• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Inflasi, Modal Bank, dan Suku Bunga Dasar Kredit terhadap Penyaluran Kredit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Inflasi, Modal Bank, dan Suku Bunga Dasar Kredit terhadap Penyaluran Kredit"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Page 101-110

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Inflasi, Modal Bank, dan Suku Bunga

Dasar Kredit terhadap Penyaluran Kredit

Maria Indah Eklesia a, Selamet Riyadi b* a,b,ABFI Perbanas Institute, Indonesia

* Corresponding author e-mail: eklesiamaria@gmail.com, selamet.riyadi@perbanas.id

A R T I C L E I N F O DOI: 10.32502/jimn.v10i2.2985 Article history: 10 Februari 2021 Accepted: 25 Mei 2021 Available online: 15 Juni 2021 Keywords:

Dana Pihak Ketiga, Inflasi, Modal Bank, Suku Bunga Dasar Kredit, Kredit.

A B S T R A C T

The purpose of this research to analyze the effect of third party fund, inflation, bank capital and prime lending rate on the distribution of credit. The samples use in this research are four stated-owned enteprises bank listed on the Indonesia Stock Exchange period 2015-2019. The four banks are: Bank Rakyat Indonesia Tbk, Mandiri Bank Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Tabungan Negara Tbk. The sample selection use purposive sampling method. The data obtained from the quarterly financial statement of each bank period 2015-2019. The analysis technique for hypothesis testing is panel data regression, which is processed by Eviews 10.0. The result obtained that simultaneously third party funds, inflation, bank capital and prime lending rate had an effect and were feasible to explain lending. Partially, the variables of third party funds and bank capital have a significant positive effect on lending, while the inflation variable does not have a significant effect on lending, and the prime lending rate variable has a negative effect on lending.

A B S T R A K

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, inflasi, modal bank dan suku bunga dasar kredit terhadap penyaluran kredit. Sampel yang digunakan adalah empat bank Badan Usaha Milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Empat bank tersebut meliputi: Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, dan Bank Tabungan Negara Tbk. Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling,. Data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan per triwulan masing-masing bank periode 2015-2019. Teknik analisis untuk pengujian hipotesis menggunakan regresi data panel, yang diolah dengan Eviews 10.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dana pihak ketiga, inflasi, modal bank dan suku bunga dasar kredit berpengaruh dan layak untuk menjelaskan penyaluran kredit. Secara parsial variabel dana pihak ketiga dan modal bank berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit, sedangkan variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit, dan variabel suku bunga dasar kredit berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit.

Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JURNAL ILMU MANAJEMEN Published every June and December e-ISSN:2623-2081, p-ISSN: 2089-8177

(2)

Pendahuluan

Bank kini bukanlah merupakan suatu hal asing bagi kebanyakan masyarakat dan kehadiran bank saat ini sangat membantu masyarakat dalam melakukan transaksi. Bank kini dianggap sebagai suatu lembaga keuangan yang aman dalam melakukan segala bentuk aktivitas keuangan (Ismail, 2010). Aktifitas keuangan yang sering dilakukan masyarakat diantaranya menabung, mengirim uang, tarik tunai, pembayaran tagihan dll.

Bank merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Usaha perbankan dalam menghimpun dana bisa berasal dari berbagai sumber dana. untuk membiayai operasinya dana juga dapat diperoleh dari modal sendiri yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham (Hadinoto, 2013). Menurut Riyadi (2017) modal merupakan sumber dana dari pihak pertama yaitu sejumlah dana yang akan diinvestasikan oleh pemilik untuk mendirikan suatu bank. Perolehan dana ini biasanya dipakai ketika bank mengalami kesulitan dalam memperoleh dana dari luar (Hadinoto, 2013). Sumber dana ini tidak berbiaya karena deviden hanya dibayar jika ada keuntungan atau sesuai rapat umum pemegang saham (RUPS) (Pandia, 2012). Sumber dana bank lainnya berasal dari masyarakat biasa disebut Dana Pihak Ketiga (DPK). Sumber dana bank ini dapat diperoleh dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh perbankan dengan cara menggunakan berbagai strategi sehingga masyarakat mau menyimpan dananya (Andrianto dkk, 2019). Strategi yang digunakan bank untuk dapat menarik minat masyarakat untuk menyimpan dananya di bank adalah dengan cara memberikan balas jasa berupa bunga, pelayanan yang terbaik, dan juga hadiah.

