• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DATA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DATA DAN ANALISA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber data

Data dan informasi yang mendukung proyek pameran “Citra Cual” ini didapatkan dari berbagai sumber antara lain :

1. Data dari media elektronik maupun non elektronik berupa artikel media cetak versi online / internet, dan juga data yang didapat dari dinas pendidikan dan kebudayaan Kotamadya Sungailiat

2. Wawancara dengan narasumber antara lain : Ibu Maslina yazid (penerima penghargaan Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya Indonesia 2006), Nyonya

Damhuri aziz selaku pembina dan penyalur kain cual di Sungailiat, ibu Dede aisyah dan ibu Bina hayati rosyid

3. Pengamatan langsung pembuatan kain cual di sanggar dan pusat kerajinan Maslina Yazid .

2.2 Gambaran kain cual di Indonesia 2.2.1 Sejarah kain cual

Tidak adanya data berupa literatur membuat sejarah munculnya kain ini masih sedikit kabur, dari hasil wawancara dengan para tetua yang telah menenun kain

(2)

ini seumur hidup mereka disebutkan bahwa kain cual merupakan modifikasi dari kain songket yang telah lebih dulu muncul.

Maka dari itu sejarah kain cual ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah kain songket.

Kain cual merupakan wujud penyatuan antara budaya melayu dari Semenanjung Malaka, dengan kebudayaan-kebudayaan dari India, cina dan budaya lokal yang ada di Babel ,maka dari itu masih banyak terdapat ciri-ciri khas melayu seperti yang terdapat pada kain songket melayu pada umumnya.

Hasil tenunan songket pertamakali diperkenalkan kepada masyarakat melayu oleh orang orang India dan pedagang-pedagang Arab, karena pada abad ke-13 sampai dengan awal abad ke-16 Semenanjung Malaka merupakan pusat perdagangan Asia pada saat itu, maka dari itu Kesultanan Malaka juga mengalami masa-masa keemasannya pada periode tersebut.

Bahan bahan seperti benang-benang sutra dan perkakas tenun yang dibutuhkan dalam pembuatan tenunan kain ini didatangkan dari luar, seiring dengan semakin banyaknya pedagang-pedagang dari India,Cina, dan Arab melalui India yang datang ke kesultanan ini.

Pedagang-pedagang India ini membawa dan menggunakan alat tenun yang masih sangat sederhana dan primitif untuk menghasilkan benang tenun ,selain itu orang India juga merupakan orang-orang yang mengajarkan tentang teknik pembuatan

(3)

benang dari kapas yang kemudian disempurnakan dan dimodernisasi oleh orang-orang malaka sendiri.

Teori tentang penyebaran Seni tenun ini sampai dengan wilayah Sumatra dan Kalimantan adalah ,setelah Kesultanan Malaka mengalami kemunduran muncullah sebuah kerajaan kecil yang kemudian akan dikenal dunia sebagai Kerajaan Sriwijaya, pada masa-masa kejayaan kerajaan ini wilayah kerajaan ini bahkan mencapai bagian bawah dari India ,sehingga bukan merupakan hal yang aneh jika hasil-hasil kebudayaan tenun melayu semakin banyak mendapatkan unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan muncul di tempat tempat yang terpisah jauh.

Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan yang sangat maju dan sangat menghargai kebudayaan ,bahkan mereka memiliki sebuah pusat pembelajaran agama di daerah Sumatra selatan, sehingga banyak orang-orang dari seluruh asia yang ingin mempelajari agama Budha secara mendalam harus terlebih dulu datang ke pusat pembelajaran ini ,karena di pusat pembelajaran ini terdapat banyak kitab-kitab yang ditulis oleh pendeta-pendeta terkemuka agama Budha. Dari pusat pembelajaran inilah kemudian kain songket melayu mendapatkan ciri-ciri khas kebudayaan India dan Cina yang semakin kental, dan kemudian menurut cerita, banyak pengrajin-pengrajin kain songket generasi baru ini yang lari atau dibuang ke kepulauan Bangka belitung ketika keberadaan kerajaan Sriwijaya mulai goyah di sekitar akhir abad ke-16, sehingga di kepulauan ini muncul sebuah seni tenun yang agak berbeda dengan seni tenun songket melayu

