• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LENSA KACAMATA MEREK LEINZ PADA PT. XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LENSA KACAMATA MEREK LEINZ PADA PT. XYZ"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LENSA KACAMATA MEREK

LEINZ PADA PT. XYZ

Sri Mulyani1,Suryadi2

Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa

E-mail : lia.131991@gmail.com1 ; suryadihunga@gmail.com2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz pada PT. XYZ. Metode penelitian yang digunakan adalah Teknik accidential sampling. Sampel sebanyak 95 responden menggunakan rumus slovin. Hasil yang diperoleh dari penelitian melalui uji F secara simultan adalah citra merek, kualitas produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil yang diperoleh dari penelitian melalui uji t secara parsial adalah citra merek (X1) memiliki pengaruh parsial terhadap keputusan pembelian (Y) signifikan. Kualitas produk (X2) tidak memiliki pengaruh parsial terhadap keputusan pembelian (Y) tidak signifikan. Harga (X3) memiliki pengaruh parsial terhadap keputusan pembelian (Y) signifikan. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,747 atau 74,7% Sedangkan 25,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Kata kunci: citra merek, kualitas produk, harga, keputusan pembelian

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia perkembangan bisnis lensa kacamata semakin banyak diminati oleh masyarakat. Seiring dengan jumlah pemakai kacamata di Indonesia akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Lensa kacamata tidak hanya untuk membantu seseorang dalam mempertajam atau memperjelas suatu penglihatan tetapi lensa kacamata juga sebagai pelengkap gaya untuk kebutuhan sehari-hari. Lensa kacamata berfungsi untuk memproteksi menyeluruh meredam bahaya sinar UV (UltraViolet). Kehadiran lensa kacamata mengatasi lima utama penglihatan dari air, noda, debu, gores dan silau.

Perkembangan industri konsumen akan lebih selektif dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kegunaannya. Manfaat penggunaan lensa

kacamata sebagai perawatan dan pemeliharaan mata. Penggunaan lensa kacamata akan lebih simpel dibandingkan dengan penggunaan lensa kontak yang pemakaian dan penggunaannya yang rumit serta memerlukan perawatan yang khusus.

PT. XYZ merupakan distributor di bidang produk perawatan dan pemeliharaan mata yang beralamatkan di kawasan industri pulo gadung Jalan rawa kepiting no.4 kelurahan rawa terate, kecamatan cakung kota Jakarta Timur. PT. XYZ menyediakan berbagai pilihan produk frame dan lensa kacamata dengan standar kualitas tinggi dengan dirancang oleh alat yang berteknologi tinggi yang dipilih dari produsen atau pemasok yang terpercaya. PT. XYZ mendistribusi langsung ke optik-optik yang menjadi pelanggan perusahaan.

Berikut ini data penjualan merek Leinz periode Januari-Desember 2019 sesuai

(2)

dengan type atau kategori Leinz lens yaitu lensa langsung jadi, lensa RX yaitu lensa yang diproses ulang dan stockist Leinz lens. Data penjualan ini didapat dari salah satu

karyawan yang bekerja di PT. XYZ yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Penjualan lensa kacamata merek Leinz Tahun 2019:

Tahun Bulan Type Qty UO M Total 2019 Januari Leinz lens 8,701 pcs 47,702 Leinz RX 32,287 pcs Stockiest 6,714 pcs Februari Leinz lens 6,044 pcs 38,307 Leinz RX 26,533 pcs Stockiest 5,730 pcs Maret Leinz lens 6,348 pcs 39,674 Leinz RX 27,297 pcs Stockiest 6,029 pcs April Leinz lens 7,786 pcs 40,055 Leinz RX 26,445 pcs Stockiest 5,824 pcs Mei Leinz lens 8,897 pcs 44,070 Leinz RX 28,128 pcs Stockiest 7,045 pcs Juni Leinz lens 7,779 pcs 38,331 Leinz RX 24,762 pcs Stockiest 5,790 pcs Juli Leinz lens 10,021 pcs 52,419 Leinz RX 34,577 pcs Stockiest 7,821 pcs Agustus Leinz lens 8,601 pcs 47,702 Leinz RX 31,038 pcs Stockiest 8,063 pcs September Leinz lens 6,510 pcs 41,984 Leinz RX 28,678 pcs Stockiest 6,796 pcs Oktober Leinz lens 7,529 pcs 45,491 Leinz RX 30,875 pcs Stockiest 7,087 pcs November Leinz lens 8,011 pcs 45,332 Leinz RX 30,174 pcs Stockiest 7,147 pcs Desember Leinz lens 8,004 pcs 46,520 Leinz RX 31,617 pcs Stockiest 6,899 pcs Total Penjualan 527,587 Rata-rata Penjualan 43,966