Menurut Dendawijaya (2009) Dana Pihak Ketiga merupakan dana yang berasal dari masyarakat, sumber dana ini merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Bank dapat memanfaatkan dana tersebut sehingga dapat menjadi pendapatan, yaitu dengan menyalurkan dana. Bank dapat menyalurkan dana dalam bentuk kredit.

Kredit dapat dikatakan sebagai suatu fasilitas yang diberikan kepada masyarakat yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang yang dapat dipergunakan untuk membeli produk, memenuhi kebutuhan, hingga memajukan usaha yang mana pembayaran kembali dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Semakin besar pendapatan yang dihasilkan oleh bank, maka semakin besar pula kesempatan bank dalam menghasilkan keuntungan sehingga bank akan semakin tertarik dalam meningkatkan jumlah penyaluran dana kepada masyarakat Bank perlu menjaga agar pertumbuhan kredit tidak melambat. Perlambatan pertumbuhan kredit bisa disebabkan karena berkurangnya minat masyarakat untuk menyimpan dana di bank akibat imbas dari adanya inflasi, sehingga banyak dari masyarakat yang lebih memilih untuk memakai dana yang dimiliki untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Inflasi dapat diartikan meningkatnya harga barang yang disebabkan adanya penurunan nilai uang. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing dipasaran internasional, maka ekspor akan menurun. Sebaliknya harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang impor menjadi relatif murah (Sukirno, 2012). Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan Perkembangan Kredit, DPK, Inflasi, dan Modal Bank BUMN

(3)

Page 101-110

Tabel 1. Perkembangan Kredit, DPK, Inflasi, dan Modal Bank BUMN

Tahun Kredit (Triliun Rupiah) DPK (Triliun Rupiah) Inflasi Modal (Triliun Rupiah) 2018 2019 Rp 2.239.600 Rp 2.430.773 Rp 2.412,453 Rp 2.581.349 3,13% 2,72% Rp 472.797 Rp 529.961

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, 2019

Dapat dilihat dari tabel 1, menunjukkan bahwa nilai DPK mengalami peningkatan pada tahun 2019, yang diikuti dengan peningkatan pada kredit dan juga pada modal, kenaikan tersebut didukung dengan menurunnya persentase inflasi pada tahun 2019.

Suku bunga dasar kredit merupakan suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi bank dalam penentuan suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah bank (SE No.13/5/DPNP/2011). Suku bunga dasar kredit (SBDK) diperlukan sebagai indikator besaran suku bunga kredit yang akan dikenakan kepada nasabah yang mengajukan kredit kepada bank.

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan Persentase Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Bank BUMN

Tabel 2. Persentase SBDK Bank BUMN

Bank 2018 2019 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 9,94 9,95 PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk 9,95 9,95 PT. Bank Negara Indonesia (Persero),Tbk 9,95 9,95 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 11,25 11,00

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2019

Tabel 2 menunjukkan persentase suku bunga dasar kredit pada bank BUMN tahun 2019 tidak terdapat perbedaaan yang signifikan dari tahun 2018.

Kajian Literatur

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana pihak ketiga (DPK) merupakan dana yang bersumber dari masyarakat (Dendawijaya, 2009), DPK terdiri dari giro, tabungan, simpanan berjangka dan kewajiban segera lainnya.

Menurut Ismail (2010) dana pihak ketiga biasanya dikenal dengan nama dana masyarakat merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat individu, maupun badan usaha. Menurut Riyadi (2018) dana ini diperoleh dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana, dana tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana melalui proses yang disebut dengan penyaluran kredit.

Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan yang mengakibatkan naiknya harga secara umum atau suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu), dengan kata lain inflasi merupakan proses menurunnya nilai uang secara kontinu (Sukwiaty dkk, 2009).

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 124/PMK.010/2017 Inflasi Indeks Harga Konsumen (headline

inflation) yang selanjutnya disebut Inflasi

IHK adalah kenaikan IHK dari waktu ke waktu tertentu yang dihitung dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik. Perhitungan Inflasi dapat menggunakan rumus (BPS, 2018) sebagai berikut:

Inflasi = Iₙ−Iₙ₋₁

(4)

Modal Bank

modal merupakan sumber dana dari pihak pertama yang merupakan sejumlah dana yang akan diinvestasikan oleh pemilik untuk pendirian suatu bank (Riyadi, 2017). Perolehan dana ini umumnya digunakan ketika bank mengalami kesulitan dalam memperoleh dana dari luar (Hadinoto, 2013).

Fungsi modal dalam bisnis perbankan menurut Pandia (2012) adalah sebagai 1) Fungsi Melindungi, 2) Menarik dan mempertahankan kepercayaan masyrakat 3) Fungsi operasional, 4) Menanggung risiko kredit. Menurut Riyadi (2017) modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.

Suku Bunga Dasar Kredit

suku bunga dasar kredit yakni suku bunga terendah yang mencerminkan kewajaran biaya yang ditentukan oleh bank termasuk ekspektasi keuntungan yang akan didapat. Lalu SBDK digunakan sebagai dasar bagi bank dalam menetapkan suku bunga kredit yang akan dikenakan kepada nasabah (Surat Edaran OJK No 34/SEOJK.03/2017).

SBDK harus mencakup semua segmen kredit yang ditawarkan oleh bank kepada nasabah yaitu segmen kredit korporasi, kredit ritel, kredit mikro, dan kredit konsumsi (KPR dan Non KPR).

Menurut Surat Edaran OJK No 34/SEOJK.03/2017 3 Komponen penghitungan SBDK yaitu: 1) Harga pokok dana untuk kredit (HPDK), 2) Biaya

overhead, 3) Margin keuntungan.

Kredit

Kredit yaitu penyerahan barang, jasa ataupun uang dari satu pihak yaitu kreditur atau pemberi pinjaman, atas dasar kepercayaan kepada pihak lain yaitu debitur atau peminjam, dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu kreditur dan debitur (Rivai, 2013). Kredit yang diberikan bank

didasarkan atas kepercayaan sehingga pemberian kredit ialah pemberian kepercayaan kepada nasabah (Hariyani, 2010). Sebagai balas jasa dari penyaluran dana kepada masyarakat, bank akan menerima imbalan berupa bunga. Bunga yang diterima atas penyaluran dana dalam bentuk kredit disebut dengan bunga kredit (Ismail, 2018)

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran kredit.

DPK merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk simpanan tabungan, giro dan deposito. Dana tersebut nantinya akan digunakan bank untuk disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dana ini bisa mencapai 80% sampai dengan 90% dari totalitas dana yang dikelola oleh bank sebagai dana perkreditannya (Pandia, 2012). Semakin tinggi jumlah DPK yang berhasil dihimpun bank, maka akan meningkatkan jumlah penyaluran kredit yang dapat disalurkan oleh bank. satu usaha untuk mendapatkan keuntungan (Hariyani, 2010).

Penelitian Riyadi (2020), Sari dan Abundanti (2016), juga Rai dan Purnawati (2017) menunjukkan bahwa DPK memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit

H1: DPK berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit.

Pengaruh Inflasi terhadap penyaluran kredit.

Inflasi ialah kecenderungan naiknya harga barang serta jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Naiknya harga barang dan jasa tersebut akan menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum

(www.bps.go.id). Semakin tinggi tingkat

inflasi akan meningkatkan suku bunga yang diterapkan bank, dengan suku bunga yang tinggi maka permintaan kredit akan mengalami penurunan (Case dan Fair,

(5)

Page 101-110 2006:209). Pada dasarnya, kredit yaitu uang

bank yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada waktu tertentu di masa mendatang, dengan disertai kontra prestasi berupa bunga (Zuraidah & Sartika, 2019)

Penelitian Siravati (2018), Hazmi (2018) dan Dewi dkk (2020) menunjukan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit.

