JURNAL SKRIPSI
MINIMASI TINGKAT KELUHAN OPERATOR PADA
PENGGUNAAN FLOWRACK DENGAN MENGGUNAKAN
DATA ANTROPOMETRI PADA BAGIAN PMC LOKAL R2 DI
PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTORS PLANT CAKUNG
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Ir. Herlina K. N., MT
Dian Eko Adi Prasetio, ST
Dede Niftahudin
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM ASSYAFI’IYAH
JAKARTA
2013
1 BAB I
LATAR BELAKANG
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan yang efektif, aman dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan kerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekanannya adalah faktor manusia. Ketidaknyaman yang dirasakan oleh operator pada bagian PMC Lokal R2 di PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Cakung dalam bekerja perlu mendapat perhatian dan perlu adanya perbaikan, untuk memperlambat kelelahan, mengurangi keluhan dan resiko kecelakaan dalam bekerja. Pada kesempatan ini penulis ingin memperbaiki flowrack yang ada saat ini sebagai jawaban atas permasalahan ketidaknyamanan dalam bekerja yang dibutuhkan pada bagian PMC Lokal R2 guna meminimasi tingkat keluhan operator dan tingkat penurunan kualitas material untuk kelancaran dalam kegiatan proses produksi. Sehubungan uraian latar belakang diatas, maka dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengambil judul tentang : MINIMASI TINGKAT
KELUHAN OPERATOR PADA PENGGUNAAN FLOWRACK
DENGAN MENGGUNAKAN DATA ANTROPOMETRI PADA BAGIAN PMC LOKAL R2 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTORS PLANT CAKUNG.
2
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
Operator PMC Lokal R2 mengalami kesulitan dalam meletakkan material ke
dalam flowrack dikarenakan jarak jangkauan flowrack dari tangan terlalu tinggi.
Sering terjadinya keluhan pada operator PMC Lokal R2, seperti keram,
pegal-pegal dan pusing.
Operator PMC Lokal R2 sering tidak masuk kerja dikarenakan sakit dan terlalu
lelah dalam bekerja.
Jumlah operator PMC Lokal R2 terbatas, jika ada operator yang tidak masuk
kerja maka operator lain berkewajiban mengerjakan pekerjaan operator tersebut.
Dengan adanya operator PMC Lokal R2 yang tidak masuk kerja, target
3 BAB III
BATASAN MASALAH
Penelitian ini dilakukan pada bagian PMC Lokal R2 di PT. Suzuki Indomobil
Motors Plant Cakung.
Mengukur tingkat keluhan operator dengan survey langsung ke lapangan, untuk
menganalisis faktor penyebabnya menggunakan Quesioner dan Data Antropometri Operator PMC Lokal R2.
Data sampling yang diambil pada bagian PMC Lokal R2 sebanyak 10 orang.
Evaluasi ergonomi pada flowrack hanya sebatas variabel-variabel yang
berhubungan dengan flowrack, keluhan yang terjadi pada operator dan analisis data antropometri operator PMC Lokal R2.
4 BAB IV
PERUMUSAN MASALAH & TUJUAN PENELITIAN
A. RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa keluhan yang dialami oleh operator PMC Lokal R2 cukup berpengaruh terhadap kinerja operator itu sendiri dan produktivitas perusahaan, yang salah satunya adalah dikarenakan desain flowrack tidak sesuai dengan antropometri operator PMC Lokal R2.
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimasi tingkat keluhan operator PMC Lokal R2 melalui Perancangan Ulang Flowrack dengan Menggunakan Data Antropometri Operator PMC Lokal R2.
