• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "8. KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

8. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Potensi sumberdaya yang terdapat di kawasan pesisir untuk pengembangan wisata bahari adalah ekosistem pantai dan ekosistem mangrove, wisata kampung nelayan. Sedangkan, potensi sumberdaya yang terdapat di kawasan pulau-pulau kecil Kota Makassar adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, ekosistem pantai, ikan karang, dan potensi wisata kapal karam. Adapun potensi kegiatan wisata yang dapat dilakukan di wilayah pesisir Kota Makassar adalah: festival makassar regatte, sandeq race, pesta bandar makassar (jollorog race), dan perlombaan jet sky.

2. Pulau Lanyukang, Pulau Samalona, Pulau Kodinggareng Keke, Langkai, dan Pulau Bonetambung sesuai untuk wisata pantai, snorkling, dan diving. Sedangkan Pantai Tanjung Bunga, Pantai Losari, Pantai Barombong dan Pulau Kayangan sesuai untuk wisata pantai kategori rekreasi, sedangkan Pantai Untia sesuai untuk wisata pantai kategori mangrove.

3. Daya dukung kawasan wisata pantai di pesisir sebanyak 228 orang/hari. Daya dukung kawasan wisata selam adalah 605 orang/hari, daya dukung kawasan wisata snorkling adalah 958 orang/hari, serta daya dukung kawasan wisata pantai di PPK adalah 148 orang/hari.

4. Dimensi infrastruktur dan teknologi dalam pengembangan wisata bahari belum berkelanjutan khususnya dalam hal penyediaan transportasi ke PPK serta peningkatan kegiatan paket promosi, sedangkan dimensi ekologi, ekonomi, cukup berkelanjutan.

5. Arahan strategi kebijakan menunjukkan bahwa faktor kekuatan (strength) sebagai modal utama dalam pengembangan wisata bahari di Kota Makasar, sebaliknya faktor kelemahan perlu diantisipasi agar tidak menjadi ancaman bagi pengembangan wisata bahari secara berkelanjutan di Kota Makassar. Strategi kebijakan pengembangan wisata bahari di kawasan pesisir adalah pengembangan wisata pantai kategori rekreasi dan wisata mangrove, sedangkan di PPK adalah pengembangan wisata bahari kategori snorkling dan diving.

(2)

8.2. Saran

1. Penelitian lebih lanjut mengenai dampak yang ditimbulkan dengan adanya tekanan pengunjung dan pembangunan sarana dan prasarana wisata, masih perlu dilakukan.

2. Penzonasian kegiatan wisata bahari (snorkling dan diving) masih dapat dikembangkan, khususnya pada lokasi yang belum terjangkau pada saat penelitian.

3. Kemampuan daya dukung dan kesesuaian wisata masih belum diakomodasi dan diintegrasikan, sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut agar didapatkan hasil penelitian yang lebih komrehensif.

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto L. 2006. Sinopsis Pengenalan Konsep dan Metodologi Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor.

Alder J, Pitcher TJ, Preikshot D, Kaschner K, Ferris B. 2001. How Good is Good? : A Rapid Appraisal Technique for Evaluation of the North Atlantic. In Pauly and Pitcher (eds). Methodes for evaluationg the impacts of fisheries on the north Atlantic Ecosystem. Fisheries Centre Research Reports. Vol.8 No.2

Astuti MT. 2008. Model Kemitraan dalam Mengembangkan Usaha Pariwisata. Journal Kepariwisataan Indonesia, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 3 (1): 89-99. Jakarta

Azis IJ. 1998. Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia. Lembaga Pengkajian Ekonomi-UI. Jakarta.

Baksir AR. 2010. Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil untuk Pemanfaatan Ekowisata Berkelanjutan di Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara.(Disertasi). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bacon F, Fames R, Crystal E, Niki N. 2006. Putting Principles into Practise in Yosemite National Park. Journal of Park and Recreation Administration Vol.23 No.2.

