• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASSOSIASI PRIMA PADA MODUL FRAKSI ATAS SEBARANG RING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASSOSIASI PRIMA PADA MODUL FRAKSI ATAS SEBARANG RING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Uha Isnaini1 dan Indah Emilia Wijayanti2

S2 Matematika FMIPA UGM, [email protected]

2

Jurusan Matematika FMIPA UGM, ind [email protected]

Abstrak. Diketahui R ring dengan elemen satuan, MRmerupakan R−modul kanan

dan S ⊆ R himpunan denominator kanan. Dapat dibentuk ring fraksi kanan Q = RS−1 dan Q−modul kanan M S−1. Selanjutnya apabila terdapat Ass(MR) dapat

dibentuk Ass(M SR−1) dan Ass(M SQ−1). Oleh karena itu di dalam tulisan ini dibicarakan bentuk dan beberapa sifat dari assosiasi prima pada modul fraksi yang meliputi: Ka-rakterisasi assosiasi prima pada modul fraksi, hubungan antara assosiasi prima pada modul fraksi dengan modul awal- nya, beberapa sifat assosiasi prima jika R meru-pakan ring Noetherian kanan, hubungan antara assosiasi prima dengan himpunan semua elemen pembagi nol dari Q dan bentuk assosiasi prima pada jumlah langsung dan pergandaan Kartesius dari modul-modul fraksi atas ring yang sama.

Kata Kunci: Assosiasi Prima, Ring Fraksi, Modul Fraksi.

1

Pendahuluan

Pengertian assosiasi prima dilatarbelakangi oleh pengamatan hubungan modul dengan ringnya. Assosiasi prima digunakan untuk mengkarakterisasi submodul P −primer. Submodul N di R−modul M merupakan submodul P −primer jika dan hanya jika Ass(M/N ) = {P }. Oleh karena itu, penelitian mengenai sifat-sifat dari assosiasi prima banyak dilakukan. Salah satu peneliti adalah Annin [1,2] yang mengkaji bentuk assosiasi prima pada modul fraksi atas sebarang ring (dimungkinkan non komutatif). Pembahasan assosiasi prima pada modul fraksi tersebut hanya pada bentuk dan syarat yang diperlukan dalam pemben-tukannya. Selain itu syarat 1 ∈ S berdasarkan pengamatan dapat diperumum dengan S 6= ∅. Oleh karena itu di paper ini, diberikan sifat-sifat assosiasi prima pada modul fraksi atas sebarang ring, dengan S tidak harus memuat elemen satuan yang belum pernah dikaji oleh peneliti sebelumnya.

2

RING DAN MODUL FRAKSI KANAN

Pengertian ring fraksi (ring of fractions) dilatarbelakangi oleh pengamatan hubungan himpunan semua bilangan bulat Z dengan himpunan semua bila-ngan rasional Q. Untuk kasus R ring sebarang, didefinisikan

Definisi 1. [3] Ring RS dikatakan ring fraksi kanan dari ring R atas S ⊆ R jika ada homomorfisma ring ϕ : R → RS sedemikan hingga

1. ∀s ∈ S, ϕ(s) unit di RS.

2. ∀x ∈ RS , x = ϕ(a)ϕ(s)−1 untuk suatu a ∈ R dan s ∈ S. 3. Ker ϕ = {r ∈ R|rs = 0 untuk suatu s ∈ S}.

(2)

Terdapat sedikit perbedaan Definisi 1 dengan definisi di buku Lam (1998). Menurut hasil pengamatan, elemen satuan tidak harus termuat di S karena pembentukan ring fraksi kanan tersebut masih bisa dilakukan tanpa syarat tersebut. Untuk menjamin eksistensi dari ring fraksi kanan, himpunan multi-plikatif S harus memenuhi syarat perlu berikut:

1. Untuk setiap a ∈ R dan s ∈ S, aS ∩ sR 6= ∅. Selanjutnya S disebut permutabel kanan.

2. Untuk setiap a ∈ R jika s0a = 0 untuk suatu s0 ∈ S maka as = 0 untuk suatu s ∈ S. Selanjutnya S disebut reversibel kanan.

Selanjutnya himpunan multiplikatif ∅ 6= S ⊆ R dan 0 /∈ S yang memenuhi 1 dan 2 disebut dengan himpunan denominator kanan.

Jika diambil sebarang ring dengan elemen satuan R dan himpunan denomi-nator kanan S ⊆ R dapat dibentuk ring fraksi kanan. Pertama-tama dibentuk himpunan

R × S = {(r, s)|r ∈ R, s ∈ S} dan dilengkapi dengan relasi ekuivalensi berikut:

(r, s) ∼ (r0, s0) ⇔ ∃x, y ∈ R sedemikian hingga rx = r0y ∈ R dan sx = s0y ∈ S.

Selanjutnya kelas ekuivalensi yang terbentuk dinotasikan dengan r

s = {(r

0, s0) ∈ R × S|(r0, s0) ∼ (r, s)}.

