Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 65 ANALISIS KEBIJAKAN TENTANG PROGRAM BINA KELUARGA BALITA
HOLISTIK INTEGRATIF PADA POSYANDU DAN PAUD Velly Violita¹, Dewi Suryanti², Dian Eka Anggreny³
Prodi Magister Kesehatan Masyarakat, STIK Bina Husada Palembang¹ Prodi Kebidanan, STIK Bina Husada Palembang²
Prodi Kesehatan Masyarakat, STIK Bina Husada Palembang³ Ve_lly88@yahoo.co.id¹
dewiaksalnad@yahoo.co.id² dianeka_82@yahoo.co.id³
DOI: 10.36729 ABSTRAK
Latar belakang: Sumber daya manusia, dana, sarana dan prasarana kelompok BKB Holistik terintegrasi pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam masih kurang. Capaian kelompok BKB aktif dan keluarga balita aktif yang datang pada kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik terintegrasi masih dibawah target BKKBN. Tujuan: untuk menganalisis pelaksanaan program BKB Holistik terintegrasi pada Posyandu dan PAUD. Metode: jenis penelitian kualitatif dan merupakan Studi kebijakan (Policy study) dengan menggunakan teori G.Edward III. Informan penelitian berjumlah 9 orang key informan 1 orang dan informan 8 orang. Penelitian dilakukan pada bulan juli. Tempat penelitian Talang Camai Kelurahan Selibar kecamatan Pagar Alam Utara. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, fokus grup discussion dan telaah dokumen. Analisa dilakukan sebelum, selama dan sesudah penelitian dilapangan. Hasil: penelitian pada komponen masukan seperti sumber daya manusia, dana, sarana dan prasarana belum sesuai dengan ketentuan. Komponen proses pada tim pokjanal belum maksimal dalam melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi. Komponen keluaran pada capaian kelompok BKB aktif dan keluarga aktif masih dibawah target standar minimal, rendahnya pengetahuan kader BKB dan orang tua balita terhadap program BKB Holistik terintegrasi pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam. Saran: Merencanakan penganggaran APBD untuk BKB KIT dan Pelatihan tenaga Pendamping serta penggalangan dana Swadaya dari masyarakat kelurahan.
Kata kunci: Kebijakan, Pelaksanaan, Program BKB Holistik ABSTRACT
Background: Human resources, funds, facilities and infrastructure for the integrated Holistic BKB
group at Posyandu and PAUD in Pagar Alam City are still lacking. The achievements of active BKB groups and active families of toddlers who come to integrated Holistic Toddler Family Development activities are still below the BKKBN target. Objective: to analyze the implementation of the integrated Holistic BKB program in Posyandu and PAUD. Methods: this type of research is qualitative and is a policy study using the theory of G. Edward III. The research informants were 9 key informants, 1 person and 8 informants. The study was conducted in July. The research site is Talang Camai, Selibar Village, North Pagar Alam District. Data collection techniques through observation, in-depth interviews, focus group discussions and document review. The analysis was carried out before, during and after the research in the field. Result: research on input components such as human resources, funds, facilities and infrastructure has not been in accordance with the provisions. The process components of the Pokjanal team have not been maximized in carrying out coaching, monitoring and evaluation. The output component of the achievement of active BKB groups and active families is still below the minimum standard target, low knowledge of BKB cadres and parents of toddlers on the integrated Holistic BKB program at Posyandu and PAUD in Pagar Alam City.
Suggestion: Planning APBD budgeting for BKB KIT and training of assistants as well as raising
self-help funds from the village community.
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 66 PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan secara Nasional ialah meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia seutuhnya, sebab kualitas Sumber Daya Manusia sangat menentukan perkembangan negara. Kualitas Sumber Daya Manusia bisa tercapai apabila sejak usia dini dengan terpenuhinya kebutuhan esensial anak. Pada periode waktu lima tahun pertama kehidupan balita disebut (golden periode) periode emas atau (window opportunity) jendela kesempatan untuk mengetahui perkembangan dasar balita. Berdasar kajian penelitian, perkembangan otak anak dapat berkembang 25% saat baru lahir serta sampai 50% saaat balita umur 4 tahun. Berikutnya hingga 80% pada umur 8 tahun dan 100% pada umur 18 tahun. Itulah mengapa periode ini merupakan waktu terbaik untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan pola asuh yang baik orangtua, memberikan gizi, stimulasi pendidikan, memantau dan merawat kesehatan balita. (WHO, 2019).
