• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH / PELATIHAN ORANG DEWASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH / PELATIHAN ORANG DEWASA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH /

PELATIHAN ORANG DEWASA

Oleh: M. Hurmaini Abstraksi

Salah satu faktor penyebab seringnya program pendidikan luar sekolah (PLS) mendapat kritik tajam dari masyarakat dan lembaga-lembaga lain adalah kurangnya evaluasi yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan program pendidikan luar sekolah. Tulisan ini mencoba memaparkan jawaban mengenai tujuan evaluasi program PLS, orang-orang yang terlibat sebagai evaluator, unsur-unsur dan teknik untuk mengevaluasi program PLS serta pengelolaan data dalam evaluasi program PLS.

Kata Kunci : Evaluasi, Pendidikan Luar Sekolah A. Pendahuluan

Pelaksanaan sistem pendidikan nasional, termasuk subsistem pendidikan luar sekolah (disingkat PLS)/pendidikan orang dewasa, sering mendapat kritik tajam dari masyarakat dan lembaga-lembaga lain karena kebijakan dan pelaksanaannya sering berubah-ubah tanpa didukung oleh data yang akurat. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya evaluasi yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi dalam kebijakan dan pelaksanaan subsistem pendidikan luar sekolah perlu didasarkan atas data yang akurat, handal, dan relevan. Evaluasi perlu dilakukan secara berkesinambungan terhadap proses, hasil, dan dampak program pendidikan luar sekolah, dengan standar baku yang digunakan dalam menilai program yang sistemik.

Evaluasi dapat menggunakan berbagai pendekatan, metode, dan teknik yang tepat untuk menghimpun data untuk disampaikan kepada penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program, serta pihak-pihak lainnya yang terkait. Evaluasi program dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan program pendidikan. Evaluasi program harus dan dapat diselenggarakan secara terus-menerus, berkala, dan/atau sewaktu-waktu. Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan pada saat sebelum, sedang, atau setelah program pendidikan luar sekolah dilaksanakan. Evaluasi program berguna bagi para

(2)

pengambil keputusan untuk menetapkan apakah program akan dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas, atau ditingkatkan.

Berkenaan dengan itu, tulisan ini mencoba menjawab enam pertanyaan sebagai berikut: (1) apa yang dimaksud dengan evaluasi program? (2) apa saja tujuan evaluasi program PLS/pelatihan orang dewasa? (3) Siapa yang terlibat sebagai evaluator? (4) Apa saja unsur-unsur evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa? (5) Apa teknik untuk mengevaluasi program PLS/pelatihan orang dewasa? (6) Bagaimana pengelolaan data dalam evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa? Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan jawaban atas pertanyaan tersebut secara singkat.

B. Pengertian Evaluasi Program

Beragam pengertian tentang evaluasi program diberikan sesuai dengan latar belakang pakar dan sasaran yang dinilai. Oleh karena itu perlu dikemukakan beberapa pendapat pakar sebagai berikut. Paulson, dalam Grotelueschen (1976:17) mengemukakan bahwa evaluasi program adalah proses pengujian berbagai objek atau peristiwa tertentu dengan menggunakan ukuran-ukuran nilai khusus dengan tujuan untuk menentukan keputusan-keputusan yang sesuai. Berdasarkan pengertian ini, maka evaluasi program adalah kegiatan pengujian terhadap sesuatu fakta atau kenyataan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Pakar lain, Alkin (1981:11) bahwa evaluasi program merupakan proses yang berkaitan dengan penyiapan berbagai wilayah keputusan melalui pemilihan informasi yang tepat, pengumpulan dan analisis data, serta pelaporan yang berguna bagi para pengambil keputusan dalam menentukan berbagai alternatif pilihan untuk menetapkan keputusan.

