• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNIKAHAN DINI (Suatu Kajian Perilaku Menyimpang di Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERNIKAHAN DINI (Suatu Kajian Perilaku Menyimpang di Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

*Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat. Email: egari2n@yahoo.co.id.

PERNIKAHAN DINI

(Suatu Kajian Perilaku Menyimpang di Kanagarian Limau Gadang

Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan)

JURNAL

HELGA RIANTIKA SARI

NIM. 09060093

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

PERNIKAHAN DINI

(Suatu Kajian Perilaku Menyimpang di Kanagarian Limau Gadang Lumpo

Timur Kecamatan Iv Jurai Kabupaten Pesisir Selatan)

Oleh:

Helga Riantika Sari*

Fitria Kasih**

Jarudin**

ABSTRACT

The reseach based on the phenomena of early married of adolescence, adolescence was labil age, the emotional was not stabil and low self control, as a result, there was fighting that refers to deviant behavior in early married that make suscatible to divorce. Purpose of this research to describe; 1) Behavioral form digress that happened at early married couple, 2) Behavioral cause digress that happened at early married couple. This research type is descriptive qualitative. This research was executed with method interview and observation with main informan 2 early married couple and 2 supporter informants were the parents of early married couple at Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. This data was tested by triangulat data, afterwards analysed with three phase 1) Data discount 2) Presentation of data 3) Withdrawal of conclusion. Of analysis result of research obtained has finding that behavioral form digress that done by early married couple was household violence and does not the nun of responsibility and rights as wife husband properly. This matter because of this couple have emotion which not yet stabilized and also the lack of selfcontrol and adjustment of x'self in nuptials so that often happened behavior and quarel digress in household.

Key word: adolescence, early married, behavioral digress, behavioral form digress, behavioral cause digress.

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa peralihan dan masa pencarian jati diri individu. Seorang remaja, telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan, di mana mereka belum mampu bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat. Pada masa remaja seorang individu mudah terpengaruh terutama oleh lingkungan masyarakat di mana mereka bergaul. Pada saat sekarang ini banyak pengaruh negatif yang terdapat pada pergaulan remaja. Seperti pergaulan bebas, pemakaian narkoba dan seks bebas. Salah satu yang berdampak buruk yang terjadi pada remaja saat ini adalah seks bebas. Akibat dari seks bebas pada diri remaja antara lain menularnya penyakit AIDS yang dapat menyebabkan kematian serta hamil di luar nikah sehingga terjadinya pernikahan pada usia dini.

Selain akibat hamil di luar nikah, pernikahan dini juga terjadi karena perjodohan. Masih banyak masyarakat yang menjodohkan atau menikahkan anaknya yang masih di bawah umur, seperti pada masyarakat pedesaan. Padahal pernikahan di bawah umur merupakan pelanggaran peraturan yang berlaku. Hal ini berdasarkan peraturan yang tercantum pada Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 pasal 7 ayat 1 dikutib dari buku Pedoman Pejabat Urusan Agama Islam (2005) yang berbunyi: “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai 16 tahun”.

perkembangan emosi pada masa remaja masih dalam masa transisi atau masih belum stabil. Terkadang remaja mengalami gejolak emosi yang tinggi dan tidak stabil sehingga dalam rumah tangga sering terjadi percekcokan antara pasangan suami istri yang menikah dini, hal ini dapat

(3)

*Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat. Email: egari2n@yahoo.co.id.

mengakibatkan terjadinya perceraian di dalam rumah tangga. Dalam kehidupan berumah tangga juga sering terjadi perilaku menyimpang seperti kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. Telah banyak peristiwa KDRT yang terjadi pada masyarakat saat ini, seperti suami yang sering memukul istri, suami yang membunuh istrinya sendiri. Selain itu ada juga istri yang membunuh suaminya sendiri.

Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan pasangan suami istri yang menikah dini di Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur melakukan perilaku menyimpang dalam rumah tangga. Seperti terjadinya pertengkaran suami istri, suami yang tidak menafkahi keluarga, belum memahami hak dan tanggung jawab sebagi suami istri dan belum mampu menyesuaikan diri dengan baik dengan pasangan masing-masing sehingga sering terjadi ketidakcocokkan satu sama lain yang berujung pada pertengkaran.

