• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Bab ini menguraikan gambaran umum Kabupaten Penajam Paser Utara, mengenai kondisi fisik wilayah, letak geografi, topografi dan kondisi geohidrologi dengan batas-batas administrasinya; jumlah penduduk 5 tahun terakhir dengan kepadatan, sebaran serta proyeksi jumlah penduduk 5 tahun ke depan; sarana prasarana pendidikan; sarana prasarana kesehatan; kondisi sosial masyarakat; kondisi ekonomi kabupaten dan perekonomian masyarakat; visi dan misi kabupaten yang ingin dicapai; institusi dan organisasi Pemda; dan arah pengembangan pembangunan wilayah serta rencana tata ruang dan wilayah.

2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

Kabupaten Penajam Paser Utara terletak 117 km di Barat Daya Ibukota Propinsi Kalimantan Timur, Samarinda. Letaknya berbatasan dengan Kota Balikpapan yang dipisahkan oleh Teluk Balikpapan. Kabupaten Penajam merupakan wilayah yang strategis karena berhadapan langsung dengan Teluk Balikpapan dan sebagai pintu masuk ke Kalimantan Timur arah selatan yang dilalui Jalan Negara yang menghubungkan Provinsi Kaltim, Kalsel dan Kalteng.

Secara geografis wilayah Kabupaten Penajam berada antara 00´ 48´ 29´´ - 01´ 36´ 37´´Lintang Selatan dan 116´ 19´ 30´´- 116´ 56´ 35´´ Bujur Timur. Luas secara keseluruhan adalah 3.333,065 Km² terbagi atas 3.060,82 Km² luas lautan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara: Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kertanegara

 Sebelah Timur: Kecamatan Semboja Kabupaten Kutai Kertanegara, Kota Balikpapan dan Perairan Selat Makassar

 Sebelah Selatan: Kecamatan Long Kali Kabupaten Pasir dan Perairan Selat Makassar

 Sebelah Barat: Kecamatan Bongan Long Kali kabupaten Kutai Barat dan Kecamatan Long Kali Kabupaten Pasir

(2)

Secara umum wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara berada pada

ketinggian 0 – 500 m diatas permukaan laut yang meliputi wilayah dataran rendah

dan dataran tinggi, dengan bentuk relief wilayah berupa datar hingga terjal. Wilayah datar dengan kemiringan lereng 0 - 3% terdapat di wilayah sepanjang pantai dengan luas 25.996 hektar atau 8% dari total luas wilayah, yang meliputi desa-desa yang ada di pesisir Kecamatan Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku berjumlah ...desa dari total 54 kelurahan/desa atau ...%.

Wilayah yang berada ditepi pantai umumnya berada pada daerah yang terpengaruh kondisi pasang surut air laut (ROB). Banyaknya permukiman berada dipinggir sungai dan pantai dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat yang kebanyakan mata pencaharian utamanya nelayan. Untuk menunjang aktivitas mereka sebagai nelayan yang sebagian besar harus berintekasi dengan laut, maka tempat tinggal mereka berada diwilayah pesisir pantai dan sungai.

Pada bagian barat dan utara Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki kontur bergelombang, berbukit dan bergunung. Wilayah ini mengelompok membentuk daerah pegunungan diantaranya Gunung Beratus, Gunung Kumut, Gunung Patinjan, Gunung Ketamu, Gunung Buang dan Gunung Bawang. Wilayah tersebut dapat dikatakan sebagai daerah pedalaman karena terbatasnya aksesibilitas wilayah.

Wilayah bagian timur – selatan dari Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki

bentuk wilayah datar sampai landai. Wilayah ini membentang sepanjang pantai dari arah selatan ke utara. Dataran rendah sepanjang pantai umumnya merupakan hutan mangrove yang ditumbuhi bakau, api-api dan nipah. Semua kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki pesisir.

Curah hujan merupakan faktor penting dalam pembentukan iklim disuatu wilayah. Curah hujan di Kabupaten Penajam pada tahun 2011 yang dilaporkan dari 4 pos pengamatan di kecamatan rata-rata tercatat 171,15 mm, sedang rata-rata hari hujan pada tahun 2011 adalah 11 hari perbulan.

Kondisi curah hujan sebagai sumber air bagi penduduk sangat penting khususnya pada wilayah pesisir. Selain itu air tanah juga mempengaruhi yang besar

(3)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

bagi kegiatan sanitasi penduduk. Potensi sumber daya air di Kabupaten Penajam berasal dari sungai - sungai yang mengalir yang tersebar diwilayah PPU diantaranya Sungai Riko, Tunan, Sesumpu, dan lainnya. Keberadaan sungai-sungai tersebut membentuk DAS dan Sub Das yang keberadaanya tersebar diseluruh Wilayah Kabupaten. Keberadaan sungai-sungai dan daerah aliran sungai secara tidak langsung memberikan pengaruh kepada kedalaman air sumur gali disekitarnya yang mayoritas digunakan masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari walaupun pada sebagian wilayah memiliki kualitas air yang masih jauh dari batas ambang yang diisyaratkan.