H2: Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit.

Pengaruh Modal Bank terhadap

penyaluran kredit.

Modal ialah sumber dana pihak pertama yaitu sejumlah dana yang diinvestasikan oleh pemilik untuk pendirian suatu bank (Riyadi, 2017). Perolehan dana ini umumnya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar (Hadinoto, 2013).

Semakin besar modal yang dipunyai mengindikasikan kalau bank tersebut semakin sehat permodalannya. Bank yang mempunyai modal yang besar akan lebih mampu mengantisipasi kerugian yang akan diakibatkan oleh penyaluran kredit (Pratama, 2019).

Penelitian Selvie (2017) dan Pratama (2019) menunjukkan bahwa modal bank berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi modal bank maka semakin tinggi pula jumlah kredit yang dapat disalurkan.

H3: Modal Bank berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit.

Pengaruh Suku Bunga Dasar Kredit terhadap penyaluran kredit.

Suku bunga kredit adalah sejumlah uang yang diwajibkan kepada pihak yang meminjamnya dengan perhitungan bedasarkan persentase dan dilakukan berdasarkan periode atas waktu yang telah ditentukan (Fahmi, 2013:88). suku bunga dasar kredit merupakan suku bunga terendah

yang mencerminkan kewajaran biaya yang dikeluarkan oleh bank termasuk ekspektasi keuntungan yang akan diperoleh. Lalu SBDK digunakan sebagai dasar bagi bank dalam menetapkan suku bunga kredit yang akan dikenakan kepada nasabah (Surat Edaran OJK No 34/SEOJK.03/2017). Semakin tinggi suku bunga pinjaman akan membuat penurunan penyaluran kredit, begitupula sebaliknya, apabila suku bunga pinjaman semakin kecil maka akan meningkatkan penyaluran kredit, dikarenakan suku bunga pinjaman merupakan balas jasa atau pendapatan bagi bank tetapi bagi nasabah sebagai tambahan biaya yang harus dibayarkan.

Penelitian Kholisudin (2012), Hasanah & Priantina (2017) dan Gusnimar & Sentosa (2019) menunjukkan bahwa suku bunga kredit berpengaruh negatif signifikan.

H4: Suku Bunga Dasar Kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit.

Pengaruh DPK, Inflasi, Modal Bank dan Suku Bunga Dasar Kredit terhadap penyaluran kredit.

Penelitian Selvie dkk (2017) menguji mengenai Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Suku Bunga Kredit, dan Modal bank secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada BPR konvensional tahun 2013. Penelitian Siravati (2018) menguji mengenai Dampak Kebijakan Loan

to Value dan Variabel Makroekonomi

terhadap permintaan kredit pemilikan rumah menunjukkan bahwa secara bersama suku bunga dasar kredit, inflasi, pertumbuhan ekonomi, LDR, Loan to Value berpengaruh terhada permintaan KPR.

H5: Dana Pihak Ketiga, Inflasi, Modal Bank dan Suku Bunga Dasar Kredit layak untuk menjelaskan penyaluran kredit.

Metode Penelitian

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data yang digunakan diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia dan

(6)

masing-masing bank yang dijadikan objek penelitian.

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel yang terpilih dalam penelitian ini berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan terdiri dari 4 bank yang termasuk dalam bank BUMN.

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel yang terpilih dalam penelitian ini berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan terdiri dari 4 bank yang termasuk dalam bank BUMN.

Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah penyaluran kredit, serta variabel independennya yaitu DPK, Inflasi, Modal Bank, dan Suku Bunga Dasar Kredit.

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu berupa angka, sehingga peneliti menggunakan bantuan

software berupa program Ms. Excel 2016

dan Eviews 10.0. teknik dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan model yang terpilih yakni model Fixed

Effect.

