• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Studi Al-Qur’an MAKKIYAH DAN MADANIYAH 

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Studi Al-Qur’an MAKKIYAH DAN MADANIYAH "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

Makalah Studi Al-Qur’an MAKKIYAH DAN MADANIYAH 

Dosen pembimbing : 

Mochammad Andre Agustianto, Lc, MH.

Disusun oleh : 

Nur Hamidah (G94217196)

Rezky Maulana Akbar (G94217201)

Sayyidah Aliyah (G94217206)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JURUSAN EKONOMI SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufiq, serta

hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makkiyah dan Madaniyah”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak

Mochammad Andre Agustianto, Lc., M.H. selaku dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an UINSA yang telah memberikan tugas ini.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita

terhadap Makkiyah dan Madaniyah. Oleh sebab itu penting bagi kami adanya kritik, saran, dan usulan untuk memperbaiki makalah yang kami buat diwaktu yang akan

datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang

membacanya dan juga dapat berguna bagi kami pribadi. Demikian yang dapat kami

sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata.

Surabaya, September 2017 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I: PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ……….….. 4 B. RUMUSAN MASALAH ... 5 C.TUJUAN ... 5

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah ... 6 B. Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah ...8 C. Macam Makkiyah dan Madaniyyah ... 9 D. Pengelompokan Surah Al-Qur’an Berdasarkan Teori

Makkiyah dan Madaniyyah ... 9 E. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan

Al-Makkiyah ……….…………... 9 F. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan

Al-Madaniyah ……….. 10 G. Kegunaan Studi Makkiyah dan Madaniyyah dalam

Penafsiran Al-Qur’an... 10

BAB III: PENUTUP

 

BAB I PENDAHULUAN 

A. LATAR BELAKANG

Dalam perkembangan dan dinamika turunnya wahyu terdapat berbagai istilah-istilah yang muncul dalam pengkajian atau studi al-Qur’an. Salah satunya ialah istilah Makki dan Madani yang tak lain juga disebut dengan Makkiyah dan Madaniyah. Kedua kata tersebut di ambil dari dua nama kota besar di Jazirah Arab yaitu kota Makkah dan kota Madinah. Kata Makki dan Madani atau yang biasa disebut dengan Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu dari penjelasan jenis ayat-ayat / surah-surah yang ada dalam al-Qur’an.

Makki dan Madani atau Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu disiplin ilmu al-Qur’an yang membahas dua periode penting tentang turunnya ayat atau surah dalam al-Qur’an. Dan dalam menetapkan ayat atau surah mana yang termasuk Makkiyah atau Madaniyah terdapat beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ulama’.

Para Ulama’ mengemukakan empat prerspektif dalam mendefinisikan terminology Makkiyah dan Madaniyah. Keempat perspektif itu adalah Masa turun (zaman an-nuzul), tempat turun (makan an-nuzul), obyek pembicaraan (mukhatab) dan tema pembicaraan (maudu’).

Dalam perspektif masa turun, para ulama’ mendefinisikan bahwa Makkiyah ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah Saw hijrah ke Madinah,

meskipun bukan turun di Mekkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sesudah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, walaupun turun di Mekkah

atau Arafah.

Dalam perspektif tempat turun, didefinisikan bahwa Makkiyah ialah ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya. Namun dari perspektif tersebut terdapat

kelemahan dalam pendefinisiannya karena ada ayat-ayat tertentu yang tidak di

turunkan di Mekkah dan Madinah ataupun sekitarnya, seperti Surah Az-Zukhruf [43]:

Page | 5 Tabuk. Sehingga jika melihat definisi dari perspektif tempat turun maka ayat-ayat

tersebut tidak dapat di kategorikan kedalam surah Makkiyah atau Madaniyah.

