• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bantuan Hidup Lanjut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bantuan Hidup Lanjut"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

2.2 Bantuan Hidup Lanjut

Bantuan hidup lanjut merupakan bagian dari cardiac arrest care dengan CPR berkualitas tinggi, memonitoring fisiologi dan respon pasien terhadap bantuan hidup dasar, mengenal dan mengintervensi untuk tatalaksana aritmia dan optimalisasi perfusi jaringan meggunakan obat-obatan atau mechanical support. 9 Pembaruan pedoman AHA 2015 untuk

CPR dan ECC memberikan rekomendasi terhadap beberapa tindakan bantuan hidup lanjut.10

2.2.1 Terapi Oksigen

Efek langsung pemberian oksigen dengan konsentrasi lebih dari 21 % ialah peningkatan tekanan oksigen alveolar, pengurangan usaha napas untuk mempertahankan tekanan oksigen alveolar dan penurunan kerja miokardium untuk mempeertahankan oksigen arteri. Oleh karena itu tujuan terapi oksigen adalah :

 Mengatasi Hipoksemia

Bila tekanan oksigen alveolar menurun terjadi hipoksemia pada darah arteri, keadaan hipoksemia dapat diperbaiki dengan meningkatkan fraksi oksigen udara yang dihisap pada inspirasi

 Meunurnkan usaha napas ( work of breathing)

Usaha napas biasanya Meningkat sebagai respon terhadap hipoksemia. Meningkatkan konsentrasi oksigen udara inspirasi memungkinkan pertukaran gas alveolar normal untul mempertahankan tingkat oksigen alveolar. Hasilnya kebutuhan ventilasi total akan menurun sehingga usaha napas akan berkurang tanpa mempengaruhi tingkat okssigenasi.  Mengurangi kerja miokardium

Pemberian oksigen akan mengurangi atau mencegah peningkatan kebutuhan kerja miokardium.

Pada anak yang bernapas spontan oksigen dapat diberikan dengan berbagai cara tergantung dari keadaan klinik dan kebutuhan konsentrasi oksigen. Alat pemberian oksigen dibedakan antara sistem aliran rendah (low flow) dan aliran tinggi (high flow). Pada sistem aliran rendah udara ruangan terpakai karena aliran oksigen tidak cukup untuk memenuihi kebutuhan aliran udara inspirasi sedang pada sistem aliran tinggi aliran oksigen dan

(2)

kapasitas reservoir cukup untuk memenuhi seluruh kebuthan aliran darah inspirasi. Beberapa alat bantu terapi oksigen yaitu :

 Sungkup Oksigen (oxygen mask)

Sungkup oksigen biasa akan memberikan oksigen dengan konsentrasi 40-60% dengan aliran 5-6 sampai 7-8 L/menit. Karena sistem ini akan menggunakan udara ruangan, aliran oksigen harus diberikan paling kurang 6 L/menit untuk mendapatkan konsentrasi oksigen yang diinginkan dan mencegah CO2 dihisap kembali. Sungkup

dengan sistem venturi akan memberikan konsentrasi oksigen sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan antara 25-60%.

 Sungkup terbuka (face rent)

Sungkup ini hanya memberikan konsentrasi oksigen paling tinggi 40% dengan aliran oksigen yang tinggi ( 10-15 L/menit).

 Kotak oksigen (oxygen hood)

Kotakl plastik bening ini biasanya diguanakan pada bayi baru lahir atau bayi kecil akan tetapi memerlukan aliran oksigen yang tinggi (10-15 L/menit) yang akan memebrikan oksigen dengn konsentrasi 80-90%.

