• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. Jenis Bambu Ukuran Peruntukan 1. Bambu Betung Diameter batang 8 20 cm. Kolom struktur. Jarak antar buku pada batang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No. Jenis Bambu Ukuran Peruntukan 1. Bambu Betung Diameter batang 8 20 cm. Kolom struktur. Jarak antar buku pada batang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

170

BAB 5

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari design thesis yang berjudul ‘Pengembangan Kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Dengan Konsep Sustainable Design’ ini antara lain:

1. Konsep sustainable design yang ditekankan pada perancangan Kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo ini adalah prinsip pemilihan dan penggunaan material, prinsip penghematan energi, dan prinsip pemanfaatan limbah.

2. Pada pemenuhan prinsip pemilihan material dan penggunaan material (bambu), dilakukan penekanan pada unsur low-impact materials, energy efficiency, dan quality & durability. Unsur low-impact materials (material ramah lingkungan) berkaitan erat dengan komposisi kimiawi yang terkandung dalam material ataupun bahan tambahan dalam proses pembuatan material tersebut, yang harus aman dan tidak mengandung unsur – unsur kimiawi berbahaya yang dapat merusak lingkungan. Material bambu yang dipilih pada proses perancangan ini merupakan salah satu material alami yang tersedia di alam dan tentunya tidak mengandung komposisi kimiawi yang berbahaya. Namun, seringkali terdapat penambahan komposisi kimiawi buatan yang ditambahkan pada proses pengawetan bambu. Sehingga untuk tetap mempertahankan komposisi alami bambu yang ramah lingkungan, material bambu yang yang akan digunakan pada perancangan ini akan melalui proses pengawetan dengan metode alami yaitu dengan metode perendaman batang bambu dalam air yang mengalir. Selain caranya cukup mudah dan sederhana, cara ini juga dinilai ramah lingkungan karena tidak melibatkan penggunaan bahan kimia yang sangat beresiko merusak lingkungan. Sehingga menjadikan metode alami seperti ini cocok dan sesuai dengan konsep sustainable design yang diangkat dalam pengembangan kawasan ekowisata hutan

(2)

171

mangrove ini. Unsur energy efficiency (hemat energi) juga perlu diperhatikan dalam pemilihan material yang akan digunakan, terutama pada proses untuk mendapatkan material tersebut. Oleh karena itu, material bambu yang dipilih pada proses perancangan ini akan didatangkan dari daerah penghasil bambu dalam lingkup Pulau Jawa, seperti Lumajang dan Banyuwangi. Sementara itu, unsur quality dan durability (kualitas dan daya tahan) dapat dipenuhi dengan melakukan seleksi ketat baik pada proses penentuan jenis material maupun pada proses produksi material tersebut.

3. Pemilihan jenis material alami sebagai material utama dalam sebuah Jenis bambu yang baik untuk digunakan sebagai sistem struktur suatu bangunan adalah bambu dengan tipe tumbuh batang simpodial. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwasanya bambu ini tumbuh secara berkelompok sehingga memiliki akar dan ketahanan batang yang cukup kuat dan baik. Selain itu, bambu dengan tipe batang simpodial seringkali memiliki diameter batang yang cukup besar dan sangat cocok apabila diterapkan sebagai sistem rangka kolom balok pada bangunan. Bambu dengan tipe tumbuh batang simpodial yang umum digunakan sebagai sistem struktur suatu bangunan adalah bambu betung, bambu andong, dan bambu apus. 4. Berikut ini merupakan tabel yang didapatkan dari hasil pengelompokan

jenis bambu yang telah disebutkan diatas berdasarkan diameter dan peruntukannya dalam sebuah sistem struktur:

No. Jenis Bambu Ukuran Peruntukan

1. Bambu Betung • Diameter batang 8 – 20 cm. • Tebal dinding batang 1,1 – 3,6

cm

• Jarak antar buku pada batang dapat mencapai 30 – 50 cm. • Tinggi batang 20 – 30 m. • Diamater yang dipilih untuk

digunakan 10 cm dan 20 cm. • Panjang batang yang dapat

dimanfaatkan sekitar 15 m.

Kolom struktur bangunan, dengan diberi tulangan dan dicor beton.