Selengkapnya kondisi daerah aliran sungai (DAS) beserta sub DAS nya dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara

(4)

Gambar 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kab. Penajam Paser Utara

(5)

Kondisi permukaan air tanah bebas ini sangat dipengaruhi oleh musim dan keadaan lingkungan sekitarnya. Penduduk yang tinggal di disepanjang pesisir pantai, banyak memanfaatkan air tanah dengan membuat sumur-sumur gali (dangkal) dengan kedalaman rata-rata 3 - 18 m. Namun demikian karena kualitas air yang dihasilkan tidak layak untuk diminum, kebanyakan desa-desa yang tersebar di sepanjang pesisir pantai tersebut menggunakan air hujan untuk keperluan memasak dan mandi cuci dan kakus (MCK).

Sementara itu peduduk di dataran tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali pada musim penghujan dengan kedalaman berkisar antara 20 - 40 m. Umumnya kondisi air yang ada sebagian sudah dapat digunakan untuk perluan sehari-hari. Namun pada wilayah tertentu, air yang dihasilkan mempunyai kadar Fe diatas batas ambang. Walaupun ketika pertama kali diambil dari sumur kondisi air terlihat jernih tetapi setelah beberapa jam kemudian air permukaan air akan terlihat lapisan zat besinya.

Sementara air artesis hanya ada di Kecamatan Babulu walaupun dengan kualitas air yang belum memenuhi standar baku mutu, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut. Mengingat kondisi sumber air yang semakin tahun semakin berkurang, serta tingginya kadar zat besi (fe) yang ada, sehingga pengolahan air artesis menjadi air minum belum dapat dilaksanakan walaupun dari Kabupaten Induk telah membangun tempat pengolahan air.

Walaupun demikian, sebagian masyarakat khususunya di Desa Labangka tetap menggunakannya untuk keperluan sehari-hari khususnya untuk mandi, mencuci dan sebagian digunakan untuk perluan perikanan darat dan pertanian. Sementara untuk keperluan minum dan memasak masyarakat mengambil air dari wilayah lainnya atau dengan cara membeli dari penjual air.

Sumber air baku lainnya yang mempengaruhi kedalaman muka air tanah (MAT) adalah bendungan yang ada di Kecamatan Babulu dan Kecamatan Waru. Kedua bendungan ini pada awalnya dibangun untuk mengairi tanah pertanian yang ada di 2 wilayah tersebut. Namun secara tidak langsung keberadaan mempengaruhi tinggi muka air tanah pada wilayah-wilayah yang dilalui saluran primer (pembuang) yang melalui beberapa desa yang bermuara ke laut.

(6)
(7)

Secara administratif luas wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara adalah

3.333,06 Km2, terdiri dari 3.060,82 Km2 luas darat dan 272,24 Km2 luas lautan.

Kecamatan yang wilayahnya relatif luas dibanding kecamatan lain adalah Kecamatan Penajam dan Kecamatan Sepaku, sedangkan kecamatan dengan luas wilayah tersempit adalah Kecamatan Babulu. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Luas Wilayah per-Kecamatan dan jumlah Kelurahan

Sumber : Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka 2011

Kabupaten PPU yang cukup luas mempengaruhi jarak hubungan antar wilayah. Jarak ibukota kecamatan yang terjauh dari ibukota Kabupaten adalah ibu kota Kecamatan Sepaku yang berjarak 87 Km, menyusul ibukota Kecamatan Babulu dan Waru masing-masing 50 Km dan 30 Km, sedangkan yang terdekat adalah ibukota

Kecamatan Penajam 0.5 Km.

Jauhnya jarak antar kecamatan ini berpengaruh dalam hal jangkauan pelayanan dasar yang bersifat jaringan. Hal ini diperparah dengan bentuk rupa bumi yang bergelombang disertai banyaknya aliran sungai yang tersebar di 4 kecamatan dan umumnya desa-desa yang tersebar di wilayah pesisir pantai dari Kelurahan Mentawir di Kecamatan Sepaku sampai di Desa Babulu Laut di Kecamatan Babulu. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pembangunan jaringan prasarana dasar seperti jalan, persampahan, air bersih, listrik dan telekomunikasi.

Dengan keterbatasan dana yang ada, Pemerintah Daerah belum dapat menyediakan pelayanan yang bersifat jaringan prasarana, khususnya jaringan air bersih dalam satu kesatuan sistem diseluruh wilayah tersebut. Namun demikian pemerintah dalam penyediaan air bersih tetap mengupayakan pemenuhan kebutuhan air tersebut dengan sistem onsite.

(8)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Untuk itu telah dibangun beberapa titik pengolahan air bersih pada wilayah yang mempunyai sumber air baku yang memadai seperti di Kecamatan Sepaku (Desa Tengin Baru), Kecamatan Waru (Desa Argomulyo) dan Kecamatan Penajam. Walaupun di 3 kecamatan tersebut telah dibangun pengolahan air minum, namun cakupan pelayanannya masih terbatas pada wilayah-wilayah yang dekat dengan tempat pengolahan. Hal ini selain disebabkan karena jangkauan desa yang ada dikecamatan tersebut terlalu jauh, juga disebabkan sumber air baku yang ada masih terbatas kuantitas dan kontinuitasnya sehingga kapasitas mesin pengolahan juga terbatas.