Hasil Dan Pembahasan

Analisis Regresi

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.321975 0.456515 -2.895795 0.0050 LOG(DPK) 0.973060 0.048824 19.92994 0.0000 INFLASI -0.006135 0.003251 -1.886965 0.0632 LOG(MODAL) 0.113478 0.045397 2.499665 0.0147 SBDK -0.020652 0.010039 -2.057242 0.0433

Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 10.0 ,2020

Penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Ln(Kredit) = -1,321975+0,973060Ln(DPK) – 0,006135Inflasi + 0,113478Ln(Modal) – 0,020652SBDK + e

Keterangan :

- Nilai konstanta sebesar -1,321975 menyatakan bahwa jika variabel bebas DPK, Inflasi, Modal dan SBDK bernilai 0 maka nilai kredit adalah tetap sebesar -1,321975.

- Kenaikan DPK satu triliun rupiah maka akan meningkatkan penyaluran kredit sebesar 0,973060 triliun rupiah dengan asumsi variabel bebas lainnya bernilai tetap (konstan).

- Kenaikan Inflasi satu persen maka akan menurunkan penyaluran kredit sebesar 0,1006135 triliun rupiah dengan asumsi variabel bebas lainnya bernilai tetap (konstan).

- Kenaikan Modal Bank satu triliun rupiah akan meningkatkan penyaluran kredit sebesar 0,113478 triliun rupiah dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap (konstan).

- Kenaikan SBDK satu persen akan menurunkan penyaluran kredit sebesar 0,020652 triliun rupiah dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap (konstan).

(7)

Page 101-110

Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan model analisis regresi untuk mengetahui pengaruh antar variabel pemberian kredit.

Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis (Uji - T)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.321975 0.456515 -2.895795 0.0050 LOG(DPK) 0.973060 0.048824 19.92994 0.0000 INFLASI -0.006135 0.003251 -1.886965 0.0632 LOG(MODAL) 0.113478 0.045397 2.499665 0.0147 SBDK -0.020652 0.010039 -2.057242 0.0433

Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 10.0 ,2020

Berdasarkan tabel 4 maka dapat dijelaskan bahwa:

a. Variabel DPK, diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0000 < α = 0,05 artinya bahwa secara parsial variabel DPK berpengaruh positif signifikan terhadap kredit.

b. Variabel Inflasi diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0632 > α = 0,05 artinya bahwa secara parsial variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit.

c. Variabel Modal Bank diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0147 < α = 0,05 artinya bahwa secara parsial variabel Modal Bank berpengaruh positif signifikan terhadap kredit.

d. Variabel SBDK diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0433 < α = 0,05 artinya bahwa secara parsial variabel SBDK berpengaruh negatif signifikan terhadap kredit.

Tabel 5. Hasil Uji –F & Uji Koefisien Determinasi (R2 )

R-squared 0.997764 Mean dependent var 19.84718 Adjusted R-squared 0.997546 S.D. dependent var 0.615003 S.E. of regression 0.030465 Akaike info criterion -4.049843 Sum squared resid 0.066824 Schwarz criterion -3.811640 Log likelihood 169.9937 Hannan-Quinn criter. -3.954341 F-statistic 4588.933 Durbin-Watson stat 1.332135 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 10.0 ,2020

Berdasarkan tabel 5 maka dapat dijelaskan bahwa:

- Nilai Prob (F-statistic) < α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secaa simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

- nilai Adjusted R- squared sebesar 0,99 atau 99 persen. maka variabel- variabel bebas DPK, inflasi, modal bank dan SBDK mampu menjelaskan perubahan yang terjadi pada penyaluran kredit sebesar 99 persen dan sisanya sebesar 1

(8)

persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Pembahasan

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran kredit.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0000 < α = 0,05 hal ini dapat diketahui bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap kredit. Dimana semakin meningkatnya jumlah DPK maka semakin meningkat pula jumlah penyaluran kredit yang dapat disalurkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, Sari dan Abundanti (2016), Aristiyoga dkk (2018), juga Rai dan Purnawati (2017), Riyadi (2020).