5 BAB V METODOLOGI PENELITIAN Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Studi Pustaka Pengumpulan Data : A. Antropometri Operator B. Beban Kerja Operator C. Keluhan Operator
Pengolahan Data : A. Antropometri Operator B. Beban Kerja Operator C. Keluhan Operator
Kondisi Kerja Ergonomi
Kesimpulan dan Saran Tidak
Analisa Solusi : Perancangan Ulang
Flowrack
Ya
6 BAB VI
PENGUMPULAN DATA
A. DATA ANTROPOMETRI OPERATOR
Dimensi tubuh yang diukur dalam penelitian ini merupakan dimensi tubuh yang diperlukan untuk melakukan perancangan ulang flowrack. Dimensi-dimensi tubuh tersebut adalah :
Tinggi Mata (TMT)
Adalah tinggi mata sampai ujung kaki pada saat melihat ke depan atau objek yang dituju.
7
Tinggi Bahu ke Lantai (BL)
Adalah tinggi badan dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Gambar 3. Tinggi Bahu Ke Lantai
Tinggi Siku ke Lantai (SL)
Adalah panjang jangkauan tangan ke depan dari lengan sampai ujung jari.
Gambar 4. Tinggi Siku Ke Lantai
Persentile
Persentile adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentile ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentile ke-5 akan menunjukkan 5%
8
populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka persentile ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan persentile ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil”. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2.5th dan 97.5th persentile sebagai batas-batasnya. Pemakaian persentile yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri ada pada tabel berikut.
Sumber : Eko Nurmianto ( Ergonomi & Antropometri, 2004)
Tabel 2. Data Antropometri Operator PMC Lokal R2
NO. NAMA TINGGI
MATA(cm)
TINGGI BAHU KE LANTAI (cm)
TINGGI SIKU KE LANTAI (cm)
1 Abdul Latif Al Fikri 150 132 105
2 Dadang Kurnida 154 135 103 3 Akhmad Supendi 159 131 107 4 Andriya Fitriyadi 162 133 111 5 Darul Kutni 158 132 101 6 Rudiyanto 156 135 106 7 Nurhadi 159 131 107 8 Amri Situmorang 160 137 108 9 Joko Pramono 156 136 103
10 Supomo Budi Nugroho 155 134 103
Sumber : Data angket (Quisioner) pada bagian PMC Lokal 2W
Tabel 1. Persentile & Perhitungan
No Persentile Perhitungan 1 1st X-2,325 ó 2 2,5th X-1,96 ó 3 5th X-1,645 ó 4 10th X-1,28 ó 5 50th - 6 90th X+1,28 ó 7 95th X+1,645 ó 8 97,5th X+1,96 ó 9 99th X+2,325 ó
9
Tabel 3. Data Berat Badan Operator PMC Lokal R2
No. Nama Operator Berat Badan (kg)
1 Abdul Latif Al Fikri 56
2 Dadang Kurnida 65 3 Akhmad Supendi 70 4 Andriya Fitriyadi 78 5 Darul Kutni 57 6 Rudiyanto 62 7 Nurhadi 65 8 Amri Situmorang 72 9 Joko Pramono 58
10 Supomo Budi Nugroho 57
Sumber : Data angket (Quisioner) pada bagian PMC Lokal R2
B. DATA SPESIFIKASI FLOWRACK
GAMBAR 4. FLOWRACK Spesifikasi Flowrack Panjang : 400 cm Lebar : 80 cm Tinggi : 215 cm - Tinggi rak 1 : 90 cm - Lebar : 80 cm - Tinggi rak 2 : 140 cm - Lebar : 80 cm
10
BAB VII
PENGOLAHAN DATA
A. Pengolahan Data Antropometri
Setelah melakukan penyebaran angket (Quisioner) dan data yang ada diolah sehingga diperoleh data dengan distribusi normal yaitu, tinggi mata, tinggi bahu, tinggi siku ke lantai dan standar deviasi dari masing-masing data antropometri. Oleh karena itu penulis akan mengolah kembali data ke dalam bentuk ukuran persentile, yang mana penulis menggunakan persentile 99-th dengan ukuran X + 2,325.
