BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Perdarahan uterus abnormal adalah salah satu alasan paling umum bagi Perdarahan uterus abnormal adalah salah satu alasan paling umum bagi perempuan
perempuan untuk untuk mencari mencari perawatan. perawatan. Sekitar Sekitar setengah setengah dari dari wanita wanita dengandengan perdarahan
perdarahan uterus uterus abnormal abnormal berada berada pada pada usia usia reproduksi. reproduksi. Hal Hal ini ini adalah adalah masalahmasalah baik
baik medis medis maupun maupun sosial. sosial. Perdarahan Perdarahan uterus uterus abnormal abnormal adalah adalah penyebab penyebab anemiaanemia defisie
defisiensi besi palinnsi besi paling umum di negara maju dan g umum di negara maju dan penypenyebab palinebab paling umum bagig umum bagi penyakit
penyakit kronis kronis di di negara negara berkembang. berkembang. Prevalensi Prevalensi perdarahan perdarahan uterus uterus abnormalabnormal dal
dalam am kelkelompompok ok usiusia a repreprodroduksuksi i berberkiskisar ar antantara ara 9% 9% samsampai pai 33%. %. PerPerdardarahaahann uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun lamany
lamanya. a. !anife!anifestasi klinis stasi klinis dapat berupa perdarahan banyak" sedikit" siklus haiddapat berupa perdarahan banyak" sedikit" siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan.
yang memanjang atau tidak beraturan.#"$#"$ e
erdrdasasararkakann International International Federation Federation of of Gynecology Gynecology and and ObstetricsObstetrics &'(
&'()*+)*+" " terdterdapat apat 9 9 katekategorgori i utamutama a penpendardarahaahan n uteuterus rus abnabnormormal al yanyang g disdisusuusunn sesu
sesuai ai dendengan akrongan akronim im PP,,-! -! */*/(0 (0 yakyaknini polip, polip, adenomiosis, adenomiosis, leiomioma,leiomioma, mal
malignignancancyy dandan hiperplasia, coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial, hiperplasia, coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial, iatr
iatrogenogenik,ik, dandan not yet classified not yet classified . Perdarahan uterus abnormal adalah diagnosis. Perdarahan uterus abnormal adalah diagnosis eksklusi. 1iwayat menstruasi dan pemeriksaan fisik digunakan sebagai evaluasi eksklusi. 1iwayat menstruasi dan pemeriksaan fisik digunakan sebagai evaluasi pertama.
pertama. 2e2es s laboratorium" laboratorium" pencitraan pencitraan dan dan pemeriksaan pemeriksaan histologis histologis dapat dapat jugajuga diindikasikan.
diindikasikan.#"$#"$
Penanganan dari Perdarahan uterus abnormal sesuai dengan etiologi yang Penanganan dari Perdarahan uterus abnormal sesuai dengan etiologi yang mendasari terjadinya gangguan ini. iperlukan penanganan yang komperehensif mendasari terjadinya gangguan ini. iperlukan penanganan yang komperehensif untuk mencegah perburukan dari pasien dengan perdarahan uterus abnormal.
BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 2.1 Definisi
Perdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal Perdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun
jumlah maupun lamanya. !anifeslamanya. !anifestasi tasi klinik dapat klinik dapat berupa perdarahan berupa perdarahan banyak"banyak" sedikit" siklus haid memanjang atau tidak beraturan.
sedikit" siklus haid memanjang atau tidak beraturan.## 2erminologi menoragia 2erminologi menoragia saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau
saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau heavy menstrual bleeding heavy menstrual bleeding &H!
&H!+ + sedsedangangkan kan perperdardarahan ahan uteuterus rus abnabnormormal al yanyang g disdisebaebabkabkan n factfactor or koagulopati" gangguan hemostasis local endometrium dan gangguan ovulasi koagulopati" gangguan hemostasis local endometrium dan gangguan ovulasi mer
merupaupakan kan kelakelainainan n yanyang g sebesebelumlumnya nya termtermasuk asuk daldalam am perperdardarahan ahan uteuterusrus disfungsional &P6+.
disfungsional &P6+.#"$#"$
Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan haid Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan haid ya
yang ng babanynyak ak sehsehiningggga a peperlrlu u didilaklakukukan an pepenanangngananan an yayang ng cecepapat t ununtutuk k mencegah kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut dapat terjadi mencegah kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut dapat terjadi pada
pada kondisi kondisi P6, kronik P6, kronik atau atau tanpa tanpa riwayat riwayat sebelumnya. sebelumnya. Perdarahan Perdarahan uterusuterus abnormal kronik merupakan terminologi untuk perdarahan uterus abnormal abnormal kronik merupakan terminologi untuk perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. 7ondisi ini biasanya tidak memerlukan yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. 7ondisi ini biasanya tidak memerlukan penanganan yang cepat seperti pada
penanganan yang cepat seperti pada P6, P6, akut.akut.#"3#"3 Pe
Perdrdaraarahahan n tetengngah ah memensnstrtruauasi si &&intermintermenstruenstrual al bleedibleeding)ng) merupakan merupakan perdarahan
perdarahan haid haid yang yang terjadi terjadi diantara diantara $ $ siklus siklus menstruasi menstruasi yang yang teratur.teratur. Per
Perdardarahan dapat terjadahan dapat terjadi i di di wakwaktu tu yayang ng sama di sama di setisetiap ap siksiklus. (stilalus. (stilah h iniini ditujukan untuk menggantikan terminologi mentroragia.
ditujukan untuk menggantikan terminologi mentroragia.$"3$"3
2.2 Klasifikasi 2.2 Klasifikasi erdasarkan
erdasarkan International International Federation Federation of of Gynecology Gynecology and and ObstetricsObstetrics &'()*+"&'()*+" terd
terdapaapat t 9 9 katkategoegori ri utautama ma yanyang g disdisusuusun n sesusesuai ai dendengan gan akrakronionim m 8P8P,,-!-! */(0: yakni; polip" adenomiosis"
*/(0: yakni; polip" adenomiosis" leiomyoma, malignancy and hyperplasia, leiomyoma, malignancy and hyperplasia, coagu
coagulopatlopathy, hy, ovulaovulatory tory dysfundysfunction,ction, endendomeometriatrial" iatrogl" iatrogenienik" dank" dan not not yeyet t classified.
classified.#<#< 7el
7elompompok ok 8P8P,,-!: -!: mermerupaupakan kan kelkelainainan an strustruktuktur r yanyang g dpadpaat at dindinilaiilai den
7el
7elompompok ok 8*8*/(0/(0: : mermerupaupakan kan kelkelainainan an non non strustruktuktural ral yanyang g tidtidak ak dapdapatat dinila
dinilai i dengdengan an tekniteknik k pencitpencitraan raan maupumaupun n histophistopatoloatologi.gi.44 Sistem klasifikasi Sistem klasifikasi ters
tersebuebut t disdisusuusun n berberdasdasarkarkan an perpertimtimbanbangan gan bahbahwa wa seorseorang ang paspasien ien dapdapatat mem
memilikiliki i satu satu ataatau u leblebih ih facfactor tor penpenyebyebab ab P6,P6,..55 engaengan n pendpendekatan ini"ekatan ini" di
dihaharaprapkakan n tattata a laklaksansana a ununtutuk k papasiesien n dedengngan an P6P6, , dadapapat t memenjnjadadi i leblebihih komprehensif. erikut klasifikasi" definisi" gejala dan diagnosis dari masing komprehensif. erikut klasifikasi" definisi" gejala dan diagnosis dari masing masing tipe
masing tipe P6, =P6, = > > 2.2.1 Polip (PUA-P) 2.2.1 Polip (PUA-P)
e
efifininisisi = P= Pertertumumbubuhahan ln lesesi li lununak ak papada da laplapisisan an enendodomemetrtriuium um uteterurus"s" baik bertangkai
baik bertangkai maupun tidak" berupa maupun tidak" berupa pertumbuhan berlebih dari pertumbuhan berlebih dari stromastroma dan kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium.
dan kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium. )
)eejjaallaa == •
• Polip biasanya bersifat asimtomatik" tetapi dapat pula menyebabkanPolip biasanya bersifat asimtomatik" tetapi dapat pula menyebabkan P6,.
