• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-45 UNS Tahun 2021

“Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam

Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka”

Karakteristik Sensori dan Daya Terima Roti Tawar dengan Penambahan

Jantung Pisang

Annisa Eva Salsabila Anwar1, U. Yuyun Triastuti2

1 AKS Ibu Kartini, Jalan Sultan Agung No. 77 Semarang 2 AKS Ibu Kartini, Jalan Sultan Agung No. 77 Semarang

Abstrak

Penambahan Jantung Pisang pada pembuatan roti tawar diharapkan menjadi inovasi baru pada produk roti tawar yang tentunya lebih banyak memiliki manfaat. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui formula dan cara mengolah untuk membuat roti tawar jantung pisang. 2) Mengetahui karakteristik roti tawar jantung pisang. 3) Mengetahui daya terima masyarakat pada roti tawar jantung pisang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kepustakaan, dokumentasi, eksperimen, dan uji hedonik. Eksperimen pembuatan roti tawar jantung pisang dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Seni Kuliner Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini, Jalan Sultan Agung, No. 77, Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang. Eksperimen dilakukan sebanyak 3 kali percobaan, yaitu yang pertama menggantikan 20% dari total tepung terigu, yang kedua 30% dari total tepung terigu, yang ketiga 40% dari total tepung terigu. Dimana total tepung terigu yaitu 100% dari setiap formula resep roti tawar. Pengolahan roti tawar jantung pisang menggunakan sistem no time dough (cara cepat). Hasil penelitian ini menunjukkan produk roti tawar dengan penambahan jantung pisang memiliki karakteristik sensori meliputi rasa roti tawar pada umumnya, warna coklat keabuan lebih tua, keabuan agak tua, dan keabuan muda, aroma khas roti tawar, serta tekstur kurang lembut, lumayan lembut, dan lembut. Daya terima panelis terhadap produk roti tawar melalui hasil uji hedonik menunjukkan bahwa yang paling disukai panelis yaitu roti tawar dengan penambahan jantung pisang sebanyak 20% dan 30%. Kata kunci: Jantung pisang, roti tawar, karakteristik sensori

Pendahuluan

Jantung pisang adalah bunga yang dihasilkan oleh pokok pisang. Struktur jantung pisang terdiri dari banyak lapisan kulit yang terdiri dari bagian luar berwarna gelap cokelat ungu kemerahan dan di bagian dalam berwarna putih krim susu. Di dalamnya terdapat bakal buah (sisir) di antara daun kelopak (seludang) dan di bagian tengahnya merupakan tangkai

(2)

bunga (rahis) yang lembut. Jantung pisang memiliki manfaat bagi kesehatan yaitu memperlancar pencernaan, membantu diet, memperlancar peredaran darah, meningkatkan produksi sel darah merah, mencegah dan penuaan dini, meningkatkan produktivitas ASI dan mencegah kolesterol (Astija dan Djaswintari, 2020).

Contoh olahan jantung pisang antara lain abon jantung pisang (Astija dan Djaswintari, 2020), biskuit jantung pisang (Khoirunisa et al., 2019), dendeng ikan gabus jantung pisang (Sulistiyati et al., 2017), dan krekes jantung pisang (Triastuti et al., 2018).

Jantung pisang yang telah dikukus mempunyai rasa yang netral, sehingga memungkinkan untuk dibuat menjadi aneka kudapan ataupun roti. Secara ekonomis jantung pisang harganya relative murah dan mudah didapat. Pertimbangan tersebut membuat penulis milihan jantung pisang dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan roti tawar.

Roti merupakan salah satu pangan olahan yang terbentuk dari fermentasi terigu dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) atau bahan pengembang lainnya kemudian dipanggang (Pusuma et al., 2018). Roti tawar pada umumnya terbuat dari tepung terigu, dimana tepung terigu sedikit mengandung serat. Roti tawar memiliki tekstur yang berserat, volume yang besar dan rasa netral cenderung gurih. Roti tawar dapat dikonsumsi oleh semua kalangan sebagai sarapan pagi, karena lebih praktis dalam penyajiannya. Bahan dasar dalam pembuatan roti tawar yaitu tepung terigu. Oleh karena itu, penulis ingin memanfaatkan jantung pisang untuk membuat roti tawar sebagai inovasi baru.

