• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemupukan berimbang spesifik lokasi merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemupukan berimbang spesifik lokasi merupakan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 27 NO. 3 2008

Neraca Hara N, P, dan K pada Tanah Inceptisols dengan

Pupuk Majemuk untuk Tanaman Padi

A. Kasno dan Diah Setyorini Balai Penelitian Tanah Jln. Ir. H. Juanda 98, Bogor

ABSTRACT. The N, P, and K Balance on Inceptisols Lowland when added w ith the Compound fertil izers. B alanced fertilization is one key factor for increasing lowland rice yield and fertilizer use efficiency. Ferfilizer application based on the soil nutrien status and crop requirement could be expected to improve fertilizer use efficiency and crop yield. The aims of this study were to study the influence of NPK compound fertilizer on rice yield and on the N, P, and K nutrient balance in the soil. The experiment was conducted on Inceptisols in Pulosari Village, Kebakramat, Karanganyar District, Central Jawa, during dry season of 2004. The experiment was arranged in a randomized complete block design with three replications, in two units, one was using NPK compound of 20:10:10 and the second unit NPK compound of 25:9:9. The rates of NPK fertilizers were 200, 300, dan 400 kg/ha. Plot size was 5 m x 6 m, planted with the rice variety of Ciherang. Results showed that the effect of compound NPK fertilizers on rice yield was relatively similar to that of single fertilizer. When fertilization considered the soil nutrient status, rice yield obtained from the application of NPK compound (20:10:10) was 8.54 t/ha; as compared to that of single N, P and K that was 8.22 t/ha. Application of NPK compound (25:9:9) yielded 8.56 t/ha and when given as single N, P and K yielded 8.61 t/ha. The optimum rate of the NPK compound (20:10:10) was 225 kg/ha plus 250 kg urea/ha and for the NPK compound (25:9:9) was 290 kg/ha plus 125 kg urea/ha. The nitrogen balance for the NPK compound (20:10:10) was reached at 200 kg/ha. The P balance was negative, ranging between -1.83 to -16.20 kg P/ha. Similar trend was observed for K nutrient. The K balance for NPK compound 20:10:10 was deficit about -55.12 to -102.11 kg K/ha. On the application of NPK compound 25:9:9, N balance was negative, varying from -2.58 to -84.81 kg N/ha. The P balance was also deficit ranging between -7.82 and -16.22 kg P/ha. The K balance was negative, varying from -77.96 to -109.65 kg K/ha. The efficiency use of NPK compound 20:10:10 was somewhat similar to that of NPK compound 25:9:9. The fertilizer effectiveness at rate of 300

kg/ha was‘higher than that at 400 kg/ha.

Keyword: Inceptisols, nutrient balance, rice, compound fertilizer ABSTRAK. Pemupukan berimbang merupakan kunci peningkatan efisiensi penggunaan pupuk dan produktivitas padi. Penggunaan pupuk yang sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan tanaman dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan produksi tanaman. Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk majemuk maupun pupuk tunggal. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk majemuk NPK terhadap hasil padi dan neraca hara N, P, dan K, dilakukan pada tanah Inceptisols di Desa Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, Jawa Tengah, pada MK 2004. Percobaan ditata dengan rancangan acak kelompok, tiga ulangan. Penelitian terdiri dari dua unit percobaan, yaitu pemupukan NPK 20:10:10 dan 25:9:9 untuk tanaman padi. Takaran pupuk NPK adalah 200 kg, 300 kg, dan 400 kg/ha. Petak percobaan berukuran 5 m x 6 m. Varietas padi yang digunakan adalah Ciherang. Penelitian menunjukkan bahwa hasil padi yang diberi NPK majemuk 20:10:10 yang disesuaikan dengan status hara

tanah (8,54 t/ha) relatif sama dengan yang diberi N, P, dan K tunggal (8,22 t/ha), NPK majemuk 25:9:9 (8,56 t/ha) dan pupuk NPK tunggal (8,61 t/ha). Takaran optimum NPK majemuk 20:10:10 pada tanaman padi adalah 225 kg/ha ditambah dengan 250 kg urea/ha. Neraca hara N yang seimbang dicapai pada 200 kg/ha NPK 20:10:10. Neraca hara P berkisar antara -1,83 hingga -16,20 kg P/ha dan K berkisar antara -55,12 hingga -102,11 kg K/ha. Takaran optimum pupuk NPK majemuk 25:9:9 untuk tanaman padi adalah 290 kg/ha ditambah 125 kg/ha. Neraca hara N pada pemupukan NPK majemuk 25:9:9 berkisar antara -2,58 hingga -84,81 kg N/ha, neraca hara P berkisar -7,82 hingga -16,22 kg P/ha, dan neraca K berkisar antara -77,96 hingga -109,65 kg K/ha. Efektivitas penggunaan pupuk pada takaran 300 kg/ha lebih tinggi daripada 400 kg/ha.

