• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN THEODOR NOLDEKE TENTANG AL-QUR`AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDANGAN THEODOR NOLDEKE TENTANG AL-QUR`AN"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PANDANGAN THEODOR NOLDEKE TENTANG

AL-QUR`AN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh

MUHAMMAD FARID NIM : 11160340000056

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H. /2020 M.

(2)

i

PANDANGAN THEODOR NOLDEKE TENTANG

AL-QUR`AN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh MUHAMMAD FARID NIM : 11160340000056 Dosen Pembimbing Kusmana, M.A., Ph.D. NIP. 19650424 199503 1 001

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1441 H. /2020 M.

(3)
(4)

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul PANDANGAN THEODOR NOLDEKE TENTANG AL-QUR`AN telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal10 November 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 25 Januari 2021 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M.Ag. Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH. NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. Yusuf Rahman, M.A. Moh. Anwar Syarifuddin, M.A. NIP. 19670213 199203 1 002 NIP. 19720518 199803 1 003

Pembimbing,

Kusmana, M.A., Ph.D. NIP. 19650424 199503 1 001

(5)

iv ABSTRAK

Muhammad Farid, 11160340000056.

“Pandangan Theodor Noldeke tentang Al-Qur`an.”

Penelitian ini mengkaji pentingnya kajian barat al-Qur`an menurut Theodor Noldeke. Kata al-Qur`an secara garis besar adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada seorang Nabi SAW. Teori al-Qur`an menurut penulis penting dikaji apakah al-Qur`an ini berasal dari Allah SWT atau merupakan ada campur tangan manusia sehingga menghilangkan keotentik wahyu itu sendiri. Dengan adanya campur tangan manusia mengenai al-Qur`an itu sendiri, merupakan memperlemah kemu’jizatan al-al-Qur`an, sehingga orang yang beriman ragu terhadap kebenaran al-Qur`an yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW itu sendiri.

Skripsi ini membahas Pandangan Theodor Noldeke tentang

Al-Qur`an. Masih dianggap relavan buat didiskusikan karena pendekatan yang

ilmiah terhadap objek kajian yang non-empiris. Dengan menggunakan metode deskripsi analitik. Penelitian ini menjawab rumusan masalah penelitian dengan menggunakan penelitian kepustakaan (library research). Bahan-bahan dikumpulkan yang berkaitan dengan Theodor Noldeke tentang pewahyuan al-Qur`an baik tulisan langsung bersangkutan maupun tulisan yang dilakukan oleh sarjana lain.

Penelitian ini membahas mengenai Proses Turunnya Al-Qur`an. Proses turunnya al-Qur`an memiliki 2 sub-tema, yakni: Memaknai kata

ummī dalam al-Qur`an dan al-Qur`an bukan wahyu, beserta relevansinya.

Dari beberapa tema yang di atas memiliki keterkaitan permasalahan, yaitu Proses Turunnya al-Qur`an menurut Noldeke berbeda pandangan dengan Sarjana Muslim. Sarjana Muslim menganggap bahwa al-Qur`an itu wahyu sedangkan Noldeke menganggap bahwa al-Qur`an bukan wahyu, karena Nabi SAW itu ummī. Yang jadi pertanyaan dalam rumusan masalah adalah: Bagaimana Theodor Noldeke memandang al-Qur`an? Maka dibahas di skripsi ini bagaimana beliau memandang al-Qur`an. Apakah al-Qur`an itu wahyu atau bukan menurut beliau. Jika benar maka turunnya al-Qur`an bentuk lafadz/makna. Dari situ kita bisa mendapat jawabannya.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum, Wr, Wb.

Alḥamdulillāh, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah

SWT dan atas nikmat yang Allah SWT berikan. Yang memberikan nikmat jasmani maupun rohani serta hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pandangan

Theodor Noldeke tentang Al-Qur`an”. Sholawat serta salam tidak lupa

juga penulis junjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW serta kepada keluarga dan para sahabat, Āmīn Āllāhumma Āmīn.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian munaqasyah guna memperoleh gelar Sarjana Agama Jurusan Ilmu al-Qur`an dan Tafsir (IAT) di Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini dan masih jauh dengan kesempurnaan, baik dari teknik penyusunan dan kosakata yang tertulis, maupun dari isi pembahasan yang ada dalam skripsi ini. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan dalam skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A. selaku

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

vi

3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir (IAT) di Fakultas Ushuluddin yang telah membantu dan memberi saya kesempatan untuk menyusun skripsi serta memberikan masukan mengenai judul skripsi yang bisa dikaji dalam jurusan. 4. Bapak Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH. selaku Sektretaris Jurusan Ilmu

Al-Qur`an dan Tafsir (IAT) yang sudah membantu dalam prosedur skripsi.

5. Bapak Dr. KH. Abdul Moqsith Ghazali, M.Ag. selaku Dosen Penasihat Akademik sekaligus dosen mata kuliah Metode Istinbath Qurdis yang telah banyak memberi saya pengetahuan dan bimbingan dengan kesabaran dan keikhlasan beliau. Sekaligus beliau memberikan TTD (tanda tangan) ketika saya ajukan ujian proposal Skripsi dan juga memberikan ilmu yang dalam mengenai hukum-hukum syariat Islam, terutama dibidang Tafsir Ahkam.

6. Bapak Kusmana, M.A., Ph.D. selaku Dosen Penguji Proposal dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk penulis dalam menulis skripsi. Serta kami mengucapkan terima kasih banyak yang tiada terhingga atas kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan bimbingan, arahan, masukan, kritikan dengan teliti kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian berupa skripsi dengan baik dan benar. Atas perhatian yang telah Bapak berikan tersebut saya hanya mampu membalasnya dengan do’a, semoga Bapak diberikan kesehatan, kemudahan, dan keberkahan dari Allah SWT.

7. Bapak Moh. Anwar Syarifuddin, M.A. selaku Dosen MPTH (konsultasi proposal hingga skripsi) dan dosen penguji ujian bahasa, kompreh, hingga sidang skripsi yang telah memberikan kritikan dan masukan buat penulis serta arahan bagi penulis hingga membuat

(8)

vii

sebuah karya skripsi ini. Dan penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bimbingan serta arahannya selama saya revisian skripsi saya dengan lebih baik dari sebelumnya. Semoga bapak sehat selalu dan dijaga oleh Allah SWT serta keberkahan dalam mengajar mahasiswa.

8. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Para Staf (pekerja) beserta jajarannya Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik yang saya tidak bisa saya sebutkan satu persatu nama kalian semua tanpa mengurangi rasa hormat saya, yang telah dengan tulus memberikan ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas mengenai segala aspek keilmuan selama penulis mengikuti perkuliahan dan membantu saya dalam proses pembelajaran perkuliahan saya.

9. Kepada Segenap Civitas Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu kelancaran administarsi dan birokrasi. Segenap pengurus Perpustakaan Fakultas (PF) Ushuluddin maupun Perpustakaan Umum (PU) maupun yang lainnya, yang telah memudahkan penulis dalam mencari data-data dalam skripsi ini. 10. Kepada Ketua Ma`had Al-Jamiʽah UIN Jakarta (Bapak Kyai Dr.

Akhmad Shoddiq, M.Ag.) beserta jajarannya dan tidak luput pula kepada Pengasuh Ma`had Syekh Abdul Karim UIN Jakarta (Bapak Ustadz Dr. M. Sholeh Hasan, M.A. beserta istrinya) beserta mudabbir dan murabbi yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menuntut ilmu dengan tulus yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas tentang Ilmu Agama maupun Ilmu Bahasa yang bermanfaat bagi saya selama 2 tahun, sehingga memudahkan penulis dalam penulisan skripsi.

(9)

viii

11. Teruntuk yang tercinta kepada orang tua saya yang bernama Bapak Jandab Yasin dan Ibu (Eny) Nuradiani, S.H. yang saya banggakan, dan saya cintai yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan berupa moril serta materil dan doa sehingga peneliti dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan sampai lulus. Kepada Kakanda Dany Firdaus, S.T. dan Muhammad Naufal yang telah membantu mengorbankan penulis dari segi (materi dan imateri) dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan jenjang perkuliahan, untuk warga Kano Three in One (RT 08, RT 09, RT 01 Pakbar, dan RW 09) dan para jamaah Mushollah al-Ikhlas dan Masjid Nurul Jannah Perumnas Bumi Kelapa Dua Tangerang dan seluruh Keluarga Besar Jandab Yasin & Nuradiani yang berada di Tangerang, Banten, Bogor, Bandung, dan Kalsel yang telah memberikan doa dan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

12. Kepada seluruh Ustadz/Ustadzah dan Bapak/Ibu Guru Private (les), TPA, TK, SD, SMP, hingga SMA dan khusus guru (ustadz) yaitu (kepada Ustadz Nana, Bapak Wawan, Bapak Fahmi, Ibu Oon, Bapak Nasruddin, Bapak (alm) Udin, Ibu Euis, Ustadzah Siti, Ustadz Iwan, Mrs. Sri) pribadi saya yang masih hidup ataupun telah tiada yang telah bersabar mendidik, mendoakan, dan memberikan semangat kepada saya sehingga saya bisa menulis karya tersebut.

