• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

34

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meleiti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Prosedur-prosedur kualitatif memiliki pendekatan yang lebih beragam dalam penelitian akademik ketimbang metode-metode kuantitatif. Penelitian kualitatif juga memiliki asumsi asumsi filosofis, strategi-strategi penelitian, dan metode-metode pengumpulan, analisis, dan interpretasi data yang beragam. Meskipun prosesnya sama, prosedur-prosedur kualitatif tetap mengandalkan data berupa teks dan gambar, memiliki langkah-langkah unik dalam analisis datanya, dan bersumber dari strategi-strategi peneiitian yang berbeda-beda.

Menurut Creswell (2010, hlm. 225) karakteristik penelitian kualitatif antara lain:

1. Lingkungan alamiah (natural setting); para peneliti kualitatif cenderung mengumpulkan data lapangan di lokasi di mana para partisipan mengalami isu atau masalah yang akan diteliti. Peneliti kualitatif tidak membawa individu-individu ini kedalam laboratoratorium (atau dalam situasi yang telah di-setting sebelumnya); tidak pula membagikan instrumen-instrumen kepada mereka. Informasi yang dikumpulkan dengan berbicara langsung kepada orang-orang dan melihat mereka bertingkah laku dalam konteks natural inilah yang

(2)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi karakteristik utama peneliti kualitatif. Dalam setting yang alamiah, para peneliti kualitatif melakukan interaksi face-to-face sepanjang penelitian. 2. Peneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument); para peneliti

kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan para partisipan. Mereka bisa saja mengumpulkan sejenis instrumen untuk mengumpulkan data tetapi diri merekalah yang sebenarnya menjadi satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan informasi. Mereka, pada umumnya, tidak menggunakan kuesioner atau instrumen yang di buat oleh peneliti lain.

3. Rancangan yang berkembang (emergent design); bagi para peneliti kualitatif, proses penelitian selalu berkembang dinamis. Hal ini berarti bahwa rencana awal penelitian tidak bisa secara ketat dipatuhi. Semua tahap dalam proses ini bisa saja berubah setelah peneliti masuk kelapangan dan mulai mengumpulkan data. Misalnya, pertanyaan-pertanyaan bisa saja berubah, strategi pengumpulan data juga bisa berganti, dan individu-individu yang diteliti serta lokasi-lokasi yang dikunjungi juga bisa berubah sewaktu-waktu. Gagasan utama di balik penelitian kualitatif sebenarnya adalah mengkaji masalah atau isu dari para partisipan dan melakukan penelitian untuk memperoleh informasi mengenai masalah tersebut.

4. Beragam sumber data (multiple sources of data); para peneliti kualitatif biasanya memilih mengumpulkan data dari beragam sumber, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi, ketimbang hanya bertumpu pada satu sumber data saja. Kemudian, peneliti mereview semua data tersebut, memberikannya makna, dan mengolahnya ke dalam kategori-kategori atau tema-tema yang melintasi semua sumber data.

5. Analisis data induktif (inductive data analysis); para peneliti kualitatif membangun pola-pola, kategori-kategori, dan tema-temanya dari bawah ke atas (induktif), dengan mengolah data ke dalam unit-unit informasi yang lebih abstrak. Proses induktif ini mengilustrasikan usaha peneliti dalam mengolah

(3)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara berulang-ulang membangun serangkaian tema yang utuh. Proses ini juga melibatkan peneliti untuk bekerjasama dengan para partisipan secara interaktif sehingga partisipan memiliki kesempatan untuk membentuk sendiri tema-tema dan abstraksi-abstraksi yang muncul dari proses ini.

6. Perspektif teoritis (theoretical lens); para peneliti kualitatif sering kali menggunakan perspektif tertentu dalam penelitian mereka, seperti konsep kebudayaan, etnografi, perbedaan-perbadaan gender, ras, atau kelas yang muncul dari orientasi-orientasi teoritis. Terkadang pula penelitian dapat diawali dengan mengidentifikasi terlebih dahulu konteks sosial, politis, atau historis dari masalah yang akan diteliti.