Pemantauan Status Gizi pada tahun 2017, prevalensi balita yang stunting di Indonesia melebihi target, yakni 29,6% dari batasan yang ditetapkan WHO (20%). Kondisi tinggi anak yang lebih pendek tinggi badan seumurannya akibat gizi buruk kronis merujuk kepada stunting. hal terjadi lantaran kekurangan gizi dalam
waktu lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan. (Kemenkes, 2017).
Program Bina Keluarga Balita Holistik terintegrasi posyandu dan PAUD saat ini masih membutuhkan perhatian dan komitmen para pengelola program. Program Holistik Integratif merupakan program yang dilakukan secara utuh, menyeluruh dan terintegrasi antara kelopok Posyandu, BKB dan PAUD dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar anak. Model pelayanan BKB Holistik Integratif ada tiga jenis (1) Pelayanan lengkap Terintegrasi satu atap, hari/tanggal dan tempat pelaksanaan sama, (2) Pelayanan Lengkap Terintegrasi tidak satu atap, hari/tanggal sama dan tempat pelaksanaan berbeda, (3) Pelayanan terintegrasi, hari/tanggal yang berbeda dan tempat pelaksanaan sama. Target 2018 keluarga yang memiliki anak dibawah 2 tahun (baduta) terpapar HPK sejumlah 2.353.789, akan tetapi realisasinya hanya sekitar 56%, tidak lebih dari 80%. Sejak terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2013, BKB HI belum menunjukkan kenaikan yang optimal. Jumlah BKB HI Pada tahun 2017 sebesar 9,2% dari target yang ada sebesar 12,5% serta pada akhir 2018 jumlah BKB HI sebesar 10,70% dari target 15%. (BKKBN, 2018).
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 67 Laporan Bidang Dalduk Dinas
PPKBP3A Kota Pagar Alam mempunyai sasaran 3.532 keluarga pada tahun 2020, untuk jumlah keluarga yang mengikuti kegiatan BKB ( Bina Keluarga Balita ) Holistik Integratif sebanyak 1.889 keluarga (53,5%), masih ada 1.643 keluarga (46,5%) yang tidak mengikuti kegiatan BKB tersebut. (Dalduk DPPKBP3A, 2020).
Pada penelitian hariani menyebutkan capaian kelompok BKB aktif dan keluarga balita aktif belum memenuhi standar minimal BKKBN, pengetahuan kader BKB dan keluarga balita terhadap BKB Holistik Terintegrasi Pada Posyandu dan PAUD masih rendah. Hariani (2019). Sedangkan menurut Wijayanti Rendahnya komitmen antar sektor terkait, Rendahnya kualitas data BKB, Rendahnya kuaitas kader dan PLKB, Rendahnya kesadaran orang tua untuk aktif dalam kegiatan BKB menjadi suatu kendala yang cukup besar dalam program BKB Holistik ini. Wijayanti (2018).
Penelitian Mardiyono (2018) belum semua pemberi pelayanan secara utuh, belum terintegrasi dan belum bersinergi dengan aspek kesehatan, gizi dan pendidikan. Pada dasarnya pelayanan BKB, Posyandu dan PAUD saling terintegrasi, dalam mengisi dan memenuhi kebutuhan dasar anak, supaya tumbuh kembang anak dapat tercapai secara
optimal. Menurut Hebbeler et al. (2012) untuk meningkatkan tumbuh kembang bayi dan balita dengan meningkatkan kapasitas keluarga untuk memenuhi kebutuhan khsusus bayi dan balita 15% hingga 25%. Dalmau et al. (2017) di eropa tumbuh kembang anak sangat penting dalam
mempersiapkan anak-anak yang
berpengetahuan dan terampil. Vilaseca et al. (2018) pendidikan dan pembelajaran orang tua sangat berpengaruh untuk tumbuh kembang anak.
Program Bina Keluarga Balita adalah salah satu untuk mencegah Stunting yang disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan asupan nutrisi selama 9 bulan saat anak di dalam kandungan ibu atau selama masa pertumbuhan kritis yaitu 1000 hari pertama kehidupan, dari data yang didapat ada 1 orang balita yang stunting pada kelurahan selibar, pada saat ini sedang dilakukan pemantauan, perawatan dan pengobatan. Itu dikarnakan Cakupan keluarga aktif Bina Keluarga Balita Holistik Terintegratif pada Posyandu dan PAUD Eforbia di
kelurahan selibar paling rendah
cakupannya dari jumlah kelompok BKB HI lainnya dapat dilihat dari 53 total jumlah keluarga yang mempunyai balita, yang aktif mengikuti kegiatan BKB HI berjumlah 15 Keluarga (28,3%) yang tidak aktif berjumlah 38 Keluarga (71,6%). (Dallap Dinas PPKP3A, 2020).
