• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menghadapi Raksasa 1 Samuel 15-17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menghadapi Raksasa 1 Samuel 15-17"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

Apakah seorang raja harus berasal dari keturunan raja? Tidak, bila yang memegang kuasa adalah Tuhan. Zaman dulu, ada seorang gembala muda bernama Daud yang dipilih Tuhan untuk menjadi Raja Israel. Tuhan ingin menunjukkan bahwa Dia memilih orang yang tepat sebagai raja. Sebelum menjadi raja, Daud mengalami banyak ujian dan petualangan yang

mendebarkan.

Pada saat itu, Israel dipimpin oleh seorang raja yang tidak taat bernama Saul. Saul memenangkan banyak pertempuran, tapi kemudian ia tidak lagi mau mendengarkan perintah Tuhan. Suatu hari, pasukannya mengalahkan orang Amalek, musuh mereka yang ganas dan haus darah. Namun Saul mengabaikan perintah Tuhan untuk membinasakan semua orang dan ternak musuh, dan mengambil domba serta ternak terbaik untuk dirinya.

“Jangan bunuh raja Amalek,” perintah Saul kepada pasukannya. “Tahan dia sebagai tawanan kita.”

2

Tuhan tidak senang dengan perbuatan Saul. Tuhan tahu jika Saul menyelamatkan orang dan ternak bangsa Amalek, maka mereka akan menyerang Israel lagi. Tuhan menginginkan ketaatan, oleh sebab itu Ia bersabda kepada nabi Samuel.

“Aku menyesal telah menjadikan Saul raja,” kata Tuhan kepada Samuel. “Ia telah meninggalkan Aku dan tidak mau menaati perintah-Ku. Sudah saatnya bagi Israel untuk memiliki raja baru.” Samuel tahu bahwa Tuhan bersungguh-sungguh. Ia tahu Tuhan akan mengambil kerajaan Israel dari Saul. Samuel menutupi wajahnya dan meratap.

“Samuel, berhentilah menangisi Saul,” kata Tuhan. “Ambillah minyak zaitun dan pergilah ke Betlehem. Setibanya di sana, carilah seorang bernama Isai. Aku

Menghadapi Raksasa

“Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya

di tangannya...” (1 Samuel 17: 40)

1 Samuel 15-17

Gambar dalam cerita Alkitab ini dapat diunduh gratis dari www.freebibleimages.org dalam format PowerPoint, Keynote, JPEG atau PDF. Perencana cerita ini menunjukkan apa yang terjadi di setiap adegan. Bacalah kisah dari Alkitab dan rencanakan

bagaimana Anda akan menceritakannya. Sumber pengajaran gratis dapat ditemukan di www.biblepathwayadventures.com termasuk versi video dari cerita ini, lembar kegiatan, sebuah ebook dan paket guru.

(2)

3

Dengan taat, Samuel segera pergi ke Betlehem. Sesampainya di Betlehem, ia disambut oleh para tua-tua kota itu, yang dengan gemetar berkata : “Mengapa engkau datang ke sini? Adakah kedatanganmu membawa damai?” Ketakutan mereka cukup beralasan. Samuel bukan hanya seorang nabi; tetapi ia juga seorang hakim dan panglima perang. Semua orang tahu jangan berbuat yang macam-macam dengan Samuel.

“Jangan takut,” ujar Samuel kepada orang-orang itu. “Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Bersiap-siaplah untuk ikut dalam upacara pengorbanan ini,” undang Samuel kepada Isai dan anak-anaknya yang laki-laki. “Tuhan akan memilih raja Israel berikutnya dari antara anak-anakmu,” katanya kepada Isai secara pribadi.

Isai dan anak-anaknya yang laki-laki tiba. Samuel melihat Eliab, anak laki-laki Isai yang tertua. “Hmmm… orang ini tinggi dan tampan serta kelihatan seperti seorang raja,” pikir Samuel. “la pastilah orang yang telah dipilih Tuhan.”

4

Tetapi Tuhan berkata, “Jangan pandang ketampanan Eliab. Bukan dia yang akan menjadi raja yang berikutnya. Aku tidak menilai seperti manusia menilai. Manusia menilai rupa, tetapi Aku menilai hatinya.”

