PERKEMBANGAN PENYUSUNAN PETA PANDUAN
PERKEMBANGAN PENYUSUNAN PETA PANDUAN
(ROADMAP) PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI
(ROADMAP) PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI
(
)
(
)
INDUSTRI DAERAH
INDUSTRI DAERAH
Oleh :
Oleh :
DR. Dedi Mulyadi, M.Si.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Yogyakarta, 24 Maret 2010
Outline
Outline
I.
KONSEP KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH (KIID)
II
PERKEMBANGAN PENYUSUNAN PETA PANDUAN KIID
II. PERKEMBANGAN PENYUSUNAN PETA PANDUAN KIID
III. FASILITASI KAJIAN PENENTUAN KIID
I. KONSEP KOMPETENSI INTI INDUSTRI
I. KONSEP KOMPETENSI INTI INDUSTRI
DAERAH
DAERAH
METODE PENEMUAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI
METODE PENEMUAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI
TEORITIS
Konsep Keunggulan
(Model Persaingan)
Konsep Keunggulan
Bersaing
Core Competence
(melalui organisasi
MEMBANGUN
DAYA SAING
INDUSTRI
Kompetensi
Inti Industri
Daerah
ditemukan
Melalui 2 (dua)
pembelajaran)
Manajemen
MEMBANGUN
DAYA SAING
INDUSTRI
MEMBANGUN
DAYA SAING
INDUSTRI
MEMBANGUN
DAYA SAING
INDUSTRI
INDUSTRI
Melalui 2 (dua)
pendekatan
Pengetahuan
Manajemen
P
l
b b
INDUSTRI
INDUSTRI
INDUSTRI
EMPIRIS
Pengalaman beberapa
negara dan propinsi
dalam pembangunan
A. Pendekatan Teoritis
A. Pendekatan Teoritis
•
Prahalad & Hammel (1994)
(
)
–
Sekumpulan keterampilan dan teknologi
–
Suatu kombinasi pembelajaran antara berbagai
unit di dalam organisasi dan berbagai
keterampilan individu di dalamnya
•
Javidan (1998)
K
bili
Kompetensi
Inti
–
Kapabilitas
• Functionally based, Kemampuan
menggunakan/mengeksploitasi berbagai
sumber daya
–
Kompetensi
• SBU based Kombinasi antar fungsi dan
Kompetensi
• SBU based, Kombinasi antar fungsi dan
sinkronisasi berbagai kapabilitas
–
Kompetensi Inti
• Antar SBU
•
Walsh & Linton (2001)
–
Kapabilitas
Kapabilitas
Nilai
(Value)
Tingkat
Kesulitan
(difficulty)
Kapabilitas
• Rutinitas, proses, budaya yang ada di dalam
suatu organisasi/ komunitas
–
Kompetensi
• Berbagai Kemampuan yang berhubungan
dengan berbagai tenologi dan produksi yang
d di d l
i
i/ k
i
Sumber Daya
ada di dalam suatu organisasi/ komunitas
–
Kompetensi Inti
• Jika kapabilitas dan kompetensi yang ada
memberikan hasil yang bernilai unik bagi
pelanggan
Martani Huseni (2000)
Martani Huseni (2000)
B. Pendekatan Empiris
B. Pendekatan Empiris
¾
Marihiko Hiramatsu (Gubernur Oita) – (1950)
– One Village, One Product (OVOP)
¾
Thaksin Shinawatra (PM Thailand) – (2001)
– One Tambon, One Product (OTOP)
¾
Fadel Muhammad – (1998)
Gorontalo Fokus : Jagung dan Perikanan
– Gorontalo Fokus : Jagung dan Perikanan
¾
Kota Palu - (2005)
F k
I d
i R
– Fokus : Industri Rotan
– Kompetensi Inti : Pengolahan Mebel Khusus
K
Fi i hi g
Kemampuan Finishing
Kompetensi Inti
Kompetensi Inti
Kumpulan Pengetahuan, Keterampilan,
p
g
,
p
,
Teknologi, Asset dan Kemampuan
KARAKTERISTIK KOMPETENSI INTI
9
Merupakan
sumber
keunggulan
bersaing
(
k
b
b
d l
b
KARAKTERISTIK KOMPETENSI INTI
(mempunyai kontribusi besar dalam memberi
manfaat bagi pasar)
9
B
t
i
t k di
lik ik
di b
9
Berpotensi untuk diaplikasikan di beragam
pasar (dapat menghasilkan beragam produk
yang bernilai bagi pasar)
a) Memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki daerah
Tujuan Pengembangan KIID
)
y y g
secara optimal.