(3)

Tabel 1 menunjukkan penjualan terendah pada bulan februari sebanyak 38.307 pcs sedangkan penjualan tertinggi pada bulan juli sebanyak 52.419 pcs. Angka penjualan mengalami naik turun dapat di sebabkan oleh persaingan dunia bisnis lensa kacamata yang banyak diminati oleh konsumen selain merek Leinz. Kualitas produk mengenai lapisan

coating terkelupas. Harga yang belum sesuai

dengan manfaat yang diperoleh.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek leinz pada PT. XYZ?

2. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek leinz pada PT. XYZ?

3. Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek leinz pada PT. XYZ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek leinz pada PT. XYZ.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek leinz pada PT. XYZ.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek leinz pada PT. XYZ.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Citra Merek

Merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Merek terbaik menjadi jaminan mutu Abdullah & Tantri (2013:161).

Citra merek (brand image) adalah persepsi merek yang dihubungkan dengan asosiasi merek yang melekat dalam ingatan konsumen. Beberapa alat pemasaran yang dapat digunakan untuk menciptakan brand

image adalah produk itu sendiri, kemasan/label, nama merek, logo, warna yang digunakan, titik promosi pembelian, pengecer, iklan dan semua jenis promosi lainnya, harga, pemilik merek, negara asal, bahkan target pasar dan pengguna produk (Rangkuti, 2009). Indikatornya:

1. Recognition (Pengenalan) 2. Reputation (Reputasi)

3. Affinity (hubungan emosional) 4. Loyality (kesetiaan)

Menurut Sunyoto (2012:110) citra merek yang baik memiliki beberapa karakteristik yaitu, sebagai berikut: 1. Mudah dibaca, diucapkan dan diingat. 2. Singkat dan sederhana.

3. Mempunyai ciri khas tersendiri dan disenangi oleh konsumen seperti National, Toshiba.

4. Merek harus menggambarkan kualitas, prestise, produk dan sebagainya.

5. Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan di lini produk. 6. Merek harus dapat didaftarkan dan mempunyai perlindungan hukum.

Kualitas Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara- acara, orang, tempat, properti, organisasi, gagasan (Kotler & Keller, 2016). Menurut Tjiptono (2010:14)Kualitas produk adalah kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan yang mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.

Kualitas produk adalah “The

characteristic of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied customernedds” (Kotler dan Amstrong

(4)

Terdapat Indikator-indikator yang mempengaruhi kualitas produk (Tjiptono 2010:25):

1. Kinerja (Performance)

2. Keistimewaan tambahan (Features) 3. Keandalan (Reliability)

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specifications)

5. Daya tahan (Durability) 6. Estetika (Asthethic)

Harga

Bauran pemasaran terdiri dari product,

price, place, promotion yang biasa disebut 4P.

Salah satu unsur 4P yaitu price atau harga merupakan suatu nilai dari sebuah produk yang dibebankan konsumen. Tujuannya agar perusahaan meraih keuntungan dari hasil penjualan. Harga berinteraksi dengan seluruh elemen lain dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektivitas setiap elemen dan keseluruhan elemen. Untuk menetapkan harga harus dipertimbangkan tiga elemen penting biaya, margin atau kenaikan harga, dan kompetisi (Sudaryono, 2016:216). Harga adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan`” (Saladin, 2007).

Penetapan harga memiliki beberapa tujuan menurut Harini (2008) yaitu, sebagai berikut:

1. Kestabilan Harga

Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.

2. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar

Jika, perusahaan telah mendapatkan pangsa pasar yang luas, merkea harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan bisnis.