Badan Pusat Statistik Sulawesi-Selatan. 2004. Sulawesi-Selatan dalam Angka. Makassar.

Badan Pusat Statistik Kota Makassar. 2006. Makassar dalam Angka. Makassar. Badan Pusat Statistik Kota Makassar. 2009. Biringkanayya dalam Angka.

Makassar.

Banapon MM. 2008. Penilaian Ekonomi Wisata Bahari di Pulau Morotai Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Tesis Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

BAPEDALDA Sulawesi Selatan. 2004. Pemanfaatan dan Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan Kawasan Pantai Kota Makassar. BAPEDALDA Sulawesi Selatan kerjasama dengan PPLH Universitas Hasanuddin. Makassar.

Bengen D.G. 2000. Sinopsis Tehnik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(4)

Bengen DG. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip-Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bengen DG, Tahir A, Wiryawan B. 2003. Tinjauan Sustainabilitas, Akuntabilitas, Replikabilitas Pengembangan Daerah Perlindungan Laut di Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Bengen DG. 2004. Menuju Pembangunan Pesisir dan Laut Berkelanjutan Berbasis Eko-Sosiosistem. Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut. Bogor.

Bengen DG. 2006. Identifikasi Pulau-Pulau Kecil bagi Kegiatan Ekowisata di Provinsi Maluku. Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut (P4L). Bogor.

Bilhair. 2003. Teori-Teori Sosial. Observasi Kritis terhadap para Pilosof Terkemuka. Social Theory: A Guide to Central Thinkers. Alien & Unwin Pty Ltd. 8 Napier Street, Nort Sydney. NSW 2059. Australia. Yokyakarta.

Bjork P. 2000. Ecotourism from a Conceptual Perspective, an Extended Definition of a Unique Tourism Form. International Journal of Tourism Research 2: 189-202.

Brander LM, Pieter VB, Herman SJC. 2006. The Recreational Value of Coral Reefs: A Meta-Analysis. Journal Ecological Economic 63: 209-218.

Brookfield HC. 1990. An Approach to Islands. In Bell, P. d’ayala and P. Hein (eds). Sustainable Development and Envioremental Management of Small Is Lands. UNESCO, Paris,. P. 23-33.

Budiharsono S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Kawasan Pesisir dan Lautan. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Butler R. 2002. Implementing Sustainable Tourism Development on a Small Island: Development and Use of Sustainable Tourism Development Indicators in Samoa. Journal of Sustainable Tourism 10(5):363-387. Carter E and G. Lowman. 1994. Ecotourism: A Sustainable Option. Whiley.

London.

Ceballos-Lascurain H. 1995. Ekoturisme sebagai suatu Gejala yang Menyebar ke Seluruh Dunia. Ekoturisme: Petunjuk untuk Perencana dan Pengelola. K Lingberg dan DE Hawkins eds. The Ecotourism Society dan USAID. Jakarta.

(5)

Chamdani U. 2006. Pengembangan Pariwisata Nusantara Melalui Pendekatan Komunikasi Pemasaran. Journal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan, Kementerian Kebudayaan Pariwisata. Jakarta.

Christie P, D. Makapedua, Lalamentik. 2003. Bio-Physical Impact and Line to Integrated Coastal Management Sustainability in Bunaken National Park, Indonesia. Jounal of Coastal and Marine Resources, Special Edition, No.1 Hal.8.

Cole DN, and Stephen F. McCool. 1997. The Limits of Acceptable Change Process: Modifications and Clarifications. Journal of Applied Ecology 32: 203-214.

Cooper C, Fletchehr J, Gilbert D, S Wanhill. 1993. Toursm: Prisiples and Practice. London. Longman Group Limited.

Dahl C, 1997. Integrated Coastal Resources Management and Community Participation in a Small Island Setting. Journal of Ocean and Coastal Management, 36 (1): 23-45.

Dahuri R. 1998. Pendekatan Ekonomi-Ekologis Pembangunan Pulau-Pulau Kecil Berkelanjutan. Makalah Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Di Indonesia. Jakarta.

