• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN SINGKAT TENTANG SUSUNAN SJARAF SXMPATIKUS DAN SIMPATOMIMETIKA JANG DISELIDIKI. Sebelum kami mulai dengan uraian tentang simpatomimetika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "URAIAN SINGKAT TENTANG SUSUNAN SJARAF SXMPATIKUS DAN SIMPATOMIMETIKA JANG DISELIDIKI. Sebelum kami mulai dengan uraian tentang simpatomimetika"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

URAIAN SINGKAT TENTANG SUSUNAN SJARAF SXMPATIKUS DAN SIMPATOMIMETIKA JANG

DISELIDIKI

Sebelum kami mulai dengan uraian tentang simpatomime­ tika jang kami selidiki , terlebih dahulu akan kami uraikan sedikit mengcnai susunan sjaraf simpatikus . Hal ini kami anggap penting, jaitu untuk memudahkan pengortian akan si - fat, chasiat, maupun tjara kerdja dari obat-obat jang akan dibitjarakan.

1. Uraian singkat tentang susunan s.iaraf simpatikus. Seperti telah dikctahui, susunan sjaraf simpatikus a- dalah sebagian dari susunan sjaraf otonom jang pusatnja atau letak neuronnja jang pertama ada dimedulla spinalis segmen thoraco-lumbal.

Oleh karena itu bagian sjaraf otonom ini djuga disobut sja - raf otonom. bagian thoraco-lumbal.

1.1. Bahan penerus rangsanp:an (transmitter = mediator). Pada mulanja diketahui, bahwa bahan penerus rangsangan dari udjung-udjung sjaraf simpatikus keorgan reseptor atau organ jang mendapat inervasi sjaraf simpatikus, jang djuga disebut "transmitter” atau "mediator", adalah simpatin ( 10,

(2)

20 ). Kemudian. dikatakan, bahwa penerus rangsangan di- udjung sjaraf simpatikus postganglionic ini adalah epi­ nephrine ( 10, 12 ).

Baru setelah penemuan dari Euler ( 12, 16 ) diketahui, bahwa penerus rangsangan diudjung sjaraf simpatikus postganglionic adalah nor-adrenaline atau djuga disebut nor-epinephrine.

Dikatakan , diudjung - udjung sjaraf simpatikus post - ganglionic ini terdapat sintesa dan penjimpanan nor-a - drenaline* Sintesa dari catecholamine jang terdjadi di udjung sjaraf simpatikus dengan tyrosine atau 5 - hy - droxytryptamine sebagai bahan asal (= precursor) ber - langsung hingga terbentuk nor^e^inephrine. Sedangkan pembentukan catecholamine jang terdjadi dikelendjar su- prarenalis bagian medulla berlangsung hingga terbentuk epinephrine (= adrenaline)* Sebagian dari catecholamine jang terdapat dalam tcmpat penjimpanannja, jaitu diu - djung sjaraf simpatikus postganglionic, adalah berben - tuk dopamine, jang djumlahnja kira - kira 50% dari se - luruh catecholamine jang disimpan ditempat ini. Adapun penjimpanan dari catecholamine ini terdapat disel -sel jang disebut chromafin ( 13, 16, 21+ ). Adrenaline dan nor-adrenaline jang masing - masing dikeluarkan oleh kelendjar suprarenalis dan udjung-udjung sjaraf simpa -

(3)

organ-or-gan reseptor dan akan menundjukkan. kumpulan kedjadian - kedjadian jang disebut chasiat simpatikus. Sebagian da­ ri penorus rangsangan ini, jaitu.adrenaline maupun nor­ adrenaline, akan mengalami pcrubahan atau pemetjahan (= metabolisme). Perubahan atau pemetjahan ini terutama

terdjadi dengan bantuan enzym - enzym monoaminooksidase (M.A.O) dan catechol-o-methyltransferase (C.O.M.T)C 11,

1 2, 1 3). Kedua penerus rangsangan ini dikeluarkan da - ri tubuh sebagian dalam bentuk vanillic mandelic acid

(V.M.A) ( 6, 7, 8 ) ( Lihat tabel - 1).

1.2. Mekanisme penerusan ran/?sannan.

Nor-adrenaline jang terdapat diudjung sjaraf cimpati':- kus postganglionic adalah dalS|#entuk inaktip atau ma- sih dalam bentuk precursornja. Nor-adrenaline jang alt - tip baru dikeluarkan, apabila ada rangsangan dari .atas ( 17, 26 ). Pengeluaran atau penlepasan nor-adrenalin e ini terdjadi dengan rangsangan acetylcholine (1 5, 23) . Dan nor-adrenaline jang dilepaskan ini kemudian akan mentjapai sel - sel efektor, jaitu bagian sel jang me - rupakan titik tangkap kerdja dari nor-adrenaline (lihat gambar - 1).

1*3* Sel - sel efektor dafri simpatikus,

Telah diketahui sedjak lama, bahv/a susunan sjaraf sim - patikus maupun parasimpatikus masing-masing mempunjai selsel efektor jang berbedabeda, dimana tempat pene

(4)

-rus rangsangan dari masing-masing sucunan sjaraf beker- dja. Sel efektor jang merupakan titik tangkap kerdja a- cetylcholine sebagai penerus rangsangan diudjung sjaraf parasimpatikus disebut sel efektor parasimpatikus. Se-dgngkan. sel efektor jang merupakan titik tangkap ker­ dja adrenaline maupun nor-adrenaline disebut cel efek - tor simpatikus ( 18 ). Dikatakan bahv/a pada pembuluh darah terdapat dua matjam sel efektor dari simpatikus , jaitu jang disebut sel efektor alfa dan sel efektor be­ ta ( 2, 18 ) * Sel efektor alfa mempunjaisifat merang - sang , jaitu menjebabkan penjempitan d^.ri pembuluh da - rah (= vasokonstriksi)sedangkan sel efektor beta me­ njebabkan terdjadinja pelebaran pembuluh darah (= vaso- dilatasi) , jaitu mempunjai sifat menghambat ( 2, 18 ). Ternjata bahv/a hal ini tidak hanja terdapat pada pembu­ luh darah sadja, akan tetapi djuga pada tempat - tempat lain, umpamanja pada usus dan djantung. Dahulu dikata- kan, bahv/a pada usus terdapat sel efektor simpatikus , jang sifatnja menghambat , jaitu menjebabkan relaksasi dari otot polos usus. Mula-mula ada pendapat jang mo - ngatakan, bahv/a sel efektor simpatikus jang terdapat diusus adalah sel efektor alfa, jang sifatnja m'engham - bat ( 3 ). Kemudian terbukti , bahv/a usus mengandung dua matjam sel efektor t jaitu sel efektor alfa dan be­ ta, jang duanja bersifat menghambat, jaitu

(5)

kedua-duanja menjebabkan relaksasi otot polos usus ( 2 ). Djadi sifat dari sel efektor alfa pada usus dan pembu - luh darah berbeda; pada pembuluh darah ia bersifat me - rangsang, sedang pada usus bersifat menghambat. Sedang- kan sel efektor simpatikus pada djantung pada mulanja

dikatakan sel efektor jang "indifferent" ( 3» 18 ), ja­ itu sel efektor jang dapat dirangsang oleh simpatomime­ tika jang mempunjai titik tangkap kerdja disel efektor alfa maupun sel efektor beta. Kemudian timbul pendapat lain jang mengatakan, bahwa sel efektor simpatikus jang terdapat pada djantung adalah sel efektor beta, jang tidak hanja peka terhadap simpatomimetika jang merang­ sang sel efektor beta sadja, umpamanja isopropylartere- nol, akan tetapi. djuga peka terhadap simpatominetik la- innja jang merangsang sel efektor alfa, umpamanja nor - adrenaline ( 32, 33). Pada penelitian jang terachir , dibuktikan bahwa pada djantung djuga terdapat dua ma - tjam sel efektor simpatikus , jaitu sel efektor alfa dan sel efektor beta, jang kedua-duanja bersifat me - rangsang ( 21, 22 ). Dalam hal ini terdapat perbedaan antara sel efektor jang ada dipembuluh darah dan usus, dimana sel efektor beta bersifat menghambat, sedangkan jang terdapat didjantung bersifat merangsang (lihat ta- bel - 2).

'2.i Uraian tentang simpatomimetika .jang diselidiki.

e. *

(6)

penggunaan-nja menundjukkan chasiat jang sama atau hampir sama dengan rangsangan susunan sjaraf simpatikus. Obat-obat ini setjara langsung maupun tidak langsung dapat merangsang susunan sja­ raf simpatikus.

2*1* Penft/tolon&an dari sim-natmmimetika*

Tjara penggolongan dari simpatomimetika ada beberapa matjam. Salah satu diantaranja ialah penggolongan ber- dasarkan tjara kerdjanja. Berdasarkan tjara kerdjanja simpatomimetika dibagi dalam lima golongan ( 28 ).

2.1.1. Simpatomimetika jang bekerdja setjara langsung pada sel efektor ( = directly stimulate adrener­ gic effector cell). Golongan ini disebut djuga golongan catecholamine. Berdasarkan sel efektor jang dirangsang J: maka golongan ini dibagi men - djadi tiga bagian, jaitu :

2.1.1.1. Jang bekerdja pada sel. efektor alfa , misalnja: nor-adrenaline (nor-epine phrine), phenylephrine.

2.1.1.2. Jang bekerdja pada sel efektor beta , misalnja: isopropylarterenol (isuprel), metaproterenol (alupent), chlorprenalin HC1 (vortel).

2.1.1.3* Jang bekerdja pada sol efektor alfa dan beta, misalnja: adrenaline, ephedrine , amphetamine.

(7)

jaitu dengan tjara rnerangsang pengeluaran cate - cholamine dari tempat penjimpanannja (=catechol- amine storage), schingga. terlepaslah catechola - mine jang kemudian rnerangsang sel efektor simpa- tikus. Golongan ini disebut djuga golongan phe- nylaethylamine.

Jang termasuk golongan ini antara lain ialah e - phedrine sulfat, d-amphetamine sulfat ( dexe drinc), mephentermine sulfat (v/yamine) t metam - phetamine HC1 (methedrine) dan propylhexedrine

(benzedrex).

2.1.3* Golongan Jang mempunjai chasiat gabungan dari kedua golongan simpatomimetika tersebut diatas . Golongan ini disebut djuga golongan monohydroxy- p h e ny 1 a e t hy 1 amihn e.

Golongan ini mempunjai chasiat :

2.1.3*1. Mengadakan stimulasi langsung pada sel efektor jang lebih lemah dari pada sira- patomimetika jang bekerdjanja setjara langsung pada sel efektor.

2.1.3*2. Membebaskan catecholamine dari tempat p enj impanannj a .

2.1.3.3. Mempunjai lama kerdja (= duration of action) jang lebih singkat dari simpa - patomimetika jang bekerdja tidak lang -

(8)

Jang termasuk golongan ini ialah: phe - nylephrine HC1 (neosynephrine), hydro - xuamphetamine HBr (peredrine).

2.1.4, Golongan - golongan lain jang berdasarkan rumus bangunnja tidak dapat digolongkan * pada ketiga golongan diatas. Jang termasuk ini ialah : me - toxamine HC1, naphthazoline HC1 (privin) dan tu- aminoheptan sulfat (tuamine).

2,1.5- Golongan simpatomimetika baru (= Newer agent). ' Jang termasuk golongan ini ialah : promethazine

HC1 (preludine), diacetylpropion HC1 (tenuat). G&longan ini mempunjai chasiat stimulasi terha- dap susunan sjaraf pusat , jaitu dengan tjara menghambat nafsu makan (= appetite).

2,2. Si fat-si fat umum dari simpatomimetika .1ang diselidiki. 2,2.1. Sifat-sifat umum dari nor-adrenaline ( 14 , 19 >

35 » 37 ). Nor-adrenaline mempunjai sifat- sifat sebagai berikut :

2.2.1*1, Rumus bangun dan nama-h.ama lain dari a- drenaline.

Rumus bangun: . . „

Nama-nama lain: nor-epinephrine, levar-terenol, levophed.

(9)

Nor-adrenaline terdapat diudjung-udjung sjaraf simpatikus postganglionic , dan dihasilkan djuga oleh glandula atau ke- lendjar suprarenalis. Dapat djuga dibu-

at setjara sintetis*

Seperti telah diktakan diatas , bahwa tjara kerdja nor-adrenaline jaitu lang­ sung merangsang sel efektor alfa ( 14 , 35, 37 ).

Chasiat dari nor-adrenaline ialah:

- pada pembuluh darah, menjebabkan penjempitan, terutama pada pembuluh darah mukosa, kulit dan otot - otot bergaris. Akibatnja tekanan darah perifer meningkat*

- pada tekanan darah, m menjebabkan kenaikan tekanan darah*

- pada djantung, menjebabkan kenaikan kontraksi djantung (=inotropic) dan mempertjepat denjut djantung (chro­ notropic) .

Pada pemberian nor-adrenaline de - ngan takaran tinggi menjebabkan ke­ naikan tekanan darah jang tinggi dan dapat menjebabkan vagal reflex jang akibatnja adalah menurunnja

(10)

frekwensi denjut djantung (= brady - cardia).

- pada susunan sjaraf pus&t, mengada - kan rangsangan.

- pada otot polos usus, menjebababkan relaksasi dan menurunnja kontrakci ritrais, sedangkan pada otot polos pembuluh darah menjebabkan vasokon- striksi.

2.2.1.3* Penggunaan klinis dari nor-adrenaline. Nor-adrenaline digunakan untuk menaik - kan tekanan darah pada keadaan shock , terutama pada shock jang terdjadi pada waktu pembedahan atau setelah pembedah- an, pada trauma, pada pemberian obat - obatan jang menjebabkan shock dengan takaran jang berlebih, pada perdarahan (setelah dilakukan infuc darah) dan pa­ da shock karena badji djantung (= myo - cardial in fraction).

2*2,1.if. Kerdja ikutan dari nor-adrenaline.

Pemberian nor-adrenaline pada penderita dapat menjebabkan chasiat ikutan seper- ti berikut: sakit kepala, putjat, ber - keringat, ingin muntah, njeri pada pha­

(11)

a-rythmia.

2,2.2. Sifat-sifat uraum dari adrenaline (19, 20, 35 , 37 ).

2.2.2.1. Rumuc bangun dan sinonim (nama-nama

la-Nama-nama lain:(36): epinephrine, su - prareninfi, suprarenaline, adrdnamine , adenephrine, adrenine, levorenine, s u - pracapsuline, renaglandine, renaline , renoform-, renostypticine, renostypine , stypterenal, supranephran, surrenine , takamine, vasoconstrictine, vasotonine, hypernephrine, renaleptine, scurena line, nieraline.

2.2.2.2. Tjara kerdja dan chasiatnja.

Adrenaline dikeluarkan oleh 1 kelgridjar suprarenalis bagian medulla , dan dapat pula dibuat setjara sintetis . Adrena - line dapat langsung merangsang sel e - fektor alfa dan beta.

Adrenaline mudah terurai, terutama ka - rena pengaruh enzyra-enzym jang terdapat dalam lambung. Oleh karena itu tidak in) dari adrenaline.

Rumus bangun:

(12)

dapat diberikan setjara oral. Chasiat dari adrenaline ialah :

- pada pembuluh darah, menjebabkan va- sokonstriksi terutama pada pembu - luh darah mulcosa, kulit, abdominal viscera, paru-paru dan gindjal; se - dangkan pada pembuluh darah otot bergaris, hati, otak dan arteria co-

ronaria menjebabkan vasodilatasi. - pada djantung, menjebabkan kenaikan

kontraksi djantung dan kenaikan dari frekv/ensi djantung, djuga kepeka an djantung neningkat*

- pada tekanan darah, pada pemberi an dengan takaran rendah menjebab - kan rangsangan pada sel efektor beta jang mengakibatkan penurunan tekanan darah, sedang pada takarang tinggi , adrenaline selain merangsang sel e - fektor beta djuga merangsang sel e - fektor alfa, akibatnja mula-mula te­ kanan darah naik, tetapi kemudian i- a menurun. Hal ini disebut : chasiat jang "biphasic", jang hanja terdjadi pada pemberian adrenaline dengan ta­ karan jang tinggi. Disini terlihat

(13)

djelas bahv/a sel efektor beta lebih peka dari pada sel efektor alfa. - pada susunan sjaraf pusat, menje -

babkan rangsangan.

pada otot polos, menjebabkan kon traksi pada musculus dilatator pu pilae jang mengakibatkan terdjadi -nja midriasis, dan djuga pada otot polos kandung seni, pembuluh darah dan sphincter ileocaecal dan pylo -rus,. sedangkan pada bagian fundus dari kandung seni, bronchus , usus dan beberapa pembuluh darah terten- tu menjebabkan relaksasi.

2.2.2.3* Penggunaan klinis dari adrenaline.

Terutama digunakan pada koadaan allergi tertentu, misalnja: pada angioneurotic edema, asthma bronchiale atau M asthma like attack " dan anaphylactic shock. Djuga digunakan untuk merangsang djan­ tung pada keadaan djantung jang berhen- ti setjara mendadak (= acute cardiac arrest). Dapat djuga digunakan un t u k tjampuran pada pemberian anaesthesia lo- kal.

(14)

2.2.3.

Chasiat ikutan pada pemberian adrenalin ialah: sakit kepala,. gelisah, tremor , putjat, badan lemah,. sukar bernapas , palpitasi, oedem paru-paru dan cardiac arrythmia, sampai dapat djuga terdjadi ventrikel fibrillasi.

Sifat-sifat umura dari isopropylarterenol ( I k , 20, 33, 37 ).

2*2*3*1. Rumus bangun dan nama lain. Rumus bangun :

H H H CH^

HO - - C - C - N - CII

OH 0H H CI13

Nama-nama lain :

isuprel, isoprel, isoproterenol, N-iso- propyl norepinephrine, aludrine, isono- rine.

2.2.3*2. Tjara kerdja dan chasiatnja.

Isopropylafteronol bekerdja langsung ja- da sel efektor beta ( 20, 3 5» 37 ). Chasiat dari isopropylartefenol ialah :

- pada pembuluh darah, menjebabkan vasodilatasi.

- pada djantung, menjebabkan kenaikan kontraksi dan frekv/ensi djantung. - pada tekanan darah, menjebabkan

(15)

- pada otot polos, terutama pada bron­ chus, usus dan pembuluh darah , me - njcbabkan relaksasi.

2.2.3.3. Penggunaan klinis dari isopropylartere -. nol ialah : terutama digunakan sebagai bronchodilator , pada asthma bronchiale. Djuga digunakan untuk pengobatan bron - chospasrae jang dapat terdjadi pada v/ak - tu anaestesi umum. Selain itu digunakan djuga untuk pengobatan dimana djantung berhenti setjara mendadak (=lieart block) 2*2.3«if« Chasiat ikutan dari isopropylarteronol.

Terutama sebagai akibat pengaruhnja pa­ da djantung, jaitu : palpitasi, tachy - cardia, arrythmia dan ventrikel fibril - Iasi. Gedjala ini timbul terutama sete­ lah pemberian setjara subkutan.

Sifat-sifat umum dari metaproterenol ( lif , 37) 1 2.2.if.l. Rumus bangun dan nama lainnja.

Rumus bangun :

2.2.k *2. Tjara kerdja dan chasiatnja.

Metaproterenol merupakan turunan dari HO

HO

(16)

isoproterenol. Terlihat pada rumus ba-_ ngunnja, perbedaan hanja terletak pada letak gugusan hydroxylnja, dimana letak dari kedua gugusan hydroxyl pada meta - proterenol adalah meta, sedang pada iso­ proterenol letaknja ortho,

Meskipun letak gugusan hydrosylnja ber - beda, tetapi tjara kerdja dari metapro -

terenol adalah sama dengan isoprotere nol, jaitu merangsang sel efektor beta

setjara langsung ( 1/+ ).

Chasiat dari metaproterenol ialah : - terhadap djantung, menjebabkan kena­

ikan kontraksi dan frekv/ensi djan - tung.

- pada pembuluh darah, menjebabkan va­ sodilatasi.

- pada otot polos, menjebabkan relak - sasi terutama pada bronchus dan usus. - pada tekanan darah, menjebabkan tu -

runnja tekanan darah jang lebih ke - tjil bila dibandingkan dengan iso - proterenol.

- lama berchasiatnja lebih lama dari pada isoproterenol.

(17)

Metaproterenol terutama digunakan untuk pengobatan asthma bronchialo dalam kea- daan ceranean (n asthma bronchiale like attack).

2.2J+./+. Chasiat ikutan dari metaproterenol bi- la dibandin^kan dengan chasiat ikutan dari isoproterenol adalah lebih sedikit Akibat pen^arulinja pada djantung jan£ terutama ialah palpitaci.

Referensi

Dokumen terkait

Pelajar hanya diberikan persamaan matematik sahaja dan mereka diminta untuk menyelesaikannya tanpa menggunakan objek fizikal atau gambar. Atan membawa satu plastik guli

Untuk yang non-residual, dapat berupa penyemprotan udara ( space spray ) seperti pengkabutan panas ( thermal fogging ), dan pengkabutan dingin ( cold fogging ) / ultra

Pra produksi atau dapat disebut juga sebagai perencanaan ialah tahap dalam proses produksi yang merupakan pengembangan desain program. Beberapa kegiatan yang terdapan

Simulasi model angkutan sedimen dengan penempatan bangunan ambang di Sungai Banjir Kanal Barat untuk prediksi sedimentasi sampai dengan tahun 2019 dan 2024

Tahun tersebut menjadi titik awal dari fase ketiga karena di tahun tersebut untuk pertama kalinya dibuat struktur institusi yang jelas terkait kerjasama

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar PKn yang

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi udara digital dengan menambahkan parameter orientasi eksternal (EO) pada tiga sampel penelitian

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pola asuh ayah, pola asuh ibu, dan konsep diri dengan kemandirian belajar pada siswa kelas