Satu demi satu, Isai membawa anaknya yang laki-laki ke pelataran untuk dilihat Samuel. Tapi Tuhan berkata tidak pada setiap anak laki-laki Isai yang dilihat Samuel. “Tuhan belum juga menentukan pilihan diantara tujuh pemuda ini,” kata Samuel sambil menggelengkan kepalanya. “Apakah engkau memiliki anak laki-laki lainnya?”

“Daud, anak laki-lakiku yang paling bungsu, sedang menggembalakan domba,” kata Isai, sambil menunjuk ke bukit berbatu tidak jauh dari situ. “Bagaimana mungkin ia bisa menjadi seorang raja?”

Samuel melihat Daud melalui jendela dan tersenyum. Ia tahu bahwa inilah orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi raja baru Israel. “Panggilah dia untuk datang menemuiku,” ujar Samuel bersemangat. “Kita akan makan jika ia sudah tiba.”

5

Daud berlari menuruni bukit bebatuan dan segera masuk ke rumah untuk menjumpai Samuel. Daud sangat kuat dan tampan, rambutnya kemerahan dan matanya bersinar. “Samuel, berdiri dan urapilah dia,” demikian firman Tuhan. “Inilah orang yang Kupilih!”

Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak zaitun dan

menuangkannya perlahan-lahan ke atas kepala Daud sebagai tanda bahwa Daud telah menjadi raja Israel selanjutnya. Dan saat itu juga, Roh Tuhan turun atas Daud.

Anak-anak laki-laki Isai yang lain saling memandang keheranan. Mereka tidak habis pikir mengapa malah adik bungsu mereka yang diurapi menjadi raja, dan bukan salah satu dari mereka. Samuel tidak memberikan penjelasan pada mereka. Dia sudah selesai melakukan tugasnya dan sekarang Israel telah memiliki seorang raja baru.

(3)

6

Karena ketidaktaatan Raja Saul, Roh Tuhan pergi meninggalkannya. Dan sekarang roh jahat datang mengganggu Saul siang dan malam. Tidak ada yang bisa membuat Saul tenang. Para pelayannya berjalan bolak-balik, memikirkan apa yang harus dilakukan.

“Mari kita mencari seseorang yang bisa memainkan kecapi,” usul mereka. “Mungkin alunan kecapi dapat membantu raja merasa nyaman kembali.” Saul menyerah pasrah. Ia tidak tahu kenapa roh jahat mengganggunya.

“Salah satu putra Isai yang tinggal di Betlehem pandai memainkan kecapi,” lanjut salah seorang hambanya. “La seorang pemberani dan mengasihi Tuhan. Namanya Daud.”

Saul mengirim pesan kepada Isai. “Suruhlah putramu Daud, yang pandai memainkan kecapi itu menghadapku.” Isai segera mengirim Daud ke istana. Biar bagaimanapun juga, perintah raja Israel tidak bisa ditolak. Sejak hari itu, setiap kali roh jahat mengganggu Saul, Daud akan duduk di sebelah raja dan memainkan kecapinya.

7

Tidak jauh dari situ, pasukan tentara Filistin yang gagah perkasa sedang mengasah pedangnya. Tidak ada suka pada orang Filistin. Mereka jahat dan kejam, dan mereka suka sekali berperang.

Orang Filistin membenci orang Israel, dan hal ini membuat Saul khawatir. Ia mengumpulkan seluruh pasukannya dan segera bersiap-siap untuk bertempur melawan orang Filistin.

Bangsa Israel tidak tahu kalau orang Filistin punya seorang pendekar

menakutkan. Nama pendekar itu Goliat, dan badannya setinggi rumah! Semua orang takut pada Goliat dan tidak ada yang berani mendekatinya. Goliat tahu kalau ia lebih kuat dari semua orang di Israel.

8

“Kenapa kalian ada di sini, hai orang-orang Israel yang kerdil?” teriak Goliat, sambil meregangkan otot-ototnya yang besar. “Jika berani, pilihlah salah seorang dari antara kalian untuk melawan aku. Jika ia menang, kami akan menjadi budak kalian, tetapi jika aku menang, kalian akan menjadi budak kami.”

