• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian explanatory. Menurut Sugiyono (2014) penelitian explanatory adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel – variabel yang sedang diteliti serta pengaruh antara variabel satu dengan yang lain.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) PT. PLN (Persero) Area Kediri.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung secara langsung sebagai angka atau bilangan. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2015), data primer adalah data yang didapatkan oleh peneliti secara langsung dari narasumber. Data primer dapat diperoleh dari menyebar kuesioner ataupun dengan melakukan wawancara kepada para karyawan UP3 PT. PLN (Persero) Area Kediri.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2014), data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, misalnya dokumen perusahaan. Dalam penelitian ini, dokumen yang dibutuhkan oleh peneliti adalah data tentang data fenomena mutasi karyawan, promosi jabatan, dan turnover karyawan UP3 PT. PLN (Persero) Area Kediri.

(2)

D. Definisi Operasional dan Indikator Variabel

Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang terkait dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil rumusan masalah. Teori ini digunakan sebagai landasan atau alasan mengapa variabel bebas yang bersangkutan memang bisa mempengaruhi variabel terikat (Supranto, 2002).

1. Kinerja Karyawan (Y)

Robbins (2008) mendefinisikan “kinerja sebagai suatu hasil yang dicapai oleh karyawan PT. PLN (Persero) Area Kediri dalam pekerjaanya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan”. Menurut Robbins (2006:260), indikator kinerja karyawan adalah sebagai berikut.

a. Kualitas b. Kuantitas c. Ketepatan Waktu d. Efektivitas e. Tanggung Jawab 2. Mutasi Karyawan (X1)

Nitisemito (2002) mendefinisikan” mutasi karyawan adalah perubahan atau pemindahan karyawan PT. PLN (Persero) Area Kediri dari satu pekerjaan atau jabatan ke pekerjaan atau jabatan yang lain yang setara dengan harapan pada pekerjaan atau jabatan yang baru itu karyawan akan lebih berkembang”. Menurut Ambarita (2015), indikator mutasi karyawan adalah sebagai berikut.

a. Frekuensi mutasi b. Alasan mutasi

c. Ketepatan dalam melaksanakan mutasi yang disesuaikan dengan: 1) Kemampuan kerja pegawai

2) Tingkat Pendidikan 3) Lamanya masa menjabat

4) Tanggung jawab atau beban kerja 5) Kesenangan atau keinginan pegawai

(3)

6) Kebijaksanaan atau peraturan yang berlaku

7) Kesesuaian antara jabatan yang lama dan jabatan yang baru 3. Promosi Jabatan (X2)

Hariandja (2002:157) mendefinisikan “promosi jabatan adalah menaikkan jabatan karyawan ke jabatan yang lebih tinggi yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar, gaji yang lebih besar, dan pada level organisasi yang lebih besar”. Menurut Hariandja (2002), indikator promosi jabatan adalah sebagai berikut.

a. Loyal dan Berintegritas

b. Dapat memberikan solusi, tidak hanya komplain c. Profesional dalam bekerja

d. Memiliki nilai lebih daripada karyawan lain 4. Konflik Interpersonal (X3)

Jehn (1997) mendefinisikan “suatu keadaan yang terjadi ketika dua pihak atau lebih terdapat perbedaan pandangan dan adanya ketidakcocokan antar individu satu dengan yang lainnya”. Menurut Jehn (1997), indikator konflik interpersonal adalah sebagai berikut.

a. Konflik tugas b. Konflik hubungan c. Konflik proses E. Populasi

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Jumlah populasi untuk penelitian ini berjumlah 152 orang karyawan UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) PT. PLN (Persero) Area Kediri. 2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 46 karyawan UP3 PT. PLN (Persero) Area Kediri. Peneliti menetapkan jumlah sampel tersebut berdasarkan teknik sampling total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan

(4)

sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Untuk penelitian ini, peneliti hanya mengambil total karyawan bagian administrasi sejumlah 46 karyawan. Disamping itu, ketentuan dari teknik analisis regresi linier berganda dimana, “jika penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda maka jumlah sampel minimal harus 10x dari jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian” (Roscoe, 1975).

(5)

Berikut ini adalah rincian dari jumlah sampel 46 karyawan.

