STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMAKAIAN SABUN PEMBERSIH KEWANITAAN DI PONDOK PESANTREN
AL-MUNAWIR KELAS “SALAFIYAH” KRAPYAK, BANTUL, YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh : DESI 1112005
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemakaian Sabun
Pembersih Kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas “Salafiyah”. Rangkaian penyusuan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Ahli Madya (D-3) di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Kuswanto Hardjo, dr., M., Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Ibu Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Ketua Program Studi D-3 Kebidanan di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
3. Ibu Elvika Fit Ari Shanti, S.ST., M.Kes, selaku dosen pembimbing usulan penelitian yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.
4. Ibu Supiyati, S.ST., M.Kes, selaku dosen penguji usulan penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengkoreksi, san memberikan masukan serta saran terhadap usulan penelitian ini.
5. Kepada pengelola Pondok Pesantren AL-Munawir Yogyakarta yang telah membantu dalam terlaksananya usulan penelitian ini .
6. Kedua Orang Tua, Kakak, dan Adik yang selalu memberikan dukungan do’a dan semangat pada penulis selama penyusunan laporan penelitian.
7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2012 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan memberikan nasihat serta dorongan pada penulis.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahan kebaikan kepada kita semua, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Dengan keterbatasan waktu yang ada penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan masukan yang dapat menjadi koreksi dan perbaikan sangat penulis harapkan.
Yogyakarta, 17 Juni 2015 Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PERSETUJUAN ... iiHALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x INTISARI ... xi ABSTRACK ... xii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Landasan Teori ... 7
1. Pengetahuan ... 7
2. Remaja dan Perkembangannya ... 14
3. Konsep Pembersih Kewanitaan... 18
4. Cara Merawat Organ Intim Kewanitaan ... 23
5. Komposisi Sabun Sirih ... 24
B. Kerangka Teori... 25
C. Kerangka Konsep ... 26
D. PertanyaanPenelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Desain Penelitian ... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
C. Populasi dan Sampel ... 27
D. Variabel Penelitian ... 28
E. Definisi Operasional... 28
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 29
G. Valitidas dan Reliabilitas ... 30
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 31
I. Etika Penelitian ... 32
J. Pelaksanaan Penelitian ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Hasil Penelitian ... 35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
2. Karakteristik Responden ... 36
3. Analisa Hasil Penelitian ... 37
B. Pembahasan ... 40 C. Keterbatasan penelitian ... 44 BAB V PENUTUP ... 45 A. Kesimpulan ... 45 B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 49
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional ……….….. 27 Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner ……….…… 28 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Remaja Putri Berdasarkan Umur …….…. 35 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Remaja Putri Berdasarkan Alamat/Asal ... 35 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Sabun Pembersih Kewanitaan …….…... 36
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pengertian Sabun Pembersih
Kewanitaan ……….… 36
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tujuan Pemakaian Sabun
Pembersih Kewanitaan ……….………... 37
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Pemakaian Sabun
Pembersih Kewanitaan ……….….. 37
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pemakaian Sabun
Pembersih Kewanitaan ……….….. 37
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Cara Merawat Organ Intim
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ...16 Gambar 3.1. Kerangka Konsep ...17
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Hasil Olah Data Lampiran 6. Lampiran Surat Lampiran 7. Foto
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii INTISARI
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMAKAIAN SABUN PEMBERSIH KEWANITAANDI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWIR KELAS SAFIYAH, KRAPYAK, BANTUL, YOGYAKARTA
Desi1 , Elvika Fit Ari Shanti2
Latar Belakang : 75% wanita Indonesia pernah menggunakan cairan sabun pembersih vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis dan dilakukan secara rutin. (Penelitian Septian yang dikutip oleh Sasongko, 2009). Pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan dalam jangka waktu panjang akan timbul pengikisan bakteri baikdan mengakibatkan infeksi genetalia interna maupun eksterna dari keputihan patologis sampai kanker serviks. (Suryandari, dkk 2013).
