• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Teknis Nikel Esdm (Rev)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Teknis Nikel Esdm (Rev)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL TEKNIS

KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN FASILITAS PENGOLAHAN

DAN PEMURNIAN NIKEL DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RI

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN

(2)

KATA PENGANTAR

Ass. Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepda Allah SWT atas terselesaikannya Proposal Teknis untuk Pekerjaan KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN FASILITAS PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN NIKEL Dl PROVINSI SULAWESI TENGGARA.

Proposal ini disusun dalam rangka mengikuti Pelelangan Pekerjaan di lingkungan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.

Dengan disampaikannya Proposal ini kami berharap dapat memenuhi kreteria serta maksud dan tujuan dari pekerjaan studi ini dimana diperlukannya masukan dan saran kebijakan sebagai dukungan serta acuan terlaksananya Program Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Demikian Proposal teknis ini disampaikan untuk dapat dijadikan sebagai pegangan penawaran kualitas dari kami. Atas perhatian dan kesempatan yang telah diberikan kami ucapkan terima kasih.

Was. Wr. Wb.

PT. ADITAMA INFOCON

____________________ Direktur Utama

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAGIAN-1 PENDAHULUAN ... 4

1.1. Latar Belakang ... 4

1.2. Maksud Dan Tujuan ... 5

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan ... 6

1.4. Sasaran ... 7

1.5. Hasil Yang Diharapkan ... 7

BAGIAN-2 PENGALAMAN PERUSAHAAN KONSULTANSI BIDANG YANG SEJENIS ... 9

BAGIAN-3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI ... 10

3.1. Pemahaman Terhadap KAK ... 10

3.2. Metodologi ... 11

3.3. Hasil Kerja ... 27

BAGIAN-4 KUALIFIKASI TENAGA AHLI KONSULTAN SERTA STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN ... 37

Tenaga Ahli ... 37

Jadwal Alokasi/Penempatan Tenaga Ahli ... 38

4.3. Struktur Organisasi ... 39

4.4. Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli ... 40

BAGIAN-5 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ... 45

BAGIAN-6 KUALIFIKASI TENAGA AHLI ... 46

6.1. Surat Pernyataan dari Tenaga Ahli ... 46

6.2. Tingkat Pendidikan ... 46

6.3. Pengalaman Kerja Profesional ... 46

6.4. Referensi Dari Pengguna Jasa ... 46

6.5. Daftar Riwayat Hidup ... 46

6.6. Copy Ijazah ... 46

6.7. Copy NPWP ... 46

6.8. Copy KTP ... 46

6.9. Copy Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Ps. 21 ... 46

6.10. Copy SPT PPh Orang Pribadi dan SSPnya ... 46

(4)

PROPOSAL TEKNIS

KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN FASILITAS PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN NIKEL Dl PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAGIAN-1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

a. Gambaran Umum Singkat

Besarnya potensi sumber daya nikel nasionai mencapai 1.338.182.200 ton, dengan cadangan sebesar 627.810.000 ton, sedangkan produksi nikel nasional pada tahun 2008 adalah 7.105.330 ton. Memperhatikan kondisi tersebut di atas, maka akan jauh lebih besar lagi manfaat yang dapat diperoleh oleh negara apabila ke depan selanjutnya kita mengekspor nikel dalam bentuk nikel yang telah diolah terlebih dahulu di dalam negeri. Disampmg merupakan penerapan langkah untuk meningkatkan nilai tambah komoditi nikel, ha! ini juga berdampak terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja karena industri/pabrik pengolahan nikel membutuhkan banyak tenaga kerja. Efek positif lain yang dapat menyertai rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel jika jadi terwujud adalah triger pembangunan ekonomi daerah yang menjadi lokasi pembangunan tersebut.

Kebijakan tersebut di atas telah dituangkan dalam Undang-undang No 4 tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Pasal 102, Pasal 103 dan Bab XXV (Ketentuan Peralihan), Pasal 170, berbunyi: ”Perusahaan wajib meningkatkan nilai tambah sumberdaya mineral dan atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara”, sedangkan pada Pasal 104 berbunyi: ”perusahaan yang lelah berproduksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri, selambat-tambatnya 5 (lima) tahun sejak UU No. 4 Tahun 2009 diundangkan". Berdasarkan ini maka perusahaan yang teiah berproduksi, wajib melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri selambat-lambatnya pada tahun 2014.

Perlu juga diperhatikan adanya Undang-Undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 3 (ayal 2) yaitu bahwa tujuan dan penyelenggaraan penanaman modal adalah diantaranya berupa:

1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional 2. menciptakan lapangan kerja,

3. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, 4. meningkatkan daya saing dunia usaha nasional,

5. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, 6. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan,

(5)

menggunakan dana yang berasal, baik dan dalam negeri maupun dari luar negeri; dan

8. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Maka sangat tepat dan beralasan jika ke depannya rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Indonesia (khususnya di Bahudopi) dapat diwujudkan dan dimatangkan terlebih dahulu melalui sebuah kajian yang khusus.

Disamping beberapa faktor yang telah disebutkan diatas, adanya tren peningkatan kebutuhan dunia terhadap nikel sebagai akibat dan semakin pesatnya pembangunan di negara-negara berkembang maupun negara maju, tentunya menjadi suatu keuntungan bagi Indonesia. Jika selama ini negara kita hanya mengirimkan hasil produksi bijih nikel maka akan sangat bijak jika dapat kita olah terlebih dahulu sehingga meningkatkan nilai jualnya. Berdasarkan haI tersebut maka sangat perlu dilaksanakan suatu kerja tim yang bertujuan untuk melakukan kajian pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang bermuara akhirnya pada peningkatan penerimaan negara.

b. Dasar Hukum

Ketentuan pada Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 102, Pasa! 103, Pasal 104, dan Bab XXV (Ketentuan Peralihan) dan Pasa! 170 mengamanatkan bahwa dalam pengusahaan pertambangan mineral dan batubara nasional maka perusahaan diwajibkan untuk melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Pengolahan dan pemurnian ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan badan usaha atau perusahaan yang lelah mendapalkan IUP alau IUPK, dan hal ini merupakan bagian dan upaya meningkatkan nilai tambah hasil produksi mineral dan batubara dalam negeri

Selanjutnya berdasarkan ketentuan pada Undang-Undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam undang-undang tersebut, bidang usaha pertambangan sepenuhnya terbuka bagi investor baik luar negeri maupun dalam negeri, namun lebih ditekankan untuk meningkalkan nilai tambah dan produk nasional.

1.2. Maksud Dan Tujuan

a. Maksud Kegjatan

Melakukan kajian terhadap kelayakan, kesiapan, dan kemampuan Pemenntah Daerah dan Pemerintah Pusat menerima investasi pembangunan dan pengoperasian fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di wilayah

(6)

b. Tujuan Keqiatan

Menciptakan peningkatan nilai tambah terhadap produk pertambangan, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum, serta meningkatkan investasi dan penerimaan Negara.

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Berdasarkan latar belakang yang ada, tujuan dan kegunaannya, maka ruang lingkup dari kegiatan ini adalah:

a. Uraian Kegiatan

Kegiatan kajian kajian peluang investasi pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian Nikel meliputi:

1) Studi literatur

Mengumpulkan informasi dan mempelajari data-data yang berkaitan dengan pengolahan dan pemurnian nikel.