Keyword: Inceptisols, neraca hara, padi, pupuk majemuk

P

emupukan berimbang spesifik lokasi merupakankunci untuk meningkatkan produksi padi dan efisiensi penggunaan pupuk. Dengan pengguna-an pupuk ypengguna-ang lebih efisien, produksi tpengguna-anampengguna-an lebih optimal dan pendapatan petani meningkat. Sampai saat ini pemupukan yang dilakukan oleh petani masih bersifat umum, belum memperhatikan status hara tanah dan kebutuhan hara tanaman. Penanaman varietas unggul padi secara terus-menerus dan jerami diangkut keluar, mempercepat pengurasan hara dan meng-ganggu keseimbangan hara dalam tanah. Penerapan pemupukan berimbang selain dapat meningkatkan produksi, juga dapat meminimalkan pencemaran lingkungan.

Pemupukan berimbang berarti penambahan hara agar ketersediaan dalam tanah pada kondisi yang optimum bagi pertumbuhan tanaman. Kemampuan masing-masing tanaman menyerap unsur hara dari tanah berbeda, sehingga potensi hasil tanaman juga berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada tanah yang berbeda yang ditanami dengan tanaman yang sama atau pada tanah yang sama yang ditanami dengan tanaman berbeda kebutuhan pupuknya juga berbeda. Pemberian pupuk pada tanah yang memerlu-kan tambahan hara dan rekomendasi yang diberimemerlu-kan juga akan bervariasi dan bersifat spesifik lokasi, sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis tanaman. Jenis pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk tunggal, pupuk majemuk atau campuran antara pupuk tunggal dan majemuk.

(2)

Hara N dalam tanah mineral berbentuk N organik, jumlahnya sangat terbatas. De Datta (1981) melaporkan bahwa efisiensi pupuk N pada padi sawah di Asia jarang melebihi 40% dari jumlah pupuk yang diberikan. Dari hasil penelitian selama Pelita IV diketahui bahwa efisiensi pemupukan urea hanya sekitar 30% (Soepartini 1995).

Hara P dalam tanah bersifat tidak mobil. Menurut Baharsyah (1990) hanya 15-20% dari jumlah pupuk P yang diberikan dapat diserap tanaman padi dan sisanya tertinggal sebagai residu di dalam tanah. Hasil evaluasi kebutuhan P padi sawah pada tahun 1987/88 selama dua musim tanam di lahan intensifikasi menunjukkan bahwa sebagian besar lahan sawah di Jawa dan Madura berstatus P sedang sampai tinggi sehingga tidak tanggap terhadap pemupukan P (Sri Adiningsih et al. 1989). Luas lahan sawah berstatus P rendah di Jawa pada tahun 1974 adalah 33,8% (Santoso dan Sudjadi 1974) menurun menjadi 14,9% pada tahun 1993 (Soepartini 1995).

Hara K banyak diserap tanaman padi sawah melebihi penyerapan nitrogen. Hara K berperan penting dalam transformasi dan transportasi fotosintat dalam tanaman. Sebagian besar pemupukan KCl pada lahan sawah di Jawa tidak meningkatkan hasil gabah, kecuali pada tanah sawah berstatus hara K rendah (<10 mg K2O 100/g tanah), tanah berdrainase buruk atau tanah dengan serapan Ca dan Mg sangat tinggi (Soepartini 1995).

Hanson et al. (1994) melaporkan telah terjadi ke-tidakseimbangan hara dalam tanah yang menyebabkan polusi, terutama akibat pemupukan P. Penanaman varietas unggul yang disertai oleh pemupukan N, P, dan K takaran tinggi juga menyebabkan hara makro sekunder dan hara mikro dalam tanah makin terkuras. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari neraca hara N, P, dan K lahan sawah dengan pupuk majemuk terhadap hasil padi.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan pada lahan sawah di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada MK 2004, jenis tanah Inceptisols.

Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok, dengan tiga ulangan. Pupuk majemuk yang digunakan adalah NPK 20:10:10 dan NPK 25:9:9. Takaran pupuk majemuk NPK 20:10:10 dan 25:9:9 yang dicoba sama, yaitu 200 kg, 300 kg, 400 kg/ha. Sebagai pembanding digunakan pupuk tunggal urea, SP36, dan KCl dengan takaran berdasarkan uji tanah. Pupuk NPK tunggal sesuai uji tanah merupakan perlakuan pupuk NPK tunggal yang dihitung berdasarkan status hara tanah. Takaran NPK 20:10:10 dan 25:9:9 setara uji tanah dihitung berdasarkan status hara tanah atau disamakan dengan perlakuan NPK tunggal berdasarkan uji tanah. Perlakuan pemupukan di Desa Pulosari disajikan pada Tabel 1 dan 2.