3. Menghadapi atau Mencegah Persaingan

Jika, perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada harga berapa mereka akan menetapkan penjualan. Ini artinya, perusahaan belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba- coba tersebut.

4. Memaksimalkan Laba

Tujuan ini biasanya menjadi acuan setiap bisnis untuk bertahan hidup, karena setiap bisnis memerlukan laba.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:278) yang diterjemahkan oleh Sabran yang mencirikan harga yaitu:

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga

4. Kesesuaian harga dan manfaat

Keputusan Pembelian

(Schiffman & Kanuk, 2008:485) mendefinisikan Keputusan pembelian adalah keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan Sebaliknya, jika konsumen tersebut tidak mempunyai alternatif untuk memilih dan benar-benar terpaksa melakukan pembelian tertentu dan tindakan tertentu, maka keadaan tersebut bukan merupakan suatu keputusan. Keputusan pembelian adalah hasil evaluasi berupa keputusan tentang produk mana yang akan dibeli, dimana membelinya, kapan membelinya dan berapa banyak produk tersebut akan dibeli, serta bagaimana produk tersebut dapat dibeli (Suparyanto & Rosad, 2015).

Proses pengambilan keputusan diawali oleh adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Didalam proses membandingkan konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah

(5)

menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif yang setelah dikonsumsi mengevaluasi kembali” (Sudaryono, 2016:102).

Proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari informasi,

mengevaluasi alternatif, dan memilih diantara pilihan-pilihan, serta mengevaluasi hasil pembelian. Konsumen membuat keputusan untuk mencapai tujuan. Tahapan-tahapan proses keputusan pembelian konsumen yang dikemukakan Kotler P. (2002:204) terdiri dari lima tahap dapat di lihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Model Lima Tahap Proses Pembelian

Sumber: Kotler 2002:204

HIPOTESIS PENELITIAN

H0 : b1 = 0; Diduga citra merek tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian lensa

kacamata merek Leinz.

Ha : b1 > 0; Diduga citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian lensa kacamata

merek Leinz.

H0 : b2 = 0; Diduga kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian lensa

kacamata merek Leinz.

Ha : b2 > 0; Diduga kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian lensa

kacamata merek Leinz.

H0 : b3 = 0; Diduga harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian lensa kacamata

merek Leinz.

Ha : b3 > 0; Diduga harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek

Leinz.

3. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Mulyanto dan Wulandari (2017:23) penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang bersifat obyektif, menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan metode pengujian statistik.

Terdapat empat variabel penelitian yaitu, tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yang pertama yaitu citra merek dengan simbol X1, variabel independen kedua yaitu kualitas produk dengan simbol X2 dan variabel independen ketiga yaitu harga dengan simbol X3, Satu variabel dependen yaitu keputusan

pembelian dengan simbol Y. Kerangka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Desain Penelitian

Sumber: Di olah dari beberapa sumber

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian pada PT. XYZ yang beralamatkan di Jl. Rawa Kepiting No.4 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur serta optik-optik yang menjadi Pengenalan Kebutuhan Perilaku pasca Pembelian Keputusan Pembelian Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Citra merek (X1) Kualitas produk (X2) Harga (X3) Keputusan Pembelian (X3)

(6)

6

pelanggan perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung ke lokasi. Peneliti melakukan kegiatan penelitian pada bulan Maret 2021 sampai dengan Juni 2021.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian berjumlah 1.867 pelanggan PT. XYZ. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin (Mulyanto & Wulandari, 2017:103) dengan margin error 10% yaitu sebagai berikut:

n = N 1 + Ne2 n = 1867 1 + (1867.0.12) = 94,91 Dimana:

n = Jumlah Sampel Minimal N = Jumlah Populasi

e = Margin Error 10%

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 95 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode teknik non probability sampling dengan menggunakan accidental sampling.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi pustaka dilakukan di perpustakaan dan internet untuk mencari landasan teori, penelitian relevan dan objek penelitian.