13. Kepada teman-teman (sahabat-sahabat) kami dari berbagai macam ruang kelas, organisasi, dan komunitas yang senantiasa mewarnai perjalan proses belajar di Universitas maupun di luar Universitas. Mereka adalah teman-teman Jurusan Ilmu al-Qur`an dan Tafsir Angkatan 2016 (khusunya IQTAF B), teman-teman SC (Student

Center), teman-teman LDK Syahid UIN Jakarta (khususnya LDKFU

(10)

teman-ix

teman ROHIS SMAN 09 Tangerang (khususnya alumni), teman-teman Ma’had Syeikh Abdul Karim UIN Jakarta (khusunya alumni), teman-teman PMII Komfuspertum UIN Jakarta, teman-teman Santri/ Majelis Hubbul Rasul beserta guru mulia (al-Habib), teman-teman KKN BAHTERA 063 UIN Jakarta beserta DPL yang telah memberikan semangat kepada penulis ketika penyusunan skripsi serta teman-teman saya yang telah memberikan motivasi agar penulis cepat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

14. Kepada teman-teman yang tokoh, se-nasib (perjuangan), se-kossan, se-pemikiran (pendapat), se-kelas dengan penulis, dan orang yang berperan dalam proses proposal hingga menjadi skripsi. Di khususkan yaitu : Bang Haidar, Bang Farid, Cak Yaufi, Ustd Vitamin ipi, Kak Mafidha, Kak Puput, Kak Nia, Mukhlis, Egi, Ilham, Rafiqah, Zekri, Malik, Miqdad, Nasrun, Lutfi, Press Yusuf, Atiq, Nurul Putri, Naula, Riski O, Bang Falah, Very, Fatih, Rahmat H, Daman, Miftah, Siti Sofi, Shofi Akbar, Huda, Arif, Salman, Faiz, Reyhan, Mufa, Wayan, Pipit, dan teman-teman yang lain yang telah memberikan doa dan dukungan berupa materi maupun imateri, sehingga penulis bisa menyelesaikan perkuliahan ini.

15. Kepada pihak-pihak lain yang saya tidak bisa sebut satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat penulis yang telah membantu penulis dalam bantuan mendoakan, memberikan semangat, memotivasi, dukungan, dan ilmu yang bermanfaat yang telah mempermudah penulis dalam menyusun skripsi.

Harapan penulis, semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan dapat mengambil hikmah bagi penulis, para akademisi, maupun masyarakat umum. Hanya kepada Allah penulis berharap, siapaun yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

(11)

x

semoga Allah membalasnya, memberikan kesehatan, kemudahan segala urusannya. Āmīn.

Wassalammualaikum, Wr. Wb.

Ciputat, 13 Oktober 2020

(12)

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi Arab-Latin hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

A. Konsonan

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif - Tidak

dilambangkan

ب

Ba B Be

ت

Ta T Te

ث

Ṡa Ṡ Es (dengan titik di

atas)

ج

Jim J Je

ح

Ḥ Ḥ Ha (dengan titik di bawah)

خ

Kha Kh Ka dan Ha

د

Dal D De

ذ

Ż Ż Zet (dengan titik

di atas)

ر

Ra R Er

ز

Zai Z Zet

(13)

xii

ش

Syin Sy Es dan Ye

ص

Ṣad Ṣ Es (dengan titik di

bawah)

ض

Ḍ Ḍ De (dengan titik di

bawah)

ط

Ṭ Ṭ Te (dengan titik di

bawah)

ظ

Ẓ Ẓ Zet (dengan titik

di bawah)

ع

‘Ain ‘ koma terbalik

غ

Gain G Ge

ف

Fa F Ef

ق

Qof Q Qi

ك

Kaf K Ka

ل

Lam L El

م

Mim M Em

ن

Nun N En

و

Wau W We

ھ

Ha H Ha

ء

Hamzah ` Apostrop

ي

Ya Y Ye B. Tanda Vokal

Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal disebut juga monoftong dan vokal rangkap atau disebut diftong. Untuk vokal tunggal sebagai berikut:

(14)

xiii

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ

أ

A Fatḥah

َ إ

I Kasrah

َ

أ

U Ḍhammah

Adapun untuk vokal rangkap, sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ ي ئ

Ai A dan I

َ و ئ

Au A dan U

Dalam bahasa Arab untuk ketentuan alih aksara vokal panjang (mad) dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ا ئ

Ā a dan garis di atas

َ ئي

Ī i dan garis di atas

َ ئ

و

Ū u dan garis di atas

C. Kata Sandang

Kata sandang dilambangkan dengan “al-“, yang diikuti huruf

syamsiyah dan huruf qamariyah.

al-Qamariyah

رْيِن

لما

al-Munīr

(15)

xiv D. Syaddah atau Tasydīd

Dalam bahasa Arab syaddah atau tasydīd dilambangkan dengan “ ّ“ ketika dialihkan ke bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf, yaitu:

al-Qamariyah

رُةَّوُقْلا

al-Quwwah

al- Syamsiyah

رُةَرْوُرَضْلا

al-Ḍarurah

E. Ta Marbūṯah

Ta marbūṭah, dalam aksaranya terdapat pada kata yang berisi sendiri.

Ta marbūṭah dialihaksarakan menjadi huruf “h”. Hal yang sama juga

berlaku jika ta marbūṯah diikuti oleh kata sifat (na‘t). Namun, jika huruf ta

marbūtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf “t”. Contohnya:

No Kata Arab Alih Aksara

1.

ر ةَقْ يِرَط

Ṭarīqah

2.

رُةَّيِمَلاْسِلإْارُةَعِماَْلْا

al-Jāmi’ah al-Islāmiyyah

3.

رِدْوُجُوْلارُةَدْحَو

Waḥdat al-Wujūd

F. Huruf Kapital

Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini, juga mengikuti Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Hāmid al-Ghazālī, al-Kindi.

(16)

xv

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari Indonesia sendiri, tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd Samad Palimbānī; Nuruddin Raniri, tidak Nūr Dīn al-Rānīrī.

G. Singkatan-singkatan

Singkatan Keterangan

Q.S. al-Qur`ān Sūrah

SWT. Subḥānahu wa Ta‘āla

SAW. Ṣallallāhu ‘Alaihi Wasallam

r.a. Raḍiyallāhu ‘Anhu

terj. Terjemah

M. Masehi

H. Hijriah

w. Wafat

(17)

xvi

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

A. DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Al-Qur`ān dengan Ḥadīṡ Qudsī dan Ḥadīṡ

al-Nabawī menurut Syeikh Darrāz………...……..26

Tabel 3.1 Peta Metodologi Pemikiran Theodor Noldeke………..59 Tabel 4.1 Analisis Konstruksi Teori Al-Qur`an oleh Theodor Noldeke

dalam Kitab Geschichte Des Qorans / History of al-Qur`an……….67

B. DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Proses Turunnya Al-Qur`an menurut Ulama………...83 Bagan 4.2 Proses Turunnya Al-Qur`an menurut Syahrur………..84 Bagan 4.3 Proses Turunnya Al-Qur`an menurut Arkoun………..84 Bagan 4.4 Proses Turunnya Al-Qur`an menurut Abu Zaid…….………..85 Bagan 4.5 Proses Turunnya Al-Qur`an menurut Nur Kholis………85 Bagan 4.6 Komunikasi antara Tuhan dengan Nabi SAW dengan Bahasa

(18)

xvii DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... i

LEMBAR PERNYATAAN………. . ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN………..iii

ABSTRAK………. iv

KATA PENGANTAR………v

PEDOMAN TRANSLITERASI……….. xi

DAFTAR TABEL DAN BAGAN………...xvi

DAFTAR ISI...xvii BAB I PENDAHULUAN………...1 A. Latar Belakang ... 1 B. Permasalahan ... 6 1) Identifikasi Masalah ... 6 2) Perumusan Masalah ... 7 3) Pembatasan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1) Tujuan ... 8

