• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasisawa fakultas psikologi Universitas Gunadarma.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasisawa fakultas psikologi Universitas Gunadarma."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasisawa fakultas psikologi Universitas Gunadarma

Ernawati Dr. Awaluddin Tjalla

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik.

Prestasi akademik yaitu hasil dari kegiatan belajar untuk mengetahui sejauh mana seseorang menguasai bahan pelajaran yang diajarkan serta mengungkapkan keberhasilan yang dicapai oleh orang tersebut. Mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh berbagai komponen belajar mengajar, diantaranya adalah hubungan antara dosen dan mahasiswa. Hubungan dosen dengan mahasiswa didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga mahasiswa ingin belajar dan dosen nyaman dalam mengajar. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar akan menentukan tinggi rendahnya prestasi akademik seorang siswa. Faktor yang mempengaruhi prestasi akademik siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu aspek fisiologi (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologi (yang bersifat rohaniah). Sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan dan pertemanan. Berbicara masalah proses belajar mengajar di perguruan tinggi, hubungan antara dosen dengan mahasiswa dalam berkomunikasi sangat perlu. Apabila hubungan antara dosen dengan mahasiswa tidak harmonis, dapat menciptakan komunikasi yang tidak baik. Komunikasi turut menentukan untuk membuat manusia menjadi tahu dan mendapatkan pengetahuan sebagai sumber ilmu. Pengetahuan pada mahasiswa dapat dicerminkan oleh prestasi akademik dengan nilai indeks prestasi yang didapat. Menciptakan komunikasi yang baik diperlukan kemampuan komunikasi seperti menulis, membaca, berbicara, mendengarkan, dan berpikir (kemampuan bernalar). Hal terpenting yang harus diperhatikan untuk mengukur keberhasilan proses komunikasi, pada mahasiswa berupa prestasi akademik yang baik.

Berdasarkan uji validitas, korelasi skor total item pada skala komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen bergerak antara 0,286 – 0,546. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach terhadap item yang telah valid. Kooefisiensi reliabilitas pada skala komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen yaitu 0,820.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa koefisien korelasi (r)= 0,36, taraf signifikansi = 0,00 (P<0,05) berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasiswa fakultas psikologi Universitas Gunadarma. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen semakin tinggi prestasi akademik mahasiswa sebaliknya semakin rendah komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen semakin rendah pula prestasi akademik mahasiswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah agar dapat meningkatkan hubungan komunikasi interpersonal yang lebih baik

(2)

antara dosen dengan mahasiswa, terutama pada mahasiswa yang mempunyai prestasi rendah agar mereka dapat melakukan komunikasi interpersonal untuk memperbaiki prestasinya. Disamping itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen, anatara lain Faktor internal seperti aspek fisiologi dan aspek psikologi, sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan dan pertemanan.

Kata kunci : Komunikasi Interpersonal Antara Mahasiswa dan Dosen, Prestasi Akademik

(3)

PENDAHULUAN

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang selalu menjadi topik utama dalam bidang pendidikan. Asumsi tersebut berkembang dengan pertimbangan bahwa prestasi belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh mahasiswa. Prestasi merupakan suatu penilaian dari hasil pendidikan, umumnya dirumuskan pada suatu evaluasi atau biasanya yang disebut sebagai rapor. Maksud penilaian hasil-hasil pendidikan itu ialah untuk mengetahui (dengan alasan yang bermacam-macam) pada waktu dilakukan penilaian itu sudah sejauh manakah kemajuan anak tersebut. Hasil dari tindakan mengadakan penilaian itu lalu dinyatakan dalam suatu pendekatan yang perumusannya bermacam-macam. Ada yang menggolongkan dengan mempergunakan lambang-lambang A, B, C, D, E dan ada yang mempergunakan skala sampai 11 tingkat yaitu mulai dari 0 sampai 10, dan ada yang memakai penilaian dari 0 sampai 100. Di Indonesia umumnya mempergunakan angka dari 0 sampai 10, tetapi akhir-akhir ini telah dipergunakan lambang A, B, C, D, dan E itu (Suryabrata, 2002). Berbagai penilaian dalam proses belajar tersebut diberikan melalui kuis, tugas, UTS, dan UAS dari materi pelajaran yang diberikan, hasil mahasiswa tersebut dinamakan indeks prestasi. Indeks prestasi merupakan rumusan terakhir yang diberikan oleh dosen mengenai kemajuan atau hasil belajar. Dengan belajar setiap individu akan memperoleh pemahaman ilmu pengetahuan, yang diharapkan dapat