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang penggunaan sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
Metode Penelitian : Jenis Penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional, sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh 30 remaja putri. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan distribusi frekuensi relatif dan prosentase.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta adalah kategori cukup (63,3%). Tingkat pengetahuan tentang pengertian sabun pembersih kewanitaan kategori baik (46,7%). Tingkat pengetahuan tentang tujuan pemakaian sabun pembersih kewanitaan kategori cukup (40,0%) dan kurang (40,0%). Tingkat pengetahuan tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan kategori cukup (40,0%). Tingkat pengetahuan tentang dampak pemakaian sabun pembersih kewanitaan dalam jangka waktu panjang kategori kurang (53,3%). Tingkat pengetahuan tentang cara merawat organ intim kewanitaan kategori kurang (76,7%).
Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan kategori cukup (63,3%) di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta .
Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Remaja putri, Pemakaian sabun pembersih kewanitaan
1Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
THE LEVEL OF KNOWLEDGE YOUNG WOMEN ABOUT USING FEMININITY CLEANING SOAP AT PONDOK PESANTREN AL-MUNAWIR CLASS SALAFIYAH, KRAPYAK, BANTUL, YOGYAKARTA
Desi1, Elvika Fit Ari Shanti2
Background: 75% of Indonesian women have ever used femininity liquid cleaning soap that was became the part of self hygiene for women and used regularly. (Researched by Septian and cited by Sasongko, 2009). Using femininity cleaning soap for a long time would cause erosion of good bacteria and might cause genital infections internal and external of pathological vaginal discharge diseases even cervical cancer. (Suryandari and friends 2013).
Purpose of Reseach: To know the level of knowledge of young women about using femininity cleaning soap at Pondok Pesantren AL-Munawir class Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
Method of Reseach: The kind of this research is quantitative descriptive approach Cross Sectional method. Samples were taken by using Total Sampling technique who reached from 30 young women. Instrument of research is questionnaire and result of research analyzed relativity distribution frequency and percentage.
Result of Reseach: Level of knowledge of young women about using femininity cleaning soap at Pondok Pesantren AL-Munawir class Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta are enough category (63,3%). level of knowledge of young women about femininity cleaning soap good category (46,7%). Level of knowledge of young women about purpose of using femininity cleaning soap enough category (40,0%) and less (40,0%). Level of knowledge of young women about benefit of using femininity cleaning soap enough category (40,0%). Level of knowledge of young women about effect of using femininity cleaning soap less category (53,3%). Level of knowledge of young women about how to treat their femininity organ less category(76,7%).
Conclusion: Level of knowledge of young women about using femininity cleaning soap less (63,3%) at Pondok Pesantren AL-Munawir class Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
Key words: Level of Knowledge, Young women, Using Femininity Cleaning Soap.
1Student DIII Midwifery school of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Lecturer DIII Midwifery school of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangIndonesia merupakan negara berkembang yang masih banyak menghadapi masalah di bidang kesehatan. Menurut WHO (World Health Organization) hampir seluruh wanita dan remaja pernah mengalami keputihan 60 % pada remaja (15-22 tahun) dan 40% pada wanita (23-45 tahun). Sedangkan menurut penelitian ternyata wanita Indonesia yang pernah mengalami penyakit ini sangat besar, 75% wanita Indonesia pasti mengalami keputihan minimal 1 kali dalam hidupnya. (Suryandari, dkk 2013)
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina diluar kebiasaan, baik berbau maupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Keputihan yang abnormal bisa disebabkan oleh infkesi/peradangan yang terjadi karena mencuci vagina dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, adanya benda asing didalam vagina, dan celana yang tidak menyerap. (Kusmiran, 2014)
Banyak perempuan Indonesia membersihkan vagina mereka dengan cairan pembersih (antiseptic) agar terbebas dari bakteri penyebab keputihan. Mereka berfikir vagina yang kesat adalah vagina yang sehat, padahal hal itu justru membunuh bakteri laktobacilus yang berguna untuk menjaga keasaman vagina. Sehingga, masalah keputihan yang dialami oleh remaja maupun wanita usia subur di Indonesia, sangat banyak pilihan produk pembersih vagina dipasaran bahkan, setiap hari bermunculan iklan yang menawarkan khasiat ampuh produk pembersih vagina itu. (Suryandari, DF, dkk 2013)
Menurut Febriyansyah, 2013 pentingnya menggunakan sabun pembersih vagina ini bisa mengurangi keputihan yang dialami oleh sebagian kalangan remaja, tetapi alangkah baiknya menggunakan produk yang mampu mempertahankan lactobacillus. Lactobacillus adalah salah satu jenis kuman yang menyebabkan asam basa vagina menjadi netral dan menjadi pH alami. Tetapi jika
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
organ kewanitaan tidak bermasalah, tidak basah, tidak berair, dicuci dengan air biasa yang steril itu justru lebih aman.