2) Pengumpulan data di lapangan (wilayah studi) a) Persiapan pelaksanaan dan pelaporan

b) Sumber data, instrumen dan teknik pengumpul data

c) Pengumpulan data terkait dengan aspek-aspek yang berkaitan dengan kajian peluang investasi pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Bahudopi. Kabupaten Konawe, provinsi Sulawesi Tenggara, meliputi hal-hal yang sudah ada dan yang direncanakan, baik oleh Pemda maupun oleh Pemenntah Pusal sebagai berikut:

 potensi nike! dan wilayah izin eksploitasi maupun eksplorasi bahan galian nikel yang ada di wilayah studi,  infrastruktur dan kesiapan daerah dalam penyiapan infrastruktur kebutuhan investasi Daerah

 pasokan energi dan elektrifikasi di wilayah studi,

 investasi yang sudah masuk ke wilayah studi termasuk investasi smelter,

 jalur transportasi di wilayah studi,

 kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di wiiayah studi,

 Pendapat Pemerintah Daerah dari berbagai institusi

(7)

Pertambangan dan Energi, Dinas Kehutanan, Dinas Tata Ruang, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, dll)

3) Rapat koordinasi dan konsolidasi

Melakukan koordinasi dan rapat konsinyering dengan Pemerintah Daerah dan Instansi terkait serta para Akademisi untuk membahas data dan informasi hasil temuan di lapangan serta issu terkait dengan penyusunan kajian rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel, sehingga akan didapatkan feed back dari peserta rapat sebagai tambahan informasi.

4) Mengumpulkan informasi dan masukan serta saran dari hasil rapat untuk bahan penyusunan kajian.

5) Penyusunan kajian dan evaiuasi terhadap rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikei.

b. Batasan Kegiatan

Kegiatan penyusunan kajian rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel dilakukan pada wilayah studi yang meliputi wilayah Bahudopi pada khususnya dan Kabupaten Konawe pada umumnya, di Provinsi Sulawesi Tenggara dimana terdapat potensi nikel.

1.4. Sasaran

Adanya sebuah panduan buku kajian peluang investasi pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian Nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tersedianya berbagai data dan informasi mengenai kelayakan, kesiapan, dan kemampuan suatu daerah didalam menerima investasi pengolahan dan pemurnian nikel, termasuk didalamnya nilai Kebutuhan investasi apabila dibangun fasilitas pengolahan dan pemurnian di Bahudopi.

1.5. Hasil Yang Diharapkan

Dengan adanya kajian ini hasil yang diharapkan, Pemerintah khususnya Departemen ESDM memiliki acuan dalam upaya Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara, sbb:

a. Mampu menyediakan informasi potensi sumberdaya nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara

(8)

c. Mampu menyediakan infrastruktur pendukung pembangunan pabrk pengolahan dan pemurnian bijih nikel dari Bahudopi, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara

d. Mampu menyediakan informasi sarana transportasi dalam pembangunan

pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara

e. Tersedianya informasi kesiapan Daerah dalam pembangunan pabrik

pengolahan dan pemurnian bijih nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

(9)

BAGIAN-2

PENGALAMAN PERUSAHAAN

KONSULTANSI BIDANG YANG SEJENIS

(10)

BAGIAN-3

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan oleh pihak ketiga (Konsultan) dengan supervisi dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi sebagai berikut:

3.1. Pemahaman Terhadap KAK

a. Tujuan Kegiatan

Melakukan kajian terhadap kelayakan, kesiapan dan kemampuan Pemerintah Daerah menerima investasi pembangunan dan pengoperasian fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di wilayah Bahudopi, pada khususnya dan Kabupaten Konawe pada umumnya di Provinsi Sulawesi Tenggara

(Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009, Penjelasan Pasal 103 ayat 1 : Kewajiban untuk melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri, antara lain, untuk meningkatkan dan mengoptimalkan nilai tambah dari produk, tersedianya bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan penerimaan negara)

b. Lingkup/Aspek Utama Kegiatan 1. Studi Literatur

o Geologi dan sumberdaya nikel di Bahudopi Propinsi Sulawesi tenggara

o Produksi dan konsumsi nikel dunia

o Produksi nilel Indonesia dan penggunaannya

o Teknologi Proses pengolahan dan pemurnian nikel 2. Pengumpulan data di lapangan

o Perijinan dan tumpang tindih lahan o Infratruktur

o Transportasi o Pelabuhan o Pasokan energi o Sosial Ekonomi

c. Kajian Teknis Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe pada umumnya di Provinsi Sulawesi Tenggara

Melalui teknologi proses pengolahan dan pemurnian nikel yang dipilih, dilakukan kajian teknis pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe Provinsi

(11)

Sulawesi Tenggara mengacu pada type, kuantitas dan kualitas nikel di Bahudopi, ketersediaan infrastruktur dan kondisi sosial dan ekonomi Daerah.

3.2. Metodologi

3.2.1. Analisa Masalah dan Langkah Pemecahan

Dilakukan untuk memperoleh data maupun klarifikasi informasi dari berbagai instansi terkait. Koordinasi terutama dilakukan dengan Instansi Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi, kepala daerah, bupati, pejabat pemerintahan lokal, dan kepala lembaga swadaya masyarakat.

3.2.1.1. Metode Survey

Pelaksanaan penyusunan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan dengan menggunakan jasa pihak ke tiga (konsultan).

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak Konsultan adalah meliputi persiapan tim kerja, penyiapan sarana dan perlengkapan kerja, pembuatan program kerja, persiapan pengumpulan dan penyusunan berbagai Dokumen yang terkait dengan dengan pekerjaan ini:

• Konsolidasi Tim Kerja, di mana semua tim pelaksana harus mengetahui lingkup dan tugas yang akan dikerjakan sehingga output akhir sesuai dengan tujuan dari penelitian ini

• Pembuatan Jadwal Kerja Utama secara detail • Koordinasi dan Penyusunan Proposal:

Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan ahli-ahli dibidang-bidang yang terkait, serta dalam rangka memberikan arahan dan masukan yang dituangkan dalam bentuk proposal dan laporan-laporan kegiatan.

• Studi Literatur

Dilaksanakan dalam upaya untuk mencari masukan-masukan dengan cara mencari data dan informasi pembanding terhadap kondisi yang ada.

• Mengadakan diskusi dengan pihak pemberi kerja untuk mendapatkan informasi dan arahan yang dibutuhkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan.

• Penentuan Lokasi Survey dan Responden (di bahudopi, Kab. Konawe, Provinsi Sulawsei Tenggara).

• Pembuatan draft kuisioner dan checklist data-data/responden yang akan dicari/diinterview bila diperlukan.

(12)

• Melakukan koordinasi dengan pihak Pemilik Proyek, seperti pembuatan surat-surat/administrasi atau contact person dari responden yang dikunjungi sebelum turun ke lapangan/survei (bila diperlukan).

• Persiapan survei lapangan.

• Jenis dan Teknis Pengumpulan Data

• Dalam kajian ini terdapat 2 (dua) jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasill melakukan wawancara, observasi/survei dan penyebaran angket, sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang telah ada di beberapa instansi terkait yang terlibat didalam kajian ini (studi pustaka).

• Melakukan pengumpulan data-data sekunder yaitu melalui instansi teknis yang terlibat didaerah penelitian dan studi literatur;

• Melakukan pengumpulan data-data primer yang diharapkan dapat memberi gambaran terhadap situasi, kondisi yang sebenarnya (sampling data);

• Melakukan Benchmarking/pembanding informasi yang ada.

b. Pengumpulan, pengelompokan dan pengolahan Data dan Informasi (Data Sekunder)

Data dan informasi yang telah terkumpul kemudian dikelompokkan dan ditabulasi‚ selanjutnya dianalisa guna penyusunan Laporan Kerangka Acuan Penyusunan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari hasil wawancara mendalam melalui in-depth interview dan peralatan kuesioner yang ada, kemudian diperoleh pula data sekunder berupa publikasi.

Selanjutnya dilakukan pengolahan, analisa, pengkajian dan pengelompokan dalam rangka menghasilkan Tersedianya berbagai data dan informasi mengenai kelayakan, kesiapan, dan kemampuan suatu daerah didalam menerima investasi pengolahan dan pemurnian nikel, termasuk didalamnya nilai Kebutuhan investasi apabila dibangun fasilitas pengolahan dan pemurnian di Bahudopi.