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah: bentuk perilaku menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah dini dan penyebab perilaku menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah dini.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dperilaku menyimpang dan penyeban perilaku menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah dini.

Untuk mempermudah pemahaman terhadap variabel yang ada dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan tentang variabel tersebut, yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah perilaku menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah dini. James (Idianto, 2006:153) berpendapat bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan luar batas-batas toleransi oleh sejumlah orang besar. Sedangkan pernikahan dini dapat dikatakan sebagai akad atau perikatan antara laki-laki dan perempuan yang belum memiliki kesiapan baik secara fisiologis maupun psikologis dalam rangka membentuk keluarga.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan fokus dan tujuan dari penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dimana peneliti kan menggambarkan bagaimana bentuk dan penyebab perilaku menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah dini. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 – 07 Oktober 2013 di Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.

Informan kunci dalam penelitian ini adalah 2 pasangan suami istri yang menikah pada usia dini dan 2 informan pendukung yakni orang tua dari pasangan suami istri yang menikah dini. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara dan observasi kepada informan penelitian. Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul dan dianalisis dengan menggunakan triangulasi data.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Reduksi data

Data yang telah terkumpul kemudian dirangkum dan memiih hal-hal pokok yang memfokuskan pada hal-hal yang penting yakni hal-hal menyangkut fokus masalah yang diteliti.

2. Displai data (penyajian data)

Data yang telah dirangkum kemudian disajikan dalam bentuk uraian singkat, tabel, bagan, pola hubungan sehingga mempermudah dalam menganalisis data.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Data yang telah terkumpul dan dirangkum kemudian dicari maknanya untuk kemudian ditarik kesimpulan yang dipaparkan dengan kata-kata atau dalam bentuk narasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisi data yang telah dilakukan terungkap bahwa bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang menikah dini antara lain terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga seperti suami yang memukul dan membentak istri dengan kasar. Orang tua

(4)

yang memukul dan menghardik anaknya. Selain itu hak dan tanggung jawab sebagai suami istri juga tidak berjalan dengan baik dimana suami yang tidak menafkahi keluarga, masih hidup bergantung dengan orang tua, tidak adanya bentuk kerja sama antara suami istri dalam berumah tangga. perilaku menyimpang tersebut disebabkan oleh berbagai faktor antara lain a) sikap mental yang tidak sehat, b) ketidak harmonisan keluarga, c) Pelampiasan rasa kecewa, d) dorongan kebutuhan ekonomi, e) pengaruh lingkungan dan media massa, f) proses belajar yang menyimpang, g) Ketidak sanggupan menyerap norma/aturan.

1. Bentuk perilaku menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah dini.

a. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pasangan suami istri yang menikah dini melakukan perilaku menyimpang, salah satunya tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tindak kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di anatranya yakni orantua yang memukul anak dengan dengan benda mati, suami yang memukul istri, orang tua yang membentak anak dengan kata-kata kasar, suami yang membentak istri dengan kata-kata kasar, seorang istri yang membentak orang tuanya dengan kata-kata kasar. Selain itu adanya konflik yamg mengakibatkan terjadinya pertengkaran antara suami istri yang dapat mengakibatkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (Nuhatama, 2011).

Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), KDRT adalah “setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga”. Setiap keluarga memilki cara yang berbeda dalam menyelesaikan konflik atau masalahnya masing-masing. Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan, hentakan-hentakan fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian maupun ekspresi wajah menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti menyerang, memaksa, mengancam atau melakukan kekerasan fisik. Perilaku seperti ini dapat dikatakan pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

b. Tidak menjalankan hak dan tanggung jawab sebagaimana mestinya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pasangan suami istri yang menikah pada usia dini melakukan perilaku menyimpang yakni tidak menjalankan hak dan tanggung jawab sebagaimana mestinya. Bentuk hak dan tanggung jawab sebagi suami istri yang tidak terjalankan antara lain, orang tua yang tidak mendidik anaknya dengan baik, suami yang tidak memberi nafkah keluarga, istri yang tidak melayani suami dengan baik kemudian tidak adanya bentuk kerja sama antara suami istri dalam mengurus rumah tangga.

