml. Kelompok 4 diinjeksi Aloksan secara intraperitoneal dan diberi ekstrak pare dosis 600 mg/200gramBB/2ml. Kelompok 5 diinjeksi Aloksan secara intraperitoneal dan diberi kombinasi dari kedua ekstrak dosis 600 mg/200gramBB/2ml. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-0, ke-7, ke-14, ke-21. Analisis data menggunakan ANOVA satu jalan dengan uji lanjutan.
Hasil Penelitian : Uji ANOVA menunjukan terdapat perbedaan kadar glukosa darah tikus pada kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4 dan kelompok 5 yang signifikan (p≤0,05). Uji lanjutan Mann Whitney menunjukan terdapat penurunan kadar glukosa darah tikus yang signifikan (p≤0,05) pada kelompok 3, 4 dan 5.
Kesimpulan : Terdapat penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada tikus Diabetes Melitus yang diberi kombinasi ekstrak bawang merah dan ekstrak pare.
Kata Kunci : Diabetes Melitus, bawang merah, pare, kadar glukosa darah.
Keterangan : 1. Fakultas Kedokteran UKDW ; 2.Fakultas Kedokteran UGM ; 3.Fakultas Kedokteran UKDW
xiv
COMBINED EFFECTS OF ONION EXTRACT AND EXTRACT PARE BLOOD GLUCOSE LEVELS OF DIABETICS RAT
Christ Andly Maruanaya *, 1Jonathan Willy Siagian, 2Sulanto Saleh Danu, 3Lisa Kurnia Sari
Faculty of Medicine, Universitas Kristen Duta Discourse Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Shallots have some form of content of flavonoids, saponins and vitamin C. Pare had some content in the form of charantin, and polypeptide-p. Some compounds of the onions and pare it proved to be beneficial in lowering blood glucose levels.
Aim : To determine the effect of the combination of ekstak onion and bitter melon extract on blood glucose levels of diabetic rats.
Methods : The study was conducted on 25 white rats (Ratius norvegicus) Wistar strain male with an average age of 8 weeks, the average weight of 200-250 grams, were divided randomly into 5 groups. Group 1 standard and distilled water were fed ad libitum. Group 2 Alloxan intraperitoneally injected with 100 mg / KgBW to diabetes. Group 3 was injected intraperitoneally Alloxan and onion extract dose of 600 mg / 200gramBB / 2ml. Group 4 was injected intraperitoneally Alloxan and bitter melon extract given a dose of 600 mg / 200gramBB / 2ml. Group 5 was injected intraperitoneally Alloxan and given a combination of both extract dose of 600 mg / 200gramBB / 2ml. Measurement of blood glucose levels is done on days 0, 7th, 14th, 21st. Analysis of data using ANOVA one way with the advanced test.
Results : ANOVA revealed that there is a difference in blood glucose levels of mice in group 1, group 2, group 3, group 4 and group 5 significant (p≤0,05). Advanced Mann Whitney test revealed that there is a decrease in blood glucose levels of mice were significantly (p≤0,05) in groups 3, 4 and 5.
Conclusion : There was a decrease in blood glucose levels significantly in rats with diabetes mellitus who were given a combination of onion extract and extract of bitter melon.
Keywords : Diabetes Mellitus, onion, bitter melon, blood glucose levels.
xiii
EFEK KOMBINASI EKSTRAK BAWANG MERAH DAN EKSTRAK PARE TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETIKA Christ Andly Maruanaya*, 1Jonathan Willy Siagian, 2Sulanto Saleh Danu, 3Lisa Kurnia
Sari
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta ABSTRAK
Latar Belakang : Bawang merah memiliki beberapa kandungan berupa flavonoid, saponin, dan vitamin C. Pare memiliki beberapa kandungan berupa charantin, dan polypeptide-p. Beberapa kandungan dari bawang merah dan pare tersebut terbukti bermanfaat dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Tujuan Penelitian : Mengetahui efek kombinasi ekstak bawang merah dan ekstrak pare terhadap kadar glukosa darah tikus putih diabetika.