Jantung pisang yang akan dimanfaatkan untuk membuat roti tawar, dikukus terlebih dahulu, kemudian dihaluskan. Eksperimen yang penulis lakukan untuk membuat roti tawar dengan membuat tiga produk percobaan, yaitu yang pertama menggantikan 20% dari total tepung terigu, yang kedua 30% dari total tepung terigu, yang ketiga 40% dari total tepung terigu. Dimana total tepung terigu yaitu 100% dari setiap formula resep roti tawar. Eksperimen dilakukan sebanyak tiga kali, dengan harapan untuk memperoleh formula yang tepat sehingga roti tawar layak dikonsumsi oleh masyarakat.

Metodologi

Eksperimen pembuatan roti tawar jantung pisang dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Tata Boga Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini, Jalan Sultan Agung, No. 77, Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan, eksperimen, dokumentasi dan uji hedonik.

(3)

Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan untuk menyusun kerangka teori dari berbagai buku referensi dan jurnal penelitian yang terkait dengan pengolahan jantung pisang dan roti tawar. Metode eksperimen pada pembuatan roti tawar dengan menggunakan bahan tambahan jantung pisang, dengan perbandingan 40%, 30%, dan 20% jantung pisang yang akan digunakan. Masing-masing produk diberi kode P1 untuk roti tawar dengan penggunaan roti tawar dengan penggunaan jantung pisang 40%, P2 untuk produk roti tawar dengan penggunaan jantung pisang 30%, dan kode P3 untuk roti tawar dengan penggunaan jantung pisang 20%. Jumlah jantung pisang dari 100% jumlah tepung terigu. Teknik pengambilan sampel yaitu

Simple Random Sampling. Produk roti tawar yang diujikan kepada 25 panelis semi terlatih yaitu mahasiswa Program Studi Tata Boga Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini Semarang. Setelah mendapatkan produk yang terbaik, maka dilakukan uji hedonik terhadap ketiga produk tersebut yaitu roti tawar dengan penggunaan jantung pisang sebanyak 40%, 30%, dan 20%. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis diskriptif dengan menguraikan secara detail dari hasil eksperimen yang dilakukan Peneliti dalam pembuatan roti tawar jantung pisang.

Peralatan yang digunakan saat eksperimen pembuatan roti tawar jantung pisang meliputi mixer dough, oven, proofer, loyang roti tawar, rolling pin, timbangan, mangkok kecil, meja stainless, dan kuas. Peralatan yang digunakan dalam kondisi bersih dan kering sehingga meminimalkan terjadi kontaminasi silang dari peralatan dengan bahan pangan maupun dengan produk roti tawar jantung pisang. Spesifikasi bahan-bahan dan formulasi yang digunakan pada pembuatan roti tawar jantung pisang dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1. Spesifikasi Bahan Roti Tawar dengan Penambahan Jantung Pisang Nama Bahan Spesifikasi

Tepung terigu protein tinggi

Berwarna putih, tidak menggumpal, tidak berkutu, tidak berbau apek, merk cakra

Jantung Pisang Tidak busuk, padat (bagian yang berwarna putih kekuningan), rasa tidak sepat, jenis jantung pisang kepok

Gula pasir Berwarna putih bersih, tidak menggumpal, tidak mencair, merk gulaku Yeast instan Tidak menggumpal, berbentuk butiran, sekali pakai, merk saft instan Bread Improver Berwarna putih, tidak menggumpal, tidak berbau apek, merk baker

bonus

Bread Softener Berwarna putih, tidak menggumpal, tidak berbau apek, merk bacom Susu bubuk Tidak menggumpal, tidak berbau apek, berwarna kekuningan, merk

dancow

Garam Berwarna putih, halus, kering, merk Dholphin

Mentega putih Berwarna putih, tidak berbau apek, tidak berjamur, merk pusaka Air es (mineral) Dingin bersuhu 13oC, berwarna bening, tidak berbau dan tidak berasa,

(4)

Tabel 2. Formulasi Bahan Roti Tawar dengan Penambahan Jantung Pisang

Nama Bahan Formula

Acuan Produk (40%) Produk (30%) Produk (20%) Tepung terigu protein tinggi 350 gram 210 gram 245 gram 280 gram Jantung pisang - 140 gram 105 gram 70 gram Gula pasir 10 gram 10 gram 10 gram 10 gram Yeast instant 6 gram 6 gram 6 gram 6 gram Bread improver 2 gram 2 gram 2 gram 2 gram Bread softener 2 gram 2 gram 2 gram 2 gram Susu bubuk 15 gram 15 gram 15 gram 15 gram