Dalam kehidupan pernikahan, suami istri memiliki hak dan tanggung jawab yang harus dijalankan sesuai dengan peran masing-masing dalam berumah tangga. Dengan menjalankan hak dan tanggung jawab sebagai suami istri dengan baik maka akan terbentuk keluarga yang baik dan bahagia, sebaliknya apa bila suami istri tidak berjalan dengan baik

(5)

*Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat. Email: egari2n@yahoo.co.id.

atau diabaikan maka tujuan dari pernikahan tidak akan tercapai.

2. Penyebab perilaku yang menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah dini.

a. Sikap mental yang tidak sehat Dari hasil penelitian ditemukan bahwa perempuan yang menikah pada usia dini mengalami depresi atau frustasi. Dimana informan menutup diri dari lingkungan dan kurang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Sikap yang ditunjukan oleh informan tersebut merupakan salah satu dari bentuk sikap yang tidak sehat.

Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara

hirarki. Kebutuhan biologis,

kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri (Ajeng, 2012).

Berdasarkan hasil temuan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja yang menikah pada usia dini dapat mengalami frustasi yang diakibatkan rasa kekecewaan dan belum siapnya menghadapi kehidupan berkeluarga yang di luar keinginan remaja tersebut.

b. Ketidak harmonisan keluarga Kurang adanya saling pengertian dari suami istri sering menimbulkan kegoncangan, ketidakseimbangan keluarga. Kehidupan berkeluarga merupakan pengalaman baru. Apalagi bagi suami istri yang berasal dari keluarga yang sangat berlainan latar belakangnya (Sundari, 2005: 8). Dalam kehidupan berkeluarga apabila tidak adanya saling pengertian dari suami istri maka akan sering terjadinya konflik dalam kehidupan berumah tangga yang dapat menyebabkan perceraian. Hal tersebut bisa saja terjadi pada

pasangan yeng menikah pada usia dini. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa hubungan pasangan suami istri yang menikah dini di Kanagarian Lumpo Timur kurang harmonis dan tidak adanya rasa saling menghormati dan menyayangi antar anggota keluarga. Salah satu penyebabnya yaitu masih tingginya tingkat ego dan belum stabilnya emosi yang dimiliki pada pasangan yang menikah pada usia remaja ini. Pada pergaulan sehari-hari pasangan ini masih memikirkan kepentingan diri sendiri tanpa menghiraukan pendapat dari pasangan. Di mana rasa ingin bebas masih dimiliki oleh pasangan ini.

c. Pelampiasana rasa kecewa

Rasa kekecewaaan yang dialami oleh pasangan yang menikah pada usia dini terus berlanjut dikarenakan diri individu atau remaja belum menerima kondisi dan keadaan yang dialaminya sekarang. Rasa ketidak puasan sering muncul dikarenakan kondisi yang mereka alami saat ini tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Namun hal tersebut tidak boleh berlangsung lama. Karena jika hal tersebut terus belangsung akhirnya akan mengakibatkan terjadinya perceraian. Oleh karena itu orang tua ataupun pihak lainnya wajib membimbing pasangan inni untuk mampu menyesuaikan diri dengan kondisi yang sedang mereka jalani.

d. Dorongan kebutuhan ekonomi Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa informan tidak menafkahi keluarganya. Dimana informan tidak bekerja dan hidup bergantung dengan orang tua. Hal ini terjadi karena orang tua dari informan membiarkan saja hal tersebut terjadi dan tidak mempermasalahkannya justru orang tua yang memberi nafikan nafkah pada anaknya yang sudah menikah dan sepantasnya mencari nafkah.

(6)

e. Pengaruh lingkungan dan media massa

Ali dan Asrori (2012: 146) berpendapat bahwa “Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai, moral, dan sikap individu mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, fisik, kebendaan, baik yang terdapat dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Kondisi psikologis, pola interaksi, pola kehidupan beragama, berbagai sarana rekreasi yang tersedia dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat akan mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap individu yang tumbuh dan berkembang di dalamnya”.

Berdasarkan hasil penelitian, lingkungan masyarakat tempat informan tinggal justru memberikan contoh yang kurang baik kepada informan. Di mana pada lingkungan masyarakat tindak kekerasan dalam rumah tangga sudah merupakan hal yang biasa terjadi dalam setiap kehidupan berumah tangga.

f. Proses belajar yang menyimpang Dari hasil penelitian ditemukan bahwa lingkungan tempat informan belajar justru memberikan contoh yang kurang baik. Kurangnya bimbingan dari keluarga bagi pasangan yang baru beradaptasi dengan kondisi yang seharusnya belum mereka jalani. Sehingga informan mudah terpengaruh dengan perilaku yang kurang baik yang berlangsung di likungan tempat informan tinggal. Selain itu proses belajar yang informan alami juga dipengaruhi oleh pengalaman yang informan jalani semasa kanak-kanak. Pengalaman tersebut diaplikasikan oleh informan dalam mendidik dan merawat anak mereka sendiri.Proses belajar yang menyimpang adalah proses di mana seseorang mengidentifikasi perilaku di lingkungannya yang menyimpang, terutama dari kelompok sesusia dan sepermainan mereka

g. Ketidak sanggupan menyerap norma/aturan

Ketidak sanggupan seseorang dalam menyerap norma/aturan yang berlaku di dalam masyarakat dapat mengakibatkan orang tersebut melakukan perilaku menyimpang yakni perilaku yang tidak sesuai dengan norma/aturan yang berlaku. dalam proses perkembangannya pasangan yang menikah usia dini belum mampu memahami bagaimana memabangun rumah tangga yang baik dan harmonis serta belum melaksanakan hak dan tanggung jawab suami istri dengan baik. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dan bimbingan dari orang tua.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bentuk perilaku menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah pada usia dini

a. Kekerasan dalam rumah tangga. Dari kedua pasangan suami istri yang menikah pada usia dini, dalam kehidupan berkeluarga. Kedua pasangan ini melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga seperti sama-sama melakukan tindak kekerasan kepada anak mereka. b. Tidak menjalankan hak dan

kewajiban suami istri sebagai mana mestinya. Pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai suami istri dalam berumah tangga belum terlaksana dengan baik. Dimana suami tidak memberi nafkah keluarga, istri yang tidak melayani suaminya dengan baik dan orang tua yang tidak merawat dan mendidik anaknya dengan baik.

2. Penyebab perilaku menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah dini.

a. Sikap mental yang tidak sehat. Dari empat informan yang peneliti wawancarai dua diantaranya mengalami depresi sehingga informan lebih suka menyendiri dan kurang bersosialisasi dengan masyarakat.

(7)

*Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat. Email: egari2n@yahoo.co.id.

b. Ketidak harmonisan keluarga. Hubungan pasangan suami istri yang menikah dini di Kanagarian Limau Gadang memiliki hubungan yang kurang harmonis dalam berkeluarga. c. Pelampiasan rasa kecewa. Keempat

informan memiliki rasa kecewa dalam menjalankan kehidupan berkeluarga yang mereka lampiaskan dengan melakukan perilaku menyimpang.

d. Dorongan kebutuhan ekonomi. Keempat informan masih belum memikirkan kebutuhan ekonomi mereka karena mereka masih hidup bergantung dengan orang tua. e. Pengaruh lingkungan dan media

massa. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh informan dipengaruhi oleh lingkungan tempat informan tinggal yang juga melakukan perilaku menyimpang.

f. Proses belajar yang menyimpang. Perilaku menyimpang dipelajari informan dari lingkungan masyarakat dan keluarga informan sendiri. g. Ketidak sanggupan menyerap norma.

