• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran produk atau jasa yang akan saling menguntungkan antara negara satu dengan yang lainnya. Menurut Khan (2011) bahwa perdagangan internasional dalam bentuk barang ataupun jasa memungkinkan bangsa untuk meningkatkan standar hidup mereka dengan mengekspor ataupun mengimpor barang dan jasa. Kegiatan perdagangan internasional dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan standar hidup penduduk di negaranya (Schumacher, 2013). Perdagangan internasional dapat terjadi apabila negara satu dengan negara yang lain memiliki perbedaan permintaan dan penawaran yang disebabkan karena adanya jumlah pendapatan, kebutuhan, selera, dan lainnya. Menurut Sobri (2001 : 2), perdagangan internasional adalah transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara lain, baik mengenai barang-barang maupun jasa-jasa. Yang dimaksud subyek ekonomi yakni penduduk yang terdiri dari warga biasa, pengusaha ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara atau departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan.

Menurut Todaro dan Smith (dalam Batubara, 2015) perdagangan internasional sangat berperan didalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara di tengah perekonomian dunia yang semakin terkait satu sama lain.

(2)

Masing-2

masing dari negara yang melakukan perdagangan internasional harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian negara tersebut akan menentukan pilihannya apakah ingin melakukan pertukaran atau tidak. Boediono (1994 : 10) mengemukakan bahwa perdagangan internasional diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak.

2.1.2 Teori Permintaan dan Penawaran

Menurut Nopirin (dalam Sri Pramana, 2013), dua faktor yang menjadi penyebab timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, adapun aktivitas tersebut terjadi di dalam negeri dan di luar negeri. Permintaan dan penawaran merupakan suatu kekuatan yang membuat ekonomi pasar bekerja dengan baik. Dalam hal ini, permintaan dan penawaran menentukan jumlah barang yang akan diproduksi dan harga jual dari barang tersebut.

Jumlah permintaan dari suatu barang merupakan jumlah barang atau komoditi yang rela dan mampu dibayar oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jumlah permintaan yang ada akan menentukan jumlah barang yang akan diproduksi serta menetapkan harga dari barang tersebut yang nantinya akan dipasarkan. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu produsen karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh produsen dari penjualan produknya. Perubahan dari harga akan mempengaruhi permintaan suatu komoditi (Chhapra, 2013). Hubungan antara harga dan jumlah permintaan berlaku untuk kebanyakan jenis barang dalam

(3)

3

perekonomian, faktanya hal ini begitu umum sehingga para ekonom menyebutnya sebagai hukum permintaan (law of demand): jika semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah permintaannya akan menurun, dan ketika harganya turun, maka jumlah permintaannya akan naik (Mankiw, 2006:80).

Sumber : Sugiyanto, 2008

Kurva permintaan menunjukkan jumlah suatu barang yang diminta bergantung pada harganya. Menurut hukum permintaan (law of demand), apabila harga barang turun, maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, kurva permintaan semakin ke kanan semakin turun. Selain harga, faktor-faktor yang menentukan permintaan terhadap suatu barang diantaranya pendapatan, harga barang-barang substitusi dan komplementer, selera, harapan, dan jumlah konsumen.

Penawaran merupakan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu atau jumlah barang yang mampu dijual atau dipasarkan oleh produsen. Jumlah penawaran suatu barang akan mengalami peningkatan dan penurunan yang dipengaruhi secara positif

P

Po P1 O Qo Q1 Q A B D

(4)

4

dengan harga. Menurut Mankiw (2006 : 87), hubungan antara harga dan jumlah penawaran ini berlaku untuk kebanyakan jenis barang di dalam perekonomian sehingga disebut hukum penawaran (law of supply): jika semua hal dibiarkan sama, ketika suatu barang meningkat, maka jumlah penawarannya akan meningkat, dan ketika harganya turun maka jumlah penawarannya ikut menurun.

Sumber : Sugiyanto, 2008

Kurva penawaran menunjukkan jumlah suatu barang yang ditawarkan bergantung pada harganya. Menurut hukum penawawaran (law of supply), jika suatu harga barang yang ditawarkan mengalami peningkatan, maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat, dan jika harga suatu barang mengalami penurunan maka jumlah barang yang ditawarkan akan menurun. Oleh karena itu, kurva penawaran semakin ke kanan akan semakin naik. Rahardja (2010 : 28) berpendapat bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah :

1) Harga barang itu sendiri

Jika suatu barang naik maka produsen akan cenderung menambah jumlah barang yang akan diproduksi.

