• Tidak ada hasil yang ditemukan

trikotilomania

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "trikotilomania"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur di panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmatdan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun referat berjudul Trichotillomania ini tepat pada waktunya.

Setinggi-tinggi terima kasih di atas bimbingan Dr.Dan Hidayat, Sp. KJ (K)sepanjang penulis menjalani kepaniteraan ini.Referat ini disusun dan dibuat berdasarkan materi

materi yang diambil dari sumber yangdipercayai. Materi –

materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan doktermuda dalam mempelajari secara lebih mendalam.Dalam penulisan referat ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik padateknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itukritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatanreferat ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihakyang telah membantu dalam penyusunan referat ini.Akhir kata, semoga referat ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.Jakarta, November 2013Penulis

(2)

BAB IPENDAHULUAN

Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai dengankegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala, alis, bulu mata, ketiak, pubis) yang didahuluidengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa puasa atau lega setelahnya. Kegiatan iniditandai dengan adanya kerontokan rambut yang mencolok dan tidak disebabkan oleh kelainankulit kepala atau rambut lain atau kegiatan stereotipi yang lain.

1,2

Trikotilomania telah dikenal sejak hamper dua abad yang lalu dan istilah trikotilomaniaitu pertama kali oleh ahli kulitasal Prancis François Henri Hallopeau.

3,4

Penyakit ini dapatdikategorikan berdasarkan onset menjadi: pra-sekolah, pra-remaja, dewasa muda, dewasa.

5

Dari klasifikasi tersebut didapatkan perbedaan gejala dan respon terapi dimana pada pasien pra-sekolah dan dewasa muda memiliki kebiasaan menarik rambut otomatis dan tanpadisadari serta memiliki respon yang baik terhadap pengobatan konservatif. Pada pasien dewasa biasanya memiliki kecenderungan menarik rambut sebagai bentuk dari focus penderita terhadapkebiasaan tersebut, sebagai bagian rutinitas yang disadari termasuk dalam memilah jenis rambuttertentu untuk dicabuti misalnya yang memiliki ujung bulat dan pipih, yang kasar ataupun karenaletaknya yang salah.

4,5

Jumlah pasien yang mengalami trikotilomania di masyarakat secara relatif masih sedikityang diketahui. Secara klinis, mencabut-cabut rambut yang cocok dengan kriteria trikotilomaniaditemukan pada 0.6%-3.9% mahasiswa yang disurvei. Penelitian lain menunjukkan perbedaan

tingkat trikotilomania dalam pengobatan ditemukan 4.4% pada pasien psikiatri yang rawat inapdan 4.6% pada pasien gangguan obsesif-kompulsif.

3

(3)

BAB IIISI 1.

DEFINISI

Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai dengankegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala, alis, bulu mata, ketiak, pubis) yangdidahului dengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa puasa atau lega setelahnya.Kegiatan ini ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang mencolok dan tidakdisebabkan oleh kelainan kulit kepala atau rambut lain atau kegiatan stereotipi yang lain.

1,2 2.

ETIOLOGI

Meskipun dianggap ditentukan oleh banyak hal, onsetnya dihubungkan pada situasiyang penuh stress. Gangguan hubungan ibu dan anak, rasa takut ditinggal sendirian dankehilangan objek yang belum lama seringkali dinyatakan sebagai factor penting yang berperan dalam gangguan ini. Penyalahgunaan zat mungkin mendorong perkembangangang guan.

4

Dinamik depresif sering dinyatakan sebagai factor predisposisi tetapi tidak ada cirriatau gangguan kepribadian tertentu atau yang khas pada pasien trikotillomania. Beberapa ahlimelihat stimulasi terhadap diri sendiri merupakan tujuan utama perilaku mencabut rambut.Trikotilomania semakin sering dipandang memiliki substrat yang ditentukan secara biologis yang dapat mencerminkan aktivitas motorik yang dikeluarkan dengan tidak tepat. Teori biologi juga mengacu pada perbedaan metabolic dalam sistem serotonin dan opioid.

Anggota keluarga pasien dengan trikotilomania sering memiliki riwayat “tic, gangguan

pengendalian impuls, dan gangguan obsesif kompulsif, yang lebih menyokong lagikemungkinan predisposisi genetik.

(4)

EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan data epidemiologi didapatkan bahwa puncak onset trikotilomania ini berkisar antara usia 12-13 tahun.

7

Pada anak-anak tidak ada perbandingan yang berarti antara populasi laki-laki atau pun perempuan yang terkena trikotilomania. Pada orang dewasaditemukan adanya prevalensi sebesar 0.6-3.4% dengan kecenderungan lebih banyak pada perempuan dibandingkan

laki-laki. Namun data ini masih dikacaukan dengan tipikal pencarian pertolongan yang cenderung dimiliki perempuan dibandingkan laki-laki.