membentuk kecakapan, keterampilan, sifat, pengertian, harga

diri, minat, watak dan penyesuaian diri bagi setiap individu tersebut. Secara tidak langsung prestasi yang dicapai dapat menjadi prediksi bagi keberhasilan individu dimasa depan sehingga terbentuklah sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Bloom (dalam Azwar, 1996) prestasi belajar adalah mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Suripto (1996) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari proses kegiatan belajar dalam suatu periode tertentu yang termuat dalam laporan nilai yang diperoleh melalui pemberian tugas-tugas maupun tes. Dalam hal ini, prestasi belajar dapat mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Nilai-nilai prestasi belajar yang tercantum dalam laporan tersebut dapat memberikan gambaran terhadap kemampuan yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh berbagai komponen belajar mengajar, diantaranya adalah hubungan antara dosen dan mahasiswa (Sardiman, 2001). Hubungan dosen dengan mahasiswa didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga mahasiswa ingin belajar dan dosen nyaman dalam mengajar. Menurut Muhibbin (2003) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu aspek fisiologi (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologi (yang bersifat rohaniah), sedangkan faktor

(4)

eksternal adalah lingkungan dan pertemanan. Hal ini dapat menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa. Mengamati masalah komunikasi yang terjadi di fakultas Psikologi, terlihat masih adanya dosen dan mahasiswa yang belum dapat menciptakan komunikasi yang efektif. Dalam hal ini komunikasi yang efektif seperti adanya kenyamanan ketika berbicara antara dosen dengan mahasiswa. Komunikasi yang tidak efektif antara dosen dan mahasiswa tentunya akan berpengaruh pada proses belajar mengajar dan prestasi belajar mahasiswa. Pengaruh ini dapat dilihat dari adanya perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara mahasiswa yang aktif dengan mahasiswa yang pasif dalam membuka hubungan dengan dosennya. Ada dua tipe dalam proses belajar mengajar yaitu tipe terbuka dan tertutup. Dosen dengan tipe terbuka adalah dosen yang melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan silabus pengajaran, selain itu memberikan informasi tentang penelitian yang sedang berkembang. Sedangkan dosen dengan tipe tertutup adalah dosen yang hanya melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan silabus pengajaran. Dosen yang terbuka dengan dosen yang tertutup terhadap mahasiswanya, juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar mahasiswa. Berbicara masalah proses belajar mengajar di perguruan tinggi, hubungan antara dosen dengan mahasiswa dalam berkomunikasi sangat perlu. Apabila hubungan antara dosen dengan mahasiswa

tidak harmonis, dapat menciptakan komunikasi yang tidak baik. Komunikasi turut menentukan untuk membuat manusia menjadi tahu dan mendapatkan pengetahuan sebagai sumber ilmu. Pengetahuan pada mahasiswa dapat dicerminkan oleh prestasi akademik dengan nilai indeks prestasi yang didapat. Prestasi belajar akademik dapat optimal jika dibangun dengan komunikasi yang baik. Menciptakan komunikasi yang baik diperlukan kemampuan komunikasi seperti menulis, membaca, berbicara, mendengarkan, dan berpikir (kemampuan bernalar). Menciptakan hubungan yang harmonis, antara dosen dan mahasiswa tidak hanya dilakukan di depan kelas, tetapi juga dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar yang lainnya seperti, pertemuan diluar jam perkuliahan yang bersifat komunikasi dua arah. Komunikasi tersebut dapat menyebabkan hubungan timbal balik antara dosen dan mahasiswa, seperti dosen dapat menanyakan keadaan mahasiswa dan mahasiswa juga dapat mengajukan berbagai persoalan dan hambatan yang dihadapinya. Menurut Belson dan Steiner (dalam Mulyana, 2001) komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. Havland (dalam Mulyana, 2001) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses yang

memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya

(5)

perilaku orang lain (Communicate). Menurut Everett (dalam Mulyana, 2001) komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dan sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Menurut Mulyana (2001) komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Sedangkan Everett (dalam Mulyana, 2001) mengemukakan komunikasi antarpribadi adalah merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. De Vito (1995) mengemukakan komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang mengambil tempat antara dua orang yang memiliki hubungan yang tidak bisa dipungkiri. Komunikasi interpersonal dapat terjadi antara anak dengan ayahnya, seorang pegawai dengan pegawai yang lain, dua saudara, seorang dosen dengan seorang mahasiswa, dua kekasih, dua teman dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, mendorong penulis untuk menguji apakah ada hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasiswa.

TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Akademik

Pengertian prestasi akademik menurut Bloom (dalam Azwar, 1996) adalah mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Suryabrata (1993) menyatakan bahwa prestasi akademik adalah seluruh hasil yang

telah dicapai (achievement) yang diperoleh melalui proses belajar akademik (academic achievement) maka menurut penulis istilah yang dapat disimpulkan bahwa seluruh hasil yang telah dicapai (achievement) atau diperoleh melalui proses belajar akademik (academic achievement) yang dapat dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana para siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan dan dipelajari. Dari beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa prestasi akademik adalah hasil dari kegiatan belajar untuk mengetahui sejauh mana seseorang menguasai bahan pelajaran yang diajarkan serta mengungkapkan keberhasilan yang dicapai oleh orang tersebut.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Wahyuni (dalam Gunarsa dan Gunarsa, 2000) menjelaskan bahwa prestasi akademik dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Mereka mengutarakan hal-hal yang termasuk kedalam faktor internal adalah sebagaimana yang dipaparkan sebagai berikut :

a. Kemampuan intelektual atau kecerdasan (intelegensi)

b. Minat c. Bakat khusus

d. Motivasi untuk berprestasi e. Sikap

f. Kondisi fisik dan mental g. Harga diri akademik h. Kemandirian

Kemudian dikemukakan pula hal-hal yang termasuk kedalam faktor eksternal, yaitu sebagaai berikut:

a. Lingkungan Sekolah/Kampus. b. Lingkungan Keluarga. c. Faktor Situasional.

Menurut Rosenshine (dalam Gage & Berliner, 1991) & Winkel, 1996 masih terdapat faktor yang tidak kalah penting dalam

(6)

menentukan prestasi belajara peserta didik, yaitu:

a. Keterampilan guru/dosen dalam mengajar.

b. Semangat guru/dosen dalam mengajar.

Pengukuran Prestasi Akademik

Evaluasi prestasi/kemajuan belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi (IP) dan dilakukan pada tiap akhir semester. Ada 2 IP yaitu IPS dan IPK.

a. IPS digunakan untuk menentukan jumlah beban kredit maksimum yang boleh diambil pada semester berikutnya. Cara menghitung besar IPS adalah sebagai berikut :

IP =

(

)

×

diambil

kredityang

kredit

bobotnilai

Kredit yang diambil adalah kredit dari mata kuliah yang didaftarkan dalam KRS pada semester tersebut. b. IPK digunakan untuk menentukan

kelanjutan studi mahasiswa dan dilakukan sesuai dengan jadwal evaluasi. Cara menghitung besar IPK adalah sebagai berikut :

IPK=

(

)

× n n il telahdiamb kuliahyang kreditmata kredit bobotnilai

Dengan n adalah jumlah mata kuliah yang digunakan untuk memenuhi jumlah kredit yang dipersyaratkan. Komunikasi Interpersonal Antara Mahasiswa dan Dosen

Komunikasi interpersonal menurut Mulyana (2001) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara

langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. De Vito (1995) mengemukakan komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang

mengambil tempat antara dua orang yang memiliki hubungan yang tidak bisa dipungkiri. Komunikasi Interpersonal dapat terjadi antara anak dengan ayahnya, seorang pegawai dengan pegawai lainya, dua saudara, seorang dosen dengan mahasiswa, dua kekasih, dua teman dan lain sebagainya. Menurut Rogers (dalam Mulyana, 2001)

mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah merupakan

komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Sedangkan Barnlund (dalam Wiryanto, 2006) komunikasi antar pribadi diartikan sebagai pertemuan antara dua, tiga, atau mungkin empat orang, yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur. Dari definisi komunikasi interpersonal yang telah dikemukakan sebelum maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang yang terjadi dalam interaksi tatap muka yang semua orang dapat menangkap reaksi orang lain secara verbal maupun nonverbal. Jadi komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen adalah komunikasi terjadi dalam interaksi tatap muka dalam suatu lingkungan kampus yang terjalin secara langsung maupun tidak langsung.