Keempat informan melakukan perilaku menyimpang karena tidak memahami aturan atau hukum yang berlaku seperti hukum tentang kekerasan dalam rumah tangga.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan saran kepada berbagai pihak terkait sebagai berikut:

1. Kepada orang tua untuk lebih memberikan bimbingan dan didikan mengenai pernikahan kepada anak serta lebih memperhatikan perkembangan pada diri remaja

2. Kepada masyarakat sekitar baik itu wali nagari alim ulama diharapkan dapat memberikan contoh perilaku yang baik kepada remaja serta membantu remaja dalam perkembangannya.

3. Bagi remaja yang menikah pada usia dini agar mampu memahami dan menjalankan hak sebagai suami istri yang baik dalam pernikahan sehingga tercipta keluarga yang bahagia. 4. Bagi konselor agar mampu

memberikan bimbingan kepada remaja tentang pernikahan sehingga remaja

memiliki persiapan yang matang dalam menghadapi kehidupan berkeluarga.

5. Bagi pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat agar dapat meningkatkan sistem perkuliahan khususnya pada mata kuliah perkembangan individu sehingga Program Studi Bimbingan dan Konseling dapat meluluskan seorang konselor atau guru pembimbing yang ahli dalam memahami perkembangan diri baik remaja maupun dewasa akhir. 6. Bagi peneliti selanjutnya bisa

melakukan penelitian lanjutan bagaimana perilaku menyimpang yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah pada usia dini dengan melihat pada aspek yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, Nuraini. 2012. “Psikologi Kesehatan Mental”, (online), (http://nurainiajeeng.wordpress.com/20 12/03/21/psikologi-kesehatan-mental/, diakses 21 Janurai 2014).

Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja

(Perkembangan Peserta Didik).

Jakarta: Bumi Aksara.

Bahan Penyuluhan Hukum. 2001. Departemen Agama R.I

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA

Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga Nihatama, Didib. 2011. “Makalah

Kekerasan dalam Rumah Tangga (Kdrt)”, (online), (http://d2bnuhatama.blogspot.com/201 1/08/makalah-pancasila-kekerasan-dalam-rumah.html, diakses 22 Januari 2014).

Undang-undang tentang Penghapusan KDRT No. 23 tahun 2004

Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta.

(8)

Setiadi, Elly dan Usman Kolip. 2011.

Pengantar Sosiologi Pemahaman

Fakta dan Gejala Permasalahan

Soial:Teori, Aplikasi, dan

Pemecahannya. Jakarta: Kencana

Referensi

Dokumen terkait

pada masa orde lama adalah perencanaan pekerjaan keuangan yang dibuat untuk suatu jangka waktu tertentu, dalam waktu mana badan legislatif (DPRD) memberikan kredit kepada

Penggunaan Homepage itu sendiri sangatlah fleksibel karena jika terdapat penambahan atau pengurangan halaman web, maka Homepage dapat ditulis kembali, ditambah, dikurangi atau

Kartu Seminar PKL, PraSeminar (Biru) yang telah ditandatangani oleh Ketua Program Studi6. Tanda Terima Pengumpulan Laporan PKL dan

Mengulas bagaimana pemanfaatan driver dan mode grafis pada bahasa C di sebuah game, dan penerapannya ke dalam logika pemrograman. Game My Igo ini memiliki beberapa kelebihan

kepala madrasah menunjuk perwakilannya untuk mengikuti kegiatan tersebut tanpa di pungut biaya. Demikian atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan

Bagi orang yang memiliki keterbatasan dalam membayar segera utangnya, akad hawalah pada perbankan syariah dapat menjadi solusi yaitu akad pengalihan utang dari satu pihak

Phlebitis post infus juga sering di laporkan kejadiannya sebagai akibat pemasangan infus. Phlebitis post infus adalah peradangan pada vena yang didapatkan 48 – 96 jam

Artinya: Rasulullah SAWW bersabda, ” Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika seorang lelaki mengumpuli isterinya sedang di dalam rumah ada anak kecil yang terjaga