6

Jumlah pasien yang mengalami trikotilomania di masyarakat secara relatif masihsedikit yang diketahui. Secara klinis, mencabut-cabut rambut yang cocok dengan kriteriatrikotilomania ditemukan pada 0.6%-3.9% mahasiswa yang disurvei. Penelitian lainmenunjukkan perbedaan tingkat trikotilomania dalam pengobatan ditemukan 4.4% pada pasien psikiatri yang rawat inap dan 4.6% pada pasien gangguan obsesif-kompulsif.

3

Prevalensi trichotillomania

berkisar antara 0,5-3,5 % dengan onset usia rata-rata 10sampai 13 tahun. Penyakit ini tujuh kali lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkanorang dewasa dan anak perempuan 2,5 kali lebih sering daripada anak laki-laki.

4

Tidak ada informasi mengenai familial, tetapi satu studi melaporkan bahwa 5 dari 19orang anak memiliki riwayat keluarga yang mengalami beberapa bentuk alopesia. Gangguanyang berhubungan adalah obsesif kompulsif, kepribadian ambang dan gangguan depresif.

(5)

4.PATOFISIOLOGI

Hingga saat ini penyebab trikotilomania itu sendiri masih belum jelas. Menurut teorineuro-kognitif gangguan ini disebabkan oleh adanya kelainan pada basal ganglia pasien sebagaimana diketahui bahwa basal ganglia memiliki peran dalam membentuk kebiasaan. Kegagalan lobus frontal dalam menghambat kebiasaan tertentu juga diperkirakan bagian dari pathofisiologi gangguan ini.7

Sebuah studi pencitraan menggunaan Magnetic Resonance Image (MRI) juga menyatakan bahwa substansi grasia ( gray matter ) pasien dengan trikotilomania lebih meningkat kapasitasnya dibandingkan yang tidak memiliki penyakit ini. Peranan genetic terhadap penyakit ini pun tidak luput dari perhatian peneliti. Pada suatu penelitian ditemukan adanya mutasi pada

gen SLITRK1 sedangkan

pada penelitian lainnya mendapatkan adanya perbedaan pada receptor gen serotonin 2A. Mutasi gen HOXB8 juga menunjukkan perubahan kebiasaan pada tikus dalam menarik-narik rambut. Pendekatan ilmiah terhadap gen ini merupakan fenomena baru namun masih belum dapat ditentukan apakah memang ada hubungan genetic dalam menyebabkan penyakit ini.4,7

Gambar 4.1 Geometric patch pada incomplete alopecia pada remaja laki-laki.

(6)

Gambar 4.2 Bizarre-patterned lesion yang tertutupi dengan rambut pendek pada anak perempuan berusia 11 tahun.Gambar 4.3 Typical geometric shape trichotillomania pada anak laki-laki berusia 7 tahun.Tipe alopesia ini jarang terjadi pada usia ini.

(7)
(8)

Gambar 4.4 Pada gangguan trikotilomania yang terkena dibagian alis mata.Gambar 4.5 Wanita dengan lesi kebotakan pada trikotilomania kronis

(9)
(10)

5.

MANIFESTASI KLINIS Menurut The

(11)

Diagnostic and Statistical Manualof Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5)

, trichotillomania termasuk dalam kategorigangguan obsesif kompulsif dan gangguan terkait. Gangguan ini ditandai dengan suatutindakan khusus berupa kebiasaan menarik rambut. Kebiasaan ini terjadi baik dalam keadaansantai maupun keadaan yang penuh tekanan.Kriteria diagnosis menurut DSM V, antara lain:

Mencabut rambut sendiri secara rekuren yang menyebabkan kebotakan yang jelas.

Peningkatan perasaan tegang segera sebelum mencabut rambut atau jika berusahauntuk menahan perilaku tersebut.

Rasa senang, puas atau reda jika mencabut rambut.

Gangguan tidur tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain dan bukan karena kondisi medis umum (misalnya, kondisi dermatologis).

Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguandalam fungsi social, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Diagnosis jangan dibuat apabila sebelumnya ada inflamasi kulit atauapabila pencabutan rambut dilakukan akibat suatu waham atau halusinasi. Periode transienmenarik rambut pada anak usia

(12)

dini dapat dianggap suatu "kebiasaan" ringan dengan jangkawaktu terbatas.Individu yang hadir dengan trikotilomania kronis di masa dewasa sering melaporkanonset masa remaja awal. Beberapa individu memiliki gejala terus menerus selama beberapadekade. Bagi yang lain, gangguan tersebut dapat datang dan pergi untuk minggu, bulan,tahunan. Tempat-tempat menarik rambut dapat bervariasi dari waktu ke waktu.