2. Bambu Andong • Diameter batang 5 – 13 cm. • Tebal dinding batang 2 cm • Jarak antar buku pada batang

dapat mencapai 40 – 45 cm.

Struktur atap bangunan.

(3)

172

• Tinggi batang 7 – 30 m. • Diameter batang yang dipilih

untuk digunakan 5 cm dan 10 cm.

• Panjang batang yang dapat dimanfaatkan sekitar 2 – 15 m. 3. Bambu Apus • Diameter batang 4 – 13 cm.

• Tebal dinding batang 1,5 cm • Jarak antar buku pada batang

dapat mencapai 20 – 75 cm. • Tinggi batang 8 – 30 m. • Diameter batang yang dipilih

untuk digunakan 5 cm dan 10 cm.

• Panjang batang yang dapat dimanfaatkan sekitar 3 – 15 m.

Elemen pelengkap bangunan (kisi – kisi, pagar

pembatas, dan lantai bangunan).

5. Metode pengawetan bambu yang dipilih adalah metode alami seperti perendaman batang bambu dalam air yang mengalir terbukti masih menjadi andalan sebagian besar masyarakat dalam mengawetkan bambu. Selain caranya cukup mudah dan sederhana, cara ini juga dinilai ramah lingkungan karena tidak melibatkan penggunaan bahan kimia yang sangat beresiko merusak lingkungan. Sehingga menjadikan metode alami seperti ini cocok dan sesuai dengan konsep sustainable design yang diangkat dalam pengembangan kawasan ekowisata hutan mangrove ini.

6. Konsep zonasi pada perancangan pengembangan kawasan hutan mangrove Wonorejo ini sendiri dibagi menjadi tiga zona. Zona pertama (Zona I) yang berfungsi sebagai zona jelajah hutan mangrove dan edukasi, zona kedua (Zona II) yang berfungsi sebagai zona penginapan dan camping, dan zona ketiga (Zona III) yang berfungsi sebagai zona penelitian dan pembibitan mangrove. Konsep zonasi ini dipilih dengan mempertimbangkan kerapatan hutan mangrove dan luasan tanah tersedia pada ketiga zona tersebut.

7. Kriteria bangunan yang dirancang pada kawasan ini antara lain:

a. Prinsip pemilihan dan penggunaan material ditunjukkan pada pemilihan material bambu sebagai material utama, serta menjadikan ukuran diameter

(4)

173

dan panjang ruas bambu (modul material) sebagai batasan utama dalam proses perancangan ini.

b. Prinsip penghematan energi akan ditunjukkan pada desain bangunan yang terbuka yang dapat meminimalisasikan penggunaan penerangan dan penghawaan buatan (lampu dan air conditioner) pada bangunan. Selain itu, fungsi lain dari desain bangunan yang terbuka ini adalah untuk memaksimalkan view ke arah hutan bakau yang terdapat di sekeliling bangunan.

c. Prinsip pemanfaatan limbah akan ditunjukkan pada sistem penampung air hujan yang akan dirancang dan dimiliki oleh semua desain bangunan pada kawasan ini, serta pada pemanfaatan sisa – sisa ruas bambu yang tidak terpakai sebagai elemen pendukung bangunan antara lain sebagai kerai, penutup atap, dan railing.

d. Pendekatan geometri akan ditunjukkan pada pemilihan bentukan segienam sebagai bentukan dasar lantai bangunan. Luasan lantai bangunan yang akan dirancang mengikuti pola yang dibentuk dari bentukan dasar segienam yang telah dipilih dan disesuaikan dengan masing – masing fungsi bangunan yang akan dirancang.

e. Seluruh bangunan yang akan dirancang pada kawasan ini akan menggunakan satu jenis prinsip struktur yang sama sebagai acuan dengan beberapa variasi bentuk yang disesuaikan dengan masing – masing fungsi bangunan yang akan dirancang.

f. Atap bangunan yang akan dirancang harus memiliki kemiringan yang sesuai dengan mempertimbangkan keadaan curah hujan yang relatif tinggi dan lembab.

g. Bangunan yang akan dirancang pada kawasan ini akan menggunakan pondasi dari beton, karena mempertimbangkan keadaan tanah rawa yang basah dan berlumpur, dimaksudkan agar pondasi bangunan menjadi lebih stabil dan dapat tetap kuat dalam jangka waktu yang lama walaupun dalam keadaan sering tergenang air dengan kadar keasaman yang relatif tinggi. h. Setiap bangunan yang terdapat pada kawasan ini dirancang untuk memiliki

(5)

174

satu dan bangunan lainnya akan dihubungkan oleh jalur tracking sebagai axis. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan luas lahan yang cukup besar dan memaksimalkan experience pengunjung untuk menikmati suasana hutan bakau.