Cara-cara Berkomunikasi

Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995), ada dua cara individu dalam berkomunikasi yaitu: a. Komunikasi verbal

b. Komunikasi nonverbal Proses Komunikasi

Johnson (dalam Supratiknya, 1995), menyatakan bahwa terdapat dua macam proses komunikasi yaitu:

(7)

a. Komunikasi satu arah b. Komunikasi dua arah Bentuk-bentuk komunikasi

Bentuk-bentuk komunikasi menurut Rahmat (2007) antara lain:

a. Komunikasi interpersonal b. Komunikasi Kelompok c. Komunikasi Massa d. Komunikasi Organisasi Unsur-unsur Komunikasi Interpersonal

Berlo, Osgoog, Miller, Fleur, Joseph De Vito, Sereno Dan Vora (dalam Cangara, 2003). Merumuskan unsur-unsur komunikasi interpersonal, antara lain: a. Sumber b. Pesan c. Media d. Penerima e. Pengaruh f. Tanggapan Balik g. Lingkungan

Jenis-jenis Komunikasi Interpersonal Menurut sifatnya, komunikasi interpersonal dapat dibedakan atas dua macam (Cangara, 2003), antara lain : a. Komunikasi Diadik

b. Komunikasi kelompok kecil (Small group communication)

Tujuan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Ada enam tujuan komunukasi interpersonal yang dianggap penting (Widjaja, 2000), antara lain :

a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.

b. Mengetahui dunia luar.

c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna.

d. Mengubah sikap dan Perilaku. e. Bermain dan mencari hiburan. f. Membantu orang lain.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Dalam berkomunikasi individu dipengaruhi oleh beberapa hal yang pada akhirnya menjadi faktor penentu dalam mencapai komunikasi interpersonal ynag baik. Menurut Rahmat (2007) akan lebih baik lagi bila dilandasi beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah :

a. Persepsi interpersonal b. Konsep Diri

c. Atraksi interpersonal d. Hubungan interpersonal

Komunikasi Interpersonal yang Efektif

De Vito (dalam, Widjaja, 2000) mengemukakan lima ciri komunikasi antar pribadi yang efektif, yaitu :

a. Keterbukaan b. Empati c. Dukungan d. Perilaku positif e. Kesamaan METODE PENELITIAN Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 50 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2003, baik pria maupun wanita.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode angket (kuesioner) dan metode arsip. Angket penelitian berisi identitas subjek penelitian, seperti nama (inisial), usia, kelas, indeks prestasi. Angket juga terdiri atas skala komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen. Arsip yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daftar nilai kumulatif ujian utama dari tiap-tiap subjek.

(8)

Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan satu instrumen penelitian (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1996). Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut (Azwar, 1996). Hasil estimasi validitas pengukuran pada umumnya dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien yang disebut koefisien validitas. Koefisien validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan dengan skor suatu kriteria. Suatu kesepakatan umum menyatakan bahwa koefisien validitas dapat dianggap memuaskan apabila mendekati 0,30 telah memberi kontribusi yang baik (Azwar, 2005). Uji validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content) dengan menggunakan teknik analisis Product Moment Pearson. Pengujian validitas item dibantu dengan menggunakan SPSS 13.00 for Windows. Reliabilitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari suatu kelompok individu (Azwar, 2005). Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi, yaitu mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar, 1996). Angka yang menunjukan bahwa data itu relibel adalah jika angka tersebut menunjukan angka diatas 0,7. Uji Reliabilitas dalam penelitian ini adalah Internal Consistensi dengan menggunakan Teknik Alpa Cronbach dengan bantuan menggunakan SPSS 13.00 For Windows. HASIL PENELITIAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa koefisien korelasi (r)= 0,36, taraf

signifikansi = 0,00 (P<0,05) berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasiswa fakultas psikologi Universitas Gunadarma. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen semakin tinggi prestasi akademik mahasiswa sebaliknya semakin rendah komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen semakin rendah pula prestasi akademik mahasiswa.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Skala