Hasil data penelitian Septian 2009, tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukan 75% wanita di Indonesia pernah menggunakan cairan pembersih dalam vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis mereka yang dilakukan secara rutin. Bahkan yang biasa digunakan adalah (51%) sabun dan (18%) pembersih cairan dengan merk terkenal.
Pembersih kewanitaan umumnya mengandung banyak senyawa kimia seperti kandungan Petroleum, Syntetic Cheminal, dan Petrocheminal (chemicals hamful) yang dapat merusak kulit dan lingkungan. Jika pemakaian sabun yang terus menerus semakin mengikis bakteri doderlyne (bakteri baik) dan bakteri lain semakin mudah masuk ke liang vagina. Kalau hal ini terus terjadi menyebabkan radang pinggul, infeksi genetalia bahkan salah satu pemicu kanker serviks. (Suryandari, DF, dkk 2013)
Membersihkan daerah kewanitaan yang terbaik adalah membasuh dengan air bersih. Satu hal yag harus diperhatikan dalam membasuh daerah kewanitan yaitu dengan membasuhnya dari arah depan kebelakang. Apabila kita menggunakan sabun untuk membersih daerah intim kita, sebaiknya menggunakan sabun yang lunak dengan pH 3.5 misalnya sabun bayi yang biasanya berpH netral dan hindari penggunaan Vagina Douche/cairan pembersih karena bisa mengubah pH vagina. (Suryandari, DF, dkk 2013)
Pentingnya peran seorang bidan atau tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya flour albus dapat dilakukan dengan memberikan konseling yaitu menjaga kebersihan daerah genetalia kedalam, membersihkan derah genetalia dari depan ke belakang. Jangan menggunakan daun sirih sebagai obat untuk keputihan, karena daun sirih memang mengandung bakteri yang tidak bisa mati hanya dengan pemanasan sekian derajat, jangan menggunakan celana dalam dan celana jeans yang sangat ketat sehingga mengganggu kelembaban di daerah kwanitaan.Vagina dapat berpengaruh pada perubahan kelembaban vagina dan memicu keputihan. (Suryandari, DF, dkk 2013)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 31 januari 2015 di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas Salafiyah Krapyak, Bantul, Yogyakarta, terdapat 30 (100%) remaja putri di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas “Salafiyah”. Hasil wawancara kepada 15 (50%) remaja putri, 8 (26,6%) putri tidak mengerti akibat yang muncul jika menggunakan sabun pembersih kewanitaan dalam jangka waktu panjang dan menganggap sabun pembersih kewanitaan dapat mencegah vagina dari infeks/alergi, 5 (16,6%) selalu menggunakan sabun pembersih kewanitaan jika sedang keputihan, 2 (6,6%) putri tidak pernah menggunakan sabun pembersih dan mengerti sabun pembersih kewanitaan tidak baik untuk kesehatan vagina. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penggunaan Sabun Pembersih Kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas Salafiyah ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Pemakaian Sabun Pembersih Kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas Salafiyah?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tetang penggunaan sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Miunawir kelas “Salafiyah” Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengetahuan remaja tentang pengertian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas “Salafiyah” Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
b. Diketahuinya pengetahuan remaja putri tentang tujuan pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas
“Salafiyah” Yogyakarta.