Usaha untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat juga diusahan melalui perusahaan yang beroperasi diwilayah yang jauh dari jangkuan layanan air bersih dari pemerintah. Wilayah Maridan merupakan wilayah yang tumbuh dan berkembang karena adanya perusahaan pengolahan kayu lapis. Dengan adanya perusahaan ini, masyarakat terbantu dengan adanya embung (penampungan air) yang dibuat oleh perusahaan.

2.2 Demografi

2.2.1 Jumlah, Kepadatan, dan Pertumbuhan Penduduk

Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan karena tidak saja sebagai sasaran tetapi juga merupakan pelaku pembangunan. Sebagian besar penduduk Penajam merupakan penduduk pendatang dari Sulawesi, Jawa dan NTT. Jumlah penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara pada Tahun 2012 sebesar 165.666 jiwa, tersebar di 4 kecamatan. Jumlah penduduk terbanyak berada di

Kecamatan Penajam sebagai ibukota kabupaten dengan jumlah 76.917 jiwa,

sedangkan penduduk paling sedikit di kecamatan waru sebanyak 16.943 jiwa, hal ini

karena luas wilayah waru yang kecil dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Persebaran penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara masih terpusat di wilayah perkotaan di Kecamatan Penajam, Waru dan Babulu. Hal ini disebabkan karena wilayah-wilayah tersebut merupakan kantong-kantong transmigrasi dan dilalui jalan lintas selatan yang menghubungkan Kaltim dan Kalsel. Adanya jalan penghubung ini menyebabkan konsentrasi penduduk beserta kegiatan ekonominya terpusat di wilayah sepanjang jalan tersebut.

(9)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Selain pengaruh diatas, persebaran permukiman penduduk juga disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pada wilayah pesisir pantai atau sungai (muara), banyak permukiman penduduk yang tersebar membentuk desa/kelurahan yang terpisah dan umumnya bermata pencaharian mereka adalah sebagai nelayan.

Sementara untuk wilayah perkotaan Penajam lebih banyak penduduknya karena kedekatannya dengan Kota Balikpapan yang dibatasi oleh bentang alam berupa teluk. Kedekatan jarak dan kemudahan dalam menjangkau sarana transmportasi menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk bermukim dan tinggal di wilayah ini.

Melihat tren yang ada, pertambahan jumlah penduduk suatu wilayah akan meningkat seiring dengan semakin banyak dan membaiknya berbagai prasarana dan sarana yang dibangun Pemerintah Daerah dan swasta, serta peningkatan pelayanan umum yang semakin membaik. Hal ini secara tidak langsung akan memobilisasi orang untuk datang dan menetap di wilayah ini.

Kondisi ini didukung pula dengan letak geografis yang sangat strategis dalam menampung berbagai limpasan kegiatan Kota Balikpapan dan semakin sempitnya wilayah pesisir di Kota Balikpapan khususnya di sepanjang teluk, sehingga alternatif paling rasional untuk pengembangan kegiatan ekonomi adalah wilayah Penajam yang berbatasan langung dengan Teluk Balikpapan.

Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan swasta yang membangun kegiatan usahanya di Wilayah Penajam dan secara tidak langsung menjadi daya tarik bagi pendatang untuk mencari penghidupan dari berbagai Multiplier Effect kegiatan hulu dan hilir yang berakibat meningkatnya kepadatan penduduk.

Secara umum kepadatan penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun

2012 mencapai 41 jiwa per km2 dan termasuk kategori kepadatan sangat jarang.

Namun apabila dibandingkan dengan kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Timur yang hanya 16 jiwa per km2, maka kepadatan di Kabupaten Penajam masih tergolong tinggi. Kepadatan paling tinggi terakomulasi di Kecamatan Babulu mencapai 87 jiwa/km2.

Namun demikan berdasarkan distribusi kepadatannya, Kecamatan Waru merupakan kecamatan terpadat. Hal ini lebih disebabkan karena luas wilayah Kecamatan Waru yang lebih kecil dibandingkan dengan luas kecamatan lainnya.

(10)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Sementara Kecamatan Penajam dengan jumlah penduduk terbanyak, namun kepadatannya kecil karena luasnya wilayah Kecamatan Penajam tersebut.

(11)

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan kepadatannya 3-5 tahun terakhir 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 Babulu 29.045 29.466 29.434 31.662 32.881 7.563 - 8.336 8.680 9.146 1,45% -0,11% 7,57% 3,85% Waru 15.123 15.642 16.057 16.440 16.943 3.730 4.740 4.783 4.486 4.744 3,43% 3,04% 2,82% 2,88% Penajam 53.259 61.355 68.189 75.407 76.917 13.310 15.684 17.759 19.824 21.437 15,20% 13,15% 12,29% 9,62% Sepaku 30.708 30.792 30.863 32.741 34.256 7.525 - 8.822 8.927 9.480 0,27% 0,25% 2,16% 2,77%

Kecam atan Jum lah Penduduk Jum lah KK Tingkat Pertum buhan

Sumber: Laporan kependudukan kecamatan, diolah 2013

Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

Babulu 81.455 86.260 91.350 96.740 102.447

Waru 18.019 19.083 20.209 21.401 22.664

Penajam 34.820 36.875 39.051 41.355 43.795

Sepaku 39.126 41.435 43.880 46.468 49.210

(12)

Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk tertinggi 2008-2012 adalah Kecamatan Penajam. Hal ini salah satunya disebabkan karena Kecamatan Penajam adalah ibukota kabupaten yang menjadi pusat layanan kegiatan sehingga banyak masyarakat yang memilih bertempat tinggal di wilayah ini. Kegiatan layanan yang cukup lengkap dan lebih memadai serta jangkauan terhadap pelayanan pemerintahan dan akses serta sarana kegiatan ekonomi yang didukung kondisi geografis yang berdekatan dengan kota balikpapan.