Pupuk SP36 dan NPK majemuk diberikan sekaligus sehari sebelum tanam, pada kondisi air macak-macak. Pemupukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah. Pupuk urea diberikan tiga kali yaitu sehari menjelang tanam bersama pupuk SP36 dan pupuk majemuk NPK, 30 hari setelah tanam (HST), dan saat primordia masing-masing dengan 1/3 takaran. Pupuk KCl diberikan dua kali, bersamaan pemupukan urea pertama dan kedua.

Petak percobaan berukuran 5 m x 6 m, ditanami dengan padi sawah varietas Ciherang. Jarak tanam 20 cm x 20 cm, tiga tanaman/rumpun. Bibit dipindahtanam-kan setelah berumur 21 hari di pesemaian.

Contoh tanah dianalisis sebelum diberi perlakuan, meliputi: tekstur pasir, debu dan liat, pH (H2O dan KCl), C-organik, N-total (Kjeldhal), P dan K (HCl 25%), P Olsen, basa dapat ditukar dan KTK (NH4OAc 1 N pH 7), dan kejenuhan basa (KB). Pengamatan tanaman meliputi bobot jerami kering dan gabah kering panen. Analisis contoh tanaman meliputi serapan hara N, P, dan K.

Tabel 2. Perlakuan dan takaran pupuk NPK 25:9:9, urea, SP36, dan KCl di Desa Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, MK 2004.

Perlakuan Urea SP36 KCl NPK

………….. kg/ha…………..

Kontrol (-NPK) 0 0 0 0

NPK tunggal berdasarkan uji tanah 300 50 100 0

NPK 25:9:9 (200) 189 - - 200

NPK 25:9:9 (300) 133 - - 300

NPK 25:9:9 (400) 78 - - 400

NPK tunggal setara 25:9:9 (300) 300 75 45

-NPK tunggal setara 25:9:9 (400) 300 100 60

-NPK 25:9:9 setara uji tanah 188 - 70 200

Dosis NPK sesuai petani setempat 450 150 150

-Tabel 1. Perlakuan dan takaran pupuk NPK 20:10:10, urea, SP36, dan KCl di Desa Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, MK 2004.

Perlakuan Urea SP36 KCl NPK

………….. kg/ha…………..

Kontrol (-NPK) 0 0 0 0

NPK tunggal berdasarkan uji tanah 300 50 100 0

NPK 20:10:10 (200) 215 - - 200

NPK 20:10:10 (300) 170 - - 300

NPK 20:10:10 (400) 125 - - 400

NPK tunggal setara 20:10:10 (300) 300 85 50

-NPK tunggal setara 20:10:10 (400) 300 110 65

-NPK 20:10:10 setara uji tanah 220 - 70 180

(3)

-Neraca hara N, P dan K dihitung dengan cara mengurangi hara yang diberikan ke dalam tanah dengan hara yang terangkut dalam gabah dan jerami. Hara yang diberikan (input) merupakan hara yang terkandung dalam pupuk yang ditambahkan. Hara yang terangkut bersama hasil panen merupakan hara yang terangkut oleh jerami dan gabah.

Untuk mengetahui beda antarperlakuan digunakan analisis sidik ragam (ANOVA), dan dilanjutkan dengan analisis DMRT pada tingkat ketelitian 5%. Analisis regresi linier dilakukan untuk menentukan takaran pupuk optimum.

Kadar Hara Pupuk

Pupuk majemuk NPK dibuat secara mechanical blending, yaitu dengan mencampur beberapa jenis pupuk tunggal. Sebagai sumber N digunakan pupuk urea granula, sumber P digunakan DAP atau SaproDap, sebagai sumber K adalah KCl granula dan bahan filler. Pupuk urea granula yang digunakan mengandung hara N 45,45%, pupuk SaproDap mengandung 17,1% N, 20,7% P2O5 dan 13,2% S (Tabel 3). Pupuk DAP mengandung 16,65% N, 42,06% P2O5 dan 1,36% S, pupuk KCl granula mengandung 62,2% K2O. Filler yang digunakan sebagai bahan pupuk mengandung 0,31% N, 20,30% P2O5, 0,13% K2O, dan 0,07% S.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat Kimia Tanah Percobaan

Tanah di Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, bertekstur lempung berliat, agak masam, C-organik rendah, dan N-total sedang (Tabel 4). Menurut IFA-Publication-Manual Rice.htm, hara N total tanah termasuk sedang apabila kadar N berkisar antara 0,1-0,2%. Kadar P dan K terekstrak HCl 25% tergolong sedang, dan P terekstrak Olsen termasuk tinggi, kadar K terekstrak HCl 25% juga sedang, dan NH4OAc 1N pH 7 rendah.

Kation tanah didominasi oleh hara Ca dan Mg. Kadar Na juga tinggi. Kejenuhan hara K dibandingkan dengan hara Ca, Mg, dan Na hanya 1%. Perbandingan kejenuhan Ca, Mg, K, dan H yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman adalah 65%, 10,5%, dan 20% (McLean 1977). Dengan demikian hara K tanah dalam kondisi kurang. KTK tanah termasuk sedang dan kejenuhan basa (KB) tergolong tinggi.