Himpunan semua kelas-kelas di R × S dinamakan RS−1, yaitu

RS−1 = {rs|(r, s) ∈ R × S}.

Selanjutnya jika diambil sebarang ab,dc ∈ RS−1, didefinisikan a b =

c

d jika dan hanya jika (a, b) ∼ (c, d). Notasi rs juga dapat ditulis sebagai rs−1, kemudian di dalam RS−1 didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian sebagai berikut:

r s + r0 s0 = rx + r0y sx r s · r0 s0 = rp s0q

dengan sx = s0y ∈ S dan sp = r0q ∈ R. Diperoleh RS−1 merupakan ring fraksi kanan R atas S.

Diberikan modul M atas ring R yang memuat elemen satuan. Jika diberikan himpunan denominator kanan S ⊂ R maka terdapat modul M S−1 yang meru-pakan modul fraksi kanan dari modul M atas S. Pertama-tama dibentuk him-punan

M × S = {(m, s)|m ∈ M, s ∈ S} dan dilengkapi dengan relasi ekuivalensi berikut

(m, s) ∼ (m0, s0) ⇔ ∃x, y ∈ R sedemikian hingga mx = m0y ∈ M dan sx = s0y ∈ S.

(3)

Selanjutnya kelas ekuivalensi yang terbentuk dinotasikan dengan m

s = {(m

0, s0) ∈ M × S|(m0, s0) ∼ (m, s)}

Himpunan semua kelas-kelas di M × S dinamakan M S−1, yaitu M S−1 = {ms|(m, s) ∈ M × S}.

Diambil sebarang ms,ms00 ∈ M S−1, didefinisikan ms = m 0

s0 jika dan hanya jika

(m, s) berelasi dengan (m0, s0). Notasi m

s juga dapat ditulis sebagai ms

−1. Di-ambil sebarang ms,ms00 ∈ M S

−1 dan r

t ∈ RS

−1, kemudian di dalam M S−1 didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian skalar sebagai berikut:

m s + m0 s0 = mx + m0y sx m s · r t = mp tq

dengan sx = s0y ∈ S dan sp = rq ∈ S untuk suatu x, y, p, q ∈ R. Diperoleh M S−1 merupakan RS−1−modul fraksi kanan M atas S.

3

ASSOSIASI PRIMA PADA MODUL FRAKSI

Pada bab ini akan disajikan definisi assosiasi prima pada modul atas sebarang ring beserta contohnya dan sifat terkait. Pada keseluruhan pembahasan subbab ini diasumsikan R merupakan ring dengan elemen satuan, S ⊆ R merupakan himpunan denominator kanan dan Q = RS−1merupakan ring fraksi kanan dari R atas S. Selanjutnya MR merupakan R−modul kanan dan yang dikatakan ideal merupakan ideal dua sisi. Sebelum dibahas lebih lanjut diberikan definisi dari berasosiasi prima sebagai berikut.

Definisi 2. Diberikan R−modul kanan MR. Ideal A di R dikatakan berasosiasi prima dengan modul MR jika A = Ann(NR) untuk suatu R−modul prima tak nol NR⊂ MR.

Berikut sifat jika R merupakan ring komutatif.

Proposisi 1. Diberikan R−modul kanan MR. Ideal A di R berasosiasi prima dengan modul MR jika dan hanya jika A ideal prima dan A = Ann(x) untuk suatu 0 6= x ∈ MR.

Bukti. Pertama-tama ditunjukkan untuk arah ke kiri. Diberikan A suatu ideal prima di R dengan A = Ann(x) untuk suatu 0 6= x ∈ M. Dibentuk submodul terkecil yang memuat x yaitu < x >= xR. Pertama-tama ditunjukkan bahwa A = Ann(xR). Jelas bahwa xR merupakan submodul tak nol. Selanjutnya dapat ditunjukkan bahwa xR merupakan modul prima.

Selanjutnya ditunjukkan untuk arah ke kanan. Diberikan A ideal di R de-ngan A = Ann(NR) untuk suatu R−modul prima tak nol NR ⊂ MR. Diambil sebarang elemen taknol x ∈ NR selanjutnya dibentuk submodul xR ⊆ NR. Karena NR modul prima, diperoleh A = Ann(NR) = Ann(xR). Akan ditun-jukkan bahwa A = Ann(x). Jelas bahwa karena x ∈ xR diperoleh A ⊆ Ann(x).

(4)

Diambil sebarang p ∈ Ann(x). Perhatikan bahwa p mengenolkan x. Sehingga diperoleh p juga mengenolkan modul yang dibangun oleh x. Karena NR meru-pakan R−modul prima, diperoleh pengenol submodul tersebut sama dengan Ann(NR) = A. Dapat ditunjukkan A ideal prima di R. Jadi A merupakan ideal prima di R dengan A = Ann(x).