3.2.1.2. Metode Analisis

Proyek ini merupakan kajian segitiga mencakup pengumpulan dan analisa dari data primer dan sukender, meliputi: secondary analysis dari dokumentasi perusahaan, dampak yang timbul; semi-structured interviews dengan pemegang saham lokal (kepala daerah, bupati, pejabat pemerintahan lokal, kepala lembaga swadaya masyarakat, dan kepala komunitas keagamaan); feedback from interviewees, yang akan diundang untuk mengkaji ulang rangkuman wawancara dari hasil wawancara mereka sebelumnya.

Pelaksanaan pengumpulan data baik primer maupun sekunder dilakukan oleh pihak ketiga bekerjasama dengan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Pusat dan instansi terkait serta instansi penanaman modal daerah.

(13)

Kerangka Pendekatan

Perumusan metodologi adalah mutlak dilakukan dalam rencana pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana disebutkan dalam Dokumen Rencana Kerja, pokok tugas dan tanggung jawab Konsultan Pelaksana dalam hal ini adalah melakukan kegiatan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

.

Untuk mencapai sasaran tugas seperti yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan Kerja, maka Konsultan Pelaksana akan mengembangkan metoda kerja yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun diagram alir kerangka metodologi dan pendekatan analisis yang digunakan ini diilustrasikan pada gambar 3.2.1 di bawah ini.

(14)

PERSIAPAN, KOMPILASI DATA & INFORMASI, SURVEY Identifikasi Stakeholders Focus Group Discussion

Identifikasi Data & Informasi

Penyusunan Rencana Kerja & Kegiatan Pelaksanaan

ANALISIS & EVALUASI, DISKUSI PANEL, FINALISASI

Peraturan dan kebijakan/ regulasi Referensi/acuan/literatur Publikasi/Penelitian/ Karya Ilmiah/Studi Opini/Pemikiran Pakar/Ahli/Narasumber Informasi Lainnya Analisis & Evaluasi Peserta Diskusi Panel Instansi Pemerintah Dunia Usaha/ Industri Komponen Masyarakat Kompilasi Data & Informasi

Sekunder Draft Konsep Usulan Kajian Draft Konsep Usulan Kajian Pelaksanaan Duskusi Panel Narasumber : Pembicara Kompilasi Data & Informasi Primer (Survey) Peraturan dan kebijakan/ regulasi Implementasi Peraturan dan kebijakan/ regulasi Penyebaran Kuesioner Wawancara Identifikasi Narasumber Proses Pengkajian Verifikasi Konsultatif Tida k Ya Konsep Usulan Kajian dan

Rekomendasi

(15)

Adapun pokok-pokok metoda yang akan dikembangkan oleh Konsultan Pelaksana dan akan digunakan dalam menyusun strategi dan langkah kerja nantinya, meliputi:

 Proses persiapan pekerjaan.

 Proses pengumpulan data dan informasi.  Proses analisis pekerjaan.

 Proses diskusi panel.

 Proses finalisasi.

Pokok-pokok kegiatan tersebut memiliki suatu bagan alir yang secara sistematis akan disajikan pada gambar 3.2.2. pada halaman berikut ini.

(16)

Gambar 3.2.2.

Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Persiapan

Rencana kerja & kegiatan Identifikasi data & informasi

Identifikasi stakeholder : Instansi pemerintah Masyarakat

Industri/dunia usaha

Pengumpulan Data & Informasi

Survey

Referensi/literatur Kebijakan & peraturan Dan lain-lain

Permasalahan program Tantangan & hambatan

Analisis dan Evaluasi

Visi dan Misi Pembangunan Fasilitas Pengolahan & Pemurnian Nikel

Draft Konsep

Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan & Pemurnian Nikel

Diskusi Panel

LAPORAN

Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan & Pemurnian Nikel

Pengkajian Rencana Pembangunan

Fasilitas Pengolahan & Pemurnian Nikel Analisis Kelayakan, Kesiapan dan kemampuan dalam investasi Analisis Lingkungan

Eksternal & Internal (SWOT)

(17)

3.2.2. Rencana Kerja

Pekerjaan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara akan dimulai setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pemberi Kerja. Pekerjaan ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan.

Konsultan Pelaksana mengajukan jadual kegiatan yang bertujuan untuk mencapai sasaran yang diharapkan sebagaimana yang telah ditetapkan pada Kerangka Acuan Kerja. Jadual kegiatan kerja ini digambarkan sebagai hubungan antar bagian pekerjaan satu dengan yang lainnya dalam tiap-tiap fase yang berlandaskan kerangka waktu. Pengaturan jadual kegiatan ini diharapkan dapat menjamin keefektifan tim Konsultan Pelaksana dalam penanganan pekerjaan. Agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dan untuk mempertajam hasil analisis dan evaluasi, Konsultan Pelaksana menggunakan metode koordinatif yang dipahami dengan kegiatan interaksi dengan Tim Counterpart (Tim Pendamping dan Pengarah Dep. ESDM Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi) dan pihak yang berkepentingan lainnya guna memperoleh masukan dan arahan.

Pelaksanaan metode koordinatif dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

 Tahap perencanaan pekerjaan . Metode koordinatif pada tahapan ini

dilakukan untuk mendapatkan arahan dari Tim Counterpart mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Konsultan Pelaksana dalam melakukan pekerjaan. Dalam pertemuan dan diskusi ini pihak Konsultan Pelaksana memberikan pandangan dan pemahaman awal terhadap pekerjaan yang bertujuan untuk mendapatkan masukan, instruksi, dan revisi sehingga pencapaian keluaran dan hasil pekerjaan dapat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Pandangan dan pemahaman yang disampaikan meliputi :

- Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan. - Identifikasi kebutuhan data primer dan sekunder.

- Identifikasi daerah/wilayah yang merupakan lokasi untuk studi lapangan. - Jadual pelaksanaan pekerjaan.

- Rencana kerja yang akan dilakukan selanjutnya.

 Tahap pelaksanaan pekerjaan . Metode koordinatif yang digunakan

pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pada 3 (tiga) kegiatan :

a). Pengumpulan data & informasi.

b). Analisis dan evaluasi yang dilakukan untuk penyusunan draft laporan.

c). Verifikasi dokumen draft Konsep laporan dari hasil proses pengkajian dan konsultatif.

(18)

Pelaksana terhadap KAK, maka rencana kerja konsultan secara umum terdiri atas :

- Penyusunan rencana kerja dan kegiatan pelaksanaan. - Identifikasi kebutuhan data dan informasi.

- Identifikasi stakeholders dan narasumber terkait. - Pengumpulan data dan informasi sekunder. - Pengumpulan data dan informasi primer : survey. - Pelaksanaan analisis dan evaluasi meliputi :

-a. Identifikasi parameter kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

b. Analisis parameter-parameter tersebut.

c. Pelaporan.

Setiap bagian dari rencana kerja tersebut terbagi atas 4 (empat) bagian dari siklus rencana kerja yang akan digunakan oleh Konsultan Pelaksana. Tujuan dari penggunaan siklus rencana kerja oleh Konsultan Pelaksana adalah :

1. Penyusunan dokumen Konsep yang mengacu pada kebutuhan

pelaksanaan pekerjaan.

2. Ketepatan Konsultan Pelaksana terhadap tata kelola waktu dan biaya

yang telah dipersyaratkan oleh pihak Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi.

Siklus tersebut memperlihat bahwa setiap bagian dari rencana kerja Konsultan Pelaksana yang akan dipaparkan lebih detail pada Jawal Pelaksanaan Pekerjaan akan dimulai dari Perencanaan, Pengerjaan, Evaluasi dan Perbaikan.

3.2.3. Inovasi

Indonesia memiliki kekayaan sumber nikel yang melimpah yang diolah oleh berbagai perusahaan pertambangan di Indonesia.. Sebagian besar produksi bijih nikel yang diproduksi tersebut diekspor ke Jepang. Ironisnya, untuk memenuhi kebutuhan nikel dalam negeri, Indonesia harus mengimpor kembali nikel yang

18

Siklus Rencana Kerja Penyusunan

KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN FASILITAS PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN NIKEL Dl PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PLAN DO CHECK

(19)

sudah diolah di Jepang.