Respon Tanaman terhadap Pupuk NPK 20:10:10 Pemupukan NPK tunggal dan NPK 20:10:10 meningkat-kan bobot jerami kering (Tabel 5). Bobot jerami kering pada pemupukan NPK majemuk dengan takaran 400 kg, 300 kg, dan 200 kg/ha tidak berbeda nyata dengan NPK tunggal dengan takaran berdasarkan uji tanah. Pemupukan NPK dengan takaran 300 kg/ha cenderung meningkatkan bobot jerami kering dibanding 200 kg N/ ha, namun sama dengan takaran 400 kg/ha. Peng-gunaan pupuk NPK dengan takaran berdasarkan uji tanah nyata meningkatkan bobot jerami kering dan sama dengan takaran pupuk yang biasa diterapkan petani. Hal ini memberi gambaran bahwa penggunaan pupuk NPK sesuai dengan status hara tanah lebih efisien dan tepat yang ditunjukkan oleh hasil yang lebih tinggi.

Penggunaan pupuk NPK majemuk 20:10:10 tidak nyata meningkatkan bobot gabah kering dibandingkan dengan NPK tunggal dengan takaran berdasarkan uji tanah. Namun penggunaan NPK 20:10:10 sesuai uji tanah cenderung meningkatkan bobot gabah kering Tabel 3. Hasil analisis pupuk tunggal sebagai komponen pupuk NPK

majemuk.

Pupuk N P2O5 K2O S Kadar air

...%... Urea granular 45,45 - < 0,01 - 0,84 SaproDap 17,14 20,73 0,09 13,24 1,49 DAP 16,65 42,06 0,53 1,36 4,93 KCl granular - - 62,24 - 0,13 Filler 0,31 20,30 0,13 0,07 2,80

Tabel 4. Sifat kimia tanah di Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, Jateng, MK 2004, sebelum diberi perlakuan.

Sifat Tanah Percobaan Percobaan

NPK 20:10:10 NPK 25:9:9 Tekstur Pasir (%) 26 27 Debu (%) 42 42 Liat (%) 32 31 pH (H2O) 5,37 5,18 KCl 1 N 4,65 4,44 Bahan organik C-organik (%) 1,28 1,40 N-total (%) 0,11 0,12 C/N 12 11 Ekstrak HCl 25% P2O5 (mg/kg) 390 370 K2O (mg/kg) 110 100 Olsen (mg P2O5/kg) 82 81 Ekstrak NH4OAc 1 N pH 7 Ca (cmol(+)/kg) 14,91 16,11 Mg (cmol(+)/kg) 3,27 3,57 K (cmol(+)/kg) 0,20 0,22 Na (cmol(+)/kg) 1,02 1,48 KTK (cmol(+)/kg) 22,4 24,1 KB (%) 86 89

(4)

dibanding NPK tunggal sesuai uji tanah maupun NPK dengan takaran 400 kg, 300 kg, dan 200 kg/ha (Gambar 1). Bobot gabah kering panen pada pemupukan NPK 20:10:10 cenderung lebih tinggi daripada NPK tunggal dengan takaran yang sama. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan bentuk pupuk, pupuk urea dan KCl dalam pupuk NPK dibuat granul dan sumber P berasal dari DAP.

Hubungan antara takaran pupuk NPK 20:10:10 dengan hasil gabah berbentuk kuadratik. Berdasarkan persamaan linier kuadratik, hasil maksimum 7,28 t/ha dicapai dengan takaran pupuk NPK 265 kg/ha. Untuk mencapai hasil optimum (85% hasil maksimum = 7,24 t/ha) dibutuhkan pupuk NPK 20:10:10 sebanyak 225 kg/ ha. Kadar N dalam 225 kg pupuk hanya 45 kg N, sehingga untuk mengimbangi hara N yang terangkut gabah dan jerami (Tabel 6) masih perlu ditambah 120 kg N/ha atau 250 kg urea/ha.

Hara N yang ditambahkan dan yang terangkut panen cukup seimbang kecuali pada perlakuan kontrol dan takaran NPK petani setempat. Kekurangan hara N dari pupuk majemuk ditambah dari urea agar total N yang ditambahkan menjadi 135 kg N/ha. Neraca hara P dan K negatif, yang berarti bahwa pupuk yang diberikan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman padi. Walaupun keseimbangan hara P dan K negatif tetapi hasil gabah tetap tinggi. Hal ini berarti kekurangan hara yang ditambahkan dari pupuk dipenuhi oleh hara dari dalam tanah, air, dan residu tanaman. Hara N dalam tanah (Tabel 4) termasuk rendah dan kekurangan hara N yang ditambahkan tidak dapat dipenuhi dari tanah. Dengan demikian pemupukan N sesuai dengan yang diangkut oleh gabah dan jerami sangat perlu diperhatikan. Kekurangan hara N berkisar antara 0-11 kg/ha.