Selanjutnya himpunan semua assosiasi prima dari M dinotasikan dengan Ass(M ). Selanjutnya pada keseluruhan bab ini diasumsikan R dan S memenuhi kondisi berikut:

Untuk setiap NR merupakan R−submodul dari Q−modul MQ berlaku ideal kanan Ann(NR)e dari Q merupakan ideal dua sisi di Q. (1)

Sebelum dipaparkan mengenai bentuk assosiasi prima pada modul fraksi, terlebih dahulu diberikan teorema sebagai berikut:

Teorema 1. Diberikan R−modul kanan M dan S ⊆ R himpunan denomina-tor kanan dengan 1 /∈ S. Selanjutnya dapat dibentuk himpunan ¯S = S ∪ {1}. Selalu berlaku RS−1 = R ¯S−1 dan M S−1 = M ¯S−1.

Bukti. Perhatikan bahwa karena S ⊆ ¯S diperoleh RS−1 ⊆ R ¯S−1. Selanjutnya diambil sebarang rs ∈ R ¯S−1. Untuk s 6= 1 jelas bahwa rs ∈ RS−1. Untuk s = 1, diambil sebarang t ∈ S diperoleh rs = r1 = rtt ∈ RS−1. Untuk kasus modul fraksi analog.

Dengan kata lain ada tidaknya elemen satuan pada himpunan S tetap diperoleh ring fraksi kanan dan modul fraksi kanan yang sama.

Selanjutnya diberikan Teorema sebagai berikut.

Teorema 2. Asumsikan pernyataan (1) berlaku dan M merupakan Q−modul kanan. Diperoleh

Ass(MQ) = {Ae|A ∈ Ass(MR) dan A ∩ S = ∅} = {I|Ic∈ Ass(MR) dan Ic∩ S = ∅}

Sebelum membuktikan Teorema 2 kita akan ditunjukkan beberapa lemma yang digunakan pada hubungan antara annihilator dan modul prima atas R dan Q. Kondisi (1) diperlukan untuk pembuktian tersebut. Diberikan sebarang R−submodul NRdari suatu Q−modul MQ, diberikan Ne = N ·QQmerupakan Q−submodul dari MQ yang dibangun oleh NR. Dengan kata lain

Ne = N · QQ = {Σi∈I nisi si ti si |ni ∈ N, ti si ∈ QQ}. Selanjutnya diberikan lemma sebagai berikut.

Lemma 1. Diberikan MQ merupakan Q−modul kanan. Diperoleh, 1. Ann(MR) = Ann(MQ)c

2. Diberikan NR suatu R−submodul dari Q−modul MQ. Didapat Ann(NQe) ⊆ Ann(NR)e dan jika pernyataan (1) dipenuhi, diperoleh persamaan yang sama.

(5)

Bukti. Diambil sebarang y ∈ Ann(MR), diperoleh xy = 0 untuk setiap x ∈ MR. Perhatikan bahwa jika diambil sebarang ms ∈ Q, diperoleh ψ(y) ∈ Ann(MQ), dengan kata lain y ∈ Ann(MQ)c. Selanjutnya diambil sebarang y ∈ Ann(MQ)c dan g ∈ S, diperoleh ygg ∈ Ann(MQ). Diambil sebarang m ∈ M , diperoleh

mg

g ∈ Q. Perhatikan bahwa karena yg

g ∈ Ann(MQ) diperoleh my = 0 untuk setiap m ∈ M , dengan kata lain y ∈ Ann(MR).

Diambil sebarang NR merupakan R−submodul di MQ. Pertama-tama di-tunjukkan Ann(Ne

Q) ⊆ Ann(NR)e. Diambil sebarang xy ∈ Ann(NQe), dengan x ∈ R dan y ∈ S. Selanjutnya diambil sebarang n ∈ N , diperoleh nx = 0. Jadi didapat x ∈ Ann(NR). Selanjutnya diambil sebarang as ∈ Ann(NR)e dan

r

t ∈ Q. Menggunakan sifat permutabel kanan didapat ada c ∈ R dan u ∈ S sedemikian hingga tc = au. Perhatikan bahwa au ∈ Ann(NR) karena untuk setiap n ∈ N berlaku (au)n = a(un) = 0. Selanjutnya karena Ann(NR)e merupakan ideal dua sisi, diperoleh c = 1tau ∈ Ann(NR)e. Karena c ∈ R didapat c ∈ Ann(NR). Perhatikan bahwa nrtas = nrcsu = 0. Jadi didapat Ann(NR)e ⊆ Ann(NQe).

Selanjutnya diberikan Lemma berikut.

Lemma 2. Diberikan MQ merupakan Q−modul kanan dan memenuhi per-nyataan (1). Jika MQ prima maka MR prima.

Bukti. Diambil sebarang MR0 merupakan R−submodul di MR. Akan ditun-jukkan Ann(MR) = Ann(MR0). Dari Lemma 1 bagian kedua dan (MQ0 )e sub-modul di MQ dan MQ prima diperoleh

Ann((MQ0 )e) = Ann(MQ).