Jumlah Karyawan Staff Assistant

13 karyawan Pelayanan Pelanggan dan Administrasi

1 karyawan Perencanaan Sistem 4 karyawan Konstruksi

2 karyawan Logistik

1 karyawan Operasi Jaringan 1 karyawan Pemeliharaan Jaringan

6 karyawan PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan)

3 karyawan Transaksi Energi Listrik

5 karyawan Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan 3 karyawan Keuangan dan Akuntansi

3 karyawan SDM dan Administrasi 2 karyawan Pejabat Pelaksana Pengadaan 2 karyawan Kinerja dan Sistem Manajemen

Total 46 karyawan F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket atau kuesioner.

1. Kuesioner (Angket)

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014). Metode pengambilan data ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung pada penelitian Pengaruh Mutasi Karyawan, Promosi Jabatan dan Konflik Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) PT. PLN (Persero) Area Kediri. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, sehingga responden tinggal

(6)

memberikan tanda cheklist (√) pada pilihan jawaban yang sudah tersedia sesuai dengan keadaan objek.

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah pengukuran dengan skala Likert 1 – 5, dengan perhitungan skor sebagai berikut:

Pengukuran Skala Likert

STS (Sangat Tidak Setuju) Skor 1

TS (Tidak Setuju) Skor 2

KS (Kurang Setuju) Skor 3

S (Setuju) Skor 4

SS (Sangat Setuju) Skor 5

(7)

G. Uji Instrumen 1. Uji Validitas

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data. Agar data yang diperoleh mempunyai tingkat akurasi dan konsistensi yang tinggi, instrumen penelitian yang digunakan harus valid. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian vadilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Sanusi, 2014). Rumus korelasi Pearson Product Moment ini dikemukakan oleh Karl Pearson pada tahun 1901. Nilai koefisien korelasi product moment ini disimbolkan dengan huruf “r” yang mana pada uji validitas dianalisis dengan membandingkan antara nilai “r” hitung dengan nilai “r” tabel sedangkan pada uji hipotesis, hubungan antar variabel dianalisis seberapa besar nilai “r” tersebut yang akan menggambarkan seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Rumus korelasi Pearson Product Moment dapat dilihat sebagai berikut.

Keterangan:

▪ r : koefisien korelasi antara variabel x dan y ▪ Σ x : jumlah skor x

▪ Σ y : jumlah skor y ▪ n : jumlah sampel

▪ Σ xy : jumlah perkalian antara variabel x dan y ▪ Σ x2 : jumlah kuadrat skor x

▪ Σ y2 : jumlah kuadrat skor y

Perhitungan uji validitas dari variabel X1, X2, X3 dan Y tersebut, akan

dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS. Adapun kriteria penilaian uji validitas, yaitu:

(8)

1) Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikasi 0,05), maka dapat dinyatakan item kuesioner tersebut valid.

2) Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikasi 0,05), maka dapat dinyatakan item kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu alat pengukur yang menunjukkan konsistensi hasil pengukuran sekiranya alat pengukur itu digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang berlainan atau digunakan oleh orang yang berlainan dalam waktu yang bersamaan ataupun dalam waktu yang berlainan. Reliabilitas pada umumnya mengandung objektivitas karena hasil pengukuran tidak berpengaruh oleh siapa pengukurnya (Sanusi, 2014). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Formula Alpha Cronbach. Menurut Suharsimi Arikunto (2010), rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut.

Keterangan:

▪ r11 : koefisien reabilitas alpha ▪ k : jumlah item pertanyaan

▪ : jumlah varian butir ▪ : varian total

Dengan ketentuan sebagai berikut.

1) Apabila hasil koefisien Alpha > taraf siginifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliable.

(9)

2) Apabila hasil koefisien Alpha < taraf siginifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliable.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis regresi linier berganda. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh tiga atau lebih variabel, yang terdiri dari satu variabel terikat dan dua atau lebih variabel bebas. Untuk dapat mengetahui hal tersebut, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut.

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan: ▪ Y : variabel terikat ▪ a : konstanta ▪ b1, b2, b3 : koefisien regresi ▪ X1, X2, X3 : variabel bebas ▪ E : error

(10)

2. Rentang Skala

Rentang skala adalah alat yang digunakan untuk mendeskripsikan Mutasi Karyawan, Promosi Jabatan, dan Konflik Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan. Menurut Umar Husein (2010) menentukan rentang skala dengan rumus:

RS = n (m – 1) / m Keterangan:

• RS : Rentang skala • n : Jumlah sampel

• m : Jumlah alternatif jawaban

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diperoleh rentang skala dengan perhitungan sebagai berikut:

