• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

16

2. Mengumpulkan data yang akan dijadikan bahan penelitian dengan menggunakan kitab Almu’jamul Mufarras Li’alfazil Qur’an,Kamus kosa kata Alquran danAl-Kalam Digital Versi 1.0 ©2009 Penerbit Diponegoro dan tetap berpedoman pada Alquran

3. Membaca, mempelajari, dan mencatat data-data yang telah terkumpul. 4. Mengklasifikasikan data-data yang telah terkumpul

5. Menganalisis data yang terkumpul dan menyusunnya secara sistematis dalam bentuk laporan ilmiah berupa skripsi

Untuk memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin,peneliti menggunakan Sistem Transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Adapun kajian tentang semantik yang telah diteliti oleh mahasiswa Prodi bahasa Arab yaitu : (1) Analisis Makna Kata Wajhun Dalam Alquran. Oleh Rukiyah NIM 07070400 penelitian ini menunjukkan bahwasanya jumlah Kata ﻪﺟﻭ/wajhun/ dan ﻩﻮﺟﻭ/wujūhun/ dalam Al- Qur’an terdapat 57 kata pada 35 surat. Kata ﻪﺟﻭ/wajhun/ dan ﻩﻮﺟﻭ /wujūhun/ dalam Al- Qur’an yang mengandung makna leksikal berjumlah 41 kata dari 29 surat yang bermakna wajah atau muka. Adapun Kata ﻪﺟﻭ/Wajhun/ dan ﻩﻮﺟﻭ /wujūhun/ dalam Al- Qur’an yang mengalami proses komposisi berjumlah 15 kata dan afiksasi 1 kata pada 13 surat. Sedangkan bagian gramatikal yang paling dominan itu merupakan komposisi yang ditemukan sebanyak 15 kata, dan afiksasi 1 kata yang terdapat pada 13 surat.

(2) Analisis Makna Kata Ruh Dalam Alquran, oleh Uswatun Hasanah NIM 990704023 penelitian mengkaji tentang makna kata ﺡﻭﺭ/ruh/ yang artinya ‘ruh’ atau ‘nyawa’ secara polisemi makna ruh ada 3 yaitu wahyu, pertolongan dan malaikat faktor makna polisemi kata

(2)

17

ruh disebabkan oleh konteks ajaran, perjuangan dan Malaikat. (3) Terjemahan Kata Rabb Dan Illah Dalam Alquran Ditinjau- Dari Segi Semantik. oleh Ishaq Daulay NIM 930704010 penelitian ini menjelaskan makna ﺏﺭ /rabb/ adalah pengatur,pendidik, pengasuh pemilik, pembimbing,pemelihara, pemimpin, dan ﻪﻟﺍ/ilah/ adalah sembahan pelindung penjamin tempat mengabdikan diri dan memperhambakan diri jumlah kata ﺏﺭ /rabb/ 972 kata sedangkan kata ﻪﻟﺍ/ilah/ 147 kata. Analisis Semantik Kata Farada, Kataba, Dan Kutiba Dalam Alquran. oleh Halomoan Noor Lubis NIM 940704020 memaparkan mengenai ﺽﺮﻓ /faraḍa/ ﺐﺘﻛ/kataba/ ﺐﺘﻛ/kutiba/ ditinjau dengan semantik dari sudut leksikal dan gramatikal dalam Alquran.

Sudaryat ( 2008: 3 ) kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema (nomina) ‘tanda’ atau ‘lambang’ yang verbanya semaino ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Tanda atau lambang ini dimaksudkan tanda linguistik (Perancis: signe linguistique).

Dalam Kamus Linguistik, disebutkan semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara (Kridalaksana, 1993: 174 ). Semantik adalah cabang linguistik yang meneliti tentang arti atau makna, dan membagi jenis makna semantik menjadi dua, yaitu : makna leksikal dan makna gramatikal (Verhaar, 2001: 385 ). Makna Leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun (Chaer,1994: 289).

Verhaar (2001: 9) menambahkan bahwa satu kamus merupakan contoh yang tepat dari semantik leksikal. Makna Gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi (Chaer, 1994: 290). Dengan pengertian bahwa setiap kata mempunyai makna asli menurut kamus dan makna gramatikal sesuai dengan konteks kalimat.