Secara keseluruhan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami penurunan meski angkanya masih positip yang berarti terdapat penambahan jumlah penduduk.

Kondisi diatas merupakan salah satu penyebab mobilitas penduduk baik secara permanen maupun non-permanen yang mempengaruhi jumlah penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara. Mobilitas keluar terjadi antara lain karena melanjutkan pendidikan atau mendapatan pekerjaan diluar daerah yang lebih menjanjikan sesuai dengan tingkat pendidikannya sementara konidisi prasarana yang belum memadai juga memberikan andil bagi orang untuk mencari daerah dengan prasarana yang lebih memadai.

Namun demikian, berdasarkan angka pertumbuhan penduduk yang positif mengindikasikan bahwa migrasi masuk lebih besar dari migrasi keluar, bahkan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan timur.

Sementara itu, mobilitas non permanen terjadi secara harian yang keberadaanya menggunakan transportasi penyeberangan laut berupa kapal feri, speedboat dan perahu kelotok yang setiap saat digunakan untuk melintasi Teluk Balikpapan dari Penajam ke Balikpapan atau sebaliknya. Hal ini juga terlihat dari penomena banyaknya komuter dari pegawai negeri atau pedagang yang bekerja di Kabupaten Penajam Paser Utara namun bertempat tinggal di Balikpapan.

Namun dengan semakin membaiknya prasarana dan sarana umum yang ada di Penajam, serta kemudahan akses dalam pemanfaatan sarana untuk menyeberangi Teluk Balikpapan akan semakin berdampak pada semakin banyaknya mobilitas permanen yang masuk ke Wilayah Penajam sebagai tempat tinggal terlebih lagi dengan adanya rencana pembangunan jembatan penghubung langsung dari Penajam - Balikpapan .

(13)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Bagian ini menjelaskan kondisi keuangan dan perekonomian daerah meliputi: pendapatan dan belanja modal sanitasi daerah, kapasitas keuangan daerah, kemampuan fiskal/ruang fiskal, data peta perekonomian dan data realisasi belanja modal sanitasi setiap SKPD.

(14)

Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2009- 2013

No Anggaran 2009 2010 2011 2012 2013

A Pendapatan (a.1+a.2+a.3) 760.853.349.635,00 794.519.621.400,00 947.703.674.850,00 1.564.529.789.720,00 a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 43.981.543.500,00 44.290.777.000,00 34.528.479.450,00 43.162.054.750,00 a.1.1 Pajak Daerah 612.000.000,00 863.795.000,00 1.953.000.000,00 2.182.458.550,00 a.1.2 Retribusi Daerah 4.286.373.000,00 5.219.724.000,00 3.450.000.000,00 3.805.799.000,00 a.1.3 Hasil Pengolahan Kekayaan daerah yang dipisahkan 8.618.224.500,00 8.700.000.000,00 9.000.000.000,00 15.050.000.000,00 a.1.4 Lain-lain pendapatan yang sah 30.464.946.000,00 29.507.258.000,00 20.125.479.450,00 22.123.797.200,00 a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 639.177.150.135,00 629.082.683.000,00 782.291.887.000,00 1.215.954.770.050,00 a.2.1 Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 608.807.927.000,00 625.634.583.000,00 655.910.000.000,00 1.042.784.206.050,00 a.2.2 Dana alokasi umum 22.707.900.000,00 118.428.287.000,00 169.033.824.000,00 a.2.3 Dana alokasi khusus 7.661.323.135,00 3.448.100.000,00 7.953.600.000,00 4.136.740.000,00 a.3 Lain-lain pendapatan yang sah 77.694.656.000,00 121.146.161.400,00 130.883.308.400,00 305.412.964.920,00

a.3.1 Hibah

a.3.2 Dana darurat

a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari propinsi kepada kab 20.330.000.000,00 27.638.000.000,00 41.243.284.500,00 82.364.845.920,00 a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 3.746.556.000,00 39.539.461.400,00 7.871.973.900,00 22.448.419.000,00 a.3.5 Bantuan keuangan dari propinsi/pemerintah daerah lainnya 53.618.100.000,00 53.968.700.000,00 81.768.050.000,00 200.599.700.000,00 B Belanja (b.1+b.2) 1.293.431.410.486,00 1.276.600.678.000,00 1.453.425.000.000,00 1.673.590.000.000,00 b.1 Belanja Tidak Langsug 256.668.557.766,00 291.718.063.508,00 309.147.468.812,00 353.670.938.709,00 b.1.1 Belanja pegawai 176.267.641.577,00 214.601.058.503,00 213.225.506.585,00 268.307.948.451,00

b.1.2 Bunga

b.1.3 Subsidi

b.1.4 Hibah 11.159.100.000,00 26.827.800.000,00 20.711.000.000,00 31.685.000.000,00 b.1.5 Bantuan soisal 32.264.901.175,00 13.420.800.000,00 20.919.200.000,00 1.175.000.000,00

