• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITI WARTINI, SMA NEGERI 2 CEPU, BLORA, JAWA TENGAH, INDONESIA SITI WARTINI. Publikasi PTK, Telp : ,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SITI WARTINI, SMA NEGERI 2 CEPU, BLORA, JAWA TENGAH, INDONESIA SITI WARTINI. Publikasi PTK, Telp : ,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR KIMIA DANPENDIDIKAN KIMIA VI 59

ISBN : 979363174-0

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI “Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran

Berbasis Pendekatan Saintifik”

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni 2014

MAKALAH

PENDAMPING

KIMIA PENDIDIKAN

ISBN : 979363174-0

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

KIMIA HIDROKARBON DENGAN MAKE A MATCH

(MENCARI PASANGAN )

SISWA KELAS XF SMA NEGERI 2 CEPU SEMESTER GENAP

TAHUN 2012/2013

SITI WARTINI,

SMA NEGERI 2 CEPU, BLORA, JAWA TENGAH, INDONESIA SITI WARTINI

Publikasi PTK, Telp : 085866985853, email : siti.wartini@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses model pembelajaran Make a

Match ( mencari pasangan ) dalam peningkatan motivasi dan hasil belajar Kimia dan untuk

mendeskripsikan adanya kelebihan dan kekurangan penggunaan model pembelajaran Make a

Match ( mencari pasangan) dalam pembelajaran Kimia siswa kelas X SMA Negeri 2 Cepu

khususnya materi Senyawa Hidrokarbon.

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatitf. Desain penelitian adalah Pos test. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengambilan sampel dengan secara acak . Sampel penelitian menggunakan Kelas XF sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, dan teknik non tes ( observasi /pengamatan).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Make a Match

( Mencari Pasangan ) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Hal ini dibuktikan dengan

adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar dalam setiap siklus . Proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Make a Match ( mencari

pasangan ) yang terjabar dalam 8 langkah dan terlaksana dengan baik.

Kata Kunci : Motivasi , Hasil belajar, dan Make a Match ( mencari pasangan ) . PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa ; Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

(2)

SEMINAR KIMIA DANPENDIDIKAN KIMIA VI 60

ISBN : 979363174-0

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, oleh karena itu Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Jika kita melihat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar, maka guru sebagai orang pertama dan terutama yang bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan . Guru sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar. Gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan, oleh karena itu guru harus membuat strategi pembelajaran yang bervariasi, agar pembelajaran lebih efektif dan menarik sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami siswa.

Berdasarkan observasi awal pembelajaran yang diterapkan oleh guru SMA Negeri 2 Cepu menggunakan pendekatan konvensional yaitu metode ceramah, dimana guru lebih aktif sehingga siswa menjadi pasif . Metode ini kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dan berinteraksi antar peserta didik, dampaknya dalam proses pembelajaran yang berlangsung dikelas X SMA Negeri 2 Cepu adalah pandangan mata dan mimik raut wajah sebagian besar

peserta didik tidak menunjukkan sikap positif, nampak tidak ada gairah atau greget untuk sungguh-sungguh berusaha memahami materi , bahkan ada kesan berperilaku tidak mampu mempertahankan proses pembelajaran sampai selesai . Hal itu terbukti pada saat diberi tugas-tugas latihan soal post test masih banyak siswa yang bingung dan tidak bisa mengerjakan soal , lebih parah lagi kadang-kadang beberapa siswa lainnya hanya menunggu temannya yang bisa megerjakan untuk mencontohnya atau menunggu pembahasan gurunya di papan tulis. Dari kenyataan tersebut peneliti berasumsi bahwa motivasi peserta didik kelas XF terhadap proses pembelajaran kimia sangat rendah dibanding siswa kelas X lain di SMA Negeri 2 Cepu.