Metode dan Subyek Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada 25 tikus putih (Ratius norvegicus) jantan galur wistar dengan umur rata-rata 8 minggu, berat badan rata-rata 200-250 gram, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 diberi pakan standar dan aquades secara ad libitum. Kelompok 2 diinjeksi Aloksan secara intraperitoneal 100 mg/KgBB sampai diabetes. Kelompok 3 diinjeksi Aloksan secara intraperitoneal dan diberi ekstrak bawang merah dosis 600 mg/200gramBB/2ml. Kelompok 4 diinjeksi Aloksan secara intraperitoneal dan diberi ekstrak pare dosis 600 mg/200gramBB/2ml. Kelompok 5 diinjeksi Aloksan secara intraperitoneal dan diberi kombinasi dari kedua ekstrak dosis 600 mg/200gramBB/2ml. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-0, ke-7, ke-14, ke-21. Analisis data menggunakan ANOVA satu jalan dengan uji lanjutan.
Hasil Penelitian : Uji ANOVA menunjukan terdapat perbedaan kadar glukosa darah tikus pada kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4 dan kelompok 5 yang signifikan (p≤0,05). Uji lanjutan Mann Whitney menunjukan terdapat penurunan kadar glukosa darah tikus yang signifikan (p≤0,05) pada kelompok 3, 4 dan 5.
Kesimpulan : Terdapat penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada tikus Diabetes Melitus yang diberi kombinasi ekstrak bawang merah dan ekstrak pare.
Kata Kunci : Diabetes Melitus, bawang merah, pare, kadar glukosa darah.
Keterangan : 1. Fakultas Kedokteran UKDW ; 2.Fakultas Kedokteran UGM ; 3.Fakultas Kedokteran UKDW
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional dimana didalamnya termasuk kegiatan pencegahan
dan penanganan diabetes melitus. Adapun tujuan pembangunan kesehatan
menuju Indonesia sehat adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Menurut Depkes RI tahun (2008) bahwa
kesehatan masyarakat yang optimal itu ditandai dengan penduduknya yang
hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau secara adil dan merata pelayanan kesehatan yang bermutu
di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Diabetes melitus yang dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit
kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak
faktor seperiti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk
memanfaatkan insulin (insulin resistance), dengan simtoma berupa
hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein sebagai akibat dari ; a) defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas
insulin, atau keduanya; b) defisiensi transporter glukosa; dan c) atau
keduanya.
2
Diabetes melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi kesehatan
manusia dan merupakan salah satu penyakit kronik yang menjadi masalah
serius dalam menyebabkan mortalitas dan morbiditas di berbagai belahan
dunia, terutama di negara-negara berkembang. Khususnya pada abad ke-21 ini
diabetes melitus menduduki peringkat ke enam sebagai penyakit yang
mengakibatkan kematian. Di dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-7
jumlah penderita diabetes melitus terbanyak (IDF, 2013).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2008
jumlah pengidap diabetes melitus di seluruh dunia adalah 180 juta orang dan
pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 346 juta orang (WHO, 2011).
Sebagian besar peningkatan diabetes melitus terjadi oleh berbagai fakor
penyebab yang ikut berperan, yaitu pertumbuhan penduduk, usia tua, diet
yang tidak sehat, obesitas dan gaya hidup (WHO, 2016).
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolik kronik yang ditandai
dengan kadar glukosa yang melebihi nilai normal (hiperglikemia) akibat
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (WHO, 2011). Insulin
adalah hormon yang mengatur kadar gula dalam darah. Jika insulin tidak dapat
mengontrol kadar gula dalam darah maka akan mengakibatkan keadaan
hiperglikemia. Hiperglikemia dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan perubahan pada sistem metabolisme dan perubahan fungsi.
Kondisi tersebut mengakibatkan kerusakan sel yang menyebabkan rusaknya
jaringan dan gangguan metabolik, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, saraf, dan pembuluh darah. Komplikasi diabetes melitus
3
sering menyebabkan gangguan bahkan kecacatan pada penderitanya sehingga
penatalaksanaan diabetes melitus lebih condong kearah pencegahan
komplikasi (Pandelaki, 2014).