Didapat

Ann(MR0) = Ann(MR0 )e∩ R = Ann(MQ) ∩ R = Ann(MR). Jadi MR merupakan modul prima.

Selanjutnya diberikan proposisi sebagai berikut

Proposisi 2. Diberikan himpunan denominator kanan S ⊆ R dan Q = RS−1. Selanjutnya dibentuk ¯S = {u ∈ R|uss ∈ U (Q), s ∈ S}, didapat

1. ¯S merupakan himpunan denominator kanan 2. R ¯S−1 = RS−1

Bukti. Jelas bahwa ¯S merupakan himpunan denominator kanan. Selanjutnya ditunjukkan RS−1 = R ¯S−1. Pertama-tama ditunjukkan RS−1 ⊆ R ¯S−1. Diam-bil sebarang s ∈ S, jelas bahwa ss2 ∈ U (Q). Jadi diperoleh S ⊆ ¯S, mengaki-batkan RS−1 ⊆ R ¯S−1. Selanjutnya karena ¯S−1 ⊆ Q diperoleh R ¯S−1 ⊆ Q. Selanjutnya diberikan Lemma sebagai berikut.

Lemma 3. Diberikan a1

s1,

a2

s2, · · · ,

ak

sk ∈ Q. Terdapat t ∈ S sedemikian hingga

ai

(6)

Bukti. Dapat ditunjukkan menggunakan induksi matematika dan sifat per-mutabel kanan S.

Selanjutnya diberikan Lemma sebagai berikut.

Lemma 4. Diberikan R−submodul NR di MQ. Jika pernyataan (1) berlaku dan NR modul prima maka NQe merupakan modul prima.

Bukti. Perhatikan bahwa NR modul prima, sehingga berakibat NQe 6= {0}. Diambil sebarang NQ0 merupakan Q−submodul tak nol di NQe. Diambil se-barang n0 ∈ NQ0 dengan n0 6= 0. Misalkan n0 = Pk

i=1ni(asi

i) dengan ni ∈ NR,

ai ∈ R dan si ∈ S. Menggunakan Lemma 3 terdapat t ∈ S sedemikian hingga n0t ∈ NR∩ NR0 dan n0t 6= 0.

Selanjutnya karena NR modul prima diperoleh Ann(NR) = Ann(NR ∩ NR0 ) ⊇ Ann(NR0 ). Diberikan sebarang as ∈ Ann(N0

Q), diperoleh a ∈ Ann(N 0 R) sedemikian hingga a ∈ Ann(NR). Menggunakan Lemma 1 diperoleh as ∈ Ann(NQe). Sehingga didapat Ann(NQ0 ) = Ann(NQe).

Selanjutnya akan diberikan bukti dari Teorema 2 sebagai berikut.

Bukti. Diambil sebarang I ∈ Ass(MQ). Dari definisi, terdapat {0} 6= NQ ⊆ MQ dengan NQ merupakan Q−modul prima dan I = Ann(NQ). Dibentuk himpunan A = Ic. Karena Q 6= I = Ice = Ae dapat ditunjukkan A ∩ S = ∅. Selanjutnya ditunjukkan arah sebaliknya. Diambil sebarang Ae dengan A ∈ Ass(MR) dan A ∩ S = ∅. Karena A ∈ Ass(MR), terdapat modul prima tak nol NR ⊆ MR dengan A = Ann(NR). Menggunakan Lemma 1 dan Lemma 4 diperoleh Ne

Q merupakan Q−modul prima. Jadi Ae ∈ Ass(MQ). Selanjutnya bukti untuk persamaan kedua analog.

Hasil tersebut masih dapat dikaji lebih lanjut. Namun sebelumnya diberikan Lemma sebagai berikut.

Lemma 5. Diberikan MR merupakan R−modul kanan dan MR merupakan S bebas torsi. Diperoleh Ass(MR) = Ass(M SR−1).

Bukti. Perhatikan bahwa MR merupakan S bebas torsi dan terdapat penyisi-pan MR ke M SR−1. Jelas bahwa Ass(MR) ⊆ Ass(M SR−1). Selanjutnya akan ditunjukkan Ass(M SR−1) ⊆ Ass(MR). Diambil sebarang A ∈ Ass(M SR−1). Menurut definisi, terdapat R−modul prima NRsedemikian hingga A = Ann(NR). Diambil sebarang m

s ∈ NR \ {0}, dengan m ∈ MR dan s ∈ S. Diperoleh m 6= 0. Selanjutnya dibentuk submodul siklik tak nol msRR di NR. Karena s ∈ R, diperoleh m = mss ∈ msRR. Diambil MR0 = mRR. Lebih lanjut di-peroleh Ann(MR0) = Ann(NR) = A. Jadi ketika diambil m ∈ MR diperoleh MR0 ⊆ MR. Dapat disimpulkan bahwa A ∈ Ass(MR).