PA

Po

P1

O Qo Q1 QA

(5)

5 2) Harga barang lain yang terkait

Barang-barang substitusi dapat berpengaruh terhadap penawaran suatu barang. Misalkan, kenaikan biaya produksi di luar negeri atau kenaikan tarif impor, baju yang diimpor akan mengalami kenaikan harga, jadi para konsumen akan beralih pada baju buatan dalam negeri, sehingga permintaan terhadap baju produksi dalam negeri akan mengalami peningkatan. Kenaikan permintaan ini akan mendorong para produsen dalam negeri untuk meningkatkan hasil produksinya, sehingga penawaran baju akan meningkat.

3) Harga faktor produksi

Kenaikan harga faktor produksi seperti tingkat upah yang lebih tinggi, kenaikan harga barang baku, atau tingkat bunga modal meningkat akan menyebabkan produsen akan memproduksi barang lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap.

4) Biaya produksi

Apabila biaya produksi mengalami peningkatan, maka produsen akan mengurangi hasil produksinya sehingga penawaran akan berkurang.

5) Teknologi produksi

Kemajuan teknologi akan menyebabkan penurunan pada biaya produksi dan menciptakan barang-barang baru. Dengan kemajuan teknologi akan menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.

(6)

6

Jika jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran akan bertambah.

7) Tujuan perusahaan

Meningkatkan laba dan bukan memaksimumkan hasil produksi merupakan tujuan dari perusahaan. Produsen tidak akan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara maksimum, namun akan menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.

8) Kebijakan pemerintah

Hal ini dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri untuk mencapai swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu yang dapat memberikan hasil yang banyak setiap panennya.

2.1.3 Teori Ekspor

Pertumbuhan ekspor suatu negara dapat menyediakan stimulus untuk pembangunan berkelanjutan dan merupakan sumber penting bagi negara-negara sedang berkembang seperti halnya Indonesia (Anthony, Peter dan Richard, 2012). Ekspor merupakan suatu kegiatan menjual suatu barang atau jasa ke luar negeri yang bertujuan untuk menambah pendapatan nasional. Menurut Benny (2013) bahwa faktor terpenting yang menentukan ekspor adalah kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Suatu negara tidak ada yang benar-benar mandiri, antara negara satu

(7)

7

dengan negara yang lain saling membutuhkan. Misalkan saja suatu negara memiliki sumber daya namun tidak dapat memproduksi karena dibutuhkan pengolahan lebih lanjut, namun negara lain mungkin membutuhkan dan memiliki teknologi yang lebih canggih sehingga mampu memproduksi sumber daya tersebut dengan maksimal. Antar kedua negara ini akan menjalin hubungan kerja sama aktau bahkan melakukan perdagangan.

Amir (1992 : 2) mendefinisikan bahwa kegiatan ekspor diartikan dengan pengeluaran barang-barang dari peredaran masyarakat dan mengirimkan keluar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing. Ekspor terjadi apabila suatu negara memiliki kebutuhan baik itu barang atau jasa yang bersifat kompetitif, yakni harga atau kualitas (mutu) dengan produksi sejenis di pasar internasional. Ekspor adalah barang-barang yang termasuk dijual kepada penduduk negara lain ditambah dengan jasa-jasa yang diselenggarakan kepada penduduk negara tersebut berupa pengangkutan dengan kapal, permodalan, dan lain-lain yang memantau ekspor tersebut (Winardi, 1986 : 98). Dengan adanya ekspor tersebut, dapat berdampak positif bagi negara eksportir yaitu mendapat pemasukan devisa .

Sukirno (2000 : 109) berpendapat bahwa, faktor-faktor yang menentukan ekspor adalah :

1) Daya saing dan keadaan ekonomi negara lain.

Dalam suatu sistem perdagangan internasional yang bebas, kemampuan suatu negara menjual barang keluar negeri tergantung pada

(8)

8

kemampuannya menyaingi barang-barang yang sejenis di pasar internasional.

2) Kurs valuta asing

Peningkatan kurs mata uang negara pengimpor terhadap mata uang pengekspor dapat meningkatkan daya beli negara pengimpor yang mengakibatkan nilai ekspor negara pengekspor meningkat.

Pada dekade mendatang kegiatan ekspor akan tetap menempati peranan penting sebagai penggerak ekonomi dalam negeri (Sri Pramana, 2013).

2.1.4 Konsep Kurs Valuta Asing

Nilai tukar (kurs) diartikan sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain yang sudah secara luas diakui bahwa stabilitas dalam nilai tukar menjamin stabilitas makro ekonomi yang berdampak pertumbuhan ekonomi positif (Khan dan Qayyum, 2008). Kebutuhan akan mata uang asing di dalam melakukan perdagangan internasional sangatlah penting karena dalam hal ini melibatkan negara-negara lain. Apabila suatu barang ditukar dengan barang lain, tentu dalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antar keduanya (Wardani, 2014). Nilai tukar tersebut semacam “harga” didalam suatu pertukaran. Pertukaran barang ini akan menukar mata uang yang berbeda pula, maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut. Hamdy Hady (2001 : 24) berpendapat bahwa valas atau foreign exchange (forex) atau foreign currency sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi dan keuangan internasional atau luar negeri dan biasanya mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral atau

(9)

9

Bank Indonesia. Mankiw (2000 : 192), kurs (exchange rate) diantara dua negara adalah harga dimana kedua negara adalah harga dimana penduduk kedua negara saling melakukan perdagangan. Mankiw berpendapat bahwa kurs dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Kurs Nominal (nominal exchange rate)

Merupakan harga relatif dari mata uang dua negara. Contoh : jika kurs dollar AS dan Jepang adalah 120 yen per dollar, maka anda bisa menukar 1 dollar untuk 120 yen dipasar dunia untuk mata uang asing.