Semantik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti tentang arti atau makna (Verhaar, 2001 : 328). Komaruddin (1993) Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semantikos yaitu berkaitan dengan arti kata.Ilmu Semantik adalah ilmu yang berkenaan dengan arti kata, ilmu yang mempelajari makna kata-kata umum.Maka, dari beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa semantik adalah cabang ilmu linguistik yang menelaah tentang makna atau arti kata setelah dirangkai menjadi kalimat.

Semantik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda dalam bahasa.Dalam bahasa Arab disebut `ilm ad-dalalah.`ilm-ad-dalalah ini terdiri atas dua kata: `ilm yang berarti ilmu pengetahuan, dan al-dilalah yang berarti penunjukkan atau makna. Jadi, ‘ilm al-dilalah menurut

(3)

18

bahasa adalah ilmu pengetahuan yang mengetahui tentang makna. Secara terminologis, ilm- ad-dalalah sebagai salah satu cabang linguistik (`ilm al-lughoh) yang telah berdiri sendiri yaitu ilmu yang mempelajari tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran makna mufrodat (kosa kata)

maupun pada makna dalam tataran tarokib (struktur atau gramatikal

bahasa)(http://www.falaahisme.blogspot.com/2013/04/pengertian-ilmu-semantik-atau-ilmu-ad.html).

Menurut Umar, (1998:11)‘ilm ad-dilalah adalah sebagai berikut:

ﻰَﻨْﻌَﻤﻟﺍ َﺔَﻳِﺮْﻈَﻧ ُﻝَﻭﺎَﻨَﺘَﻳ ْﻱِﺬّﻟﺍ ﺔَﻐّﻠﻟﺍ ِﻢْﻠِﻋ ْﻦِﻣ ُﻉْﺮَﻔﻟﺍ َﻚِﻟَﺫ ْﻭَﺍ ﻰَﻨْﻌَﻤْﻟﺍ ُﺱُﺭْﺪَﻳ ْﻱِﺬّﻟﺍ ُﻢْﻠِﻌْﻟَﺍ ْﻭَﺍ ﻰَﻨْﻌَﻤْﻟﺍ ُﺔَﺳﺍَﺭِﺩ ُﻪﱠﻧَﺎِﺑ ْﻢُﻬُﻀْﻌَﺑ ُﻪُﻓﱠﺮَﻌًﻳ

/yuʻarrifuhu baʻḍuhum bi`annahu dirāsatu al-maʻnā au al-ʻilmu al-lażī yadrusu al-ma`nā au

żalika al-farʻu min ʻilmi al-lugati al-lażī yatanāwalu naẓriyata almaʻnā/

didefenisikan sebagian mereka dengan studi tentang makna atau ilmu yang memepelajari tentang makna, atau merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang teori makna.

2.1 Pengertian Makna

Menurut Aristoteles dalam Chaer (1989, 13) Kata adalah satuan terkecil yang mengandung makna. Malah dijelaskannya juga bahwa kata itu memiliki dua macam makna, yaitu (1) makna yang hadir dari kata itu sendiri secara otonom, dan (2) makna yang hadir sebagai akibat terjadinya proses gramatikal.

Makna merupakan persoalan yang paling inti dalam semantik. Makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rancangan aspek bentuk (Keraf, 1987 : 25). Makna adalah hakikat yang dimaksudkan, (Cahyono, 2002 : 199). Menurut Verhaar (2001 : 124), persoalan makna merupakan tataran besar dalam tataran linguistik. Oleh karena itu, beliau membagi makna dalam dua jenis, yaitu : makna leksikal dan makna gramatikal. Dalam bahasa Arab disebut dengan ﻲﺗﺩﺮﻔﻣ ﻰﻨﻌﻣ /ma’nā mufradatiyyi /, (Khulli, 1982 : 153) dan makna gramatikal disebut dengan ﻱﺪﻋﺍﻮﻗ ﻰﻨﻌﻣ /ma’nā qawā’idiyyi/, (Khulli : 1982 :111). Adapun makna menurutKBBI ( 2010- 2011 ) : (1) arti: ia memperhatikan setiap kata yg terdapat dalam tulisan kuno itu; (2) maksud pembicara atau peneliti; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.

Makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam fikiran pendengar atau pembaca karena rancangan aspek bentuk ( Gorys Keraf, 1987 : 25 ). Makna adalah hakikat yang dimaksudkan, (Cahyono, 2002 : 199). Menurut Verhaar (2001 : 124), persoalan makna merupakan tataran besar dalam tataran linguistic. Oleh karena itu, beliau membagi makna dalam

(4)

19

dua jenis, yaitu : makna leksikal dan makna gramatikal. Dalam bahasa Arab disebut dengan ﻰﻨﻌﻣ ﻲﺗﺩﺮﻔﻣ /ma’nā mufradatiyyun /, (Khuli, 1982 : 153) dan makna gramatikal disebut dengan ﻰﻨﻌﻣ ﻱﺪﻋﺍﻮﻗ /ma’nā qawā’idiyyun/, (Khuli : 1982 :111).

Pateda (2001:79) :“Istilah makna (meaning) merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu tertentu yakni dalam bidang linguistik. Ada tiga hal yang coba dijelaskan oleh para filsuf dan linguis sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal itu, yakni (i)menjelaskan kata secara alamiah,(ii) mendeskripsikan kalimat secara alamiah dan (iii) menjelaskan makna dalam proses komunikasi(Kempson,1977:11). Dalam hubungan ini kempson berpendapat untuk menjelaskan istilah makna harus dilihat dari segi: (i) kata; (ii) kalimat; dan (iii) apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk berkomunikasi”.

2.2.1 Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi (Chaer,2009:62) makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal seperti afiksasi,reduplikasi,komposisi atau kalimatisasi (Chaer,2012:290). Ramlan (1983:47) afiksasi adalah suatu satuan gramatik terikat yang didalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan untuk membentuk kata atau pokok kata baru . Komposisi adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat , sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda atau yang baru ( Chaer, 2012 : 185).

Berikut adalah contoh makna gramatikal komposisi dan afiksasi yang masih penulis temukan adalah Alquran (QS-Albaqarah : 7 ,284.)

…………………. //Wa Lahum `Ażābun `Aẓīmun//

“Dan bagi mereka siksa yang amat berat”

Dari makna gramatikal dia atas misalnya makna kata ﺏﺍﺬﻋ / ‘ażāb / yang bergabung dengan kata ﻢﻴﻈﻋ /‘aẓīmun secara komposisi ( QS: 2: 7) ﻢﻴﻈﻋ ﺏﺍﺬﻋ /’ażāb ‘aẓīmun “siksa yang amat pedih” . Kata ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb /: yang memiliki makna siksa secara umum berubah menjadi makna khusus “ siksa yang amat pedih”, ini terjadi karena adanya proses penggabungan morfem dasar

(5)

20

kata ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb / dengan morfem dasar kata ﻢﻴﻈﻋ /aẓīmun / yang secara komposisi menyatakan bentuk frasa nomina yaitu ﻢﻴﻈﻋ ﺏﺍﺬﻋ/’ażāb ‘aẓīmun/.

…………………. …../Wa Yu`ażżibu Man Yasyā'u/……

“Dan menyiksa siapa yang di kehendakinya" dari contoh diatas makna gramatikal yang terjadi adalah proses afiksasi ya dan zal ini belaku juga pada ism (nomina) yang menunjukkan mušannā dalam status nasab dan kasrah (posisi tempat ‘irab yang mewajibkan baris kasrah atau fathah. Selain pada mušannā , konfiks ya dan zal juga berlaku pada ﻢﻟﺎﺳ ﺮﻛﺬﻣ ﻊﻤﺟ /jamak

mużakkar sālim/ yang berada dalam status nasab dan kasrah seperti pada mušannā. Namun

bedanya kalau pada mušannā sebelum huruf ya’ berbaris fathah sedangkan pada ﻢﻟﺎﺳ ﺮﻛﺬﻣ ﻊﻤﺟ

/jamak mużakkar sālim/ sebelum huruf ya’ berbaris kasrah. (Yāsīn, 1996 : 50) //ﺏﺍﺬﻋ//’ siksa’ +

konfiks ya dan zal = ﺏﺬﻌﻳ // yu’ażżibu // “menyiksa’ Penambahan morfem ya’dan zal pada kata ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb // “siksa’ menjadi yang mengandung makna sedang melakukan penyisaan dan akan melakukan penyiksaan.