Tabel 4. Standar Deviasi Antropometri Operator PMC Lokal 2W
NO. NAMA TINGGI MATA(cm)
TINGGI BAHU KE LANTAI (cm)
TINGGI SIKU KE LANTAI (cm)
1 Abdul Latif Al Fikri 150 132 105
2 Dadang Kurnida 154 135 103 3 Akhmad Supendi 159 131 107 4 Andriya Fitriyadi 162 133 111 5 Darul Kutni 158 132 101 6 Rudiyanto 156 135 106 7 Nurhadi 159 131 107 8 Amri Situmorang 160 137 108 9 Joko Pramono 156 136 103
10 Supomo Budi Nugroho 155 134 103
Standar Deviasi 3,45 2,12 2,99
11
Tabel 5. Rata-rata Tinggi Mata, Tinggi Bahu dan Tinggi Siku Operator
NO. NAMA TINGGI
MATA(cm)
TINGGI BAHU KE LANTAI (cm)
TINGGI SIKU KE LANTAI (cm)
1 Abdul Latif Al Fikri 150 132 105
2 Dadang Kurnida 154 135 103 3 Akhmad Supendi 159 131 107 4 Andriya Fitriyadi 162 133 111 5 Darul Kutni 158 132 101 6 Rudiyanto 156 135 106 7 Nurhadi 159 131 107 8 Amri Situmorang 160 137 108 9 Joko Pramono 156 136 103
10 Supomo Budi Nugroho 155 134 103
Rata-Rata 156,90 133,60 105,40
Sumber : Data Olahan
a. Persentil Tinggi Mata Operator
Diketahui : Ukuran 99 th = X + 2,325 Standart Deviasi = 3,45
Tinggi mata rata-rata = 156,90 cm Ditanya : Ukuran Persentile Tinggi Mata Operator?
Jawab : Tinggi mata + persentile 99-th/standart deviasi tinggi mata = 156,90 + 2,325 / 3,45
= 157,58 cm
b. Persentile Tinggi Bahu Operator Diketahui : Ukuran 99 th = X + 2,325
Standart Deviasi = 2,12
Tinggi bahu rata-rata = 133,6 cm Ditanya : Ukuran persentile tinggi bahu operator?
12
Jawab : Tinggi bahu rata-rata + persentile 99-th / standart deviasi tinggi bahu = 133,6 + 2,325 / 2,12
= 134,27 cm
c. Persentile Tinggi Siku Ke Lantai operator Diketahui : Ukuran 99-th = X + 2,325
Standart Deviasi = 2,99
Tinggi Siku Ke Lantai = 105,4 cm Ditanya : Ukuran persentile Tinggi Siku Ke Lantai?
Jawab : rata-rata tinggi siku ke lantai + persentile 99-th / standar deviasi tinggi siku ke lantai
= 105,4 + 2,325 / 2,99 = 106,1 cm
Tabel 6. Perbandingan Flowrack Saat Ini Dengan Antropometri Operator PMC Lokal R2
Ukuran Pada Flowrack Pada Antropometri
Operator
Kesimpulan
Tinggi Mata 140 Rak 2 157,58 Sulit Tinggi Bahu 140 Rak 2 134,27 Sulit Tinggi Siku Ke Lantai 90 cm Rak 1 106,1 Mampu
13
Dengan demikian maka spesifikasi perancangan ulang flowrack terbaru adalah :
Tabel 7. Spesifikasi Perancangan Flowrack
SEBELUM SESUDAH KETERANGAN
NO DIMENSI SPESIFIKASI (cm)
1 PANJANG 400 400 Sama dengan perancangan flowrack sebelumnya
2 LEBAR 80 80 Sama dengan perancangan flowrack sebelumnya
RAK 1 80 80 Sama dengan perancangan flowrack sebelumnya
RAK 2 80 80 Sama dengan perancangan flowrack sebelumnya
3 TINGGI 215 200 antropometri opertor PMC Disesuaikan dengan RAK 1 90 70 antropometri opertor PMCDisesuaikan dengan RAK 2 140 130 antropometri opertor PMCDisesuaikan dengan
Sumber : Data Olahan
SEBELUM REDESAIN SESUDAH REDESAIN
14
BAB VIII
ANALISA & PEMBAHASAN
A. ANALISA DATA ANTROPOMETRI OPERATOR