P6,. •
• -esi umumnya bersifat jinak" namun sebagian kecil atipikal atau-esi umumnya bersifat jinak" namun sebagian kecil atipikal atau ganas.
ganas.
iiaaggnnoossttiikk ==
iagnostik polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 6S) dan atau iagnostik polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 6S) dan atau histeroskopi" dengan atau tanpa pemeriksaan histopatologi.
histeroskopi" dengan atau tanpa pemeriksaan histopatologi.
Histopatologi pertumbuhan eksesfi local dari kelenjar dan stroma Histopatologi pertumbuhan eksesfi local dari kelenjar dan stroma endometrium yang memiliki vaskularisasi dan dilapisi oleh epitel endometrium yang memiliki vaskularisasi dan dilapisi oleh epitel endometrium.
endometrium.
2.2.2 Aeno!iosis (PUA-A) 2.2.2 Aeno!iosis (PUA-A)
e
efifininisisi = ij= ijumumpapaininyya jara jariningagan strn stromoma daa dan ken kelelenjnjar enar endodomemetrtriuiumm ektopik pada lapisan myometrium.
ektopik pada lapisan myometrium. )
)eejjaallaa == •
• 0yeri haid" 0yeri haid" nyeri saat nyeri saat senggama" nyeri senggama" nyeri menjelang atau menjelang atau sesudah haid"sesudah haid" nyeri saat buang air besar" atau nyeri pelvik kronis.
nyeri saat buang air besar" atau nyeri pelvik kronis. •
• )ejala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan perdarahan uterus)ejala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan perdarahan uterus abnormal.
abnormal.
iiaaggnnoossttiikk == 7ri
7riteriteria a adeadenomnomiosiosis is ditditententukaukan n berberdasdasarkarkan an kedkedalamalaman an jarijaringangann endometrium pada hasil histopatologi.
,denomiosis dimasukkan dalam sistem klasifikasi berdasarkan pemeriksaan !1( dan 6S).
!engingat terbatasnya fasilitas !1(" penegakkan diagnosis adenomiosis cukup dengan 6S).
Hasil 6S) menunjukkan jaringan endometrium heterotropik pada myometrium dan sebagian berhubungan dengan adanya hipertrofi myometrium.
Hasil histopatologi menunjukkan dijumpainya kelenjar dan stroma endometrium ektopik pada jaringan miometrium.
2.2." Lei!io!a (PUA-L)
efinisi = Pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan miometrium. )ejala =
• Perdarahan uterus abnormal.
• Penekanan terhadap organ sekitar uterus" atau benjolan pada dinding abdomen.
iagnostik =
!ioma pada umumnya tidak memberikan gejala dan biasanya bukan penyebab tunggal dari P6,.
Pertimbangan dalam membuat system klasifikasi mioma uteri yakni hubungan mioma uteri dan serosa lokasi" ukuran" serta jumlah mioma uteri
erikut adalah klasifikasi mioma uteri =
• Primer = ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri" • Sekunder = membedakan mioma uteri yang melibatkan
endometrium &submukosa+ dengan jenis mioma uteri lainnya.
• 2ersier = klasifikasi untuk mioma uteri submukosa" intramural" dan subserosa.
2.2.# Ke$anasan an Hipe%plasia (PUA-&)
efinisi = Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan endometrium.
)ejala =
• !eskipun jarang ditemukan" namun hyperplasia atipik dan keganasan merupakan penyebab penting P6,.
• 7lasifikasi keganasan dan hyperplasia menggunakan sistem klasifikasi '()* dan ?H*.
• iagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi. iagnostik = iagnostik pasti ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi.
2.2.' Koa$lopai (PUA-*)
efinisi = )angguan hemostasis sistemik yang berdampak terhadap perdarahan uterus.
)ejala = Perdarahan uterus abnormal. iagnostik =
2erminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatis sistemik yang terkait dengan P6,.
#3% perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan hemostasis sistemik" dan yang paling sering ditemukan adalah penyakitVon Willebrand.
2.2.+ Disfn$si ,lasi (PUA-,)
efinisi = 7egagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya perdarahan uterus.
)ejala = Perdarahan uterus abnormal. iagnostik =
)angguan ovulasi merupakan salah satu penyebab P6, dengan manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dengan jumlah perdarahan yang bervariasi.
ahulunya merupakan salah satu kriteria perdarahan uterus disfungsional &P6+.
)ejala bervariasi mulai dari amenorrhea" perdarahan ringan dan jarang" hingga perdarahan haid dalam jumlah yang banyak.
)angguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik &S*P7+" hiperprolaktinemia" hipotiroid" obesitas" penurunan berat badan" anoreksia atau olahraga berat yang berlebihan.
2.2. Eno!e%ial (PUA-E)
efinisi = )angguan hemostasis lokal endometrium yang memiliki kaitan erat dengan terjadinya perdarahan uterus.
)ejala = Perdarahan uterus abnormal. 2.2./ Ia%o$enik (PUA-I)
• Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan intervensi medis seperti penggunaan hormone estrogen" progestin" atau ,71. • Perdarahan haid diluar jadwal haid akibat penggunaan estrogen atau
progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau breakthrough bleeding &2+.
• Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang dapat disebabkan oleh sebagai berikut =
Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi" Pemakaian obat tertentu" seperti 1ipamfisin"
Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna anti koagulan &warfarin" heparin" dan lo molecular eight heparin) dimasukkan ke dalam P6,.
2.2.0 Bel! e%klasifikasi (PUA-N)
• 7ategorinot yet classified dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit dimasukkan ke dalam klasifikasi.
• 7elainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometriosis kronik atau malformasi arterivena.
• 7elainan tersebut masih belum jelas kaitannya dengan P6,.
2." Pene$akkan Dia$nosis 2.".1 Ana!nesis
,namnesis dilakukan untuk menilai kemungkinan adanya kelainan uterus" mengetahui faktor resiko kelainan tiroid" perubahan berat badan yang drastis" serta riwayat kelainan hemostasis pada pasien dan keluarganya. Perlu juga ditanyakan riwayat menstruasi pasien" siklus haid sebelumnya" serta waktu mulainya perdarahan.$4
Prevalensi penyakit Von Willebrand pada perempuan dengan perdarahan haid meningkat ratarata meningkat #% dibandingkan populasi normal. 7arena itu perlu ditanyakan gejala" faktor resiko" serta halhal yang berkaitan dengan riwayat menderita penyakit Von Willebrand.#"<"5 Pada perempuan pengguna pil kontrasepsi perlu
ditanyakan tingkat kepatuhannya dalam mengkonsumsi pil" dan obat obat hormonal lain yang dapat mengganggu koagulasi.3"<">
Penilaian jumlah darah haid dapat menggunakan piktograf &P,+ atau skor 8perdarahan:. ata ini juga digunakan untuk mnegakkan diagnosis dan menilai kemajuan pengobatan P6,. Perdarahan unterus abnormal yang terjadi karena pemakaian antikoagulan dimasukkan ke dalam klasifisikasi P6,.$
,namnesis yang terstruktur dapat digunakan sebagai penapis gangguan hemostasis dengan sensitifitas 9%. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada perempuan dengan hasil penapisan yang positif.4>
Tael 2.1. Penapisan 7linis Pasien dengan Perdarahan Haid anyak karena 7elainan Hemostasis.>
K%ie%ia
1. Perdarahan haid dengan volume banyak dialami sejak menstruasi pertama &menarche+.
2. 2erdapat minimal # &satu+ keadaan di bawah ini = • Perdarahan pasca persalinan"
• Perdarahan yang berhubungan dengan operasi" atau • Perdarahan yang berhubungan dengan perawatan gigi. ". 2erdapat minimal $ &dua+ keadaan di bawah ini =
• !emar dengan penyebab tidak jelas #$@Abulan • /pistaksis #$@Abulan
• Perdarahan gusi
• 1iwayat keluarga dengan keluhan perdarahan banyak dengan penyebab tidak jelas.