7. Bersifat penafsiran (interpretive); penelitian kualitatif merupakan salah satu bentuk penelitian interpretif di mana di dalamnya para peneliti kualitatif membuat suatu interpretasi atas apa yang mereka lihat, dengar, dan pahami. Interpretasi-interpretasi mereka bisa saja berbeda dengan latar belakang, sejarah, konteks, dan pemahaman-pamahaman mereka sebelumnya. Setelah laporan penelitian diterbitkan, barulah para pembaca dan para partisipan yang melakukan interpretasi, yang seringkali berbeda dengan interpretasi peneliti. Karena pembaca, partisipan, dan peneliti sama-sama terlibat dalam proses interpretif ini, tampaklah bahwa penelitian kualitaif memang menawarkan pandangan-pandangan yang beragam atas suatu masalah.

8. Pandangan menyeluruh (holistic account); para penelitia kualitatif berusaha mambuat gambaran kompleks dari suatu masalah atau isu yang diteliti. Hal ini melibatkan usaha pelaporan perspektif-perspektif, pengidentifkasian faktor-faktor yang terkait dengan situasi tertentu, dan secara umum usaha pensketsaan atas gambaran besar yang muncul. Untuk itulah, para peneliti kualitatif diharapkan dapat membuat suatu model visual dari berbagai aspek mengenai proses atau fenomena utama yang diteliti.

(4)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualitatif merupakan penelitian interpretif, yang didalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan. Keterlibatan inilah yang nantinya memunculkan serangkaian isu-isu strategi, etis, dan personal dalam proses penelitian kualitatif (Locke, dalam Creswell, 2015, hlm. 229). Dengan keterlibatannya dalam concern seperti ini, peneliti kualitatif berperan untuk mengidentifikasi bisa-bisa, nilai-nilai, dan latar belakang pribadinya secara refleksif, seperti gender, sejarah, kebudayaan, dan status sosial ekonominya, yang bisa saja turut membentuk interpretasi mereka selama penelitian. Selain itu, para peneliti kualitatif juga berperan memperoleh entri dalam lokasi penelitan dan masalah-masalah etis yang bisa muncul tiba-tiba.

Dengan melihat fenomena atau gejala di lapangan antara satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan dan upaya penulis untuk mengungkapkan data dan makna di balik kenyataan yang ada dengan cara masuk langsung dari subjek penelitian melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi tentang efektivitas implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di MAN 2 Model Pekanbaru, dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Partisipan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Untuk memperoleh data secara representatif, maka diperlukan informan kunci yang memahami dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji.

Teknik pengambilan partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu partisipan yang dipilih secara sengaja atau menunjuk langsung kepada orang yang diinginkan peneliti dalam pertimbangan

(5)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa informan yang dipilih dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan (Sugiyono, 2015, hlm. 219).

Sumber data dan informasi penelitian diambil dari informan yang berhubungan dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Relevansinya dengan penelitian SMM ISO 9001:2008 di MAN 2 Model Pekanbaru, maka penulis memutuskan yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf.

Tempat penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan, untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan atau fokus penelitian. Tempat yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah MAN 2 Model Pekanbaru, yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 55 Kota Pekanbaru Provinsi Riau Telp./Fax. (0761) 23242.

C. Pengumpulan Data 1. Instrument Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument). Para peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan para partisipan. Mereka bisa saja mengumpulkan sejenis instrumen untuk mengumpulkan data tetapi diri merekalah yang sebenarnya menjadi satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan informasi. Mereka, pada umumnya, tidak menggunakan kuesioner atau instrumen yang di buat oleh peneliti lain.

Oleh karena itu peneliti sebagai instrument harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi

(6)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian.

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah focus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada tahap wawancara, tahap fokus dan seleksi, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.

Peneliti dalam penelitian kualitatif memiliki peran yang sangat penting, semakin dalam pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, maka semakin banyak informasi yang dihasilkan.