2) Kurs Riil (real exchange rate)

Merupakan harga relatif dari barang-barang kedua negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana masyarakat bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang-barang-barang dari negara lain.

2.1.5 Hubungan Kurs Dollar terhadap Ekspor

Dalam kegiatan perdagangan internasional yakni salah satunya adalah ekspor tentunya tidak lepas dari peran kurs mata uang. Peran kurs dalam transaksi perdagangan internasional menentukan besaran nilai ekspor (Dolatti et al, 2012). Depresiasi mata uang domestik dapat memberikan kontribusi untuk tingkat inflasi yang lebih tinggi, Siregar (1999). Wulandari (2006), menyatakan bahwa variabel nilai tukar Amerika terhadap Rupiah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia.

Ilegbinosa et al. (2012) dalam The Impact of Macroeconomic Variables on Non-Oil Exports Performance in Nigeria, 1986-2010 menyatakan bahwa, nilai tukar berhubungan positif terhadap ekspor. Fluktuasi nilai tukar berkaitan erat

(10)

10

dengan perdagangan internasional, karena nilai suatu komoditi ekspor dinilai dengan satu satuan mata uang asing. Fluktuasi nilai tukar memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekspor karena berkaitan dengan harga relatif dari barang-barang domestik dan luar negeri (Pratika, 2007).

2.1.6 Teori Produksi

Produksi merupakan semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang ataupun jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi. Produksi merupakan proses menghasilkan atau menambah nilai suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi adalah segala tujuan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan atau menambah nilai guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang bertujuan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran (Partadiredja, 1985 : 21).

Semua produsen akan memerlukan faktor produksi (input) untuk membantu berjalannya proses dari produksi tersebut. Proses produksi berbicara mengenai besarnya biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan hasil produksi diharapkan dapat menarik minat konsumen yang ditargetkan (Rosidah, 2008). Produksi ini merupakan proses yang dilakukan oleh suatu produsen untuk mengolah sumber daya untuk menghasilkan suatu produk atau (output). Menurut Rahardja (2001 : 136), produksi dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain :

1) Produksi Total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor-faktor produksi.

2) Produksi Marginal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan faktor produksi.

(11)

11

3) Produksi rata-rata (Average Product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.

Ahman (2004:118) mengemukakan bahwa faktor produksi merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk mengasilkan suatu produk, dan diperlukan pengetahuan mengenai hubungan antara faktor produksi atau input dengan output. 2.1.7 Hubungan Produksi terhadap Ekspor

Kelebihan produksi dalam negeri akan dijual atau diekspor ke luar negeri. Selain mendatangkan keuntungan devisa, hal tersebut dilakukan untuk mencegah harga produk dalam negeri jatuh, produksi yang meningkat akan mengakibatkan volume ekspor meningkat (Dermonto Siburian, 2014). Hasil penelitian yang sama juga dikemukakan oleh Rahmawati (2012) yang menyatakan bahwa, variabel produksi panili di Indonesia secara individual memiliki pengaruh nyata terhadap volume ekspor panili Indonesia. Dengan demikian, berarti variabel jumlah produksi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ekspor. Jika permintaan barang dari luar negeri meningkat terhadap dalam negeri, maka produksi akan barang tersebut akan meningkat. Hal ini sama dengan jika ekspor semakin meningkat maka jumlah produksi akan meningkat pula.

2.1.8 Konsep Inflasi

Inflasi merupakan gejala dimana tingkat suatu harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus (Nanga, 2005). Adapun tiga jenis tingkat inflasi, yakni inflasi sedang, inflasi ganas, dan hiperinflasi. Apabila satu atau dua jenis barang mengalami kenaikan harga, itu tidak dapat disebut sebagai inflasi. Menurut

(12)

12

Boediono (2005:162), inflasi dapat digolongkan berdasarkan berat dan ringannya, yaitu :

1) Inflasi ringan adalah inflasi dibawah 10 persen setahun. 2) Inflasi sedang adalah inflasi antara 10-30 persen setahun. 3) Inflai berat adalah inflasi antara 30-100 persen setahun. 4) Hiperinflasi adalah inflasi diatas 100 persen setahun.