Dahuri, R., Rais, J., Sapta P.G., Sitepu, M. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Kawasan Pesisir dan Lautan secara Terpadu. (Edisi Revisi) Saptodadi. Jakarta.

Danim S. 2000. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Bumi Aksara. Jakarta. Darajati W. 2004. Review Program dan Pelaksanaan MCRMP. Makalah

disampaikan pada Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Lautan Terpadu. Jakarta.

Dasmin. 2006. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Lindung Jompi Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Disertasi Pascasarjana IPB. Bogor.

Davis D and Tisdell C. 1995. Recreational SCUBA Diving and Carrying Capacity in Marine Protected Areas. Journal of Ocean and Coastal Management 26: 19-40.

Davis D and Tisdell C. 1996. Economic Management of Recreational SCUBA Diving and the Environment. Journal of Environmental Management 48:229-248.

Debora. 2003. Dampak Pariwisata terhadap Pencemaran Pantai Losari Kota Makassar. Tesis Pascasarjana IPB. Bogor.

(6)

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2001. Pedoman Umum Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil yang Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat. Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan Sulawesi-Selatan. 2005. Rencana Tata Ruang Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Makassar. Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi-Selatan. Makassar

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Rencana Zonasi Kawasan Pesisir Kota Makassar. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2007. Master Plan Pengembangan Pariwisata di Destinasi Unggulan Kepulauan Spermonde. Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata kerjasama dengan Profesional Delapan Tambah. Jakarta.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi-Selatan. 2010. Gambaran Umum Kepariwisataan Sulawesi- Selatan. Propinsi Sulawesi-Selatan. Makassar. Dowling RK. 1995. Ecotourism, Concept, Design, and Strategy. Journal of

Tourism Recreation Research. 20: 60-65.

Dowling RK. 1997. Ecotourism in Southeast Asia. Journal of Sustainable Tourism 18 (1): 51-57.

Dunn WN. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. (Edisi ke Dua). Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Dunn WN. 1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Dunn WN. 1988. Analisis Kebijakan Publik. Haninditya Graha Widya. Yogyakarta.

Dymond SC. 1997. Indicators of Suitainable Tourism in New Zealand: A Local Goverment Perspective. Journal of Sustainable Tourism 5 (4): 279-292. Eryatno dan Fajar S. 2007. Riset Kebijakan: Metode Penelitian untuk

Pascasarjana. IPB Press. Bogor.

Fandeli C dan Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Yokyakarta.

Farrel TA and Jeffrey LM. 2002. The Protected Area Visitor Impact Managemen (VIM) Framework: A Simplified Process for Making Management Decisions. Journal of Sustainable Tourism 10 (1): 37-51.

(7)

Fark-Fark R, Leonard T, Dietriech DG, Alex R, Agung R. 2006. Identifikasi Pulau-Pulau Kecil bagi Kegiatan Ekowisata di Provinsi Maluku. Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut (P4L). Bogor.

Fauzi A dan S. Anna. 2004. Eknomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Fauzi A dan S. Anna. 2005. Evaluasi Status Keberlanjutan Pembangunan Perikanan: Aplikasi Pendekatan Raffish (Studi Kasus Perairan Pesisir DKI Jakarta). Jurnal Pesisir dan Lautan. Indonesian Journal of Coastal and Marine Resources, 4 (3): 43-55.

Firdaus. 2006. Potensi Wisata Hutan Raya Sangkima di Kawasan Taman Nasional Kutai. Kalimantan Timur. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 1(4): 337-344. Jakarta.

Goodwin RF. 1999. Redeveloping Deteriorated Urban Waterfronts: The Effectiveness of U.S. Coastal Management Programs. Journal Coastal Management 27: 239-269.

Hall CM. 2001. Trends in Ocean and Coastal Tourism: The End of the Last Frointier. Journal of Ocean and Coastal Management 37:429-449.