Keadaan tersebut diatas tentu saja berdampak negatif yaitu rendahnya hasil belajar ulangan harian peserta didik sehingga perlu dilakukan pengajaran remidi, kususnya materi senyawa hidrokarbon kelas X semester genap. Berdasarkan data nilai rata-rata ulangan harian senyawa hidrokarbon sebesar 36, dari 35 siswa terdapat 3 orang siswa yang nilainya diatas 75 ( KKM Ulangan harian senyawa hidrokarbon ) atau 9 % siswa yang tuntas. Hasil nilai ini lebih rendah dari nilai rata-rata ulangan pokok bahasan sebelumnya yaitu larutan elektrolit sebesar 89, Berbagai upaya sudah dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan senyawa hidrokarbon yaitu dengan memberikan tugas-tugas yang dikerjakan baik di rumah maupun di sekolah namun belum menunjukkan perubahan yang berarti.

(3)

SEMINAR KIMIA DANPENDIDIKAN KIMIA VI 61

ISBN : 979363174-0

Oleh karena itu peneliti berupaya untuk memperbaiki masalah pembelajaran tersebut agar terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan membuat pembelajaran yang interaktif, menarik, dan kondusif ( suasana hidup ) melalui penerapan model pembelajaran “ Make a

match ( mencari pasangan ) “ sebagai

alternatif untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut pada siswa kelas XF SMA Negeri 2 Cepu semester genap tahun pelajaran 2012/2013 . Pemilihan metode

Make a Match ( mencari pasangan )

dikarenakan metode ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain , Meningkatkan interaksi antar peserta didik dan meningkatkan motivasi siswa dalam menggali informasi meteri /konsep secara mandiri. Disamping itu kelemahan model pembelajaran make a match ( mencari pasangan ) antara lain model ini hanya cocok untuk materi yang bersifat hafalan dan pemahaman saja. Model pembelaaran

Make a Match ( mencari pasangan ) yaitu

metode mencari pasangan yang pemasangannya bisa dilakukan secara individu ( setiap siswa menerima satu kartu) atau berpasangan yaitu setiap pasang menerima satu kartu .

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Make a Match (mencari pasangan ). Penelitian ini dilaksanakan

dalam dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari empat tahapan utama, yaitu : perencanaan, pelaksanaan kegiatan, observasi , dan refleksi. Setiap akhir

kegiatan siklus diadakan refleksi, sehingga kelemahan-kelemahan setiap siklus dapat dibenahi pada siklus berikutnya. Setiap siklus dilengkapi dengan indikator kinerja yaitu 80 % siswa harus memiliki nilai ≥75 (KKM SMA Negeri 2 Cepu).

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi :menentukan indikator dari setiap materi pokok (sub pokok bahasan ) yang akan diajarkan dalam bentuk garis besar program pengajaran, membuat langkah-langkah pembelajaran setiap sub pokok bahasan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) termasuk menyusun Kartu soal , angket motivasi, membuat lembar observasi : untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika model pembelajaran diaplikasikan , membuat kuisioner : untuk mengumpulkan data tentang tanggapan siswa ketika model pembelajaran diaplikasikan, membuat alat bantu pembelajaran yang diperlukan dalam rangka membantu siswa memahami konsep-konsep yang diberikan, mendesain alat evaluasi untuk melihat keberhasilan tindakan, dan membuat jurnal untuk mengetahui refeleksi diri.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan adalah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang telah dibuat.

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melakukan evaluasi. Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan dan dianalisis.

(4)

SEMINAR KIMIA DANPENDIDIKAN KIMIA VI 62

ISBN : 979363174-0

kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada Siklus I akan diperbaiki pada Siklus II dan seterusnya. Adapun indikator keberhasilan tindakan pada setiap siklus adalah tuntas kelas tercapai apabila 80 % siswa sudah mencapai hasil belajar dengan nilai ≥75, dan tuntas belajar individu tercapai apabila siswa telah memiliki nilai ≥75.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini disajikan hasil penelitian tentang kualitas hasil belajar kimia siswa kelas X.F SMA Negeri 2 Cepu.

Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus. Hasil analisis data terhadap nilai rata-rata pengamatan terhadap motivasi belajar yang dicapai disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I No Pernyataan siswa yang diamati Siklus /Presetase I II 1 Perhatian terhadap materi 96,2% 96,7% 2 Relevansi materi dengan pengetahuan siswa 91,1% 95,1% 3 Percaya diri ( kepercayaan siswa akan keberhasilannya mempelajari materi ) 90,6% 91,2% 4 Kepuasan untuk mendapat nilai yang baik 92,2% 93,1% Rata-rata 92,53% 94,01% Berdasarkan data dalam Tabel.1 terlihat terjadinya peningkatan motivasi

siswa dalam mencari pasangan jawaban dari kartu yang dipegangnya selama proses belajar mengajar berlangsung dari 92,53% pada siklus I menjadi 94,01%. pada siklus II.

Sedangkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II pada pokok bahasan senyawa hidrokarbon

dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Ketuntasan Belajar

Siswa untuk Setiap Siklus

Siklus Rata-rata nilai Jumlah siswa yang mencapai KKM (%) Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM (%) I 68 18 (51,43%) 17 (48,57 %) II 83 30 ( 85,72%) 5 (14,28%) Berdasarkan Tabel 2, terlihat terjadinya peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 18 orang dengan persentase 51,43% sedangkan yang belum tuntas adalah sebanyak 17 orang dengan persentase 48,57%. meningkat pada siklus II siswa yang sudah tuntas sebanyak 30 orang dengan presentase 85,72%, dan yang tidak tuntas sebanyak 5 orang dengan presentase 14,28 %.

Pada siklus pertama ketuntasan belum tercapai karena belum mencapai 80% siswa yang mencapai KKM , hal ini terjadi dikarenakan siswa masih bingung dan belum terbiasa dengan model pembelajaran Make a Match ( mancari pasangan ) . Materi belum dikuasai secara

(5)

SEMINAR KIMIA DANPENDIDIKAN KIMIA VI 63

ISBN : 979363174-0

maksimal,siswa tidak bisa bertanya kepada temannya sebab setiap satu orang mendapat satu kartu jadi bersifat individu. Motivasi siswa belum maksimal karena sebagian dari mereka ada yang diam tidak bergerak sehingga salah pasang atau tidak mendapat pasangannya.

Untuk mengatasi kesulitan ini guru mengulang pembelajaran dengan memberikan informasi lebih detail langkah –langkah pembelajarannya yaitu memodifikasi sedikit model pembelaaran

Make a Match (mencari pasangan ) dengan

strategi belajar berpasangan .Prosedurnya setiap pasangan mendapat satu kartu untuk dipasangkan dengan kartu pasangan lain .Dengan demikian ada kemudahan karena siswa punya teman diskusi untuk menemukan pasangan kartu yang dipegangnya.

Pada siklus kedua terjadi peningkatan hasili belajar siswa ,yaitu lebih dari 80% siswa telah mencapai KKM. Hal ini dapat terjadi karena guru telah mengadakan perbaikan pembelajaran atau modifikasi model pembelajaran Make a

Match ( mencari pasangan ) yaitu dengan

membentuk kelompok pencari pasangan yang setiap kelompoknya terdiri dari dua orang , yang disebut pasangan. kemudian setiap pasangan tadi menerima satu kartu dan mendiskusikan dulu jawaban dari kartu yang dipegangnya baru bergerak mencari pasangan kartu yang dipegang , dengan ada teman untuk diskusi mencari jawaban sehingga menjadi lebih mudah dibanding kalau sendiri atau satu kartu untuk satu orang., dan pemberian informasi yang dilakukan lebih detail sehingga siswa bisa memperbaiki kesalahan dan kekurang

terhadap pemahaman konsep tentang senyawa hidrokarbon. Selain itu siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran Make a Match (mencari

pasangan) , model pembelajaran ini

mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan konsep melalui suatu permainan kartu pasangan hal ini sesuai dengan pendapat Lorna Curran [Komalasari,2010:85]. Langkah-langkah model pembelajaran Make A Match menurut Lorna Curran [Komalasari,2010:85]. adalah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegangnya.

4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Artinya siswa yang kebetulan mendapat kartu ‘soal’ maka harus mencari pasangan yang memegang kartu ‘ jawaban soal’ secepat mungkin. Demikian juga sebaliknya.