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 68 METODE PENELITIAN
Metode penelitian studi kebijakan (Policy Study) dengan metode Kualitatif, menggunakan tehnik wawancara mendalam dan Fokus Grup Diskusi. Observasi dilakukan pada 9 orang ( Kabid Kesejahteraan dan ketahanan Keluarga, Ketua BKB, Pengurus BKB, Ketua PAUD, PKB dan PLKB, Ketua Posyandu, Petugas Puskesmas dan Orang Tua Balita) Observasi langsung di lokasi penelitian dengan telaaah dokumen untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang Analisis Kebijakan Program Bina Keluarga Balita Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD.
Pengambilan data awal ke Dinas PPKBP3A, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk proposal dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 19 maret tahun 2021, dan untuk Penelitian di kelompok BKB HI Eforbia dan Dinas PPKBP3A Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan keluarga dilaksanakan pada tanggal 7 Mei sampai dengan 17 Mei Tahun 2021.
Instrumen penelitian adalah pedoman wawancara mendalam dan Fokus Grup Diskusi Panduan Observasi, catatan dilapangan, dan dokumentasi dengan informan Purposive Sampling.
Tabel 1
Informan dan Key Informan Informan Analisis Kebijakan
Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam Tahun 2021 1. PKB 2. PLKB 3. Ketua 4. BKB 5. Pengurus BKB 6. Ketua PAUD 7. Ketua Posyandu 8. Petugas Puskesmas
Informasi yang diharapkan :
1. Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan BKB HI sudah berjalan secara efektif dan efesien atau belum.
2. Apakah Pelaksanaan Program Bina Keluarga Balita HI ini sudah terintegrasi dengan baik.
3. Untuk mendapatkan informasi apakah Kartu Kembang Anak sudah diimplementasikan dengan orang tua balita apa belum
4. Apakah pelaksanaan BKB HI ini sudah terlaksana satu atap
Informan Kunci Analisis Kebijakan Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam Tahun 2021
Kabid
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
1. Untuk mendapatkan sumber data awal BKB, Posyandu dan PAUD
2. Untuk mendapatkan informan Kebijakan Pemerintah yang sudah ada
3. Apa saja yang sudah dilakukan oleh Dinas
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 69 HASIL PENELITIAN
Peneitian ini dilakukan untuk mengetahui komponen masukan, komponen proses dan komponen keluaran. serta pengetahuan kader dan orang tua dalam kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD.
Komponen Masukan 1. Kebijakan
Suatu Pedoman atau dasar dalam melaksanakan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak. adapun hasil disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 2.
Kebijakan kegiatan BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD
Dokumen Observasi Wawancara Simpulan
Perpres No.60 tahun 2013 pengembangan Anak Usia Dini Holistik
Adanya Peraturan Presiden tentang pengembangan Anak Usia Dini Holistik
Kebijakan sesuai dengan UU baik dari pusat maupun daerah
Kebijakan program telah sesuai dengan peraturan UU yang ada Permendagri No 19 tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar Posyandu Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar Posyandu Perlunya peningkatan koordinasi lintas sector Belum terkoordinasinya lintas sektor Permendikbud RI nomor 137 tahun 2014 Pembahasan uraian tugas Tersedianya Uraian Tugas pendidikan usia dini
Kebijakan tentang standar nasional pendidikan anak usia dini SK walikota No 155 Tahun 2019 kebijakan team pokjanal Rapat Tim pokjanal tingkat Kota Pagar Alam
Perlu meningkatkan koordinasi lintas sektor terkait
kebijakan team pokjanal beserta uraian tugas lintas sektor terkait
Hasil telaah dokumen, observasi dan wawancara mendapatkan hasil penelitian bahwa sudah ada Kebijakan Program Bina Keluarga Balita (BKB) Holistik
Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam tahun 2019. Adapun kebijakan lainnya yang mendukung seperti Peraturan Presiden, peraturan Menteri
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 70 dalam negeri, Undang – undang yang
mengatur serta didukung oleh Surat Keputusan Walikota Pagar Alam. Dilihat dari kebijakan tersebut masih kurangnya koordinasi dan integrasi antara Pemerintah dan lintas sektor terkait tentang kebijakan Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam.
2. Sumber Daya Manusia
Individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya, adapun hasil disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 3.