Setelah melakukan pengolahan data pada bagian antropometri operator, bahwa antropometri yang diambil adalah antropometri tinggi mata, tinggi bahu, tinggi siku ke lantai. Dengan menggunakan persentile 99-th. Dalam hal ini penulis menggunakan persentile 99-th karena sampel data operator PMC hanya 10 orang dan data yang diambil telah mewakili seluruh populasi. Dari pengolahan data persentil tersebut didapatkan bahwa persentile tinggi mata operator setinggi 157,58 cm, persentile tinggi bahu operator setinggi 134,27 cm dan persentile tinggi siku ke lantai setinggi 106,1 cm. Jika kita membandingkan antara antropometri operator dengan spesifikasi flowrack yang ada saat ini, untuk tinggi rak 1 setinggi 90 cm dan untuk tinggi rak 2 setinggi 140 cm. Berdasarkan tabel 4.13, maka dengan ukuran flowrack tersebut dinyatakan sangat menyulitkan operator dalam melakukan pengiriman material, sehingga operator mudah mengalami rasa nyeri atau sakit pada bagian leher, tangan, punggung, pinggang dan kaki.
15
B. PEMBAHASAN DATA ANTROPOMETRI OPERATOR
Setelah melihat analisa data antropometri pada sub judul sebelumnya menujukan masih perlu adanya perbaikan yaitu perancangan ulang desain dan spesifikasi flowrack. Spesifikasi flowrack yang ada saat ini sangat menyulitkan/memberatkan operator dalam menempatkan material ke dalam
flowrack, sehingga operator mengalami banyak keluhan rasa nyeri pada
anggota tubuhnya. Untuk itu perlu adanya perancangan ulang flowrack guna meminimasi tingkat kelelahan dan keluhan operator. Untuk meminimasi keluhan tersebut maka perancangan ulang flowrack menggunakan spesifikasi yang sesuai dengan data antropometri oparator PMC.
Berikut ini adalah data antropometri operator :
Tinggi Mata Operator : 157,58 cm Tinggi Bahu Operator : 134,27 cm Tinggi Siku Operator ke Lantai : 106,1 cm
16 BAB IX
KESIMPULAN & SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengolahan dan analisa data pada bab sebelumnya, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ukuran flowrack yang ada saat ini cukup menyulitkan operator dalam menempatkan material ke dalam rak. Melihat tingginya rak 1 setinggi 70 cm dan tingginya rak 2 setinggi 140 cm dengan beban material seberat ± 6 kg berdampak pada kinerja operator, sehingga operator mudah cepat lelah dan rentan sakit. Untuk itu perlu adanya perbaikan atau perancangan ulang flowrack guna meminimasi tingkat keluhan operator pada bagian PMC Lokal R2. Dengan adanya perancangan ulang
flowrack diharapkan flowrack yang baru dapat digunakan lebih ergonomis dan
efisien bagi operator, sehingga operator dapat bekerja dengan aman dan nyaman serta kegiatan proses pengiriman berjalan dengan baik dan target produksi dapat tercapai dengan maksimal.
B. SARAN
Berdasarkan uraian pada kesimpulan diatas, maka ada sedikit saran yang dapat penulis sampaikan pada bagian PMC Lokal R2 Suzuki Indomobil Motors
Plant Cakung adalah dapat melakukan perancangan ulang flowrack guna
meminimasi tingkat keluhan operator. Dengan adanya perbaikan pada flowrack yang ada, diharapkan operator dapat bekerja dengan nyaman, tidak ada keluhan yang dapat merugikan operator dan perusahaan. Sehingga proses pengiriman dan proses produksi berjalan dengan baik, lancar dan maksimal.