Pengaruh Inflasi terhadap penyaluran kredit.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0632 > α = 0,05 hal ini dapat diketahui bahwa Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit. Dimana Perubahan inflasi selama periode penelitian membuat jumlah penyaluran kredit mengalami fluktuasi tetapi apabila dicermati jumlah penyaluran kredit cenderung meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Desriana dan Rahayu (2013), juga oleh Dewi (2016).

Pengaruh Modal Bank terhadap

penyaluran kredit.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0147 < α = 0,05 hal ini dapat diketahui bahwa Modal Bank berpengaruh positif signifikan terhadap kredit. Dimana semakin meningkatnya jumlah Modal Bank maka semakin meningkat pula jumlah penyaluran kredit yang dapat disalurkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian selvie (2017) dan Pratama (2019).

Pengaruh Suku Bunga Dasar Kredit terhadap penyaluran kredit.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0433 < α = 0,05 hal ini dapat diketahui bahwa SBDK berpengaruh negatif signifikan terhadap kredit. Dimana kenaikan SBDK akan menurunkan jumlah penyaluran kredit. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Kholisudin (2012), Hasanah & Priantina (2017) dan Gusnimar & Sentosa (2019).

Pengaruh DPK, Inflasi, Modal Bank dan Suku Bunga Dasar Kredit terhadap penyaluran kredit.

Berdasarkan hasil uji f diperoleh nilai (F-statistic) sebesar 0,000 < α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secaa simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Simpulan Dan Saran

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada studi kasus di Bank BUMN diketahui sebagai berikut:

1. DPK berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit pada bank BUMN.

2. Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada bank BUMN.

3. Modal Bank berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit pada bank BUMN.

4. SBDK berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit pada bank BUMN.

5. Secara simultan DPK, Inflasi, Modal Bank dan Suku Bunga Dasar Kredit berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada bank BUMN.

(9)

Page 101-110

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang terdapat pada penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Diharapkan hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan penilaian bank dalam mengelola bank jadi lebih baik utamanya dalam penghimpunan dana serta penyaluran kembali kepada masyarakat yang memerlukan dana. 2. Diharapkan hasil penelitian ini bisa

digunakan untuk bahan masukan bagi pihak akademis dalam upaya peningkatan kualitas dalam rangka menciptakan lulusan yang kompetitif di bidang ekonomi.

3. Bagi peneliti selanjutnya dengan topik sejenis, diharapkan dapat memperluas kajian lebih lanjut dengan memasukan variabel bebas yang lainnya yang diperkirakan mempengaruhi terhadap penyaluran kredit

Daftar Pustaka

Andrianto,, Fatihuddin, D., & Firmansyah, M. A. (2019). Manajemen Bank. Surabaya: CV. Penerbit Qiara Media,.

Case, K. &. (2006). Prinsip-Prinsip Ekonomi. Edisi Kedua. Jakarta:

Erlangga.

dampak stock split terhadap harga, volume dan keputusan investasi pada saham.

Dendawijaya, L. (2009). Manajemen Perbankan . Jakarta: Ghalia Indonesia.

Desriani, I., & Rahayu, S. (2013). Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Emas Dan Tingkat Inflasi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan , 17.

Dewi, A. S. (2016). Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat Suku Bunga Dan.

Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Volume 13, (2),, 11.

Fahmi, I. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Hadinoto, S. (2013). Bank Strategy on

Funding and Liability. Jakarta:

Elex Media Komputindo Ismail. (2010). Manjemen Perbankan dari

Teori menuju Aplikasi. Jakarta:

Kencana.

Hariyani, I. (2010). Restrukturisasi dan

penghapusan kredit macet. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Hasanah, N., & Priantina, Y. (2017). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Rasio Kecukupan Modal terhadap Penyaluran Kredit UMKM oleh Bank umum di Indonesia Tahun 2007-2013. Jurnal

Ilmiah Akuntansi dan Keuangan (INFAK), 6.