Pengembangan industri pengolahan pemurnian nikel, seperti antara lain melalui proses Mond dapat meningkatkan nilai tambah kekayaan nikel bagi perkekonomian nasional.

Ada beberapa teknologi proses pengolahan dan pemurnian nikel selain menggunakan proses Mond, seperti; Pengolahan Biji Nikel Laterit Dan Peningkatan Perolehan Total Nikel Dan Kobal Pada Proses Leaching Bijih Nikel Laterit. Bijih nikel laterit merupakan salah satu sumber bahan logam nikel yang banyak terdapat di Indonesia, diperkirakan mencapai 11% cadangan nikel dunia. Bijih nikel yang kandungan nikelnya lebih kecil dari 2% belum termanfaatkan dnegan baik. Proses pengolahan bijih nikel laterit kadar rendah pada bijih nikel laterit jenis limonit dan jenis saprolit telah berhasil dilakukan. Selain itu, telah ditemukan cara untuk memperbaiki kinerja proses leaching dengan AAC (Ammonia Ammonium Carbonate ) terhadap bijih nikel laterit kadar rendah yang kandungan magnesiumnya sampai 15 % yaitu dengan penambahan bahan aditif baru seperti kokas dan garam NaCl yang digabungkan dengan aditif konvensional sulfur ke dalam pellet. Pengolahan dengan AAC saat ini mempunyai kelemahan perolehan total nikel dan kobalnya rendah.

Kegunaan

• Untuk mengolah bijih nikel laterit berkadar rendah

• Dapat meningkatkatkan perolehan total nikel dan kobal dari proses leaching dengan AAC, terhadap bijih nikel laterit kadar rendah yang kandungan magnesiumnya (Mg) tinggi.

Keuntungan teknis/ekonomis

• Ekstraksi kobal dari bijih nikel laterit lebih tinggi dibandingkan proses lain

• Pemakaian energi lebih murah karena bahan reduktor yang digunakan adalah batubara

• Tidak diperlukan alat pembangkit gas CO atau H2

• Proses reduksi/metalisasi dapat dilakukan secara selektif dan dapat dikontrol dengan mudah

• Menghindari oksidasi kembali logam nikel dan kobal dengan dialirkannya gas berkadar oksigen < 1 % selama proses pendinginan

• Proses pelarutan cukup dengan menggunakan asam sulfat encer

• Unsur besi yang ikut terlarut dapat diperkecil

• Dapat meningkatkan perolehan total nikel dan kobal yang mencapai 75 – 89,89 % untuk nikel dan 35 – 47,77 % untuk kobal dari proses leaching dengan AAC terhadap bijih nikel laterit kadar rendah yang berkadar magnesium 15 %

(20)

PROSES PENAMBANGAN (ILUSTRASI)

Sumber: Foto doc PT. INCO

Endapan nikel laterit di Soroako terbentuk karena proses pelapukan dari batuan ultramafik yang terbentang dalam suatu singkapan tunggal terbesar di dunia seluas lebih dari 120 km x 60 km. Sejumlah endapan lainnya tersebar di provinsi Sulawesi Tengah dan Tenggara.

Operasi penambangan nikel PT Inco di Soroako digolongkan sebagai tambang terbuka dengan tahapan sebagai berikut:

Pemboran, pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut

Pembersihan dan pengupasan, lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang.

Penggalian, lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke stasiun penyaringan.

Pemisahan, bijih di stasiun penyaringan berdasarkan ukurannya. Produk akhir hasil penyaringan bijih tipe Timur adalah -6 inci, sedangkan produk akhir bijih tipe Barat adalah – 4/-2 inci.

Penyimpanan, bijih yang telah disaring di suatu tempat tertentu untuk pengurangan kadar air secara alami, sebelum dikonsumsi untuk proses pengeringan dan penyaringan ulang di pabrik. Penghijauan, lahan-lahan purna tambang. Dengan metode open cast mining yang dilakukan

(21)

sekarang, dimana material dari daerah bukaan baru, dibawa dan dibuang ke daerah purna tambang, untuk selanjutnya dilakukan landscaping, pelapisan dengan lapisan tanah pucuk, pekerjaan terasering dan pengelolaan drainase sebelum proses penghijauan/penanaman ulang dilakukan.

PROSES DI PABRIK (ILUSTRASI)

Sumber: Foto doc PT. INCO

Pabrik pengolahan PT Inco di Soroako mempunyai kapasitas produksi 72.500 ton nikel setahun. Proses pengolahan dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen.

(22)

Pengeringan di Tanur Pengering, bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran +25 mm dan – 25 mm. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi, untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.

Peleburan di Tanur Listrik, untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak.

Pengkayaan di Tanur Pemurni, untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.

Granulasi dan Pengemasan, untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

ALAT YANG DIGUNAKAN (ILUSTRASI)

Sumber: Foto doc PT. INCO

(23)
(24)

Sumber: Foto doc PT. INCO

HASIL PRODUKSI (ILUSTRASI)

(25)

Sumber: Foto doc PT. INCO

3.2.4. Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR)

Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat. Amanat UUD 1945 ini merupakan landasan pembangunan pertambangan dan energi untuk memanfaatkan potensi kekayaan sumberdaya alam mineral dan energi yang dimiliki secara optimal dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Sumberdaya alam mineral dan energi memiliki ciri-ciri khusus yang memerlukan pendekatan sesuai dengan pengembangannya. Ciri khusus sektor pertambangan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pertambangan, antara lain sumberdaya alam pertambangan menempati sebaran ruang tertentu di dalam bumi dan dasar laut, terdapat dalam jumlah terbatas dan pada umumnya tak terbarukan. Pengusahaannya melibatkan investasi dan kegiatan sarat risiko, yang seringkali harus padat modal dan teknologi. Proses penambangan memiliki potensi daya ubah lingkungan yang tinggi. Hasil tambang mineral dan energi mempunyai fungsi ganda, terutama sebagai sumber bahan baku industri dan energi, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Usaha pertambangan mampu berperan sebagai penggerak mula dan ujung tombak

(26)

masyarakat luas.

Potensi bijih nikel di Indonesia sudah diketahui sejak lama. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kandungan bahan tambang yang besar, baik yang telah maupun yang belum ditambang. Pasar nikel dunia tetap kuat hingga saat ini, dan permintaan nikel dunia semakin meningkat terutama negara-negara Eropa dan Asia.

Lokasi Penambangan PT. ANTAM

Sumber: PT. ANTAM

Disamping bijih nikel sangat dibutuhkan metode dan teknologi yang mumpuni untuk pengelolaan dan pengolahannnya. Sistem penambangan yang diterapkan adalah sistem tambang terbuka (Open Cut Mining) dengan membuat jenjang (Bench) sehingga terbentuk lokasi penambangan yang sesuai dengan kebutuhan penambangan. Metode penggalian dilakukan dengan cara membuat jenjang serta membuang dan menimbun kembali lapisan penutup dengan cara back filling dan dengan sifat selective mining yang diterapkan per blok penambangan serta menyesuaikan kondisi penyebaran bijih nikel.

Kegiatan penambangan yang dilakukan di perusahaan ini terdiri dari : pembabatan (Clearing), pengupasan Overburden (Top Soil dan Limonit), penggalian dan pengangkutan (Saprolit) dan pembuatan jenjang (bench). Ekstraksi bahan mineral dengan sistem tambang terbuka sering menyebabkan terpotongnya puncak bukit dan menimbulkan lubang yang besar. Seperti halnya pada tambang nikel, bila tidak dilakukan reklamasi lahan pasca penambangan maka akan menghasilkan relief morfologi yang ekstrim, berupa bukit atau gundukan dan cekungan-cekungan besar. Pada waktu musim hujan, cekungan besar tersebut berubah menjadi danau. Dampak negatif pasca penambangan nikel terhadap kondisi fisik permukaan bumi seperti tersebut bertolak belakang dengan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan.