Hamdiah S. 2004. Kajian dan Kesesuaian Pengembangan Pariwisata Bahari Di Kepulauan Abang Kota Batam. (Tesis). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hasler H and Jorg A. Ott. 2008. Diving Down the Reef? Intensive Diving Tourism Threatens the Reefs of the Northerm Red Sea. Marine Pollution 56(2008):17881794.

Journal Homepage:www.elsevier.com/locate/marpolbul.

Hawkins JP and Roberts CM. 1997. Estimating the Carrying Capacity of Coral Reefs for Scuba Diving. Journal of Biological Conservation 62: 171-178.

Hermawan, 2008. Analisis Pengembangan Kebijakan Pariwisata Indonesia: Suatu Studi Perbandingan Kebijakan Pariwisata Indonesia dengan Singapore dan Malaysia. Jurnal Kepariwisataan Indonesia. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 3 (1): 13-35. Jakarta.

Hermantoro, H. 2009. Pengelolaan Bidang Pariwisata Bahari dalam Pelaksanaan Strategi Adaptasi terhadap Dampak Perubahan Iklim Di Indonesia. Journal Kepariwisataan Indonesia, Kementerian Kebudayaan Pariwisata. Jakarta. 4 (1): 1-11

Hershman MJ, Good JW, Cohen TB, Goodwin RT, Lee V, Pogue P., 1999. The Effectiveness of Coastal Zone Management in the United States. Journal of Coastal Management 27: 113-138.

(8)

Hess AL. 1990. Overview Sustainable Development and Envioremental Management of Small Islands. In Beller, WP d’Ayala and P Hein (eds). Sustainable Development and Envioremental Management of Small Islands. UNESCO, Paris. P.3-14

Hidayah. 2000. Konsep dan Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari. Seawatch Indonesia. BPPT Jakarta.

Hikmat H. 2001. Strategi Pemberdayaan Mayarakat. Bandung: Humaniora Utama Press. Bandung.

Konsolas I. 2002. The Compotitive Advantage of Greece: Aplication of Porter’s Diamond. Ashgate Publications. P. 214.

Kurniawan R. 2010. Sistem Pengelolaan Kawasan Karst Maros-Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan secara Berkelanjutan. Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Lapi ITB. 2007. Studi Pengembangan Model Kemitraan Usaha Pariwisata. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan. Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata. Kementerian Pariwisata RI. Jakarta.

Lewarherilla NE. 2006. Analisis Kebijakan Pengelolaan Kawasan Taman Wisata Teluk Youtefa Jayapura. Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. McElroy JL, B Potter, and E Towle. 1990. Chalenges for Sustainable

Development in Small Caribbean. In Bell, W P d’ Ayala and P Hein (eds). Sustainable Development and Envioremental Management of Small Islands. UNESCO, Paris: P. 299-316.

Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk: Teknik dan Aplikasi. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Marion JL and Leung Y-F. 2001. Trail Resources Impacts and an Examination of Alternative Assesment Techniques. Journal of Park and Recreations Administration 19 (3): 17-37.

Masberg BA and Morales N. 1999. A Case Analysis of Strategies in Ecotourism Development. Journal of Aquatic Ecosystem Healt and Management 2: 289-300.

McCool SF and DW Lime. 2001. Tourism Carrying Capacity: Tempting Fantasy or Usefull Reality? Journal of Sustainable Tourism, 9 (5): 113-138. Minnesota, USA.

Meiyani E, 2004. Pendayagunaan Pengetahuan Lokal bagi Masyarakat Maritim. Jurnal Ilmiah Prospek 29 (3): 35-44. Makassar.

(9)

Mulyanto B.I. 2003. Tentang Pariwisata dan Ekowisata. Artikel. Pikiran Rakyat http://www.pikiranrakyat.org

Nikijuluw VPH. 2001. Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir dan Strategi Pemberdayaan Mereka dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu. Journal Pesisir dan Lautan. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nikijuluw VPH. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. PT Pustaka Cidesindo. Jakarta.