Air es 110 ml 110 ml 125 ml 140 ml

Garam 8 gram 8 gram 8 gram 8 gram

Mentega putih 40 gram 40 gram 40 gram 40 gram Sumber: Data Primer Penulis, 2021

Proses pembuatan roti tawar jantung pisang yaitu pertama memilih jantung pisang yang baik dan segar, kemudian dilakukan pengupasan dari kelopaknya sebanyak 2 sampai 3 helai, sampai jantung pisang tampak berwarna cerah, setelah itu dilakukan pemotongan, dan pengukusan. Kemudian mencampur semua bahan dan uleni sampai khalis. Setelah itu membulatkan adonan dan didiamkan selama 15 menit, setelah itu tinju adonan supaya kempes dan masukkan ke dalam loyang roti tawar. Masukkan adonan roti tawar dan diprofing selama 30 menit kemudian panggang sampai matang. Proses pembuatan roti tawar jantung pisang dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

(5)

Gambar 2. Diagram Alur Pembuatan Roti Tawar Jantung Pisang Sumber: Data Primer Penulis (2021)

Hasil dan Pembahasan

A. Karakteristik sensori roti tawar jantung pisang

Berdasarkan hasil eksperimen, dilakukan analisis untuk mengevaluasi karakteristik sensori dari roti tawar jantung pisang. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik Sensori Roti Tawar Jantung Pisang Persentase

Penambahan bahan

Karakteristik Sensori

Rasa Warna Tekstur Aroma

Jantung pisang 40% (P1) Standar roti tawar pada umumnya Cokelat keabuan lebih tua Tekstur kurang lembut Aroma khas roti tawar Jantung pisang 30% (P2) Standar roti tawar pada umumnya Cokelat keabuan agak tua Tekstur lumayan lembut Aroma khas roti tawar Jantung pisang 20% (P3) Standar roti tawar pada umumnya Cokelat keabuan muda

Tekstur lembut Aroma khas roti tawar Sumber: Data Eksperimen penulis, 2021

(6)

Berdasarkan evaluasi karakteristik sensori dari produk roti tawar jantung pisang terdapat perbedaan yang signifikan yaitu pada warna dan tekstur. Pada produk P1 warna yang dihasilkan cokelat keabuan lebih tua, pada produk P2 warna yang dihasilkan keabuan agak muda, dan pada produk P3 warna yang dihasilkan cokelat keabuan muda. Sedangkan untuk tekstur produk P1 memiliki tekstur yang kurang lembut, produk P2 memiliki tekstur lumayan lembut, dan produk P3 memiliki tekstur yang lembut. Dengan demikian dapat dilakukan uji hedonik untuk mengetahui daya terima masyarakat terhadap produk roti tawar jantung pisang untuk mendapatkan mana yang lebih disukai. Gambar 2 merupakan hasil roti tawar Jantung Pisang.

Gambar 2. Roti Tawar Jantung Pisang Sumber: Data Primer Penulis (2021)

B. Daya terima masyarakat terhadap roti tawar jantung pisang

Daya terima masyarakat terhadap roti tawar jantung pisang dilakukan dengan menggunakan uji hedonik kepada 25 orang Panelis semi terlatih. Hasil uji hedonik dapat dilihat pada gambar 3.

(7)

Gambar 3. Hasil Uji Hedonik Roti Tawar Jantung Pisang dengan skala kesukaan 1,2,3,4,5 Sumber: Data Primer Penulis (2021)

Berdasarkan gambar 3 diketahui bahwa rasa nilai rerata tertinggi pada produk roti tawar dengan menggunakan jantung pisang sebesar 20% dan 30% dengan jumlah 4 (suka). Hal ini disebabkan karena pada produk roti tawar dengan penggunaan roti tawar 30% memiliki rasa sedikit sepat.

Aroma pada ketiga produk roti tawar dengan penggunaan jantung pisang sama-sama disukai oleh panelis yaitu dengan nilai rerata 4,24 (suka). Hal tersebut dikarenakan aroma yang mirip dengan roti tawar pada umumnya.

Gambar 3 menyatakan bahwa tekstur pada ketiga roti tawar dengan penggunaan jantung pisang nilai rerata tertinggi terletak pada penggunaan jantung pisang 20% dan 30% yaitu dengan nilai rerata 4,4 (suka). Hal tersebut karena tekstur yang dihasilkan pada roti tawar dengan penggunaan jantung pisang 20% dan 30% memiliki tekstur yang lumayan lembut dan lembut.

Pada gambar 3 juga menyatakan bahwa penggunaan jantung pisang 20% dan 30% memiliki nilai rerata tertinggi yaitu sebesar 4,3 (suka). Hal tersebut disebabkan karena roti tawar dengan penggunaan jantung pisang 20% dan 30% menghasilkan warna yang cerah.