RS = 46 (5 – 1) / 5 RS = 184 / 5 RS = 36,8

Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh rentang skala 36,8 dan dibulatkan menjadi 37. Dengan demikian skala penelitian setiap kriteria sebagai berikut: Interval Mutasi Karyawan Promosi Jabatan Konflik Interpersonal Kinerja Karyawan 46 – 82 Sangat Jarang Sangat Sering Sangat Rendah Sangat Tinggi 83 – 119 Jarang Sering Rendah Tinggi

120 – 156 Cukup Cukup Cukup Cukup

157 – 193 Sering Jarang Tinggi Rendah 194 - 230 Sangat

Sering

Sangat

Jarang Sangat Tinggi

Sangat Rendah Tabel 3.3 Rentang Skala dan Pengukuran Variabel

(11)

I. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal, dan apabila nilai probabilitas < 0,05 maka data tersebut dinyatakan berdistribusi tidak normal (Santosa 2005).

2. Uji Linieritas

Uji liniearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua atau lebih variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau belum (Ghozali, 2011). Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier berganda. Dua atau lebih variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikasi kurang dari 0,05.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik sebaiknya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011). Salah satu alat untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai toleransi dan lawannya serta nilai Variance Inflation Factor (VIF). Toleransi dapat mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak di jelaskan oleh variabel dependen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai toleransi ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Gunawan, 2016).

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas artinya varian variabel dalam model tidak sama. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat adanya kasus heteroskedastisitas adalah dengan melakukan Uji Glejser. Uji ini

(12)

mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gunawan 2016). Jika residual memiliki varian yang sama disebut homoskedastisitas. Jika variannya tidak sama disebut heteroskedastisitas. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, begitupula sebaliknya.

J. Uji Hipotesis 1. Uji t

Uji t digunakan untuk dapat mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh secara parsial (individu) terhadap variabel terikat dengan memperhatikan tingkat signifikansi yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Ghozali, 2013). Apabila t hitung > t tabel, maka H0 (hipotesis negatif) ditolak dan H1 (hipotesis positif) diterima, begitupun sebaliknya. Berikut ini merupakan rumus uji t.

𝑡 = 𝑟 {

𝑛 − 2

1 − 1

2

} 1 2

Keterangan:

r : Korelasi produk momen n : Jumlah responden t : Uji hipotesis 2. Uji F

Uji F digunakan untuk dapat mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan (bersama – sama) terhadap variabel terikat. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dinyatakan variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat (Ghozali, 2013). Apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitupun sebaliknya. Berikut ini merupakan rumus uji F.

𝐹 =

𝑅2⁄𝐾

(13)

Keterangan: F : Harga F

R2 : Keofisien korelasi berganda K : Jumlah variabel bebas N : Jumlah sampel

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk dapat mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat dapat ditunjukan dalam aplikasi SPSS, koefisien determinasi terletak pada Model Summary dan tertulis R Square. Jika nilai R2 kecil maka kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas (Ghozali, 2013).

4. Uji Variabel Paling Berpengaruh

Dalam penelitian ini dihitung juga sumbangan efektif (SE) yang digunakan untuk menguji variabel bebas mana yang paling berpengaruh dalam mempengaruhi variabel terikat. Rumus untuk mencari sumbangan efektif adalah sebagai berikut.

SE = β x pearson correlation x 100% Keterangan:

SE : Sumbangan efektif

β : Standar koefisien Betax

Gambar

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Sampel
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

Untuk judul yang terkait dengan nama instansi, maka nama instansi harus disebutkan secara jelas (bukan variabel), atau jika instansi yang dijadikan objek penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan baik ditinjau dari segala aspek karena memang manusia tidak ada yang sempurna, dan

Beberapa program kegiatan pengelolaan lingkungan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor melalui Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bogor

Menurut peneliti prosedur pembelian akan lebih baik jika staf pembelian memberikan rangkap tembusan dokumen pemesanan atau Arrival Notice kepada staf gudang sehingga staf

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam

Apabila dikaji ketentuan sanksi yang tersebut di atas, maka sanksi administratif yang dapat diterapkan kepada pelaku usaha yang melakukan persekongkolan dalam

Distribusi tekanan, kecepatan aliran, laju aliran massa, dan distribusi temperatur dapat diketahui pada tiap titik yang terdapat dalam sistem yang dianalisa.. 2.2.1

Namun semua dosen tersebut berlatar belakang pendidikan magister (S2) dan mempunyai jabatan fungsional asisten ahli dan tenaga pengajar. Berdasarkan data tersebut, skor