b) Menyebarkan sektor industri di berbagai daerah.
c) Meningkatkan daya saing daerah berlandaskan
keunggulan daerah yang dimiliki.
d) Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai
bagi komoditi unggulan daerah.
e) Membangun keunikan yang dimiliki daerah
e) Membangun keunikan yang dimiliki daerah.
f) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
g) Melakukan kerjasama antar daerah
Sasaran
Sasaran KIID
KIID
a) Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan
a) Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan
lapangan kerja yang besar.
b) Terolahnya potensi sumberdaya alam daerah menjadi
)
y p
y
j
produk olahan.
c) Terciptanya daya saing industri yang kuat di daerah.
d) Terwujudnya kompetensi inti daerah yang unik.
e) Terwujudnya kesejahteraan masyarakat lokal.
f) T b
k j
h
i
d
h
f) Terbangunnya kerjasama yang harmonis antar daerah.
Strategi
Strategi Pengembangan KIID
Pengembangan KIID
a)
Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai
a)
Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai
untuk komoditi unggulan daerah.
b)
)
Merancang rekayasa kelembagaan dalam
g
y
g
menunjang kompetensi inti daerah.
c)
Membangun jejaring dengan seluruh pemangku
k
ti
kepentingan.
d)
Memperkuat dan mengembangkan industri kecil
dan menengah secara terpadu
METODOLOGI PENENTUAN PRODUK UNGGULAN HINGGA
METODOLOGI PENENTUAN PRODUK UNGGULAN HINGGA
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
LIMA BESAR
PRODUK
DUA
PRODUK
Penentuan
Penentuan
SATU
PRODUK
UNGGULAN
PRODUK
UNGGULAN
UNGGULAN
PRIORITAS
Rantai Nilai
Kompetensi Inti
UNGGULAN
FOKUS
AHP +
FGD +
TAHAPAN PELAKSANAAN
TAHAPAN PELAKSANAAN
KONDISI
SEKTOR DAN
PRODUK
•
Potensi
•
Permasalahan
•
Tantangan
UNGGULAN
SUBSEKTOR
ANDALAN DAERAH
RANTAI NILAI
PRODUK
UNGGULAN
KOMPETENSI
RANTAI NILAI
UNGGULAN
PRIORITAS
KOMPETENSI
INTI
STRATEGI
PENGEMBANGAN
RENCANA
TINDAK
PENGEMBANGAN
TINDAK
II. PERKEMBANGAN PENYUSUNAN PETA
II. PERKEMBANGAN PENYUSUNAN PETA
PANDUAN KIID
PANDUAN KIID
Pendekatan
Pendekatan
Implementasi
Implementasi pembangunan
pembangunan industri
industri nasional
nasional dilakukan
dilakukan secara
secara
sinergi
sinergi dan
dan terintegrasi
terintegrasi di
di seluruh
seluruh daerah
daerah,, dilakukan
dilakukan dengan
dengan 2
2
P
b
P
b
3355
Kl t
Kl t
I d t i
I d t i P i it
P i it
P
b
P
b
3355
Kl t
Kl t
I d t i
I d t i P i it
P i it
((dua
dua)) pendekatan
pendekatan,, yaitu
yaitu ::
Pengembangan
Pengembangan 3355
Klaster
Klaster Industri
Industri Prioritas
Prioritas
yang
yang
dipilih
dipilih berdasarkan
berdasarkan kemampuan
kemampuan nasional
nasional untuk
untuk
bersaing
bersaing di
di pasar
pasar domestik
domestik dan
dan internasional
internasional..
Pengembangan
Pengembangan 3355
Klaster
Klaster Industri
Industri Prioritas
Prioritas
yang
yang
dipilih
dipilih berdasarkan
berdasarkan kemampuan
kemampuan nasional
nasional untuk
untuk
bersaing
bersaing di
di pasar
pasar domestik
domestik dan
dan internasional
internasional..