 Kanul oksigen

Kanul oksigen digunakan untuk memberikan oksigen konsentrasi yang rendah (24-40%) karena aliran oksigen lebih dari 4 L/menit akan menyebabkan ketidaknyaman.  Kateter nasal

Kateter nasal adalah ujung tabung yang dimasukkan kedalam satu lubang hidung sampai ke daerah faring. Alat ini tidak dianjurkan karena tidak lebih unggul dari kanul oksigen dan dapat menyebabkan distensi lambung.

a. Pernapasan: oksigenasi dan ventilasi bantuan

Gunakan oksigen dengan FiO2 100% selama resusitasi.1 Monitor kadar oksigen penderita. Berikan O2 1-2 liter/menit.3 Ketika penderita sudah stabil, hentikan pemberian oksigen secara bertahap jika saturasi oksigen dapat dipertahankan baik.1

b. Oropharyngeal dan Nasopharyngeal

Alat oropharyngeal dan nasopharyngeal airway adalah tambahan untuk mempertahankan saluran udara tetap terbuka. Oropharyngeal digunakan pada korban tak

(3)

sadar (dengan kata lain tanpa refleks muntah). Pilih ukuran oropharyngeal airways yang sesuai dengan cara mengukur dari bibir sampai angulus mandibularis. Ukuran yang terlalu kecil akan mendorong lidah ke belakang, sedangkan bila terlalu besar akan menutup epiglotis sehingga dapat menghalangi saluran udara. Nasopharyngeal airways akan lebih ditoleransi untuk korban yang masih sadar.

c. Laryngeal Mask Airways (LMA)

Ketika intubasi endotrakea tidak memungkinkan, LMA merupakan cara tambahan yang dapat dilakukan oleh petugas yang terlatih.

2.2.2 Terapi Cairan

Terapi cairan adalah pemberian bolus cairan secepat mungkin melalui akses intravena (IV) atau intraoseus (IO). Tujuan terapi cairan adalah untuk menyelamatkan otak dari gangguan hipoksik-iskemik, melalui : peningkatan preload dan curah jantung untuk mengembalikan volum sirkulasi efektif pada syok hipovolemik, mengembalikan oxygen-carrying capcity pada syok hemorogik dan mengoreksi gangguan metabolik. Cairan resusitasi yang digunakan adalah cairan krisatoloid dan cairan koloid. Cairan mengandung dekstrosa tidak diberikan secara bolus karena hiperglikemia dapat menyebabkan diuresis osmotik atau memburuk hipokalemia dan cedera otak iskemik.

Cairan krisatloid isotonik seperti Ringer Laktat (RL), garam fisiologis (NS) dan Ringer Asetat (RA) banyak tersedia, tidak menimbulkan alergi, efektif mengisi ruang intersisial dan mengoreksi defisit sodium, namun hanya sebentar berada di dalam ruang intravaskular, dalam beberapa menit hanya seperempat bagian yang masih berada di ruang intravaskular. Untuk mengembalikan volume intravaskuklar diperlukan jumlah cairan kristaloid yang besarnya 4-5 kali defiist, sehingga dapat terjadi edema paru.

(4)

Cairan koloid lebih lama berada di ruang intravaskular dibandingkan cairan krisataloid. Darah dan cairan koloid seperti albumin 5%, fresh frozen-plasma, dan koloid sintetik seperti hetastarch 6% dan 10%, dextran 40, dextran 60 dan gelatin lebih efisien mengisi ruang intravaskular dibandingkan kristaloid.

Darah, fresh frozen-plasma dan komponen darah diberikan setelah bolus kristaloid diberikan dua kali atau sekitar 40mL/kgBB, untuk mengganti kehilangan darah akibat trauma atau sebagai terapi paliatif koagulopati. Bila perlu dapat diberikan darah O-negatif tanpa cross-match. Infus darah dan produk darah secara cepat dan jumlah besar dapat menimbulkan komplikasi hipotermia dan hipokalsemia dan hipokalsemia ion.

Tiga fokus utama terapi resusitasi cairan pada anak, yaitu mengembalikan volume sirkulasi akibat syok hipovolemia, mengembalikan kapasitas pengangkutan oksigen pada syok hemorragik, dan menggoreksi asidosis metabolik. Penyebab utama syok pada anak adalah hipovolemia yag disebabkan oleh kekurangan intake dan kehilangan cairan seperti pada diare, diabetic ketoasidosis, muntah, luka bakar dan trauma, sehingga terdapat kekurangan cairan intravaskular, ekstravaskular dan kekurangan preload. Terapi cairan sangat dibutuhkan pada pasien dengan syok, syok merupakan suatu sindrom kllinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencakupi kebutuhan nutrien dan okesigen, sehingga terganggu metabolisme seluler jaringan tubuh.:

a. Syok Hipovolemia, syok yang paling umum, terjadi akibat kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.