Berikut kisi-kisi penelitian yang digunakan peneliti dalam proses penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi penelitian

No Aspek Dimensi

(7)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Panduan mutu c. Tujuan kualitas

d. Perencanaan sistem manajemen mutu e. Penyediaan sumber daya

f. Manajemen sumber daya manusia g. Infrastruktur

No Aspek Dimensi

h. Lingkungan kerja

2 Pelaksanaan a. Tanggung jawab, kewenangan dan komunikasi

b. Kompetensi pelatihan dan kesadaran c. Infrastruktur

d. Lingkungan kerja e. Realisasi Produk 3 Pengecekan a. Pengendalian dokumen

b. Pengendalian catatan atau rekaman c. Pemantauan dan pengukuran

d. Pengendalian ketidaksesuaian produk e. Analisis data

4 Tindak Lanjut a. Peninjauan ulang manajemen b. Perbaikan

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Langkah-langkah pengumpulan data meliputi usaha membatasi penelitian, mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara, baik yang tersetruktur maupun tidak, dokumentasi, materi-materi visual, serta usaha merancang protokol untuk merekam/mencatat informasi. Peneliti dalam kebanyakan penelitian kualitatif mengumpulkan beragam jenis data dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mengumpulkan informasi

(8)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilokasi penelitian. Prosedur-prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif melibatkan empat jenis strategi, seperti berikut:

Tabel 3.2 Jenis-jenis dan Opsi-opsi Pengumpulan Data Kualitatif

No Jenis-jenis Opsi-opsi

1 Observasi a. Partisipasi utuh – peneliti menyembunyikan perannya sebagai Observer.

No Jenis-jenis Opsi-opsi

b. Peneliti sebagai partisipan – peneliti menampakkan perannya sebagai observer. c. Partisipan sebagai observer –peran

observasi sekunder diserahkan kepada partisipan.

d. Peneliti utuh –peneliti mengobservasi tanpa bantuan partisipan.

2 Wawancara a. Berhadap-hadapan – peneliti melakukan wawancara perorangan.

b. Telepon – peneliti mewawancarai partisipan lewat telepon

c. Focus group –peneliti pewawancarai partisiapan dalam sebuat kelompok

d. Wawancara internet dengan email atau perangkat online lain.

3 Dokumentasi a. Dokumen publik, seperti makalah, atau koran.

b. Dokumen privat, seperti diary, buku harian, atau surat. 4 Audio-visual a. Foto b. Vediotape c. Objek-objek seni d. Software computer e. Film

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa jenis teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Observasi, yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.

(9)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat-baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang memang diketahui oleh peneliti) – aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian.

b. Wawancara, peneliti akan melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, wawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan per kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak tersetruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (openended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan.

c. Dokumentasi, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Peneliti akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dianggap penting dan berkaitan dengan fokus penelitian.

d. Audio-visual, peneliti akan mengumpulkan foto-foto yang dianggap saling berkaitan satu sama lainnya.

D. Analisis Data

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Analisis data kualitatif bisa saja melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama. Ketika wawancara berlangsung, misalnya, peneliti sambil mengajukan pertanyaan lalu melakukan analisis terhadap

(10)

data-Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data yang baru saja diperoleh dari hasil wawancara ini, menulis catatan-catatan kecil yang dapat dimasukkan sebagai narasi dalam laporan akhir, dan memikirkan susunan laporan akhir.

Menurut Creswell (2010; hlm. 239) ada beberapa langkah-langkah analisis seperti berikut ini:

1. Langkah 1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan transkripsi wawancara, men-scanning materi, mengeruk data lapangan, atau memilah-milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.

2. Langkah 2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun general sense atas Informasi yang diperoleh dan me-refleksikan maknanya secara keseluruhan. Gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan partisipan? Bagaimana nada gagasan-gagasan tersebut? Bagaimana kesan dari kedalaman, kredibilitas, dan penuturan informasi itu? Pada tahap ini, para peneliti kualitatif terkadang menulis catatan-catatan khusus atau gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh.