2) Manfaat ... 8

D. Metode Penelitian ... 9

1) Jenis Penelitian ... 9

2) Sumber Data Penelitian ... 9

3) Teknik Pengumpulan Data ... 10

4) Teknik Analisa Data ... 11

5) Kerangka Teoritis atau Pendekatan Penelitian ... 11

6) Teknik Penulisan ... 12

E. Tinjauan Pustaka ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI AL-QUR`AN……… 19

(19)

xviii

1) Definisi Al-Qur`an ... 19

2) Definisi Wahyu ... 29

B. Hubungan antara Al-Qur`an dan Wahyu ... 35

C. Proses Penyampaian Turunnya Al-Qur`an ... 39

1) Proses Penyampaian Al-Qur`an kepada Malaikat ... 40

2) Proses Penyampaian Al-Qur`an kepada Nabi (Rasul) ………...41

3) Proses Penyampaian Al-Qur`an oleh Malaikat kepada Nabi (Rasul) ... 43

D. Periode Turunnya Al-Qur`an ... 45

1) Periode Pertama ... 45

2) Periode Kedua ... 46

3) Periode Ketiga ... 47

E. Hikmah Turunnya Al-Qur`an Secara Berangsur-Angsur ... 48

BAB III RIWAYAT HIDUP THEODOR NOLDEKE……… 51

A. Biografi Theodor Noldeke ... 51

B. Karya-Karya dan Pemikiran Theodor Noldeke ... 55

1) Karya-Karya Theodor Noldeke ... 55

2) Pemikiran Theodor Noldeke ... 58

C. Pendekatan Orientalis dan Mengenal Buku Theodor Noldeke (Geschichte Des Qorans) ... 59

1) Pendekatan Orientalis ... 59

2) Mengenal Buku Theodor Noldeke (Geschichte Des Qorans) ... 62

BAB IV AL-QUR`AN MENURUT THEODOR NOLDEKE……….. 65

A. Struktur Dasar Konstruksi Al-Qur`an ... 65

1) Struktur Konstruksi Dasar Pemikiran Theodor Noldeke terhadap Al-Qur`an ... 65

2) Pandangan Ulama terhadap Proses Pewahyuan Al-Qur`an yang Dialami oleh Nabi Muhammad SAW ... 76

(20)

xix

3) Posisi Theodor Noldeke tentang Proses Pewahyuan Al-Qur`an dalam Pandangan Cendekiawan Sarjana Muslim

Modern ... 77

4) Penerimaan Al-Qur`an Turun kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan Bahasa Arab sebagai Medium……….. 86

B. Kritik Theodor Noldeke tentang Otentitas Al-Qur`an ………91

1) Telaah Kritis mengenai Proses Pewahyuan Al-Qur`an.. ………...91

2) Keraguan terhadap Orang-Orang yang Ingkar terhadap Al-Qur`an………...99

C. Relevansi Pemikiran Theodor Noldeke dalam Wacana Al-Qur`an……….……….104

BAB VPENUTUPAN………107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman kajian al-Qur`an mengalami perkembangan yang dinamis seiring dengan akselerasi perkembangan kondisi sosial-budaya dan peradaban manusia. Hal ini terbukti dengan munculnya karya-karya tafsir, mulai dari klasik hingga kontemporer, dengan berbagai corak, metode dan pendekatan yang digunakan.1 Seperti pendekatan yang dilakukan oleh para Sarjana Barat maupun Sarjana Muslim dalam menanggapi suatu masalah. Perkembangan berfikir manusia disertai oleh wahyu untuk memecahkan suatu masalah. Maka diutuslah seorang rasul untuk menyempurnakan pendahulunya dengan syariatnya secara universal dengan kitab yang diturunkan, yakni al-Qur`an.2

Al-Qur`an secara bahasa yakni baca, membaca, bacaan, cara membaca, sesuatu yang dibaca, apa yang dibaca. Disebut juga al-Qur`an sebagai sebuah Nama Kitab Suci Agama Islam dan juga dimaknai kitab-kitab Allah SWT, karena mencakup dari kitab-kitab sebelumnya, serta mencakup semua ilmu.3 Ulama mendefinisikan al-Qur`an adalah kalam atau Firman

Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang pembacanya suatu ibadah.4

1Abdul Mustaqim, Episterminologi Tafsir Kontemporer, Cet. II (Yogyakarta: LKIS, 2012), h. 1.

2 Manna al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur`an (Bogor: Pustaka Media, 2015), h. 10-11.

3 Manna al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur`an, h. 16 4 Manna al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur`an, h. 17

(22)

Sedangkan wahyu secara bahasa, wahyu memiliki arti yang berbeda-beda, yaitu dalam bentuk isyarat, tulisan, risalah, pesan, perkataan yang terselubung, pemberitahuan secara rahasia, bergegas, setiap perkataan atau tulisan atau pesan atau isyarat yang disampaikan kepada orang lain.5 Definisi di atas adalah definisi wahyu adalah isyarat yang cepat dan itu terjadi melalui pembicara yang berupa rumus dan lambang, dan terkadang melalui suara semata, dan terkandung pada melalui isyarat dengan sebagaian anggota badan.6 Sedangkan wahyu Allah SWT kepada para Nabi-Nya. Secara syaraʼ mereka mendefinisikan "Kalam Allah yang

diturunkan kepada seorang Nabi".7

Jadi, al-Qur`an adalah firman Allah SWT yang berbentuk buku suci (Kitab) ini mengandung pesan samawi yang diperantarai oleh wahyu.8 Sedangkan wahyu adalah jalinan komunikasi antara Yang Mahatinggi dengan materi yang rendah.9 Pendapat ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Nasr Hamid Abu Zaid (w. 2010 M) dalam tulisannya, yakni The

Qur`an: God and Man in Communication yang menjelaskan bahwa wahyu

adalah bentuk komunikasi non-verbal yang misterius dimana dua makhluk dengan eksistensi yang berbeda. Pesan yang berupa Firman Allah SWT yang diturunkan kepada manusia melalui inspirasi, balik tabir, atau mengirimkan utusan malaikat (Q.S. 42: 51) yaitu al-Qur`an itu tersendiri.10

Intinya adalah al-Qur`an adalah sebuah pesan dari tuhan kepada manusia, sedangkan wahyu adalah proses penyampaian pesan dari tuhan ke manusia. Keduanya saling berhubungan dan melengkapi. Bisa dikatakan al-Qur`an

5 Hadi Ma'rifat, Sejarah Lengkap al-Qur`an (Jakarta : al-Huda, 2010), h. 5. 6 Hadi Ma'rifat, Sejarah Lengkap al-Qur`an, h. 5.

7 Manna al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, h. 36. 8 Hadi Ma'rifat, Sejarah Lengkap al-Qur`an, h. 7. 9 Hadi Ma'rifat, Sejarah Lengkap al-Qur`an, h. 15.

(23)

3

adalah wahyu Allah SWT. Bagi Orientalis al-Qur`an bukan wahyu Allah SWT. Ini menjadi permasalahan dibahas di skripsi tersebut.

Namun, seiring berkembangnya zaman, al-Qur`an kini tidak hanya dipelajari oleh orang-orang Islam saja. Orang-orang non-Islam (para Orientalis maupun Sarjana Barat) yang memperdalami ilmu ke-Islaman, dengan motivasi berbeda-beda. Maka tidak heran apabila menemukan banyak Sarjana Barat tertarik dan mempelajari Islam lebih mendalam. Tidak jarang hasil ketertarikan dan pembelajaran yang dilakukan Sarjana Barat tersebut melahirkan sebuah pemikiran baru.

Adapun tokoh yang berkembang di dunia barat yang dikaji mengenai konsep al-Qur`an sekarang adalah Theodor Noldeke. Dari sekian bidang keilmuan yang ditekuni Noldeke, fokus utama yang ditekuninya, hanya dua bidang, yakni bidang bahasa Semit dan kajian keislaman. Dalam bidang bahasa Semit, dia telah menulis buku yang berjudul Semitic

Languages dan The History and Civilization of Islam. Salah satu karya

beliau adalah Greschichte des Qorans (Sejarah al-Qur`an) adalah merupakan satu bukti kemahiran Theodor Noldeke dalam bidang tersebut. Ada beberapa sub-tema yang ditawarkan dalam Kitab Greschichte

des Qorans. Kami mefokuskan membahas skripsi tersebut, yakni bertema

turunnya al-Qur`an. Ada beberapa pandangan beliau yang sesuai dan ada juga yang tidak sesuai dengan pandangan beliau. Kami bagikan beberapa tema yang terkait mengenai tema tersebut. Ada 2 tema yang kami bahas dalam skripsi ini, diantaranya adalah: Memaknai kata ummī dalam al-Qur`an dan al-al-Qur`an bukan wahyu.

Pertama, Memaknai kata ummī. Ummī ini menjadi perdebatan para ulama hingga saat ini. Ummī yang dipahami oleh Noldeke adalah bukan tidak bisa membaca dan menulis,11 melainkan adalah tidak mengetahui

(24)

kitab sebelumnya (Ahl al-Kitāb).12 Padahal kata beliau adalah Nabi SAW

tidaksama sekali membaca kitab sebelumnya (al-Qur`an)13.14 Yang jadi

permasalahan di sini adalah Apakah Nabi Muhammad SAW benar-benar tidak bisa membaca dan menulis atau Nabi SAW pernah membaca dan menulis sesaat? Padahal, masyarakat Arab (Mekkah) merupakan pusat perdagangan sebelum kelahiran Islam. Bagaimana masyarakat yang sudah maju dan terkenal tulisan, dalam perdagangan sendiri membutuhkan ilmu

perhitungan dan juga mencatatkan hasil perdagangan tersebut?15 Sangat

aneh juga jika kemampuan membaca dan menulis merupakan aib (kejelekan) bagi masyarakat Arab, sedangkan penyair sampai

berlomba-lomba membuat syair dan menulisnya utuk digantung di pintu Ka’bah.16

Selain itu, ada riwayat lain yang menjelaskan bahwa Nabi pernah menulis pada saat perjanjian Ḥudaybiyah menurut Imam al-Alūsī dalam kitab tafsir

beliau, yakni Rūh al-Maʻanī.17 Ini ada perbedaan riwayat mengenai makna

kata ummī tersebut.