Sejalan dengan pendapat di atas, Mugiadi (1980) menjelaskan bahwa evaluasi program adalah upaya pengumpulan informasi mengenai sesuatu program, kegiatan, proyek. Informasi tersebut berguna bagi pengambilan keputusan, antara lain untuk memperbaiki program, menyempurnakan kegiatan program lanjutan, menghentikan suatu kegiatan, atau menyebarluaskan gagasan yang mendasari suatu program atau kegiatan. Informasi yang dikumpulkan harus memenuhi persyaratan ilmiah, praktis, tepat guna, dan sesuai dengan nilai yang mendasari dalam setiap pengambilan keputusan.

Syamsu Mappa (1984) mendefiniskan bahwa evaluasi program pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu program pendidikan. Sedangkan Stake (1975) menggambarkan bahwa evaluasi program adalah kegiatan untuk merespon suatu program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Stake mengemukakan bahwa evaluasi program pendidikan

(3)

berorientasi langsung pada kegiatan dalam pelaksanaan program dan evaluasi dilakukan untuk merespon pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai program tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan, evaluasi program adalah kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Data adalah fakta, keterangan, atau informasi yang dapat ditarik generalisasi.

C. Tujuan Evaluasi Program PLS/Pelatihan Orang Dewasa

Tujuan adalah unsur yang amat penting dalam evaluasi program pendidikan luar sekolah/pelatihan orang dewasa. Tujuan evaluasi berfungsi sebagai pengarah kegiatan evaluasi program dan sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas evaluasi program. Tujuan evaluasi terdiri atas tujuan umum (goals) dan tujuan khusus (objectives). Menurut D.Sudjana (2006:48) Tujuan umum evaluasi program PLS adalah menyediakan atau menyajikan data sebagai masukan bagi pengambilan keputusan tentang program tersebut. Menurut Sujana, tujuan umum dapat dijabarkan dalam berbagai tujuan khusus.

Tujuan-tujuan khusus evaluasi program pendidikan luar sekolah atau pelatihan orang dewasa tersebut bermacam-macam, di antaranya sebagaimana dikemukakan D. Sujana (2006: 35-49) sebagai berikut: (1) memberikan masukan untuk perencanaan program, (2) memberikan masukan untuk kelanjutan, perluasan, dan penghentian program, (3) memberi masukan untuk modifikasi program, (4) memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat program, (5) memberi masukan untuk motivasi dan pembinaan pengelola dan pelaksana program, (6) memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi evaluasi program pendidikan luar sekolah atau pelatihan orang dewasa.

D. Siapa saja yang Terlibat sebagai Evaluator?

Banyak pihak yang terlibat dalam evaluasi program belajar/ pelatihan orang dewasa. Di dalamnya terdapat para pelaksana evaluasi program dan masing-masing pelaksana memiliki tanggung jawab etik. Mereka adalah evaluator, orang-orang atau lembaga yang membidangi evaluasi, berbagai pihak yang terlibat dalam program yang sedang dievaluasi, masyarakat yang menerima laporan evaluasi, dan khususnya yang memberikan tugas untuk mengevaluasi, dan evaluator lain yang mungkin akan melakukan analisis kembali terhadap data hasil evaluasi dan mungkin menginterpretasi kembali data tersebut.

Menurut D.Sudjana (2006:285) pertanggungjawaban etik dalam evaluasi program belajar/pelatihan orang dewasa dialamatkan oleh

(4)

Masukan Sarana Masukan Mentah Proses Keluaran Masukan Lain Pengaruh Masukan Lingkungan Masukan Lingkungan

evaluator kepada penyelenggara, pengelola, pemesan, dan pengguna hasil evaluasi, peserta, masyarakat dan profesi. Sebaliknya, pertanggungjawaban etik juga terdapat pada penyelenggara, pengelola, profesi, peserta program dan pihak lainnya yang terkait.