Sumber Daya Manusia BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD
Dokumen Observasi Wawancara Simpulan
SK BKKBN dan SK Dinas PPKBP3A tentang ketenagaan PKB dan PLKB Kurangnya tenaga PKB/PLKB di kota Pagara Alam Sumber Daya Manusia PKB/PLKB kurang dari kualitas maupun kuantitas
Tenaga pengelola BKB yaitu PKB/PLKB masih kurang kualitas maupun kuantitas SK kelurahan Tahun 2021 tentang pengurus BKB, Posyandu dan PAUD Kurangnya Kader BKB holistik integratif Kader BKB terbatas dan masih tumpang tindih tupoksi
Kader BKB, Posyandu dan PAUD harusnya berbeda
Hasil telaah dokumen, observasi dan wawancara penelitian sumber daya manusia Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam tahun 2021. Petugas PKB dan PLKB masih terbilang kurang, dan untuk Sumber Daya Manusia kader BKB, Kader Posyandu dan Kader PAUD harus berbeda orangnya tidak boleh
sama sehingga kader tersebut merangkap jabatan sehingga kegiatan yang dilaksanakan tidak efektif dan efesien 3. Sumber Dana
Suatu perencanaan untuk menganggarkan, mengelola, pencarian dan penyimpanan sumber dana yang dimiliki oleh organisasi. adapun hasil disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 71 Tabel 4.
Dana Kegiatan BKB Holistik Terintegrasi padu Posyandu dan PAUD
Dokumen Observasi Wawancara Simpulan
Peraturan Walikota Nomor 155 tahun 2019 tentang penetapan pokjanal bina keluarga Balita terintegrasi pada posyandu dan PAUD
Pendanaan kegiatan untuk BKB, posyandu dan PAUD sudah sesuai dengan APBD, APBN dan DAK
Pencairan dana APBD sudah sesuai dengan KAK
Dana kegiatan BKB Holistik Terintegrasi pada posyandu PAUD tersedia di APBD dan APBN, DAK hanya teranggarkan 1 tahun sekali sampai tahun 2019
Hasil telaah dokumen, observasi dan wawancara penelitian dapat dilihat bahwa untuk pendanaan Progam Bina Keluarga Balita Holistik Integratif pada tahun 2017 dan 2018 didapatkan dari Anggaran Pendapatan Daerah, pada tahun 2019 bisa didapatkan dari dana Anggaran BKKBN Provinsi Sumatera Selatan dan dana DAK, sehingga kegiatan dapat berjalan dengan
baik, untuk tahun 2020 dan 2021 tidak mendapatkan anggaran sama sekali dikarenakan banyak anggaran dialihkan ke Covid-19.
4. Sarana dan Prasarana
Berupa Alat, bahan dan penunjang untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi. adapun hasil disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini. Tabel 5.
Sarana Prasarana Program BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD
Dokumen Observasi Wawancara Simpulan
Perka BKKBN 2014 tentang pelaksanaan BKB yang terintegrasi pada posyandu dan PAUD
Tidak semua Kelompok BKB sudah
mendapatkan BKB KIT
Sarana dan prasarana untuk pelaksanaan BKB Holistik terintegarsi pada posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam belum lengkap dan memadai Pengadaan Anggaran kembali BKB KIT untuk kelompok BKB HI pada tahun 2022 Permendikbud Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini Masih ada Sarana prasarana PAUD yang harus dilengkapi
Sarana prasarana PAUD masih banyak yang harus dilengkapi
Menganggarkan kelengkapan PAUD secara bertahap untuk sarana dan prasarana PAUD
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 72 Hasil telaah dokumen, observasi dan
wawancara penelitian dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana kegiatan BKB HI pada Posyandu dan PAUD masih kurang dan belum memadai, yang seharusnya 5 BKB KIT untuk 5 Kelompok bermain sesuai dengan kelompok umur dalam 1 Kelompok BKB HI. Tapi disini I BKB KIT untuk satu kelompok BKB HI dan BKB KIT yang telah diberikan sudah banyak yang rusak dan hilang. Gedung untuk kegiatan pelaksanaan BKB
terintegrasi dengan posyandu dan PAUD juga belum memenuhi standar. Perlu penambahan BKB KIT disetiap kelompok BKB dan pengembangan gedung kegiatan BKB HI.
Komponen Proses 1. Perencanaan
Suatu proses menentukan hal-hal yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan, adapun hasil disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 6.