Penambahan hara N, P, dan K dapat meningkatkan total hara N, P dan K dalam jerami kering dan gabah kering panen dibandingkan dengan kontrol (-NPK). Neraca hara N dan P yang relatif mendekati nol adalah perlakuan pemupukan NPK dengan takaran 400 kg dan 300 kg/ha. Neraca hara K terlihat negatif dan cukup tinggi, kekurangan hara K mungkin dipenuhi dari air irigasi yang diketahui mengandung K cukup tinggi. Kadar P dan K dalam tanah (Tabel 4) termasuk sedang, dengan demikian kekurangan hara tersebut dapat dipenuhi dari tanah.

Pemberian pupuk urea (450 kg/ha) sesuai praktek petani memberikan neraca hara N yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa pemupukan N dengan takaran 450 kg urea/ha terlalu tinggi, walaupun hasilnya sama dengan perlakuan pemupukan NPK 20:10:10 menurut uji tanah. Dengan demikian pemupukan N sesuai dengan praktek petani kurang efisien.

Respon Tanaman terhadap Pupuk NPK 25:9:9 Pemupukan tanaman padi sawah dengan pupuk NPK tunggal maupun majemuk nyata meningkatkan bobot jerami kering dan bobot gabah kering panen (Tabel 7). Bobot jerami kering pada perlakuan pupuk majemuk NPK 25:9:9 sama dengan penggunaan pupuk tunggal sesuai dengan uji tanah. Penggunaan NPK 25:9:9 sesuai dengan status hara tanah nyata meningkatkan bobot jerami kering. Hal ini menunjukkan bahwa pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk tunggal maupun NPK majemuk dengan syarat digunakan sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan tanaman.

Pemupukan NPK nyata meningkatkan bobot gabah kering panen (Tabel 7). Pemupukan NPK 25:9:9 nyata Tabel 5. Pengaruh pemupukan NPK 20:10:10 terhadap bobot jerami dan gabah kering panen. Pulos ari, Kebakramat, Karanganyar, Jateng, MK 2004.

Bobot jerami Bobot

Perlakuan kering gabah

………….. t/ha ………

Kontrol (-NPK) 4,07 d 5,56 c

NPK tunggal berdasarkan uji tanah 6,01 bc 8,22 b

NPK 20:10:10 (200) 5,82 c 8,14 b

NPK 20:10:10 (300) 6,02 bc 8,35 ab

NPK 20:10:10 (400) 6,22 bc 8,45 ab

NPK tunggal setara 20:10:10 (300) 6,38 ab 8,33 ab

NPK tunggal setara 20:10:10 (400) 6,25 bc 8,24 b

NPK 20:10:10 setara uji tanah 6,67 a 8,54 ab

NPK sesuai petani setempat 6,68 a 8,70 a

Angka selajur yang diikuti olehy huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 DMRT

Gambar 1. Pengaruh pupuk NPK 20:10:10 terhadap hasil gabah kering panen. Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, Jateng, MK 2004. 0 100 200 300 400 500 0 4 6 8 10 Takaran NPK 20:10:10 (kg/ha) y = -0,0003x2+ 0,016x + 5,151 R2= 0,98 B o b o t g a b a h k e ri n g p a n e n (t /h a ) 2 0 100 200 300 400 500 0 4 6 8 10 Takaran NPK 20:10:10 (kg/ha) y = -0,0003x2+ 0,016x + 5,151 R2= 0,98 B o b o t g a b a h k e ri n g p a n e n (t /h a ) 2

(5)

meningkatkan bobot gabah kering dibandingkan dengan kontrol (Gambar 2). Bobot gabah kering panen pada penggunaan pupuk NPK tunggal tidak bebeda dibandingkan dengan penggunaan pupuk majemuk NPK. Penggunaan ketiga takaran pupuk NPK 25:9:9 (200 kg, 300 kg, dan 400 kg/ha) sama pengaruhnya terhadap hasil gabah.

Berdasarkan persamaan kuadratik diketahui bahwa hasil maksimum 8,55 t/ha dicapai dengan pemupukan NPK 25:9:9 sebanyak 340 kg/ha. Hasil optimum (85% dari hasil maksimum) 8,47 t/ha dicapai dengan pemupukan 290 kg NPK 25:9:9/ha. Penambahan 50 kg NPK hanya meningkatkan 80 kg gabah. Dengan demikian, takaran NPK 25:9:9 yang disarankan adalah 300 kg/ha ditambah 125 kg urea/ha.