Proyek CGA Tayan

(Bauksit)

Proyek CGA Tayan

(Bauksit)

Kegiatan Antam

Kegiatan Antam TTerintegrasi dari erintegrasi dari EEksplorasi ksplorasi HinggaHinggaPPemasaranemasaran (Direct Selling) (Direct Selling)

Pomalaa (Feronikel dan Bijih Nikel) Pomalaa (Feronikel dan Bijih Nikel) Gee (Bijih Nikel) Gee (Bijih Nikel) Tanjung Buli (Bijih Nikel) Tanjung Buli (Bijih Nikel) Mornopo (Bijih Nikel) Mornopo (Bijih Nikel) Pearl Project (Nikel) Pearl Project (Nikel) Weda Bay Project (Nikel) Weda Bay Project (Nikel)

Proyek Stainless Steel JV dgn Tsingshan

(Nikel)

Proyek Stainless Steel JV dgn Tsingshan (Nikel) Logam Mulia (Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia) Logam Mulia (Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia) Kijang (Bauksit) Kijang (Bauksit) Pongkor (Emas) Pongkor (Emas) Geomin (Unit Eksplorasi) Geomin (Unit Eksplorasi) Unit Operasi Proyek Pengembangan Proyek SGA JV dng Rusal (Bauksit) Proyek SGA JV dng Rusal (Bauksit)

Proyek SGA dengan HJG

(Bauksit)

Proyek SGA dengan HJG

(Bauksit)

Proyek Stainless Steel JV dgn Jindal

(Nikel)

Proyek Stainless Steel JV dgn Jindal (Nikel) CFPP Project CFPP Project 26

(27)

Dunia pertambangan sering dianggap sebagai perusakan alam dan lingkungan, oleh karena itu negara dengan cadangan tambang yang cukup besar seperti Indonesia selain harus memiliki metoda dan teknologi yang mumpuni dalam dunia pertambangan juga sudah harus memiliki pedoman standar lingkungan pertambangan.

Sumberdaya mineral yang ada di Indonesia saat ini merupakan sumber pendapatan negara dan dapat mengalahkan sektor ekonomi di tingkat masyarakat dan keberadaannya lebih banyak di kawasan hutan. Hutan dan sumberdaya alam lain seperti tanah dan sumber-sumber air semestinya tidak boleh rusak selama pasca penambangan. Keinginan untuk menggalakkan kehidupan ekonomi yang dinamis demi kehidupan masyarakat umum, tidak berarti dibolehkan mengorbankan kelestarian lingkungan. Dalam kenyataannya, aktivitas sektor-sektor pertambangan di beberapa tempat atau lokasi sering mendatangkan masalah berupa penurunan kualitas lingkungan.

Perluasan daerah penambangan di beberapa daerah di Indonesia akan mengalami gangguan dan lingkungan yang tercemar karena adanya kegiatan penambangan yang menghasilkan limbah dalam bentuk tailing atau limbah batuan akan bertambah. Reklamasi lahan pasca penambangan merupakan kegiatan yang diwajibkan oleh undang-undang. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, reklamasi lahan pasca penambangan merupakan bagian integral dari usaha pertambangan mutlak diperlukan.

Keberhasilan reklamasi sangat tergantung dari sistem kebijakan pemerintah, kesadaran manajemen, kemampuan perusahaan dan keterlibatan masyarakat. Di lain pihak kemampuan perusahaan sangat tergantung pada banyak faktor, antara lain mineral yang di gali, keadaan setempat, faktor lingkungan, kelayakan ekonomis, serta tersedianya dana. Semua faktor tersebut merupakan faktor perencanaan yang harus dituangkan ke dalam suatu konsep yang jelas dan dapat dilaksanakan.

3.3. Hasil Kerja

Hasil yang diperoleh dari pekerjaan kajian ini adalah hasil Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang meliputi :

1. Laporan Pendahuluan, diserahkan sebanyak 12 (duabelas) buku. 2. Laporan Antara, diserahkan sebanyak 12 (duabelas) buku.

(28)

3.3.1. Analisis

3.3.1.1. Proses Analisis Pekerjaan

Proses analisis terhadap pekerjaan dilakukan setelah data dan informasi (baik primer maupun sekunder) telah diperoleh. Pendekatan yang dilakukan untuk kegiatan analisis pekerjaan dapat didasarkan pada output yang dihasilkan dari lingkup pekerjaan ini, yaitu Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara.

Penyusunan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara tidak terlepas dari uraian tahapan pekerjaan diatas. Dengan demikian kegiatan proses analisis yang digunakan dalam lingkup pekerjaan ini diilustrasikan pada gambar 3.2.3. di bawah ini.

Gambar 3.2.3. Kegiatan Proses Analisis Penyusunan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.3.1.2. Proses Analisis Kasus

Kerangka analisis kasus meliputi 4 (empat) tahap, yaitu :

 Tahap 1 : pemahaman terhadap informasi secara detail yang berkaitan

dengan program Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara, kebijakan dan peraturan/regulasi pemerintah yang mendasari kondisi usaha nasional dan

28 Proses Analisis Kasus Metode SWOT Usulan Rekomendasi

(29)

investasi, sasaran dan program strategi utama pemerintah pada tingkat pusat maupun daerah.

 Tahap 2 : pemahaman terhadap permasalahan yang terjadi, baik masalah

yang bersifat umum maupun spesifik yang timbul melalui kebijakan, peraturan/regulasi, sasaran, dan strategi utama pemerintah terhadap program kegiatan yang diimplementasikan oleh berbagai instansi pemerintah, khususnya di provinsi penelitian.

 Tahap 3 : menguraikan berbagai alternatif dan solusi setiap alternatif

untuk menyempurnakan dan mengembangkan sasaran dan strategi utama pemerintah dengan berdasarkan pada program kegiatan yang akan diimplementasikan oleh instansi pemerintah.

 Tahap 4 : evaluasi setiap alternatif dengan memberikan bobot/nilai dan kemungkinan yang timbul.

3.3.1.3. Metode Analisis SWOT

Untuk melakukan analisis dengan metode SWOT mempertimbangkan :

- Faktor lingkungan internal : kekuatan (strength) dan kelemahan

(weakness).

- Faktor eksternal : peluang (opportunity) dan ancaman (threat).

Analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan internal dan peluang eksternal untuk Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan internal dan ancaman yang timbul pada eksternal.

Proses rangkaian penggunaan metode SWOT untuk pekerjaan ini adalah :

1. Proses pengumpulan dan klasifikasi data dan informasi yang terdiri dari :

- Identifikasi dan pemetaan parameter kekuatan dan kelemahan internal.

- Identifikasi dan pemetaan parameter peluang dan ancaman eksternal.

2. Proses analisis, dimana pada proses ini data atau informasi yang ada dianalisis dengan menggunakan salah satu bentuk model dari beberapa model ataupun menggunakannya sekaligus model yang ada. Model yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut :

- Matrik TOWS atau SWOT. - Matrik BCG.

- Matrik General Electric. - Matrik Internal Eksternal. - Matrik Space.

(30)

- McKinsey Framework : struktur, sistem, tata nilai atau budaya kerja, keahlian, gaya kepimpinan, dan manajemen.

3.3.1.4. Proses Pengumpulan Dan Klasifikasi Data Dan Informasi

Identifikasi dan pemetaan parameter kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di lokasi provinsi yang menjadi kajian dalam pekerjaan ini memiliki karakteristik yang berbeda. Kemampuan potensi internal wilayah untuk merebut peluang pasar ataupun untuk meminimalkan ancaman yang ada dapat dilakukan dengan perilaku yang berlainan, bergantung pada sosial, ekonomi, pendidikan, iklim wilayah/lokasi/provinsi.