3. Langkah 3. Menganalisis lebih detail dengan mene-coding data. Coding merupakan proses mengolah materi/informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya (Rossman & Rallis, 1998:171). Langkah ini melibatkan beberapa tahap: mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses pengumpulan, mensegmentasi kalimat-kalimat (atau paragraf-paragraf) atau gambar-gambar tersebut ke dalam kategori-kategori, kemudian melabeli kategori-kategori ini dengan istilah-istilah khusus, yang sering kali didasarkan pada istilah/bahasa yang benar-benar berasal dari partisipan (disebut istilah in vivo).

4. Langkah 4. Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang, kategori-kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan usaha penyampaian informasi secara detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi, atau peristiwa-peristiwa dalam setting tertentu. Peneliti

(11)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat membuat kode-kode untuk mendeskripsikan semua informasi ini, lalu menganalisisnya. Setelah itu, terapkanlah proses coding untuk membuat sejumlah kecil tema atau kategori, bisa lima hingga tujuh kategori. Tema-tema inilah yang biasanya menjadi hasil utama dalam penelitian kualitatif dan sering kali digunakan untuk membuat judul dalam bagian hasil penelitian. Meski demikian, tema-tema ini sebaiknya diperkuat dengan berbagai kutipan, seraya menampilkan perspektif-perspektif yang terbuka untuk dikaji ulang.

Setelah mengidentifikasi terria-tema selama proses coding, pene-liti kualitatif dapat memanfaatkan lebih jauh tema-tema ini untuk membuat analisis yang lebih kompleks. Misalnya, peneliti mengaitkan tema-tema dalam satu rangkaian cerita (seperti dalam penelitian naratif) atau mengembangkan tema-tema tersebut menjadi satu model teoretis (seperti dalam grounded theory). Tema-tema ini juga bisa dianalisis untuk kasus tertentu, lintas kasus yang berbeda-beda (seperti dalam studi kasus), atau dibentuk menjadi deskripsi umum (seperti dalam fenomenologi). Penelitian kualitatif yang rumit biasanya melampaui deskripsi dan identifikasi tema untuk masuk ke dalam huburvgan antartema yang lebih kompleks.

5. Langkah 5. Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali dalam narasi/laporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer adalah dengan menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis. Pendekatan ini bisa meliputi pembahasan tentang kronologi peristiwa, tema-tema tertentu (lengkap dengan subtema-subtema, ilustrasi-ilustrasi khusus, perspektif-perspektif, dan kutipan-kutipan), atau tentang keterhubungan antar tema. Para peneliti kualitatif juga dapat menggunakan visual-visual, gambar-gambar, atau tabel-tabel untuk membantu menyaji-kan pembahasan ini. Mereka dapat menyajikan suatu proses (sebagaimana dalam grounded theory), menggambarkan secara spesifik lokasi penelitian (sebagaimana dalam etnografi), atau memberikan informasi deskriptif

(12)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang partisipan dalam sebuah tabel (sebagaimana dalam studi kasus dan etnografi).

6. Langkah 6. Langkah terakhir dalam analisis data adalah menginterpretasi atau memaknai data. Mengajukan pertanyaan seperti "Pelajaran apa yang bisa diambil dari semua ini?" akan membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan (Lincoln & Guba, dalam Creswell, 2015, hlm. 245). Pelajaran ini dapat berupa interpretasi pribadi si peneliti, dengan berpijak pada kenyataan bahwa peneliti membawa kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadinya ke dalam penelitian. Interpretasi juga bisa berupa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian dengan informasi yang berasal dari literatur atau teori. Dalam hal ini, peneliti menegaskan apakah hasil penelitiannya membenarkan atau justru menyangkal informasi sebelumnya. Interpretasi/pemaknaan ini juga bisa berupa pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu dijawab selanjutnya: pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan analisis, dan bukan dari hasil ramalan peneliti.