(15)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

b.17 Bantuan keuangan kepada propinsi/kabupaten/kota/desa 35.161.336.650,00 35.013.686.650,00 51.311.336.650,00 51.187.917.642,00 b.1.8 Belanja tidak terduga 1.815.578.364,00 1.854.718.355,00 2.980.425.577,00 1.315.072.616,00

b.2 Belanja Langsung 1.036.762.852.720,00 984.882.614.492,00 1.144.277.531.188,00 1.319.919.061.291,00

b.2.1 Belanja pegawai 68.348.810.168,00 57.592.073.147,00 65.631.604.295,00 83.382.446.290,00 b.2.2 Belanja barang dan jasa 290.551.392.984,00 235.413.653.266,00 244.687.118.024,00 260.378.375.334,00 b.2.3 Belanja modal 677.862.649.568,00 691.876.888.079,00 833.958.808.869,00 976.158.239.667,00

C Pembiayaan

Sumber : Realisasi APBD tahun 2009-2013, diolah 2013

Tabel. 2.6 Rekapitulasi Belanja Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2009 – 2013

No SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata pertumbuhan 1 DPU -CK 39.607.324.493 31.492.504.270 47.486.462.070 28.288.229.143 36.718.629.994 1.a Investasi 39.607.324.493 30.172.204.270 47.486.462.070 28.288.229.143 36.388.554.994 1.b operasional/pemeliharaan (OM) 1.320.300.000 1.320.300.000 2 KLH -2.a Investasi -2.b operasional/pemeliharaan (OM) -3 Dinkes 324.414.150 157.610.000 99.015.000 293.165.000 218.551.038 3.a Investasi 324.414.150 157.610.000 99.015.000 293.165.000 218.551.038 3.b operasional/pemeliharaan (OM) -4 Bappeda 1.327.128.000 1.327.128.000 4.a Investasi 1.327.128.000 1.327.128.000 4.b operasional/pemeliharaan (OM) -5 Belanja Sanitasi (1+2+3+..n) 39.931.738.643 32.977.242.270 47.585.477.070 28.581.394.143 37.268.963.032

6 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+...na) 39.931.738.643 31.656.942.270 47.585.477.070 28.581.394.143 36.938.888.032

7 Pendanan OM (1b+2b+3b+..nb) 0 1.320.300.000 0 0 1.320.300.000

8 Belanja Langsung 1.036.762.852.720 984.882.614.492 1.144.277.531.188 1.319.919.061.291 862.269.801.743

9 Proporsi Belanja Sanitasi-Belanja langsung (5/8) 4% 3% 4% 2% 2%

10 Proporsi Investasi Sanitasi-Total Belanja Sanitasi (6/5) 100% 96% 100% 100% 74%

(16)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Tabel 2.7. Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2008 – 2012

No Deskripsi 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten - 39.931.738.643 32.977.242.270 47.585.477.070 28.581.394.143 37.268.963.032 2 Jumlah Penduduk 128.135 137.255 144.553 154.073 160.997 181.253 Belanja Sanitasi Perkapita (1/2) - 290.931 228.133 308.850 177.527 251.360

(17)

Kabupaten Penajam Paser Utara mempunyai luas wilayah 3.333,06 km2 serta jumlah penduduknya pada tahun 2011 adalah 149.144 jiwa (berdasarkan SUSENAS BPS Tahun 2011). Jika dibandingkan dengan luas wilayah Propinsi Kalimantan Timur, yaitu seluas 224.908,17 km2, luas Kabupaten Penajam Paser Utara sekitar 1,48 persen, sedangkan jumlah penduduknya sekitar 4,04 persen dari jumlah penduduk Propinsi Kalimantan Timur, yaitu sebesar 3.690.520 jiwa pada tahun 2011. Dengan proporsi luas wilayah dan jumlah penduduk di atas, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011 mampu memberi kontribusi terhadap PDRB Kalimantan Timur sebesar 0,91 persen (PDRB Kalimantan Timur dengan Migas) atau sebesar 1,79 persen bila PDRB Kalimantan Timur dihitung tanpa Migas.

Dari angka kontribusi PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara terhadap PDRB Kalimantan Timur di atas, dapat dikatakan bahwa Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki potensi ekonomi yang cukup baik, sehingga sangat diperlukan sikap pro aktif untuk mengembangkan potensi konomi tersebut dan diharapkan nantinya akan banyak menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Penajam Paser Utara. Disamping situasi politik dan keamanan yang cukup kondusif juga potensi ekonomi yang dihasilkan daerah ini sebagian besar merupakan komoditi ekspor, sehingga daerah ini prospektif untuk berinvestasi. Dengan demikian diharapkan Kabupaten Penajam Paser Utara dapat lebih besar menyumbangkan PDRB dimasa yang akan datang.