E. Unsur-unsur Program PLS/Pelatihan Orang Dewasa yang Dievaluasi

Banyak pakar evaluasi program yang membahas berbagai unsur, variabel, dimensi, indikator atau atribut program PLS/pelatihan orang dewasa yang menjadi sasaran atau objek evaluasi program. Dalam makalah ini pembahasan dibatasi pada dua unsur-unsur utama yaitu: (1) unsur sistem yang diterapkan dalam program pendidikan luar sekolah/pelatihan orang dewasa; (2) unsur-unsur manajemen program pendidikan luar sekolah/pelatihan orang dewasa.

Unsur-unsur sistem dalam program yang dievaluasi mencakup: komponen, proses, dan tujuan program. Unsur-unsur manajemen program yang dievaluasi adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan. Unsur-unsur yang berkaitan dengan daya dukung mencakup: landasan keilmuan, kemitraan, dan peran serta masyarakat.

1. Unsur-unsur Program yang Dievaluasi Berdasarkan Sistem

Pendidikan Luar Sekolah/ Pelatihan Orang Dewasa

Unsur-unsur program yang dievaluasi berdasarkan sistem pendidikan luar sekolah/pelatihan orang dewasa adalah komponen-komponen masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses, keluaran, masukan lain, dan pengaruh. Kaitan fungsional antara unsur program PLS/Pelatihan orang dewasa secara sistemik dikemukakan dalam gambar 1 berikut ini.

Gambar 1 Keterkaitan Fungsional antara Komponen, Proses, dan Tujuan Sistem PLS Sumber: D. Sudjana (2006:89)

(5)

Secara rinci komponen, proses, dan tujuan sistem PLS/Pelatihan orang dewasa yang sistemik diuraikan sebagai berikut:

a. Masalah lingkungan meliputi: lingkungan alam, sosial budaya, dan kelembagaan. Lingkungan alam yang perlu diperhatikan dalam program PLS dapat terdiri atas lingkungan alam hayati, lingkungan alam non-hayati, dan lingkungan alam buatan. Lingkungan hayati adalah flora (tumbuhan) dan fauna (hewan). Lingkungan alam non-hayati mencakup tanah, air, mineral, cuaca, sungai, dan sebagainya. Lingkungan buatan/binaan meliputi: pemukiman, sarana dan alat transfortasi, bendungan, pasar, kampus, dan sebagainya. Lingkungan sosial-budaya meliputi: kondisi kependudukan dengan berbagai potensinya, seperti kebiasaan atau tradisi, pendidikan, agama, komunikasi, kesenian, bahasa, kesehatan, mata pencaharian, lapangan kerja, ideologi dan politik, keamanan, kebutuhan, dan apresiasi masyarakat. Ke dalam lingkungan ini termasuk perubahan sosial, yaitu perkembangan masyarakat dari masyarakat pertanian, ke masyarakat industri, dan ke masyarakat informasi. Lingkungan sosial juga mencakup kondisi ekonomi masyarakat, seperti mata pencaharian, pekerjaan, tingkat pendapatan, serta struktur masyarakat yang terdiri atas individu, kelompok, dan komunitas. Lingkungan kelembagaan terdiri atas instansi-instansi pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang terkait dengan program, dan terdapat dalam lingkungan di tempat program PLS dilaksanakan.

b. Masukan sarana terdiri atas kurikulum atau program pembelajaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta biaya. Kurikulum atau program pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode-teknik, dan media pembelajaran, serta alat evaluasi hasil belajar. Tujuan pembelajaran berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pendidik atau kebutuhan belajar. Materi pembelajaran terdiri atas bahan-bahan yang disusun secara sistemik dan disediakan untuk dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Metode, teknik dan media pembelajaran digunakan dalam strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Alat evaluasi adalah instrumen, berupa tes atau soal-soal ujian, untuk mengukur sejauh mana perubahan perilaku peserta didik setelah mengalami pembelajaran, dibandingkan dengan sebelum mengikuti pembelajaran. Kurikulum harus dievaluasi, menurut Lewy (1977), evaluasi kurikulum dilakukan terhadap materi pembelajaran, media pembelajaran, organisasi bahan belajar, strategi pembelajaran,