Perencanaan Kegiatan BKB Holistik terintegrasi pada Posyandu dan PAUD
Dokumen Observasi Wawancara Simpulan
Perka BKKBN 2014 tentang pelaksanaan BKB yang terintegrasi dengan posyandu dan PAUD
Kerangka acuan Kinerja Program BKB,
Posyandu dan PAUD
Perencanaan program tertuang didalam Kerangka Acuan Kerja
Perencanaan Program BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD tertuang dalam kerangka acuan kinerja
Kerangka Acuan Kinerja
Membentuk Tim Kelompok Kerja Operasional pembinaan dan pelayanan Terpadu (Pokjanal) Tingkat Kota Pagar Alam
Pertemuan lintas sektor terkait Team Pokjanal Tingkat Kota Pagar Alam
Terbentuknya tim pokjanal tingkat Kota Pagar Alam
Jadwal pembinaan monitoring dan evaluasi tim Pokjanal Kota
Penyusunan agenda kegiatan sosialisasi, Pembinaan Monitoring dan Evaluasi
Hasil kegiatan sosialisasi, Pembinaan Monitoring dan Evaluasi
Hasil telaah dokumen, observasi dan wawancara perencanaan Program BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan
PAUD di Kota Pagar Alam dapat dilihat bahwa perencanaan sudah dilaksanakan di awal tahun dengan menyusun kerangka
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 73 acuan kinerja dilanjutkan dengan
pertemuan lintas sektor terkait dengan Tim Pokjanal dalam menyusun jadwal kegiatan, jadwal pembinaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD. Penguatan lintas sektor dalam mensinergikan kegiatan, serta pendekatan
dengan pengambilan kebijakan dan terlibat dalam musrenbang kecamatan dalam penyusunan perencanaan.
2. Prosedur Pelaksanaan
Proses atau langkah – langkah atau urutan cara untuk melakukan pelaksanaan kegiatan, adapun hasil disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 7.
Prosedur Pelaksanaan Program BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD
Dokumen Observasi Wawancara Simpulan
Perka BKKBN 2014 Prosedur pelaksanaan dimulai : 1. Persiapan 2. Penyusunan KAK 3. Penyusunan jadwal 4. Penentuan pengelola dan Pembina wilayah 5. Jadwal pelaksanaan kegiatan untuk pembinaan dan monev Prosedur pelaksanaan sudah sesuai dengan KAK Prosedur pelaksanaan program BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD berdasarkan KAK Permendikbud Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 Jadwal kegiatan posyandu dan pelaksanaan PAUD
Petunjuk teknis yang ada dan Penyusunan jadwal kegiatan Peraturan Walikota
nomor 155 tahun 2019
SK pengelola dan pelaksanaan Tim Pokjanal yang terkait
Hasil telaah dokumen, observasi dan wawancara Perencanaan Program BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam tahapan persiapan telah sesuai dengan kerangka acuan kinerja dan jadwal yang ada namun
dalam pelaksanaannya masih belum maksimal dikarenakan Tim Pokjanal masih berjalan sendiri – sendiri dalam pelaksanaan kegiatan BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam.
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 74 3. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan pemantauan dan penilian di akhir kegiatan untuk memperoleh informasi secara terus menerus sehingga
hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. adapun hasil disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 8.
Monitoring dan Evaluasi Program BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD
Dokumen Observasi Wawancara Simpulan
Peraturan Walikota Nomor 155 tahun 2019
1. Pencatatan dan pelaporan kader posyandu, BKB dan PAUD
2. Jadwal monitoring dan evaluasi
3. Blanko monitoring dan evaluasi
4. Tim pokjanal kota, kecamatan dan kelurahan.
5. Daftar hadir tim monitoring dan dokumentasi laporan
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh pengelola BKB, posyandu dan PAUD sudah sesuai dengan petunjuk teknis menggunakan daftar checklist formulir dengan melakukan feed back
Monitoring dan evaluasi dilakukan sesuai dengan ketentuan atau juknis yang ada
Jadwal pertemuan pokjanal
Pokjanal kecamatan dan kelurahan tidak berjalan
Laporan kegiatan monitoring dan evaluasi tidak ada
Hasil telaah dokumen, observasi dan wawancara bahwa pelaksanaan Program BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD sudah sesuai dengan petunjuk
teknis dengan menggunakan
formulir/daftar checklist dan melakukan feedback langsung dilapangan namun monitoring evaluasi hanya dilakukan oleh Tim Pokjanal Kota dan tidak dilaksanakan oleh Pokjanal Kecamatan dan Kelurahan. Perlunya pembinaan berkesinambungan
dari Pokjanal Kota untuk Pokjanal Kecamatan dan Kelurahan agar pelaksanaan program berjalan efektif dengan kualitas yang diharapkan.
Komponen Keluaran
Hasil langsung yang didapatkan pada saat melakukan penelitian untuk menigkatkan program BKB Holistik, adapun hasil disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 75 Tabel 9.