Neraca hara N, P, dan K akibat pemupukan NPK majemuk 25:9:9 di Karanganyar, Jawa Tengah, MK 2004 disajikan pada Tabel 8. Pemupukan NPK baik tunggal maupun majemuk, dapat meningkatkan serapan hara N, P, dan K total dalam jerami dan gabah. Serapan N total Tabel 7. Pengaruh pemupukan NPK 25:9:9 terhadap bobot jerami

dan bobot gabah kering panen. Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, Jateng, MK 2004.

Bobot jerami Bobot

Perlakuan kering gabah

………….. t/ha ………

Kontrol (-NPK) 4,09 d 5,51 b

NPK tunggal berdasarkan uji tanah 6,48 ab 8,61 a

NPK 25:9:9 (200) 6,15 bc 8,56 a

NPK 25:9:9 (300) 5,84 c 8,59 a

NPK 25:9:9 (400) 6,42 ab 8,40 a

NPK tunggal setara 25:9:9 (300) 6,47 ab 8,61 a

NPK tunggal setara 25:9:9 (400) 6,31 abc 8,63 a

NPK 25:9:9 setara uji tanah 6,71 a 8,56 a

Dosis NPK sesuai petani setempat 6,54 ab 8,38 a

Angka selajur yang diikuti olehy huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 uji DMRT

Tabel 6. Neraca hara N, P, K pada pemupukan NPK 20:10:10 untuk tanaman padi. Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, Jateng, MK 2004. Output

Perlakuan Input Neraca

pupuk Jerami Gabah

...kg N/ha...

Kontrol (-NPK) 0,0 28,7 62,98 -91,68

NPK tunggal uji tanah 135,0 40,9 95,83 -1,73

NPK 20:10:10 (200) 136,8 39,6 97,25 -0,05

NPK 20:10:10 (300) 136,5 37,9 96,43 2,17

NPK 20:10:10 (400) 136,3 47,9 93,67 -5,27

NPK tunggal setara 20:10:10 (300) 135,0 38,3 96,45 0,25

NPK tunggal setara 20:10:10 (400) 135,0 36,3 97,73 0,97

NPK 20:10:10 setara uji tanah 135,0 48,7 97,08 -10,78

Dosis NPK sesuai petani setempat 202,5 63,5 93,03 45,97

...kg P/ha...

Kontrol (-NPK) 0,0 3,7 11,28 -14,98

NPK tunggal uji tanah 7,9 4,8 17,23 -14,13

NPK 20:10:10 (200) 8,7 5,2 17,43 -13,93

NPK 20:10:10 (300) 13,1 4,2 17,30 -8,40

NPK 20:10:10 (400) 17,5 6,2 16,81 -5,51

NPK tunggal setara 20:10:10 (300) 13,4 4,5 17,34 -8,44

NPK tunggal setara 20:10:10 (400) 17,3 5,0 17,53 -5,23

NPK 20:10:10 setara uji tanah 7,9 6,7 17,40 -16,20

Dosis NPK sesuai petani setempat 23,6 8,7 16,73 -1,83

...kg K/ha...

Kontrol (-NPK) 0,0 72,0 11,59 -83,59

NPK tunggal uji tanah 49,8 88,3 16,62 -55,12

NPK 20:10:10 (200) 16,6 89,0 16,80 -89,20

NPK 20:10:10 (300) 24,9 97,5 17,07 -89,67

NPK 20:10:10 (400) 33,2 118,2 17,11 -102,11

NPK tunggal setara 20:10:10 (300) 24,9 99,5 16,96 -91,56

NPK tunggal setara 20:10:10 (400) 32,4 82,5 16,99 -67,09

NPK 20:10:10 setara uji tanah 49,8 90,7 17,63 -58,53

(6)

Gambar 2. Pengaruh pupuk NPK 25:9:9 terhadap bobot gabah kering panen. Pulosari, Kebakramat, Karanganyar MK 2004.

dalam jerami meningkat dari 22,1 kg menjadi 40,3-51,1 kg N/ha dan dalam gabah meningkat dari 80,4 kg menjadi 122,4-126,0 kg N/ha. Serapan hara P total dalam jerami meningkat dari 3,3 kg menjadi 5,8-7,1 kg P/ha dan dalam gabah meningkat dari 14,4 menjadi 22,0-22,6 kg P/ha. Serapan K total dalam jerami meningkat dari 76,9 kg menjadi 85,4-117,9 kg K/ha dan dalam gabah meningkat dari 14,6 kg menjadi 22,3-22,9 kg K/ha.

Neraca hara N, P dan K semuanya negatif berarti jumlah hara N, P dan K yang ditambahkan melalui pemupukan belum dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman. Analisis menunjukkan keseimbangan hara di tanah sawah dicapai pada pemupukan NPK dengan takaran 400 kg dan 300 kg/ha. Hara N merupakan hara yang bersifat mobil, dalam tanah (Tabel 4), dan keter-sediaannya termasuk rendah, sehingga penambahan hara N sesuai dengan hara yang diangkut oleh tanaman perlu diperhatikan.