c. Diketahuinya pengetahuan remaja putri tentang manfaat penggunaan pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas “Salafiyah” Yogyakarta.
d. Diketahuinya pengetahuan remaja putri tentang dampak/akibat pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas “Salafiyah” Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi tentang perawatan area kewanitaan pada remaja putri dan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan mengenai pemakaian sabun pembersih kewanitaan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan mahasiswa terutama yang berhubungan dengan penggunaan sabum pembersih kewanitaan.
b. Bagi Pondok Pesantren AL-Munawir kelas “Salafiyah”
Sebagai masukan dan tambahan pengetahuan tentang sabun pembersih kewanitaan dan dapat di informasikan atau di konselingkan untuk remaja putri yang ada di Pondok Pesantren.
c. Bagi remaja putri
Menambah informasi dan pengetahuan kepada para remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No Nama/Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan/Perbeda an
1 Bagus Sasongko (2010)
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri dalam Menggunakan Cairan Pembersih Genetalia Desain penelitian kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan pengolahan data menggunakan deskriptif dengan prosentase. Dari 51 responden (100%) di dapatkan: - Kurang Baik : 26 responden (50,98%) - Cukup Baik : 15 responden (29,41%) - Baik : 8 responden (15,69%)
- Tidak baik : 2 responden 93,92%)
Persamaan: variabel penelitian,
intrument penelitian dan teknik analisis data. Perbedaan: teknik pengambilan sampel dan lokasi penelitian
2 Dyah Fitria
Suryandari dan Zulfa Rufaida, s.Keb.Bd (2012) Hubungan pemakaian sabun pembersih kewanitaan dengan terjadinya keputihan pada wanita usia subur di Desa Karang Jeruk Kecamatan Jatirego Kabupaten Mojokerto Desain penelitian : obervasi analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dipilih dengan probability sampling dengan teknik pengambilan sampel secara culster sampling. Instrumen Pengumpulan Data Alat ukur yang digunakan berupa chek list yang diberikan kepada responden dengan jenis pertanyaan tertutup (closed ended) yang terdiri dari 7 pertanyaan Dependent dan 8 pertanyaan Independent.
Ada hubungan antara pemakaian sabun pembersih kewanitaan dengan
terjadinya keputihan. Dari hasil uji Chi-Square dengan
tingkat kemaknaan α = 0,05
di dapatkan hasil P=0,01 untuk pemakaian sabun pembersih kewanitaan dengan terjadinya keputihan karena nilao P=0,01<0,05
sehingga H0 ditolak dan Hα
diterima sehingga ada hubungan antara pemakaian sabun pembersih kewanitaan dengan terjadinya keputihan pada wanita usia subur
Persamaan : tidak ada Perbedaan : tema penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik analisis data, teknik pengambilan sampel dan lokasi penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
3 Khusnul Hanifah Sari Susanti (2010) Hubungan Cara Menjaga kebersihan Daerah Kewanitaan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri di SMA N 1 Temon Kulon progo tahun 2010
Desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik komputerisasi dengan program komputer.
Adanya hubungan menjaga kebersihan daerah
kewanitaan dengan kejadian keputihan. Dari 21 (100%) remaja putri sebanyak 16 (76,9%) putri tidak paham dengan pengaruh dari menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan kejadian keputihan. Persamaan : intrumen penelitian. Perbedaan : tema penelitian, variabel penelitian, teknik pengambilan sampel dan lokasi penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pondok Pesantren AL-Munawir, Krapyak, Bantul, Yogyakarta di dirikan pada tahun 1987 oleh Alm.K.H. Zainal Abidin Munawir.Lokasi atau tempat Pondok Pesantren kira-kira 3 km di sebelah Utara Puskesmas Krapyak dan di sebelah Selatan Rumah Sakit Umum Patma Suri.Pondok pesantren yang di dirikan oleh Alm.K.H. Zainal Abidin Munawir ini berdiri sendiri dan tidak ada kerjasama dengan organisasi apapun.