Saul dan seluruh pasukannya gemetar ketakutan. Mereka belum pernah melawan siapapun yang badannya sebesar Goliat. Bahkan tanah pun ikut bergetar waktu ia berjalan!

Sementara itu, di Betlehem, Isai menyuruh Daud untuk mengunjungi kakak-kakaknya yang berada dalam pasukan Saul. “Bawalah roti dan keju ini ke Lembah Tarbantin,” katanya. “Cari tahu apakah kakak-kakakmu baik-baik saja, dan segeralah kembali untuk menyampaikannya padaku.”

9

Keesokan harinya, Daud bangun pagi-pagi benar. Ia mengambil muatan makanan, dan pergi seperti yang diperintahkan ayahnya. Ia tiba di tepi perkemahan, sesaat sebelum para tentara maju ke medan perang.

(4)

10

“Mengapa kalian keluar dan membentuk barisan perang?” gertak Goliat sambil menunjukkan giginya. Sudah empat puluh hari berturut-turut ia mengancam orang Israel, dan ia menjadi semakin tak sabar. “Ayo maju dan lawanlah aku, dasar pengecut!”

Seharusnya orang-orang Israel sudah terbiasa mendengar ancaman Goliat, tapi nyatanya mereka masih merasa takut. Mereka semua lari kembali ke perkemahan, bahkan lutut Raja Saulpun ikut bergetar karena ketakutan! “Raksasa itu adalah monster!” teriak para prajurit. “Jika saja kita bisa membunuhnya, kita pasti akan menerima hadiah yang dijanjikan raja!” Daud berbalik dan menatap muka para prajurit. “Apa hadiah bagi orang yang bisa membunuh Goliat?” ia bertanya. “Lagi pula, siapakah orang Filistin yang berani menghina bala tentara Allah yang hidup?”

Para prajurit menceritakan tentang tantangan Goliat. Lalu, mereka

menceritakan tentang hadiah yang akan diberikan Saul kepada orang yang bisa membunuh Goliat. “Raja akan memberi puterinya untuk dinikahkan oleh orang itu, dan akan memperlakukan seluruh keluarga orang itu dengan baik.” Daud tersenyum. Ia tertarik dengan hadiah yang akan diberikan oleh raja tersebut.

11

“Kenapa engkau di sini, hai pengecut? kata Eliab, sambil menyodok dada Daud dengan tombaknya. “Bukankah kau harus menggembalakan domba. Kau bukan seorang pendekar. Pasti kau ke sini cuma untuk menonton pertempuran saja!”

“Apa salahku?” tanya Daud sambil berpaling kepada para prajurit. “Aku kan Cuma bertanya.” Ia mengacuhkan kakaknya dan terus berbicara dengan prajurit-prajurit itu. Ia bertekad untuk menyelamatkan Israel dari orang-orang Filistin.

12

Ketika Raja Saul mendengar tentang keberanian Daud, ia menyuruh Daud untuk datang menghadapnya. Daud berkata kepada raja, “Jangan takut kepada orang Filistin itu! Aku akan pergi melawannya!”

“Bagaimana mungkin kau bisa melawannya?” tanya Saul, sambil melihat Daud dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Ia adalah seorang pendekar yang hebat, sedangkan kau cuma seorang anak kecil.”

“Aku telah membunuh singa dan beruang untuk melindungi domba-domba milik ayahku,” kata Daud. “Tuhan juga pasti akan menolongku membunuh raksasa itu—lihat dan tunggu saja nanti!” Raja Saul menghela napas panjang sambil mengusap janggutnya. Ia tidak tahu bagaimana caranya melawan Goliat. Apakah mungkin Daud bisa memberikan jalan keluar?

13

“Baiklah,” kata Saul akhirnya pada Daud. “Pergi dan lawanlah raksasa itu, dan semoga Tuhan besertamu.” Ia memakaikan topi tembaga pada kepala Daud, serta memberi Daud baju besi.

Jantung Daud berdegup lebih kencang. Ia mengambil tombak dan berjalan menuju medan perang, tapi dia tidak bisa melangkah. “Aku tak bisa memakai baju besi ini! Terlalu besar dan berat buatku.” Ia pun melepaskan topi tembaga serta baju besi itu dan mengembalikannya kepada Saul. “Jangan khawatir; aku punya rencana lain!”