(4)

pada umumnya,karena di tempat ini seni songket palembang mengalami integrasi dengan kebudayaan masyarakat bangka yang pada masa itu merupakan salah satu wilayah dimana rata-rata penduduknya merupakan petani rempah-rempah, sehingga jenis songket pada wilayah bangka ini banyak yang menggunakan motif motif tumbuhan perkebunan seperti lada,cengkeh dan lain lain, tetapi tetap tidak bisa dipungkiri bahwa akar dari kain ini adalah seni songket dari semenanjung malaka.

Kata songket sendiri berasal dari kata menyungkit atau songkok, karena dalam bahasa Siam ‘kek’menyungkit berarti menarik keluar ,penamaan ini memiliki arti yang hampir sama dengan kata cual yang berasal dari kata mencual yang berarti menarik sesuatu sampai terlepas (dalam konteks ini dalam cara pembuatan kain cual salah satu teknik yang dipakai pada saat pembuatan kain adalah menarik benang emas tersebut melewati benang benang lainnya ).

2.2.2 Teknik pembuatan

Bahan baku utama dari kain Cual ini adalah benang kapas, atau yang lebih lembut yaitu benang sutera. Untuk membuat sehelai kain Cual yang bagus, bahan bakunya berupa benang sutra putih yang diimpor dari India, Cina atau Thailand.

Sebelum ditenun benang-benang tersebut diberi warna dengan jalan dicelup satu persatu dengan bahan warna yang dikehendaki untuk mencegah penggumpalan . Sejak dahulu kala setiap helai benang yang digunakan dalam pembuatan kain cual tradisional dicelup dengan warna-warna yang didapat dari alam, dan teknik

(5)

ini terus dilanjutkan oleh generasi penenun sampai pada masa modern ini, karena dengan cara ini diyakini bahwa kain cual yang mendapatkan warnanya dari alam akan bertahan lebih lama daripada yang menggunakan pewarna modern, dan bahkan apabila dijaga dengan baik maka kain ini dapat bertahan hingga lebih satu dekade.

Biasanya warna merah pada benang, didapat dari pengolahan kayu sepang dengan jalan mengambil inti kayu tersebut dan kemudian direbus. Warna biru didapat dari indigo, warna kuning didapat dari dari kunyit, sedangkan untuk mendapatkan warna sekunder seperti hijau, oranye dan ungu, dilakukan pencampuran cat dari warna primer merah, biru dan kuning. Untuk mencegah agar warna pada benang tidak luntur atau pudar, maka pada waktu pencelupan benang ditambahkan tawas.

Setelah benang diberi warna, lalu benang-benang ini ditenun dengan mesin tenun bingkai Melayu yang masih sangat sederhana. Penempatan benang-benang telah dihitung dengan teliti pada proses sebelumnya. Benang yang memanjang atau vertikal disebut lungsi, benang yang ditempatkan melebar atau horizontal disebut benang pakan. Hasil persilangan kedua jenis benang ini terangkai menjadi kain. Untuk mendapatkan motif cual berbenang emas, ditambahkan benang emas yang sudah dihitung dan ditenunkan di antara hasil tenunan tadi

Tenun cual bangka biasanya diberi motif dari benang emas atau perak seperti pada kain songket pada umumnya. Benang emas yang digunakan dalam

(6)

pembuatan kain songket ada tiga jenis , yaitu benang emas cabutan , benang emas sartibi dan benang emas Bangkok.

Benang emas yang pada umumnya digunakan dalam pembuatan kain cual adalah benang emas cabutan yang didapat dari kain Cual antik yang sebagian kainnya sudah rusak, kain ini yang kemudian diurai kembali dan diambil benang-benang emasnya.

Benang emas cabutan merupakan benang emas terkuat karena dibuat dari benang katun yang dicelupkan ke dalam cairan emas murni 24 karat, pengerjaaan kain cual yang rumit dengan mengurai kembali benang yang sudah ditenun ini menghasilkan kain cual yang baru yang berkesan antik dan mahal, dengan pembuatan dan pengerjaan yang harus sangat teliti ini suatu hal yang wajarlah kalau harga kain cual ini bisa berlipat ganda dibandingkan yang menggunakan benang emas biasa.