2. Wawancara dilakukan terhadap pelanggan PT. XYZ.

3. Observasi melakukan pengamatan langsung di PT. XYZ.

4. Pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket kuesioner yang berisi tentang pernyataan mengenai citra merek, kualitas produk, harga dan keputusan pembelian menggunakan skala likert dengan penilaian responden 1-5, dimana skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju).

5. Dokumentasi untuk memperoleh data responden yang telah mengisi angket (Sugiyono, 2013:29).

4. METODE ANALISIS DATA A. Uji Validitas

Uji Validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur.Teknik uji validitas menggunakan korelasi Bivariate

Pearson (Produk Momen Pearson). Jika pada

tingkat signifikan 5% atau 0,05 nilai r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid.

B. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah jauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan memiliki konsistensi hasil yang sama setiap kali dilakukan pengukuran. Hal ini dapat diartikan bahwa reliabilitas adalah kemampuan alat ukut untuk mengukur berkali-kali dan menghasilkan data yang sama.

C. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas hasil analisis terhadap nilai ɑ, dengan melalui uji

One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test

dengan kriteria sebagai berikut:

- Jika sig > ɑ, maka data variabel berdistribusi normal

- Jika sig < ɑ, maka data tidak berdistribusi normal

Uji Multikoloneritas

Uji Multikolinieritas yaitu adanya korelasi yang sangat kuat antar variabel bebas tidak diharapkan sehingga pengujian dilakukan untuk memastikan tidak terjadi multikolinieritas yang menunjukkan variabel bebas satu dengan lainnya setara independen (Mulyanto &Wulandari, 2017:181). Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), batas VIF adalah 10

(7)

7

jika nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas. Dimana variabel bermasalah apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.

Uji Asumsi Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi autokorelasi dimana pengujian dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson hasil pengolahan data dibandingkan dengan nilai dl dan du pada Durbin- Watson.

Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas tidak diharapkan sehingga pengujian dilakukan untuk membuktikan bahwa model persamaan regresi ganda tidak memiliki masalah heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan secara grafis yaitu dengan melihat titik-titik pada grafik scatter plot. Apabila titik-titik tersebar acak tidak membentuk suatu pola tertentu seperti segitiga, segiempat, lengkung yang beraturan dan sebagainya maka uji asumsi ini terpenuhi(Mulyanto &Wulandari, 2017:182).

D. Uji Regresi Linear Berganda

Jika, Uji asumsi klasik sudah terpenuhi maka dilakukan analisis regresi linier ganda. Model persamaan regresi linier ganda: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Dimana: X1 = Citra merek X2 = Kualitas produk X3 = Harga Y = Keputusan pembelian a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi Citra merek

Kualitas produk Harga

Nilai koefisien determinasi ganda yang disesuaikan (Adjusted R-Square) menjelaskan besaran kemampuan model persamaan regresi dalam menjelaskan pengaruh variabel independen citra merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian. Nilai koefisien regresi b1 menunjukkan besar dan

arah pengaruh citra merek terhadap keputusan

pembelian, nilai koefisien regresi b2

menunjukkan besar dan arah pengaruh kualitas produk terhadap keputusan Pembelian, nilai koefisien regresi b3

menunjukkan besar dan arah pengaruh harga terhadap keputusan pembelian.

E. Uji Hipotesis

Uji F secara Simultan

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-F secara simultan yaitu membandingkan nilai probabilitas (sig F) terhadap taraf uji penelitian (α = 0.05). Kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

- Jika Sig F < α, maka H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

- Jika Sig F > α, maka H0 diterima dan Ha

ditolak, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji t secara Parsial

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t secara parsial yaitu membandingkan nilai probabilitas (sig t) dari masing-masing variabel terhadap taraf uji penelitian (α = 0.05). Kesimpulan yang diterima atau ditolaknya H0 dan Ha sebagai pembuktian

adalah:

- Jika probabilitas t hitung lebih kecil daripada taraf uji penelitian (Sig t < α), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel

independen secara parsial memiliki pengaruh signifikan teerhadap variabel dependen. - Jika probabilitas t hitung lebih besar daripada taraf uji penelitian (Sig t > α), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel

independen secara parsial memilik pengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan berisi hasil analisis fenomena di wilayah penelitian yang relevan dengan tema kajian. Hasil penelitian hendaknya dibandingkan dengan teori dan temuan penelitian yang relevan).