Out Put Capaian Kelompok BKB dan Keluarga Balita Aktif yang Mengikuti Program BKB Holistik Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD
Dokumen Observasi Wawancara Simpulan
Laporan R/II/BKB yang diinput dari kader BKB setiap bulannya
Buku pencatatan pelaporan kader Posyandu, BKB dan PAUD
Output kegiatan dilihat dari jumlah kunjungan atau kegiatan pertemuan dan jumlah orang tua balita yang hadir
Capaian kegiatan BKB Holistik Terintegrasi dilihat dari laporan dallap R/II/BKB yang dikirim setiap bulan oleh Kota
Laporan Bidang Dalduk Dinas PPKBP3A Kota Pagar Alam Setiap Bulannya Ke Dallap BKKBN Provinsi Sumsel Laporan Bidang Dalduk Dinas PPKBP3A Per Januari 2021
Output dari laporan bidang dalduk untuk kegiatan BKB HI yang terpadu pada PAUD dan Posyandu
Hasil Capaian Jumlah keluarga yang aktif mengikuti baru 53,5%
Hasil telaah dokumen, obeservasi, wawancara dan simpulan, Kelompok BKB Aktif dan Keluarga Aktif ikut Kegiatan BKB HI belum memenuhi target capaian, dapat dilihat dari laporan Bidang Dalduk Dinas PPKBP3A Kota Pagar Alam untuk jumlah keluarga yang mengikuti kegiatan BKB HI sejumlah 1.889 keluarga (53,5%) dari sasaran 3.532 keluarga disebabkan karena kurangnya pemahaman pengelola kelompok BKB, Kader BKB serta keluarga dan masyarakat tentang pentingnya Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Terintegrasi pada Posyandu dan PAUD di Kota Pagar Alam.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Hasil Focus Grup Discusion (FGD) pada Program BKB sebagai salah satu pelayanan anak usia dini yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak terintegrasi, agar anak mendapatkan pelayanan secara utuh (BKKBN : 2018). Tidak ada personal selling dapat digunakan dalam konteks ini ibarat sebuah produk BKB Holistik Integratif adalah produk BKKBN sehingga pemasaran produk ini bisa dengan strategi personal selling.
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 76 Menurut suherman Kusniadji (2017)
sebuah produk/BKB harus diperkenalkan agar mereka tahu akan keberadaan produknya. Rendahnya kualitas data BKB HI dan kurangnya media bermain untuk anak (APE) akan menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam menentukan kebijakan dan strategi yang tepat bagi pengembangan kelompok BKB HI disuatu wilayah maka dari itu perlunya data untuk memenuhi target/sasaran.
Kualitas dan kuantitas kader dan PKB/PLKB yang masih perlu ditingkatkan dilapangan. Untuk meningkatkan kualitas kelompok BKB HI diperlukan tenaga pengelola, pelaksana dan kader yang memahami hakekat, tujuan program serta keunggulan programnya atau dengan kata lain keberhasilan kelompok BKB HI harus ditunjang dengan kompetensi pengelola, pelaksana dan kader.
Rendahnya kesadaran orangtua sebagai anggota kelompok BKB HI untuk aktif dalam kegiatan kelompok. Rendahnya kesadaran dan minat orangtua untuk mendengarkan penyampaian dari kader BKB HI. Orangtua bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak serta memantau tumbuh kembang anak, bakat dan minatnya. Serta rendahnya pengetahuan orang tua tentang apa itu Bina Keluarga Balita Holistik. Sehingga cakupan keluarga yang aktif untuk datang ke BKB HI masih
sangat rendah dapat dilihat dari pendataan terdapat satu orang balita stunting pada kelurahan selibar yang sekarang dalam tahap pengawasan, perawatan dan pengobatan dari Dinas Kesehatan.
Penelitian ini sejalan dengan Santi Hariani pada jurnal kesehatan andalas (2019) capaian Program BKB Holistik terintegrasi pada posyandu dan PAUD belum memenuhi target disebabkan kurangnya pemahaman pengelola Kelompok BKB, Kader BKB serta keluarga dan masyarakat yang belum paham tentang pentingnya BKB. Tapi tidak sejalan dengan penelitian Dwi Muhammad Furqon (2018) Program Bina Keluarga Balita Holistik sudah cukup berhasil walau masih ada saja beberapa masyarakat khususnya yang mempunyai balita masih malas untuk datang ke BKB HI.