8. Rancangan pengembangan Kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo di Surabaya Timur ini bukanlah sebuah rancangan yang sempurna karena selain memiliki kelebihan, rancangan ini masih memiliki kekurangan, sebagai berikut:

a. Kelebihan:

• Konsep desain bangunan yang dihasilkan berhasil menjawab pertanyaan penelitian design thesis ini, yaitu untuk mendapatkan desain kawasan ekowisata hutan mangrove yang khas, yang dapat memberikan dampak negatif sekecil mungkin terhadap lingkungan, dalam konteks efisiensi penggunaan lahan pada site serta pemilihan dan penggunaan material ramah lingkungan pada rancangan bangunan, dengan merancang bangunan sesuai dengan konsep sustainable design, prinsip pemilihan dan penggunaan material (low-impact materials, energy efficiency, serta quality & durability), penghematan energi, dan pemanfaatan limbah.

• Desain kawasan yang khas telah didapatkan dari penggunaan bentukan geometri segienam sebagai pola dasar lantai seluruh bangunan pada kawasan (termasuk pada jalur tracking) serta atap bangunan yang berbentuk segitiga akan mampu untuk diteselasikan satu sama lain sehingga dapat menghasilkan berbagai bentukan bangunan yang terdapat pada kawasan ini.

• Konteks ‘memberikan dampak negatif sekecil mungkin terhadap lingkungan’ telah dimunculkan dengan desain bangunan yang tidak secara langsung dibangun di atas permukaan tanah, namun diselesaikan dengan desain bangunan dengan konstruksi rumah panggung, sehingga akan meminimalisir dampak gangguan terhadap

(6)

175

ekosistem makhluk hidup pada kawasan konservasi ini, terutama yang hidup pada permukaan tanah.

• Konteks efisiensi penggunaan lahan pada kawasan ini telah dimunculkan dengan desain jalur tracking yang dirancang menyebar melalui sela – sela kerapatan hutan mangrove (acak) dan desain bangunan yang memiliki luasan yang tidak terlalu besar dan menyesuaikan dengan luasan celah lahan yang tersedia di sela – sela kerapatan hutan mangrove.

• Dalam hal penerapan prinsip – prinsip sustainable design berupa prinsip pemilihan dan penggunaan material, telah ditunjukkan pada pemilihan material bambu sebagai material utama, serta menjadikan ukuran diameter dan panjang ruas bambu (modul material) sebagai batasan utama dalam proses perancangan ini. Pada prinsip penghematan energi akan ditunjukkan pada desain bangunan yang terbuka yang dapat meminimalisasikan penggunaan penerangan dan penghawaan buatan (lampu dan air conditioner) pada bangunan. Selain itu, fungsi lain dari desain bangunan yang terbuka ini adalah untuk memaksimalkan view ke arah hutan bakau yang terdapat di sekeliling bangunan. Prinsip pemanfaatan limbah ditunjukkan pada pemanfaatan sisa – sisa ruas bambu yang tidak terpakai sebagai elemen pendukung bangunan antara lain sebagai kerai, penutup atap, dan railing dan pemanfaatan air hujan (gray water) pada fasilitas toilet.

• Batang bambu yang digunakan pada rancangan bangunan dapat diketahui secara pasti jenis bambu, diameter, dan panjang batangannya, berikut jumlah pengikatnya.

• Rancangan bangunan pada kawasan ini menggunakan dua jenis teknik ikatan dan sambungan, yaitu dengan menggunakan teknik tradisional (tali ijuk) dan teknik modern (ring baja). Teknik tradisional diterapkan pada ikatan atap dan lantai bangunan, sedangkan teknik modern

(7)

176

digunakan pada ikatan pada sistem struktur kolom agar kekakuan bangunan lebih terjaga dan terjamin.