Nurdiyansyah JA dan A Pakpahan. 1998. Manajemen dan Pengembangan Pulau-Pulau Kecil untuk Ekowisata Pesisir. Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Kawasan. TPSA, BPPT, CRMP. USAID.

Nurisyah. 2006. Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata. Bahan Kuliah Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Program Doktor Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Nypah. 2003. Provil Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Makassar. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Makassar kerjasama dengan Pusat Studi Terumbu Karang UNHAS. Makassar.. Parkin D, Dave B, Brett W, Emma S, Helen P. 2000. Providing for a Diverse

Range of Outdoor Recreation Opportunities: A “Micro-ROS” Approach to Planning and Management. Journal Australian Parks and Leisure 2(3): 41-47.

Pearce DG and Kirk RM. 1986. Carrying Capacities for Coastal Tourism. Journal of Enviromental Management 9 (1): 3-7.

Permanasari IK. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Journal Kepariwisataan Indonesia, Kementerian Kebudayaan dan pariwisata. 1(4): 69-82. Jakarta.

Pollinac R, R Pomeroy, L Bunce. 2003. Factors Influencing the Sustainability of Integrated Coastal Management Project in Central Java and North Sulawesi, Indonesia. Journal of Coastal and Marine Resources, Special Edition, No. 1.

Rahmadani. 2005. Sistem Pendukung Kompetensi: Suatu Wacana Struktural, Idealisasi dan Implementasi. Konsep Pengambilan Keputusan. PT Remaja Rosda Karya. Bandung.

Ramli, 2010. Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Wisata Pantai Kota Makassar. Jurnal Kepariwisataan Indonesia. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 5(3): 299-318. Jakarta.

(10)

Rouphael AB and Inglis Gj. 1997. Impacts of Recreational Scuba Diving at Sites with Different Reef Topographies. Journal Biological Concervation 82: 329-336.

Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin: Proses Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. (terjemahan Decision Making for Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World). Pustaka Binaman Presindo. Jakarta. 270 hal.

Santosa. 1997. The Tourist Destination Tourism Practice and Practical, Part II. Tugas Mata Ajaran Ekotursme. Program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sarosa W. 2002. A Framework for the Analysis of Urban Sustainability: Linking Theory and Practice. URDI. Jakarta.

Satria A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. PT Pustaka Cidesindo. Jakarta.

Saveriades A. 2000. Establishing the Social Tourism Carrying Capacity for the Tourist Resorts of The East Coast of The Republic of Cyprus. Journal of Tourism Management 25: 275-283. Pergamon.

Schianetz K, Lydia K, David L. 2007. The Learning Tourism Destination: The Potensial of a Learning Organisation Approach for Improving the Sustainability of Tourism Destinations. Journal of Tourism Managemen 28: 1485-1496.

Sekartjakarini S dan Legoh KN. 2004. Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan. Innovative Development of Eco Awareness (IdeA), Jakarta.

Shirta N. 2005. Kebijakan Pembangunan Pariwisata sebagai Program Unggulan. Majalah Ilmiah Pariwisata No.1 juni. Universitas Udayana. Denpasar.

Sievanen L. 2003. Shifting Communities and Sustainability Implications. Indonesion Journal of Coastal and Marine Resources, Special Edition, No. 1.

Simatupang MP. 1998. Program Transmigran Mendukung Pembangunan Daerah serta Pembangunan Pulau-Pulau Kecil, Terpencil dan Strategis. Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Kawasan. TPSA, BPPT, CMRP USAID. Jakarta.

Simon F, Yeamduan N, Daniel P. 2004. Carrying Capacity in the Tourism Industry: A Case Study of Hengistbury Head. Journal of Tourism Management 25: 275-283. Pergamon.

(11)

Sulekale DD. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Miskin. Jurnal Ekonomi Rakyat. http://www.ekonomirakyat.org

Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Kawasan Pesisir Tropis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suryadi K dan Ramdhani A. 2000. Sistem Pendukung Keputusan: Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. PT Remaja Rosda Karya. Bandung.