Dengan demikian perlu dilakukan analisis terhadap berbagai parameter tersebut di atas, baik yang merupakan faktor internal, yang mungkin menjadi parameter kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness), maupun analisa faktor eksternal, yang mungkin menjadi parameter peluang (Opportunities) dan ancaman (Threat). Hasil dari analisis ke-4 parameter strategis tersebut menjadi dasar pertimbangan untuk menyusun strategi dan langkah ke tahap implementasi, khususnya dalam Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.3.1.5. Proses Analisis SWOT

Setelah identifikasi dan pemetaan parameter kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk lokasi provinsi survey dilakukan langkah selanjutnya adalah memasukkan parameter-parameter ini ke dalam matrik SWOT. Hasil dari analisa matrik tabulasi silang antara faktor internal dan ekternal tersebut, dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal, yang mungkin terjadi/dihadapi dalam pemberdayaan masyarakat tersebut, sehingga dapat diantisipasi atau disiasati kelemahan dengan kekuatan internal yang ada.

Dengan memadukan 2 faktor internal (Strenght: kekuatan dan Weakness: kelemahan) serta 2 faktor eksternal (Opportunities: peluang dan Threats: Ancaman), akan muncul 4 macam kombinasi/alternatif kemungkinan atau alternatif strategi.

Gambar 3.2.4. Matrik SWOT

(31)

Faktor INTERNAL Faktor EKSTERNAL KEKUATAN (STRENGHTS) 5 – 10 parameter kekuatan internal KELEMAHAN (WEAKNESSES) 5 – 10 parameter kelemahan internal PELUANG (OPPORTUNITIES) 5 – 10 parameter peluang

eksternal Strategi SO Strategi WO

ANCAMAN (THREATS)

5 – 10 parameter ancaman

eksternal Strategi ST Strategi WT

Gambar 3.2.5. Matrik Grand Strategy PELUANG EKSTERNAL Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara KEKUATAN INTERNAL ANCAMAN EKSTERNAL KELEMAHAN INTERNAL

(32)

a. KUADRAN I :

Merupakan situasi yang sangat menguntungkan, pemberdayaan masyarakat memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan berbagai peluang dengan kekuatan yang ada. Strategi yang harus diciptakan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy).

b. KUADRAN II :

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, pemberdayaan masyarakat masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diciptakan adalah penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

c. KUADRAN III :

Disamping peluang eksternal yang ada, pemberdayaan masyarakat menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat melihat peluang secara lebih cermat. d. KUADRAN IV :

Kondisi ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, pemberdayaan masyarakat menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal, sehingga strategi yang diciptakan merupakan dukungan terhadap strategi defensif.

3.3.1.6. Proses Diskusi Panel

Hasil kegiatan analisis yang dilakukan oleh Konsultan Pelaksana memberikan beberapa hal yang mencakup :

1. Potensi kekuatan dan kelemahan internal yang saat ini terkandung dalam Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Berbagai macam peluang dan ancaman baik yang dapat meningkatkan usaha maupun menghambat Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Langkah stratejik yang dilakukan untuk mengoptimalkan Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan peluang dan ancaman yang ada.

4. Draft konsep Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Dokumen Draft Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara yang sebelumnya disusun oleh Tim Teknis Konsultan Pelaksana merupakan bahan mentah untuk kegiatan diskusi panel yang pelaksanaannya dilakukan sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta. Dengan demikian tujuan pelaksanaan diskusi panel tersebut adalah untuk mensosialisasikan dan memperoleh masukan dari para stakeholder dan

(33)

narasumber atas dokumen draft konsep tersebut, sehingga diperoleh suatu kesepakatan bersama yang dibentuk melalui dokumen Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara yang komprehensif dan efektif.

Tahapan proses diskusi panel yang akan dilakukan meliputi serangkaian kegiatan yang diuraikan sebagai berikut.

1. Identifikasi komponen atau stakeholder terkait yang terdiri dari unsur-unsur instansi pemerintah, dunia usaha/industri, dan komponen masyarakat : para pakar, tokoh masyarakat, dan lain-lain.

2. Identifikasi narasumber perwakilan pihak praktisi dan akademisi sebagai pembicara dalam diskusi panel dan kegiatan pengkajian.

3. Pembentukan kelompok kerja atau kelompok Focus Group Discussion (terdiri dari perwakilan stakeholder).

4. Proses penyelenggaraan diskusi panel yang mengacu pada dokumen draft Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

5. Proses pengkajian dan konsultatif untuk mengembangkan dokumen draft Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara hasil penyelenggaraan diskusi panel.

6. Verifikasi dokumen draft Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara dari hasil proses pengkajian dan konsultatif dan dipresentasikan kepada Pemberi Kerja cq. Unit Kerja Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi.

7. Proses penyelenggaraan diskusi panel yang mengacu pada dokumen draft Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi hasil verifikasi dan masukan/arahan dari Pemberi Kerja.

8. Penetapan Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi sebagai laporan akhir pekerjaan.

3.3.2. Gambaran Kerja

3.3.2.1. Proses Persiapan Pekerjaan

Pada proses persiapan pekerjaan dilakukan dalam beberapa kegiatan, yaitu : - Penyusunan rencana kerja dan kegiatan pelaksanaan. - Identifikasi kebutuhan data dan informasi.

- Identifikasi stakeholders dan narasumber terkait. A. Penyusunan Rencana Kerja Dan Kegiatan Pelaksanaan

(34)

Tujuan yang mendasar di dalam penyusunan rencana kerja dan kegiatan pelaksana adalah menentukan beberapa kegiatan stratejik yang akan dilakukan oleh Konsultan Pelaksana di dalam melaksanakan kegiatan dengan memahami berbagai kebutuhan dan persyaratan pekerjaan. Rencana kerja dan kegiatan pelaksanaan ini disusun berbasis pada pemahaman awal Konsultan Pelaksana, dengan demikian untuk kedepannya masih memerlukan masukan dan arahan dari pihak Pemberi Kerja. Rencana kerja dan kegiatan pelaksana tidak terlepas dari unsur-unsur :

a. Keterlibatan personil tenaga ahli.

b. Jadual pelaksanaan pekerjaan.

c. Instrumen kegiatan pengumpulan data dan informasi.

d. Instrumen dan metodologi analisis.

e. Pelaksanaan diskusi panel

f. Produk pekerjaan

B. Identifikasi Kebutuhan Data Dan Informasi

Kegiatan identifikasi terhadap data dan informasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini berkaitan dengan jenis data dan informasi tersebut. Untuk data dan informasi sekunder mencakup peraturan dan kebijakan/regulasi mengenai pemberdayaan, publikasi/penelitian/karya, opini/pemikiran para pakar/Ahli, dan lain-lain.

Selain itu data dan informasi primer ditentukan dari beberapa permasalahan yang muncul dalam program Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara yang dilakukan oleh berbagai instansi pemerintah pada provinsi yang disurvey.

C. Identifikasi Stakeholder Dan Narasumber Terkait

Identifikasi stakeholders dan narasumber dilakukan terhadap pihak-pihak yang di dalam pekerjaan ini akan dilibatkan pada saat pelaksanaan diskusi panel. Stakeholders ini terdiri dari :

1. Pejabat birokrat dari berbagai instansi pemerintah yang memiliki kompetensi pada pemberdayaan masyarakat.

2. Komponen masyarakat : cendekiawan ekonomi dan sosial, serta media massa.

3. Pelaku usaha/ industri.

Pelaksanaan pekerjaan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara memerlukan dukungan dan kerjasama dari para stakeholder serta masukan dan arahan dari narasumber yang terkait dengan bidang keahlian. Dukungan dan kerjasama dari stakeholder sangat membantu tercapainya penyusunan kajian ini.

3.3.2.2. Proses Pengumpulan Data Dan Informasi

Pelaksanaan pengumpulan data dan informasi sekunder berdasarkan pada hasil identifikasi terhadap lokasi, kondisi, dan tingkat kerumitan kolektifitas data dan

(35)

informasi yang dilakukan sebelumnya. Pengumpulan data dan informasi ini dapat melibatkan inisiatif Tim Teknis Konsultan Pelaksana, serta atas kerjasama dengan internal pihak Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi, ataupun dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan pekerjaan ini.

Pengumpulan data dan informasi primer dilakukan di Bahudopi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden dan stake holder lainnya.

