• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI MUSEUM KERATON SUMENEP MENGGUNAKAN QR CODE BERBASIS ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI MUSEUM KERATON SUMENEP MENGGUNAKAN QR CODE BERBASIS ANDROID"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI MUSEUM KERATON SUMENEP MENGGUNAKAN QR

CODE BERBASIS ANDROID

Abdul Shofi1, Masdukil Makruf2, Hozairi3

1,2,3)Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Madura Jl.PP. Mifathul Ulum Bettet, Pamekasan 69351, Madura

Email:Abdulshofi05@gmail.com1,Masdukfil.makruf@gmail.com2,Dr.Hozairi@gmail.com3,

ABSTRAK

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat cepat seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi. Hal tersebut menyebabkan beberapa wisata yang sebelumnya membutuhkan proses yang panjang menjadi lebih cepat dan mudah. Namun wisata yang belum sepenuhnya memanfaatkan kemajuan teknologi secara maksimal adalah Museum. Selama ini informasi yang dikeluarkan masih dengan proses konvensional atau dilakukan secara manual. Berdasarkan hal diatas perlu dibangun sebuah sistem aplikasi yang dapat memberikan informasi secara baik dengan memanfaatkan teknologi mengenai informasi benda-benda museum Keraton Sumenep dengan memanfaatkan dan menggunakan QR Code yang dapat memudahkan wisatawan atau pengunjung dalam mendapatkan informasi benda-benda Museum.

Kata kunci: Android, QR Code, Sistem Informasi, Museum

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya masyarakat masih memandang museum sebagai suatu tempat atau lembaga yang bersuasana statis, berpandangan konservatif atau kuno, mengurusi benda benda kuno kalangan elite untuk kebanggaan dan kekaguman semata.

Bangunan museum memang terkesan

menyeramkan karena identik dengan benda-benda kuno, sunyi, kemegahan, dan kadang agak kurang terurus. Namun seharusnya hal ini tidak menjadi suatu halangan bagi masyarakat untuk tidak mengunjungi dan mengetahui informasi benda-benda yang ada di museum. Karena dibalik kekakuannya, museum juga memperkenalkan proses perkembangan sosial budaya dari suatu lingkungan kepada masyarakat. Masyarakat juga bisa menggunakan museum sebagai sarana belajar, selain sebagai tempat rekreasi.

Teknologi informasi memberikan banyak informasi yang menjadikan informasi sebagai kebutuhan primer dimana kebebasan untuk mendapatkan informasi memberikan kemudahan dalam berbagai hal, perkembangan teknologi saat ini sudah tidak bisa lagi ditolak oleh masyarakat, dengan pertumbuhan teknologi tersebut memiliki dampak tersendiri bagi perekonomian masyarakat. Masih banyak museum di Indonesia khususnya di

kabupaten Sumenep yang belum jelas

informasinya. Dengan kondisi seperti ini, perlu kiranya setiap museum memiliki sebuah sistem informasi yang akurat dan dan stabil yang sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini dengan memanfaatkan QR Code sebagai media untuk lebih gampang dan mudah dalam mendapatkan suatu informasi.

Saat ini penggunaan sistem informasi museum di Indonesia sudah mulai berkembang, beberapa

museum yang sudah menggunakan sistem

informasi berbasis teknologi diantaranya adalah Museum Nasional, Museum Bahari, Museum Geologi. (Sholeh, 2014)

Berdasarkan permasalahan yang terjadi untuk

menuju terkomputerisasinya dan untuk

memberikan informasi yang lebih baik dan akurat yang sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini maka perlu membuat sebuah sistem informasi museum keraton Sumenep menggunakan QR Code berbasis android, peneliti membuat aplikasi sistem informasi yang menggunakan QR code berbasis android dengan beberapa alasan.

Hasil penelitan tersebut dapat simpulkan bawah QR Code dapat digunakan sebagai alat identifikasi dalam sebuah sistem informasi, karena QR Code dapat menyimpan detail data seseorang. QR Code mempunyai kelebihan tahan terhadap rusak dan kotor dan dapat dibaca dari berbagai posisi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana merancang dan membangun sebuah sistem informasi museum keraton Sumenep menggunakan QR Code berbasis android?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah menerapkan teknologi QR Code pada sistem informasi museum keraton Sumenep berbasis smartphone android yang nantinya dapat mempercepat dalam mengetahui informasi serta memberikan informasi benda-benda yang lebih akurat yang ada di dalam museum keraton

Sumenep, serta menghemat waktu dalam

(2)

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian terhadap system informasi museum keraton Sumenep menggunakan QR Code berbasis android, adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi ini bisa scan pada semua QR Code tapi untuk penelitianini hanya untuk benda-benda museum saja.

2. Objek penelitian hanya sebatas pada benda-benda unik yang ada di Museum keraton Sumenep

3. Aplikasi ini hanya bisa running pada smartpone android.

4. Aplikasi berjalan minimal di android versi 2.3 (GingerBread).

2 LANDASAN TEORI

2.1 Museum

Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan (Ayo Kita Mengenal Museum; 2009).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM): dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan

perkembangannya, terbuka untuk umum,

memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.