(8)

8

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

Variabel Pertanyaan rhitung rtabel KET

Citra merek P1 0.758 0.2017 Valid P2 0.784 0.2017 Valid P3 0.589 0.2017 Valid P4 0.749 0.2017 Valid P5 0.871 0.2017 Valid P6 0.776 0.2017 Valid P7 0.686 0.2017 Valid P8 0.703 0.2017 Valid Kualitas produk P1 0.791 0.2017 Valid P2 0.740 0.2017 Valid P3 0.776 0.2017 Valid P4 0.838 0.2017 Valid P5 0.818 0.2017 Valid P6 0.862 0.2017 Valid Harga P1 0.836 0.2017 Valid P2 0.818 0.2017 Valid P3 0.831 0.2017 Valid P4 0.841 0.2017 Valid P5 0.803 0.2017 Valid P6 0.839 0.2017 Valid P7 0.829 0.2017 Valid P8 0.739 0.2017 Valid P1 0.779 0.2017 Valid P2 0.665 0.2017 Valid P3 0.733 0.2017 Valid P4 0.542 0.2017 Valid P5 0.531 0.2017 Valid Keputusa n pembelia n P6 0.790 0.2017 Valid P7 0.724 0.2017 Valid P8 0.844 0.2017 Valid P9 0.762 0.2017 Valid P10 0.785 0.2017 Valid Sumber: Data penelitian yang diolah, 2021

Tabel 2 menunjukan bahwa nilai signifikansi untuk setiap pernyataan adalah >0,5 maka dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan pada variabel Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X2), Harga (X3) dan Keputusan Pembelian (Y) dikatakan Valid. Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel N item Nilai Cronbach Alpha Citra Merek 8 0,921 Kualitas Produk 6 0,934 Harga 8 0,950 Keputusan pembelian 10 0,924

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2021 Berdasarkan hasil uji reliabilitas ketiga variabel leih besar dari 0,6 yang artinya semua instrumen reliabel.

Uji Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan pembelian dengan bantuan sofware spss 21 for windows. Berikut hasil analisis regresi linier berganda pada tabel di bawah ini dibawah ini :

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.042 2.441 Citra merek .368 .145 .281 Kualitas produk .236 .203 .144 Harga .631 .114 .501 N = 95 R = 0.869 R Square = 0.755 Adjusted R Square = 0.747

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2021

(9)

9

Dari hasil tersebut dapat diartikan : 1. Nilai konstanta (a) = 1,042

Hal ini menunjukan bahwa variabel Citra Merek, Kualitas produk dan Harga seluruhnya dianggap nol, maka Keputusan pembelian mempunyai nilai konstanta sebesar 1,042 dengan asumsi lain adalah tetap.

2. Nilai Koefisien (b1)

Pada variabel X1 = memiliki nilai koefesien

sebesar 0,368 menunjukan bahwa citra merek dapat meningkatkan keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz, atau setiap kenaikan 1 kali keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,368 dengan asumsi lain adalah tetap.

3. Nilai Koefisien (b2)

Pada variabel X2 = memiliki nilai koefesien

sebesar 0,236 menunjukan bahwa kualitas produk dapat meningkatkan keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz, atau setiap kenaikan 1 kali keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,236 dengan asumsi lain adalah tetap.

4. Nilai Koefesien (b3)

Pada variabel X3 = memiliki nilai koefesien

sebesar 0,631 menunjukan bahwa harga dapat meningkatkan keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz, atau setiap kenaikan 1 kali keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,631 dengan asumsi lain adalah tetap.

Dari hasil analisis menunjukkan pengaruh citra merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi ganda R Square = 0.755 dengan nilai sig F = 0.000.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa model penelitian ini diterima untuk menunjukkan pengaruh citra merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian sebesar 74,7%. Sedangkan 25,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi atau variabel yang tidak diteliti.

Hasil Uji F secara simultan

Tabel 5 Hasil Uji F secara simultan

Model F Sig.