Kesimpulan dan Saran

Pengolahan roti tawar dengan penambahan jantung pisang pada dasarnya sama dengan pengolahan roti tawar pada umumnya. Pengolahan roti tawar jantung pisang menggunakan sistem no time dough (cara cepat). Produk roti tawar dengan penambahan jantung pisang memiliki karateristik sensori meliputi rasa roti tawar pada umumnya, warna coklat keabuan

Rasa Aroma Tekstur Warna

40% 3,72 4,24 3,0 3,8 30% 4,00 4,24 4,4 4,3 20% 4,00 4,24 4,4 4,3 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 N ilai R e rata Karakteristik Sensori 40% 30% 20%

(8)

lebih tua, coklat keabuan agak tua, coklat keabuan muda, aroma khas roti tawar, dan tekstur kurang lembut, lembut, dan lumayan lembut. Daya terima panelis terhadap roti tawar jantung pisang melalui hasil uji hedonik menunjukkan bahwa yang lebih disukai oleh panelis yaitu produk roti tawar dengan penambahan jantung pisang sebeanyak 30% dan 20%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerimaan masyarakat terhadap roti tawar dengan penambahan jantung pisang menggunakan formulasi jantung pisang sebanyak 30% dan 20%. Penelitian lanjutan untuk mengamati daya simpan dan pengamatan kandungan gizi terhadap roti tawar jantung pisang. Proses penghalusan sebaiknya menggunakan blender agar benar – benar halus, sehingga dapat tercampur secara homogen pada adonan.

Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing U. Yuyun T, Spd, MMPar, untuk dukungan dan penelitian. Teman-teman, keluarga serta semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian ini.

Daftar Pustaka

Astija, dan Djaswintari. (2020). Analisis Kandungan Lemak Abon yang Dibuat dari Jantung Pisang. Nutrion Collage, 9(4), 241-246.

Khoirunisa, H., Nasrulloh, N., dan Maryusman, T. (2019). Karakteristik Sensoris dan Kandungan Serat Biskuit dari Jantung Pisang (Musa paradisiaca) sebagai Makanan Selingan Anak Obesitas. Jurnal penelitian, 1(2), 93-100.

Pusuma, D. A., Praptiningsih, Y., dan Chiron, M. (2018). Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi Menggunakn Tepung Ampas Kelapa. Jurnal Agroteknologi, 12(1), 29-42.

Sulistiyati, T. D., Suprayitno, E., & Anggita, D. T. (2017). Substitusi Jantung Pisang Kepok Kuning (Musa Paradisiaca) sebagai Sumber Serat Terhadap Karakteristik Organoleptik Dendeng Ikan Gabus. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 9(2), 78-90.

Triastuti, U. Y., Priyanti, E., Diana, T. R., & Kurnianingsih. (2018, Mei). Krekes Jantung Pisang sebagai Usaha Diversifikasi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Home

Gambar

Tabel 3. Karakteristik Sensori Roti Tawar Jantung Pisang  Persentase
Gambar 2. Roti Tawar Jantung Pisang  Sumber: Data Primer Penulis (2021)
Gambar 3. Hasil Uji Hedonik Roti Tawar Jantung Pisang dengan skala kesukaan 1,2,3,4,5   Sumber: Data Primer Penulis (2021)

Referensi

Dokumen terkait

Asesmen skema sertifikasi jabatan Desainer Grafis Muda (Junior Graphic Designer) direncanakan dan disusun untuk menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi

Sedangkan malaikat lebih utama daripada lainnya dalam hal ini, baik karena mereka itu mengetahui bahwa Allah adalah Dzat Yang tiada Tuhan selain Dia, dan

Jika dibandingkan dengan hasil regresi yang menyatakan bahwa UMR memiliki hubungan signifikan positif, hal ini dapat disebabkan karena Indonesia merupakan negara

Hasil dari penelitian ini yaitu membangun suatu sistem aplikasi Shipbroker berbasis web pada PT Samudera Perdana Transpotama, dengan adanya sistem ini user

a. Memahami dan mentaati peraturan Universitas, Sekolah Pascasarjana atau Fakultas, dan Program Studi serta berbagai persyaratan selama masa studi. Mahasiswa memiliki

Penelitian, pengembangan dan perakitan inovasi teknologi dan model usahatani lahan rawa pada tahun 2015 hingga 2019 terdiri atas 7 sub program prioritas, yaitu:

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Bupati terhadap rancangan peraturan daerah

Hal ini dapat dilihat apakah dalam pelaksanaannya sistem dan fasilitas parkir yang sudah tersedia dapat memenuhi kebutuhan atau menampung jumlah kendaraan yang akan menggunakan