Karena rumitnya proses penenunan ini, maka sehelai kain cual dapat diselesaikan dalam waktu berbulan-bulan. Apalagi di masa lalu, menenun dikerjakan oleh para ibu hanya pada waktu senggang, ketika pekerjaan mengurus rumah tangga atau bertani telah selesai.

Motif hias cual biasanya berbentuk geometris atau hasil stilisasi dari flora dan fauna bahkan bentuk makanan, yang masing-masing mempunyai arti dan perlambangan yang baik. Misalnya cabe, bunga kol,bunga cengkeh, bunga lada, bunga melati dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan segala kebaikan.

(7)

Pada kain cual terdapat dua jenis motif benang emas yaitu motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain yang disebut tepus, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut taber (tabur). Pada tepi kain biasa dibuat motif tumpang, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut motif pucuk rebung. Pucuk rebung berarti Tunas rebung pada kain ini berarti harapan untuk tumbuh menjadi batang bambu yang kuat dan lentur, tidak gampang tumbang diterpa angin yang melambangkan harapan yang baik.

Menurut orang orang yang bergelut di dunia pembuatan motif kain cual ,banyak motif kain songket palembang merupakan hasil pengaruh dari dari motif-motif kain cual bangka, karena menurut cerita para pembuat motif-motif tersebut, istri dari Sultan Badarudin I yang mempopulerkan kembali seni tenun songket di Palembang merupakan orang yang berasal dari daerah Mentok, yang merupakan daerah pusat seni tenun cual di kepulauan Bangka belitung, sehingga sang ratu banyak memasukan unsur unsur motif khas bangka ke dalam karya kain songketnya sebagai pengobat rindu akan kampung halamannya

2.3 Perkembangan kain cual di Indonesia

Perkembangan kain cual ini memang agak sedikit lambat ,tetapi kain ini sebagaimana propinsi Babel sedikit demi sedikit mulai terlihat dan mulai diperhatikan oleh banyak orang

Memang keberadaan kain di mata masyarakat masih jauh berada dibawah saudara tuanya (kain songket) tetapi dengan perlahan-lahan diyakini bakal menyamai dan

(8)

dapat menjadi salah satu seni tenun yang amat sangat patut diperhitungkan di Indonesia.

2.4 Jenis kain cual di Indonesia

Sama dengan kain songket melayu ,kain cual juga dibagi atas 3 jenis yaitu:

 Susunan bunga tepus /penuh  Susunan bunga taber /bertaburan  Susunan bercorak

Motif yang digunakan dibagi atas empat jenis yaitu

 Motif Tumbuh-tumbuhan  Motif Binatang

 Motif Alam/Benda  Motif Kueh /kue

Corak dan motif dari setiap kain memaparkan ciri-ciri unik identitas orang melayu dan sekaligus mencerminkan cita rasa budaya bangsa yang mekar dalam lingkungan yang kaya dengan keindahan dan keunikan.

2.5 Gambaran Umum Event

Event berlangsung selama 7 hari, mulai dari hari sabtu tanggal 4 Agustus 2007 sampai dengan 11 Agustus 2007 di The Grand Ballroom Hotel Mulia .

(9)

Event ini akan dibagi menjadi dua bagian , hari pertama adalah khusus para undangan sedangkan hari kedua sampai hari terakhir terbuka untuk umum

Pada saat event ini digelar mulai pada hari Sabtu tanggal 4 Agustus 2007 di The Grand Ballroom Mulia event ini akan diisi dengan pemaparan sejarah dari kain cual, persembahan tari-tarian dan musik khas melayu, pameran kain cual, pameran contoh-contoh kerajinan kain ini, workshop pembuatan kain cual, talkshow tentang kebudayaan dan seni tenun Indonesia ,serta akan ada pagelaran busana serta tips tips dari praktisi-praktisi fashion di Indonesia tentang penggunaan kain cual ini

Pada saat event ini berlangsung pengunjung mendapatkan pengalaman tentang kebudayaan melayu melalui indra penglihatan, pendengaran, peraba dan bahkan penciuman.