Di sisi lain, dalam perspektif obyek pembicaraan didefinisikan bahwa

Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Mekkah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah. Definis itersebut dirumuskan oleh para ulama’ berdasarkan atas asumsi bahwa banyak ayat-ayat al-Qur’an yang dimulai dengan“yaaayyuhaa an-naas” yang menjadi criteria Makkiyah, dan ungkapan“yaaayyuhaa al-lazina”yang menjadi kriteria Madaniyah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi Makkiyah dan Madaniyah menurut beberapa teori ? 2. Bagaimana dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah ?

3. Apa saja macam-macam Makkiyah dan Madaniyah ?

4. Bagaimana pengelompokan surah Al-Qur’an berdasarkan teori Makkiyah dan Madaniyah ?

5. Apa saja ciri-ciri yang menandakan surah Al-Makkiyah ?

6. Apa saja cirri-ciri yang menandakan surag Al-Madaniyah ?

7. Apa kegunaan studi Makkiyah dan Madaniyah dalam penafsiran Al-Qur’an ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi-definisi Makkiyah dan Madaniyah dari berbagai teori. 2. Untuk mengetahui dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah.

3. Untuk mengetahui macam-macam Makkiyah dan Madaniyah.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengelompokan surah Al-Qur’an berdasarkan teori Makkiyah dan Madaniyah.

5. Untuk mengetahui ciri-ciri yang terdapat dalam surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah

6. Untuk mengetahui ciri-ciri yang terdapat dalam surah atau ayat-ayat Al-Madaniyah

7. Untuk mengetahui kegunaan studi Makkiyah dan Madaniyah dalam penafsiran

BAB II PEMBAHASAN 

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah

1. Teori Geografis

Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun di Makkah, baik waktu turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah baik waktu turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya.1

Namun, pada kenyataanya ada beberapa ayat Al-Qur’an yang tidak turun di wilayah Makkah ataupun Madinah, seperti tempat turunnya Q.S At-Taubah: 42 adalah di Tabuk, Q.S Az-Zukhruf: 45 di Baitul Maqdis (Palestina) pada malam

Isra Mi’raj.2

Hal ini merujuk pada H.R At-Thabrani dari Abu Umamah: Rasulullah SAW bersabda; Al-Quran di turunkan di 3 tempat: Makkah, Madinah, dan Sham. Walid berkata: Maksudnya Baitul Maqdis? Kathir Berkata; Tetapi penafsirannya di Tabuk adalah lebih baik

2. Teori Historis

Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah meskipun ayat tersebut turun di luar kota Makah, semisal di Mina, Arafah atau Hudaibiyah dan lainnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah, meskipun ayat tersebut diturunkan di Badar, Uhud, Arafah atau Makah.3

Banyak sekali yang mendukung Teori ini. Mulai dari Ulama Klasik, Modern, hingga ulama kontemporer saat ini. Adapun yang menjadi kelebihan rumusan teori ini adalah karena mencakup keseluruhan ayat atau surah Al-Qur’an, sehingga dapat dijadikan ketentuan dan rujukan yang memadai.

Adapun Teori ini merujuk pada H.R Abu Amr Uthman bin Sa’id ad-Darimi yang disandarkan pada Yahya bin Salam;4

Ayat yang diturunkan di Makkah dan ayat yang diturunkan dalam perjalanan menuju Madinah sebelum Nabi SAW tiba di Madinah, maka ia termasuk kategori ayat Makkiyah. Dan ayat yang diturunkan kepada Nabi SAW dalam 

1 UIN Sunan Ampel, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UIN Sunan Ampel Press:2017), Cet.7, hlm. 156. 2

Ibid, hal 158.

3 Ibid, hal 159. 4

perjalanannya setelah beliau tiba di Madinah, maka ia masuk kategori ayat Madaniyah.