(6)

pengelolaan kegiatan belajar, peranan pendidik serta tenaga kependidikan lainnya, dan aktivitas peserta didik. Dengan demikian, variabel-variabel masukan sarana yang dirvaluasi mencakup: tujuan program, kurikulum, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya, sarana dan prasarana, penyelenggara, pengelola, dan pembiayaan. c. Masukan mentah ialah peserta didik yang terdiri atas warga belajar,

peserta pelatihan, peserta penyuluhan, pemagang, jamaah majelis taklim, santri, dan sebagainya. Peserta didik mempunyai karakteristik internal dan eksternal. Karakteristik internal ialah atribut fisik, psikis, dan fungsional peserta didik. Atribut fisik yaitu usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, serta kondisi pancaindra. Aspek psikis adalah kebutuhan belajar, motivasi belajar, aspirasi, keinginan, minat, tujuan, masalah yang dihadapi, dan masa kritis. Aspek psikis ini mencakup pula kesiapan belajar, persepsi, struktur kognisi, kemampuan mental. Atribut fungsional meliputi: pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan status sosial ekonomi keluarga. Karakteristik eksternal peserta didik berkaitan dengan lingkungan hidup peserta didik, meliputi: lingkungan keluarga, teman bergaul, pekerjaan, kebiasaan, dan sarana belajar yang terdapat di masyarakat atau daerah. Evaluasi terhadap masukan mentah ini adalah untuk menjawab pertanyaan tentang karakteristik mana yang paling mendorong atau menghambat peserta didik untuk belajar dan bagaimana pengaruhnya terhadap proses, hasil, dan dampak pembelajaran.

d. Proses pendidikan melalui pembelajaran adalah interaksi edukatif antara masukan sarana, terutama pendidik (tutor, pamong belajar, pelatih, penyuluh, dan sebagainya) dengan masukan mentah, yaitu peserta didik, melalui kegiatan pembelajaran, bimbingan, penyuluhan, dan pelatihan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan kontinum atau berkesinambungan, yang dimulai dari pedagogi ke andragogi, atau sebaliknya. Pedagogi adalah ilmu dan seni mengajar kepada anak-anak, sedangkan andragogi adalah ilmu dan seni untuk membantu orang dewasa belajar. Kedua pendekatan ini dapat digunakan bagi anak-anak dan orang dewasa. Dengan demikian, pembelajaran dapat dimulai dari pedagogi kemudian dilanjutkan ke andragogi, atau sebaliknya secara berdaur (berulang). Dalam evaluasi program PLS perlu pula didentifikasi tentang efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

e. Keluaran (Output) adalah lulusan program PLS/pelatihan orang dewasa. Keluaran yang dievaluasi adalah kuantitas dan kualitas lulusan program setelah mengalami proses pembelajaran. Kuantitas adalah jumlah lulusan yang berhasil menyelesaikan proses

(7)

pembelajaran dalam program pendidikan. Kualitas adalah perubahan tingkah laku peserta didik atau lulusan meliputi ranah afektif, kognisi, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut, berkaitan dengan materi yang telah dipelajari dan kebermaknaannya bagi kehidupan peserta didik dan lulusan program pendidikan luar sekolah/pelatihan orang dewasa.

f. Masukan lain, adalah sumber-sumber atau daya dukung yang memungkin lulusan dapat menerapkan hasil belajar (keluaran) dalam kehidupannya. Masukan lain dapat digolongkan ke dalam bidang bisnis (dunia usaha), pekerjaan, dan aktivitas kemasyarakatan. Masukan lain perlu dipelajari oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Misalnya, permodalan dapat dipelajari tentang sumber-sumber permodalan, cara memperoleh, mengolah, dan mengembangkan permodalan.