Data dan informasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini tidak terlepas dari pada :

- Kebijakan dan peraturan/regulasi pemerintah dalam lingkup pemberdayaan masyarakat.

- Sasaran dan strategi utama pemerintah dalam lingkup masyarakat.

- Program kegiatan yang dimiliki oleh setiap instansi pemerintah pusat dan daerah dalam lingkup pemberdayaan masyarakat. Pengumpulan data dan informasi primer membutuhkan suatu perangkat/instrumen survey yang tidak terlepas dari perangkat yang mendukung perancangan instrumen kuesioner.

Survey dilakukan untuk kompilasi data dan informasi primer dengan kegiatan yang meliputi :

 Penyebaran kuesioner dalam rangka pengumpulan data dan informasi secara langsung dari pihak-pihak yang berkepentingan.

Wawancara (in-depth interview) terhadap personil yang memiliki otoritas

terhadap pemberdayaan masyarakat.

Sebelum pelaksanaan survey dilakukan, Tim Konsultan Pelaksana melakukan mobilisasi kegiatan survey seperti metode survey, alokasi tim survey, instrumen survey, durasi pelaksanaan survey, dan wilayah yang akan disurvey.

Data sekunder yang didapat dari dokumen-dokumen umum dan dampak yang diakibatkan.

3.3.3. Spesifikasi/Penjelasan Teknis

(Mohon dilengkapi perusahaan)

3.3.4. Perhitungan Teknis

(Mohon dilengkapi perusahaan)

3.3.5. Laporan-laporan

(36)

• Rencana kerja jasa konsultan secara menyeluruh • Mobilisasi tenaga ahli

• Jadwal kegiatan jasa konsutan • Pengumpulan data awal

Laporan akan diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 12 (dubelas) buku laporan.

b. Laporan antara, berisi:

• Kegiatan tim sampai dengan pertengahan jadwal akhir.

• Hasil kunjungan ke lapangan (lokasi maupun daerah pembanding) • Hasil wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak terkait, Pemda,

stakeholder pertambangan dll

• Pengajuan hasil kemajuan pengkajian

Laporan akan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah akhir pertengahan dari total waktu kerja, sebanyak 12 (duabelas) laporan.

c. Laporan akhir, berisi:

• Kegiatan pelaksanaan tim • Hasil kegiatan pengkajian

• Permasalahan yang muncul dan paling dominan • Alternatif pemecahan yang ditawarkan

• Kesimpulan dan saran

Laporan akan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah waktu terakhir jadwal kerja dalam kontrak sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 12 (duabelas) buku laporan.

(37)

BAGIAN-4

KUALIFIKASI TENAGA AHLI KONSULTAN

SERTA STRUKTUR ORGANISASI

KONSULTAN

Tenaga Ahli

Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan kajian rencana pembangunan fasilltas pengolahan dan pemurnian nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe. Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:

1) Ahli Rekayasa Industri (team leader)

1 orang Sarjana minimal Strata dua (S2)/Masler di bidang rekayasa industri lulusan universitas negeri atau yang disamakan, berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan dibidang perencanaan dan analisa kebutuhan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral, dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun.

2) Ahli Teknik Metalurgi (Ekstraktif)

1 orang tenaga ahli teknik metalurgi ekstraktif yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah minimal Sarjana Strata 2 (dua) jurusan teknik Metalurgi, lulusan universitas negeri atau yang disamakan dengan pengalaman bekerja dibidang pertambangan dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

3) Ahli Ekonomi Mineral

1 orang tenaga ahli Ekonomi Mineral yang disyaralkan dalam pekerjaan ini adalah minimal strata 2 (dua) jurusan Ekonomi Mineral, lulusan universrtas negeri atau disamakan dengan pengalaman kerja minimum 5 (lima) tahun dan telah melakukan penyusunan berbagai kajian yang menyangkut pengolahan pemurnian khususnya mineral dalam kaitannya dengan investasi.

4) Ahli Keuangan

1 orang tenaga ahli Keuangan. yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah minimal Sarjana Strata 1 (satu) dari Fakultas Ekonomi jurusan akuntansi rnaupun jurusan yang berkaitan dengan akunting, lulusan universitas negeri atau yang disamakan dengan pengalaman bekerja dibidang keuangan dan akunting dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

5) Ahli Teknik Pertambangan

1 orang tenaga ahli Teknik Pertambangan. yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah minimal Sarjana Strata 2 (dua) dengan spesifikasi keahlian bidang pertambangan lulusan universitas negeri atau yang disamakan dengan pengalaman bekerja minimal 5 (lima) tahun dan pernah mengkaji aspek-aspek yang berkaitan dengan teknis di Iingkungan pertambangan.

6) Ahli Lingkungan

1 orang tenaga ahli Lingkungan, yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah minimal Sarjana Strata 2 (dua) dengan spesifikasi keahlian bidang Iingkungan lulusan universitas negeri atau yang disamakan dengan pengalaman bekerja minimal

(38)

dengan teknis, sosial, ekonomi dan budaya di lingkungan pertambangan.

7) Asisten Ahli Teknik Pertambangan

1 orang tenaga ahli Teknik Pertambangan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah minimal Sarjana Strata 1 (satu) dengan spesifikasi keahlian bidang teknik pertambangan maupun jurusan yang berkaitan dengan teknik pertambangan, lulusan universitas negeri atau yang disamakan dengan pengalaman bekerja dibidang pertambangan dan pengolahan/pemurnian minimal 3 (tiga) tahun.

Tenaga Pendukung:

(mohon disesuai dari perusahaan)

Jadwal Alokasi/Penempatan Tenaga Ahli

Rencana penugasan dan alokasi personil disusun berdasarkan kualifikasi dan pengalaman untuk setiap bidang pekerjaan. Alokasi menurut waktu dalam jadual dan bobot kerja bagian personil menjadi bahan masukan dalam penyusunan perincian biaya langsung personil (remuneration) maupun biaya langsung non personil (direct reimbursable cost) dalam pelaksanaan pekerjaan serta penyusunan organisasi Konsultan Pelaksana.

Alokasi waktu yang direncanakan bagi penyelesaian pekerjaan penyusunan kajian ini adalah 5(lima) bulan kalender terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Adapun jadual penugasan personil Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Jadwal Alokasi Tenaga Ahli & Tenaga Pendukung

NO. TENAGA AHLI I II BULANIII IV V KET

A TENAGA AHLI UTAMA

1 Ahli Rekayasa Industri (TL) 1orgx5bln 2 Ahli Teknik Metalurgi 1orgx5bln 3 Ahli Ekonomi Mineral 1orgx5bln

4 Ahli Keuangan 1orgx5bln

5 Ahli Teknik Pertambangan 1orgx5bln

6 Ahli Lingkungan 1orgx5bln

B ASISTEN TENAGA AHLI

1 As. Ahli Teknik Pertambangan 1orgx5bln

C TENAGA PENDUKUNG

1 Sekretaris Proyek 1orgx5bln

2 Operator Komputer 1orgx5bln

3 ? dilengkapi

4 ? dilengkapi

(39)

4.3. Struktur Organisasi

Dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan sasaran dan output pekerjaan yang telah ditetapkan, dibutuhkan suatu kontrol atau monitoring dari berbagai pihak yang berkaitan dengan pekerjaan dengan membentuk suatu mekanisme hubungan kerja.

PEMBERI KERJA

Pemberi kerja adalah Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi.

TIM COUNTERPART

Tim Counterpart adalah pengawas teknis yang berasal dari organisasi struktural Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi, yang dibantu tenaga administrasi dari kantor proyek. NARASUMBER DAN STAKEHOLDER

Dalam melakukan pekerjaan ini Konsultan Pelaksana sangat membutuhkan masukan dan arahan dari berbagai elemen (instansi pemerintah, dunia usaha, para pakar, dan lain-lain) yang terkait. Peranan beberapa pihak ini akan

Gambar 4.3.1.