2.2 QR Code

Ada banyak definisi QR Code, tetapi semua definisi merujuk pada satu hal yang sama, antara lain:

1) QR Code secara harfiah berarti kode

berbentuk batang.

2) Sebagai kumpulan kode yang berbentuk batang, di mana masing-masing ketebalan setiap batang berbeda sesuai dengan isi kodenya.

3) Informasi terbacakan mesin (machine

readable) dalam format visual yang tercetak.

Umumnya QR Code berbentuk batang vertical tipis tebal yang terpisah oleh jarak tertentu. 4) Sejenis kode yang mewakili data atau

informasi tertentu, biasanya jenis dan harga barang, seperti makanan dan buku dan lain sebagainya. Kode berbentuk kombinasi batangan balok dan berwarna hitam putih ini mengandung satu kumpulan kombinasi batang

yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian rupa. Kode ini dicetak di atas stiker atau dikotak pembungkus barang atau yang lain.

5) QR Code merupakan merupakan salah satu

bentuk implementasi informasi dengan

memberikan penyediaan berupa gambar

kepermukaan suatu benda, sehingga gambar

tersebut mendapat cahaya maka akan

terpantul bentuk penyandian dari informasi dari gambar tersebut.

Maka dapat disimpulkan, QR Code

merupakan sebuah sistem pengkodean yang sangat sederhana namun sangat berguna.

2.3 Android

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile yang berbasis Linux.Awalnya android dikembangkan oleh Android.Incyang

kemudian Google membelinya pada tahun 2005.Sistem operasi android dirilis secara resmi pada tahun 2007.Android bersifat kode sumber terbuka (open source) dan Google merilis kodenya dibawah licensi Apache.Dengan kode sumber terbuka memungkin perangkat lunak ini bebas dimodifikasi dan didistribusikan oleh para

pengembang. Pemrograman untuk membuat

aplikasi android menggunakan bahasa

pemrograman XML (Extensible Markup Language) dan Java.

3 PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Penelitian

Diagram dibawah ini dapat menggambarkan proses awal dan akhir dari pembuatan aplikasi, mulai dari proses analisa kebutuhan lalu melakukan desain sistem atau gambaran aplikasi sebelum pembuatan aplikasi. Setelah semua terpenuhi maka pembuatan aplikasi dilakukan dan melakukan testing atau percobaan sebagai evaluasi kebutuhan dalam pembuatan aplikasi.

(3)

3.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalahsuatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas.DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan proses kerja suatu sistem.

Adapun DFD dalam penelitian ini akan digambarkan pada gambar 3.4 di bawah ini.

Gambar 3.2 Data Flow Diagram 3.3 Flowchart Desain Sistem

Desain sistem Pengguna merupakan

pendiskripsian perancangan keseluruhan sistem secara umum, sehingga akan terlihat bentuk dan cara kerja dari sistem yang akan dibuat dalam tugas akhir ini. Adapun desain secara umum akan di jelaskan pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.3 Flowchart Desain Sistem

Gambar di atas menjelaskan bagaimana jalannya sistem yang akan dibuat dalam tugas akhir ini:

1. Memulai Program

2. Tampilan splash screen sebelum masuk

kehalaman utama.

3. Terdapat beberapa menu (Scan, Show Museum Introduction)

4. Output submenu dan keterangan dari menu yang dipilih.

5. Selesai.

4 IMPLEMENTASI DAN HASIL

4.1 Implementasi Sistem Server

Halaman ini menampilkan sekilas tentang Museum keraton Sumenep, dihalaman ini juga menampilkan beberapa tombol yang nantinya dapat digunakan admin.

Gambar 4.1 Antarmuka Halaman Utama

Halaman ini berisi data benda-benda Museum keraton Sumenep yang sudah ditambahkan oleh admin beserta deskripsinya

Gambar 4.2 Antarmuka Halaman Data Benda

Halaman ini merupakan halaman untuk menambah data benda-benda Museum keraton Sumenep yang berupa nama, keterangan serta ID benda yang terhubung dengan kode batang.

Gambar 4.3 Antarmuka Halaman Tambah Data

Halaman ini merupakan halaman untuk mengubah data benda-benda Museum keraton Sumenep yang berupa nama, keterangan serta ID benda yang terhubung dengan kode batang.

(4)

Gambar 4.4 Antarmuka Halaman Edit Data 4.2 Implementasi Sistem Android

Tampilan program sistem informasi museum Keraton Sumenep merupakan tampilan program mobile android yang nantinya akan digunakan oleh

pengunjung museum Keraton Sumenep.

Pengunjung dapat menggunakan sistem ini untuk dapat mengetahui informas benda-benda yang ada di dalam museum Keraton Sumenep.

Padahalamanutamasistemini berisisatu pilihan menu dan dua tombol yang mana tombol Scan QR Code adalah tombol untuk memulai scan dan show app introduction yang mana tampilan slide introduction sistem saat pertama kali user install.