Top
Top--Down
Down
PPengembangan
engembangan
industri
industri
pengolahan
pengolahan
komoditi
komoditi
PPengembangan
engembangan
industri
industri
pengolahan
pengolahan
komoditi
komoditi
PPengembangan
engembangan
industri
industri
pengolahan
pengolahan
komoditi
komoditi
unggulan
unggulan daerah
daerah menuju
menuju
Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti Industri
Industri
Daerah
Daerah
PPengembangan
engembangan
industri
industri
pengolahan
pengolahan
komoditi
komoditi
unggulan
unggulan daerah
daerah menuju
menuju
Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti Industri
Industri
Daerah
Daerah
Bottom
Bottom--Up
Up
Bottom
Bottom--Up
Up
16
Amanat Perpres No. 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri
Amanat Perpres No. 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri
Nasional (KIN)
Nasional (KIN)
Pasal 3
Pasal 3 dan 6
dan 6
1.
1. Dalam
Dalam rangka
rangka pengembangan
pengembangan
kompetensi
kompetensi inti
inti industri
industri daerah
daerah
::
1)
1) Pemerintah
Pemerintah Provinsi
Provinsi menyusun
menyusun peta
peta panduan
panduan pengembangan
pengembangan
1)
1) Pemerintah
Pemerintah Provinsi
Provinsi menyusun
menyusun peta
peta panduan
panduan pengembangan
pengembangan
industri
industri unggulan
unggulan provinsi
provinsi;; dan
dan
2)
2) Pemerintah
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
menyusun
menyusun
peta
peta
panduan
panduan
pengembangan
pengembangan kompetensi
kompetensi inti
inti industri
industri Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
Pasal
Pasal
33
pengembangan
pengembangan kompetensi
kompetensi inti
inti industri
industri Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
..
2.
2. Menteri
Menteri
yang
yang bertugas
bertugas dan
dan bertanggungjawab
bertanggungjawab di
di bidang
bidang perindustrian
perindustrian
menetapkan
menetapkan
peta
peta panduan
panduan pengembangan
pengembangan industri
industri unggulan
unggulan Provinsi
Provinsi dan
dan
peta
peta panduan
panduan kompetensi
kompetensi inti
inti industri
industri Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
peta
17
1
1
Menteri
Menteri ang
ang bert gas
bert gas dan
dan bertangg ng
bertangg ng ja ab
ja ab di
di bidang
bidang perind strian
perind strian
Pasal 6
Pasal 6
1.
1. Menteri
Menteri yang
yang bertugas
bertugas dan
dan bertanggung
bertanggung jawab
jawab di
di bidang
bidang perindustrian
perindustrian
membentuk
membentuk Tim
Tim Teknis
Teknis yang
yang bertugas
bertugas mengkaji,
mengkaji, merumuskan
merumuskan dan
dan
mengevaluasi
mengevaluasi::
1)
1) Peta
Peta Panduan
Panduan Pengembangan
Pengembangan Klaster
Klaster Industri
Industri Prioritas
Prioritas;;
1)
1) Peta
Peta Panduan
Panduan Pengembangan
Pengembangan Klaster
Klaster Industri
Industri Prioritas
Prioritas;;
2)
2) Peta
Peta Panduan
Panduan Pengembangan
Pengembangan Industri
Industri Unggulan
Unggulan Provinsi
Provinsi;; dan
dan
3)
3) Peta
Peta
Panduan
Panduan
Pengembangan
Pengembangan
Kompetensi
Kompetensi
Inti
Inti
Industri
Industri
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota..
p
p
2.
2. Tim
Tim Teknis
Teknis terdiri
terdiri dari
dari unsur
unsur instansi
instansi pemerintah
pemerintah dan
dan unsur
unsur lainnya
lainnya yang
yang
dipandang
dipandang perlu
perlu..
3.
3. Dalam
Dalam melaksanakan
melaksanakan tugas,
tugas, Tim
Tim Teknis
Teknis berkonsultasi
berkonsultasi dengan
dengan semua
semua
pemangku
pemangku kepentingan,
kepentingan, termasuk
termasuk dunia
dunia usaha
usaha..
4.