Time Table penyelenggaraan pameran kain “Citra Cual”

No Hari ,tanggal dan jam Kegiatan 1 Sabtu,4 Agustus 2007

18.30 – 21.00

( Khusus undangan )

( Exhibitors & Buyers Night)

1. Sedikit sejarah tentang Pameran kain Citra Cual oleh penyelenggara

2. Sedikit kata dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik

3. Pengguntingan pita sebagai tanda pembukaan pameran

4. Pertunjukan seni musik dan tarian khas melayu Bangka“sepintu sedulang”

(10)

6. Fashion show “Heritage” aplikasi kain cual oleh APPMI designer 8. Penutup

2 Minggu,5 Agustus 2007

10.00 – 16.00

1. Pameran

2. Tanggapan fashion tentang kain cual oleh Hj.Habibah Rasyid pemilik “ Bibah fashion songket ”

3. Talk show oleh Mardiana Ika “Building an international

recognition through heritage and fashion”

4. Fashion show aplikasi kain cual oleh APPMI designer. 3 Senin,6 Agustus 2007 10.00 – 16.00 1. Pameran 4 Selasa,7 Agustus 2007 10.00 – 16.00 1. Pameran 5 Rabu, 8 Agustus 2007 10.00 - 16.00 1. Pameran 6 Kamis, 9 Agustus 2007 10.00 – 16.00 1. Pameran 7 Jumat,10 Agustus 2007 10.00 – 16.00 1. Pameran

8 Sabtu,11 Agustus 2007 1.Workshop cara pembuatan kain oleh “Maslina Yazid” 2. Sedikit kata dari desainer-desainer lokal tentang kain cual 3. Fashion show aplikasi kain Cual oleh APPMI designer 4. Pameran

(11)

“12 tiang kapel”

6. Penutupan event pameran kain Citra Cual

2.6 Data penyelenggara

1. Pemerintah propinsi Bangka Belitung

Sejak tahun 2000 lalu, Pulau Bangka menjadi bagian dari Provinsi Bangka Belitung.lepas dari propinsi Sumatra Selatan , Propinsi kepulauan ini bisa dikatakan merupakan satu penghasil timah terbesar di Indonesia bahkan asia tenggara.

Keterbukaan masyarakat Bangka akan pendatang-pendatang telah menjadikan pulau ini bercorak heterogen.

Didalam kemajemukan masyarakat dan terpeliharanya semangat kegotong-royongan telah menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan yang mendalam. Sepanjang perjalannya daerah ini tidak pernah terdapat tindakan-tindakan yang mengarah pada SARA meskipun diketahui disamping banyak suku-suku, juga terdapat berbagai pemeluk agama yang berbeda-beda.

(12)

Semangat dan kegiatan gotong-royong masih terpelihara dan tumbuh dengan baik. Motto “Sepintu Sedulang” yang terdapat pada lambang Pemerintah Kabupaten Bangka, memberikan makna yang mencerminkan segi kehidupan sosial masyarakat Bangka yang berdasarkan semangat gotong-royong itu.

Visi dan misi

Adapun visi Pemerintah Propinsi Bangka Tahun 2004-2008 adalah: Menjadikan Bangka Belitung sebagai andalan dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan, sektor pariwisata, sektor agro industri dan industri maritim melalui pemberdayaan potensi daerah secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mewujudkan visi tersebut telah ditetapkan pula MISI Propinsi Bangka Belitung yaitu :

1. Menciptakan iklim kondusif dalam setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta citra positif daerah dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 3. Meningkatkan kemampuan infrastruktur dasar

4. Melaksanakan pembangunan yang berlandaskan kewilayahan

5. Meningkatkan kemampuan daerah yang berbasis sektor unggulan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Propinsi serta pendapatan daerah

(13)

7. Melaksanakan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi rakyat dan pelibatan masyarakat serta pengentasan kemiskinan.