Suyono (2005) menjelaskan jika seseorang sudah menderita diabetes
melitus maka penyakit ini umumnya akan menjadi penyakit seumur hidup
atau sulit untuk disembuhkan, karena kerja insulin yang tidak normal atau
karena kelaianan pada sekresi insulin yang dapat menyebabkan penurunan
produktivitas individu yang menderita diabetes melitus, sehingga dapat
mengakibatkan kerugian yang tidak kecil dalam banyak aspek. Selanjutnya
Ilyas (2007) mengatakan aktivitas fisik, diet dan modifikasi gaya hidup pada
pasien diabetes melitus merupakan komponen penting dalam terapi, akan
tetapi pasien masih membutuhkan terapi insulin atau hipoglikemik oral
sebagai farmakologi jangka panjang.
Terapi insulin dan hipoglikemik oral yang menjadi farmakologi untuk
penyakit diabetes melitus ini memang masih jadi yang utama dalam
pengobatan namun di sisi lain terapi insulin dan hipoglikemik oral ini
mempunyai kekurangan dan kelebihan. Terapi insulin yang relatif cukup
mahal dan harus di injeksi kan, sedangkan obat hipoglikemik oral yang
mempunyai efek samping, pola pemberian yang harus dimulai dari dosis
rendah, dan kemungkinan interaksi obat jika di berikan bersamaan dengan
obat lain.
Indonesia terkenal dengan obat-obat tradisional, salah satunya adalah
obat herbal yang banyak di dapat dari tanaman obat keluarga (TOGA),
4
sehingga masyarakat Indonesia khususnya penderita diabetes melitus selain
menggunakan insulin injeksi dan obat hipoglikemik oral sebagai terapi,
penderita diabetes melitus juga menggunakan alternatif tumbuhan-tumbuhan
berkhasiat yang dipercaya mampu menurunkan kadar gula darah karena
pengobatan herbal yang harganya terjangkau dan juga mudah diperoleh oleh
masyarakat umum serta efek samping yang ditimbulkan relatif kecil
dibandingkan dengan pengobatan konvensional (Subroto, 2006).
Kepopuleran obat-obat tradisonal atau herbal di Indonesia semakin
diperkuat dengan adanya bukti-bukti empiris dan dukungan ilmiah yang
semakin banyak. Beberapa diantaranya bawang merah (Allium ascalonicum)
dan pare (Momordica charantia) (Subroto, 2006). Bawang merah memiliki
beberapa kandungan berupa flavonoid, saponin, kalsium, dan vitamin C,
Sedangkan ekstrak buah pare mengandung zat aktif charantin dan
polypeptide-p yang memiliki khasiat secara ilmiah yang dapat menurunkan
kadar gula darah (Bagchi dan Sreejayan, 2012). Beberapa kandungan dari
bawang merah dan pare tersebut terbukti bermanfaat dalam menurunkan kadar
glukosa darah. Terbukti pada penelitian yang dilakukan Catharina (2010)
tentang pengaruh pemberian ekstrak bawang merah terhadap penurunan kadar
glukosa darah pada tikus wistar dengan hiperglikemia yang diinduksi aloksan
dan Ferianis Setyawati (2012) tentang uji efek ekstrak etanol 70% buah pare
terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi
aloksan. Dari ke dua penelitian menunjukan hasil bahwa ekstrak bawang
merah dan ekstrak pare dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini
5
dilakukan untuk melihat kombinasi tanaman obat ekstrak bawang merah dan
ekstrak pare besar efek terhadap kondisi hiperglikemia pada tikus yang
mengalami diabetes melitus.
1.2. Rumusan Permasalahan Penelitian
Apakah ekstrak bawang merah dan ekstrak pare dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada tikus putih (Ratius norvegicus L.) jantan galur wistar
diabetika?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efek kombinasi ekstrak bawang merah dan ekstrak pare terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih (Ratius norvegicus L.) jantan galur wistar diabetika.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai efek kombinasi herbal ekstrak bawang merah dan ekstrak pare
terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih (Ratius
norvegicus L.) jantan galur wistar diabetika.
1.4.2. Manfaat praktis
Diharapkan kombinasi herbal ekstrak bawang merah dan ekstrak pare
dapat digunakan sebagai terapi alternatif untuk mengontrol kadar glukosa
darah penderita Diabetes Melitus.
6 1.5. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah jumlah sampel, jenis induksi yang diberikan, dan topik penelitian.