Sedangkan kelemahannya hanya terletak pada kejanggalan beberapa ayat atau surah Al- Qur’an yang nyata-nyata turun di Makkah tetapi karena turun sesudah Hijrah, lalu ia dianggap Madaniyah. Seperti Q.S Al-Maidah; 3, Q.S An-Nisa; 8. Ayat tersebut turun di kota Makkah sewaktu Nabi saw berada di dalam Ka’bah.5

3. Teori Subjektif

Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang berisi pangilan kepada

penduduk Mekkah dengan panggilan “wahai manusia”, “wahai orang-orang yang

ingkar”, “wahai anak adam”. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang

berisi panggilan kepada penduduk Madinah dengan panggilan “wahai orang-orang

yang beriman”.6

Kelebihan teori ini ialah rumusannya dimengerti, dan lebih cepat dikenali dengan kriteria panggilan (nida, khitab) yang khas dari keduanya tersebut.

Namun, teori ini banyak kelemahan pula di antaranya: Rumusan pengertiannya tak dapat dijadikan ketentuan, karena tak dapat mencakup seluruh ayat Al-

Qur’an. Dari keseluruhan ayat Al- Qur’an yang berjumlah 6236 ayat, hanya ada 511 ayat yang dimulai dengan panggilan (nida), dan dari 511 ayat tersebut, yang dimulai dengan panggilan (nida) yang khas Makkiyah berjumlah 292 ayat, dan yang khas Madaniyah berjumlah 219 ayat.7

Selain itu, ada beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan (nida) bukan termasuk ayat Makkiyah seperti: Q.S Al- Baqarah: 21, Q.S Nisa : 1, Q.S An-Nisa: 133

4. Teori Content Analysis

Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang berisi tentang hudud, faraid, dan sebagainya.8

Teori ini didasarkan pada salah satunya Riwayat Hisham dari ayahnya, Al-Hakim;9

Semua surah yang memuat aturan-aturan, ketentuan-ketentuan, maka ia termasuk Surah Madaniyah, dan semua surah yang memuat tentang peristiwa masa lampau, maka ia masuk kategori Makkiyah.

B. Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah

Ada dua cara untuk mengenali ayat yang termasuk kategori Makkiyah dan Madniyyah.

1. Cara Sima’iy : adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh berdasarkan riwayat.

2. Cara Qiyasiy : adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyyah berdasarkan kriterianya yang menonjol, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan lain sebagainya.10

Dalam menentukan kategori Makkiyah dan Madaniyyah menurut cara Qiyasiy ada dua dasar yaitu:11

a. Dasar Aghlabiyah (mayoritas)

Bila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah. Maka surah tersebut disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.

b. Dasar Tabi’iyah (Kontinuitas)

Bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Makkah (sebelum hijrah), maka surah tersebut disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.

C. Macam Makkiyah dan Madaniyyah

1. Surah Makkiyah Murni

Yang termasuk kategori Surah Makkiyah murni adalah surah yang berisi ayat-ayat yang seluruhnya berstatus Makkiyahsecara ijma’ dan tidak ada perbedaan tentang status tersebut.

2. Surah Madaniyah Murni

Yang termasuk kategori surah Madaniyah murn adalah surah yang berisi ayat-ayat yang seluruhnya berstatus Madaniyah secara ijma’ dan tidak ada perbedaan tentang status tersebut.

3. Surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyyah

Yang termsuk kategori surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah adalah surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Makkiyah, akan tetapi didalamnya juga memuat ayat-ayat Madaniyah atau ada perbedaan tentang status tersebut.

Page | 9 4. Surah Madaniyah yang berisi ayat-ayat Makkiyah

Yang termsuk kategori surah Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah adalah surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Madaniyah, akan tetapi didalamnya juga memuat ayat-ayat Makiyyah atau ada perbedaan tentang status tersebut.