4. Tim
Tim Teknis
Teknis mengusulkanhasil
mengusulkanhasil kajian,
kajian, perumusan
perumusan dan
dan evaluasi
evaluasi kepada
kepada
Menteri
Menteri yang
yang bertugas
bertugas &
& bertanggung
bertanggung jawab
jawab di
di bidang
bidang perindustrian,
perindustrian,
untuk
untuk mendapat
mendapat penetapan
penetapan
untuk
Peta Panduan (Roadmap) Pengembangan KIID
Peta Panduan (Roadmap) Pengembangan KIID
• Pedoman operasional aparatur pemerintah Kabupaten/Kota
dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik
untuk
suksesnya
pelaksanaan
program
pengembangan
kompetensi inti industri daerah
• Pedoman pengembangan KIID bagi pelaku industri baik
pengusaha maupun institusi terkait.
• Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar
instansi terkait di pusat dan daerah (Kab/Kota)
S b
i i f
i
t k
l
d k
i l
liti
• Sebagai informasi untuk menggalang dukungan sosial politis
maupun
kontrol
sosial
terhadap
pelaksanaan
kebijakan
pengembangan KIID guna mendorong partisipasi masyarakat luas
untuk
berkontribusi
secara
langsung
dalam
kegiatan
untuk
berkontribusi
secara
langsung
dalam
kegiatan
Peta Panduan (Roadmap) Pengembangan KIID
Peta Panduan (Roadmap) Pengembangan KIID
memuat :
memuat :
I. Pendahuluan
a. Sumber Daya yang Dimiliki
b. Kompetensi Inti Industri
II. Arah Pembangunan (Jangka Panjang)
III. Sasaran Pengembangan (5 tahun)
IV S
i P
b
(5
h )
IV. Strategi Pengembangan (5 tahun)
V. Rencana Aksi (5 tahun)
PROSES PENETAPAN PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KIID
PROSES PENETAPAN PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KIID
PROSES PENETAPAN PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KIID
PROSES PENETAPAN PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KIID
Penentuan
Kompetensi inti
i d
t i K b/K t
Peta Panduan KIID
PENGKAJIAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
industri Kab/Kota
PENYUSUNAN PETA PANDUAN KOMPETENSI INTI
TIM TEKNIS
mengkaji, merumuskan dan mengevaluasi peta
- Fasilitasi Kajian oleh
Kementerian
Perindustrian
Pemerintah
INDUSTRI KAB/KOTAInstansi
Terkait,
D
i
mengevaluasi peta panduan KIIDe
dust a
- Kajian dilakukan sendiri
oleh Pemkab dan
Pemkot.
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Dunia
Usaha
Perindustrian
Menteri
PENETAPAN PETA PANDUAN KOMPETENSI INTI
INDUSTRI KAB/KOTA
Permenperin ttg Peta
Panduan KIID
III. FASILITASI KAJIAN PENENTUAN KIID
III. FASILITASI KAJIAN PENENTUAN KIID
REKAPITULASI
KAB/KOTA YANG TELAH DILAKUKAN KAJIAN
PENENTUAN KOMPETENSI INTI DAERAH
Thn 2006 : 5 Kab/Kota
Thn 2007 : 71 Kab/Kota
Thn 2008 : 72 Kab/Kota
Thn 2008 : 72 Kab/Kota
Thn 2009 : 38 Kab/Kota
Thn 2010 : 24 Kab/Kota
Thn 2010 : 24 Kab/Kota
Total
:
210 Kab/Kota
PETA KAB/KOTA YANG TELAH DILAKUKAN KAJIAN PENENTUAN KIID (SUMATERA & KALIMANTAN)
1. Kab. Aceh Pidie 2. Kota Banda Aceh 3. Kab. Bener Meriah 4. Kab. Bireun 5. Kab. Aceh besar 6. Kab. Aceh barat 7. Kota langsa