b. Syok Kardiogenik, tidak adekuatnya jantung untuk memompakan darah c. Syok Neurogenik,

d. Syok Septik/ Syok Anafilaktik, terjadinya vasodilatasi dan peningkatan permxeabilitas pembuluh kapiler menyebabkan kebocoran plasma dari vaskular keruang intertitial.3

(5)

Gunakan cairan Kristaloid Isotonik Misal Ringer Laktat, atau NaCl fisiologis, Koloid, dan Transfusi darah untuk menanggulangi syok. Terapi bolus dengan glukosa dapat dapat menangani hipoglikemia.

a. Kristaloid

Kristaloid hanya berada sebentar didalam intravakular dan ¼ bagian cairan intravaskular akan mengisi ruang intratisial. Terapi cairan dimulai dengan pemberian bolus kristaloid, isotonik RL atau NS 20mL/kgBB/10mnt/IV/IO dengan bantuan semprit 35-50ml dan three-way stopcock bila perlu dibuat akses vaskuler tambahan dengan kateter yang besar untuk mengoptimalkan pemberian cairan resusitasi. Sesudah pemberian bolus dilakukan penelian perfusi sitemik, seperti laju denyut jantung, nadi, tekanan darah dan jumlah diuresis. Bila masih terdapat tanda syok diberikan bolus kristaloid kedua 20ml/kgBB.

1. NaCl 0.9% (Normal saline, Cairan ini sedikit hipertonik karena mengandung Natrium 154 mmol/L dan klorida 154 mmol/Lyang tidak fisiologis.

2. Ringer Laktat, Memiliki efek prokoagulan. Indikasi pemberian Kristaloid:

- Syok Hipovolemia, dengan dosis 20 ml/kg IV kurang dari 20 menit. b. Koloid

Sifat-Sifat koloid ideal:

- Tidak menyebabkan koagulopati, hemolisis, aglutinasi sel darah merah, atau gangguan cross-match.

- Mengganti kehilangan volume darah dengan cepat. - Mengembalikan keseimbangan hemodinamik. - Menormalkan aliran sirkulasi mikro.

- Memperbaiki hemoreologi.

- Memperbaiki penyediaan oksigen dan fungsi organ.

- Cepat dimetabolisme, diekskresi, dan ditoleransi dengan baik Jenis Koloid:

- Koloid alami : Albumin 5% - Koloid sintetik:

(6)

Komposisi dekstran terdiri dari campuran polimer glukosa dengan BM rata-rata 40kD (dekstran 40), 60kD (dekstran 60), dan 70kD (dekstran 70). Viskositas dan waktu paruh meningkat dengan meningkatnya BM (untuk dekstran 40 waktu paruh 2 jam, sedangkan dekstran 60-200 waktu paruhnya 24 jam). Dekstran 40 merupakan jenis dekstran yang paling sering dipakai dan menyebabkan peningkatan nyata volume plasma sebesar 130-200%. Dekstran 40 memiliki viskositas yang rendah sehingga menguntungkan bagi sirkulasi mikro. Dekstran dapat mempengaruhi fungsi koagulasi sehingga menyebabkan perdarahan. Itulah sebabnya dekstran jarang digunakan untuk pasien sakit kritis. Dekstran juga sering memicu reaksi anafilaksis.

b. Gelatin

Gelatin merupakan koloid dengan inti poligelin, bersifat iso-onkotik, mengandung ion klorida yang rendah, dan memiliki pH fisiologis. Gelatin mampu memperbaiki keadaan hipovolemia dengan beberapa keuntungan yaitu lebih aman dibandingkan dekstran dengan rasio cost-efficiency yang baik. Gelatin yang tersuksinilasi memiliki risiko terjadinya reaksi anafilaksis yang lebih tinggi karena menurunkan kualitas bentukan bekuan darah. Gelatin dapat diberikan pada keadaan hipovolemia, stabilisasi perioperatif sirkulasi ekstrakorporeal (hemodialisis, mesin jantung paru). Indikasi kontra penggunaan gelatin adalah overhidrasi, gagal jantung kongestif, syok normovolemik, oliguria/anuria, serta pasien yang hipersensitif terhadap gelatin.