Tahun 2011 perekonomian nasional telah menunjukkan adanya kemajuan, hal ini dapat terlihat dari membaiknya kinerja beberapa indikator ekonomi makro setelah sebelumnya mengalami keterpurukan. Membaiknya perekonomian ini ditandai juga dengan adanya pertumbuhan ekonomi nasional yang bergerak positif dan menurunnya tingkat inflasi. Kondisi perekonomian Nasional yang membaik ini juga mempengaruhi perekonomian regional terutama perekonomian Kabupaten Penajam

Paser Utara, bila kita cermati selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2008 – 2011

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara sangat berfluktuasi, yaitu pada tahun 2007 sebesar 3,79 persen, tahun 2008 sebesar 4,99 persen, tahun 2009 tumbuh sebesar 3,51 persen, tahun 2010 tumbuh sebesar 7,28 persen dan tahun 2011 tumbuh sebesar 11,68 persen.

(18)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Dari angka pertumbuhan ekonomi antara tahun 2007 – 2011 ini dapat

dikatakan bahwa perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara meningkat. Dengan adanya berbagai program yang dilaksanakan pemerintah guna Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2012 31 pemulihan ekonomi nasional, membawa dampak nyata terhadap perbaikan kinerja ekonomi regional, ditambah lagi dengan diberlakukannya UU No. 32 dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah yang merupakan modal untuk memacu pembangunan dan berdampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal tersebut dapat terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011 masih tumbuh positif, yaitu sebesar 11,68 persen.

Gambaran mengenai perkembangan dan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2008 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada tabel 2.8

Tabel 2.8 Peta Perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2008 – 2012

No Deskripsi 2008 2009 2010 2011 2012

1

PDRB harga konstan (struktur

perekonomian)(Jutaan) 2.437.691 2.577.863 2.923.169 3.845.144 PDRB harga Konstan (struktur

perekonomian) (Jutaan) 1.787.049 1.849.722 1.984.290 2.216.080

2

Pendapatan Perkapita

Kabupaten (Jutaan) 15,76 15,490 16,25 22, 15 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,99 3,51 7,28 11,68

h. Pertumbuhan ekonomi Regional berkaitan erat dengan pertumbuhan masing

– masing sektor dan sub sektor. Bila diamati menurut sektor – sektor ekonomi atau lapangan usaha di Kabupaten Penajam Paser Utara, pada tahun 2008, 2010, dan 2011 semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Pada tahun 2007 dan 2009 sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan negatif. Sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan negatif hal

ini akibat turunnya produksi sub sektor Minyak dan Gas di sumur – sumur minyak

yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Sedangkan pada tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan negative hal ini dikarenakan pada tahun tersebut produksi pertanian menurun disbanding tahun sebelumnya. Tabel 2.8 dapat memperlihatkan pertumbuhan ekonomi sektoral di Kabupaten Penajam Paser Utara.

(19)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Dari tabel 2.8 di bawah dapat dilihat angka pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011. Angka pertumbuhan yang positif menunjukkan bahwa Nilai Tambah Bruto (NTB) sektor tersebut meningkat, di lain pihak besar kecilnya angka pertumbuhan menunjukkan tingkat laju pertumbuhannya, apabila angka pertumbuhan lebih besar dari angka pertumbuhan tahun sebelumnya artinya laju pertumbuhan tahun ini lebih cepat dibanding tahun sebelumnya, demikian sebaliknya bila lebih kecil berarti pertumbuhannya mengalami perlambatan. Sebaliknya, angka pertumbuhan negatif menunjukkan bahwa NTB sektor tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari tabel 2.8 juga dapat dilihat angka PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara relatif stabil, walaupun angka pertumbuhan tahun 2009, 2010 dan 2011 cukup berfluktuatif dengan nilai masing-masing sebesar 3,51 persen, 7,28 persen, dan 11,68 persen. Perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011 cukup baik, ini dapat dilihat dari angka pertumbuhannya yang cukup tinggi yaitu sebesar 11,68 persen. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2011, sektor

(20)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

pertambangan non migas baru dimasukkan ke dalam penghitungan PDRB di Kabupaten Penajam Paser Utara. Jika kita amati, Sektor yang mengalami

pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 ini adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan pertumbuhannya sebesar 39,53 persen. Pertumbuhan terbesar

pada sektor ini adalah sub sektor pengangkutan.

Pertumbuhan tinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi ini terjadi karena adanya multiplier efek dari dimasukkannya sektor pertambangan non migas ke dalam penghitungan PDRB di Kabupaten Penajam Paser Utara, dimana dengan berkembangnya pertambangan batu bara maka kebutuhan di sektor angkutan akan meningkat. Peringkat kedua tertinggi pertumbuhannya yaitu Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih dengan angka pertumbuhan pada tahun 2011 sebesar 21,84 persen. Pada Sektor ini, Sub Sektor Listrik memiliki angka pertumbuhan sebesar 25,56 persen. Perkembangan perusahaan-perusahaan pertambangan batu bara di Kabupaten Penajam Paser Utara mengakibatkan pertumbuhan di sektor-sektor lain, antara lain sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor pertambangan pada khususnya. Sehingga di lima sektor tersebut terjadi pertumbuhan yang cukup tinggi.