Dari Teorema 2 dan Lemma 5 diperoleh akibat sebagai berikut.

Corollary 1. Diberikan R−modul kanan MR dan MR merupakan S bebas torsi. Asumsikan bahwa MR memenuhi pernyataan (1), diperoleh

Ass(M SQ−1) = {Ae|A ∈ Ass(MR) dan A ∩ S = ∅} (1)

(7)

Bukti. Menggunakan Teorema 2 diperoleh bahwa

Ass(M SQ−1) = {Ae|A ∈ Ass(M SR−1) dan A ∩ S = ∅} (3) = {I|Ic∈ Ass(M SR−1) dan Ic∩ S = ∅}

Selanjutnya menggunakan Lemma 5, dengan mengganti Ass(M SR−1) = Ass(MR) Akibat 1 terbukti.

Terdapat kondisi alternatif yang mengakibatkan pernyataan (1) berlaku meskipun R dan Q bukan ring Noetherian kanan. Kondisi tersebut adalah

Untuk setiap t ∈ S, terdapat t0 ∈ R dan q ∈ C(Q) sedemikian hingga 1 t = t

0q, dengan C(Q) merupakan himpunan center di Q. (2)

Selanjutnya diberikan proposisi sebagai berikut.

Proposisi 3. Asumsikan pernyataan (2) berlaku untuk S. Jika A merupakan ideal dua sisi di R maka Ae merupakan ideal dua sisi di Q. Lebih lanjut per-nyataan (1) berlaku untuk R dan Q.

Bukti. Diberikan A merupakan ideal dua sisi di R. Diambil sebarang as ∈ A dan rt ∈ Q. Cukup ditunjukkan bahwa Aetertutup terhadap perkalian dari kiri. Diambil sebarang c ∈ R dan u ∈ S sedemikian hingga tc = au. Menggunakan pernyataan (2) diperoleh untuk suatu t0 ∈ R dan q ∈ C(Q), berlaku

r t a s = rc su = rt0auq su = rt 0 auq su = rt0aq s ∈ A e.

Kesamaan tersebut berlaku karena q merupakan center di Q.

Perhatikan bahwa pernyataan (2) selalu berlaku jika S merupakan subset mul-tiplikatif central di R. Dari proposisi tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu, maka Teorema 2 dan Akibat 1 selalu berlaku jika S sentral.

Sebelum diberikan contoh mengenai bentuk assosiasi prima pada modul fraksi, diberikan terlebih dahulu teorema berikut.

Teorema 3. Diberikan ring matriks Mn(R) dengan R merupakan ring ko-mutatif dengan elemen satuan. Elemen A ∈ Mn(R) merupakan unit jika dan hanya jika det(A) merupakan unit di R.

Pertama-tama diberikan contoh ring fraksi kanan dan modul fraksi kanan pada ring matriks berukuran n × n sebagai berikut.

Contoh 1. Diberikan ring komutatif dengan elemen satuan R dan dibentuk ring matriks segitiga bawah Mn∗(R). Perhatikan bahwa Mn(R) merupakan Mn∗(R)−modul kanan. Selanjutnya dibentuk S ⊆ Mn∗(R) merupakan him-punan matriks-matriks dengan elemen diagonalnya 1 ∈ R. Diperoleh S meru-pakan himpunan denominator kanan. Terdapat ring fraksi kanan

(Mn∗(R))S−1 = {P

A|P ∈ M ∗

n(R), A ∈ S}.

Selanjutnya karena Mn(R) merupakan Mn∗(R)−modul kanan, dengan mengam-bil himpunan S yang sama diperoleh modul fraksi kanan

(Mn(R))S−1 = { M

(8)

Selanjutnya diberikan contoh assosiasi prima pada modul fraksi sebagai berikut. Contoh 2. Diberikan Mn(Z)−modul kanan Mn(Z6). Selanjutnya mengguna-kan S seperti pada Contoh 1, secara analog dapat ditunjukmengguna-kan S merupamengguna-kan himpunan denominator kanan di Mn(Z). Jadi dapat dibentuk modul fraksi kanan (Mn(Z6))S−1 = { M A|M ∈ Mn(Z6), A ∈ S}. Selanjutnya diperoleh Ass(Mn(Z6)) = {Mn(2Z), Mn(3Z)}.