c. Kanji hidroksietil

Terdapat dalam beberapa bentuk, tergantung pada berat molekul dan derajat substitusi:

- BM kecil: Expafusin 6% (BM 40.000 Dalton /0,5-0,55) dalam pelarut seimbang, voluven 6% (BM 130.000 Dalton /0,4) dalam NaCI 0,9%.

- BM sedang: Haes-steril 6%, 10% (BM 200.000 Dalton/0,5 dalam NaCl 0,9%, Hemohes 6% (BM 200.000 Dalton /0,5) dalam NaCI 0,9%.

- BM besar: HES (450.000 Dalton /0,7).

(7)

- Konsentrasi. Koloid hiperonkotik (Haes-steril 10%) lebih cepat terjadi restitusi volume intravaskular serta lebih cepat meningkatkan tekanan darah, dan mobilisasi cairan.

- Derajat substitusi molar. Pada Haes 200.000/0,5, lima dan 10 molekul glukosa di substitusi oleh gugus hidroksietil yang melindungi HES dan degradasi cepat oleh enzim amilase.

- Letak substitusi dari hidroksietilasi. Gugus hidroksietil yang letaknya pada sisi C2 dan molekul glukosa mampu menghambat degradasi oleh amilase.

Indikasi penggunaan Haes-steril 10% (BM 200.000, Dalton hiperonkotik) dan Haes-steril 6% adalah:

- Terapi keadaan hipovolemia dan syok.

- Resusitasi volume pada hipovolemia dan syok karena perdarahan, trauma, sepsis, dan luka bakar.

- Normalisasi dan/atau optimalisasi volume darah/volume plasma, tekanan darah, curah jantung, sirkulasi mikro, transpor oksigen (DO2), konsumsi oksigen (V02), fungsi organ, dan prognosis klinis.

Kontraindikasi:

- Gagal jantung kongestif

- Gagal ginjal (serum kreatinin > 2 mg/dL dan ureum > 177 umol/L) - Gangguan koagulasi berat.

- Hiperhidrasi dan dehidrasi. - Perdarahan otak

Menentukan kebutuhan cairan

Perhitungan cairan dapat berdasarkan berat badan, luas permukaan tubuh atau kebutuhan kalori. Syarat perhitungan kebutuhan rumatan berdasarkan luas permukaan tubuh adalah kebutuhan kalori proposional dengan permukaan tubuh, digunakan rumus 1500 mL/m2/hari.

Terapi cairan rasional

(8)

2. Tentukan jenis apakah perlu cairan kristaloid atau koloid sebagai cairan resusitasi sesuai dengan kompartemen yang memerlukan.

Terapi cairan pada beberapa keadaan

Defek Primer Pemilihan cairan

Dehidrasi ECV IFV RL//RA

Dehidrasi ICV ICV D5

Perdarahan baru IVV Koloid

Perdarahan Lama IVV+IFV Koloid + RL

Tata laksana penggantian cairan dan elektrolit

Tujuan utama tata laksana penggantian cairan dan elektrolit adalah mengembalikanvolume yang hilang. Volume yang diperlukan bervariasi tergantung keadaan klinis dan perlu dilakukan evaluasi berkala.

A. Perkiraan kehilangan cairan (status dehidrasi)

Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan natrium. Bila natrium yang hilang bersama air konsentrasinya lebih tinggi dari kadar natrium cairan ekstraseluler,maka akan terjadi dehidrasi hipo-osmotik. Bila jumlah natrium dalam air yang hilang kurang lebih sama maka akan terjadi dehidrasi iso-osmotik, dan bila kehilangan natrium lebih rendah dari pada air mata akan terjadi dehidrasi hiperosmotik. Gejala klinis dehidrasi dipengaruhi oleh berat ringannya kehilangan cairan (Tabel 2) dan kadar natrium cairan ekstraseluler. Tanda yang dapat dijumpai antara lain, berat badan turun, turgor kulit menurun, ubun-ubun cekung, mata cekung, mukosa kering, nadi cepat dan tekanan darah turun, serta jumlah urin sedikit dan pekat. Laboratorium menunjukkan kenaikan hematokrit dan kenaikan berat jenis urin.