Pemupukan NPK majemuk 20:10:10 dan 25:9:9 dapat meningkatkan bobot gabah kering panen dan

0 100 200 300 400 500 0 4 6 8 10 Takaran NPK 25:9:9 (kg/ha) y = -0,0004x2+ 0,022x + 5,5326 R2= 0,98 B o b o t g a b a h k e ri n g p a n e n (t /h a ) 2 0 100 200 300 400 500 0 4 6 8 10 Takaran NPK 25:9:9 (kg/ha) y = -0,0004x2+ 0,022x + 5,5326 R2= 0,98 B o b o t g a b a h k e ri n g p a n e n (t /h a ) 2

Tabel 8. Neraca hara N, P, dan K pada perlakuan pemupukan NPK majemuk 25:9:9 untuk tanaman padi. Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, Jateng, MK 2004.

Output

Perlakuan Input Neraca

pupuk Jerami Gabah

...kg N/ha...

Kontrol (-NPK) 0,0 22,1 62,71 -84,81

NPK tunggal berdasarkan uji tanah 135,0 49,2 95,95 -10,15

NPK 25:9:9 (200) 135,1 46,7 96,67 -8,27

NPK 25:9:9 (300) 134,8 40,3 97,08 -2,58

NPK 25:9:9 (400) 135,1 44,3 95,42 -4,62

NPK tunggal setara 25:9:9 (300) 135,0 49,8 96,58 -11,38

NPK tunggal setara 25:9:9 (400) 135,0 51,1 97,97 -14,07

NPK 25:9:9 setara uji tanah 134,6 49,0 96,35 -10,75

Dosis NPK sesuai petani setempat 202,5 54,3 93,66 54,54

...kg P/ha...

Kontrol (-NPK) 0,0 3,3 11,23 -14,53

NPK tunggal berdasarkan uji tanah 7,9 6,5 17,25 -15,85

NPK 25:9:9 (200) 7,9 6,8 17,32 -16,22

NPK 25:9:9 (300) 11,8 5,8 17,42 -11,42

NPK 25:9:9 (400) 15,7 6,4 17,12 -7,82

NPK tunggal setara 25:9:9 (300) 11,8 7,1 17,36 -12,66

NPK tunggal setara 25:9:9 (400) 15,7 6,9 17,57 -8,77

NPK 25:9:9 setara uji tanah 7,9 6,0 17,27 -15,37

Dosis NPK sesuai petani setempat 23,6 7,8 16,85 -1,05

...kg K/ha...

Kontrol (-NPK) 0,0 76,9 11,39 -88,29

NPK tunggal berdasarkan uji tanah 49,8 117,9 17,48 -85,58

NPK 25:9:9 (200) 14,9 107,0 17,55 -109,65

NPK 25:9:9 (300) 22,4 94,0 17,65 -89,25

NPK 25:9:9 (400) 29,9 90,5 17,36 -77,96

NPK tunggal setara 25:9:9 (300) 22,4 85,4 17,59 -80,59

NPK tunggal setara 25:9:9 (400) 29,9 117,4 17,80 -105,30

NPK 25:9:9 setara uji tanah 49,8 114,7 17,50 -82,40

(7)

bobot gabah bersih yang relatif sama (Gambar 3). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua takaran pupuk tersebut mempunyai efektivitas yang sama untuk pemupukan padi.

KESIMPULAN

1. Pemupukan N, P, K berupa pupuk tunggal maupun majemuk NPK 20:10:10 dan 25:9:9 dapat meningkat-kan hasil gabah.

2. Takaran optimum pupuk NPK majemuk 20:10:10 pada lahan sawah berstatus P dan K tanah sedang adalah 225 kg/ha, ditambah dengan 250 kg pupuk urea/ha. Takaran optimum pupuk NPK majemuk 25:9:9 pada lahan sawah berstatus P dan K tanah sedang adalah 290 kg/ha, ditambah dengan 140 kg pupuk urea/ha.

3. Neraca hara N, P, dan K dengan pemupukan kedua NPK 20:10:10 dan 25:9:9 bersifat negatif. Neraca hara N yang seimbang pada pupuk NPK majemuk 20:10:10 diperoleh pada takaran 200 kg/ha, dan pada pupuk NPK majemuk 25:9:9 diperoleh pada takaran 300 kg/ha.

4. Efektivitas penggunaan pupuk NPK majemuk 20:10:10 sama dengan NPK 25:9:9. Efektivitas penggunaan pupuk pada takaran 300 kg/ha lebih tinggi daripada 400 kg/ha.

Gambar 3. Pengaruh pemupukan NPK 20:10:10 dan 25:9:9 terhadap bobot gabah. Pulosari, Kebakramat, Karanganyar, MK 2004.

DAFTAR PUSTAKA

Baharsjah, S. 1990. Penghapusan subsidi pupuk suatu tinjauan ekonomi. p. 1-7. Pros. L okakar ya Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk V, Cisarua, 12-13 Nopember 1990. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

De Datta, S.K. 1981. Principles and practices of rice production. The International Rice Research Institute Los Banos. The Philippines. John Wiley & Sons. 618 p.