8. Menciptakan pemerintahan yang amanah melalui penerapan prinsip-prinsip

Good Governance dan Clean Government.

9. Meningkatkan kinerja pemerintah dengan menerapkan teknologi informasi dan

egovernment.

10. Menyelesaian masalah-masalah daerah yang belum dapat diselesaikan sebelumnya.

2. Bibah songket

Habibah Zikri atau yang lebih dikenal oleh teman temannya sebagai bibah adalah salah satu desainer kain yang telah dikenal dunia khususnya wilayah asia ,karena kecemerlangannya dalam mendobrak batasan seni tenun songket tradisional dan menciptakan revolusi fashion songket di wilayah Malaysia .

Lahir di daerah Sungai Petan, Kedah. Bibah merupakan keponakan dari Hoessin Enas seorang tokoh pengrajin kerajinan yang amat sangat terkenal di Malaysia ,bibah kemudian mendapatkan banyak ajaran-ajaran tentang pentingnya mempertahankan kebudayaan dari sang paman .Ajaran ini kemudian terus dipertahankan oleh bibah

(14)

bahkan mempengaruhinya dalam memilih jurusan yang ia ambil ketika kuliah ,yaitu fakultas seni dan desain dari Institut Teknologi Mara .

Pada tahun 1988 dengan pengalamannya di dunia seni tenun dan kain ,bibah kemudian memulai kerajaan songketnya di Kuala Trengganu yang diberi nama Bibah songket , dari tempat inilah bibah kemudian banyak menciptakan karya-karya tenun yang sangat luarbiasa.

Pada tahun 1994 bibah melakukan perjalanan dalam upaya mempelajari kerajinan tenun kebudayaan melayu di kawasan Indonesia , tempat- tempat kesukaan dari bibah ini antara lain kawasan Bireun Aceh, Padang, Palembang, dan Mentok di Bangka.

Sekarang karya karya bibah songket telah banyak dipakai oleh orang orang fashion, maupun oleh hotel hotel di kawasan Malaysia dan bahkan Indonesia yang menerapkan kain songket bibah menjadi item item dari hotel mereka.

3. Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI)

(15)

5. PAC ( Professional Artist Cosmetic )

6. Hotel Mulia Jakarta

2.7 Target Audience

PRIMER Demografi

Usia : 30 – 55 tahun

Jenis kelamin : Wanita

Pendidikan : College Graduated Tingkat sosial : A

(16)

Domisili : Perkotaan

Wilayah : Ibukota

Kepadatan : Metropolitan

Iklim : Tropis

Psikografi

Gaya Hidup : Glamour,dan elegan

Kepribadian : 1. Kalangan yang sangat sophisticated dan mewah

2. Mempunyai Apresiasi yang tinggi terhadap hasil kebudayaan berharga mahal.

3. Suka dan senang berkelompok dengan kaumnya

4. Memiliki harga diri dan rasa tidak mau kalah yang sangat tinggi

5. Brandminded

6. Suka shopping ke luar negri

7. Suka bereksperimen dengan fashion dan tidak ingin ketinggalan atau ingin menjadi trendsetter di antara teman-temannya

SEKUNDER

Pengusaha kain dan praktisi fashion dari Indonesia maupun dari luar negri yang suka dengan ragam ethnik pada fashion.

TERSIER

Masyarakat umum yang tertarik dengan seni tenun dan kebudayaan kebudayaan di Indonesia

(17)

2.8 Analisa SWOT Strength (kekuatan) :

1. Event Citra Cual ini mengenalkan suatu kebudayaan yang baru kepada masyarakat kalangan atas, sebuah event berupa pameran kain dan kerajinan yang menggabungkan sisi keindahan kebudayaan dengan tampilan modern. Sebuah event yang memiliki konsep yang bertujuan kuat yaitu melestarikan dan mempopulerkan budaya Indonesia secara mendalam, serta ingin menjadikan budaya yang dianggap tidak menarik dan membosankan menjadi sesuatu yang menarik, unik, tidak membosankan dan menampilkannya dengan tampilan elegan .