Sektor yang memiliki nilai pertumbuhan tertinggi ketiga yaitu Sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Pada tahun 2011 sektor perdagangan, hotel,

dan restoran tumbuh sebesar 20,03 persen, pertumbuhan ini disebabkan oleh tumbuhnya sektor perdagangan sebagai sub sektor dominan sebesar 20,38 persen dimana pada tahun sebelumnya sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 14,09 persen.

Pada tahun 2011 Sektor Pertambangan dan Penggalian sebagai sektor yang memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian di Penajam Paser Utara mengalami pertumbuhan sebesar 13,09 persen. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya perusahaan-perusahaan pertambangan batu bara di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011.

(21)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Melihat agregat PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011 perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara tumbuh sebesar 11,68 persen, pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi selama lima tahun terakhir, yaitu pada tahun 2007 sebesar 3,79 persen, tahun 2008 mengalami sebesar 4,99 persen tahun 2009 sebesar 3,51, dan pada tahun 2010 sebesar 7,28. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang cukup tinggi pada sektor pengangkutan dan komunikasi.

Selama tahun 2007 – 2011 perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara

sangat tergantung pada nilai tambah yang diciptakan oleh dua sektor primer/sektor tradisional. Dominasi kedua sektor primer ini dalam membentuk perekonomian di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dapat dilihat pada tabel 3.5.3 PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2011.

Kedua sektor primer dimaksud yaitu : Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan dan Penggalian, dalam kurun waktu lima tahun terakhir kontribusi

kedua sektor ini menunjukkan kisaran antara 13 – 50 persen. Pada tahun 2011

kedua sektor tersebut kontribusinya terhadap PDRB masing – masing sebesar 16,81 persen dan 39,24 persen.

Sektor Industri Pengolahan mampu memberi kontribusi sebesar 14,50 persen dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mampu memberi kontribusi sebesar 16,97 persen terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara tahun

2011. Sedangkan sektor – sektor lainnya hanya dapat memberikan sumbangan di

bawah 6 persen, dengan kontribusi terendah berasal dari Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,21 persen.

(22)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Secara rinci peranan masing – masing sektor terhadap pembentukan PDRB

Kabupaten Penajam Paser Utara di tahun 2007 – 2011 dapat tergambar pada tabel

3.5.3 berikut:

Perkembangan PDRB perkapita dan pendapatan perkapita Kabupaten Penajam Paser Utara dari tahun ke tahun juga terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 PDRB perkápita sebesar 25,90 juta rupiah, sedangkan pada tahun 2010 PDRB perkapita sebesar 20,45 juta rupiah. Peningkatan PDRB perkapita tersebut diikuti oleh peningkatan pendapatan perkapita. Pada tahun 2011 pendapatan perkapita sebesar 22,15 juta rupiah, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 17,49 juta rupiah.

Kenaikan PDRB perkapita maupun pendapatan perkapita dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu kenaikan PDRB itu sendiri dan pertambahan penduduk. Jika

(23)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

PDRB tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan penduduk, maka pendapatan perkapita akan mengalami peningkatan yang lebih cepat juga, namun sebaliknya jika PDRB tumbuh lebih lambat dari pertumbuhan penduduk, maka pertumbuhannya akan melambat juga.

Untuk lebih jelasnya gambaran PDRB perkapita maupun pendapatan perkapita bisa dilihat pada tabel 3.5.4.

(24)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

(25)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

(26)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Tabel 2.9: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten/Kota

Nama Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA Kec. Babulu 26 6 2 2 2 2 Kec. Waru 12 3 1 1 1 0 Kec. Penajam 42 11 5 3 6 2 Kec.Sepaku 26 6 3 2 1 0 Sumber:KDA PPU 2012

Prasarana pendidikan yang ada di Kabupaten PPU sudah tersebar disetiap kecamatan mulai dari tingkat dasar, menangah dan tinggi. Adanya penyebaran prasarana pendidik tersebut memberikan pengaruh yang besar dalam pengelolaan kegiatan sanitasi khususnya kegiatan yang ada disekolah-sekolah. Namun demikian masih terdapat kesenjangan antara sekolah yang ada di wilayah perkotaan dengan yang ada di pedesaan. Kesenjangan tersebut terlihat dari terbatasnya prasarana dan sarana yang ada, khususnya terkait dengan air bersih dan kondisi sarana penujang sanitasi.

Kondisi sarana penunjang sanitasi pada daerah belakang umumnya masih sangat terbatas, mengingat jauhnya lokasi dari layanan jaringan air bersih tersebut. Kebanyakan sekolah-sekolah yang dibangun didaerah belakang berada di daerah perbukitan sehingga ketersediaan air bersih menjadi sulit untuk diakses karena kondisi geografis dan masih kurangnya sarana pendukung untuk mengambil dan mengolah air bersih.

Masih ada beberapa sekolah yang kesulitan untuk memanfaatkan KM/WC sebagai tempat untuk membuang air karena sulitnya mendapatkan air bersih tersebut. Bahkan ada sekolah yang siswanya harus pulang untuk sekedar buang air. Pada beberapa sekolah ada yang sudah mempunyai sumber air bersih, tetapi untuk mengangkut air sampai kesekolah tersebut mereka belum dapat mengangkutnya karena ketiadaan mesin pompa.