Pondok Pesantren AL-Munawir terdapat 5 komplek bangunan yaitu komplek R, Q, T, AB, dan L. Ada 7 kelas di setiap kompleknya kelas I’dad, kelas Awal, kelas Tsani, kelas Tsalis, kelas Khomis, kelas Paska dan Salafiyah. Umtuk kelas Salafiyah yang saya ambil berada di komplek R. Komplek R ini di pimpin oleh ibu Nyai Hj Ida Fatimah Zaenal M.si yang tidak lain adalah istri Alm. K.H. Zainal Abidin Munawir.
Di komplek R kelas Salafiyah ini adalah kelas khusus menghafal Al-Quran dan para santri tidak mendapatkan pendidikan tentang kesehan reproduksi, terdapat 4 ruang kelas yang digunakan untuk belajar mengajar dan di bantu 3-5 Ustazah dan 2 Ustad. Di setiap kelas yang ada di Pondok Pesantren terdapat 25-35 santri yang sedang menempuh pendidikan keagamaan.
Setiap komplek terdapat asrama santri, dan para santri tinggal di asrama yang sudah di sediakan oleh Pondok Pesantren.Terdapat 5-6 kamar di setiap komplek dan 1 kamar di isi 6-8 santri.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
36
2. Karakteristik Responden
Hasil Penelitian terhadap karakterisitk remaja putri di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta disajikan pada table berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Remaja Putri Berdasarkan Umur di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta
Umur Frekuensi Persentase ( % )
17 tahun 10 33.3
18 tahun 8 26.7
19 tahun 9 30.0
20 tahun 3 10.0
Jumlah 30 100
(Sumber : Data primer, 2015)
Berdasarkan tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden menunjukan sebagian besar responden penelitian adalah berumur 17 tahun sebanyak 10 orang (33.3%).
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Remaja Putri Berdasarkan Alamat/Asal di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta
Alamat Frekuensi Persentase (%)
Yogyakarta 7 23.3
Luar Yogyakarta 23 76.6
Jumlah 30 100
(Sumber : Data Primer, 2015)
Berdasarkan tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Responden menunjukan sebagian besar responden penelitian adalah berasal dari luar Yogyakarta sebanyak 23 orang (76.6%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
37
3. Analisa Hasil Penelitian
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Pemakaian Sabun Pembersih Kewanitaan
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Pemakaian Sabun Pembersih Kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 0 0
Cukup 19 63.3
Kurang 11 36.7
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.3. diketahui pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta sebagian besar adalah kategori cukup sebanyak 19 orang (63,3%).
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Pengertian Sabun Pembersih Kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawri kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 14 46.7
Cukup 11 36.7
Kurang 5 16.7
Jumlah 30 100
Berdasarkan table 4.4. diketahui pengetahuan remaja putri tentang pengertian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta sebagian besar adalah kategori baik sebanyak 14 orang (46.7%).
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Tujuan Sabun Pembersih Kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 6 20.0
Cukup 12 40.0
Kurang 12 40.0
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.5. diketahui pengetahuan remaja putri tentang tujuan pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta sebagian besar adalah kategori cukup dan kurang sebanyak 24 orang (80%).
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Manfaat Sabun Pembersih Kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 8 26.7
Cukup 12 40.0
Kurang 10 33.3
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.6. diketahui pengetahuan remaja putri tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta sebagian besar adalah katergori cukup sebanyak 12 orang (40%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak Sabun Pembersih Kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 4 13.3
Cukup 10 33.3
Kurang 16 53.3
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.7. diketahui pengetahuan remaja putri tentang dampak pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta sebagian besar adalah kategori kurang sebanyak 16 orang (53.3%).