Langkah-langkah memperkirakan kehilangan cairan: - Perubahan berat badan

(9)

Perubahan berat badan yang cepat menggambarkan perubahan cairan tubuh total. Berat badan diperlukan untuk menentukan banyaknya cairan pengganti yang dibutuhkan.

- Anamnesis:

o Kehilangan cairan: muntah, diare, perdarahan, luka bakar, drainase bedah (seberapa banyak dan/atau seberapa sering).

o Masukan cairan: jenis cairan, jumlah cairan, dan evaluasi. o Produksi urin.

- Pemeriksaan fisik: status mental, nadi, frekuensi nadi, tekanan darah, berat badan, membran mukosa, turgor kulit, warna kulit, perabaan perifer, dan waktu pengisian kapiler.

- Laboratorium: kimia serum, hematokrit, urinalisis lengkap. B. Pemberian cairan intravena

Pemberian cairan intravena harus memperhatikan jenis cairan, jumlah cairan, dan kecepatan pemberian cairan.

1. Jenis cairan

Pada keadaan syok, untuk memperbaiki volume sirkulasi efektif, apapun jenis dehidrasinya (iso-osmotik, hipo-osmotik, maupun hiperosmotik) cairan awal yang seharusnya diberikan adalah cairan isotonis. Cairan kristaloid yang dapat digunakan adalah Ringer’s Lactat, Ringer’s Asetat, dan NaCl 0,9%. Setelah syokteratasi, pemilihan jenis cairan tergantung pada jenis dehidrasi.

2. Jumlah cairan

Untuk memperbaiki volume sirkulasi efektif diberikan 10-20 ml/kgBB dalam 10-30 menit. Evaluasi perbaikan klinis meliputi status mental, tanda vital, dan produksi urin. Bila setelah pemberian cairan 60 mL/kgBB syok belum teratasi, dilanjutkan dengan melakukan pemantauan secara invasif.

3. Pemberian cairan pada keadaan dehidrasi tanpa syok atau setelah syok teratasi.

Bila pemberian cairan peroral tidak memungkinkan, kebutuhan cairan diberikan secara intravena dengan mempertimbangkan:

(10)

 Defisit air maupun elektrolit

 Kehilangan cairan yang masih berlangsung: volume dan komposisi elektrolit.

 Kebutuhan rumatan9

(11)
(12)

Atropin untuk intubasi endotrakeal. Bradikardi sering timbul saat dilakukannya intubasi emergensi pada pediatrik, maka dari itu digunakan atropin sebagai premedikasi dalam intubasi pediatrik. Namun, tidak ada bukti yang mendukung penggunaan atropin secara rutin sebagai pengobatan awal guna mencegah bradikardi pada intubasi pediatrik darurat. Namun, atropin dapat digunakan dalam kondisi jika terjadi peningkatan risiko bradikardia. AHA 2010 dosis minimum atropin yang disarankan adalah 0,1 mg IV karena terdapat laporan tentang bradikardia paradoksal yang terjadi pada neonatus dan pernah mendapat atropin dosis rendah. Tetapi dalam 2 penelitian dosis intubasi yang diberikan 0,02 mg/kg, tanpa dosis minimum menunjukkan efektivitas dalam mencegah aritmia.10

Pengobatan antiaritmia untuk ventikel takikardi pada anak menggunakan amiodaron atau lidokain. Penggunaan vasopresor atau epinefrin sewaktu serangan jantung direkomendasikan pada anak. 10