1 Regression Residual

93.660 .000b

Total

Sumber: Data Penelitian yang diolah, 2021 Tabel menunjukkan bahwa nilai Sig. adalah sebesar 0.000. Karena nilai Sig. 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau dengan kata lain citra merek, kualitas produk, harga dapat mempengaruhi keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz pada PT. XYZ.

Hasil Uji t secara parsial

Tabel 6 Hasil Uji t secara parsial

Model t Sig. 1 (Constant) Citra merek Kualitas produk Harga .4 27 2. 534 1. 163 5. 543 .670 .013 .248 .000

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2021

1. Variabel citra merek

Hasil dari pengolahan data yang peneliti lakukan menggunakan aplikasi sofware SPSS

21 For windows untuk variabel citra merek

(X1) diperoleh nilai probabilitas t hitung

sebesar Sig t = 0.013 Karena b1 ≠ 0 dan

probabilitas t hitung lebih kecil daripada taraf uji penelitian (Sig t < atau 0.013 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz Sehingga hipotesis pertama menyatakan Citra merek terdapat pengaruh positif terhadap Keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz pada PT. XYZ,

diterima.

2. Variabel kualitas produk

Hasil dari pengolahan data yang peneliti lakukan menggunakan aplikasi sofware SPSS

21 For windows untuk variabel kualitas

produk (X2) diperoleh nilai probabilitas t

hitung sebesar Sig t = 0.236 Karena b1 ≠ 0

dan probabilitas t hitung lebih kecil daripada taraf uji penelitian (Sig t < atau 0.236 < 0.05)

(10)

10

maka dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas produk tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz Sehingga hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz pada PT. XYZ, ditolak.

3. Variabel harga

Hasil dari pengolahan data yang peneliti lakukan menggunakan aplikasi sofware SPSS

21 For windows untuk variabel harga (X3)

diperoleh nilai probabilitas t hitung sebesar Sig t = 0.000 Karena b1 ≠ 0 dan probabilitas t

hitung lebih kecil daripada taraf uji penelitian (Sig t < atau 0.000 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz Sehingga hipotesis pertama menyatakan harga terdapat pengaruh positif terhadap Keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz pada PT. XYZ,

diterima.

PEMBAHASAN

Koefisien dalam model hasil penelitian mampu menjelaskan 74,7% variasi keputusan pembelian karena masukan faktor citra merek, kualitas produk, dan harga.

1. Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian

Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi citra merek sebesar b1 = 0.368 pada

model persamaan regresi linier ganda Ŷ = 1.042 + 0.368X1 + 0.236X2 + 0.631X3. Citra

merek mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan arah positif, artinya makin tinggi citra merek makin tinggi pula keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz.

1. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian ditunjukkan oleh nilai koefisien

regresi kualitas produk sebesar b2 = 0.236

pada model persamaan regresi linier ganda Ŷ = 1.042 + 0.368X1 + 0.236X2 + 0.631X3.

Kualitas produk tidak ada pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karena memiliki nilai probabilitas 0.316 > 0.05. 2. Pengaruh harga terhadap keputusan

pembelian

Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi citra merek sebesar b3 = 0.631 pada

model persamaan regresi linier ganda Ŷ = 1.042 + 0.368X1 + 0.236X2 + 0.631X3. Harga

mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan arah positif, artinya makin tinggi variabel harga makin tinggi pula keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menghasilkan pengaruh masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz pada PT. XYZ.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara citra merek dengan faktor pengenalan (recognition), nama baik (reputation), hubungan emosional (affinity), kesetiaan (loyality) terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz. Merek Leinz yang diproduksi PT. XYZ sudah dikenal banyak oleh konsumen. Tanda pengenal lensa kacamata merek Leinz yang telah di produksi oleh PT. XYZ memiliki magicmar.

2. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz pada PT. XYZ.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara kualitas produk dengan faktor kinerja (performance), daya tahan (durability), kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), keistimewaan tambahan (features), kehandalan (reliability), estetika (asthethic) terhadap keputusan pembelian lensa kacamata

(11)

11

merek Leinz. Persaingan bisnis Lensa kacamata mengutamakan kehandalan produk agar konsumen menikmati kenyamanan dalam penggunaan lensa kacamata.

3. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz pada PT. XYZ.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara harga dengan faktor keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat produksi terhadap keputusan pembelian lensa kacamata merek Leinz. Harga yang telah ditetapkan PT. XYZ mengenai lensa kacamata merek Leinz sudah sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan kepada konsumen.

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis dapat memberikan saran bagi perusahaan mengenai kualitas produk agar lebih ditingkatkan untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Hasil penelitian menyatakan, tanggapan responden masih ragu terhadap kualitas produk daya tahan lensa kacamata merek Leinz. Peningkatan kualitas produk dapat dikembangkan dalam hal desain yang nantinya memberikan banyak variasi produk yang dapat dipilih oleh konsumen.

SARAN

Bagi Perusahaan

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis dapat memberikan saran bagi perusahaan mengenai kualitas produk agar lebih ditingkatkan untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Hasil penelitian menyatakan, tanggapan responden masih ragu terhadap kualitas produk daya tahan lensa kacamata merek Leinz. Peningkatan kualitas produk dapat dikembangkan dalam hal desain yang nantinya memberikan banyak variasi produk yang dapat dipilih oleh konsumen.

Bagi Peneliti

Untuk peneliti selanjutnya hasil dari penelitian ini sebagai panduan bahan referensi

dalam melakukan penelitian teerutama mengenai citra merek, kualitas produk, harga dan keputusan pembelian.semoga penelitian ini menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang lensa kacamata.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T., & Tantri, F. (2013). Manajemen

Pemasaran. Depok: Raja Grafindo

Persada.

Harini. (2008). Makro Ekonomi Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran

Edisi Millenium Jilid 2. Jakarta: PT

Prehallindo.

Kotler, P., & Amstrong. (2008). Prinsip -

Prinsip Pemasaran Edisi Kedua belas Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Kotler, P., & Keller, K. (2016). Manajemen

Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta

Barat: PT INDEKS.

Mulyanto, H., & Wulandari, A. (2017).

Penelitian Metode&Analisis.

Semarang: CV Agung.

Rangkuti, F. (2009). The Power of Brand Jilid

2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Saladin, D. (2007). Manajemen Pemasaran. Bandung: Linda Karya.

Schiffman, & Kanuk. (2008). Perilaku

Konsumen Edisi 7. Jakarta: PT. Indeks.

Sudaryono. (2016). Manajemen pemasaran

teori dan implementasi. Yogyakarta:

ANDI.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D .

Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, D. (2012). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Buku Seru.

Suparyanto, R., & Rosad. (2015). Manajemen

Pemasaran. Bogor: Penerbit In Media.

Tjiptono, F. (2010). Strategi Pemasaran Edisi

Gambar

Tabel  1. Jumlah Penjualan lensa kacamata merek Leinz Tahun 2019:
Gambar 1. Model Lima Tahap Proses Pembelian  Sumber: Kotler 2002:204
Tabel  2. Hasil Uji Validitas
Tabel  5 Hasil Uji F secara simultan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana diketahui bahwa hukum memang untuk manusia, akan tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa hukum yang nota bene dibuat oleh manusia juga dapat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) melakukan eksplorasi keanekaragaman semut pada per- sawahan di lanskap pertanian daerah urban dan (2) melakukan

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Data yang telah diperoleh pada penelitian ini selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kejelasan sehingga peneliti dapat menyimpulkan hasil dari penelitian yang dilakukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) persepsi siswa terhadap dukungan orang tua kelas VII MTsN Gemolong Tahun Ajaran 2015/2016 (2) kemampuan membaca Al-

Database Modeling dikenal juga dengan nama Entity Relationship Model atau Entity Relationship Diagram (ERD) terjadi di dalam fasa analisis. Ketika kita mendesain,

Mereka menuntut kepada negara untuk memberikan penjelasan resmi mengapa mereka bisa menjadi korban kejahatan politik; menuntut pemulihan nama baik lewat pengakuan

Bagaimana hubungan beban- lendutan dan pola retak dan keruntuhan kolom semi pracetak dengan menggunakan software Abaqus CAE Student Edition 6.14- 2.. Bagaimana kekakuan