Hal ini disebabkan oleh pernyataan Noldeke yang menjelaskan bahwa al-Qur`an tidak hanya mengandung kisah, bahkan hukum dan dogma

berasal dari Yahudi. 18 Sehingga, meragukan atas keotentikkan

(kemuʻjizatan) al-Qur`an, apakah ummī ini tidak bisa membaca dan menulis atau tidak mengetahui kitab sebelumnya (al-Qur`an) atau hanya sedikit beliau mengetahui? Mustahil juga bisa dikatakan Nabi SAW sebagai

12 Q.S. al-Baqarah (02): 78. 13 Q.S. al-ʻAnkabūt (29): 48.

14 Theodor Noldeke dkk, History of The Qur`an (Leiden, Koninkljke Brill, 2013), h. 11.

15 Zakaria Bashierah, Mekkah dalam Kemelut Sejarah (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 10.

16 Waheedudin Khan, Islam Menjawab Tantangan Zaman (Bandung: Pustaka Hidayah, 1983), h. 184.

17 Eva Nugraha, “Konsep al-Nabi al-Ummī dan Implikasinya pada penulisan Rasm”. Jurnal Refleksi, Vol 13, No.2 (Jurusan Ushuluddin UIN Jakarta, April 2012): h. 273.

(25)

5

seorang yang ummī, apabila beliau mengetahui kitab sebelumnya dan beliau banyak bertemu dengan Yahudi di Madinah dan sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau pernah bertemu dengan Buhairah dan Waraqah bin Naufal.

Kedua, al-Qur`an bukan wahyu. Seperti pernyataan Noldeke yang menjelaskan bahwa wahyu tidak merujuk kepada al-Qur`an itu sendiri dan kata-kata tidak pernah diakui oleh beliau sebagai kalām Allah SWT. Akan tetapi proses turunnya al-Qur`an ada beberapa cara, yakni: Baik itu lewat suara berupa bunyi bel yang menghampiri Nabi atau beliau bercakap-cakap dengan Malaikat Jibril yang berwujud manusia, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah r.a. dan beliau mengutip dari Imam Suyuthi dalam Kitab al-Itqān fī Ulum al-Qurʻān.19 Namun permasalahan adalah beliau tidak menyebutkan bahwa apakah turunnya al-Qur`an itu berupa lafadz/berupa makna/berupa lafadz dan makna? Ini merupakan perbedaan riwayat mengenai turunnya al-Qur`an.

Untuk menjaga keotentikkan (kemuʻjizatan) Qur`an, maka Qur`an turun berupa lafadz dan tidak dengan makna. Adapun juga al-Qur`an turun berupa makna, jika seperti itu maka itu bukan al-al-Qur`an melainkan hadis.20 Ini menjadi perdebatan hingga saat ini, bahkan Para

Orientalis menganggap bahwa al-Qur`an adalah karangan Nabi SAW atau inspirasi dari Nabi SAW. Ini menjadi permasalahan hingga saat ini, karena ada perbedaan riwayat mengenai turunnya al-Qur`an berupa lafadz/makna. Bedasarkan penjelasan diatas, penulis merasa perlu untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai pengaruh dan sumbangan pemikiran Noldeke atas dalam kajian al-Qur`an. Karenanya penulis memberi judul penelitian ini dengan “Pandangan Theodor Noldeke tentang al-Qur`an”.

19 Theodor Noldeke dkk, History of The Qur`an, h. 17-18.

20 Imam Suyuthi, al-Itqān fi Ulūm al-Qur`ān terjemahannya Studi al-Qur`an Komprehensif (Surakarta: Indiva Pustaka, 2008), h. 193.

(26)

Alasan pemilihan judul ini karena memberikan pandangan yang meragukan tentang al-Qur`an yang diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW yang memang menjadi muʻjizat sebab al-Qur`an memang wahyu dari Allah SWT. Tulisan yang terkait mengenai Noldeke kebanyakan mengungkap sisi buruk dari pemikirannya, sedangkan sisi positifnya diabaikan. Hadirnya penelitian ini memberikan pandangan baru bahwa ada sisi positif dan negatif dari pemikiran Noldeke yang patut untuk diperhitungkan dalam kajian al-Qur`an.

B. Permasalahan 1) Identifikasi Masalah

Dari Latar Belakang diatas dapat dijumpai beberapa permasalahan: Pertama: Noldeke mengenai al-Qur`an ini berbeda dengan intelektual Muslim (Sarjana Muslim). Sarjana Muslim memahami bahwa al-Qur`an adalah wahyu, sedangkan Sarjana Barat itu bermasalah. Permasalah disini karena Noldeke memandang bahwa Nabi SAW itu ummī, akan tetapi ummī yang dipahami oleh Noldeke adalah bukan berasal dalam diri Nabi SAW (tidak bisa membaca dan menulis), melainkan tidak ahli mengetahui kitab sebelumnya (kebalikan Ahl al-Kitāb). Yahudi dan Nasrani memegang kitab sedangkan Nabi SAW tidak memegang kitab. Bagaimana mungkin Nabi SAW dituduh telah mengutip dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru untuk menjadi al-Qur`an?

Kedua: Noldeke tidak mengakui wahyu itu al-Qur`an dan di sisi lain mengatakan bahwa Nabi SAW itu seorang ummī. Ummī yang di maksud itu apa? Dan al-Qur`an itu wahyu atau bukan? Jika itu wahyu, dan kalimat tersebut ini redaksi dari Nabi SAW yang diwahyukan oleh Allah kepada diri Nabi SAW. Yang jadi pertanyaan adalah: Apakah al-Qur`an itu redaksi dari Allah SWT atau redaksi dari Nabi SAW? Dengan mencari kelompok

(27)

7

Muslim yang menyatakan bahwa al-Qur`an itu dihujamkan dalam diri Nabi Muhammad SAW.

2) Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah pokok yang akan diteliti dalam pembahasan ini, yaitu:

 Bagaimana Theodor Noldeke memandang al-Qur`an ?

3) Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini ialah untuk menghindari meluasnya dari penelitian ini, sehingga dapat menimbulkan pemahaman yang keliru. Pandangan Theodor Noldeke terhadap Islam tidak hanya sebatas sejarah Qur`an (histiografi Qur`an), yakni: Turunnya al-Qur`an, penanggalan kronologis atasnya, perekaman dan proses preservasi kanon al-Qur`an, pembukuan al-Qur`an, kajian manuskrip-masnuskrip, variasi Qiraʻat, perkembangan tulisan al-Qur`an termasuk tanda bacanya, penerjemahan al-Qur`an selain bahasa Arab21 melainkan, huruf muqaṭṭa’ah

dalam al-Qur`an, membahas sejarah al-Qur`an, Mekkah dan Madinah,

Tartīb al-Nuzūl, Nabi Muhammad SAW bukan seorang yang ummī, nāsikh wa mansūkh serta masih banyak lagi pemikirannya mengenai Islam. Dari

sekian banyak pandangan Theodor Noldeke tentang Islam, maka penulis memfokuskan formal kajiannya yaitu, maka penelitian ini hanya dibatasi pada seputar berkisar pada pengaruh serta kontribusi mengenai Turunnya

Al-Qur`an menurut Noldeke.

21 Morteza Karimi-Nia, “Menakar Seberapa besar Pengaruh Nöldeke (1836-1930) dalam Historiografi al-Qur’an”, diakses 17 November 2020, https://studitafsir.com/2020/11/17/menakar-seberapa-besar-pengaruh-noldeke-1836-1930-dalam-historiografi-al-quran/

(28)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1) Tujuan

Berdasarkan pernyataan dari latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat, yaitu:

a) Menjelaskan hasil kajian Noldeke terhadap al-Qur`an.

b) Menjelaskan pengaruh kajian al-Qur`an terhadap pandangan Sarjana Muslim.

c) Menjelaskan kontribusi Noldeke terhadap kajian al-Qur`an.

2) Manfaat

a) Secara teoritis substantif, penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi dalam kajian al-Qur`an, kaitannya dengan masalah al-Qur`an dalam pandangan Noldeke, selain itu dapat menambah khazanah literatur untuk civitas akademika, terutama program studi Ilmu al-Qur`an dan Tafsir, dan juga diharapkan dapat menjadi salah satu perbandingan bagi peneliti lainnya.

b) Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi para mahasiswa khusunya program Studi Ilmu al-Qur`an dan Tafsir dalam memahami al-Qur`an menurut Noldeke.

c) Secara akademis semoga dapat menjadi bahan informasi pendahuluan yang penting bagi penelitian-penelitian serupa yang akan dilakukan di kemudian hari, atau dapat menjadi informasi perbandingan bagi penelitian bagi penelitian serupa yang dahulu namun berbeda sudut pandang, serta dapat menjadi literatur bagi perpustakaan Fakultas Ushuluddin yang berkenaan dengan kajian ilmu tafsir.