Penyampaian sosialisasi, advokasi dan KIE bukan hanya sekedar menyampaikan tetapi bagaimana informasi yang disampaikan memberi pengaruh terhadap mitra kerja atau stakeholder maupun masyarakat, sehingga ada feedback terhadap pesan yang disampaikan secara umum informan menegaskan bahwa kelompok mereka terbentuk setelah mengikuti sosialisasi tetapi tidak mengerti apa yang akan dilakukan selanjutnya, sehingga mengalami kebingungan akhirnya mereka lebih fokus kepada kegiatan
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 77 awalnya Sosialisasi, advokasi dan
Konseling edukasi (KIE) merupakan suatu penguatan dari kegiatan yang dilaksanakan dan menarik dukungan dari luar dan menggambarkan bahwa kurangnya sosialisasi, advokasi dan KIE terhadap mitra kerja maupun Stakeholder. Kunci dari pada pemberian sosialisasi adalah bagaimana teknik mengkomunikasikan pesan yang kita sampaikan. Peneliti
mengambil definisi komunikasi berdasarkan pendapat Harold Dwight Lasswell (2017) bahwa komunikasi pada hakekatnya adalah seperti suatu pertanyaan “siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa dengan efek yang bagaimana ?”. kebijakan publik itu suatu rangkaian pilihan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah. (Muhammad Riyadi Firdaus, 2017).
Gambar 1.
Focus Grup Discusion (FGD)
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil focus Grup Discusion (FGD) Dinas PPKBP3A beserta Bidang Ketahanan dan kesejahteraan keluarga mengajukan permintaan anggaran untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Team Pokjanal menjadwalkan sosialisasi Bina Keluarga Balita Holistik Integratif ke 5 Kecamatan di Kampung KB yang dihadiri oleh masyarakat, kader, toga dan toma serta keluarga yang mempunyai balita supaya mereka mengetahui apa
manfaat dan arti dari Bina Keluarga Balita Holistik Integratif yang terpadu dengan Posyandu dan PAUD serta apa saja kegiatan yang didapat pada saat pelaksanaan Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Tersebut.
Pada tahun 2022 Dinas PPKBP3A sudah menganggarkan untuk pelatihan Tenaga Pendamping PKB/PLKB dan Kader serta melakukan pembinaan Tribina tiga bulan sekali.
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 78 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pendekatan yang dilakukan oleh penyelenggara BKB HI Eforbia kepada orang tua, warga belajar PAUD dan Posyandu melalui Program BKB HI yang diselenggarakan di BKB HI Eforbia Rw 6 RT 15 dan 16 Kelurahan Selibar Kecamatan Pagar Alam Utara.
2. Pengelolaan Program (Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) BKB yang terintegrasi pada PAUD dan Posyandu Eforbia Rw 6 RT 15 dan 16 Kelurahan Selibar Kecamatan Pagar Alam Utara. 3. Faktor pendukung dan penghambat
yang dihadapi pada pelaksanaan Program BKB HI Eforbia Rw 6 RT 15 dan 16 Kelurahan Selibar Kecamatan Pagar Alam Utara.
4. Penerapan layanan BKB Holistik Integratif yang meliputi Layanan Pendidikan, Layanan Kesehatan, Gizi dan Perawatan, Layanan Pengasuhan, Layanan Perlindungan dan Layanan Kesejahteraan
Saran
1. Ada pembahasan kembali kebijakan terkait Tim pokjanal (Tim Penggerak PKK, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) serta pembiayaan operasional kader BKB HI dalam melaksanakan kegiatan yang bersinergi bersifat promosi dan
edukasi kepada masyarakat terutama kepada keluarga balita mengenai kesehatan, pendidikan, pertumbuhan dan perkembangan balita dengan memantau menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan Kartu Kembang Anak (KKA).
2. Melaksanakan Sosialisasi Bina Keluarga Balita Holistik Integratif pada 5 Kecamatan lokasi Kampung KB sebagai tindak lanjut dari Dinas PPKBP3A Kota Pagar Alam setelah melakukan penelitian.
3. Merencanakan penganggaran APBD Dinas PPKBP3A, APBN BKKBN Provinsi Sumatera Selatan dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk BKB KIT sesuai pada kelompok Umur setiap kelompok Bina Keluarga Balita Holistik Integratif harus mempunyai 5 BKB KIT.
4. Merencanakan pelatihan untuk tenaga pendamping (PKB/PLKB) dan Kader BKB HI pada tahun 2022 Dinas PPKBP3A Kota Pagar Alam.
5. Penggalangan Dana Swadaya Dari dana Kelurahan Selibar, RT 15 dan RT 16 Talang camai untuk Alat Permainan Edukatif (APE) Kecamatan Pagar Alam Utara.