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

7. Demikian seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh ke semua siswa.

(6)

SEMINAR KIMIA DANPENDIDIKAN KIMIA VI 64

ISBN : 979363174-0

8. Kesimpulan/penutup.

Dalam penerapannya model ini setelah siswa mendapat pasangan kartu soal dan jawabannya kemudian dipasang ditempat yang telah disediakan dan didiskusikan bersama untuk memperoleh kesimpulan yang benar dan lengakap.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Make a Match ( mencari pasangan ) dapat meningkatkan

motivasi belajar dan hasili belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN :

[1]. Arikunto, S. 2003. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

[2]. Drs Sugiyanto.MSi,M.Si. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta, Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

[3]. Prof.Dr.H. Mohammad Asrori, M.Pd. , 2008. Psikologi Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima

[4]. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Rumpun Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Umum : Jakarta: Balitbang Depdiknas.

[5]. Dr.Sarwiji Suwandi, M.Pd., 2009. Model Assesmrn Dalam Pembelajaran . Surakarta , Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

[6]. Suyadi, 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Jogjakarta : DIVA Presss

[7]. Zaenal Aqib, dkk,. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV. YRAMA WIDYA.

[8]. Model pembelajaran Make A Match,http://weblogask.blogspot.com/ 2012/09/model-pembelajaran-make-match.html,

[9]. Jeanne Ellis Ormrod, 2009. Psikologi Pendidikan , jilid 2, edisi keenam, Jakarta : Erlangga

TANYA JAWAB

Pemakalah : Siti Wartini Penanya : Sri Haryani Pertanyaan :

Bagaimana hasil belajar pada siklus I

sehingga diputuskan untuk 1 kartu 2

orang?

Jawab :

Hasil belajar di siklus I belum

memenuhi target indikator kinerja yaitu

nilai 68¸yang dimana nilai tersebut jauh

dari harapan. Sedangkan pada siklus II

memakai strategi berpasangan jadi lebih

efektif walaupun ada yang tidak

mendapatkan pasangan.

(7)

SEMINAR KIMIA DANPENDIDIKAN KIMIA VI 65

ISBN : 979363174-0

Gambar 1. Siswa mencari pasangan kartu

Gambar 2, siswa memasang hasil pasangan kartu yang ditemukan.

(8)

SEMINAR KIMIA DANPENDIDIKAN KIMIA VI 66

ISBN : 979363174-0

Lampiran 2 , FOTO SIKLUS II

Gambar 3. Siswa sedang mendiskusikanjawaban/soal kartu yang

dipegang

Gambar 4. siswa memasang pasangan kartu yang telah ditemukannya

Lampiran 2. Grafik nilai:

Grafik Nilai keadaan Awal, Siklus I, Siklus II

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai rata-rata

Gambar

Tabel 2. Persentase Ketuntasan Belajar  Siswa untuk Setiap Siklus
Gambar 1. Siswa mencari pasangan  kartu
Grafik Nilai keadaan Awal,  Siklus I, Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kualitas produk yang baik dan komunikasi word of mouth yang positif diharapkan dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli produk dari Chicken Dey

(Surah al-Baqarah , 2: 106) Maksud ayat “Apa sahaja ayat keterangan yang Kami mansukh kan (batalkan)” bermaksud apa sahaja ayat yang diganti (Ibn ‘Abbas, t.th.: 1/16) dan

protocorm like body (PLB) Phalaenopsis “Star of Rio” dalam media Knudson C (KC) secara in vitro menunjukkan bahwa konsentrasi fitohormon yang menghasilkan

Penggunaan mesin jangkar ini didasarkan kepada berat kapal, kapal yang sedang atau besar umumnya menggunakan mesin jangkar bertenaga uap atau listrik, sedangkan

Dari Gambar FESEM ini selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan data yang terdiri dari diameter, ketinggian, kecondongan, dan kepadatan (density) ZnO nanorod yang

Definisi Kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan, pakaian,

Kabupaten Pandeglang Bidang Mutasi, misalnya ketika ada promosi jabatan dari staf menjadi kasi, dalam aturan yang berlaku masa kerja ketika menjadi kasi seharusnya

MIN Tegalasri Wlingi Blitar dan MIN Ngaringan Gandusari Blitar yang memiliki berbagai keunikan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang mendalam serta