Epinefrin adalah katekolamin poten yang langsung bekerja pada reseptor adrenergik tanpa melalui pelepasan cadangan norepinefrin. Epinefrin lebih balk dari katekolamin lain pada pasien dengan cadangan norepinefrin miokard terbatas seperti pada bayi dan anak dengan gagal jantung kronik. Khasiat epinefrin tergantung dosis. Rekomendasi dosis pada anak adalah 0,1 mikrogram/kg/menit – 1 mikrogram/kg/menit. Pada dosis rendah epinefrin terutama berhubungan dengan efek β-adrenergik yaitu peningkatan kontraktilitas miokard, laju denyut jantung, tekanan darah sistolik dan tekanan nadi, sedikit penurunan pada SVR dan peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung.9

Infuse epinefrin diberikan pada pasien dengan perfusi sistemik buruk atau hipotensi non-hipovolemik, yaitu bila saat resusitasi terdapat bradikardia, asistole atau nadi tidak teraba. Infuse epinefrin dapat mengembalikan sirkulasi spontan, memperbaiki tekanan darah dan perfusi sistemik.10

(13)

Infuse epinefrin diberikan melalui kateter vena atau kateter vena sentralis untuk mencegah ekstravasasi. Masa paruh epinefrin sekitar 2 menit, karena itu kecepatan infuse disesusikan setipa 5 menit dnegan memperhatikan laju denyut jantung, tekanan darah, dan perfusi sistemik. Infus epinefrin dimulai dengan kecepatan 20 ml/jam sampai takikardia terdeteksi, yang menandakan epinefrin sudah masuk sirkulasi pasien. Dosis kemudian diturunkan menjadi 0,1-1,0 μg/kgBB/menit sampai 5,0 μg/kgBB/menit dengan pemantauan ketat takiaritmia dan efek samping lain.9

Dopamin adalah immediate precursor dari norepineprin dan epineprin, secara farmakodinamik memiliki variasi efek tergantung pada rentang dosis yang digunakan:

 Dosis < 5 mcg/kg/menit dapat menstimulasi reseptor dopamine-1 di ginjal, mesentrika dan koroner dengan dampak terjadi vasodilatasi.

 Dosis 5-10 mcg/kg/menit dapat menstimulasi reseptor beta-1 adrenergik, dengan dampak meningkatkan cardiac output khususnya peningkatan stroke volume dengan sedikit pengaruh pada heart rate.

 Dosis 10 mcg/kg/menit dapat menstimulasi reseptor alpha-1 dengan dampak vasokonstriksi dengan peningkatan stroke volume rate (SVR).

Dobutamin adalah predominan beta-1 adrenergik yang menyebabkan efek inotropik yang poten dan kronotrpik yang lemah, secara farmakodinamik efeknya adalah peningkatan cardiac output dan penurunan SVR dengan atau tanpa penurunan tekanan darah. Dosis yang direkomendasikan pada anak adalah 2-15 mcg/kg/menit, pada dosis < 5 mcg/kg/menit menimbulkan dampak vasodilatasi dan pada dosis > 15 mcg/kg/menit dapat menyebabkan takikardia dan aritmia. Dobutamin memberi efek langsung pada reseptor β1-adrenergik, tidak tergantung pada cadangan norepinefrin. Dobutamin tidak mempunyai efek dopaminergik, sehingga tidak berpengaruh langsung pada aliran darah ginjal dan splangnik. Pada anak dengan syok kardiogenik dobutamin meningkatkan curah jantung dan merendahkan tekanan

(14)

kapiler paru dan resistensi vaskular sistemik. Pada syok septik dan hipotensi, dobutamin kurang efektif dibandingkan epinefrin, karena dobutamin memperberat vasodilatasi.10

Lidokain menekan aritmia ventrikular. Lidokain juga mempunyai efek anestetik lokal yang membantu penekanan ektopik ventrikel. Aritmia dan fibrilasi ventrikel jarang pada anak, biasanya berhubungan dengan kelainan metabolik dan intoksikasi obat, dan pengobatan terpilih adalah dengan mengoreksi penyebab kelainan ini, bukan dengan lidokain. Aritmia dan fibrilasi ventrikel dapat juga disebabkan oleh miokarditis atau penyakit jantung struktural.10

Infus lidokain diberikan pada keadaan aritmia ventrikel, takikardia dan fibrilasi ventrikel atau gelombang ektopik ventrikel pasca resusitasi yang tidak diketahui sebabnya atau yang diduga berhubungan dengan miokarditis atau penyakit jantung struktural.11