Penelitian, Tahun
Judul Penelitian Desain Penelitian Sampel Hasil Catharina, 2010 Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Wistar Dengan Hiperglikemia yang Diinduksi Aloksan Eksperimental murni
30 Tikus Terdapat penurunan bermakna glukosa darah tikus diabetic yang di beri ekstrak bawang merah, dosis 2ml/KgBB, 4ml/KgBB Ferianis Setyawati 2012
Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Buah Pare (Momordica charantiaL.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.
Pre and post test group control design 25 Tikus putih jantan galur Wistardan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% buah pare (Momordica charantia L.) , dosis 150 mg/200 gr BB, 200 mg/200 gr BB, 350mg/200 gr BB mampu menurunkan kadar glukosa darah
©UKDW
49 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilaksanakan selama 21 hari maka
disimpulkan sebagai berikut :
1. Ekstrak bawang merah dan ekstrak pare dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih (Ratius norvegicus L.) jantan galur wistar
diabetika.
2. Kombinasi ekastrak bawang merah dan ekstrak pare memiliki kemampuan menurunkan kadar glukosa darah.
3. Uji statistik menunjukkan tidak terjadi perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan bawang merah, pare, dan kombinasi.
5.2 Saran
Untuk kepentingan pengembangan ilmu dan penerapan pemakaian ekstrak
bawang merah dan ekstrak pare maka disarankan :
1. Perlu dilakukan penelitian dengan jangka waktu yang lebih lama untuk
mengetahui onset kerja dan durasi yang dibutuhkan terhadap penuruan
kadar glukosa darah.
2. Perlu diakukan penelitian lanjutan dengan melihat sel beta pankreas hewan
coba.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai toksisitas dari tanaman obat
dan kombinasi yang diberikan.
50
DAFTAR PUSTAKA
Agfrianti, N. 2013. Uji Efek Etanol 70% Biji Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Dengan Aloksan”. Skrpsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Surakarta, Surakarta.
Akbarzadeh, A., Norouzian, D., Mehrabi, M.R., Jamshidi, Sh., Farhangi, A., Verdi Allah A., Mofidian, S.M.A dan Lame, R.B., 2010. Treatment of STreptozotocin Induced Diabetes in Male Rats by Immunoisolated Transpalantion of Islet Cells. Indian Journal of Clinical Biochemistry, 22 (1), pp. 71-76.
American Diabetes Association. 2014. Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care; 37 (suppl1): S1. [internet] Avaiblefrom http://care. diabetesjournals.org/content/37/Supplment_1.toc. [Diakses pada tanggal 13 Juni 2016].
Ariyanto Tjahyo, 2007. Pengaruh Olah Raga Senam Pada Pengidap Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Dan Berat Badan Di Puskesmas Gamping II Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Bagchi, D., Sreejayan, N., 2012. Nutritional and Therapeutic Interventions for Diabetes and Metabolic Syndrome. Salt Lake City: Academic Press.
Catharina, E., 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Wistar Dengan Hiperglikemia. Skripsi. Fakultas Kedokteran UNDIP, Semarang.
Depkes RI, 2008. Epidemiologi Malaria. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Ferianis, S., 2012. Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Buah Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Surakarta, Surakarta.
Ginsberg, B.H., 2009. Factor Affecting Blood Glucose Monitoring: Sources of Errors in Measurement, J. Diabetes Sci. Technol., 3(4):903-13.
51
Ilyas, E., 2007. Mencegah Diabetes Mellitus Dengan Olahraga. in: Hidup Sehat Dengan Diabetes. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. pp. 21-22.
International Diabetes Federation (IDF), 2013. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation. [internet] Available from: http://www.idf.org. [Diakses pada tanggal 13 Juni 2016].
Jalal, R. Moghimi, A. Rasuli, M., 2007. Hypoglycemic Effect of Aqueos Shallot and Garlic Extracts in Rats With Fructose-Induced Insulin Resistance. [internet] Available from: http://http:/www.pupmed.com. [Diakses pada tanggal 6 Desember 2016].
Kementerian pertanian RI., 2014a. Budidaya Tanaman Bawang Merah. [Internet] http://pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47/teknologi/398 -budi-daya-tanaman-bawang-merah. [Diakses pada tangal 18 Mei 2016].