(29)

9

D. Metode Penelitian 1) Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis data yang digunakan, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan subyek dan obyeknya, semuanya berasal dari bahan-bahan kepustakaan (literatur) berupa kitab-kitab tafsir, ilmu-ilmu al-Qur`an berupa buku, naskah, dokumen, foto, dll. Sehingga tidak kesulitan dalam melakukan analisa untuk mengambil kesimpulan yang merupakan hasil penelitian.22 Sehingga penelitian jenis ini merupakan bersifat teoritis, konseptual, atau gagasan-gagasan, ide-ide dan sebagainya dari bahan yang tertulis.23

Penelitian ini bersifat penelitian kualitatif, karena penelitian ini tujuan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan, yang digunakan dalam meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci tersebut dalam penelitian.

2) Sumber Data Penelitian

Sumber data menjadi landasan dalam penelitian ini ada dua: yakni, data primer (sumber primer), dan data sekunder (sumber sekunder). Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti atau ada hubungannya dengan objek yang diteliti dan keterangan langsung dari tangan pertama.24 Berdasarkan dari penelitian yang penulis buat, maka data primer yang penulis lakukan, merupakan data yang bersumber langsung dari pandangan Theodor Noldeke tentang kajian al-Qur`an dalam bukunya Geschichte Des Qorans dan terjemahan dalam

22 Nashruddin Baidan dan Erwani Aziz, Metodologi khusus Penelitian Tafsir (Yogyakarta, Pustaka Setia, 2016), h. 152.

23 Nashruddin Baidan dan Erwani Aziz, Metodologi khusus Penelitian Tafsir, h. 28.

24 Winamo Surakhman, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung, Tarsito, 1990), h. 182.

(30)

bahasa Inggris “The History of The Qur`an”. Selain itu, al-Qur`an dan hadis serta kitab tafsir yang dikaji, sebagai sumber data primer.

Data sekunder merupakan data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang lain atau instansi di luar dari penelitian itu sendiri, meskipun yang dikumpulkan itu merupakan data asli. 25 Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menggunakan data sekunder atau data penunjang yakni, data yang bersumber dari buku-buku, kitab hadis, referensi, jurnal, artikel, dan lain-lainnya, yang ada kaitannya dengan pembahasan seputar tema dan pokok penelitian.

3) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah bagaimana yang dilakukan seseorang peneliti untuk mendapatkan data-data dari masyarakat atau sumber primer dan sekunder agar beliau dapat menjelaskan permasalahan penelitiannya.26 Untuk mengumpulkan data, terdapat dua hal yang menjadi objek, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah bahan yang menjadi tinjauan dalam penelitian ini. Kitab Geschichte Des Qorans (The History of The Qur`an) karya Theodor Noldeke termasuk objek material. Penulis ingin menjadikan buku-buku yang terkait dengan objek material sebagai reverensi pendukung seperti buku, skripsi, dan artikel yang mengenai Orientalis, Theodor Noldeke, dan pewahyuan al-Qur`an yang ditulis oleh dalam negeri maupun luar negeri.

Objek formal merupakan sudut pandang yang ditunjukan pada bahan dari penelitian. Sehingga, dalam penelitian ini pendekatan Orientalis yaitu biblical criticism (kritik Bibel) dengan menggunakan history criticism (kritik sejarah) yang dilakukan oleh Theodor Noldeke.

25 Nasution, Metode Risearch (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 143. 26 Yuni Sare, Antropologi (Jakarta: Grasindo, 2006), h. 117.

(31)

11

4) Teknik Analisa Data

Teknik analisis data itu sendiri yaitu penguraian suatu pokok dari berbagai penelahaan itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pemahaman arti keseluruhan hingga bisa menghasilkan kesimpulan.27 Dalam penelitian ini, penulis memakai teknik analisa data dengan pendekatan metode yang bersifat pendekatan deskripsi analisis, yaitu dengan gambaran atau melukiskan keadaan subjek atau objek yang diteliti berdasarkan fakta, kemudian setelah dilakukan skripsi tersebut melakukan analisis yang kritis.28

Penulis menggunakan pisau analisa, dengan analisa tersebut yakni: Kitab suci sebelum al-Qur`an diyakini sama-sama datang dari Allah SWT, hanya waktu yang membedakannya. Tema utama dari kitab suci ini mencakup ketuhanan dan kisah-kisah umat terdahulu. Dengan demikian wajar jika ada berbagai kesamaan yang terdapat dalam kitab suci tersebut.29

5) Kerangka Teoritis atau Pendekatan Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada al-Qur`an baik dari segi gagasan, teori, bahkan pendapat-pendapat berdasarkan pada sumber. Al-Qur`an merupakan salah satu cabang Ulūm al-Qur`ān dan dapat dilihat dari kitab-kitab tafsir serta kitab-kitab yang yang membahas ilmu-ilmu al-Qur`an, didalamnya terdapat hampir semua mufassir mencantumkan pembahasan al-Qur`an itu sendiri.

Untuk meneliti mengenai al-Qur`an maka yang harus dilakukan adalah: Pertama, Teori mengenai al-Qur`an dan wahyu. Kedua: Hubungan

27 M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Elsaq, 2007), h. 75.

28 Alirman Hamzah, Citra Islam di Mata Barat (Padang: IAIN Press, 2003), h. 44. 29 Hilmy Pratomo, “Aplikasi Pendekatan Kritis-Historis (Geschichte des Qorans) Theodor Noldeke (1837-1930), dalam Studi al-Qur`an”. Jurnal Syariati, Vol. IV, No.1 (Mei 2018): h. 2.

(32)

al-Qur`an dengan wahyu. Ketiga: Proses Apakah al-Qur`an tersebut itu wahyu atau bukan?

Terkait dengan objek studi dalam penelitian ini, penulis lebih memilih tema kajian al-Qur`an (Qur’anic Studies) daripada sebatas kajian tafsir semata, karena kesarjanaan barat dalam sejarah interaksinya dengan kitab suci al-Qur`an tidak hanya mengkaji tafsir, namun lebih dari itu, mereka juga mengkaji institusi dari al-Qur`an itu sendiri.30

6) Teknik Penulisan

Adapun dalan teknik penulisan, penulis merujuk pada Keputusan Rektor No. 507 tentang penulisan karya ilmiah yaitu “Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017” dan “(SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987”.

E. Tinjauan Pustaka

Dari sumber-sumber yang ditemukan ada beberapa tulisan yang telah membahas tentang Theodor Noldeke. Kebanyakan ialah berupa jurnal, artikel, skripsi, dan karya ilmiah lainnya sedangkan buku belum banyak. Sumber yang penulis temukan membahas tentang Theodor Noldeke ialah dari skripsi, tesis, disertasi, artikel, jurnal, dan penelitian lainnya yang terkait dengan judul skripsi sebagai berikut:

Pertama: Skripsi Pandangan Theodor Noldeke Tentang

Ke-Ummi-An Nabi Muhammad SAW yang ditulis oleh Sri Lestari mengenai Theodor

Noldeke yang membahas ke-ummī-an Nabi Muhammad SAW dari masa Nabi hingga sekarang dalam pewahyuan al-Qur`an. Pada pembahasan ini penulis ingin mengungkapkan ummī dalam al-Qur`an adalah bagian dari

30 Yusuf Rahman, “Trend Kajian al-Qur`an di Dunia Barat”. Jurnal Studia Insania, Vol. 1, No. 1 (April 2013): h. 1-2.

(33)

13

wahyu itu sendiri, bahkan relevansi dengan ummī ini adalah bahwa ummī yang dimaksud Noldeke adalah yang bukan orang yang bisa menulis dan membaca, sebagai kebalikan dari orang-orang yang mengetahui kitab suci sebelumnya. Sehingga penulis ingin menggagas kembali menurut Noldeke karena ummī adalah bagian dari konsep al-Qur`an.31

Kedua: Tesis Asbāṭ Dan Yahudi Dalam al-Qur`an, (Melacak

Sejarah Dan Korelasi Asbāṭ Dan Yahudi Dalam al-Qur`an) karya

Zukhrufatul Jannah. Di dalam tesis tersebut beliau menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menaruh harapan besar pada orang-orang Yahudi sebagai pendukung agama yang sedang beliau dakwahkan, akan tetapi wahyu turun memberikan berbagai tanggapan, mengkritik, dan akhirnya mereka mengecam tindakan-tindakan yang ternyata tidak sesuai apa yang diharapkan, justru menjadi penentang risalah yang dibawa oleh Nabi SAW. Maka penulis ingin menjelaskan yang menyebabkan meragukan otentitas pewahyuan al-Qur`an yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya antara Nabi SAW dengan bangsa Yahudi, karena bangsa Yahudi menolak keras setelah Nabi SAW diutus menjadi Rasul bukan dari kalangan dia.32

Ketiga: Disertasi Karakteristik Kesarjanaan Barat Kontemporer

Dalam Studi Al-Qur`an yang ditulis oleh Ihwan Agustono yang

menjelaskan pemikiran kesarjanaan barat kontemporer dalam studi al-Qur`an, salah satunya masalah pewahyuan al-Qur`an. Awal interaksi Barat terhadap al-Qur`an, sejarah mencatat bahwa sebagian kaum Yahudi yang menyatakan bahwa kelahiran Islam dipandang sebagai sebuah ancaman. Atas dasar itu, muncul tokoh-tokoh agamawan dari kalangan Yahudi yang

31 Sri Lestari, Skripsi Pandangan Theodor Noldeke Tentang Ke-Ummi-An Nabi Muhammad SAW (IAIN Bengkulu: Fakultas Ushuluddin dan Adab, 2019), h. 5.