Dosis lidokain adalah 20-50 μg/kgBB/menit. Cairan infus harus mengandung 120 mg lidokain dalam 100 ml D5W. Lidokain diberi 1-25 ug/kgBB/menit (20-50 ug/kgBB/menit). Karena masa paruh lidokain panjang (beberapa jam), untuk mencapai dosis terapeutik cepat, diberikan dosis inisial 1 mg/kgBB, sebelum dilanjutkan dengan infus lidokain.9

Referensi

Dokumen terkait

Pemupukan melalui daun merupakan salah satu aplikasi pemberian berbagai pupuk tertentu pada tanaman terutama jenis pupuk yang tidak merusak daun dan harus diberikan dengan

Dengan pemberian pakan yang sesuai kebutuhan ikan Nila tersebut yaitu dengan meninjau komposisi dari setiap jenis pakan yang akan diberikan terhadap ikan Nila tersebut

Analisis ragam pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian Rootone-F dengan berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf nyata 5% terhadap

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Pelaksanaan asuransi syariah atau dalam dunia perasuransian populer dengan nama PRULink syariah merupakan kegiatan perasuransian dalam bidang dan berbasis syariah, umumnya dikemas untuk mengembangkan bisnis asuransi yang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan Hadist, asuransi syariah merupakan lembaga ekonomi syariah yang dapat membawa umat Islam ke arah kemakmuran patut diwujudkan dan merupakan sebuah keniscayaan. Tujuannya sebagai alat perlindungan dan penyelamatan dari berbagai kemungkinan resiko yang bersifat tolong-menolong antara sesama anggota asuransi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asuransi PRULink syariah di PT. Cipta Profitama Abadi KPM Prudential cabang Cilegon dan juga untuk mengetahui perbedaan dana premi pada asuransi prudential syariah dengan prudential konvensional cabang Cilegon. Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan tipe penelitian hukum normatif yaitu meneliti bahan pustaka dan kajian terhadap Undang- Undang dan peraturan yang berlaku terkait dalam permasalahan yang merupakan bahan hukum sekunder dan meneliti keadaan dilapangan yang merupakan data primer. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa PT. Cipta Profitama Abadi KPM Prudential cabang Cilegon dalam melaksanakan akad masih belum maksimal dikarenakan beberapa permaslahan yang terdapat dalam hal program yang masih mengacu pada asuransi konvensional. Program yang bersifat mengacu pada syariat Islam dan peraturan yang sudah diatur secara khusus akan tetapi masih menyamakan dengan program konvensional yang mengakibatkan tidak maksimalnya pelaksanaan akad yang telah

Mesin Es Kristal adalah alat yang digunakan untuk memproduksi es dalam bentuk kristal atau blok es padat yang umumnya digunakan untuk kebutuhan komersial, industri, atau keperluan khusus seperti pengawetan makanan dan minuman. Mesin ini berfungsi untuk membekukan air dalam bentuk kristal besar atau serbuk es yang memiliki kualitas tinggi dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi. Proses pembuatan es kristal dimulai dengan memasukkan air ke dalam mesin yang kemudian didinginkan hingga mencapai titik beku. Hasilnya adalah kristal-kristal es yang dapat diproduksi dalam bentuk blok besar, serpihan, atau tabung, tergantung pada jenis mesin dan kebutuhan

Mesin Es Kristal adalah alat yang digunakan untuk memproduksi es dalam bentuk kristal atau blok es padat yang umumnya digunakan untuk kebutuhan komersial, industri, atau keperluan khusus seperti pengawetan makanan dan minuman. Mesin ini berfungsi untuk membekukan air dalam bentuk kristal besar atau serbuk es yang memiliki kualitas tinggi dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi. Proses pembuatan es kristal dimulai dengan memasukkan air ke dalam mesin yang kemudian didinginkan hingga mencapai titik beku. Hasilnya adalah kristal-kristal es yang dapat diproduksi dalam bentuk blok besar, serpihan, atau tabung, tergantung pada jenis mesin dan kebutuhan