Tael 2.2.iagnosis anding P6, berdasarkan ,namnesis.<"4
Kelan an 3e4ala &asala
0yeri Pelvik ,bortus" kehamilan ektopik"
!ual" peningkatan frekuensi berkemih Hamil Peningkatan berat badan" fatigue"
gangguan toleransi terhadap dingin
Hipotiroid
keringat" palpitasi
1iwayat konsumsi obat antikoagulan dan gangguan pembekuan darah
7oagulopati
1iwayat Hepatitis" ikterik Penyakit hati Hirsutisme" akne" akantosis nigricans"
obesitas
Sindrom ovarium polikistik &S*P7+
Perdarahan pasca koitus isplasia serviks" polip endoserviks
)alaktorea" sakit kepala" gangguan lapang pandang
2umor hipofisis
2.".2 Pe!e%iksaan U!!
Pemeriksaan fisik dilakukan pertama kali untuk menilai stabilitas keadaan hemodinamik pasien. Pastikan bahwa perdarahan berasal dari kanalis servikalis dan tidak ada berhubungan dengan kehamilan. Pemeriksaan indeks masa tubuh" tandatanda hiperandrogen" pembesaran kelenjar tiroid atau manifestasi hipotiroidAhipertiroid" galaktorea &hiperprolaktinemia+" gangguan lapang pandang &adenoma hipofisis+" purpura dan ekimosis wajib diperiksa.<">
2."." Pe!e%iksaan 3inekolo$i
• Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk pemeriksaan pap smear.4
• Harus disingkirkan pula kemungkinan adanya mioma uteri" polip" hyperplasia endometrium atau keganasan.#"<
2.".# Penilaian ,lasi>
Siklus haid yang berovulasi berkisar $$34 minggu
Benis perdarahan P6,* bersifat ireguler dan sering diselingi amenore
7onfirmasi ovulasi dapat dilakukan dengan pemeriksaan progesterone serum fase luteal madya atau 6S) transvaginal bila
diperlukan.
2.".' Penilaian Eno!e%i!
Pengambilan sampel endometrium tidak harus dilakukan pada semua pasien P6,.#">
- Perempuan usia C <4 tahun - 2erdapat faktor risiko genetik
- 6S) 2ransvaginal menggambarkan penebalan endometrium kompleks yang merupakan faktor risiko hyperplasia atipik atau kanker endometrium
- 2erdapat faktor resiko diabetes mellitus" hipertensi" obesitas" nulipara
- Perempuan dengan riwayat keluarga nonpolyposis colorectal cancer memiliki resiko kanker endometrium sebesar 5% dengan rerata umur saat diagnosis antara <D4 tahun.
Pengambilan sampel endometrium perlu dilakukan pada perdarahan uterus abnormal yang menetap &tidak respons terhadap pengobatan+.4 eberapa teknik pengambilan sampel endometrium seperti E 7 dan biopsy endometrium dapat dilakukan.>
2.".+ Penilaian Ka! Ue%i>
ertujuan untuk menilai kemungkinan adanya polip endometrium atau mioma uteri submukosa
6S) 2ransvaginal merupakan alat penapis yang tepat dan harus dilakukan pada pemeriksaan awal P6,
ila dicurigai terdapat polip endometrium atau mioma submukosa disarankan untuk melakukan S(S atau histeroskopi. 7euntungan dalam penggunaan histeroskopi adalah diagnosis dan terapi dapat dilakukan bersamaan.
2.". Penilaian &io!e%i!<"5">
ertujuan untuk menilai adanya mioma uteri atau adenomiosis.
!iometrium dinilai menggunakan 6S) &transvaginal" transrektal dan abdominal+" S(S" histeroskopi" atau !1(.
Pemeriksaan adenomiosis menggunakan !1( lebih unggul dibandingkan 6S) transvaginal.
2.#. Al$o%i!a Penan$anan Pe%a%aan 2.#.1. Pe%a%aan Ue%s Ano%!al Ak
• Bika perdarahan aktif dan banyak disertai dengan gangguan hemodinamik dan atau Hb F # gAd- perlu dilakukan rawat inap.$"3 • Bika hemodinamik stabil" cukup rawat jalan.#
• Pasien rawat inap" berikan infus cairan kristaloid" oksigen $ lpm dan
transfusi darah jika Hb F > gAdl" untuk perbaikan hemodinamik.4">
• Stop perdarahan dengan estrogen ekuin konyugasi &//7+ $.4 mg per
oral setiap <5 jam" ditambah prometasin $4 mg per oral atau injeksi (! setiap < 5 jam &untuk mengatasi mual+. ,sam trane@amat 3@# gram atau antiiflamasi non steroid 3 @ 4mg diberikan bersama //7. 6ntuk pasien yang dirawat" dapat dipasang balon kateter foley no # ke dalam uterus dan diisi cairan G #4 ml" dipertahankan #$$< jam.> • Bika perdarahan tidak berhenti dalam #$$< jam lakukan dilatasi dan
kuretase.#">
• Bika perdarahan berhenti dalam $< jam" lanjutkan dengan kontrasepsi
oral kombinasi &7*7+ <@# tab perhari selama < hari" 3@# tab perhari selama 3 hari" $@ # tab perhari selama $ hari dan # @ # tab perhari selama 3 minggu" kemudian stop # minggu" dilanjutkan dengan 7*7 siklik 3 minggu dengan jeda # minggu sebanyak 3 siklus atau -0) (6S.<">
• Bika terdapat kontraindikasi 7*7" berikan medroksi progesterone
asetat &!P,+ #mgAhari selama > hari" siklik selama 3 bulan.5
• 6ntuk riwayat perdarahan berulang sebelumnya" injeksi gonadotropin! releasing hormone &)n1H+ agonis dapat diberikan bersamaan dengan pemberian 7*7 untuk stop perdarahan. )n1H diberikan $3 siklus
dengan interval < minggu.<"5
• 7etika hemodinamik pasien stabil" perlu upaya diagnostic untuk
mecari penyebab perdarahan. -akukan pemeriksaan 6S) transvaginal atau transrectal" periksakan darah perifer lengkap &P-+" hitung trombosit" prothrombin time &P2+" active partial saline!infused sono! hysterogram &S(S+ dapat dilakukan jika endometrium terlihat tebal" untuk melihat adanya polip endometrium atau mioma submukosa. Bika perlu dapat dilakukan pemeriksaan histeroskopi office.#"34
• Bika terapi medika mentosa tidak berhasil atau ada kelainan organic"
maka dapat dilakukan terapi pembedahan seperti ablasi endometrium" miomektomi" polipektomi" histrektomi.$"<">
Bika dari anamnesis yang terstuktur ditemukan bahwa pasien mengalami satu atau lebih kondisi perdarahan yang lama dan tidak dapat diramalkan dalam 3 bulan terakhir.
Pemeriksaan fisik berikut dengan evaluasi rahim" pemeriksaan darah perifer lengkap wajib dilakukan.
Pastikan fungsi ovulasi dari pasien tersebut.
2anyakan pada pasien adakah riwayat penggunaan obat tertentu yang menjadi penyebab P6, dan lakukan pula pemeriksaan penyakit koagulopati bawaan jika terdapat indikasi.
Pastikan apakah pasien masih menginginkan keturunan.
,namnesis dilakukan untuk menilai ovulasi" kelainan sistemik" dan penggunaan obat yang mempengaruhi kejadian P6,. 7einginan pasien untuk memiliki keturunan dapat menentukan penanganan selanjutnya. Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan darah perifer lengkap" pemeriksaan untuk menilai gangguan ovulasi &fungsi tiroid" prolactin" dan androgen serum+ serta pemeriksaan hemostasis.
2.'. Penan$anan Pe%a%aan Ue%s Ano%!al e%asa%kan Pen5ean5a<"4">
2.'.1. Polip
Penanganan polip endometrium dapat dilakukan dengan =
• 1eseksi secara hiteroskopi • ilatasi dan kuretase
• 7uret hisap
• Hasil dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi 2.'.2. Aeno!iosis
• iagnosis ,denomiosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 6S) atau !1(
• 2anyakan pada pasien apakah menginginkan kehamilan
• ila pasien menginginkan kehamilan" dapat diberikan analog )n1HG add!back therapy atau -0) (6S selama 5 bulan
• ,denomiomektomi dengan teknik *sada merupakan alternative pada pasien yang ingin hamil &terutama pada adenomiosis C 5 cm+
• ila pasien tidak ingin hamil" reseksi atau ablasi endometrium dapat dilakukan. Histerektomi dilakukan pada kasus dengan gagal pengobatan.
2.'.". Lei!io!a
iagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 6S) 2anyakan pada pasien epekah menginginkan kehamilan
Histeroskopi reseksi mioma uteri submukosa terutama bila pasien masih menginginkan kehamilan.
a. Pilihan pertama untuk mioma uteri submukosa yang berukuran F < cm
. Pilihan kedua untuk mioma uteri submukosa derajat atau #.
6. Pilihan ketiga untuk mioma uteri submukosa derajat $.
ila terdapat mioma uteri intramural atau submukosa dapat dilakukan penanganan sesuai P6,/A*. Pembedahan dilakukan bila pasien tidak
merespon pengobatan.
ila pasien tidak menginginkan kehamilan dapat dilakukan pengobatan untuk mengurangi perdarahan dan memperbaiki anemia.
ila respon pengobatan tidak cocok dapat dilakukan pembedahan. /mbolisasi arteri uterina merupakan alternatif tindakan pembedahan.
2.'.#. Ke$anasan an Hipe%plasia
iagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi 2anyakan apakah pasien masih menginginkan kehamilan
Bika pasien masih menginginkan kehamilan" dapat dilakukan E7 dilanjutkan pemberian progestin" analog )n1H atau -0)(6S selama 5 bulan.
ila pasien tidak menginginkan kehamilan" tindakan histerektomi merupakan pilihan.
iopsi endometrium diperlukan untuk pemeriksaan histologi pada akhir bulan ke5 pengobatan
Bika keadaan hyperplasia atipik menetap" lakukan histerektomi.
2.'.'. Koa$lopai
• Penanganan multidisiplin diperlukan pada kasus ini
• Pengobatan dengan asam trane@amat" progestin" kombinasi pil estrogenprogestin dan -0)(6S pada kasus ini memberikan hasil yang sama bila dibandingkan dengan kelompok tanpa kelainan koagulasi"
• Bika terdapat kontraindikasi terhadap asam traneksamat atau P77 dapat diberikan -0)(6S atau dilakukan pembedahan bergantung pada umur pasien"
• 2erapi spesifik seperti desmopressin dapat digunakan pada penyakit Van Willebrand .
2.'.+. Disfn$si ,lasi
Pemeriksaan hormon thyroid dan prolactin perlu dilakukan terutama pada keadaan oligomenorea. ila dijumpai hiperprolaktinemia yang
disebabkan oleh hipotiroid maka kondisi ini harus diterapi.
Pada perempuan usia C <4 tahun atau dengan risiko tinggi keganasan endometrium perlu dilakukan pemeriksaan 6S) transvaginal dan pengambilan sampel endometrium.
ila tidak dijumpai faktor resiko untuk keganasan endometrium lakukan penilaian apakah pasien menginginkan kehamilan atau tidak. ila pasien masih menginginkan kehamilan" dapat langsung mengikuti prosedur tata laksana infertilitas.
ila pasien tidak menginginkan kehamilan dapat diberikan terapi hormonal dengan menilai ada atau tidaknya kontra indikasi terhadap P77.
ila tidak dijumpai adanya kontraindikasi" dapat diberikan P77 selama 3 bulan.
ila dijumpai kontra indikasi pemberian P77 dapat diberikan preparat progestin selama #< hari" kemudian stop #< hari. Hal ini diulang
sampai 3 bulan siklus.
Setelah 3 bulan dilakukan evaluasi untuk menilai hasil pengobatan. ila keluhan berkurang pengobatan hormonal dapat dilanjutkan atau distop sesuai keinginan pasien.
ila keluhan tidak berkurang" lakukan pemberian P77 atau progestin dosis tinggi &naikkan dosis setiap $ hari sampai perdarahan berhenti atau dosis maksimal+. Perhatian terhadap kemungkinan munculnya efek samping seperti sindrom pra haid. -akukan pemeriksaan ulang dengan 6S) 2 atau S(S untuk menyingkirkan kemungkinan adanya
polip endometrium atau mioma uteri. Pertimbangkan tindakan kuretase untuk menyingkirkan keganasan endometrium. ila pengobatan medika mentosa gagal" dapat dilakukan ablasi endometrium" reseksi mioma dengan histeroskopi atau histerektomi. 2indakan ablasi endometrium pada perdarahan uterus yang banyak dapat ditawarkan setelah memberikaninformed consent yang jelas kepada pasien.
2.'.. Eno!e%ial
• Pemeriksaan fungsi tiroid dilakukan bila didapatkan gejala dan tanda hipotiroid atau hipertiroid pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan 6S) transvaginal atau S(S terutama dapat dilakukan untuk menilai kavum uteri.
• Bika pasien memerlukan kontrasepsi lanjutkan progestin selama #< hari kemudian stop #< hari" ulangi siklus hingga 3 bulan.
• Bika pasien tidak memerlukan kontrasepsi" berikan asam traneksamat 3@# gram dan asam mefenamat 3 @ 4mg merupakan pilihan lini pertama dalam tata laksana menoragia.
• -akukan observasi selama 3 siklus menstruasi apakah ada perbaikan dari kondisi pasien.
• Bika respon pengobatan tidak adekuat" nilai apakah ada kontraindikasi pemberian P77. P77 mampu mengurangi perdarahan dengan menekan pertumbuhan endometrium. apat dimulai pada hari apa saja" selanjutnya pemberian pada hari pertama dalam siklus menstruasi. • Bika pasien memiliki kontraindikasi terhadap P77 maka dapat
diberikan preparat progestin siklik selama #< hari diikuti dengan #< hari tanpa obat. 7emudian diulang selama 3 siklus. apat ditawarkan penggunaan -0)(6S.
• Bika setelah pengobatan 3 bulan" tidak ada respon perbaikan dari pasien dapat dilakukan peninjauan ulang dengan 6S) transvaginal atau S(S untuk menilai kavum uteri.
• Bika dengan 6S) 2 atau S(S didapatkan temuan polip atau mioma submukosa segera pertimbangkan untuk melakukan reseksi dnegan histeroskopi.
• Bika hasil 6S) 2 atau S(S didapatkan ketebalan endometrium C # mm" lakukan pengambilan sampel endometrium untuk menyingkirkan hyperplasia.
• Bika terdapat adenomiosis dapat dilakukan pemeriksaan !1(" terapi dengan progestin" -0)(6S" )n1H" atau histeroskopi.
• Bika hasil pemeriksaan 6S) 2 dan S(S menunjukkan hasil normal atau terdapat kelainan tetapi tidak dapat dilakukan terapi konservatif maka dilakukan evakuasi terhadap fungsi reproduksinya.
• Bika pasien sudah tidak menginginkan fungsi reproduksinya dapat dilakukan ablasi endometrium atau histerektomi. Bika pasien masih ingin mempertahankan fungsi reproduksi anjurkan pasien untuk mencatat siklus haidnya dengan baik dan memantau kadar Hb pasien. 2.'./. Ia%o$enik
2.'./.1. Penan$anan PUA-I ka%ena efek sa!pin$ PKK
• Penanganan disesuaikan dengan algoritma penanganan P6,/.
• Perdarahan sela &breakthrough bleeding) dapat terjadi dalam 3 bulan pertama atau setelah 3 bulan penggunaan P77.
• Bika perdarahan sela terjadi dalam 3 bulan pertama maka penggunaan P77 dilanjutkan dengan pencatatan siklus haid.
• Bika pasien tidak ingin melanjutkan P77 atau perdarahan menetap C 3 bulan" lanjutkan dengan pemeriksaan "hlamydia dan #eisseria &endometritis+"bila positif berikan dosisiklin $ @ # mg selama # hari. Iakinkan pasien untuk meneruskan konsumsi P77 secara patuhAteratur. Pertimbangkan untuk menaikkan dosis estrogen. Bika
usia pasien C 34 tahun" lakukan biopsi endometrium.
• Bika perdarahan abnormal berlanjut lakukan 6S) 2" S(S atau histeroskopi untuk menyingkirkan kelainan saluran reproduksi.
• Bika perdarahan sela terjadi setelah 3 bulan pertama penggunaan P77" lakukan pemeriksaan "hlamydia dan #eisseria &endometritis+"bila positif berikan dosisiklin $ @ # mg selama # hari. Iakinkan pasien untuk meneruskan konsumsi P77 secara patuhAteratur. Pertimbangkan untuk menaikkan dosis estrogen. Bika usia pasien C 34 tahun" lakukan biopsi endometrium.
• Bika efek samping berupa amenorea" lakukan pemeriksaan kehamilan.
Bika pasien tidak hamil" naikkan dosis estrogen atau lanjutkan pil yang sama.
2.'./.2. Penan$anan PUA-I ka%ena efek sa!pin$ Kon%asepsi P%o$esin
• Bika terdapat amenorea atau perdarahan bercak" lakukan konseling
bahwa kelainan ini merupakan hal yang fisiologis atau normal dari pengguna kontrsepsi progestin.
• Bika efek samping berupa P6,*" penatalaksanaan dibedakan
berdasarkan kelompok usia. ,pabila pasien berusia C 34 tahun dan memiliki resiko tinggi keganasan endometrium" lakukan pemeriksaan biopsy endometrium. ,pabila pasien berusia F 34 tahun dan tidak
memiliki resiko tinggi nilai kondisi pasien dalam <5 bulan pertama pemakaian kontrasepsi. erikan pasien 3 alternatif" sebagai berikut =
#. -anjutkan kontrasepsi progestin dengan dosis yang sama; $. )anti kontrasepsi dengan P77 &jika tidak ada kontrasepsi+; 3. Suntik !P, setiap $ bulan &khusus akseptor !P,+.
• ila perdarahan tetap berlangsung setelah 5 bulan" berikan estrogen
jangka pendek &//7 < @ #.$4 mgAhari selama > hari+ yang dapat diulang jika perdarahan abnormal terjadi kembali.
2.'./.". Penan$anan PUA-I ka%ena efek sa!pin$ Pen$$naan AKD7
• Bika pada pemeriksaan pelvik dijumpai rasa nyeri" lanjuykan berikan
dosisiklin $ @ # mg sehari selama # hari karena perdarahan pada pengguna ,71 dapat disebabkan oleh endometritis. Bika tidak ada perbaikan" pertimbangkan untuk mengangkat ,71.
• Bika tidak dijumpai rasa nyeri dan ,71 digunakan dalam <5 bulan
pertama" lanjutkan penggunaan ,71" jika perlu ditambahkan ,(0S. Bika setelah 5 bulan perdarahan tetap terjadi dan pasien ingin diobati" berikan P77 untuk # siklus.
• Bika dijumpai rasa nyeri selama pemakaian ,71" hentikan
penggunaan ,71 dibarengi dengan P77 untuk # siklus.
• Bika perdarahan abnormal menetap" lakukan pengangkatan ,71.
• ila usia pasien C 34 tahun lakukan biopsy endometrium.
2.+. Pe!ilian ,a-oaan paa Pe%a%aan Ue%s Ano%!al#"4>
2.+.1.1. Asa! T%aneksa!a
*bat ini bersifat inhibitor kompetitif pada aktivasi plasminogen. Plasminogen akan diubah menjadi plasmin yang berfungsi untuk memecah fibrin menjadi fibrin degradation products&'Ps+. *leh karena itu obat ini berfungsi sebagai agen anti fibrinolitik. *bat ini akan menghambat faktor
yang memicu terjadinya pembekuan darah" namun tidak akan menimbulkan kejadian thrombosis. Perdarahan menstruasi melibatkan pencairan darah beku dari arteriol spiral endometrium " maka pengurangan dari proses ini dipercayai sebagai mekanisme penurunan jumlah darah menstruasi.
/fek samping dari penggunaan asam traneksamat adalah gangguan pencernaan" diare" dan sakit kepala. osisnya untuk perdarahan mens yang berat adalah #gr &$@4mg+ dari awal perdarahan hingga < hari.
3a!a% 2.1.'armakokinetik ,sam 2rane@amat5 2.+.1.2. ,a Ani Infla!asi Non-Se%oi (AINS)
7adar prostaglandin pada endometrium penderita dengan gangguan haid akan meningkat. ,(0S ditujukan untuk menghambat siklooksigenase" dan akan menurunkan sintesa prostaglandin pada endometrium. Prostaglandin mempengaruhi reaktivitas jaringan local dan terlibat dalam respon
inflamasi" jalur nyeri" perdarahan uterus" dan kram uterus. ,(0S dapat mengurangi jumlah perdarahan haid hingga $4%. Pemberian ,(0S dapat dimulai sejak perdarahan hari pertama atau sebelumnya hingga perdarahan berhenti.
/fek samping dari ,(0S ialah gangguan pencernaan" diare" perburukan kondisi pada pasien dengan asma" ulkus peptikum hingga
kemungkinan terjadinya perdarahan dan peritonitis.
3a!a% 2.2. *bat anti inflamasi non steroid &,(0S+<
2.+.2. Ho%!onal 2.+.2.1. Es%o$en>
Sediaan ini digunakan pada kejadian perdarahan akut yang banyak. Sediaan yang digunakan adalah //7" dengan dosis $.4 mg per oral < @ # dalam waktu <D jam. Pemberian //7 dosis tinggi tersebut dapat disertai dengan pemberian obat anti emetic seperti promethaJine $4 mg oral atau intra muscular setiap < K 5 jam sesuai dengan kebutuhan. !ekanisme kerja obat ini belum jelas" kemungkinan aktivitasnya tidak terkait langsung dengan endometrium.
*bat ini bekerja untuk memicu vasospasme pembuluh kapiler dengan cara mempengaruhi kadar fibrinogen" faktor (" faktor L" proses agregasi trombosit dan permeabilitas pembuluh kapiler. Pembentukan reseptor progesterone akan meningkat sehingga diharapkan pengobatan
,sam ,rakidonat
Prostaglandin H$
Siklooksigenase *,(0S
'osfolipase ,$ 'osfolipase $ iasil )liserol atau 'osfolipid
P)'$P)($ 2L,$P)$P)/$
selanjutnya dengan menggunakan progestin akan lebih baik. /fek samping berupa gejala akibat efek estrogen yang berlebihan seperti perdarahan
uterus" mastodinia" dan retensi cairan.
2.+.2.2. PKK $
Perdarahan haid berkurang pada penggunaan pil kontrasepsi kombinasi akibat endometrium yang atropi. osis yang dianjurkan pada saat perdarahan akut adalah < @ # tablet selama < hari" dilanjutkan dengan 3 @ # tablet selama 3 hari" dilanjutkan dengan $ @ # tablet selama $ hari" dan selanjutnya # @ # tablet selama 3 bulan.
,pabila pengobatan bertujuan untuk menghentikan haid" maka obat tersebut dapat diberikan secara kontinyu" namun dianjurkan setiap 3 K < bulan dapat dibuat perdarahan. /fek samping dapat berupa perubahan mood" sakit kepala" mual" retensi cairan" payudara tegang" deep vein thrombosis,stroke dan serangan jantung.
2.+.2.". P%o$esin$"5
*bat ini bekerja menghambat penambahan reseptor estrogen serta akan mengaktifkan enJim #>hidroksi steroid dehydrogenase pada selsel endometrium" sehingga estradiol akan dikonversi menjadi estron yang efek biologisnya lebih rendah dibandingkan estradiol. !eski demikian penggunaan progestin yang lama dapat memicu efek anti mitotic yang mengakibatkan terjadinya atropi endometrium. Progestin hanya dapat diberikan secara siklik maupun kontinyu. Pemberian siklik diberikan selama #< hari kemudian stop selama #< hari" begitu berulang ulang tanpa memperhatikan pola perdarahannya.
,pabila perdarahan terjadi pada saat sedang mengkonsumsi progestin" maka dosis progestin dapat dinaikkan. Selanjutnya hitung hari pertama perdarahan tadi sebagai hari pertama pemberian" progestin diminum sampai hari ke #<. Pemberian progestin secara siklik dapat menggantikan pemberian pil kontrasepsi kombinasi apabila terdapat kontraindikasi &misalkan = hipersensitivitas" kelainan pembekuan darah" riwayat stroke" riwayat penyakit jantung coroner atau infark miokard" kecurigaan keganasan payudara maupun genital" riwayat penyakit kuning
akibat kolestasis" kanker hati+. Sediaan progestin yang dapat diberikan antara lain !P, # @ # mg" noretisteron asetat dengan dosis $ 3 @ 4 mg" didrogesteron $ @ 4 mg atau nomegestrol asetat # @ 4 mg selama # hari per siklus.
,pabila pasien mengalami perdarahan pada saat kunjungan" dosis progestin dapat dinaikkan setiap $ hari hingga perdarahan berhenti. Pemberian dilanjutkan untuk #< hari dan kemudian dihentikan #< hari" demikian selanjutnya bergantiganti. Pemberian progestin secara kontinyu dapat dilakukan apabila tujuannya untuk membuat amenorea. 2erdapat beberapa pilihan" yaitu =
#. Pemberian progestin oral = !P, #$mg per hari $. Pemberian !P, setiap #$ minggu
3. Penggunaan -0)(6S
/fek samping dari konsumsi progestin adalah peningkatan berat badan" perdarahan bercak" rasa begah" payudara tegang" sakit kepala" jerawat dan timbul perasaan depresi.
2.+.2.#. An%o$en<"4
anaJol adalah suatu sintetik iso@aJol yang berasal dari turunan Jat #>a etinil testosterone. *bat tersebut memiliki efek androgenic yang berfungsi untuk menekan fungsi estradiol dan ovarium" serta memiliki efek langsung terhadap reseptor estrogen di endometrium dan di luar endometrium. Pemberian obat dosis tinggi $ mg atau lebih perhari dapat dipergunakan untuk mengobati perdarahan menstrual yang hebat.
anaJol dapat mengendalikan hilangnya darah menstruasi G 4% bergantung dari dosisnya dan hasilnya terbukti lebih efektif daripada ,(0S maupun progesterone oral. engan dosis lebih dari < mg per hari dapat menyebabkan amenorea. /fek sampingnya dialami oleh >4% pasien yakni = peningkatan berat badan" kulit berminyak" jerawat" dan perubahan suara.
2.+.2.'. A$onisGonadotropine Releasing Hormone (GnRH)5
*bat ini bekerja dengan cara mengurangi konsentrasi reseptor )n1H pada hipofisis melalui mekanisme don regulation terhadap reseptor dan efek pasca reseptor" yang menghambat pelepasan hormon gonadotropin.
Pemberian obat ini biasanya ditujukan pada wanita dengan kontraindikasi untuk operasi. *bat ini dapat memberikan efek amenorea pada penderita. Penderita kemudian diberikan leuprolide acetate 3.>4 mg
intramuscular setiap < minggu" namun pemberiannya dianjurkan tidak lebih dari 5 bulan karena dapat mempercepat proses demineralisasi tulang. ,pabila pemberian diperlukan lebih dari 5 bulan" dapat diberikan terapi tambahan berupa estrogen dan progestin dosis rendah &add back therapy). /fek samping biasanya muncul pada penggunaan jangka panjang" yakni keluhankeluhan menopause &hot fluses" keringat yang bertambah" kekeringan vagina+" osteoporosis &terutama tulangtulang trabecular apabila penggunaan )n1H agonist lebih dari 5 bulan+.
Tael 2." aftar *bat 2erapi P6,<
No Na!a 3ene%ik Dosis Na!a Da$an$
,nti fibrinolitik
# ,sam traneksamat 4 mgAtab
,nti prostaglandin
# ,sam mefenamat 4mgAtab
/strogen alamiah
# #>M estradiol # E $
mgAtab
$ /strogen ekuin konjugasi
&//7+
.5$4 mgAtab Progestin sintetik
# 0omegestrol asetat 4 mgAtab -utenyl
$ !edroksiprogesteron asetat #mgAtab
3 0orethisteron 4 mg
< idrogesteron # mg
4 epomedroksi progesterone
asetat
#4 mgAvial Pil kontrasepsi kombinasi
# /tinil estradiol -evonogestrel 3 mcg #4 mcg $ /tinil estradiol Siproteron asetat 3 mcg $ mg 3 /tinil estradiol 3 mcg
rospirenone 3 mg Progestin releasing (6S # -evonorgestrel (6S $ mcgAhari BAB III LAP,7AN KASUS ".1 Ienias Pasien 0ama = !10
Benis 7elamin = Perempuan
6mur = 35 tahun
Status = !enikah
,gama = Hindu
SukuAangsa = aliA(ndonesia
Pendidikan = 2amat S!P
Pekerjaan = (bu rumah tangga
0ama Suami = ( !ade Suparta Pekerjaan Suami = uruh
!1S = $4 ,pril $#5 pkl. #.< ?(2,
".2 Ana!nesis Kelan Ua!a
!enstruasi yang lama.
Ana!nesis U!!
Pasien datang dalam keadaan sadar ke (1 7ebidanan 1S6 Sanjiwani )ianyar dengan keluhan utama mengalami menstruasi yang lama sejak N3 bulan yang lalu. alam sehari volume darah yang keluar bervariasi hingga N#cc. Pasien mengatakan menstruasi yang lama tersebut menyebabkan pasien mengganti pembalut sampai 45 kali per hari. Pasien merasa lemas hingga aktivitas seharihari pasien terbatas. 7eluhan perut membesar disangkal oleh pasien. 0yeri perut saat menstruasi" keputihan yang berwarna gatal dan berbau disangkal oleh pasien.
Ana!nesis Kss
1iwayat !enstruasi
• !enarche pada umur #$ tahun" sebelum 3 bulan terakhir dikatakan siklus
menstruasi pasien teratur" siklus setiap 3 hari dan lamanya 3< hari setiap siklus dengan volume N<cc. Pasien mengganti pembalut ratarata 3< kali per hari saat menstruasi. 7eluhan saat menstruasi dikatakan tidak ada.
Pada bulan 'ebruari dikatakan pasien mengalami menstruasi pada tanggal # dan berakhir tanggal #D" dengan volume NDcc perhari dan pasien mengatakan mengganti pembalut <4 kali sehari.
