MENTERIENERGlDAN SuMBER DAYA MlNERAL REPUBLiK 8NDONEStA
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR:4004K/30/MEM/2013
TENTANG
PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN PULAU PAPUA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
Menimbang : a.
Mengingat
b.
C .
bAhwa dala1l rangka penyelenggaraan pengelolaan
usaha pertambang劉 ■ rnineral dan batubara, gubernur dan bupat/walik。 ね sc―Pulau Papua telah menentukan Wil弱/ah Pertambangan;
bahwa berdasarkan hasil evaluasi terhadap penentuan Wilayah Pertarnbangan sebagailnana dirnaksud dalam huruf a, terdapat indikasi keberadaan formasi batuan pembawa mineral dan/atau pembawa batubara maupun
wilttah yttg telah memiliki poⅢ nsi Sumber daya bahan tambang yang be― Jud padat dan/atau Cairi
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagailnana dilnaksud dalam huttf a dan huruf b serta untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 15 守 at(1)Peraturan Pel岡【erintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambattgan, perlu menetapkan Keputusan Menteri Energl dan Sumber Daya Mineral tentang Penetapan wnayah Pertambangan Pulau Papua;
undang― Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentttg
Pemerinほ han Daerah(Lexmbaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4437)sebaga■ mana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang― Undang Nomor 12 Tahun 2008 〔Leinbttan Negara RI Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan L e m b a r a n N e g t t a R I N o m o r 4 8 4 4 ) ; UndttngⅢUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penatttn Ruang 〔 Lcmbaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4725〕;
: 1 .
2.
笛_
Memperhatikan : 1.
2
-Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (kmbaran Negara
RI Tahun 2OO9 Nomor 4, Tambahan L,embaran Negara RI Nomor 4959);
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (kmbaran
Negara RI Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan ftmbaran Negara RI Nomor 4833);
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2O1O tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara RI Tatrun 2OL0 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 5103);
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara RI Tahun
2Ot0 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5 1 1 0 ) ;
Keputusan Presiden Nomor 59 lP Tahun 20LL tanggal 18 Oktober 201 1;
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara RI Tahun 2O1O Nomor 552) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 22 Tahun 2013 (Berita Negara RI Tahun 2013 Nomor 1O221;
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2OLl tentang Tata Cara Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara RI Tahun 2O1 1 Nomor 4871;
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
32IPUU-Xl2O12 tanggal 22 November 2OL2;
Hasil Rapat Dengar Pendapat Panitia Kerja Mineral dan Batubara Komisi VII Dewan Perwakilan Ralqyat Republik Indonesia dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tanggal 9 April 2013;
Hasil Rekonsiliasi Wilayah Pertambangan Rrlau Papua
dan Kepulauan Maluku dengan gubernur dan
bupati/walikota se-Rrlau Papua dan Kepulauan Maluku tanggal 22 Agustus 2013 di Jakarta;
MEMUTUSKAN:
Menltapkan i KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL TENTANG PENETAPAN W I L A Y A H
KESATU." 7. 8. 3. 4. 5, 6. 2. 3. 9,
KESATU KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA 3
-Menetapkan Wilayah Pertambangan R.rlau Papua yang
terdiri atas:
a. Wilayah Usaha Pertambangan; b. Wilayah Pertambangan Ralryat; dan c. Wilayah Pencadangan Negara,
yang dituangkan dalam lembar peta sebagaimana
tercantum dalam L.a.mpiran yang merupakan bagran tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini dan dalam bentuk digital.
Wilayah Pertambangan hrlau Papua sebagaimana
dimaksud dalam Dikhrm Kesatu disusun dalam beberapa wilayah pertambangan provinsi dan wilayah pertambangan kabupatenlkota se-Rrlau Papua yang dapat diakses secara sistematis mengrkuti indeks Peta Dasar nasional.
Wilayah Pertambangan Rrlau Papua sebagaimana
dimaksud dalam Dikhrm Kesatu menjadi dasar
bagr gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya dalam menenh.lkan :
a. Wilayahlzin Usaha Pertambangan mineral logam;
b. Wilayah lzin Usaha Pertambangan mineral bukan
logam;
c. Wilayah Izin Usaha Pertambangan batuan; dut/atau d. Wilayah Izin Usaha Pertambangan batubara,
dengan memperhatikan kriteria sesuai dengan ketenhran
peraturan perundang-undangan serta hanrs dituangkan
dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi atau Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota.
Wilayah Izin Usaha Pertambangan mineral logam dan/atau Wilayah lzin Usaha Pertambangan batubara yang telah ditentukan oleh gubernur dan /atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Ketiga hunrf a dan huruf d ditetapkan oleh Menteri. Wilayah lzin Usaha Pertambangan rnineral bukan logam
dxr/atau Wilayah lzin Usaha Pertambangan batuan yang
telah ditentukan oleh gubernur dan/atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya sebagaimana dimaksud
dalam Diktum Ketiga huruf b dan huruf c ditetapkan oleh
Menteri, Subernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Wilayah Pertambangan Rrlau Papua sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kesatu dapat ditinjau kembali
1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun sesuai dengan ketentuan peraturan pemndang-undangan.
KEENAM
KETUJUH
‐ 4
-Keputusan MenⅢ ri ini mul筑 berlaku pada tan抑
dite“pka■,
‐ Ditetapkan di Jakarta
pada tangga1 19 Desember 2013
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
ttd.
」ERO WACIK
Telmbusani
l,Micnteri DalaHェ Nege占
2. Sckretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 3. Direktur」 enderal Mincral dan Batubara
4.Keptta Badan Geologl
5,Para gubernur se― Pulau Papua
6.Para bupati/walikOta sc―Pulauま斡 ua
Salinan sesual dengan astinya KEMENTERIAN ENERCt DAN SUMBER DAYA MiNERAL
…Ⅲ l.Kepaila BirO Hukum, ⋮ ⋮ ⋮ 鱗 い V 、
$usyanto
B 目 ど の ! ■ ■