2

Banyak individu dengan trikotilomania mencabut rambut dari kepala mereka, bulumata, alis, kaki, lengan, wajah, dan region kemaluan. Mereka menarik helai rambut dengan jumlah yang yang cukup banyak, menjadikan kerontokan rambut menjadi terlihat. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan banyak, terutama dalam situasi sosial, di mana mereka akandapat diamati. Akibatnya, individu dengan masalah ini berusaha keras untukmenyembunyikan kehilangan rambut ini dengan memakai topi, wig, kemeja lengan panjang,atau dengan menutup area kebotakan dengan make up.Individu trikotilomania bahkan mungkin tidak menyadari bahwa mereka menarikrambut mereka dan kebanyakannya mengatakan bahwa mereka merasa bosan atau gugupsebelum mencabut rambut mereka, tapi setelah menariknya keluar, mereka merasa bersalah,sedih, atau marah. Ada juga melaporkan bahwa mereka mencabut rambut mereka ketikasedang menonton televisi, membaca, berbicara di telepon, atau memandu kendaraan.

7

Gambar 5.1 biasanya pada trichotilomania menunjukan kombinasi rambut yang baru tumbuh, rambutyang rusak, black dots, area yang kosong, dan panjang rambut yang tidak sama.

(13)

Gambar 5.2 Menggunakan Contrast card examination yang membantu menunjukkan kebotakannatural.

6.

COMORBIDITAS

Individu dengan trikotilomania mempunyai prevalensi gangguan mood yangmeningkat (gangguan depresi mayor, gangguan dysthymic) dan gejala anxietas ( gangguanobsesif kompulsif, gangguan anxietas menyeluruh, dan fobia social), gangguan penggunaanzat, gangguan makan, gangguan kepribadian ( gangguan ambang dan obsesif-kompulsif),serta retardasi mental. 3 7. PENATALAKSANAAN

Penelitian tentang pengobatan untuk gangguan kebiasaan dan impuls sebagian besar berfokus pada penggunaan terapi perilaku kognitif dan obat-obatan. Terapi perilaku kognitif

(14)

(CBT) menggabungkan unsur-unsur dari kedua terapi kognitif dan terapi perilaku. Terapikognitif meneliti cara pikiran orang tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan duniamempengaruhi kesehatan mental mereka. Terapi perilaku menyelidiki cara tindakanmasyarakat mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan interaksi mereka dengan oranglain. Dengan menggabungkan kedua, CBT meneliti cara orang dapat mengubah pikiranmereka dan perilaku dalam rangka meningkatkan kehidupan mereka. Terapi perilaku kognitifdapat membantu seseorang belajar untuk rileks, mengatasi stres, memerangi pikiran negatif,dan mencegah perilaku merusak. Dalam penelitian kecil, jenis pengobatan ini telah terbuktiefektif untuk kleptomania, judi patologis, trikotilomania, dan isu-isu seksualitas kompulsif.

(15)

7

Terapi perilaku yang berhasil, seperti biofeedback, pengawasan diri sendiri,desensitisasi sendiri, dan pembalikan kebiasaan telah dilaporkan; tetapi sebagian besarlaporan adalah kasus individual atau sejumlah kecil penelitian dengan periode follow up yangrelative singkat.Trikotilomania kronis yang berhasil diterapi adalah dengan psikoterapi berorientasi pada tilikan. Hipnoterapi dan terapi perilaku telah dinyatakan berpotensi efektif dalam terapigangguan dermatologis dengan keterlibatan factor psikologis karena kulit telah terbuktirentan terhadap saran hipnotikBerdasarkan saran

Trichotillomania Impact Project

, penggunaan farmakoterapidengan SSRI merupakan terapi yang paling sering digunakan bahkan lebih dianjurkan penggunaannya dibandingkan Clomiperamine.

8

Namun bila pasien dengan respon burukdengan SSRI dapat membaik dengan tambahan pimozide (Orap), suatu antagonis reseptordopamine.

Selain itu psikofarmakologi yang telah digunakan adalah steroid topical danhydroxinehydrochloride, suatu ansiolitik dengan sifat antihistamin; antidepresan; obatserotonergik dan antipsikotik.

4

Bila terdapat depresi, agen anti depresan dapat memberikan perbaikan dermatologis.