Susilo, S.B. 2003. Keberlanjutan Pembangunan Pulau-Pulau Kecil: Studi Kasus Kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tahir A, DG Bengen, dan S.B. Susilo. 2002. Analisis Kesesuaian Lahan dan Kebijalkan Pemanfaatan Ruang Teluk Balik Papan. Jurnal Pesisir dan Lautan, 4(3): 1-16.

Taslim, A. 2009. Akuntabilitas dan Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Terumbu Karang di Selat Lembeh, Kota Bitung. Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Thamrin. 2009.Model Pengembangan Kawasan Agropolitan secara Berkelanjutan di Kawasan Perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia: Studi Kasus Kawasan Perbatasan Kabupaten Bengkawan-Serawak. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Tisdel C. 1996. Ecotourism, Economic and the Environment: Observation from China. Journal of Travel Research 34 (4): 11-19.

Tombielu N, DG Bengen, Nikijuluw VPH, Idris. 2000. Analisis Kebijakan Pengelolaan Terumbu Karang di Kawasan Bunaken dan Sekitarnya, Sulawesi Utara. Journal Pesisir dan Lautan. Volume 3. No. 1.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pelaksanaannya. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

WCDE. 1987. Our Common Future. Osxfod University Press, New Work.

Wilson, S.K., Graham, N.A.J., Prachett, M.S., Jones, G.P., Polunin, N.V.C., 2006. Multiple Disturbances and the Global Degradation of Coral Reefs: Are

(12)

Reef Fishes at Risk or Resilient? Journal of Global Change Biology 12: 2220-2234.

Wong, PP., 1998. Coastal Tourism Development in Southeast Asia: Relevanced and Lessons for Coastal Zone Management. Journal of Ocean and Coastal Management 38: 89-109.

WTO. 2000. Tourism Market Trend. Word Tourism Organization. Routledge, USA and Canada.

Yoeti OA. 1999. Ecotourism, Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Makalah pada Penataran Dosen dan Tenaga Pengajar Bidang Pariwisata se-Indonesia. Direktorat Perguruan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. 23-27 Agustus. Bogor.

Yudaswara. 2004. Kebijakan PengembanganWisata Bahari dalam Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil secara Berkelanjutan: Studi Kasus Pulau Menjangan Kab. Buleleng Bali. (Tesis). Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Seminar Sains Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. FPIK-IPB, 21 Februari. Bogor.

Yusuf M. 2007. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Kawasan Taman Nasional Karimunjawa secara Berkelanjutan. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zhiyong F and Sheng Z. 2009. Research on Psychological Carrying Capaity of Tourism Destination. Chinese Journal of Population 7 (1): 47-50.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai proses terakhir di hari kedua pertemuan, peserta yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil evaluasi kegiatan yang

 pengecatan warna, dan pengecatan clear yang menggunakan teknik pengecatan yang baik dengan memperhatikan jarak semprotan dari spraygun dengan benda

Garvie mengatakan pada Reuters Health, “menghasilkan peningkatan dalam pilihan rejimen pengobatan dan akses terhadap terapi yang lebih manjur untuk anak-anak yang sebelumnya

Apabila tidak ada nama, dipilih nama kampung yang dianggap populer(terkenal), serta mempunyai aksesibilitas (sekolah dan fasilitas umum) terhadap mobilitas antarpermukiman.

2 Jumat Ba’da Ashar Rumah Saifullah Pemurus Permai (Ibu-ibu) 3 Jumat Ba’da Maghrib Masjid As-Salam (Belakang Kantor Samsat) 4 Sabtu Ba’da Maghrib Masjid Al-Haq

Metodologi yang diusulkan menggunakan DTCWT sebagai fitur ekstraksi dan Neural Network sebagai classifier.Metode tersebut dibagi menjadi 2 fase yang dilakukan secara

Kegiatan penutup pembelajaran baca puisi berbasis YouTube, pembelajar (guru) bersama pemelajar (peserta didik) baik secara individu maupun kelompok melakukan

Di antara kedua pengaturan tersebut terjadi kontradiksi, yakni Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun