• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Keywords : Knowledge, Attitude, Mothers action, Solids and Children Growth.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Keywords : Knowledge, Attitude, Mothers action, Solids and Children Growth."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 4, Juli 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU DENGAN PERTUMBUHAN ANAK USIA 6 – 24 BULAN DI

DESA PAKUAN NARMADA LOMBOK BARAT

Oleh :

IGM Geria Jelantik*), Desi Asiani**)

*) Widyaiswara BPTK Mataram Dinas Kesehatan Propinsi NTB.

**) Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Pagesangan Mataram.

Abstract : West Nusatenggara Province is the second rank after Gorontalo Province in malnutrition in

Indonesia. Wasted is one malnutrition disorder with indicator Bodyweight (BW)/Bodyheight (BH)<-3 SD with interpretation result is very thin because of Bodyweight is not accordance with Bodyheight for long term or continous. Waste is public health problem since related to increasing number of morbidity and mortality, motor development and growing retardation. This study was aimed to know the reletaionship between knowledge, attitude and mothers action about complementary food of milk (Soslids) toward growth of children aged 6-24 months at Pakuan village Narmada District of West Lombok Regency in 2013. This study is observational analytic by cross sectional method toward 76 children aged 6-24 months, and the data analysis used Kruskal Wallis test by level of significant or p value (α ) 0,05. The result of study showed that knowledge, attitude and mothers’ action about complementary foods of milk have a significant releationship toward growth of children age 6-24 months at Pakuan Village ( p value 0,000 < α 0,05 ). Based on the result of study it is suggested to related health instances to give promotion, counseling and demonstration more intencive to those mothers about complementary foods of milk (Solids).

Keywords : Knowledge, Attitude, Mothers’ action, Solids and Children Growth.

PENDAHULUAN

Secara nasional, diperkirakan ada sekitar 4,5 persen dari 22 juta balita atau 900 ribu anak balita mengalami gizi kurang atau gizi buruk. Saat ini Propinsi NTB merupakan daerah prioritas Kemen-terian Kesehatan dalam penanggulangan gizi bu-ruk bersama dengan lima provinsi lainnya yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Gorontalo, Sulawesi Ba-rat dan NTT karena masih banyaknya kasus gizi

buruk ditemukan (Rahayu,

http:www.beritasatu.com). dari keenam propinsi tersebut. Propinsi NTB merupakan urutan kedua setelah Propinsi Gorontalo dalam hal kejadian gizi buruk di Indonesia, dimana prevalensi gizi buruk di Propinsi NTB sebesar 10,6% dan prevalensi gizi kurang sebesar 19,9% (Riskesdas,2010)

Salah satu gangguan gizi buruk yang banyak terjadi di Indonesia adalah kekurusan

(wasted).Wasted adalah merupakan Indikator

BB/TB <-3 SD , dengan interpretasi hasil ukur ku-rus sekali, karena berat badan (BB) tidak sesuai dengan tinggi badan (TB) atau kehilangan berat badan berlebihan jangka panjang atau berlanjut

Dari data Riskesdas Tahun 2010, prevalensi anak balita sangat kurus secara nasional tahun 2010 masih cukup tinggi yaitu 6,0 persen. Demikian pula halnya dengan prevalensi anak balita kurus sebesar 7,3 persen. Secara keseluruhan prevalensi anak balita dengan BB/TB Kurus adalah 13,3 persen. Pada tahun 2010 prevalensi anak balita dengan kegemukan secara nasional di Indonesia adalah 14,0 persen (Kemenkes RI, 2010) Dari data Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2012, maka prevalensi anak balita yang sangat kurus adalah 3,52 persen,

(2)

_____________________________________________

Volume 8, No. 4, Juli 2014 http://www.lpsdimataram.com prevalensi anak balita yang kurus 14,11 persen,

sedangkan prevalensi anak balita yang mengalami kegemukan hanya 3 persen (Dikes Propinsi NTB, 2012)

Dari data Pemantauan Status Gisi (PSG) Kabupaten Lombok Barat tahun 2012, prevalensi anak balita yang sangat kurus sebanyak 4,88 persen, prevalensi anak balita yang kurus 14,33 persen , sedangkan prevalensi anak balita yang mengalami kegemukan sebanyak 14,02 persen. Dari sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat, kecamatan Narmada merupakan nomor urutan kedua setelah kecamatan Gunungsari. Tetapi prevalensi anak balita yang mengalami kekurusan (wasting) di Kecamatan Narmada dalam tiga tahun terakhir mengalami

peningkatan yang signifikan (Dikes Kabupaten Lombok Barat, 2012)

Dari data Puskesmas Narmada tahun 2012, maka prevalensi anak balita yang sangat kurus 6,52 persen prevalensi anak balita yang kurus 20,29 persen, sedangkan prevalensi anak balita yang mengalami kegemukan sebanyak 4 persen (Puskesmas Narmada, 2012)

Dari data Puskesmas Narmada tahun 2012,diketahui bahwa dari 12 desa yang ada di Kecamatan Narmada, Desa Pakuan merupakan desa dengan prevalensi kekurusan (wasting) anak balitatertinggi, dimana dari 258 balita yang ada di Desa Pakuan, 6,17 persennya sangat kurus, 27,16 persen kurus, 2,35 persen (Puskesmas Narmada, 2012)

Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, prevalensi anak balita yang sangat kurus masih tinggi, begitu juga dengan anak balita yang kurus, sedangkan prevalensi balita yang mengalami kegemukan lebih rendah jika dibandingkan dengan skala data baik nasional, propinsi maupun kabupaten.

Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan ibu tentang MPASI dengan pertumbuhan anak usia 6 – 24 bulan di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat tahun 2013. Selain itu juga menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MPASI dengan pertumbuhan anak usia 6 – 24 bulan di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok

Barat tahun 2013, menganalisis hubungan sikap ibu tentang MPASI dengan pertumbuhan anak usia 6 – 24 bulan di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat tahun 2013, menganalisis hubungan tindakan ibu tentang MPASI dengan pertumbuhan anak usia 6 – 24 bulan di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat tahun 2013

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak umur 6 – 24 bulan yang tercatat di register Posyandu di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, dari hasil penelitian yang dilakukan dari tanggal 16 sampat dengan 20 Juli tahun 2013 jumlah anak balita yang berumur 6 – 24 bulan yaitu sebanyak 76 orang.Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi , karena jumlah sampel masih bisa dijangkau oleh peneliti (sampel jenuh).

Untuk mengetahui hubungan

pengetahuan,sikap dan tindakan ibu tentang MPASI terhadap pertumbuhan anak dilakukan dengan tabulasi silang. Untuk menjelaskan hubungan antara masing-masing variable independen dengan variable dependen digunakan

uji Kruskall-wallis dengan menggunakan

perangkat SPSS.

HASIL PENELITIAN

a. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Dengan Pertumbuhan Anak Usia 6-24 Bulan Di Desa Pakuan Tahun 2013

Tabel 1. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Dengan Pertumbuh-an Anak usia 6-24 BulPertumbuh-an Di Desa PakuPertumbuh-an Tahun 2013

(3)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 4, Juli 2014

b. Hubungan Sikap Ibu Tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Dengan Pertumbuhan Anak Usia 6-24 Bulan Di Desa Pakuan Tahun 2013

Tabel 2. Hubungan Antara Sikap Ibu Tentang Makanan Pen-damping Air Susu Ibu (MPASI) Dengan Pertumbuhan Anak usia 6-24 Bulan Di

Desa Pakuan Tahun 2013

c. Hubungan Tindakan Ibu Tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Dengan Pertumbuhan Anak Usia 6-24 Bulan Di Desa Pakuan Tahun 2013

Tabel 3. Hubungan Antara Tindakan Ibu Tentang Makanan Pen-damping Air Susu Ibu (MPASI) Dengan Per-tumbuhan Anak usia 6-24 Bulan Di Desa Pakuan Tahun 2013

PEMBAHASAN

a. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang MPASI dengan Pertumbuhan Anak

Menurut hasil penelitian ini, pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Dari 76 orang yang menjadi sampel penelitian, tidak ada ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI), 56 orang (73,68%) mempunyai

pengetahuan yang sedang, dan 20 0rang (26,32%) mempunyai pengetahuan yang kurang.

Pengetahuan terkait erat dengan pendidikan, tingkat pendidikan yang rendah akan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan Ibu (Sukamadinata, 2003). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Masitah Rahmad (2004) di Indramayu Jawa Barat, menjelaskan bahwa perilaku Ibu tentang ASI eksklusif dan MPASI berhubungan secara signifikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak di bawah usia 24 bulan. Hal tersebut sama juga ditemukan pada penelitian Muzakki (2009) di Pacitan Jawa Timur yang mengemukakan bahwa pengetahuan ibu tentang makanan bergizi untuk anak balita berhubungan secara siginifikan dengan pertumbuhan anak.,

b. Hubungan Sikap Ibu tentang MPASI dengan Pertumbuhan Anak

Jika dilihat dari sikap ibu tentang MPASI, menurut hasil penelitian ini, sikap ibu tentang MPASI berhubungan dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di Desa pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013. Dari 76 orang sampel, 15 (19,74%) orang mempunyai sikap yang baik tentang MPASI, 41 (53,94%) orang mempunyai sikap sedang dan 20 (6,32%) orang mempunyai sikap kurang. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Muzakki (2009) di Pacitan Jawa Timur yang menyebutkan bahwa sikap ibu tentang makanan bergizi bagi anak Balita tidak berhubungan signifikan dengan pertumbuhan anak. Hal tersebut bisa terjadi kemungkinan karena tempat penelitian yang berbeda serta pengambilan sampelnya, di mana Muzakki hanya mengambil sampel sebanyak 53 orang.

c. Hubungan Tindakan Ibu memberi MPASI Dengan Pertumbuhan Anak

Dilihat dari tindakan ibu tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI), maka menurut hasil penelitian ini Tindakan ibu tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) berhubungan dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Tahun 2013.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Masitah Rahmad (2004), yang mengemukakan bahwa prilaku (tindakan) Ibu

(4)

_____________________________________________

Volume 8, No. 4, Juli 2014 http://www.lpsdimataram.com tentang ASI eksklusif dan MPASI berhubungan

secara signifikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak di bawah umur 24 bulan. Hal yang sama ditemukan oleh Muzakki (2009) di Pacitan Jawa Timur, yang menyebutkan bahwa tindakan Ibu tentang makanan bergizi untuk anak balita berhubunbgan secara signifikan dengan pertumbuhan anak.

PENUTUP a. Simpulan

1. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan (p 0,000 < α 0,05) di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013. 2. Ada hubungan yang bermakna antara sikap

ibu tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan (p 0,000 < α 0,05) di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013.

3. Ada hubungan yang bermakna antara tindakan ibu tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan (p 0,000 < α 0,05) di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013

b. Saran

Bagi Dinas Kesehatan Lombok Barat agar pemahaman ibu tentang MPASI semakin bertambah, bukan hanya dari teori saja, maka ibu perlu diberikan demonstrasi atau cara-cara membuat MPASI sesuai tahap umur anak sebagai referensi ibu dalam memberikan MPASI kepada anaknya agar sesuai aturan, baik dari segi umur pemberian, tahapan pemberian serta cara pembuatan MPASI dari bahan makanan lokal

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Keseha-tan. Jakarta: Rineka Cipta

Damayanti S.R, 2012, Sejak Kapan Memberi MPASI ?, Artikel Sahabat Nestle

Departemen Kesehatan RI, 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Lokal, 2006 Desa Pakuan, 2012,Profil Desa Pakuan Kabupaten

Lombok Barat tahun 2012

Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Ba-rat,2007, Pedoman Operasional Makanan pendamping Air Susu IBU (MPASI) Dalam rangka desa siaga di Propinsi NTB tahun 2007

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, 2012, Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat,Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2012 Kemenkes RI, 2012. Pedoman Pelaksanaan

Stimu-lasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang Anak Ditingkat Pe-layanan Dasar, Jakarta

Kementerian Kesehatan RI, 2010, Badan Peneli-tian dan Pengembangan Kesehatan, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2010

Muzakki, 2009, Hubungan pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Tentang Makanan Bergizi Untuk Balita Dengan Per-tumbuhan Anak Balita Di Kecamatan Gempulan, Kabupaten Pacitan Tahun 2009 (Skripsi) Universitas Muhama-diyah Malang

Notoatmodjo, Promosi Kesehatan , Teori dan Ap-likasi. Jakarta : PT Rineka Cipta Notoatmodjo, S , 2005. Metodologi Penelitian

Ke-sehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Notoatmodjo.S,2003, Pendidikan dan Ilmu

Perila-ku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo S, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta

Notoatmodjo S ,2012 , Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta; Rineka Cipta

Nursalam, 2005, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ( untuk perawat dan bidan ),

(5)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 4, Juli 2014

edisi pertama, Jakarta : Salemba Medika

Puskesmas Narmada, 2012, Laporan Tahunan Puskesmas Narmada Tahun 2012 Purwaning,R, 2013, WHO & UNICEF, 2009.

Standar baku rujukan status gizi balita,2009

Rahmad ,M, 2004, Hubungan Perilaku Ibu Tentang Asi Eksklusif Dan MPASI Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Dibawah Usia 24 Bulan Di Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat Tahun 2004. (Skripsi) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Sudjana.N.2002. penilaian hasil proses belajar mengajar Bandun: PT Remaja Poskadarya

Sugiono.2007 Statistik untuk penelitian edisi revi-si Bandung : Alfabeta

Sukmadinata.2003 Landasan psikolog proses pen-didikan. Bandung:PT Remaja Posda-karya

Surajiyo.2007. Filsafat ilmu dan perkembangan di Indonesia. Jakarta : BumiAksara Soetijingngsih, 2005. Tumbuh kembang anak,

Ja-larta: EGC

Susilowati, 2008. Pengukuran Status Gizi Dengan Antropometri Gizi, Cimahi: Rineka Karya

Santoso, S. 2008, Materi Pokok Kesehatan Dan Gizi, Modul untuk Universitas Ter-buka, Jakarta

Susilowati (2008) dalam Lailasari. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanan bergizi dengan pemberian ma-kanan pendamping ASI pada bayi usia 6 – 12 bulan di posyandu desa wi-layah kerja Puskesmas Bagu Keca-matan Pringgarata Kabupaten Lom-bok Tengah (Skripsi ) Stikes Qomarul Huda Bagu.

Wahyudi, Z, 2013, ASI – Mpasi pertama untuk

Gambar

Tabel 1.  Hubungan            Antara          Pengetahuan     Ibu Tentang  Makanan Pendamping   Air   Susu  Ibu  (MPASI)  Dengan  Pertumbuh-an Anak usia 6-24 BulPertumbuh-an Di Desa PakuPertumbuh-an  Tahun 2013
Tabel 2.   Hubungan            Antara              Sikap       Ibu  Tentang    Makanan    Pen-damping      Air   Susu    Ibu    (MPASI)    Dengan  Pertumbuhan  Anak  usia  6-24  Bulan  Di

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pada budaya organisasi terhadap komitmen pegawai yang bekerja di Kementerian “X” Jakarta..

[r]

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 21 Selain dana dari penerimaan daerah tersebut, daerah menerima dana yang bersumber. dari Pemerintah

Salah satu perbedaan yang dapat terlihat antara aksara Han Tradisional dan aksara Han Sederhana adalah jumlah aksara dan jumlah guratan per aksara pada aksara Han

Manusia dengan nilai efikasi diri yang dimiliki akan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi, sehingga merasa mampu melakukan segala sesuatunya dengan baik

dipergelarkan, masyarakat, pelaku seni, pemerhati seni sering memanggilnya dengan sebutan “Lenco”, karena di dalam lagu y ang terkandung pada kesenian Ronggeng

Sebenarnya, header mungkin berisi informasi selain sumber dan alamat pengguna, seperti bit tambahan untuk DNS error atau tambahan untuk link bit kontrol (digunakan, misalnya,

Kemampuan dalam memahami setiap prosedur yang berkaitan dengan pelayanan dan rehabilitasi sosial, tanggung jawab yang tinggi dari pegawai dalam menyelesaikan setiap