Ucapan Terimakasih
Terima kasih kepada Dinas PPKBP3A, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pagar
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 79 Alam, kampus STIK Bina Husada
Palembang, Pembimbing dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penelitian
ini, sehingga penelitian dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2019). Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Jakarta : BKKBN.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2018). Program kerja Bina Keluarga Balita (BKB). Jakarta : BKKBN.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2015). Program Pendidikan Pelayanan Pendidikan Usia Dini (PAUD). Jakarta : Bappenas.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2017). Data Pengendalian Lapangan (Dalap BKKBN) keluarga yang mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jakarta : BKKBN.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2013). Pedoman Pelaksanaan Program Bina Keluarga Balita (BKB). Holistik Terintegratif. Jakarta : BKKBN. Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
perlindungan Anak. (2021). Data Bina Keluarga Balita (BKB) Holistik Integratif. Pagar Alam : DPPKBP3A.
Dinas Kesehatan. (2021). Data Pos Pelayanan Terpadu di Kota Pagar Alam. Pagar Alam : DINKES.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Data Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pagar Alam : Disdikbud.
Dunst, C. J., Espe-Sherwindt, M., & Hamby, D. W. (2019). Does capacity-building professional development engender practitioners’ use of capacity-building family-centered practices? European Journal of Educational Research, 8(2), 515-526.
Dunst, C. J., Hamby, D. W., Raab, M., & Bruder, M. B. (2017). Family socioeconomic status, ethnicity, acculturation and enculturation, and parent beliefs about child behavior, learning methods and parenting roles. Journal of Education and Culture Studies, 1(2), 99-122.
European Association on Early Childhood Intervention. (2019). Agora project: Developing early childhood intervention services through participation and co-production. Luxembourg: Author.
European Commons (2019). Adult education and training. In National education systems (Chapter 8). Luxembourg: Eurydice.
Gregg, K., Rugg, M., & Souto-Manning, M. (2011). Fostering family-centered practices through a family-created portfolio. School Community Journal, 21(1), 53–70.
Hariani. (2019). Capaian kelompok BKB aktif dan keluarga balita aktif. Solo.
Hu, X. Y., & Yang, X. J. (2013). Early intervention practices in China: Present situation and future directions. Infants & Young Children, 26(1), 4-16.
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 80 Kementerian Dinas dan Budaya. (2015). Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik
Integratif (PAUD HI). Jakarta : Kemendikbud.
Mardiyono. (2018). Pengintegrasian BKB, Posyandu dan PAUD. Yogyakarta.
Muhammad Riyandi Firdaus. (2017). Tantangan implementasi kebijakan publik. Banjarmasin Nores, M., & Fernandez, C. (2018). Building capacity in health and education systems to deliver interventions that strengthen early child development. Annals of the New York Academy of Sciences, 57-73.
Peraturan Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana (PERKA). (2018). Tujuan Pembangunan secara Nasional. Jakarta : PERKA.
Peraturan Presiden. (2013). Pengembangan Usia Dini Holistik Integratif. Jakarta ; PERPRES. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19. (2011). Pedoman Pengintegrasian Layanan
Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu. Jakarta : PERMENDAGRI.
Profil Kecamatan Pagar Alam Utara, (2021). Latar Belakang berdirinya BKB HI Eforbia di Talang Camai. Kota Pagar Alam.
Pusat data dan informasi Departemen Kesehatan RI. (2011). Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta : Depkes RI.
Pemantauan Status Gizi. (2017). Prevalensi Balita Stunting di Indonesia. Jakarta : Kemenkes. Putra, & Ishartiwi. (2016). Metode Cerita untuk meningkatkan kemampuan dasar memberikan
perkembangan pendidikan bagi PAUD.
Riesmiyatiningdyah, R. (2020). Thenticate Report of Integrative Holistic Parenting Education Program (BKB) in Encouraging Children Creativity in Indonesia.
Rue, L.W. Byars, L.L., dan Rachman, F. (2015). Pengorganisasian pengelompokan organisasi dan penetapan penanggung jawab. Jakarta.
Surat Keputusan Walikota Pagar Alam. (2019). Tentang Kelompok Kerja Bina Keluarga Holistik Integratif. Pagar Alam.
Suherman Kusniadji. (2017). Metode Penyampaian Informasi Dalam model Komunikasi.https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/49
Wijayanti. (2018). Kendala – kendala Bina keluarga Balita (BKB). https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/205/0
Wilkinson, & Kao . (2019). Kurikulum menunjang kemampuan dasar anak dengan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional. Jakarta.
Webster dalam wahab. (2011). Implementasi Kebijakan Publik oleh George Edward III. Jakarta.
World Health Organization. (2019). Kualitas perkembangan balita Pada periode emas (golden periode) , WHO: Jakarta.
Wulandari, H., Supriyati, Y., & Jalal, F. (2018). Evaluation of Holistic Integrative Program in Early Childhood Education and Development (PAUD HI). Int. J. of Multidisciplinary and Current Research, 6.