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Cara Merawat Organ Intim Kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 2 6.7
Cukup 5 16.7
Kurang 23 76.7
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.8. diketahui pengetahuan remaja putri tentang cara merawat organ intim pada kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta sebagian besar adalah kategori kurang sebanyak 23 orang (76.7%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
B. Pembahasan
1. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta adalah kategori cukup (63,3%).
Pengetahuan remaja putri yang cukup tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan karena dipengaruhi oleh faktor umur, karena sebagian besar umur berada pada umur 17 tahun yaitu 10 orang (33,3%). Menurut Notoadmojo (2012) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur. Semakin bertambahnya umur akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki dan bagaimana cara mendapatkan informasi tersebut. Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik.
Dilihat dari asal remaja putri sebagian besar adalah berasal dari luar Yogyakarta sebanyak 23 orang (76,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bagus Sasongko (2012) yaitu kurang baik (50,9%) bahwa lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut karena semakin terpencil suatu daerah semakin berpengaruh terhadap informasi yang didapatkan misalnya dari segi sosial budaya asal remaja putri yang mempunyai kebiasaan atau tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk dan dari segi sumber informasi jika seseorang yang memiliki sumberi informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan yaitu media masa, teman sebaya, media sosial dan lingkungan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
2. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian sabun pembersih kewanitaan
Hasil analisis dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putri tentang sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta sebagian besar adalah kategori baik sebanyak 14 orang (46,7%). Pengetahuan yang baik tentang pengertian sabun pembersih kewanitaan karena dipengaruhi faktor jenis kelamin bahwa sabun pembersih kewanitaan adalah sabun yang digunakan untuk membersihkan daerah kewanitaan. Dalam penelitian ini terdapat 5 responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pengertian sabun pembersih kewanitaan item pertanyaan terbanyak yang tidak terjawab adalah item nomor 4 yaitu sabun pembersih kewanitaan adalah cairan yang cocok dengan organ intim kewanitaan. Menurut (Suryandari, 2013) pembersih kewanitaan pada umumnya mengandung banyak senyawa kimia seperti kandungan petroleum, syntetic cheminal dam petrocheminal (chemicals hamful) yang dapat merusak kulit dan lingkungan.Membersihkan daerah kewanitaan yang terbaik adalah membasuh dengan air bersih. Satu hal yang harus diperhatikan dalam membasuh daerah kewanitaan yaitu dengan membasuhnya dari arah depan ke belakang. Menurut (Topp, E 2006) sabun pembersih kewanitaan akan membunuh bakteri normal yang sehat yang mencegah bakteri pathogen masuk ke dalam vagina dan juga akan mengganggu pH didalam vagina anda, menyuburkan bakteri jahat sehingga tumbuh diluar proporsi normal dan menimbulkan gejala klinis. Apabila kita menggunakan sabun untuk membersihkan daerah intim kita, sebaiknya gunakan sabun yang lunak dengan pH 3,5 sesuai dengan keasaman dari lingkungan vagina kita.
Sabun pembersih organ kewanitaan adalah cairan yang digunakan seminggu sekali atau bila perlu saja dan sabun pembersih kewanitaan sebaiknya digunakan saat organ kewanitaan tidak bermasalah seperti keputihan dan bau tidak sedap.Sabun pembersih kewanitaan adalah cairan yang digunakan dalam proses pembersihan vagina. (Suryandari, dkk 2015)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
3. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang tujuan pemakaian sabun pembersih kewanitaan.