Pada bulan !aret pasien mulai menstruasi pada tanggal 9 dan berakhir pada tanggal #> ,pril dengan volume kurang lebih NDcc perhari" pasien
Pada bulan ,pril pasien mengatakan menstruasi kembali tanggal #> hingga saat pemeriksaan dilakukan" dengan volume N# cc per hari dan pasien mengganti pembalut sekitar 5> kali dalam sehari.
Hari Pertama Haid 2erakhir = #> ,pril $#5 1iwayat Pernikahan
Penderita menikah # kali selama kurang lebih #$ tahun. Pasien menikah saat berusia $< tahun.
1iwayat Persalinan #. ,bortus
$. -akilaki" cukup bulan" lahir dengan S oleh karena letak sungsang di 1S pada tahun $D" berat badan lahir $5 gram.
1iwayat Penggunaan 7ontrasepsi
Pasien mengatakan tidak menggunakan 7 jenis apapun 1iwayat Penyakit 2erdahulu
Penderita menyangkal memiliki riwayat penyakit seperti penyakit asma" penyakit jantung" kencing manis dan tekanan darah tinggi.
1iwayat Penyakit di 7eluarga
Pasien mengatakan bahwa tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit sistemik" seperti penyakit asma" penyakit jantung" kencing manis dan
tekanan darah tinggi. 1iwayat ,lergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan ataupun obatobatan tertentu.
"." Pe!e%iksaan 8isik Sas P%esen
7eadaan umum = aik
7esadaran = /<4!5 &ompos !entis+
2ekanan arah = #3AD mmHg
0adi = D@Amenit
1espirasi = $@Amenit
Suhu tubuh aksila = 35">O 2unggi adan = #4> cm
erat adan = <4"4 kg
Sas 3ene%al
7epala = 0ormocephali
!ata = ,nemis GAG" (kterik A" 1efleks pupil GAG isokor
-eher = 2idak teraba pembesaran kelenjar tiroid
2H2 = 7esan tenang
2horaks = or = S#S$ normal reguler murmur &+
Pulmo = vesikuler GAG" rhonki A" wheeJing A ,bdomen = Sesuai status ginekologi
/kstremitas = ,kral hangat = ekstremitas atas GAG ekstremitas bawah GAG /dema = ekstremitas atas A
ekstremitas bawah A
Sas 3inekolo$i
,bdomen
2'6 tidak teraba
!assa &+" nyeri tekan &+ istensi &+ ising usus &G+ 0 agina
(nspekulo &$4 ,pril $#5+
'luksus &G+" fluor &+
Pembukaan &+" livide &+" licin &+
2 &$4 ,pril $#5+
'luksus &G+" fluor &+
Pembukaan &+" licin &+" nyeri goyang porsio &+
6,' bAc normal
,P massa A" nyeri tekan A" bulging &+
".# Pe!e%iksaan Penn4an$
arah -engkap &$ 4 ,pril $#5+
2/S H,S(- 60(2 0*1!,- 7/2/1,0),0
? 4.5 @#3AQ- <.# K ##.
1 $.5# @#5AQ- 3.4 K 4.4 7ena
H) 4.< gAd- ##.4 K #5.4 7ena
! 5D.$ f- >4. K #. !H $.> Pg $4. K 34. !H 3.3 gAd- 3#. K 3D. 1? $>"$ % ##.K #5. P-2 $$ @#3AQ- #4. K <. !P 9.5 f- D. K##.
6S) ,bdomen &3 Banuari $#5+ las isi cukup
2ampak uterus ukuran 5@>@$ cm /- = "<4 cm
airan bebas &+ !assa adneksa A 2es kehamila n = 0 egatif
".' Dia$nosis
,6* G ,nemia erat &4"4 grAd-+ ".+ Penaalaksanaan
Pd@ =
-2@ =
• !1S Perbaikan 76
• (' 0al "9% $ tpm
• 2ransfusi P1 sAd Hb R# gAd- &premedikasi = de@amethason 4mg
&(+ dan diphenhidramin #mg &(++
• it $@# mg P* • S' 3@3 mg P* • Provera 3@# mg P*
!@ = keluhan" tanda vital dan reaksi transfusi P1 7(/ = pasien dan keluarga tentang rencana perawatan
". Pe%ke!an$an Keseaan Pasien 2+ Ap%il 291+
S = perdarahan pervaginam &+" mual &+" muntah &+" panas badan &+" ,7A, &GA+
, = Status present
0adi = D<@Amenit 1espirasi = $@Amenit Suhu tubuh = 35"5
Status general
7epala = normocephali
!ata = anemis GAG" ikterusA" refleks pupil GAG isokor -eher = tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
2H2 = kesan tenang
2hora@ = or = S#S$ normal reguler murmur &+
Pulmo = esikuler GAG" rhonki A" wheeJing A ,bdomen status )inekologi
/kstremitas = ,kral hangat= G G edema=
G G
Status g inekologi
,bdomen = 2'6 tidak teraba" distensi &+" massa &+" nyeri tekan &+" bising usus &G+ 0
agina = pendarahan aktif &+
A = ,6* G ,nemia erat &4"4 grAd-+
P = Pd@ =
-• (' 0al "9% $ tpm
• 2ransfusi P1 sAd Hb R# gAd- &premedikasi = de@amethason 4mg &(+ dan diphenhidramin #mg &(++
• S' 3@3 mg P* • it $ @ # mg P* • Provera 3@# mg P*
!@ = keluhan" tanda vital dan reaksi transfusi P1 7(/ = pasien dan keluarga tentang rencana perawatan
2 Ap%il 291+
S = keluhan &+" perdarahan pervaginam &+
, = Status p resent
2ekanan arah = #$AD mmHg 0adi = D@Amenit
1espirasi = #D@Amenit Suhu tubuh aksila = 35">O Status g eneral
7epala = 0ormocephali
!ata = ,nemis A" ikterusA" refleks pupil GAG isokor -eher = tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
2H2 = kesan tenang
2hora@ = or = S#S$ normal reguler murmur &+
Pulmo = esikuler GAG" rhonki A" wheeJing A ,bdomen status ginekologi
/kstremitas = ,kral hangat= G G edema=
G G
Status )inekologi
,bdomen = 2'6 tidak teraba" distensi &+" massa &+" nyeri tekan &+" bising usus &G+ 0
agina = pendarahan aktif &+
Pemeriksaan Penunjang arah -engkap &$5 ,pril $#5+ Hb = #"$ gAdl ? = 35"5 @ #3Amm3 P-2 = $>4 @ #3Amm3 1 = <"#3 @ #5Amm3 H2 = 3<"< % A = ,6*
P = Pd@ = kontrol poli kebidanan
• (' 0al "9% $ tpm • Stop transfusi • S' $@3 mg P* • it $ @ # mg P* • Provera 3@# mg P* !@ = keluhan
BAB I: PE&BAHASAN #.1 Dia$nosis
Perdarahan uterus abnormal adalah perubahan daripada volume" pola" atau durasi aliran darah menstruasi. Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan menstruasi yang banyak sehingga perlu dilakukan penanganan yang cepat untuk mencegah kehilangan darah sedangkan perdarahan uterus abnormal kronik merupakan terminologi untuk perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Benis perdarahan abnormal lainnya adalah menoragia" metroragia dan menometroragia. 2erminologi perdarahan menstruasi tersebut berdasarkan karakteristik normal yaitu durasi menstruasi <> hari" jumlah darah 3D cc dan interval $<34 hari. !enoragia merupakan salah satu gangguan siklus menstruasi yang ditandai dengan jumlah darah dan durasi yang lebih dari normal.#"$"3
Pada kasus" didapatkan hasil anamnesis berupa seorang pasien 35 tahun" Hindu" ali" datang dengan mengalami menstruasi yang lama sejak N3 bulan yang lalu. alam sehari volume darah yang keluar bervariasi hingga N#cc. Pasien mengatakan menstruasi yang lama tersebut menyebabkan pasien mengganti pembalut sampai 45 kali per hari. ikatakan pasien memiliki riwayat menstruasi pertama kali pada umur #$ tahun" dalam tiga bulan terakhir siklus menstruasi dikatakan tidak teratur.