• Pada bagian inti (core) bangunan terdapat sebuah talang utama yang berfungsi sebagai saluran utama bagi air hujan yang telah dikumpulkan baik dari atap pengumpul hujan serta dari talang – talang sekunder yang dirancang untuk mengumpulan air hujan dari sisi – sisi samping atap bangunan.

• Air hujan yang berhasil dikumpulkan akan disalurkan menuju reservoir utama kawasan yang kemudian akan disalurkan ke fasilitas toilet kawasan ini.

• Pada bangunan – bangunan yang dirancang tertutup seperti bangunan penelitian, pembibitan, dan cottages, material atap pengumpul hujan yang tembus cahaya akan mampu memaksimalkan pencahayaan alami di dalam bangunan pada siang hari.

b. Kekurangan:

• Aturan pemilihan dan pemanfaatan batangan bambu yang telah disusun melalui tabel perhitungan sebelumnya akan menjadi sedikit lebih longgar pada proses realisasinya. Hal ini dikarenakan walaupun pada umumnya diameter dan panjang ruas bambu telah ditetapkan sedemikian rupa namun pada kenyataannya tidak ada ruas bambu yang memiliki diameter dan panjang ruas yang identik satu sama lain. • Teknik ikatan modern dengan menggunakan ring baja pada struktur

kolom utama bangunan memang masih perlu dipertimbangkan lebih mendasar, terutama terkait biaya yang akan dikeluarkan dan tingkat kecocokan diameter ring baja yang sudah tertentu dengan diameter bambu yang beragam. Namun pada perancangan ini, penggunaan teknik ini semata – mata dilakukan untuk memperkokoh ikatan struktur utama bangunan dan penggunaanya telah diminimalisasikan sedemikian rupa sehingga tidak akan mengkesampingkan pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan pada proses pembangunan.

(8)

177

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya korosi pada ring baja, maka ring baja yang digunakan harus dilapisi dengan campuran bebas karat. • Bentukan geometri segienam yang dipilih memiliki banyak sisi

sehingga membutuhkan lebih banyak ruas bambu. Bentukan inipun akan menghasilkan banyak sisa ruas bambu dengan ukuran yang berbeda – beda sebagai sisa dari hasil pemotongan batang bambu yang digunakan.

(9)

178

Referensi

Dokumen terkait

Uji statistik anova dilakukan untuk mengetahui pengaruh varietas, derajat sosoh, pengemas, dan penyimpanan beras aromatik terhadap warna, aroma, rasa, kepulenan, dan penerimaan

Abstract : Dalam persaingan perbankan syariah yang semakin ketat ,makin inovasi produk menjadi kunci penting dalam meningkatkan daya saing dan memacu pertumbuhan

Fakat menkabeye göre Erkeri ne kadar olduğu belli olmayan eski bir zamanda Haşan Baba (155) ve Mustafa Baba adlı Bektaşî azizleri tarafından ziyaret edilmiş olup İkincisi

LINGKUNGAN PERLU INDI?IDU @G MENGAASI/TIM RISK MANJ/K:* RS BUAT PROGRAM PENGAASAN DATA ASIL PENGAASAN  i'si($' -$c$+a-aa' PROGRAM PENGAASAN a... PROGRAM MANAJEMEN

Dengan demikian di negara-negara tersebut, dan pada umumnya negara-negara yang bersistem hukum Civil-Law atau Eropa Kontinental, istilah yurisprudensi diartikan

Dari beberapa pengujian yang telah dilakukan baik itu uji morfologi, pewarnaan gram dan uji biokimia diperoleh bakteri yang diisolasi dari spons laut Xestospongia

Tim Efektif ini kemudian dibuatkan Surat Keputusan dari Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Nomor 07/KPTS/KP/2018 tentang Pembentukan Tim Efektif Rancangan

Order dari bagian Garment berupa kain warna polos maupun kain warna stripper untuk diproses lebih lanjut menjadi pakaian jadi pada bagian Garment.. Awalnya bagian Garment