Pengetahuan remaja putri tentang tujuan pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta adalah kategori cukup 12 orang (40%) dan kurang 12 orang (40%). Pengetahuan yang cukup tentang tujuan sabun pembersih kewanitaan karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan teman sebaya yang masih kurang mengerti dari tujuan penggunaan sabun pembersih kewanitaan. Hal ini ditunjukkan remaja putri kurang mampu menyebutkan tujuan dari pemakaian sabun pembersih kewanitaan. Dalam penelitian ini terdapat 6 reponden yang memiliki pengetahuan baik, item pertanyaan terbanyak yang tidak terjawab adalah nomor 6 yaitu tujuan pemakaian sabun pembersih kewanitaan untuk membersihkan semua bakteri yang ada di organ intim kewanitaan (vagina). Tujuan dari pemakaian sabun pembersih kewanitaan adalah untuk menghilangkan rasa gatal pada organ intim kewanitaan akibat dari keputihan, bau tidak sedap karena stress yang dialami oleh remaja putri dan dianjurkan sebaiknya menggunakan sabun pembersih kewanitaan yang memiliki kandungan pH 3.5 dan digunakan setelah menstruasi atau paling tidak 1 bulan sekali. (Suryandari, dkk.2015).
4. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan
Pengetahuan remaja putri tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta adalah kategori cukup (40,0%). Pengetahuan yang cukup tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan pada remaja dipengaruhi oleh faktor pendidikan remaja putri yang hanya belajar tentang pendidikan agama. Hal ini ditunjukkan remaja putri kurang mampu menjelaskan manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan. Dalam penelitian ini terdapat 10 responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan, item pertanyaan terbanyak yang tidak terjawab oleh responden adalah item nomor
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
12 yaitu manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan dapat mencegah infeksi pada daerah kewanitaan. Manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan sebenarnya bukan untuk mencegah infeksi pada daerah kewanitaan melainkan dapat mengurangi rasa gatal pada daerah kewanitaan yang diakibatkan oleh keputihan, membuat organ kewanitaan menjadi bersih, kesat dan harum, tapi digunakan bila perlu saja atau sesekali jika mengalami keluhan pada organ kewanitaan. (Suryandari, dkk 2013)
5. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak pemakaian sabun pembersih kewanitaan.
Pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta adalah kategori kurang (53.3%). Faktor yang mempengaruhi yaitu sumber infomasi yang kurang tentang dampak pemakaian sabun pembersih kewanitaan. Remaja putri berfikir pemakaian sabun pembersih kewanitaan dapat digunakan sehari-hari untuk terbebas dari keputihan dan bau tidak sedap pada organ kewanitaan tanpa berfikir dampak jangka panjang pemakaian sabun pembersih kewanitaan itu sendiri adalah dapat membunuh bakteri baik dan mengikis bakteri doderlyne dan bakteri lain akan semakin mudah masuk keliang vagina. Kalau hal itu terus terjadi dapat ,menyebabkan radang pinggul, bahkan salah satu pemicu kanker serviks. (Suryandari, 2013).
6. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang cara merawat organ intim kewanitaan.
Pengetahuan remaja putri tentang cara merawat organ intim kewanitaan adalah kategori kurang (76.7%). Faktor yang mempengaruhi yaitu kebiasaan remaja putri yang sulit diubah misal habis buang air kecil tidak di keringkan dengan handuk atau tisu sampai kering, dan dibiarkan mengering dengan sendirinya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah sumber informasi yang kurang tentang cara merawat organ intim kewanitaan yang baik dan benar. Pengetahuan remaja putri yang baik tentang cara merawat organ intim kewanitaan menunujukan remaja putri telah dapat mengaplikasikan cara merawat organ intim kewanitaan. Item terbanyak yang tidak terjawab adalah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
item nomor 27 setiap selesai BAK dan BAB dibiarkan saja mengering sendiri tanpa di lap menggunakan tisu atau handuk khsusus.Seharusnya selesai atau setelah BAB atau pun BAK sebaiknya di lap menggunakan handuk bersih atau lap khusus bisa juga menggunakan tisu secara searah dan 1 kali dari depan ke belakang (anus) sampai kering. Cara merawat organ intim kewanitaan yang tidak baik dan benar dapat mempengaruhi kesehatan organ intim kewanitaan.(Kusmiran, 2014).