Kementerian pertanian RI., 2014b. Kiat Budidaya Tanaman Pare. [Internet]. http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47/teknologi/398-kiat-budi-daya-tanaman-pare. [Diakses pada tanggal 18 Mei 2016].
Lenze, S., 2008. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Induced. Diabetologia, 51, pp. 216-226.
Madkor, H., 2010. Modulatory effects of garlic, ginger, and their mixture on hyperglycaemia, dyslipidaemia and oxidative stress in streptozotocin-nicotinamide diabetic rats. British Journal of Nutrition (2011), 105, pp. 1210-1217.
Mahanani Erlina Sih, 2005. Dampak Pemberian Ekstrak Buah Mahkota Dewa Pada Gambaran Histologis Sel Junctional Ephitelium Gingiva Dan Serabut Kalogen Ligmen Periodontal Pada Tikus Diabetik. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Maryanto, 2004. Pengaruh Pemberian Jambu Biji (Psidium guajava L.) Pada Lipidemia Serum Tikus (Sprague dawley) hiperkolesterolemia. Media Medika Indonesia. 39: 105-111.
Mescher, A. L., 2010. Jonqueira’s Basic Histology Text and Atlas (Twelfth Edition). New York: Mcgraw-Hill.
Muhtarom, 2003. Pengaruh Pektin dan Selulosa Terhadap Kadar Glukosa Darah Posprandial Pada Tikus Putih Wistar (Rattus norwegicus). Tesis. Program Pasca Sarjama, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
52
Mulyanti S., Musthapa I., Aisyah S., 2010. Isolasi dan Karakteristik Senyawa Metabolit Sekunder Dari Fraksi Aktif Anti Diabetes Buah Pare. Vol I. Jurnal dan Tekhnologi Kimia. No. 2. Hal 191-199.
Pandelaki, K., 2014. Retinopati Diabetik. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Edisi VI. Pusat Penerbitan Department Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. pp. 1942-1945.
Patel, J., 2008. A Review of Potential Health Benefits of Flavonoids. [internet] Available from: http://http:/www.lurj.org. [Diakses pada tangal 6 Desember 2016].
PERKENI, 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe-2 Di Indonesia. Penerbit PERKENI, Jakarta.
PERKENI, (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus. [internet] Available from: http://pbperkeni.or.id. [Diakses pada tangal 12 Oktober 2016].
Piparo, E. Scheib, H. dan Williamson, G., 2009. Flavonoids for Controlling Strach Digestion: Structural Inhibiting Human alfa Amylase. [internet] Available from: http://http:/www.ncbi.nlm.nih.gov. [Diakses pada tanggal 6 Desember 2016].
Powers, A. C., 2010. Diabetes Mellitus. in: Jameson J.L. Harrison Endocrinology Ed II. USA: McGraw-Hill Comoanies, pp. 267-313
Price A. Sylvia dan Wilson M. Lorraine, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed. 6. EGC, Jakarta.
Rorsman, P., 2005. Insulin Secretion: Function and Therapy of Pancreatic
beta-cells in Diabetes. [internet] Available from:
http://http:/www.medscape.com/viewarticle/514155. [Diakses pada tangal 6 Desember 2016].
Sherwood L., 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC, Jakarta.
Soewondo, P., 2014. Ketoasidosis Diabetik. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Pusat Penerbitan Department Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. pp. 1926-28.
Subahar S. S. Tati. 2004. Khasiat dan Manfaat Pare. Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.
53
Subroto, M. A., 2006. Ramuan Herbal Untuk Diabetes Melitus. Penerbit Penebar Swadaya, Jakrta.
Suyono, S., 2005. Patofisiologi Diabetes Melitus Dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cetakan ke 5. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
World Health Organization (WHO), 2011. About Diabetes Mellitus. [internet] Available from: http://www.who.int. [Diakses pada tanggal 13 Juni 2016].
World Health Organization, 2016. Diabetes. [internet]. Availabel from http://www.who.int/topics/diabetes_mellitus/en/ [Diakses pada tanga 18 Februari 2016].
Zhang, 2003. The Rat Model of Type 2 Diabetic Mellitus and it’s Glycometabolism Characters. Exp. Anim. 52 (5). 401-407.