Pada bulan 'ebruari dikatakan pasien mengalami menstruasi pada tanggal # dan berakhir tanggal #D" dengan volume NDcc perhari dan pasien mengatakan mengganti pembalut <4 kali sehari. Pada bulan !aret pasien mulai menstruasi pada tanggal 9 dan berakhir pada tanggal #> ,pril dengan
volume kurang lebih NDcc perhari" pasien mengatakan mengganti pembalut <4 kali sehari. Pada bulan ,pril pasien mengatakan menstruasi kembali tanggal #> hingga saat pemeriksaan dilakukan" dengan volume N# cc per hari dan pasien mengganti pembalut sekitar 5> kali dalam sehari. Pasien merasa lebih kurus dari biasanya namun tidak pernah benarbenar mengukur berat badannya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status present dan general dalam batas normal" pemeriksaan abdomen tinggi fundus uteri tidak teraba" nyeri tekan tidak ada" massa tidak ada. Pada pemeriksaan dalam terdapat fluksus" tidak adanya pembukaan ostium uteri eksternum &*6/+ dan tidak tampak jaringan. ari pemeriksaan penunjang berupa tes kehamilan didapatkan hasil negatif.
Bika dibandingkan antara teori dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien seperti adanya keluhan menstruasi lama dengan volume yang banyak dan dengan tes kehamilan yang menunjukkan hasil negatif. erdasarkan data tersebut" maka kecurigaan akan adanya perdarahan pada kehamilan ataupun kegagalan kehamilan yang juga bermanifestasi sebagai perdarahan dapat disingkirkan.
Penyakit lain yang juga bermanifestasi sebagai perdarahan pervaginam adalah perdarahan uterus abnormal atau gangguan siklus menstruasi. imana pada seseorang yang mengalami perdarahan uterus abnormal akan mengalami perubahan pola" jumlah darah" atau durasi aliran darah. Perubahanperubahan tersebut bisa meningkat dan bisa juga menurun. ari data yang diperoleh dari kasus ini adanya perubahan volume dan durasi menstruasi yang melebihi batas normal. ilakukan konfirmasi dengan melakukan pemeriksaan dalam
dengan hasil berupa fluksus.
erdasarkan gambaran klinis tersebut pasien didiagnosa mengalami perdarahan uterus abnormal.
#.2 8ako% P%eisposisi aa Eiolo$i
!ekanisme pasti yang bertanggung jawab atas peristiwa perdarahan uterus abnormal tidak selalu tampak jelas. erdasarkan (nternational 'ederation of )ynecology and *bstetrics &'()*+" terdapat 9 kategori utama perdarahan
uterus abnormal sesuai dengan akronim 8P,-! */(0: yakni ; polip" adenomiosis" leiomioma" malignancy dan hiperplasia" coagulopathy" ovulatory dysfunction" endometrial" iatrogenik dan not yet classified .#"<
7elompok P,-! merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai dengan berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan histopatologi. 7elompok
8*/(0: merupakan kelainan non struktural yang tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan atau histopatologi. Sistem klasifikasi tersebut disusun berdasarkan pertimbangan bahwa seorang pasien dapat memiliki satu atau
lebih faktor penyebab P6,.4"5
Pada pasien ini" faktor penyebab yang memungkinkan terjadinya perdarahan uterus abnormal adalah kelompok 8*/(0: yaitu disfungsi ovulatorik. Pada kelompok 8P,-!: biasanya akan menimbulkan gejala perdarahan yang disertai dengan rasa nyeri baik itu rasa nyeri saat menstruasi" nyeri saat senggama" nyeri menjelang atau sesudah menstruasi" nyeri saat buang air besar" atau nyeri pelvik kronik.
Pada pasien ini dicurigai adalah oleh karena adanya disfungsi ovulatorik &P6,*+ oleh karena usia pasien yang sudah memasuki usia nonreproduktif maka bisa dicurigai pasien memiliki disfungsi ovulasi siklus anovulatorik. !eskipun demikian" jika hanya dari umur saja belum bisa meyakinkan apakah benar seseorang tersebut memiliki siklus ovulatorik. Selain itu" pada kasus ini
ditemukan adanya gangguan siklus menstruasi dimana periode menstruasi memanjang menjadi 9#4 hari dalam 3 bulan terakhir serta volume menstruasi yang meningkat dari sebelumnya.
Pada perdarahan uterus abnormal anovulatorik" kurangnya progesteron menyebabkan berkurangnya rasio prostaglandin '$=prostaglandin /$ dan terjadi peningkatan relatif prostaglandin /$ yang merupakan vasodilator dan anti agregasi platelet" menyebabkan bertambahnya perdarahan. 7ontraksi uterus tidak terjadi dan tidak nyeri adalah tanda dari siklus anovulasi. #"3"4
#." Penaalaksanaan
Penatalaksanaan untuk pasien P6, bertujuan untuk menghentikan perdarahan berdasarkan etiologi masingmasing. Bika perdarahan aktif dan banyak disertai
dengan gangguan hemodinamik dan atau Hb F # gAd- perlu dilakukan rawat inap.$"3
Pada kasus ini perdarahan yang terjadi mengakibatkan pasien mengalami mengalami anemia berat &Hb=4"<gAd-+. Badi sesuai dengan prinsip penanganan perdarahan akut pasien memerlukan rawat inap guna perbaikan hemodinamik
serta penanganan secara diagnostik. ,dapun penanganan kasus ini adalah dengan=
• (' 0al "9% $ tpm
• 2ransfusi P1 sAd Hb R# gAd- &premedikasi = de@amethason 4mg &(+
dan diphenhidramin #mg &(++
• S' 3@3 mg P*
• Provera 3@# mg P*
)angguan ovulasi merupakan salah satu penyebab P6, dengan manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dengan jumlah perdarahan yang bervariasi. Pada P6,*" kurangnya progesteron menyebabkan berkurangnya rasio prostaglandin '$=prostaglandin /$ dan terjadi peningkatan relatif
prostaglandin /$ yang merupakan vasodilator dan anti agregasi platelet"
menyebabkan bertambahnya perdarahan. pada kasus ini" diberikan Provera 3@# mg P*. imana Provera &medroksiprogesteron asetat+ diindikasikan untuk membantu mengentikan perdarahan abnormal dari uterus serta mengembalikan siklus normal menstruasi.
Pada ,6* terapi definitif yang yang dapat diberikan berupa penggunaan pil kontrasepsi kombinasi &P77+ dengan dosis yang dianjurkan pada saat perdarahan akut adalah < @ # tablet selama < hari" dilanjutkan dengan 3 @ # tablet selama 3 hari" dilanjutkan dengan $ @ # tablet selama $ hari" dan selanjutnya # @ # tablet selama 3 bulan. ila dijumpai kontra indikasi pemberian P77 dapat diberikan preparat progestin selama #< hari" kemudian
BAB : PENUTUP
7esimpulan yang didapat dari pembahasan kasus ini adalah =
# 6ntuk kepentingan diagnosis pada kasus ini dilakukan dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik dimana didapatkan hasil seperti perubahan volume dan durasi menstruasi yang melebihi batas normal. ilakukan konfirmasi dengan melakukan pemeriksaan dalam dengan hasil berupa fluksus. erdasarkan gambaran klinis tersebut pasien didiagnosa mengalami perdarahan uterus abnormal.
$ 'aktor resiko penyebab pada kasus ini diduga akibat disfungsi ovulatorik dengan tanda yang khas yaitu siklus menstruasi yang terganggu dimana terjadi perpanjangan periode mentruasi diikuti peningkatan volume" serta usia pasien
yang tergolong tidak reproduktif.
3 !anajemen yang dilakukan pada kasus adalah perbaikan hemodinamik serta penanganan secara diagnostik.