Dalam bahasa Arab afiks dapat diistilahkan dengan ﺓﺩﺎﻳﺰﻟﺍ ﻑﺮﺣ /harf-l-ziyādah/, Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (1) bentuk dasar, (2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Dilihat dari posisi melekatnya pada bentuk dasar dibedakan adanya prefiks, infiks, konfiks, interfiks, dan transfiks (Caher,2003:94). Huruf-huruf tambahan yang masuk dalam sebuah kalimat bahasa Arab sehingga dari penambahan tersebut akan muncul berbagai makna yang berbeda. (Nāşif, 1994 : 8). Kata ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb / dilihat dari kelas kata merupakan kata sifat (adjektiva), berikut ini jenis-jenis afiksasi dari bentuk dasar adjektiva.

1. Prefiks

Prefiks : afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar : me- pada

kata menghibur (Chaer,2003:94). Prefiks disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31).Contoh:Bahasa Arab: Kata ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb / ‘azab’ + ‘s,w,`’ /su`al‘ażāb/ siksaan yang seberat-beratnya.

2. Sufiks

Sufiks : afiks yang diimbuhkan di belakang bentuk dasar : -an pada kata bagian (Chaer,2003:94). Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian

(6)

21

belakang kata (Alwi dll, 1998:31). Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere) di bawah (sub) . Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki sufiks.Contoh:Bahasa Arab: ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb / ‘azab’ + -an/‘ażāban/ ‘rontokkan’

3. Konfiks

Konfiks : afiks yang berupa morfem terbagi yang berposisi di muka dan belakang bentuk dasar : ke-/-an pada kata keterangan (Chaer,2003,94). Konfiks disebut juga ambifiks atau sirkumfix.Secara etimologis dari bahasa Latin, ketiga istilah ini memiliki kesamaan arti.Kon- berasal dari kata confero yang berarti secara bersamaan (bring together), ambi- berasal dari kata ambo yang berarti kedua-duanya (both), dan sirkum- berasal dari kata circumdo yang berarti ditaruh disekeliling (put around) (Gummere dan Horn, 1955). Menurut Alwi dll (1198:32) konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan.Bahasa Arab memiliki kata yang dibentuk dengan prefiks dan sufiks.Contoh: Bahasa Arab: ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb / ‘azab’ + bi- dan -i/bil‘ażābi/‘bencana kelaparan’

Peneliti menggunakan buku Chaer, Alwi dan yang ada kaitannya dengan pembahasan untuk meneliti makna gramatikal komposisi dan afiksasi yaitu makna yang setelah adanya proses komposisi dan afiksasi pada bentuk dasarnya, sehingga maknanya akan berobah dengan makna sebenarnya diakibatkan adanya proses gramatikal berupa komposisi dan afiksasi.

Untuk memudahkan pembaca peneliti membuat tabel sementara terkait makna dalam kata ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb / mengalami proses gramatikal komposisi dan afiksasi dalam Alquran. Data sementara kata ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb /dalam Alquran

1. Kata ﺏﺍﺬﻋ/ ‘ażāb / didalam Alquran SURAT AYA

T KATA MAKNA

Al Anam

65 /‘ażāban/ Siksa dunia

atau azab Al Anam

93 /‘ażāba/ Siksa kubur

Al A’raf 165  /bi‘ażāb/ Bencana

An Nur

2 /‘ażābahumā / Hukuman

Referensi

Dokumen terkait

Secara etimologi kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang artinya kebiasaan. Selain itu kata etika sering di sebut sebagai moral yang dimana dalam

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa semantik merupakan ilmu bahasa yang mengkaji tentang makna yaitu makna unsur bahasa baik dalam

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “Metadhos”. Kata ini berasal dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui dan hodhos berarti jalan atau cara.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa jamu merupakan bagian dari ilmu penyembuhan alternatif homeopati. Berasal dari kata Homeopathy dari bahasa Yunani yang artinya

Kata televisi sendiri berasal dari kata “tele” dan kata “vision”, yang memiliki arti jauh (tele) serta tampak (vision). Jadi televisi dapat di artikan tampak atau

Sedangkan menurut Kasmir (2011:72) kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa Latin Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran,

Salah satu kesulitan dalam pemrosesan bahasa alami adalah pemilihan arti yang tepat dari suatu kata bermakna ganda seperti kata “bisa” yang dapat berarti “racun”

Fenomena berasal dari bahasa Yunani yaitu phainomena (yang berakar kata phanein dan berarti “menampak “) sering digunakan untuk merujuk ke semua objek yang masih dianggap