(27)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Tabel 2.10: Jumlah penduduk miskin per kecamatan Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

Kec. Babulu 4.179

Kec. Waru 1.273

Kec. Penajam 3.836

Kec.Sepaku 3.098

Jumlah 12.386

Sumber: KDA PPU 2012

Tabel diatas menunjukan bahwa penduduk miskin terbanyak berada dikecamatan babulu dan kecamatan penajam. Banyaknya penduduk miskin yang ada di Kecamatan Babulu disebabkan oleh kondisi masyarakat yang ada merupakan petani yang tersebar didaerah Babulu Darat dan Babulu Laut. Kondisi lahan pertanian yang ada sekarang merupakan petani dengan sistem tadah hujan dengan panen 1 x setahun, sehingga menyebabkan rendahnya pendapatan petani pada umumnya walaupun pemerintah daerah dan provinsi telah memproyeksikan wilayah ini sebagai salah satu lumbung padi di Kaltim.

Kondisi ini diperparah dengan masih belum baiknya distribusi hasil penen petani, sehingga kebanyakan para petani tersebut mendapatkan keuntungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan para tengkulak yang menampung hasil pertanian mereka. Demikian juga dengan penangangan pasca penen yang masih belum terkelola dengan baik, sehingga belum ada pengolahan hasil penen untuk memberikan nilai tambah bagi petani.

Rendahnya pendapatan sebagian besar masyarakat yang ada didaerah ini secara tidak langsung memberikan dampak yang besar bagi kegiatan pengelolaan sanitasi yang ada dipermukiman penduduk tersebut. Ketidakmampuan mengakses sarana pendukung menyebabkan kualitas pengelolaan sanitasi menjadi buruk dan diabaikan karena lebih mendahulukan kepentingan yang mendasar lainnnya seperti makan, modal bagi kegiatan bertani, sekolah dll.

(28)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Tabel 2.11: Jumlah rumah per kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Kec. Babulu 8.048

Kec. Waru 4.231

Kec. Penajam 18.174

Kec.Sepaku 8.428

Sumber:KDA PPU 2012

Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah rumah terbanyak berada di Kecamatan Penajam. Hal ini dapat difahami karena kondisi geografis Penajam yang berbatasan langsung dengan Kota Balikpapan sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW) di Kaltim yang berkonsekwensi adanya sebaran berbagai kegiatan ke Penajam karena adanya kedekatan lokasi tersebut.

Selain itu Penajam sebagai ibukota kabupaten dengan kel engkapan prasarana dan sarana yang dibangun lebih lengkap dari pada wilayah kecamatan lainnya telah memberikan daya tarik tersendiri bagi penduduk untuk bermukim di wilayah ini. Kelengkapan prasaran dan sarana yang tersedia serta kedekatan secara geografis dengan dengan Kota Balikpapan serta adanya wilayah perairan yang terlindung dari gelombang secara langsung telah memberikan nilai tersendiri bagi tumbuhnya berbagai kegiatan industri yang ada diwilayah ini.

Sementara itu pada wilayah lainnya kondisi perumahan yang ada masih terbatas. Hal ini terjadi karena pada wilayah tersebut jauh dari pusat-pusat kegiatan yang ada diwilayah penajam dan balikpapan, sehingga tidak mendapatkan spead effect dari berbagai kegiatan yang ada diwilayah tersebut. Jauhnya wilayah tersebut diperparah lagi dengan kondisi ruas jalan penghubung yang tidak begitu mulus karena pada ruas tertentu banyak jalan-jalan yang rusak.

Demikian juga dengan sarana penunjang lainnya, masih sangat terbatas khususnya prasarana dasar yang ada pada wilayah tersebut. Keterbatasan ini berpengaruh dengan aktifitas ekonomi yang ada diwilayah tersebut yang sebagian besar merupakan sektor pertanian dan perkebunan.

(29)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara 2013 Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur statis dapat digunakan sebagai pengobatan tambahan pada pasien dengan lagophthalmos dan kelemahan kelopak mata yang lebih rendah setelah teknik yang dinamis..

Beban usaha mental merupakan indikator besarnya kebutuhan mental dan perhatian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas, tidak tergantung terhadap jumlah pekerjaan

Selain mengunakan teknik observasi dan wawancara peneliti menggunakan teknik studi kepustakaan atau studi dokumentasi untuk membantu mendapatkan kelengkapan data

Data yang sudah dikelompokkan kemudian disusun dalam bentuk tabel (selanjutnya disebut tabel neraca ) yang dipisahkan berdasarkan lokasi administratifnya misalnya, tabel

Buka manual yang telah anda download ”Starter Guide” (Mandrake Linux) akan menjelaskan kepada anda secara mendetail bagaimana bekerja diatas Linux. Dalam sekejap anda akan

suministrar informaci—n voluntaria acerca de los intangibles que crean valor en la empresa de manera sostenible, ante la necesidad de una m‡ s completa y transparente

Akibatnya, masalah-masalah itu tidak dihayati oleh guru sehingga pembentukan pengetahuan (knowledge construction) tidak terjadi. Dengan demikian, tidak ada masukan

Ketika waktu modifikasi file kurang dari 30 menit, yang berarti file(s) tersebut baru saja dibuat pada proses akuisisi yang baru berjalan, maka file(s) tersebut akan disalin ke satu