1. Kab. Pakpak barat 2. Kab. Deli Serdang 3. Kab. Karo
4. Kab. Humbang H 5. Kab. Toba Samosir
6 Kab Samosir 1. Kota Samarinda 6. Kab. Samosir 1. Kab. Lingga 2. Kab. Bintang 3. Kab. Karimun 4. Kab. Natuna 5 K t B t
1. Kab. Tj. Jabung Timur 2. Kota Jambi 3. Kab. Sarolangon 4. Kab. Batanghari 1. Kab. Sintang 2. Kab. Pontianak 3. Kab. Ketapang 4. Kab. Bengkayang 5. Kab. Sekadau 6. Kab. Singkawang 2. Kab. Nunukan 3. Kab. Penajam Pase
5. Kota Batam g
5. Kab. Tj Jabung Barat
6. Kab. Singkawang 7. Kab. Sangau 8. Kab. Sambas
1. Kab. Padang Pariaman 2. Kab. Tanah Datar 3. Kota Bukit Tinggi 4. Kab. Solok Selatan 5. Kota Pakayumbuh 6. Kab. Lima Puluh Kota
1. Kota Dumai 2. Kab. Bengkalis 3. Kab. Kuantan 4. Kab. Siak
7. Kab. Pasaman Barat
1. Kab. Bengkulu Selatan 2. Kab. Kepahiang 3. Kota Bengkulu 4. Kab. Rejang Lebong
5 Kab Seluma 1 Kota Palembang 1. Kab. Lampung Barat2 K b L S l
1. Kab. Katingan 2. Kab. Barito Selatan 3. Kab. Pulang Pisau 4. Kab. Kt Waringin T 5. Kab. Kapuas 6. Kab. Gunung Mas 7 Kota Palangkaraya
1. Kab. Tapin 2. Kab. Banjar 3 K t B j i 1. Kab. Belitung Barat
2. Kab. Belitung Timur 3. Kota Pangkal Pinang
1. Kab. Bone 2 Kab Enrekang
PETA KAB/KOTA YANG TELAH DILAKUKAN KAJIAN PENENTUAN KIID
(JAWA & INDONESIA BAGIAN TIMUR)
1. Kab. Purbalingga 1. Kota Palu
1. Kota Tomohon 2. Kab. Kep Talaud 3. Kota Bitung 4. Kab. Minasa Utara 5. Kab. Minahasa Tenggara
2. Kab. Enrekang 3. Kota Makassar 4. Kab. Gowa 5. Kab. Takalar 6. Kab. Tana Toraja 7. Kab. Wajo 8. Kab. Luwu 1. Kab. Sumedang 2 Kab Cirebon 2. Kota Surakarta 3. Kab. Temanggung 4. Kab. Pekalongan 5. Kab. Klaten 6. Kab. Tegal 7. Kab. Batang 8 Kab Purwerejo 2. Kab. Poso 3. Kab. Donggala 4. Kab. Tojo Una-una 5. Kab. Parigi Mout 6. Kab. Banggai gg 9. Kab. Selayar 10.Kota Palopo 11.Kab. Bantaeng 12.Kota Pare-Pare 1. Kota Gorontalo 2 K b B l 1. Kab. Halmahera B 2. Kota Ternate 3. Kab Halmahera S 4. Kab. Halmahera T 5. Kota Tidore Kep 2. Kab. Cirebon 3. Kab. Bogor 4. Kab. Bandung 5. Kab. Sukabumi 6. Kota Cimahi 7. Kab. Kerawang 8. Kab. Cianjur 8. Kab. Purwerejo 9. Kab. Demak 10.Kab. Sukoharjo 1. Kab. Sorong 2. Kab. Raja Empat 3. Kab. Monokwari 4. Kab. Fakfak 5. Kota Sorong 1. Kab. Konawe
2. Kota Kendari 3. Kab. Kolaka Utara 4 Kab Muna 1. Kab. Polman
2. Kab. Mamuju
2. Kab. Boalemo
1. Kab. Seram Barat 2. Kota Abon 3. Kab, Maluku TB j 9. Kab. Garut 1. Kab. Sidoarjo 2. Kab. Bojonegoro 3. Kab. Bondowoso 1. Kab. Gianyar
2. Kab. Karang Asem 3. Kab, Bangli 4. Kab, Tabanan 4. Kab. Muna 5. Kota Bau-Bau , 4. Kab. Buru 5. Kab. Maluku T 6. Kab. Maluku Tngr 4. Kab. Probolinggo 5. Kab. Pasuruan 6. Kota Madiun 7. Kab. Magetan 8. Kab. Madiun 9. Kota Surabaya 10 K b M j k t 1. Kab. Sumba Timur
2. Kab. Belu 3. Kab. Timor TS 4. Kab. Sikka 5. Kab. Kupang 1. Kab. Bima 2. Kab. Sumbawa 3. Kab. Lombok B 4. Kab. Dompu 5. Kab. Lombok T 6 Kota Mataram
1. Kab. Biak Numfor 2. Kab. Merauke 3. Kab. Nabire 4. Kab. Jayapura 10. Kab. Mojokerto p g 6. Kota Mataram