Gambar 4.5 Antarmuka Halaman Utama

Pada halaman ini adalah halaman scan dimana user di minta untuk mengarahkan aplikasi kepada QR Code untuk bisa menampilkan informasi benda yang di scan tersebut.

Gambar 4.6 Antarmuka Halaman Proses Scan

Halaman ini merupakan halaman yang berisi tampilan informasi benda museum yang sudah di scan oleh user.

Gambar 4.7 Antarmuka Informasi Benda

5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan yaitu, penelitian ini berhasil membangun Sistem Informasi Museum keraton Sumenep dengan menggunakan fitur QR Code Berbasis Android yang menyediakan informasi benda museum dengan metode scan. Akan tetapi, banyaknya kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka penulis menyarankan aplikasi ini dikembangkan Pada segi server dapat dikembangkan kembali dengan tampilan yang lebih baik dan ada notifikasi dalam edit dan hapusnya, juga pada sistem QR Codenya bagaimana informasinya bisa lengkap beserta fotonya dan untuk tampilan bisa lebih ditingkatkan

(5)

lagi dengan mengusung tampilan Material Design agar menjadi lebih menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Atmajaya, A. (1994). Menggunakan Quick Response Code ( Qr Code ) Berbasis Android, 1–13.

Erlin Dwi Saputro. (2015). E-Museum Berbasis Augmented Reality Sebagai Media Promosi Museum Radya Pustaka.

Febrian Wahyutama. (2013). Penggunaan

Teknologi Augmented Reality Berbasis Barcode Sebagai Sarana Penyampaian, 2(3), 481–486.

Jasman Pardede. (2014). Implementasi Nfc Pada Aplikasi Layanan Informasi Benda Museum Berbasis Android.

Mukhamad Taqwa Nuddin. (2015). Sistem Absensi Asisten Dosen Menggunakan Qr Code Scanner Berbasis Android Pada Program Studi Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi , Fakultas Teknik , Universitas Muria Kudus, 303–310.

Putri Wardhana Sari. (2014). Pengolahan Data

Presensi Guru Dan Karyawan Smp

Gunungjati 2 Purwokerto Berbasis Barcode, 1–47.

Setyawan, A. H., Satoto, K. I., & Isnanto, R. R. (2013). Menggunakan Qr Code Pada Sistem Operasi Android.

Sholeh, M. (2014). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (Snast) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014 Issn: 1979-911x, (November), 51–58.

Solichin, A. (2010). Mysql 5 Dari Pemula Hingga Mahir. In Buku Komputer (P. 22).

Suhartanto, M. (2012). Pembuatan Website Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Delanggu Dengan Menggunakan Php Dan Mysql. Journal Speed – Sentra Penelitian

Engineering Dan Edukasi, 4(1), 1–8.

Susanto, H. (2002). Museum Berbasis Android Pada Museum Ranggawarsita Semarang, 1–8. Syaiful Bari. (2014). Aplikasi Validasi Stnk Kendaraan Bermotor Menggunakan Qr Code Berbasis Android, 62(14), 1–12.

Gambar

Diagram  dibawah  ini  dapat  menggambarkan proses  awal  dan  akhir  dari  pembuatan  aplikasi, mulai dari proses analisa kebutuhan lalu melakukan desain  sistem  atau  gambaran  aplikasi  sebelum pembuatan aplikasi
Gambar 3.2 Data Flow Diagram 3.3 Flowchart Desain Sistem
Gambar 4.6 Antarmuka Halaman Proses Scan Halaman  ini  merupakan  halaman  yang  berisi tampilan  informasi  benda  museum  yang sudah  di scan oleh user.

Referensi

Dokumen terkait

XYZ dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui besarnya nilai OEE pada mesin Batching Plant kemudian diketahui besar nilai availability rate pada bulan Januari- Juni

Hal ini mendukung penelitian yang di lakukan oleh Sutrisni (2010) dalam penelitiannya, Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga, dan

(2) ada pengaruh kompetensi guru terhadap terhadap pencapaian mutu sekolah Dasar di Demak sebesar 59,4 % dengan nilai korelasi 0,771, (3) kompetensi pedagogik

Dari berbagai ketentuan Bank Indonesia di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tujuannya, penyelamatan pembiayaan merupakan upaya dan langkah-langkah

Metode !ang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linear sederhana$ %ikalangan mas!arakat makanan agar-agar ini adalah makanan sajian pembuka atau

No. 684/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel yang pada intinya menyatakan bahwa gugatan Penggugat terhadap Tergugat II, III, IV, V, VI, dan VII tidak dapat diterima, Tergugat I

Berangkat dari fenomena tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti pola komunikasi interpersonal odapus dengan masyarakat, mengingat mereka juga merupakan bagian

S obzirom na to da je razvoj stražnjega nazala u brojnim autohtonim istar- skim čakavskim govorima dvojak, pa i trojak, a refleks a posebnost nekih bu - zetskih govora, ali u