• Tidak ada hasil yang ditemukan

gagal ginjal kronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "gagal ginjal kronik"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

O L E H : S H E L L A R I A N A 1 1 O . 2 0 0 6 . 2 4 7 P E M B I M B I N G : D R . E N Y A M B A R WAT I , S P. P D

a a a

(2)



á Gagal ginjal kronik adalah kegagalan fungsi ginjal (unit

nefron) atau penurunan faal ginjal yang menahun dimana

ginjal tidak mampu lagi mempertahankan lingkungan

internalnya yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan menetap sehingga mengakibatkan penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) berakibat ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan dan pemulihan fungsi lagi yang menimbulkan respon sakit

(3)



a

`umlah penderita Gagal Ginjal Kronik terus meningkat dan

(4)

a

á Penyebab gagal ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat

dibagi dalam 2 kelompok :

|

a. Penyakit ginjal primer :

o Glomerulonefritis o Mielonefritis

o Ginjal Polikistik o TBC ginjal

b. Penyakit ginjal sekunder :

o Nefritis lupus o Nefropati

o Amilordosis ginjal o Poliarteritis nodusa

o Sklerosis sistemik progresif o Gout

(5)

a

p

o Pembesaran prostat o Batu saluran kemih o Refluks ureter

o Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan

infeksi yang berulang dan nefron yang memburuk

o Obstruksi saluran kemih

o Destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang

lama

(6)

a

› › ›

(7)

a

Õ

Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antara 40%-75%). Tahap inilah yang paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada

tahap ini penderita belum merasakan gejala-gejala dan

pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan memberikan beban kerja yang berat, seperti tes pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan test GFR yang teliti.

(8)

Õp

Insufisiensi ginjal (faal ginjal antara 20%-50%). Pada tahap ini penderita dapat melakukan tugas-tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjal menurun. Pada stadium ini pengobatan harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan cairan,

kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan

pemberian obat-obatan yang bersifat mengganggu faal ginjal. Bila langkah-langkah ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita masuk ketahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal.

(9)

á Õ

á Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10%). Semua gejala

sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tidak dapat melakukan tugas sehari-hari sebagaimana mestinya. Gejala-gejala yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang, sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang-kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadium akhir timbul pada sekitar 90% dari massa nefron telah hancur. Nilai GFRnya 10% dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml/menit atau kurang

(10)
(11)

a

á Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes

mellitus, infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperuricemia, Lupus Eritomatosus Sistemik (LES), dan lain lain.

á Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia,

mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan (6

6 ), neuropati perifer, pruritus, , perikarditis,

kejang-kejang sampai koma.

á Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia,

osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik,

(12)

a

á Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya

á Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan

kreatinin serum, dan penurunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar kreatinin serum saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal.

á Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar

hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiperkalemia atau

hipokalemia, hiperkloremia atau hipokloremia,

hiperfosfatemia, asidosis metabolik.

á Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria, dan

(13)

a



a

á Foto polos abdomen, bisa tampak batu radioopaque.

á Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras sering

tidak bisa melewati filter glomerolus, di samping kekhawatiran terjadinya pengaruh toksik oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan.

á Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan sesuai indikasi. á Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang

mengecil, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, dan kalsifikasi.

á Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi dikerjakan bila

(14)



a

á Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dilakukan pada

pasien dengan ukuran ginjal yang masih mendekati normal, dimana diagnosis secara noninvasif tidak bisa ditegakkan. Pemeriksaan histopatologi ini bertujuan untuk mengetahui etiologi, menetapkan terapi, prognosis, dan mengevaluasi hasil terapi yang telah diberikan.

(15)

1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya

2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid ( )

3. Memperlambat pemburukan ( ) fungsi ginjal

4. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskuler

5. Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi

6. Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal

(16)

a

á Pemakaian obat antihipertensi, disamping bermanfaat untuk

memperkecil resiko kardiovaskuler juga sangat penting untuk

memperlambat perburukan kerusakan nefron dengan

mengurangi hipertensi intraglomerolus dan hipertrofi

glomerolus. Beberapa studi membuktikan bahwa,

pengendalian tekanan darah mempunyai peran yang sama

pentingnya dengan pembatasan asupan protein, dalam

memperkecil hipertensi intraglomerolus dan hipertrofi

glomerolus. Disamping itu, sasaran terapi farmakologis sangat terkait dengan derajat proteinuria.

(17)

á 1. Gagal ginjal kronik adalah kegagalan fungsi ginjal (unit

nefron) atau penurunan faal ginjal yang menahun dimana

ginjal tidak mampu lagi mempertahankan lingkungan

internalnya yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan menetap sehingga mengakibatkan penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) berakibat ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan dan pemulihan fungsi lagi yang menimbulkan

respon sakit yang mempunyai kriteria kerusakan ginjal (

) yang terjadi lebih dari 3 bulan dan laju filtrasi

glomerolus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3

(18)

á 2. Penyakit Gagal Ginjal Kronik dibagi menurut keperluan

klinis menjadi 2, yaitu Penyakit Parenkim Ginjal dan Penyakit Ginjal Obstruktif.

3. Pendekatan diagnosis Gagal Ginjal Kronik dilihat dari gambaran klinis, gambaran laboratorium, gambaran radiologis, dan biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal.

(19)

4. Penatalaksanaan penyakit Gagal Ginjal Akut dibagi menjadi :

á Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya

á Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid

( )

á Memperlambat perburukan ( ) fungsi ginjal

á Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular á Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi

á Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Bila tidak ada penambahan harga masuk (Rp 0,-) diduga jumlah kunjungan per tahun sebesar 409 orang dengan nilai total ekonomi ekowisata di kawasan TNDS adalah nilai yang

Populasi penelitian adalah seluruh orang tua yang mempunyai anak yang berusia 6 bulan dibawah 1 tahun yang diberikan ASI Ekslusif yang tinggal dengan mertua dan

Dalam makalah ini akan dibahas tara proses hidridasi logam paduan U- Th-Zr sedemikian rupa sehingga logam paduan padat tidak hancur menjadi serbuk yang diakibatkan

Jenis tanaman berperawakan rendah di pekarangan Kecamatan Teluknaga, Citeureup dan Pacet ( K = konstansi keterdapatan ) No. Cabe besar Pandan wangi Belitung Panglai Opiopogon

ritual Dayango sudah menjadi tradisi pada masyarakat yang ada di Desa Dulupi. Ritual Dayango ini juga dapat membangkitkan rasa aman bagi setiap. warga masyarakat, karena

Menurut Robins (2001) dalam Setyawan (2009) bahwa kepuasan kerja merupakan ungkapan rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang timbul dari karyawan dalam

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata komitmen organisasional karyawan kelompok pria sebesar 4,0392 , sedangkan responden kelompok wanita nilai rata-

Bisa mengambil harga data terkecil atau yang lebih kecil dengan syarat selisihnya harus kurang dari harga panjang kelas yang