C. Keterbatasan Penelitian
1. Beberapa remaja putri yang tidak memperhatikan saat diberikan penyuluhan tentang sabun pembersih kewanitaan.
2. Diharapkan peneliti tidak hanya melakukan penelitian deskriptif kuantitatif, tetapi juga dapat melakukan penelitian deskriptif kualitatif, observasi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan dikategorikan cukup (63,3%) di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta
2. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian sabun pembersih kewanitaan dikategorikan baik (46,7%) di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
3. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang tujuan pemakaian sabun pembersih kewanitaan di kategorikan cukup (40%) dan kurang (40%) di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
4. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan di kategorikan cukup (40%) di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
5. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak pemakaian sabun pembersih kewanitaan di kategorikan kurang (53,3%) di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
6. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang cara merawat organ intim kewanitaan di kategorikan kurang (76,7%) di Pondok Pesantren Al-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
B. Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan mahasiswa terutama yang berhubungan dengan penggunaan sabum pembersih kewanitaan.
2. Bagi Pondok Pesantren AL-Munawir kelas “Salafiyah”
Pondok Pesantren Putri Krapyak, Bantul, Yogyakarta diharapkan dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja berkaitan dengan pembersih kewanitaan untuk remaja putri khusunyapengetahuan yang masih dalam kategori kurang seperti pemakaian sabun pembersih kewanitaan dan cara merawat organ intim kewanitaan yang baik dan benar sehingga remaja putri dapat memperoleh tambahan pengetahuan tentang
3. Bagi remaja putri di Pondok Pesantren kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta.
Remaja putri hendaknya lebih cermat dalam memilih sabun pembersih kewanitaan dan lebih aktif untuk mencari informasi tentang sabun pembersih kewanitaan melalui media massa, media elektronik, buku-buku kesehatan reproduksi wanita atau melakukan konseling kepada tenaga kesehatan, sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan yang luas.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M and Asrori, M. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta didik. PT Bumi Aksara : Jakarta
Ariani. 2014. Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan kan Kesehatan Repoduksi. Nuha Medika : Yogyakarta
Indriyani, R, dkk. 2012 Jurnal Kesehatan “Wiraja Medika”, Hubungan Personal
Hygiene dengan kejadian Keputihan pada Siswa MA AL-Hikmah. pp.70 Kusmiran, Eny. 2014. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :
Salemba Medika.
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Maytasari, G, 2010. Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau, Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan Resik-V Sabun Sirih Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Secara IN VITRO. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Perpustakaan.uns.ac.id
Nansley, DM., Nuggaol, E., and Wongkar D. 2013 ejurnal Keperawatan (e-Kp), Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Alat Genetalia Dengan Kejadian Keputihan di SMA Negri 2 Pineleng. Volume 1(1), 2.
Notoadmodjo, Seokidjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
Pujiatna, AM. 2008. Ekspresi HSV-1 dan Ekspresi HPV pada Karsinoma Skuamosa Seruller Uteri. Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. ALFABETA, cv : Bandung
Sutanti, 2010. Hubungan Cara Menjaga Kebersihan Daerah Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan (LEUKORA) pada Remaja Putri di SMA Temon Kulon Progo. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Suryandari, DF, dkk. 2013 Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit, Hubungan Pemakaian Sabun Pembersih Kewanitaan Dengan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
Terjadinya Keputihan pada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Karang Jeruk Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto.Volume 5.(1) pp.32 Triyani, Risna dkk. 2013 Jurnal Ilmiah Kebidanan. Hubungan Pemakaian
Pembersih Vagina dengan kejadian Keputihan Pada Remaja Putri. Volume 4(1) pp.4
Wulandari, A dkk. 2011. Cara Jitu Mengatari Nyeri Haid. C.V ANDI OFFSET : Yogyakarta
Zubier, Farida dkk. 2010 Artikel Kesehatan. Efikasi Sabun Ekstrak Sirih Merah dalam Mengurangi Gejala Keputihan Fisiologis. Maj Kedokteran Indon. Volume 60.(1) pp.14