Selanjutnya menggunakan Akibat 1 diperoleh

Ass(M SQ−1) = {Ae|A ∈ Ass(MR) dan A ∩ S = ∅} = {(Mn(2Z))e, (Mn(3Z))e} (4) Selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa sifat assosiasi prima pada modul fraksi. Pada keseluruhan subbab ini, apabila tidak ada keterangan lain diasum-sikan ring yang dimaksud merupakan dengan elemen satuan dan memenuhi kondisi (1). Pertama-tama didefinisikan

(Ass(MR))e = {Ae⊆ M SQ−1|A ∈ Ass(MR)} dan

(Ass(M SQ−1))c = {Ic ⊆ MR|I ∈ Ass(M SQ−1)}. Pertama-tama diberikan lemma sebagai berikut

Lemma 6. Diberikan R−modul M dan S ⊆ R himpunan denominator kanan. Selalu berlaku Ass(M SQ−1) ⊆ (Ass(MR))e dan (Ass(M SQ−1))c⊆ Ass(MR). Bukti. Diambil sebarang I ∈ Ass(M SQ−1). Menggunakan Teorema 1 dipero-leh I ∈ (Ass(MR))e. Selanjutnya jika diambil sebarang I ∈ (Ass(M SQ−1))c maka Ie ∈ Ass(M S−1

Q ). Menggunakan Akibat 1 kesamaan kedua diperoleh I ∈ Ass(MR).

Perhatikan bahwa Lemma 6 sama saja mengatakan banyak elemen dari Ass(M SQ−1) kurang dari atau sama dengan banyak elemen dari Ass(MR). Pertama-tama diberikan karakterisasi dari asosiasi prima sebagai berikut. Proposisi 4. Diketahui M merupakan suatu R-modul dan P ideal prima di R. Ideal P berasosiasi dengan M jika dan hanya jika ada monomorfisma modul dari R/P ke M . Lebih lanjut jika N submodul di M maka Ass(N ) ⊆ Ass(M ).

Bukti. Jelas, dengan pemetaan f : R/P → M dengan f (r + P ) = xr.

Berikut diberikan karakterisasi dari asosiasi prima pada modul fraksi.

Proposisi 5. Diketahui MR merupakan suatu R-modul dan P ideal prima di R. Ideal Pe berasosiasi dengan M S−1

Q jika dan hanya jika ada monomorfisma modul dari R/P ke MR dan P ∩ S = ∅. Lebih lanjut jika N submodul di M maka Ass(N SQ−1) ⊆ Ass(M SQ−1).

(9)

Bukti. (⇒) Diketahui Pe berasosiasi prima dengan M S−1. Menggunakan Teo-rema 1 diperoleh P ∈ Ass(MR) dan P ∩ S = ∅. Selanjutnya menggunakan Proposisi 4 terdapat monomorfisma modul dari R/P ke MR dan P ∩ S = ∅.

(⇐) Diketahui terdapat monomorfisma modul f : R/P → MR. Menggu-nakan Proposisi 4 diperoleh P berasosiasi prima dengan MR. Menggunakan Akibat 1 diperoleh Pe∈ Ass(M SQ−1).

Diberikan lemma sebagai berikut.

Lemma 7. Diberikan R−modul tak nol MR, S ⊆ R himpunan denominator kanan dan R−submodul NR. Jika N = {0} maka N SQ−1 = {0}. Konversnya berlaku jika z(N ) ∩ S = ∅.

Bukti. Diambil NR merupakan R−submodul di MR dengan NR = {0}. Per-hatikan bahwa N SQ−1 = {0 s|s ∈ S} = { 0 s}. Jadi diperoleh N S −1 Q himpunan nol. Untuk sebaliknya, diasumsikan z(N ) ∩ S = ∅. Andaikan N SQ−1 himpunan nol dan NR bukan himpunan nol. Terdapat n ∈ NR sedemikian hingga n 6= 0. Karena z(N ) ∩ S = ∅ , terjadi kontradiksi. Jadi NR = {0}.

Selanjutnya diberikan proposisi berikut.

Proposisi 6. Diberikan R−modul M . Jika M = {0} maka Ass(M ) meru-pakan himpunan kosong. Konversnya berlaku jika R merumeru-pakan ring Noethe-rian.

Bukti. Jelas.

Selanjutnya diberikan proposisi berikut.

Proposisi 7. Diberikan R−modul tak nol M dan R−submodul N . Jika N = {0} maka Ass(N SQ−1) merupakan himpunan kosong. Konversnya berlaku jika R merupakan ring Noetherian kanan dan z(N ) ∩ S = ∅.

Bukti. Diambil sebarang R−modul tak nol M dan N merupakan R−submodul. Jika N = {0} maka N SQ−1 juga nol. Sehingga diperoleh Ass(N SQ−1) meru-pakan himpunan kosong. Sebaliknya diketahui Ass(N S−1) merupakan him-punan kosong. Selanjutnya menggunakan Proposisi 6 dan Lemma 7 diperoleh NR = {0}.

Pertama-tama diberikan z(M ) merupakan himpunan elemen pembagi nol di M . Diperoleh z(M ) = {r ∈ R|xr = 0 untuk suatu x ∈ M dengan x 6= 0}. Selanjutnya diberikan teorema berikut.

Teorema 4. Diketahui M merupakan suatu R-modul. Selalu berlaku

∪{P |P ∈ Ass(M )} ⊆ z(M ).

Selanjutnya hal tersebut menjadi sama jika R merupakan ring Noether.

(10)

Diberikan z(M SQ−1) merupakan himpunan elemen pembagi nol di Q−modul M SQ−1. Diperoleh z(M SQ−1) = {rs ∈ Q = RS−1|x t r s = 0 u untuk suatu x t ∈ M S −1 Q dengan x 6= 0 dan u ∈ S}. Selanjutnya diberikan teorema berikut.

Teorema 5. Diketahui M SQ−1merupakan suatu Q-modul. Diperoleh ∪{Pe|P ∈ Ass(M ) dan P ∩ S = ∅} ⊆ z(M SQ−1). Selanjutnya hal tersebut menjadi sama jika R merupakan ring Noetherian kanan.

Bukti. Diambil sebarang Pe ∈ ∪{Pe|P ∈ Ass(M ) dan P ∩ S = ∅}. Menggu-nakan Akibat 1 diperoleh Pe ∈ Ass(M S−1

Q ). Selanjutnya menggunakan Teo-rema 4 diperoleh P ∈ Ass(M SQ−1). Selanjutnya diasumsikan R merupakan ring Noetherian kanan. Diambil sebarang I ∈ z(M SQ−1). Menggunakan Proposisi 4 diperoleh z(M SQ−1) = {I|I ∈ Ass(M SQ−1)}. Jadi diperoleh I ∈ Ass(M SQ−1). Menggunakan Teorema 2 diperoleh I ∈ ∪{Pe|P ∈ Ass(M ) dan P ∩ S = ∅}. Proposisi 8. Diberikan R−modul M . Jika N merupakan R−submodul di M maka Ass(M ) ⊆ Ass(N ) ∪ Ass(M/N ).

Bukti. Jelas.

Selanjutnya dapat ditunjukkan hasil lain dari proposisi 5.

Proposisi 9. Jika NR submodul di MR maka Ass(M SQ−1) ⊆ Ass(N S −1 Q ) ∪ Ass(M SQ−1/N SQ−1).

Bukti. Diambil sebarang P ∈ Ass(M SQ−1). Perhatikan bahwa karena NR ⊆ MRdiperoleh N SQ−1 ⊆ M S

−1

Q . Jelas bahwa N S −1

Q merupakan Q−submodul di M SQ−1. Sehingga dapat dibentuk

M SQ−1/N SQ−1 = {r s + N S −1 Q | r s ∈ M S −1 Q }.

Menggunakan Proposisi 8 diperoleh P ∈ Ass(M SQ−1/N SQ−1). Jadi diperoleh Ass(M SQ−1) ⊆ Ass(N SQ−1) ∪ Ass((M SQ−1)/(N SQ−1)).

Selanjutnya diberikan akibat sebagai berikut.

Corollary 2. Diberikan R−modul Mj, dengan j ∈ J merupakan himpunan indeks terhitung dan S ⊆ R himpunan denominator kanan. Diperoleh

Ass((M j∈J Mj)S−1) = [ j∈J Ass(MjS−1).

Bukti. Jelas bahwa (L

j∈JMj)S−1 ∼= Lj∈JMjS−1. Menggunakan Proposisi 5 didapat [ j∈J Ass(MjS−1) ⊆ Ass( M j∈J MjS−1).

Dapat ditunjukkan Ass(L

j∈JMjS−1) ⊆ Sj∈JAss(MjS−1) menggunakan in-duksi matematika dan Proposisi 9.

Pertama-tama diberikan contoh assosiasi prima pada direct sum dari modul fraksi pada kasus berhingga sebagai berikut:

(11)

Contoh 3. Diberikan Mn(Z)−modul M1, M2, dan M3dengan M1 = Mn(Z6), M2 = Mn(Z10) dan M3 = Mn(Z15). Diambil S himpunan matriks segitiga bawah atas Z yang entri-entri pada diagonalnya 1. Analog dengan contoh 1 diperoleh S merupakan himpunan denominator kanan. Jadi dapat dibentuk modul fraksi kanan (M1⊕ M2⊕ M3)S−1. Diperoleh

Ass(M1⊕M2⊕M3) = Ass(M1)∪Ass(M2)∪Ass(M3) = {Mn(2Z), Mn(3Z), Mn(5Z)} (5) Menggunakan Akibat 2 diperoleh

Ass((M1⊕ M2⊕ M3)S−1 = Ass(M1S−1) ∪ Ass(M2S−1) ∪ Ass(M3S−1) (6) = {(Mn(2Z))e, (Mn(3Z))e, (Mn(5Z))e} (7) Selanjutnya diberikan akibat sebagai berikut.

Corollary 3. Diberikan R−modul Mj, dengan j ∈ J merupakan himpunan indeks terhitung dan S ⊆ R himpunan denominator kanan. Diperoleh

Ass((Y j∈J Mj)( Y j∈J S)−1) = [ j∈J Ass(MjSj−1).

Bukti. Perhatikan bahwa (Q

j∈JMj)(Qj∈JS)−1 ∼= Q j∈JMjS−1. Menggunakan Proposisi 5 didapat [ j∈J Ass(MjS−1) ⊆ Ass( Y j∈J MjS−1).