Langkah-langkah tersebut akan diterapkan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini data yang didapat ditulis dalam transkrip wawancara, lalu koding, dipilih tema-tema sebagai hasil temuan, dan selanjutya dilakukan interprestasi data.

E. Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, validitas ini tidak memiliki konotasi yang sama dengan validitas dalam penelitian kuantitatif, tidak pula sejajar dengan reliabilitas (yang berarti pengujian stabilitas dan konsistensi respons) ataupun dengan generalisabilitas (yang berarti validitas eksternal atas hasil penelitian yang dapat diterapkan pada setting, orang, atau sampel yang baru) dalam penelitian kuantitatif). Sebaliknya, validitas kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan

(13)

prosedur-Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prosedur tertentu, sementara reliabilitas kualitatif mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti-peneliti lain (dan) untuk proyek-proyek yang berbeda (Gibbs, dalam Creswell, 2010, hlm. 246).

Peneliti kualitatif akan mengetahui bahwa pendekatan mereka konsisten dan reliable adalah dengan selalu mendokumentasikan seluruh prosedur-prosedur penelitin mereka dan mendokumentasikan sebanyak mungkin langkah-langkah dalam prosedur tersebut.

Gibbs (dalam Creswell, 2010, hlm. 246) memerinci sejumlah prosedur reliabilitas sebagai berikut:

1. Ceklah hasil transkripsi untuk memastikan tidak adanya kesalahan yang dibuat selama proses transkripsi.

2. Pastikan tidak ada definisi dan makna yang mengambang mengenai kode-kode selama proses coding. Hal ini dapat dilakukan dengan terus membandingkan data dengan kode-kode atau dengan menulis catatan tentang kode-kode dan definisi-definisinya.

3. Untuk penelitian yang berbentuk tim, diskusikanlah kode-kode bersama partner satu tim dalam pertemuan-pertemuan rutin atau sharing analisis.

4. Lakukan cross-check dan bandingkan kode-kode yang dibuat oleh peneliti lain dengan kode-kode yang telah Anda buat sendiri.

Sementara itu, validitas merupakan kekuatan lain dalam penelitian kualitatif selain reliabilitas. Validitas ini didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum. Berikut ini adalah delapan strategi validitas yang disusun mulai dari yang paling sering dan mudah digunakan hingga yang jarang dan sulit diterapkan (Creswell, 2010, hlm. 247):

1. Mentriangulasi sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren. Tema-tema yang dibangun

(14)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan sejumlah sumber data atau perspektif dari partisipan akan menambah validitas penelitian.

2. Menerapkan member checking untuk mengetahui akurasi hasil penelitian. Member checking ini dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir atau deskripsi-deskripsi atau tema-tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan/deskripsi/tema tersebut sudah akurat. Hal ini tidak berarti bahwa peneliti membawa kembali transkrip- transkrip mentah kepada partisipan untuk mengecek akurasinya. 3. Membuat deskripsi yang kaya dan padat (rich and thick description) tentang

hasil penelitian. Deskripsi ini setidaknya harus berhasil menggambarkan setting penelitian dan membahas salah satu elemen dari pengalaman-pengalaman partisipan. Ketika para peneliti kualitatif menyajikan deskripsi yang detail mengenai setting misalnya, atau menyajikan banyak perspektif mengenai tema, hasilnya bisa jadi lebih realistis dan kaya. Prosedur ini tentu saja akan menambah validitas hasil penelitian.

4. Mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti ke dalam penelitian. Dengan melakukan refleksi diri terhadap kemungkinan munculnya bias dalam penelitian, peneliti akan mampu membuat narasi yang terbuka dan jujur yang akan dirasakan oleh pembaca. Refleksivitas dianggap sebagai salah satu karakteristik kunci dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yang baik berisi pendapat-pendapat peneliti tentang bagaimana interpretasi mereka terhadap hasil penelitian turut dibentuk dan dipengaruhi oleh latar belakang mereka.