32 Zukhrufatul Jannah, Asbâth Dan Yahudi Dalam Alquran, (Melacak Sejarah Dan Korelasi Asbâth Dan Yahudi Dalam Alquran) (UIN Jakarta: Program Magister Fakultas Ushuluddin, 2017), h. 6.

(34)

berupaya menulis karya dengan membela ajaran mereka sekaligus membuktikan bahwa al-Qur`an merupakan imitasi dari kitab-kitab yang ada pada agama mereka. Ini mengapa kajian awal barat terhadap Islam dan al-Qur`an selalu kental dengan nuansa polemis dan ideologis.33 Menurut penulis, studi perkembangan kajian barat tentang al-Qur`an dan wahyu adalah salah satu yang dikaji.34

Keempat: Artikel “Pandangan Orientalis Terhadap Al-Qur`an (“Teori Pengaruh” Al-Qur`an Theodor Noldeke)” yang ditulis Oleh Kurdi Fadal, dalam jurnal ini juga dibahas tentang wahyu yang diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW dari segi: asal usul teks al-Qur`an, ke-ummī-an Nabi Muhammad SAW, hingga dipengaruhi Yahudi. Dalam tulisannya membahas tentang wahyu, Yahudi bahwa al-Qur`an itu banyak dipengaruhi oleh agama Yahudi dengan menjadikan Bibel sebagai tolak ukur, Theodor Noldeke memandang term agama dan kisah-kisah Nabi terdahulu dalam al-Qur`an itu berasal dari Nabi Muhammad SAW.35

Kelima: Artikel “Menguji “Otentitas Wahyu Tuhan” Dengan Pembacaan Kontemporer: Telaah Atas Polemical Studies Kajian Orientalis Dan Liberal” yang ditulis oleh M. Muzayyin yang menceritakan bagaimana memahami wahyu menurut orang Orientalis atau pakar kontemporer. Penulis ingin mengungkapkan bagaimana pandangan kritis mengenai pewahyuan al-Qur`an memalui pendekatan linguistic structural yang digunakan untuk memaknai ulang proses komunikasi Tuhan dengan

33 Gerhard Endress, Islam: An Historical Introduction, terj. Carole Hillenbrand (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1994), h. 6-7.

34 Ihwan Agustono, Karakteristik Kesarjanaan Barat Kontemporer Dalam Studi Al-Qur`an (UIN Sunan Ampel Surabaya: Pogram Pasca Sarjana Ilmu Ke-Islaman, 2018), h. 14.

35 Kurdi Fadal, “Pandangan Orientalis terhadap Qur`an Teori Pengaruh al-Qur`an Theodore Noldeke”. Jurnal Religia, Vol 14, No.2 (Jurusan Ushuluddin STAIN Pekalongan, Oktober 2011): h. 189.

(35)

15

makhluk pilihan-nya, dengan teori komunikasi yang ditawarkan oleh sarjana lain yang mahir terhadap bidangnya.36

Keenam: Artikel “Al-Qur`an Menurut Pandangan Orientalis (Studi Analisis ‘Teori Pengaruh’ Dalam Pemikiran Orientalis)” yang ditulis oleh M. Muzayyin yang menceritakan al-Qur`an itu berasal dari Yahudi beserta tokohnya yang melatarbelakangi pemikiran beliau. Penulis juga menjelaskan penyebab al-Qur`an itu berasal dari Yahudi yang disebabkan karena kebencian terhadap al-Qur`an dan Nabi SAW, maka tidak heran mereka mempunyai alasan tersebut. Maka Sarjana Barat dengan melacak sumber al-Qur`an dari dua agama besar yaitu Yahudi dan Nasrani. Masing-masing memiliki argumen historis untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW telah terpengaruh oleh ajaran dari kedua agama tersebut untuk kemudian dijadikan doktrin dalam al-Qur’an. Dengan bukti-bukti historis dan pendekatan historis kritis yang mereka gunakan, dan sebagai kesimpulan akhir, pada intinya bagi mereka al-Qur`an tidak lagi otentik sebagaimana yang diyakini oleh umat Islam pada umumnya.37

Ketujuh: Artikel “Aplikasi Pendekatan Kritis-Historis (Geschichte

Des Qorans) Theodor Noldeke (1837–1930) dalam Studi al-Qur`an” yang

ditulis oleh Hilmy Pratomo yang menjelaskan riwayat hidup, karya, dan pemikiran beliau (Theodor Noldeke). Penulis ingin menjelaskan Noldeke meneliti pengaruh tradisi Yahudi dalam al-Qur`an sebelumnya mengingat al-Qur`an turun lebih akhir. Dengan kajian Theodor Noldeke dengan pendekatan kritis historis (historical criticism) bahwa adanya

36 Muzayyin, “Menguji (Otentisitas Wahyu Tuhan) dengan Pembacaan Kontemporer: Telaah Atas Polemical Studies Kajian Orientalis Dan Liberal”. Jurnal Esensia, Vol. 15, No. 2 (September 2014): h. 229.

37 Muzayyin, “Al-Qur`an Menurut Pandangan Orientalis (Studi Analisis ‘Teori Pengaruh’ Dalam Pemikiran Orientalis”. Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-Qur`an dan Hadis Vol. 16, No. 2 (Juli 2015): h. 219.

(36)

keterpengaruhan al-Qur`an dengan tradisi Yahudi.38 Dan masih banyak lagi

skripsi, tesis, disertasi, artikel, jurnal, dan penelitian lainnya yang tidak kami disebutkan.

Kedelapan: Artikel “Wahyu Menurut Noldeke: Satu Analisis Awal” yang ditulis oleh WM Ubaidillah Haji Wan Abas, Dato’ Dr. Mohd Yakib dan Zulkifli Haji Mohd Yusuf, dalam artikel tersebut dibahas tentang wahyu dalam pandangan Theodor Noldeke dan para Orientalis bagaimana beliau memahami wahyu dalam karya Geschichte Des Qorans. Penulis ingin menjelaskan mereka ingkarkan Nabi Muhammad SAW itu seorang Nabi SAW yang mendapat wahyu atau diberikan kitab kepadanya. Banyak analisis dilakukan termasuk menyatakan bahwa wahyu adalah buatan Muhammad atau ini adalah hasil tukang sihir.39

Kesembilan: Artikel “Serangan Noldeke Terhadap Autentitas Al-Qur’an” yang ditulis oleh Bisri Musthofa yang mengenai kemurnian dan keautentiknya al-Qur`an. Sebenarnya penulis ingin mengungkapkan mengenai biografi Theodor Noldeke dan pandangan beliau mengenai al-Qur`an. Dan menurut penulis ingin meragukan otentitas al-Qur`an, khusunya pewahyuan al-Qur`an. Maka sebagai penulis ingin mengambil sikap yang tidak bijaksana apabila kita menolak secara mentah-mentah apa yang mereka utarakan dan kemukakan dalam karya-karya mereka dan harus mengkaji lebih ulang mengenai konsep al-Qur`an menurut Noldeke.40

Kesepuluh: Artikel yang berjudul “Fenomena Wahyu Al-Qur'an

(Analisis Konsep Pewahyuan Perspektif Sīrah Nabawiyyah)” yang ditulis

38 Hilmy Pratomo, “Aplikasi Pendekatan Kritis-Historis (Geschichte Des Qorans) Theodor Noldeke (1837–1930) dalam Studi Al-Qur’an”. Jurnal Syariati Vol. IV, No. 01 (Mei 2018): h. 1.

39 WM Ubaidillah Haji Wan Abas, Dato’ Dr. Mohd Yakib dan Zulkifli Haji Mohd Yusuf, “Wahyu menurut Noldeke : Satu Analisis Awal”. Proceedings: The 2nd Annual International Qur’anic Conference (2012) Centre of Quranic Research (CQR): h. 293.

40 Bisri Musthofa, “Serangan Noldeka Terhadap Autentisitas Al-Qur’an” dalam Jurnal el-Harakah Vol. 8 No.1 (Januari-April 2006): h. 104.