D. Pengelompokan Surah Al-Qur’an Berdasarkan Teori Makkiyah dan

Madaniyyah

Penulisan mushaf Al-Qur’an telah dilakukan pada masa pemerintahan sahabat Utsman bin Affan yang didasarkan pada modifikasi Al-Qur’an melalui dua tahap, yaitu tahap penelusuran melalui dat tulisn ayat-ayat Al-Qur’an yang mendapat legalitas dari Rasulullah SAW dan tahap penelusuran melalui data hafalan para sahabat yang telah ditashih oleh Rasulullah SAW.12

Ciri-ciri Surah atau Ayat Makkiyah dan Madaniyah adalah sebagai berikut13:

E. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Makkiyah

1. Kata-kata atau Kalimat yang digunakan

Surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah memiliki ayat atau suku kata yang pendek-pendek dan kata-kata yang digunakan dalam ayat tersebut sangat mengesankan karena penuh dengan sajak-sajak atau syair serta ungkapan perasaan. Kalimat yang dipergunakan juga tergolong fasih dan baligh. Banyak qasam, tasybih, dan amtsal. Gaya bahasa dalam surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah pun juga sering kali bersifat kongkrit maupun realitis materialis. Dan juga di dalam setiap surah atau ayat-ayat AL-Makkiyah terdapat lafadz Kalla dan Yaa Ayyuhannass.

2. Kandungan atau Isi

Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah banyak berisikikan tentang ajakan untuk bertauhid, beribadah kepada Allah SWT, serta meninggalkan segala bentuk peribadatan kepada yang selain Allah SWT. Ayat-ayat Al-Makkiyah juga mengisahkan tentang para nabi dan kehidupan umat-umat terdahulu, pembuktian tentang risalah Allah SWT, kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan, kedatangan hari kiamat dan segala keringanannya, penjelasan tentang surga dan segala kenikmatannya, serta neraka dan segala siksaannya. Dan juga berisikan tentang argumentasi yang ditujukan untuk orang-orang musyrik yaitu dengan mempergunakan bukti-bukti rasional serta ayat-ayat kauniyah.

F. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Madaniyah

1. Kata-kata atau Kalimat yang digunakan

Ayat atau surah-surah yang menandakan A-Madaniyah menggunakan kata-kata atau kalimat yang bermakna mendalam, kuat, dan juga kokoh. Kata-kata atau kalimat dalam surah Al-Madaniyah juga menggunakan kalimat-kalimat ushul serta ungkapan-ungkapan syariah. Serta dalam surat atau ayat-ayat tersebut

terkandung seruan “Yaa Ayyuhalladzina aamanuu” dan identik dengan ayat yang panjang-panjang dengan menggunakan gaya bahasa yang dapat menjelaskan tujuan dari ayat tersebut serta dapat memantapkan syariat.

2. Kandungan dan Isi

Di dalam surah atau ayat-ayat Al-Madaniyah mengandung kewajiban bagi setiap makhluk serta sanksi-sanksinya, seperti; perintah untuk beribadah serta beramal sholeh, perintah untuk berjihad, perintah kepada ahli kitab untuk masuk islam, perintah unutk berdakwah, dsb. Dan juga di dalam surah-surah Al-Madaniyah disebutkan tentang orang-orang munafik, kecuali dalam QS. Al-Ankabut serta di dalam surah Al-Madaniyah terdapat dialog yang terjadi dengan para ahli kitab yang berisi tentang hukum dan perundang-undangan.

G. Kegunaan Mempelajari Teori Makkiyah dan Madaniyyah

Kegunaan mempelajari Teori Makkiyah dan Madanniyah banyak sekali. Dalam hal ini, al-Zarqani di dalam kitabnya Manahilul ’Irfan menerangkan sebagian daripada kegunaan teori ini, ialah14 :

a. Dengan ilmu ini kita dapat membedakan dan mengetahui ayat mana yang Mansukh dan Nasikh. Yakni apabila terdapat dua ayat atau lebih mengenai suatu masalah, sedang hukum yang terkandung di dalam ayat-ayat itu bertentangan. Kemudian dapat diketahui bahwa ayat yang satu Makkiyah, sedang ayat lainnya Madaniyah; maka sudah tentu ayat yang Makkiyah itulah yang di nasakh oleh ayat yang Madaniyah, karena ayat yang Madaniyah adalah yang terakhir turunnya. b. Dengan ilmu ini pula, kita dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan

perkembangannya yang bijaksana secara umum. Dan dengan demikian, kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian kebijaksanaan islam di dalam mendidik manusia baik secara perorangan maupun secara masyarakat.