2. Corak kain cual yang sangat menarik dan terlihat mahal karena menggunakan benang yang dicelupkan ke emas murni 24 karat dapat menjadi daya tarik bagi ibu-ibu yang berstatus sosial tinggi

3. Event Citra Cual dapat mengangkat nama propinsi Bangka Belitung dalam bentuk kebudayaan dalam peta pariwisata Indonesia.

4. Event Citra cual menjanjikan potensi yang besar dalam menaikan sektor perekonomian dan wisata di Indonesia.

5. Trend mode yang kembali melirik kebudayaan sebagai salah satu sumber inspirasi dalam mendesain .

Weakness (permasalahan) :

1. Karena event Citra Cual merupakan suatu event yang berupa pameran kain dan kerajinan dari suatu propinsi yang baru terbentuk yang belum banyak dikenal oleh masyarakat maka belum adanya identitas dan image mewah yang tertanam pada kain tersebut.

(18)

2. Kurangnya kesadaran dan kreatifitas masyarakat untuk mengolah kebudayaan Indonesia yang beranekaragam.

3. Kemiripan corak dengan kain songket

4. Kurang populernya kebudayaan melayu di Indonesia.

5. Kebudayaan Indonesia masih dianggap tidak mewah dan terkesan kampungan.

Opportunities (peluang) :

1. Kain cual adalah seni menenun dari sebuah propinsi yang baru dan sering dibicarakan karena keindahan alamnya sehingga akan menimbulkan rasa penasaran orang untuk melihat pameran ini.

2. Karena event ini mengangkat tentang Nusantara Indonesia yang dikemas secara menarik, maka sepenuhnya acara ini didukung oleh pemerintah, terutama dinas pariwisata dan perindustrian perdagangan.

3. Sejak dulu kain Cual merupakan kain yang diperuntukan bagi kaum bangsawan, sehingga mungkin akan menarik masyarakat dari golongan atas.

4. Kain yang dipamerkan bisa dibilang merupakan kain yang limited atau custom made karena tidak mungkin ada coraknya yang dapat sama persis antara satu sama lainnya sehingga kemungkinan akan menarik target utama untuk membelinya.

5. Trend mode yang kembali melirik etnik dan kebudayaan sebagai salah satu pakem utama.

Threat (ancaman) :

1. Belum adanya publikasi dan informasi yang jelas kepada masyarakat serta para sponsor tentang event ini.

(19)

2. Banyaknya jenis kain yang lebih dulu terkenal seperti batik dan songket 3. Pandangan masyarakat luar negri bahwa kain Indonesia adalah batik

4. Harga jual kain cual yang mahal sehingga mungkin akan menyurutkan minat orang untuk datang dan membeli

5. Panitia pelaksana kegiatan ini baru terbentuk sehingga mungkin akan mengganggu performa kerja

6. Perbedaan pandangan dengan para pengrajin mengenai bagaimana kain kain itu akan ditampilkan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah ditanyakan apakah beliau sebagai penghuni merasa terganggu dengan pemandangan jemuran di rusun tempat tinggalnya, beliau mengatakan tidak memiliki pilihan

Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya responden dalam penelitian Profil Self Efficacy Karir Mahasiswa BK Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya dan penelitian dilakukan

Untuk penggunaan paket BES, Blackberry Messenger aman digunakan di Indonesia, dengan syarat adanya prosedur yang memungkinkan pemerintah dapat merequest log pesan

Tidak seperti fungal chorioretinitis yang disebabkan oleh kandidiasis, yang disertai dengan tanda peradangan minimal pada vitreous body, fungal endoftalmitis

2014 pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, kami Pejabat Pengadaan pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, dengan

Terdapat perbedaan kepekaan spesies hewan terhadap infeksi PMK dengan penyakit hewan menular vesikuler lainnya, seperti infeksi SVD , VS dan VES (Mclachlan &

Permasalahan yang diteliti: pertama Bagaimanakah penerapan konseling behaviouristik dengan teknik behaviour contract untuk mengatasi siswa yang melanggar tata

Kandungan unsur-unsur dalam sedimen aktif sungai sangat berkaitan dengan kandungan unsur-unsur tersebut di daerah yang dilalui oleh aliran sungai baik secara alamiah