Untuk arah sebaliknya, bukti analog dengan bukti pada Akibat 2. Sehingga diperoleh Ass(Q

j∈JMjS−1) =Sj∈JAss(MjS−1).

4

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik sejumlah kesimpulan sebagai berikut :

1. Sifat-sifat assosiasi prima pada kasus ring komutatif masih dipertahankan pada kasus sebarang ring.

2. Assosiasi prima dari pergandaan kartesius sama dengan gabungan assosiasi prima dari modul-modul penyusunnya.

3. Misalkan untuk setiap NR merupakan R−submodul dari Q−modul MQ berlaku ideal kanan Ann(NR)e dari Q merupakan ideal dua sisi di Q. dan R merupakan S bebas torsi. Himpunan assosiasi prima dari M SQ−1 adalah himpunan ekstensi dari elemen-elemen di Ass(MR) yang irisannya dengan S merupakan himpunan kosong. Lebih lanjut Ass(M SQ−1) juga dapat di-pandang sebagai himpunan semua ideal di RS−1 yang hasil kontraksinya berada di Ass(MR) dan irisannya dengan S merupakan himpunan kosong. 4. Banyak elemen dari Ass(M SQ−1) kurang dari atau sama dengan banyak

(12)

5. Syarat perlu dan cukup ideal Pe berasosiasi dengan M S−1

Q adalah terdapat monomorfisma modul dari R/P ke MR dan irisan P dengan S merupakan himpunan kosong. Lebih lanjut jika N submodul di M maka Ass(N SQ−1) subhimpunan dari Ass(M SQ−1).

6. Diberikan R−modul tak nol M dan R−submodul N . Himpunan N = {0} merupakan syarat cukup bagi Ass(N SQ−1) sama dengan himpunan kosong. Konversnya berlaku jika diberi tambahan syarat R merupakan ring Noethe-rian kanan dan tidak ada elemen S yang mengenolkan elemen N .

7. Selalu berlaku gabungan dari Pe dengan P ∈ Ass(M ) dan P ∩ S = ∅ merupakan subhimpunan z(M SQ−1). Jika ditambahkan syarat R merupakan ring Noetherian kanan maka diperoleh himpunan yang sama.

8. Syarat perlu NR submodul di MR adalah Ass(M SQ−1) merupakan subhim-punan dari Ass(N SQ−1) digabung dengan Ass(M SQ−1/N SQ−1).

9. Himpunan asssosiasi prima dari jumlahan langsung terhitung dari modul fraksi sama dengan gabungan dari assosiasi prima masing-masing modul fraksi tersebut.

Daftar Pustaka

1. Annin S, 2011, Associated Primes over Skew Polynomial Rings, Communications in Algebra, 30(5), 25112528 (2002).

2. Annin S dan Warner, N.J., 2012, Associated Primes under Noncommutative Localization, Pre-liminary version.

3. Lam, T.Y.,1998, Lectures On Modules and Rings ISBN 0-387-98428-3 , California.

4. Deore, R.P., 2008, On Associated Primes and Primary Subsemimodule, International Journal of Algebra, Vol. 2, 2008, no.16, 795-801.

5. Dummit, D.S dan Foote, R.M.,2003, Abstract Algebra ISBN 0471433349, 9780471433347 , Cal-ifornia.

6. Mc Casland, R.L. and Smith, P.F.,2008, Generalized Associated Primes and Radicals of Sub-modules International Electronic Journal of Algebra Volume 4 (2008) 159-176.

7. Savitt D,2000, Associated Primes and Primary Decomposition Preliminary version.

8. Tavallaee, H.A.,2010, On Associated and Supported Primes Mathematical Sciences Vol. 4, No. 1 (2010) 49-66.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: (1)

Rerata nilai kekuatan otot meningkat sesudah diberikan latihan ROM, baik pada kelompok intervensi I maupun kelompok intervensi II, hal ini menunjukan bahwa

Beberapa variabel dalam penelitiannya tersebut yang mencoba menggunakan faktor pengaruh holding period bagi investor selain mencerminkan transaction cost dalam bid ask spread

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Manfaat dari perancangan sistem ini adalah untuk membantu penumpang Terminal Lebak Bulus untuk memperoleh informasi angkutan umum dan mengirimkan saran dan kritik

Judul : Studi Kapasitas Adsorpsi serta Dinamika Adsorpsi dan Desorpsi dari Nanotube Karbon sebagai Penyimpan Hidrogen Adsorpsi gas hidrogen dalam material berpori

Pada bagian ini, diberikan definisi ideal prima, ideal yang dibangun oleh suatu elemen di near-ring, near-ring prima dan beberapa sifat yang terkait dengan ideal prima dan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa beberapa sifat ideal utama dan ideal maksimal dalam ring juga berlaku dalam near-ring.. Ideal prima fuzzy