Antidepresan, seperti fluoxetine (Prozac), fluvoxamine (Luvox), sertraline (Zoloft), danvenlafaxine (Effexor), sering digunakan untuk mengobati trikotilomania, kleptomania, dan judi patologis. Obat antipsikotik olanzapine, (Zyprexa) juga telah menunjukkan efektivitasda lam mengobati trikotilomania.

7 8.

PERJALANAN GANGGUAN DAN PROGNOSIS Trichotillomania

(16)

merupakan penyakit kronik. Terapi farmakologi maupun pendekatan psikoterapi sampai saat ini belum menunjukkan bukti yang nyata, meskipun beberapa diantaranya menunjukkan perbaikan.

3

Onset rata-rata munculnya trikotillomania adalah pada masa remaja awal, dan seringditemukan pada usia sebelum 17 tahun namun onset terjadi pada usia lebih lanjut pun adaterjadi. Perjalanan gangguan tidak diketahui dengan baik; bentuk kronis maupun remitensama-sama dapat terjadi.Pada onset dini ( kurang dari usia 6 tahun) cenderung lebih mudah sembuh, dan lebih berespons pada saran, dukungan, dan strategi

perilaku. Onset lanjut ( setelah usia 13 tahun)dikaitkan dengan meningkatnya kemungkinan terjadinya kekronisan dan prognosis yanglebih buruk daripada onset dini.

Kurang lebih sepertiga orang yang datang untuk terapi melaporkan durasi selama 1tahun atau kurang, sedangkan pada beberapa kasus gangguan ini berlangsung selama lebihdari dua decade.

DAFTAR PUSTAKA 1.

Chayavichitsilp P, Barrio V, Johnson B. Interdisciplinary Insight Management ofTrichotillomania. Practical Dermaology for Paediatric. 2010; 24-26.2.

Maslim, Rusdi Dr.

Pedoman Diagnostik dari PPDGJ III

. Buku Saku DiagnosisGangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. 2003. Jakarta : PT. Nuh Jaya3.

Nejatisafa AA, Sharifi V. Cognitive Behavior Therapy for Trichotillomania: Report ofCase Resistant to Pharmacological Treatment. Iran J Psychiatry. 2006; 1: 42-44.4.

(17)

Sadock, James Benjamin, Sadock, Alcott Virgina. Kaplan & Sadock’s Synopsis Of

Pcyshiatry Behavioral Science/Clinical Psychiatry. Tenth edition. Lippincott Williams &Wilkins.5.

First, Michael B. . Tasman, Allan.

Clinical Guide To The Diagnosis And Treatment of Mental Disorders. John Wiley & Sons, Inc.6.

Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Text Revision (DSM V-TR) FifthEdition.7.

Ebert, H. Michael. Loosen, T. Peter. Nurcombe, Barry. Current Diagnosis & Treatmentin Psychology.

Lange Medical Books / McGraw-Hill.8.

Flessner CA, Penzel F, Keuthen NJ. Current Treatment Practice for Children and AdultsWith Trichotillomania: Consensus Among Experts. Cognitive and Behavioral Practice.2010; 17: 290-300.9.

Chamberlain SR, Menzies LA, Fineberg NA, del Campo N, Suckling John, Craig K, etal. Grey Matter Abnormalities in Trichotillomania: Morphometric Magnetic ResonanceImaging Study. The British Journal of Psychiatry. 2008; 193: 216-221.

Gambar

Gambar 4.4 Pada  gangguan trikotilomania  yang  terkena dibagian alis  mata.Gambar 4.5 Wanita  dengan lesi kebotakan pada trikotilomania kronis
Gambar  5.2  Menggunakan  Contrast  card  examination  yang  membantu  menunjukkan  kebotakannatural

Referensi

Dokumen terkait

The study investigated the nature of the metacognition used by the students in their academic reading, but it does not include other reading materials.6. 1.5

 Pada hipokortisolism akut tanfa disertai hipoaldosteron, diberikan pengobatan dengan kortisol intravena 100 mg per m 2 luas permukaan tubuh yang diberikan setiap 6-8

Mewujudkan desa Kerobokan yang berbudaya dan bertaqwa terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui : Penggalian, pengembangan dan pembinaan seni budaya yang adi

Setelah diamati dampak dari masuknya unsur-unsur budaya asing ke indonesia penulis memberikan saran kepada para pembaca karya tulis ini umumnya dan para generasi penerus bangsa

pada penelitian ini terdapat pengaruh antara work life balance terhadap

Sedangkan menurut Tandelilin (2001:213), suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan- kesempatan

Nomor Induk Pegawai (NIP) Lama: Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN): 5 ESELON Contoh : II/a ditulis 2a. NAMA JABATAN

• Berkelanjutan (sustainable)  mencapai tujuan sosial, dan ekonomi yang sejalan dengan prinsip dasar