(37)

17

oleh Sansan Ziaul Haq membahas bahwa mengenai pewahyuan al-Qur`an merupakan proses transenden seperti halnya konsep wahyu yang dipahami dalam setiap tradisi agama, yang bertujuan untuk kemaslahatan manusia. Maka dari itu penulis ingin menjelaskan mengenai pewahyuan al-Qur`an dari sisi sirāh (historis).41

Kesebelas: Artikel "Kewahyuan Nabi Muhammad Dalam Pandangan Orientalis” yang ditulis oleh Budi Sujati yang membahas mengenai pro dan kontra Orientalis mengenai pewahyuan al-Qur`an. Menurut hemat penulis menjelaskan bahwa yang menerima kewahyuan Muhammad SAW beranggapan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW merupakan wahyu yang benar-benar datang dari ajaran Tuhan dan bukan dari hasil karangan Nabi Muhammad SAW. Mereka membuktikan bahwa dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial dan ilmu humaniora yang ditemukan suatu fakta bahwasannya kewahyuan Nabi Muhammad SAW menurut pandangan Orientalis harus sesuai dengan penuh objektif.42

Dari pembahasan kajian pustaka tersebut, belum ada yang membahas tentang pengaruh serta kontribusi yang disumbangkan oleh Noldeke dalam kajian al-Qur`an. Tujuan penelitian ini ialah untuk mencapai hal tersebut sehingga penelitian ini berkontribusi memberikan bahasan yang diperlukan oleh pendalam Ulūm al-Qur`ān.

41 Sansan Zianul Haq, “Fenomena Wahyu Al-Qur'an (Analisis Konsep Pewahyuan Perspektif Sirah Nabawiyyah)” dalam Jurnal Al-Fanar: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Volume 2, Nomor 2 (2019): h. 1.

42 Budi Sujati, “Kewahyuan Nabi Muhammad Dalam Pandangan Orientalis”. Jurnal Tamaddun Vol. 6, No. 1 (Januari – Juni 2018): h. 108.

(38)

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi dalam penulisan dalam studi ini menggunakan buku Pedoman Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penerbit UIN Press tahun 2017. Berikut ini adalah sistematika penulisan

yang peulis gunakan, antara lain:

Bab pertama (BAB I): Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah dalam penulisan, identifikasi, rumusan, batasan, tujuan, dan manfaat masalah, metode penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

Bab kedua (BAB II): Bab ini menjelaskan definisi al-Qur`an dan wahyu, hubungan al-Qur`an dengan wahyu, proses penyampaian al-Qur`an, periode turunnya al-Qur`an, hingga hikmah turunnya al-Qur`an secara berangsur-angsur.

Bab ketiga (BAB III): Bab ini membahas tentang biografi Theodor Noldeke, karya-karya dan pemikiran beliau yang telah dipublikasikan, serta pendekatan Orientalis dan mengenal buku Theodor Noldeke (Geschichte

Des Qorans).

Bab keempat (BAB IV): Bab ini meliputi mengenai struktur dasar konstruksi al-Qur`an, kritik Theodor Noldeke tentang otentitas al-Qur`an, serta relevansi pemikiran Theodor Noldeke tentang wacana al-Qur`an.

Bab kelima (BAB V): Bab ini menyajikan kesimpulan, saran, serta daftar pustaka, hasil dari penelitian bab-bab sebelumnya.

(39)

19 BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI AL-QUR`AN

A. Definisi Al-Qur`an dan Wahyu 1) Definisi Al-Qur`an

a) Makna Kata Al-Qur`an

• Secara Bahasa (etimologi)

Menurut Syeikh Mannāʻ Khalil al-Qaṭṭān mengatakan bahwa pada mulanya kata al-Qur`ān berasal dari kata qara`a, qirā`atan, qur`ān dan

maṣdar (infinitif) yakni qiraʻah. Seperti Firman Allah SWT:

( ُهَنآْرُ قَو ُهَعَْجَ اَنْ يَلَع َّنِإ

٧

١

اَذِإَف )

( ُهَنآْرُ ق ْعِبَّتاَف ُهَنَْأَرَ ق

٨

١

)

Terjemah Kemenag 2002:

Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (Q.S. al-Qiyāmah [16]: 75)

Kata al-Qur`ān merupakan Qur`ānah di sini berarti Qirā`atahu (bacaannya/cara membacanya). Jadi, kata ini adalah maṣdar menurut wazan (tasrif, konjungsi) “fu’lan” dengan vocal “u” seperti “ghufran” dan “syukran”. Di sini maqrū’ (apa yang dibaca) diberi nama al-Qur`an (bacaan), yakni penamaan mafʻūl dengan maṣdar.1

( َنوَُحَْرُ ت ْمُكَّلَعَل اوُتِصْنَأَو ُهَل اوُعِمَتْساَف ُنآْرُقْلا َئِرُق اَذِإَو

٤

٠

٢

)

Terjemah Kemenag 2002:

Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat. (Q.S. al-Aʻrāf [07]: 204)

1 Manna al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur`an (Bogor: Pustaka Media, 2015), h. 15-16.

(40)

Menurut Syeikh Muhammad ʻAbdullah Darrāz, kata al-Qur`an secara etimologis merupakan maṣdar dari wazan “fu’lānun”, yaitu

“qur`ānun” (seperti ghufrān, syukrān, tuklān) yang bermakna bacaan

(tilawah) atau yang dibaca (maqrū’).Selain “al-Qurʻān”, kalam Allah juga disebut dengan “al-Kitāb”. Menurut pemahaman Darrāz, penamaan dengan dua kata tersebut memiliki rahasia itu tersendiri, yaitu al-Qur`an tidak hanya dijaga melalui lisan saja, melainkan juga bentuk tulisan ( روطسلا ورودصلا يف هظفح اعيمج). Menjaganya dalam bentuk lisan menunjukkan bahwa bacaan al-Qur`an harus berdasarkan riwayat shahih dari para sahabat. Begitu juga penjagaan al-Qur`an melalui tulisan yang harus sesuai dengan sanad yang shahih dari generasi satu ke generasi lain.2

• Secara Istilah (terminologi)

Menurut Syeikh Mannāʻ Khalil al-Qaṭṭān mengatakan bahwa yang di maksud oleh Qur`an ialah Bi Ism Allāh Raḥmā Raḥīm,

al-Ḥamd al-Allāh al-Rabb al-ʻĀlamīn…sampai dengan min al-Jinnah wa

al-Nās. Ada juga mengartikan sebagai Kalam atau Firman Allah SWT yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang pembacannya merupakan suatu ibadah. Dalam definisi kata “kalam” merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam. Dengan menghubungkannya dengan Allah SWT (Kalamullah) dan tidak termasuk kalam manusia, jin, dan malaikat.3

اَنْ ئ ِج ْوَلَو ِِبَّر ُتاَمِلَك َدَفْ نَ ت ْنَأ َلْبَ ق ُرْحَبْلا َدِفَنَل ِِبَّر ِتاَمِلَكِل اًداَدِم ُرْحَبْلا َناَك ْوَل ْلُق

ِهِلْثِِبِ

( اًدَدَم

٩

٠

١

)

Artinya: “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sunggu habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (Q.S. al-Kahfi [18]: 109)

2 Muḥammad ‘Abdullāh Darrāz. Al-Nabā’u ‘Ażīm, Nażrātun Jadīdah fi al-Qur`an (Qaṭar: Dār al-Ṡaqāfah. 1985), h. 12-13.

(41)

21

ْوَلَو

ُتاَمِلَك ْتَدِفَن اَم ٍرُْبَْأ ُةَعْ بَس ِهِدْعَ ب ْنِم ُهُّدَُيَ ُرْحَبْلاَو ٌم َلَْقَأ ٍةَرَجَش ْنِم ِضْرَْلْا ِفِ اََّنََّأ

َِّللَّا

( ٌميِكَح ٌزيِزَع ََّللَّا َّنِإ

٧

٢

)

Terjemah Kemenag 2002:

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)-nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(Q.S. Luqmān [31]: 27)

Syeikh Muḥammad ʻAbdullāh Darrāz menjelaskan bahwa beliau tidak memberikan definisi al-Qur`an secara terminologi seperti ulama lainnya. Menurut beliau, al-Qur`an tidak bisa didefinisikan secara logis (ايقيطنم اديدتح). Beliau mengatakan bahwa definisi al-Qur`an cukup dengan mengatakan “Apa yang tertulis di dalam mushaf, yaitu tulisan Bi al-Ism

Allāh al-Raḥmā al-Raḥīm, kemudian diawali dengan Q.S. al-Fātiḥah [01]

dan diakhiri Q.S. al-Nās [114]”. Syeikh Darrāz mengatakan bahwa definisi yang ditawarkan oleh para ulama, agar dapat mendekati makna al-Qur`an yang sesungguhnya dan keistimewaan di antara wahyu dan kitab-kitab suci lainnya selain al-Qur`an.4

Imam al-Ṭabarī menjelaskan bahwa al-Qurʽan dalam kitab tafsir beliau bahwa al-Qurʽan adalah Kitāb al-Allāh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan melalui lisan Nabi Muhammad SAW yang berbahasa Arab dan oleh karena itu al-Qurʽan berbahasa Arab.5

b) Nama-Nama Lain dalam Al-Qur`an

Menurut Syeikh Mannāʻ Khalil al-Qaṭṭān mengatakan bahwa tedapat nama-nama al-Qur`an, yakni:6

4 Muḥammad ‘Abdullāh Darrāz. Al-Nabā’u ‘Ażīm, Nażrātun Jadīdah fi al-Qur`an, h. 14.

5 Abi Jaʽfar Muhammad bin Jarir al-Tabari, Tafsir al-Tabari, juz I, cet.III (Beirut: Dar al-Kutub al-Alamiyah, 1999), hlm. 29.