(5)

14

Dengan pengumban di tangannya, Daud berjalan ke arah Goliat. Sudah empat puluh hari lamanya Goliat menunggu, dan ia telah siap untuk bertarung. “Apakah aku ini anjing liar sehingga kau datang menghadapi aku dengan sebatang tongkat?” tawa Goliat. “Kenapa kalian tidak mengirim tentara yang sungguh-sungguh untuk melawanku?” Sementara itu, sambil menunggu, perlahan-lahan Daud mulai mengayunkan pengumbannya yang kosong. “Mendekatlah,” ia menantang Daud. “Aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung dan binatang-binatang untuk dimakan.” Daud menatap Goliat dengan tajam. “Engkau datang dengan membawa pedang dan tombak, tapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu,” seru Daud.

Goliat hampir tersedak. Berani-beraninya anak kecil Israel ini mengancamnya? Tapi Daud belum selesai berbicara. “Hari ini, Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku! Aku akan membunuh dan memberi dagingmu serta daging orang-orang Filistin kepada burung-burung dan binatang-binatang. Sehingga seluruh dunia tahu ada Tuhan di Israel.”

15

Goliat tidak mau mendengar lagi apa yang dikatakan Daud. Ia mengangkat tombaknya dan berjalan ke arah Daud. Debu beterbangan setiap kali raksasa itu melangkahkan kakinya, tapi Daud tidak takut. Ia mengambil sebuah batu dari kantungnya, meletakkan pada umbannya, dan mengayunkannya di atas kepalanya. Swiiing! Swiiing! Swiiing!

Daud membidik raksasa itu dan melecut umbannya. Batu itu melesat di udara seperti roket dan mendarat tepat di tengah dahi Goliat yang besar dan berbulu. Goliat jatuh terjerembab dengan muka menghadap tanah. Daud telah membunuh orang terkuat Filistin itu hanya dengan umban dan batu! Pasukan Filistin hanya bisa berdiri dan menatap dengan terkejut. Mereka tidak percaya pendekar raksasa mereka telah dibunuh oleh seorang anak gembala!

16

Daud berdiri di sebelah musuhnya. “Sekarang kau baru percaya padaku?” katanya, sambil melihat tubuh Goliat yang sudah tidak bernyawa lagi. Ia menghunus pedang milik orang Filistin itu, dan memenggal kepalanya. “Tuhan telah memberikan Goliat ke dalam tangan kita!” sorak pasukan Israel.

Ketika orang Filistin melihat pahlawan mereka telah mati, mereka berbalik dan lari tunggang langgang. Tetapi orang-orang Israel tidak membiarkan mereka melarikan diri semudah itu. Mereka mengambil senjata mereka dan mengejar tentara Filistin itu sampai ke tanah asal mereka.

Daud tidak lupa pada kepala Goliat. Ia mengepit kepala Goliat dengan lengannya dan membawanya kembali ke Yerusalem.

17

Saul sangat senang dengan keberhasilan Daud. “Mulai saat ini, engkau bekerja untukku. Engkau tidak lagi seorang gembala tapi seorang prajurit.” katanya sambil meletakkan tangan di bahu Daud.

Referensi

Dokumen terkait

Terlihat upaya mengembangkan keterlibatan warga komunitas sebanyak mungkin dalam menentukan kebutuhan yang mereka rasakan (felt needs) dan memecahkan masalah mereka.. POLA

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN

a. Responden, yaitu siswa dan guru kelas IV, V, VI yang mengajar IPA di MIN Model Tambak Sirang Laut.. Informan, yaitu orang – orang yang dapat memberikan informasi

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak

Dengan perluasan pengertian perkosaan demikian, maka hukuman kebiri menjadi tidak relevan. Bahwa Hukuman Kebiri justru berpotensi menghambat pengungkapan kasus perkosaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar menyelesaikan perhitungan yang berkaitan dengan uang menggunakan soal bergambar dan hitam putih pada siswa kelas III

Pembahasan hasil penelitian yang diuraikan adalah tentang gambaran distribusi kualitas dan kuantitas tidur sebelum senam hamil pada kelompok intervensi, gambaran distribusi