Apabila inflasi berasal dari dalam negeri, hal ini disebabkan karena adanya defisit anggaran belanja yang dibiayai dari hasil pencetakan uang baru. Inflasi yang disebabkan dari luar negeri dikarenakan harga-harga barang di luar negeri mengalami kenaikan.

Berikut adalah cara menghitung tingkat inflasi secara bulanan (Widodo:1990 :45) antara lain :

IRn= ....……….….(1)

Keterangan :

IRn = Angka Inflasi (%) bulan n

IHKn = Indeks Harga Konsumen Gabungan bulan ke n

IHK(n-1) = Indeks Harga Konsumen Gabungan bulan ke (n-1)

Jika menghitung tingkat inflasi secara tahunan, pemerintah biasanya menggunakan Cummulative method, yaitu mengitung inflasi dengan menjumlahkan inflasi setiap bulan (Januari-Desember) selama setahun penuh. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

(13)

13 Keterangan :

IRx = Angka Inflasi (%) tahun x

IHKx = IHK tahun x

IHK(x-1) = IHK tahun sebelumnya

Terjadinya inflasi disebabkan oleh dua hal, antara lain :

1) Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas atau uang atau alat tukar) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.

2) Desakan biaya (tekanan) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan atau jasa juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.

Dari penyebab inflasi diatas, inflasi juga memiliki dampak positif dan juga dampak negatif hal ini tergantung parah atau tidaknya inflasi tersebut. Apabila inflasi itu ringan, akan dapat berdampak positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang untuk bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, apabila dalam masa inflasi yang parah (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang-orang

(14)

14

menjadi tidak bersemangat untuk bekerja, menabung atau bahkan mengadakan investasi. Kim dan Lin (2010) berpendapat bahwa, apabila inflasi mengalami peningkatan secara terus-menerus dapat memberikan dampak yang negatif pada pertumbuhan perekonomian.

2.1.9 Hubungan Inflasi terhadap Ekspor

Apabila suatu negara mengalami inflasi, maka produk yang diproduksi oleh negara tersebut tidak akan mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang di dalam negeri sehingga para produsen tidak mampu berproduksi maksimal (Wardhana, 2011). Maka ekspor akan mengalami penurunan, sehingga impor akan mengalami peningkatan. Jika inflasi terus mengalami peningkatan, maka harga-harga barang bahkan bahan baku pun akan mengalami peningkatan. Dengan naiknya harga bahan baku, produsen akan mengalami penurunan pada kuantitas produksi. Jadi, terdapat hubungan yang negatif antara inflasi dengan ekspor. Menurut Gylfason (1999), tingkat inflasi dapat mempengaruhi berbagai kegiatan ekonomi, yakni salah satunya kegiatan ekspor produk olahan kayu Indonesia ke Amerika Serikat. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Ismail et al (2010) memperoleh hasil bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara Pakistan.

(15)

15 2.2 Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis, yaitu:

1) Kurs dollar Amerika Serikat (Rp/USD), jumlah produksi (pcs) dan tingkat inflasi (%) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ekspor produk olahan kayu Kabupaten Gianyar.

2) Kurs dollar Amerika Serikat (Rp/USD) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor produk olahan kayu Kabupaten Gianyar. 3) Jumlah produksi (pcs) secara parsial berpengaruh posistif dan signifikan

terhadap ekspor produk olahan kayu Kabupaten Gianyar.

4) Tingkat inflasi (%) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor produk olahan kayu Kabupaten Gianyar.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai seorang ketua Sekretariat kongres Maria Ullfah dengan tegas mengatakan kepada organisasi perempuan yang masuk ke dalam Gerakan Massa untuk memilih Kongres

Seorang direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan, unutk kepentingan dan tujuan persona serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan

Dengan menggunakan media kreatif seorang desainer menerjemahkan pesan dari klien ke dalam berbagai macam bentuk tanda yang ditujukan kepada target audience berdasar konvensi

NUSA INDAH PERKASA TRANSPORTASI JL.I GUSTI NGURAH RAI RT.. NUSA INDAH PERKASA TRANSPORTASI JL.I GUSTI NGURAH

Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah data yang representatif pada saat analisa komparasi dengan initial data yang digunakan adalah data aktual persediaan BBM di SPBU

Ulaon Hatopan dihobasi : Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Koinonia, Kepala Departemen Marturia, Kepala Departemen Diakonia, Angka Yayasan, Ketua Rapot

h t e r i a yang akan dipakai dalam menentukan evaluasi kesesuaian lahan tambak udang ini adalah memakai kriteria yang diajukan karena selain dapat menunjukan yang bersifat

Dalam menciptakan suatu karya koreografi pendidikan membutuhkan waktu yang cukup lama, melalui proses pemilihan tokoh sesuai dengan karakter yang akan dibawakan,