(42)

• Al-Qurʻān:

( اًنيِبُم اًروُن ْمُكْيَلِإ اَنْلَزْ نَأَو ْمُكِِبَر ْنِم ٌناَهْرُ ب ْمُكَءاَج ْدَق ُساَّنلا اَهُّ يَأ َيَ

٤

٧

١

)

Terjemah Kemenag 2002:

Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar. (Q.S. al-Isrāʼ

[17]: 9) • Al-Kitāb:

( َنوُلِقْعَ ت َلََفَأ ْمُكُرْكِذ ِهيِف ًبًاَتِك ْمُكْيَلِإ اَنْلَزْ نَأ ْدَقَل

٠

١

)

Terjemah Kemenag 2002:

Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur'an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti?

(Q.S. al-Anbiyāʼ [21]: 10) • Al-Furqān:

ىَلَع َناَقْرُفْلا َلَّزَ ن يِذَّلا َكَراَبَ ت

( اًريِذَن َينِمَلاَعْلِل َنوُكَيِل ِهِدْبَع

١

)

Terjemah Kemenag 2002:

Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). (Q.S. al-Furqān [25]: 1)

• Al-Żikr:

ُهَل َّنَِإَو َرْكِِذلا اَنْلَّزَ ن ُنَْنَ َّنَِإ

( َنوُظِفاََلَ

٩

)

Terjemah Kemenag 2002:

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (Q.S. al-Ḥijr [15]: 9)

• Al-Tanzīl:

( َينِمَلاَعْلا ِِبَر ُليِزْنَ تَل ُهَّنِإَو

٢

٩

١

)

Terjemah Kemenag 2002:

Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam. (Q.S. al-Syuʽarāʼ [26]: 192) • Al-Nūr:

( اًنيِبُم اًروُن ْمُكْيَلِإ اَنْلَزْ نَأَو ْمُكِِبَر ْنِم ٌناَهْرُ ب ْمُكَءاَج ْدَق ُساَّنلا اَهُّ يَأ َيَ

٤

٧

١

)

Terjemah Kemenag 2002:

(43)

23

Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an). (Q.S. al-Nisāʼ [04]:

174)

• Al-Hudā, Al-Syifā’, Al-Raḥmah, Al-Mauʻiẓah:

ِمْؤُمْلِل ٌةَْحََرَو ىًدُهَو ِروُدُّصلا ِفِ اَمِل ٌءاَفِشَو ْمُكِِبَر ْنِم ٌةَظِعْوَم ْمُكْتَءاَج ْدَق ُساَّنلا اَهُّ يَأ َيَ

َينِن

(

٧

٥

)

Terjemah Kemenag 2002:

Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. (Q.S. Yūnus [10]: 57)

• Al-Mubīn:

وُفْعَ يَو ِباَتِكْلا َنِم َنوُفُْتُ ْمُتْ نُك اَِّمِ اًيرِثَك ْمُكَل ُِِينَبُ ي اَنُلوُسَر ْمُكَءاَج ْدَق ِباَتِكْلا َلْهَأ َيَ

ْنَع

( ٌينِبُم ٌباَتِكَو ٌروُن َِّللَّا َنِم ْمُكَءاَج ْدَق ٍيرِثَك

٥

١

)

Terjemah Kemenag 2002:

Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan. (Q.S. al-Māiʼdah [05]: 15)

• Al-Mubārak:

َّلاَو اََلَْوَح ْنَمَو ىَرُقْلا َّمُأ َرِذْنُ تِلَو ِهْيَدَي َْينَب يِذَّلا ُقِِدَصُم ٌكَراَبُم ُهاَنْلَزْ نَأ ٌباَتِك اَذَهَو

َنيِذ

( َنوُظِفاَُيُ ْمِِتِ َلََص ىَلَع ْمُهَو ِهِب َنوُنِمْؤُ ي ِةَرِخ ْلِْبً َنوُنِمْؤُ ي

٢

٩

)

Terjemah Kemenag 2002

Dan ini (Al-Qur'an), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang-orang yang beriman kepada (kehidupan) akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan mereka selalu memelihara salatnya. (Q.S. al-Anʽām [06]: 92)

• Al-Busyrāʼ:

َكِبْلَ ق ىَلَع ُهَلَّزَ ن ُهَّنِإَف َليِْبِِْلِ اًّوُدَع َناَك ْنَم ْلُق

ىَرْشُبَو ىًدُهَو ِهْيَدَي َْينَب اَمِل اًقِِدَصُم َِّللَّا ِنْذِِبِ

( َينِنِمْؤُمْلِل

٧

٩

)

Terjemah Kemenag 2002:

(44)

Katakanlah (Muhammad), “Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.”

(Q.S. al-Baqarah [02]: 97) • Al-ʻAzīz:

( ٌزيِزَع ٌباَتِكَل ُهَّنِإَو ْمُهَءاَج اَّمَل ِرْكِِذلِبً اوُرَفَك َنيِذَّلا َّنِإ

١

٤

)

Terjemah Kemenag 2002:

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur'an ketika (Al-Qur'an) itu disampaikan kepada mereka (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya (Al-Qur'an) itu adalah Kitab yang mulia. (Q.S. Fuṣṣilat [41]:

41) • Al-Majīd:

ٌنآْرُ ق َوُه ْلَب

( ٌديَِمَ

١

٢

)

Terjemah Kemenag 2002:

Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur'an yang mulia. (Q.S. al-Burūj

[85]: 21) • Al-Basyīr:

( َنوُمَلْعَ ي ٍمْوَقِل اًّيِبَرَع ًنَآْرُ ق ُهُتَيَآ ْتَلِِصُف ٌباَتِك

٣

ْمُهُرَ ثْكَأ َضَرْعَأَف اًريِذَنَو اًيرِشَب )

َلَ ْمُهَ ف

( َنوُعَمْسَي

٤

)

Terjemah Kemenag 2002:

Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya) serta tidak mendengarkan. (Q.S.

Fuṣṣilat [41]: 3-4)

c) Perbedaan al-Qurʽan dan Hadis

Menurut Syeikh Mannāʻ Khalil al-Qaṭṭān mengatakan bahwa ada beberapa perbedaan antara al-Qur`ān dengan hadīṡ Qudsī sebagai berikut: • Al-Qur`an adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah

dengan lafadznya, dan dengan itu pula orang Arab ditantang; tetapi mereka tidak mampu membuat seperti al-Qur`an itu, atau sepuluh surah yang serupa itu, ahkan satu surah sekalipun. Tantangan itu tetap berlaku,

Gambar

Tabel  2.1  Perbedaan  Al-Qur`ān  dengan  Ḥadīṡ  al-Qudsī  dan  Ḥadīṡ  al- al-Nabawī menurut Syeikh Darrāz…………………………………...……..26  Tabel 3.1 Peta Metodologi Pemikiran Theodor Noldeke………………..59 Tabel  4.1  Analisis  Konstruksi  Teori  Al-Qur`an  oleh  Theodo
Tabel 2.1 Perbedaan Al-Qur`ān dengan Ḥadīṡ al-Qudsī dan Ḥadīṡ al-Nabawī menurut  Syeikh Darrāz
Tabel 3.1 Peta Metodologi Pemikiran Theodor Noldeke
Tabel 4.1 Analisis Konstruksi Teori Al-Qur`an oleh Theodor Noldeke dalam Kitab Geschichte Des Qorans / History of al-Qur`an

Referensi

Dokumen terkait

Turunnya ayat al-Qur’an yang disampaikan Nabi Muhammad –kenabiannya pada 610 M- menyentuh segala aspek kehidupan masyarakat Arab saat itu, khususnya Makkah.. Berita kenabiannya

“ Al-Qur’an adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir,

Sedangkan menurut istilah adalah turunnya al- Qur’an da ri Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Turunnya al- Qur’an kepada Nabi ini mempunyai pengertian turun dari atas

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur sebelum dan sesudah pemberian terapi murottal Al Qur ’an (p value 0,000; α = 5%)..

Jadi, kajian orientalis yang dianggap objektif dan ilmiah itu sangat mungkin untuk terjerumus dalam kesalahan. Cara pandang mereka terhadap Nabi, al-Qur’an dan Islam sebagai agama

Kisah dalam al-Qur‟an memiliki berbagai macam kategorinya. Di antaranya ialah menceritakan para Nabi dan umat terdahulu, mengisahkan berbagai macam peristiwa dan

Dari pengertian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa al-Qur‟an adalah kalam Allah berupa Mu‟jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang berisi

Maka dari itu Allah SWT menurunkan al-Qur’an ini sebagai petunjuk, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, yang kemudian menjadi pedoman hidup bagi umat