Ismail. (2010). Manjemen Perbankan dari

Teori menuju Aplikasi. Jakarta:

Kencana.

Kholisudin. (2012). Determinan Permintaan Kredit Pada Bank Umum Di Jawa Tengah 2006-2010. Economics Development Analysis Journal

Otoritas Jasa Keuangan. (2011). Surat Edaran No.13/5/DPNP/2011. Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Surat

Edaran OJK No 34/SEOJK.03/2017.

Pandia, F. (2012). Manajemen Dana dan

Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka

Cipta.

Pratama, A. A. (2019). Penguatan Pengaruh Modal Bank terhadap Pertumbuhan Kredit melalui Pengelolaan Likuiditas. Jurnal Manajemen dan

Bisnis, 10.

Rai, I., & Purnawati, N. (2017). Faktor yang Mempengaruhi Kredit pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. E- Jurnal Manajemn Unud, 25.

Riyadi, S. (2017). Manajemen Perbankan

Indonesia. (Teori, Praktek dan Studi Kasus). Depok: Rajawali

Pers.

(10)

Riyadi, S., & Fitrianingisih, P. (2020). Analisis Pengaruh DPK, CAR, NPL, LFR, BOPO dan JIBOR terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada Bank Umum Buku IV (Periode 2012-2017). Perbanas Reviews, 21.

Sari, N. J., & Abundanti, N. (2016). Pengaruh ROA, Inflasi, dan Suku Bunga SBI terhadap Penyaluran Kredit pada Bank Umum. E-Jurnal

Manajemen Unud, 24.

Selvie, S., Arfan, M., & Abdullah, S. (2017). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Suku Bunga Kredit, dan Modal Bank terhadap Penyaluran Kredit pada Bank Pekreditan Rakyat Konvensional di Indonesia. Jurnal

Megister Akuntansi, 6.

Sentosa, S. U. (2019). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga Kredit terhadap Permintaan Kredit Investasi Bank Pemerintah Derah di Indonesia. Jurnal Kajian

Ekonomi dan Pembangunan, 9.

Siravati, S. A. (2018). Dampak Kebijakan Loan to Value dan Variabel Makroekonomi terhadap Permintaan. Economics Development Analysis Journal, 7.

Sukirno, S. (2012). Makroekonomi Teori

Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:

Rajawali Pers.Suparmoko. 2000. Keuangan .

Sukwiaty dkk. (2009). Pengertian Ilmu

Ekonomi. Jakarta: Rineka Cipta.

Zuraidah, N., & Sartika , F. (2019). Pengaruh Pemberian Kredit dan Modal terhadap Pendapatan Pedagang Kecil. Jurnal Ilmu Manajemen, 30.

Gambar

Tabel 2. Persentase SBDK Bank BUMN

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendeskripsikan hasil data dari setiap variabel yang diteliti, selanjutnya akan diuji apakah terdapat pengaruh dana pihak ketiga dan suku bunga kredit terhadap

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio dan Suku Bunga Sertifikat bank Indonesia terhadap penyaluran Kredit

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah, nilai ekspor, suku bunga kredit, dan dana pihak ketiga terhadap kredit modal kerja yang menggunakan

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN JUMLAH KREDIT USAHA.. KECIL PADA BANK UMUM DI PROPINSI JAWA TIMUR (TAHUN 2003

Jika ditinjau dari pengaruh parsial masing-masing variabel bebas terhadap penyaluran kredit UMKM tampak bahwa variabel dana pihak ketiga, tingkat suku bunga, dan

Tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit konsumsi di Indonesia, begitupun suku bunga kredit konsumsi, sedangkan dana pihak ketiga (giro,

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh suku bunga kredit, dana pihak ketiga dan giro wajib minimum terhadap penyaluran kredit pada Bank Central

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk membuktikan adanya kausalitas antara Suku Bunga Dasar Kredit dan Dana Pihak Ketiga dengan Penyaluran