Mekanisme Hubungan Kerja

PEMBERI KERJA TIM COUNTERPART

PT. ADITAMA INFOCON

KETUA TIM AHLI

TENAGA AHLI TENAGA PENDUKUNG

NARASUMBER STAKEHOLDER

(40)

memperkaya dan mempertajam draft konsep yang disusun sebelumnya oleh Konsultan Pelaksana, dimana keterlibatannya dimulai pada saat pelaksanaan diskusi panel.

Gambar 4.3.2.

STRUKTUR ORGANISASI PERSONEL

4.4. Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli

Konsultan Pelaksana menyediakan Tim Tenaga Ahli yang berpengalaman untuk dapat menjamin keberhasilan pekerjaan ini. Dalam proses pelaksanaannya akan didukung pula oleh Tenaga Pendukung (supporting staff) yang terdiri dari Administrasi dan Operator Komputer. Kinerja pada masing-masing anggota tim

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RI DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI

DIREKTUR

PT. ADITAMA INFOCON

TEAM LEADER AHLI REKAYASA INDUSTRI AHLI TEKNIK METALURGI AHLI EKONOMI

MINERAL KEUANGANAHLI

AHLI TEKNIK PERTAMBA GAN SEKRETARI S PROYEK AHLI LINGKUNGA N 40

ASISTEN TENAGA AHLI

(41)

Konsultan Pelaksana berlandaskan pada rasa profesionalisme yang mengacu pada persyaratan yang ditetapkan dalam kerangka acuan kerja dan kesepakatan pelaksanaan tugas.

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja untuk melaksanakan Penyusunan Studi kegiatan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara ini digunakan tenaga-tenaga ahli sebagaimana terinci dalam tabel berikut dibawah ini.

NO TENAGA AHLI KUALIFIKASI & URAIAN TUGAS JML

1 Ketua Tim Ahli / Koordinator Penyusunan Naskah

Ahli Rekayasa Industri

- Sarjana di bidang rekayasa industristrata dua (S2) yang memiliki spesialisasi bidang manajemen proyek.

- Bertugas sebagai Ketua Tim Ahli merangkap sebagai Koordinator Penyusunan Konsep & Studi.

- Memimpin semua Tenaga Ahli untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

- Memberi arahan, pandangan dan kebijakan secara umum.

- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta berkoordinasi dengan pihak terkait.

- Mengelola dan mengendalikan semua pelaksanaan kegiatan teknis.

- Bekerja secara team work serta mencari solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi.

- Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan survey, penyelenggaraan diskusi panel, pembuatan laporan, diskusi, dan presentasi.

2 Ahli Teknik Metalurgi - Sarjana Metalurgi strata dua (S2) jurusan teknik metalurgi.

- Bertugas sebagai teknik metalurgi.

- Memberikan masukan dan arahan kepada Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli berkaitan dengan aspek yg berhubungan dengan metalurgi/bahan.

- Melakukan kegiatan pengumpulan data di beberapa perusahaan & instansi terkait. - Melakukan pengumpulan data melalui

kegiatan survey di provinsi yang telah ditentukan.

- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta berkoordinasi dengan pihak terkait.

Tabel 4.4.

(42)

solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi.

- Berpartisipasi penuh dalam

penyelenggaraan diskusi panel, pembuatan laporan, diskusi, dan presentasi.

3 Ahli Ekonomi Mineral - Sarjana ekonomi mineral strata dua (S2) jurusan ekonomi mineral yang memiliki spesialisasi bidangnya.

- Bertugas sebagai ahli manajemen mineral. - Memberikan masukan dan arahan kepada

Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli berkaitan dengan aspek manajemen mineral dan pengelolaannya.

- Melakukan kegiatan pengumpulan data di beberapa perusahaan & instansi terkait. - Melakukan pengumpulan data melalui

kegiatan survey ke provinsi yang telah ditentukan.

- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta berkoordinasi dengan pihak terkait.

- Bekerja secara team work serta mencari solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi.

- Berpartisipasi penuh dalam

penyelenggaraan diskusi panel, pembuatan laporan, diskusi, dan presentasi.

4 Ahli Keuangan - Sarjana akuntasi strata satu (S1) jurusan hukum yang memiliki spesialisasi bidang keuangan.

- Bertugas sebagai ahli keuangan.

- Memberikan masukan dan arahan kepada Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli berkaitan dengan aspek keuangan.

- Melakukan kegiatan pengumpulan data di beberapa perusahaan & instansi terkait. - Melakukan pengumpulan data melalui

kegiatan survey ke provinsi yang telah ditentukan.

- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta berkoordinasi dengan pihak terkait.

- Bekerja secara team work serta mencari solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi.

- Berpartisipasi penuh dalam

penyelenggaraan diskusi panel,

(43)

pembuatan laporan, diskusi, dan presentasi.

5 Ahli Teknik Pertambagan - Sarjana teknik pertambangan strata dua (S2) yang memiliki spesialisasi bidang pertambangan.

- Bertugas sebagai ahli teknik pertambangan.

- Memberikan masukan dan arahan kepada Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli berkaitan dengan aspek pertambangan. - Melakukan kegiatan pengumpulan data di

beberapa perusahaan & instansi terkait. - Melakukan pengumpulan data melalui

kegiatan survey ke provinsi yang telah ditentukan.

- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta berkoordinasi dengan pihak terkait.

- Bekerja secara team work serta mencari solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi.

- Berpartisipasi penuh dalam

penyelenggaraan diskusi panel, pembuatan laporan, diskusi, dan presentasi.

6. Ahli Lingkungan - Sarjana lingkungan strata dua (S2) yang memiliki spesialisasi bidang lingkungan. - Bertugas sebagai ahli lingkungan.

- Memberikan masukan dan arahan kepada Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli berkaitan dengan aspek pertambangan. - Melakukan kegiatan pengumpulan data di

beberapa perusahaan & instansi terkait. - Melakukan pengumpulan data melalui

kegiatan survey ke provinsi yang telah ditentukan.

- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta berkoordinasi dengan pihak terkait.

- Bekerja secara

team work serta mencari solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi.

- Berpartisipasi

penuh dalam penyelenggaraan diskusi panel, pembuatan laporan, diskusi, dan presentasi.

7. Asisten Ahli Teknik Pertambangan

- Sarjana teknik pertambangan strata satu (S1) yang memiliki spesialisasi bidang

Gambar

Gambar   3.2.3.   Kegiatan   Proses   Analisis   Penyusunan  Kajian   Rencana  Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi  Tenggara.
Gambar 3.2.5. Matrik Grand  Strategy PELUANG  EKSTERNAL Rencana  Pembangunan  Fasilitas Pengolahan  Dan Pemurnian Nikel  Di Provinsi Sulawesi  Tenggara KEKUATAN INTERNAL ANCAMAN  EKSTERNALKELEMAHAN INTERNAL

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variasi kemiringan sudut kemiringan lereng dan lebar pondasi yang paling optimum untuk daya dukung

Berdasarkan penelitian ini, ditemukan empat jenis tindak advisoris guru dalam pembelajaran bimbingan konseling, yaitu: (1) tindak advisoris menasihatkan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan aspek semantik: (1) praanggapan, (2) implikatur, (3) pertuturan, dan (4) dunia kemungkinan sebagai pembangun bahasa humor

Dalam perkembangan dan dinamika turunnya wahyu terdapat berbagai istilah-istilah yang muncul dalam pengkajian atau studi al-Qur’an.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Apakah pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis

Keadaan rumah tangga pembudidaya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti karakteristik pembudidaya ikan seperti umur pembudidaya, tingkat pendidikan pembudidaya,

 -nalisis graimetri pada dasarn%a merupakan proses pemisa#an dan penim6angan 6erat suatu sen%awa+ Pemisa#an ion dalam suatu sen%awa %ang akan ditentukan dapat dilakukan

Disebut juga modus kontrol, karena pada modus ini pasien menerima volum dan frekwensi pernapasan sesuai dengan yang telah diatur, sedangkan pasien tidak dapat