Pada penelitian ini untuk menguji validitas skala digunakan Teknik korelasi Product Moment Pearson (Pearson Product Moment Corelation) dengan bantuan dari komputer program aplikasi SPSS Ver 13.0 for Windows. Berdasarkan hasil perhitungan uji kesahihan dan uji keandalan terhadap kedua alat ukur yang digunakan, diketahui hasilnya sebagai berikut. Pada skala komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dari 37 item yang diujicobakan, 18 item dinyatakan gugur sehingga item yang sahih berjumlah 19 item. Item-item yang sahih bergerak antara 0,286 sampai dengan 0,546. Uji keandalan dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dan diperoleh angka koefisien reliabilitas 0,820.

UJI ASUMSI Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Berdasarkan pengujian normalitas pada variabel-variabel komunikasi Interpersonal, diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0.200 (p>0.05). Hal ini dapat dikatakan bahwa distribusi komunikasi interpersonal

(9)

pada sampel yang telah diambil adalah normal.

Uji Hipotesis

Berdasarkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson (1-Tailed) pada program SPSS Ver 13.0 for Windows diketahui koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar 0,36 dimana taraf signifikansi sebesar 0.000 (p< 0.05). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis yang berbunyi adalah ada hubungan positif antara komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi belajar, diterima. Hal ini berarti semakin tinggi komunikasi interpersonal semakin tinggi prestasi belajarnya semakin rendah komunikasi interpersonalnya semakin rendah prestasi belajarnya. PENUTUP

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen semakin tinggi prestasi belajar mahasiswa sebaliknya semakin rendah komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen semakin rendah prestasi relajar mahasiswa. Untuk mengetahui subjek termasuk dalam kategori tinggi, sedang dan rendah dapat dihitung dengan batasan yang menggunakan mean hipotetik dan standar hipotetik (Azwar, 2005). Hasil penelitian menyatakan bahwa secara umum tingkat komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen yang dimiliki subjek penelitian tergolong kategori tinggi, ini terlihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti kepada subjek. Komunikasi

interpersonal antara mahasiswa dan dosen dapat terlatih dengan seringnya seorang mahasiswa mengikut perkuliahan. Seorang mahasiswa yang sering mengikuti perkuliahan akan mempunyai banyak pengetahuan. Seringnya mahasiswa mengikuti perkuliahan membuat dirinya lebih banyak mengetahui berbagai sifat dan karakteristik dosen, dengan pengalamannya itu mahasiswa menjadi lebih baik dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa. Banyaknya pengetahuan yang mahasiswa peroleh, secara bertahap seorang mahasiswa harus dapat meningkatkan prestasi belajar untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik sehingga dapat berkomunikasi dengan baik. Komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen yang tinggi seperti dosen dapat mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan komunikasi untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal yaitu dengan cara berdialog didalam kelas ataupun berdialog diluar jam pelajar. Dengan komunikasi yang baik diharapkan prestasi belajar mahasiswa dapat optimal.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Dosen, dalam hal ini Dosen

sudah melakukan komunikasi interpersonal kepada mahasiswa dengan baik sehingga komunikasi interpersonal yang dilakukan telah optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh, hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen tergolong kategori tinggi. Oleh karena itu dosen sebaiknya

memberikan komunikasi interpersonal yang terbaik bagi

(10)

mahasiswa terutama pada mahasiswa yang mempunyai prestasi rendah agar mereka dapat

melakukan komunikasi interpersonal untuk memperbaiki

prestasinya.

2. Bagi Mahasiswa, sudah melakukan komunikasi interpersonal dengan baik sehingga komunikasi interpersonal yang dilakukan telah optimal sepenuhnya. Komunikasi interpersonal akan optimal apabila didukung oleh mahasiswa, oleh karena itu mahasiswa sangat berperan dalam proses komunikasi, untuk dapat menjalin komunikasi interpersonal dengan baik dengan dosen.

3. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat

mengembangkan penelitian mengenai komunikasi interpersonal

dengan prestasi akademik mahasiswa, dan menggali lebih dalam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen, antara lain faktor internal seperti aspek fisiologi (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologi (yang bersifat rohaniah), sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan dan pertemanan.

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. (2001). Interaksi dan motivasi belajar menggajar. Jakarta: Rajawali pres.

Azwar, S. (1996). Tes prestasi fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi Belajar Edisi II. Yogyakarta: Pustaka belajar. Azwar, S. (2005). Tes prestasi dan

pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka belajar. Cangara, H. (2003). Pengantar ilmu

komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

De Vito, J. (1995). The interpersonal communication book. Sevent

edition. New York: Harper collins college publishers.

Hadi, S. (2005). Statistik. Jilid Kedua. Yogyakarta : Andi

Hurlock, E. B. (1997). Psikologi perkembangan : Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Alih Bahasa : Tjandrasa & Zarkasi. Jakarta : Erlangga.

Muhammad, A. (1995). Komunikasi organisasi. Cetakan kedua. Jakarta: Bumi aksara.

Mulyana, D. (2001). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Cetakan ke tiga. Bandung: PT. Remaja rosdakarya.

Onong, U. E. (2004). Dinamika komunikasi. Bandung: Remaja karya.

Rakhmat, J. (2007). Psikologi komunikasi. Edisi revisi cetakan kedua puluh empat. Bandung: PT. Remaja rosdakarya.

Riyanti, D. dkk. (1998). Psikologi umum. Seri diktat kuliah. Jakarta: Universitas Gunadarma. Sereno, K.K & Bodaken. (1975).

Tranfer: Understanding human communication. Boston: Houghton mifflin company.

Steward, J. (1977). A book about interpersonal communication. (2nded). Bridges not wall: Wesley publishing company. Supratiknya, A. 1995. Komunikasi antar

pribadi. Yogyakarta: Kanisius. Suprapto, T. (2006). Pengantar teori

komunikasi. Yogyakarta: PT. Raja grafindo persada.

Suripto. (1996). Pengaruh intelegensi, status sosial, pola asuh dan kemandirian belajar anak terhadap prestasi belajar siswa SD. Tesis: Universitas Indonesia.

Suryabrata, S. (1993). Psikologi pendidikan. Edisi ke empat. Yogyakarta: PT. Raja grafindo persada.

(11)

Suryabrata, S. (2002). Psikologi pendidikan.Yogyakarta: PT. Raja grafindo persada.

Syah, M. (2003). Psikologi belajar. Cetakan kedua. Jakarta: Raja grafindo persada.

Widjaja, H. A. W. (2000). Ilmu komunikasi: Pengantar studi. Cetakan kedua. Edisi revisi. Jakarta: Rineka cipta.

Wiryanto. (2006). Pengantar ilmu komunikasi. Cetakan ketiga. Jakarta: PT. Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARU H VARIABEL KEUANGN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE

Dalam penelitian ini analisis diskriminan digunakan untuk membuat fungsi diskriminan yang dapat memprediksi lulus tidaknya mahasiswa dalam mata kuliah Statistika Matematika

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan hasil belajar siswa; (2) Kesesuaian aktivitas guru dan siswa; (3) Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran; dan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran, Strategi Mengajar dengan Pendekatan Kontekstual, dan Pengelolaan Kelas

Memenuhi Tersedia Dokumen V-Legal untuk seluruh kegiatan ekspor di PT Padma Citra Amahi dan tidak ada Dokumen V-Legal yang disalahgunakan untuk mengekspor hasil produksi dari bahan

Dalam hal terjadinya kahar atau gangguan teknis (contoh : gangguan daya listrik, gangguan jaringan, gangguan aplikasi) terkait dengan pelaksanaan e-Tendering yang mengakibatkan

Prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang berdasarkan pada kegiatan-kegiatan yang nampak, yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan yang dapat menjadi upaya preventif untuk bencana seperti pandemi covid-19 dan konsumen di Indonesia