g. Pengaruh (outcome) adalah dampak yang dialami peserta didi atau lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain. Pengaruh ini dapat diukur terutama dalam tiga aspek kehidupan, yaitu (a) peningkatan taraf kesejahteraan hidup dengan indikator pemilikan pekerjaan atau usaha, (b) upaya membelajarkan orang lain, (c) keikutsertaan dalam kegiatan sosial atau pembanguna masyarakat. Dengan demikian, PLS/pelatihan orang dewasa baru dikatakan lengkap apabila program dan evaluasinya menyangkut semua unsur sistem pendidikan, yaitu masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses, keluaran, masukan lain, dan pengaruh. 2. Unsur-unsur Program yang Dievaluasi Berdasarkan Fungsi-fungsi

Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah/ Pelatihan Orang Dewasa

Evaluasi manajemen program dilakukan terhadap fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan program PLS/Pelatihan orang dewasa. Evaluasi program PLS terhadap fungsi-fungsi manajemen tersebut diadaftasikan dari D.Sudjana (2006), Grotelueschen (1976), Anwar Iskandar (1978), diuraikan secara ringkas berikut ini.

Fungsi perencanaan program PLS perlu dievaluasi untuk memperoleh informasi tentang alasan penetapan program, proses identifikasi kebutuhan belajar dan potensi serta kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan program. Dievaluasi pula mengenai proses penyusunan tujuan program, penyusunan strategi dan kegiatan pembelajaran, pengadaan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, penyusunan alat tes awal, dan tes akhir pembelajaran, pelatihan pendidikan, dan tenaga kependidikan, penyususnan alat pemantauan

(8)

pelaksanaan program, dan penyusunan instrumen evaluasi terhadap proses, hasil dan dampak program. Perlu dievaluasi juga jenis-jenis perencanaan program yang digunakan apakah perencanaan alokatif, perencanaan inovatif, perencanaan strategis atau tipe lainnya, apakah perencanaan tingkat mikro, tingkat meso, atau tingkat makro, apakah keterkaitan antara ketiganya.

Fungsi pengorganisasian dalam pengelolaan program perlu dievaluasi. Apakah prinsip-prinsip pengorganisasian berkaitan dengan kebermaknaan, keluwesan, dan kedinamisan organisasi pelaksanaan program. Apakah langlah-langkah pengorganisasian memuat: (1) pemahaman terhadap tujuan dan kegiatan yang telah direncanakan dan bentuk-bentuk organisasi yang digunakan, (2) penetapan tugas pekerjaan berdasarkan kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan, (3) penilaian tugas pekerjaan dengan diikuti pengelompokan tugas, (4) pembagian tugas pekerjaan dengan batas-batas yang jelas, (5) persyaratan personalia untuk melakukan tugas pekerjaan dan kedudukan hirarkis dalam organisasi, (6) penyusunan struktur dan komposisi organisasi dan personalia, serta pembagian tugas pekerjaan, dan (7) penetapan peraturan tentang prosedur pelaksanaan tugas pekerjaan, pembinaan, dan penilaian terhadap kinerja pelaksanaan program.

Penggerakan berfungsi untuk menumbuhkan situasi yang secara langsung dapat mengarahkan dorongan-dorongan yang ada dalam diri seseorang atau kelompok yang terlibat dalam organisasi, sehingga mereka menampilkan kinerja yang tinggi dalam melaksanakan program yang telah direncanakan. Evaluasi terhadap penggerakan bertujuan untuk menghimpun informasi tentang alasan-alasan melakukan motivasi, unsur-unsur motivasi yang meliputi: situasi, upaya penggerakan, dan bertujuan. Pertanyaan-pertanyaan dalam evaluasi adalah untuk mengungkapkan: (1) apakah jenis motivasi instrinsik atau ekstrinsik yang digunakan, (2) sifat motivasi apakah untuk memberi harapan, penyadaran, atau punya “paksaan sosial”, (3) fungsi motivasi apakah sebagai pendorong, pemberi arah kegiatan, atau penyeleksi kegiatan para pelaksana program, (4) apakah aspek-aspek yang digerakkan meliputi: kebutuhan, keinginan, dorongan, aspirasi, emosi, dan kata hati pelaksana program, (5) apakah pendekatan penggerakan mencakup kesejawatan, produktivitas, atau pemuasan keinginan pelaksana program.