Hanson, R.G., M. Sudjadi, A. Hardjono, T. Sudar yanto, and W. Dhanke. 1994. Soil fertility and fertilizer use study in Indonesia. Draft report and roposal prepared for agency for gricultural research and development and the World Bank. 170 p.

Havlin, J.L., James D. Beaton, Samuel L. Tisdale, and Werner L. Nelson. 1999. Soil fertility and fertilizers, an introduction to nutrient management. In Prentice-Hall, Inc, Simon & Schuster/ A Viacom Company Upper Saddle River, New Jersey 07458. 6ed

, p. 499.

McLean, E.O. 1977. Contrasting concepts in soil test interpretation: sufficiency levels of available nutrients versus basic cation saturation ratios. In Soil testing: Correlating and Interpreting the analytical results. ASA Special Publ. 29:39-54.

Moersidi, S., J. Prawirasumantri, dan W. Hartatik. 1990. Evaluasi kedua keperluan fosfat pada lahan sawah intensifikasi di Jawa. Pros. Lokakarya Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk V. Cisarua, 12-13 Nopember 1990. p. 209-221. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Nurjaya, D. Nursyamsi, dan A. Kasno. 1995. Status hara P dan K tanah sawah di Sumatera Selatan dan Barat. Pemb. Penelitian Tanah dan Pupuk, 13:1-9.

Puslitanak. 1992a. Status K dan peningkatan efisiensi pemupukan KCl pada tanah sawah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Laporan hasil penelitian (belum dipublikasi).

Puslitanak. 1992b. Status K dan peningkatan efisiensi pemupukan KCl pada tanah sawah di Jawa Timur. L aporan hasil penelitian (belum dipublikasi).

Santoso, D. dan M. Sudjadi. 1974. Tanah sawah mmerlukan fosfat di Jawa dan Madura. Pusat Penelitian Tanah, Bogor. Soepartini M., Nurjaya, A. Kasno, Supardi Ardjakusumah, S.

Moersidi, dan J. Sri Adiningsih. 1994. Status hara P dan K serta sifat-sifat tanah sebagai penduga kebutuhan pupuk padi sawah di Pulau Lombok. Pemb. Penelitian Tanah dan Pupuk. 12:23-35.

Soepartini. 1995. Status K tanah sawah dan tanggap padi terhadap pemupukan KCl di Jawa Barat. Pemb. Penelitian Tanah dan Pupuk. 13:27-40.

Sri Adiningsih, J., S. Moersidi, M. Sudjadi dan A.M. Fagi. 1989. Evaluasi keperluan Fosfat pada lahan sawah intensifikasi di Jawa. Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk. Pusat Penelitian Tanah. p. 63-89.

0 2 4 6 8 10 NPK 20:10:10 NPK 25:9:9 B o b o t g a b a h b e rs ih (t /h a ) 0 200 300 400 0 2 4 6 8 10 NPK 20:10:10 NPK 25:9:9 B o b o t g a b a h b e rs ih (t /h a ) 0 200 300 400

Gambar

Gambar  1.  Pengaruh  pupuk  NPK  20:10:10  terhadap  hasil  gabah kering  panen.  Pulosari,  Kebakramat,  Karanganyar, Jateng, MK 2004.0100 200 300 400 500046810Takaran NPK 20:10:10 (kg/ha)y = -0,0003x2+ 0,016x + 5,151R2= 0,98Bobotgabahkeringpanen(t/ha)20
Gambar 3. Pengaruh pemupukan NPK 20:10:10 dan 25:9:9 terhadap bobot  gabah.  Pulosari,  Kebakramat,  Karanganyar,  MK 2004.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kelas kuliah terintegrasi dikandung maksud ada- lah ruang kelas perkuliahan ataupun kegiatan perku- liahan yang memiliki koneksi dengan pihak luar un- tuk mendapatkan materi

Terkait dengan peranan sektor pariwisata, pengembangan sekor pariwisata tidak hanya mendukung pembangunan ekonomi saja melainkan juga dapat mendukung pembangunan dari

Likuiditas dalam penelitian ini sebagai variabel independen yang diukur dengan menggunakan analisis rasio lancar yaitu dengan membagi aset lancar dan hutang

Jenis penelitian ini adalah eksperimental yang dibagi menjadi beberapa tahap utama, yaitu: produksi HPIL (hidrolisat protein ikan lele dumbo), formulasi bubur bayi, seleksi

11 Sekolah rumah (homeschooling) adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua/ keluarga di rumah atau tempat-tempat lain

Dana yang diperoleh dari pinjaman fasilitas kredit yang diberikan oleh RHB akan digunakan untuk membiayai modal kerja entitas anak perseroan.. Blue Bird (BIRD) tetap