c. Ilmu ini dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian, dan keaslian al-Qur’an, karena melihat besarnya perhatian umat islam sejak turunnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan al-Qur’an, sampai hal-hal yang sedetail-detailnya; sehingga mengetahui ayat-ayat yang mana turun sebelum hijrah dan sesudahnya; ayat-ayat yang diturunkan pada waktu Nabi berada di kota tempat tinggalnya (domisilinya) dan ayat yang turun pada waktu Nabi sedang dalam bepergian atau perjalanan; ayat-ayat yang turun pada malam hari dan siang hari; dan ayat-ayat yang turun pada musim panas dan musim dingin dan sebagainya.

d. Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Ilmu Makkiyah dan Madaniyah merupakan suatu kajian yang membedakan fase penting yang memiliki andil dalam membentuk teks, baik dalam tataran maupun dalam struktur. Sehingga dapat membuktikan bahwa teks merupakan hasil dari interaksinya dengan realitas yang dinamis-historis.

2. Ada empat teori dalam menentukan pengertian Makkiyah dan Madaniyah; a. Teori Mulahazah Makan an-Nuzul (Teori Geografis).

b. Teori Mulahazah Zaman an-Nuzul (Teori Historis).

c. Teori Mulahazah Mukhatabin fi an-Nuzul (Teori Subjektif).

d. Teori Mulahazah Ma Tadammanat an-Nuzul (Teori Konten Analisis). 3. Ada dua cara untuk mengenali ayat dan surah yang termasuk dalam kategori

Makkiyah dan Madaniyah; yaitu cara sima’iydan qiyasiy. Dan dalam menentukan suatu surah masuk dalam kategori Makkiyah dan Madaniyah menurut cara qiyasiy ada dua yaitu:

a. Dasar Aghlabiyah (mayoritas) b. Dasar Tabi’iyah(kontinuitas)

4. Ada empat macam kategori surah dalam Al Qur’an menurut perspektif Makkiyah dan Madaniyah, yaitu:

a. Surah Makkiyah murni b. Surah Madaniyah murni

c. Surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah d. Surat Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah

B. SARAN 

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon. 2016. Ulum Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia. Supiana dkk, 2002. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Islamika

 

Referensi

Dokumen terkait

Sesuatu fenomena yang menarik dalam Al-Qur‟an berkaitan dengan operasi bilangan adalah bahwa berdasarkan urutan surat, ternyata Al-Qur‟an mengajarkan terlebih dahulu

Oleh Salman Fariz Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ushuludin Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, dalam skripsi ini penulis membahas surah al-ikhlas

Allah menurunkan wahyu al Qur‟an kepada nabi Muhammad saw dengan cara sedikit demi sedikit (Qs. 76:23), maka Allah memberikan peringatan agar manusia jangan

Penelitian ini berjudul “ Makna Khalīfah Dalam Al-Qur`an: Tinjauan Semantik Al- Qur`an Toshihiko Izutsu” , ini merupakan sebuah kajian yang meneliti pemaknaan kata

Penelitian tentang cara baca al-Qur‟an mulai muncul pada akhir abad ke dua Hijriah, ketika fenomena munculnya ragam bacaan al- Qur‟an di tengah masyarakat semakin

Kisah dalam al-Qur‟an memiliki berbagai macam kategorinya. Di antaranya ialah menceritakan para Nabi dan umat terdahulu, mengisahkan berbagai macam peristiwa dan

xi ABSTRAK Nama : Rosa Lestari NIM : 217410732 Konsentrasi : Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Judul Tesis : Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al- Qur`an Studi Analisis Surat

Living Qur‟an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur‟an Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kamukti Kec.. Cirebon Jawa