Fungsi pembinaan adalah kegiatan fungsional untuk menjaga dan memlihara supaya gerakan yang dilakukan para pelaksana program tetap sesuai dengan tugas-tugas organisasi dalam melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya. Fungsi

(9)

pembinaan meliputi tiga fungsi, yaitu pengawasan, supervisi, dan pemantauan. Pengawasan dilakukan dengan sasaran lembaga penyelenggara program. Supervisi ditujukan kepada pelaklsana program. Selanjutnya, pemantauan (monitoring) ditujukan terhadap kegiatan pelaksanaan program.

Fungsi evaluasi program, adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data sebagai masukan bagi pengambilan keputusan tentang program yang sedang dan/ atau telah dilaksanakan. Pertanyaan-pertanyaan mengenai fungsi evaluasi adalah untuk mencari jawaban tentang: (1) tujuan evaluasi, (2) pendekatan evaluasi, (3) aspek-aspek yang dievaluasi, (4) metode dan teknik evaluasi, dan (5) langkah-langkah evaluasi. Evaluasi terhadap hasil rvaluasi berhubungan dengan penggunaan hasil evaluasi dalam proses pengambilan keputusan, sejauh mana masukan dapat digunakan sepenuhnya, sebagian, atau mungkin tidak digunakan sama sekali. Sejauh mana pula hasil evaluasi digunakan untuk memutuskan tentang penghentian program, perbaikan atau modifikasi program, perluasan dan peningkatan program.

Terakhir, fungsi pengembangan program akan digunakan apabila pengambilan keputusan menetapkan bahwa program tersebut perlu diperluas atau ditingkatkan. Pertanyaan-pertanyaan evaluasi terhadap fungsi pengembangan adalah sebagai berikut: apakah alasan untuk pengembangan program, apakah fungsi pengembangan menggunakan pendekatan partisifatif, kolaboratif, dan strategi pemecahan masalah, apakah strategi pengembangan dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: (1) Mengakaji lingkungan, (2) menilai berbagi isu dari hasil evaluasi informasi, (3) meramalkan, (4) perumusan dan penentuan tujuan, (5) pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan, dan (6) pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan.

F. Teknik-teknik Evaluasi Program PLS/Pelatihan Orang Dewasa

Pengumpulan data memerlukan teknik-teknik yang tepat. Teknik evaluasi program disebut pula instrumen atau alat pengumpulan data. Teknik-teknik evaluasi program perlu disiapkan oleh evaluator sebelum melakukan upaya penggalian dan penghimpunan data. Oleh karena itu, evaluator perlu memilih dan menyusun teknik pengumpulan data yang tepat, yaitu memenuhi syarat realibilitas dan validitasnya dengan mempertimbangkan tujuan, sumber, dan jenis data, serta kelancaran pengelolaannya. Teknik-teknik atau alat pengumpulan data tersebut adalah angket, wawancara, pengamatan, dan beberapa teknik lainnya.

Teknik angket, wawancara, dan pengamatan sering digunakan secara konvensional dalam evaluasi program. Di samping itu, D.Sudjana

(10)

(2006:202) menambahkan terdapat teknik evaluasi yang dilakukan secara partisipatif: dalam arti, bahwa evaluator melibatkan subjek yang dievaluasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Teknik evaluasi partisipatif antara lain adalah teknik respon terinci dan teknik cawan ikan.