5. Menyajikan informasi "yang berbeda" atau "negatif" {negative or discrepant information) yang dapat memberikan perlawanan pada tema-tema tertentu. Karena kehidupan nyata tercipta dari beragam perspektif yang tidak selalu menyatu, membahas informasi yang berbeda sangat mungkin menambah kredibilitas hasil penelitian. Peneliti dapat melakukan ini dengan membahas bukti mengenai suatu tema. Semakin banyak kasus yang disodorkan peneliti,

(15)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan melahirkan sejenis problem tersendiri atas tema tersebut. Akan tetapi, peneliti juga dapat menyajikan informasi yang berbeda dengan perspektif-perspektif dari tema itu. Dengan menyajikan bukti yang kontradiktif, hasil penelitian bisa lebih realistis dan valid.

6. Memanfaatkan waktu yang relatif lama (prolonged time) dilapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti diharapkan dapat memahami lebih dalam fenomena yang diteliti dan dapat menyampaikan secara detail mengenai lokasi dan orang-orang yang turut membangun kredibilitas hasil naratif peneiitian. Semakin banyak pengalaman yang dilalui peneliti bersama partisipan dalam setting yang sebenarnya, semakin akurat atau valid hasil penelitiannya.

7. Melakukan tanya-jawab dengan sesama rekan peneliti (peer debriefing) untuk meningkatkan keakuratan hasil penelitian. Proses ini mengharuskan peneliti mencari seorang rekan (a peer debriefer) yang dapat mereview untuk berdiskusi mengenai penelitian kualitatif sehingga hasil penelitiannya dapat dirasakan oleh orang lain, selain oleh peneliti sendiri.

8. Mengajak seorang auditor (external auditor) untuk mereview keseluruhan proyek penelitian. Berbeda dengan peer debriefer, auditor ini tidak akrab dengan peneliti atau proyek yang diajukan. Akan tetapi, kehadiran auditor tersebut dapat memberikan penilaian objektif. Hal-hal yang akan di-periksa oleh investigator independen seperti ini biasanya me-nyangkut banyak aspek dalam penelitian (seperti, keakuratan transkrip, hubungan antara rumusan masalah dan data, tingkat analisis data mulai dari data mentah hingga interpretasi). Tentu saja, strategi ini dapat menambah validitas penelitian kualitatif.

Strategi-strategi yang dijelaskan di atas, dalam penelitian ini tidak digunakan keseluruhan untuk memvalidasi data peneliti. Peneliti hanya menggunakan salah satu strategi yaitu strategi triangulasi. Penggunaan strategi

(16)

Risdea Putri, 2016

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MAN 2 MODEL PEKANBARU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

triangulasi karena strategi ini mudah terjangkau untuk digunakan peneliti dan lebih mudah dipratekkan untuk memvalidasi data ini.

Gambar

Tabel 3.2 Jenis-jenis dan Opsi-opsi Pengumpulan Data Kualitatif

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan pemberdayaan pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kota Medan, dengan demikian penelitian akan mengarah

Sebagai PD yang terkait langsung dengan fungsi pelayanan perizinan dan penanaman modal rencana strategis tersebut dilakukan dengan memperhatikan rencana pembangunan jangka

merupakan batuan yang berasal dari batuan beku yang mengalami proses pelapukan/penghancuran yang dibawa oleh air atau angin. Dilihat dari prantaranya batuan sedimen

Dan dalam melakukan penelitian hanya memperbandingkan antara pemberian tunjangan-tunjangan dan pemberian natura, pemberian tunjangan pajak penghasilan pasal 21, pajak

Pada pembangkit batu bara, banyak orang menggunakan kandungan energi kimia dari batu bara (kandungan energi yang bisa dikonversikan menjadi energi panas) yang bisa

Penelitian yang dilakukan pada pasien anak umur 8-12 tahun di RSGM- UMY ini bertujun untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada anak yang dirawat dengan aksesoris

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Tumor otak mulai dikenal sebagai salah satu penyebab kematian dan kecacatan pada masyarakat disamping penyakit-penyakit seperti; stroke, dan lain-lain. Dengan kemajuan