Teknik respon terinci biasanya digunakan untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang mencakup materi, proses pembelajaran, keluaran, atau dampak pembelajaran. Penggunaan teknik ini menuntut keterlibatan subjek-subjek yang dievaluasi secara sungguh-sungguh.

Dalam menggunakan teknik cawan ikan evaluator membuat dua kolom dan lajur pada sehelai kertas lebar atau papan tulis. Kolom sebelah kiri ditulis pernyataan berbunyi ” hal-hal yang telah dianggap baik

tentang materi/proses pembelajaran yang baru dilakukan”. Pada kolom

sebelah kanan ditulis ”hal-hal yang masih perlu dikembangkan dalam

materi atau proses pembelajaran yang baru dilakukan”.

Teknik cawan ikan digunakan dalam evaluasi dengan mengamati kegiatan diskusi yang sedang berlangsung. Kegiatan dilakukan oleh kelompok yang anggotanya 20 orang atau lebih. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar. Misalnya, kelompok lingkaran dalam terdiri atas 7 peserta, dan kelompok lingkaran dalam terdiri atas 13 orang. Tempat duduk kelompok diskusi disusun secara melingkar, dan bertugas untuk melakukan diskusi tentang berbagai topik, misalnya program pelatihan, proses pengelolaan program, dan sebagainya.

G. Pengelolaan Data dalam Evaluasi Program PLS/Pelatihan Orang Dewasa

Pengelolaan data dalam evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa dilakukan sesuai dengan pendekatan yang dipilih evaluator, yaitu pendekatan kualitatif atau kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam mengolah data yang bukan berbentuk angka-angka, sehingga hasil pengolahannya berupa uraian naratif yang menghubungkan antara suatu fakta dengan fakta lainnya. Pendekatan ini dilakukan dengan menggambarkan indikator-indikator yang dievaluasi secara holistik, dan kebermaknaan melalui ilustrasi dan kajian kasus. Evaluasi kualitatif dilakukan secara mendalam dan menyeluruh terhadap suatu fenomena untuk menghasilkan kesimpulan dalam konteks waktu dan situasi tertentu, tidak mengutamakan kuantifikasi tetapi menakankan pada kontruktivis, naturalistik, interpretatif, post-positivistik dengan penghayatan terhadap interaksi antarkonsep secara empiris.

Analisis data dalam pendekatan kualitatif dilakukan dengan langkah-langkah: reduksi, display, dan verifikasi data. Reduksi data adalah menelaah kembali seluruh catatan yang diperoleh dalam wawancara,

(11)

observasi, dan instrumen lainnya. Display data ialah merangkum informasi-informasi pokok yang kemudian disusun dalam bentuk deskriptif naratif yang sistematis. Verifikasi data adalah mencari makna tentang data yang didiskripsikan dalam bentuk pola, tema, hubungan, proses, hasil, dampak, dan sebagainya, sehingga dapat ditarik kesimpulan menjadi satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang berupa angka-angka dengan menggunakan prosedur statistik, sehingga laporannya berupa analisis dan interpretasi data, berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pendekatan ini menggunakan analisis secara mendalam terhadap indikator-indikator yang dievaluasi. Evaluasi program dengan pendekatan ini ditujukan untuk menguji hipotesis atau guna memecahkan masalah yang dihadapi oleh penyelenggara, pengelola, pelaksana, dan peserta program. Pendekatan kuantitatf juga digunakan untuk merekayasa atau mencari hubungan antara unsur-unsur program yang dievaluasi. Analisis data dengan menggunakan statistik, sedangkan generalisasi diangkat dari sampel yang dapat menggambarkan seluruh populasi.

Analisis data dalam pendekatan kuantitatif dilakukan secara deduktif atau induktif. Secara deduktif, berangkat dari kaidah-kaidah umum, yang lazim merujuk pada teori, prinsip, konsep yang telah ada dan dapat dituangkan ke dalam hipotesis, kemudian dicari fakta-faktanya di lapangan. Sedangkan secara induktif, evaluasi program berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian diangkat menjadi informasi, dan digenaralisasikan, selanjutnya disusun konsep, prinsip-prinsip, dan kemungkinan menjadi teori.

Langkah-langkah pengelolaan dan analisis data dalam pendekatan kuantitatif adalah: Verifikasi data, pemberian skor, tabulasi data, penaikan skala pengukuran, komputasi, dan tes statistik, analisis (rincian) data, penyajian data, pengujian hipotesis, pembahasan, dan kesimpulan.

H. Penutup

1. Batasan evaluasi program PLS/Pelatihan Orang dewasa mengandung tiga unsur penting, yaitu kegiatan sistematis, data, dan pengambilan keputusan.

2. Tujuan evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa secara khusus untuk memberi masukan tentang kebijaksanaan pendidikan, hasil program pendidikan, kurikulum, tanggapan masyarakat terhadap program, sumber daya program pendidikan, dampak pembelajaran, manajemen pendidikan, dan sebagainya.

3. Evaluasi program PLS/pelatihan orang dewasa berkaitan dengan penilaian terhadap sistemik mencakup aspek-aspek: komponen

(12)

masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses, keluaran, masukan lain, dan pengaruh.

4. Evaluasi proram PLS/pelatihan orang dewasa berkaitan dengan penilaian terhadap manajemen atau pengelolaan program mencakup: fungsi perencanaan program, fungsi pengorganisasian, fungsi penggerakan, fungsi pembinaan, fungsi evaluasi program , dan fungsi pengembangan program.

5. Teknik evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa adalah angket, wawancara, studi dokumentasi, pengamatan, dan teknik respons terinci, serta teknik cawan ikan.

6. Pengelolaan data dalam evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, S.B. dan Samuel Ball. 1978. The Profession and Practice of Program

Evaluastion. Sans Francisco: Jossey-Bass Publishers.

Arikunto, S. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Farmer, J.A. and G. Papagianis. 1975. Program Evaluation: Functional

Education for Family Life Planning, III. New York: World Education.

Grotelueschen, Arden G. Program Evaluation. (dalam Alan B. Knox (1980). Developing, Administering, and Evaluating Adult Education. Sans Francisco: Jossey-Bass Publishers.

Sudjana, D. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah: Untuk Pendidikan

Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar  1  Keterkaitan  Fungsional  antara  Komponen,  Proses,  dan  Tujuan Sistem PLS Sumber: D

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Prinsip Belajar Orang Dewasa Dalam Pelatihan Di desa Mandiri Pangan Bagi Aparatur Di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Universitas Pendidikan Indonesia |

Hasil evaluasi program pendidikan dan pelatihan Awak Sarana Perkeretaapian Muda dengan Penggerak non-Listrik Angkatan 12 di BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta Tahun 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah di Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan

Program yang dikembangkan adalah program PLS yang bertujuan untuk meningkatkan minat peng- gunaan produk dalam negeri pada diri para pemuda daerah perbatasan Indonesia-Malaysia

Program PLS tentang pembinaan nasionalisme bagi para pemuda daerah perbatasan terdiri dari program pembelajaran yang dapat meningkatkan nasionalisme pada diri para WB,

1) pendidikan masyarakat dan kegiatan pelatihan organisasi dan lembaga harus memiliki. 2) pendidikan masyarakat untuk orang dewasa harus memiliki tujuan pendidikan yang jelas.

Penyelenggara pelatihan melaksanakan perannya sesuai dengan tugasnya untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan. Penyelenggara program pelatihan di Balai

Hasil dari tanggapan responden mengenai kuesioner varibel pendidikan dan pelatihan dijelaskan sebagai berikut: 3.3.1.1 Perasaan terhadap program Tabel 8 berisi tanggapan responden