• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berkala Ilmiah IlmuPengetahuan dan Teknologi Kehutanan DAFTAR ISI. HASIL AIR PENGGUNAAN LAHAN HUTAN DALAM MENYUMBANG ALIRAN SUNGAI Edy Junaidi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berkala Ilmiah IlmuPengetahuan dan Teknologi Kehutanan DAFTAR ISI. HASIL AIR PENGGUNAAN LAHAN HUTAN DALAM MENYUMBANG ALIRAN SUNGAI Edy Junaidi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

Berkala Ilmiah IlmuPengetahuan dan Teknologi Kehutanan

jht

ISSN 2337-7771 E-ISSN 2337-7992

Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1 Maret 2014

HASIL AIR PENGGUNAAN LAHAN HUTAN DALAM MENYUMBANG ALIRAN SUNGAI

Edy Junaidi

KAYU SISA PENJARANGAN DAN TEBANG HABIS HUTAN TANAMAN JATI

Ahmad Budiaman, Devi Muhtariana, dan Nensi Yunita Irmawati

PERENCANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN MELALUI ANEKA USAHA KEHUTANAN (Studi di Dinas Kehutanan Kabupaten Malang)

Hari Wijayanto, Agus Suryono dan Tjahjanulin Domai

KINERJA INDUSTRI KAYU LAPIS DI KALIMANTAN SELATAN MENUJU EKOEFISIENSI

Darni Subari

KARAKTERISTIK JENIS POHON PADA BERBAGAI TIPE LOKASI HUTAN KOTA DI PEKANBARU PROPINSI RIAU

Anna Juliarti

KAJIAN DINAMIKA HARA TANAH PADA EMPAT PERLAKUAN

Ary Widiyanto

STRUKTUR DAN DIMENSI SERAT PELEPAH KELAPA SAWIT

Lusita Wardani, Faisal Mahdie, dan Yusuf Sudo Hadi

KAJIAN BENTANG LAHAN EKOLOGI FLORISTIK HUTAN RAWA GAMBUT BERBASIS CITRA PENGINDERAAN JAUH DI SUB DAS SEBANGAU

Raden Mas Sukarna

PENGARUH TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT BENIH TERHADAP VIABILITAS BENIH TEMBESU (Fagraea fagrans Roxb)

Tati Suharti, Yulianti Bramasto dan Naning Yuniarti

KERUSAKAN TANAH YANG TERJADI AKIBAT SLIP PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN KAYU

Yuniawati dan Sona Suhartana

UJI VIABILITAS DAN SKARIFIKASI BENIH BEBERAPA POHON ENDEMIK HUTAN RAWA GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

Siti Maimunah

ANALISA USAHA LEBAH MADU HUTAN DAN KUALITASNYA

Fatriani, Arfa Agustina Rezekiah, Adistina Fitriani

1-8 9-15 16-23 24-34 35-39 40-46 47-51 52-59 60-64 65-70 71-76 77-81

(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada para penelaah yang telah berkenan menjadi Mitra Bestari pada Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1yaitu:

Prof. Dr. Ir. M. Lutfhi Rayes,M.Sc (Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya)

Prof.Dr.Ir. Wahyu Andayani, M.Sc (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada)

Prof.Dr.Hj. Nina Mindawati, M.S

(Puslitbang Produktivitas Hutan, Kementerian Kehutanan RI) Prof. Dr. Ir. Syukur Umar, DESS

(Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako) Prof. Dr. Ir. Baharuddin Mappangaja, M.Sc. (Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin)

Prof.Dr.Ir.H.M. Ruslan, M.S

(Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat) Dr.Ir. Satria Astana, M.Sc.

(Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kementerian Kehutanan RI) Dr. Ir. KusumoNugroho, MS

(Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian) Dr.Ir. Cahyono Agus Dwikoranto, M.Agr. (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada)

Prof.Dr.Ir. Sipon Muladi

(Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman) Prof. Dr. Ir, Djamal Sanusi

(Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin) Dr. Sc. Agr. Yusran, S.P., M.P (Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako)

(4)

Salam Rimbawan,

Jurnal Hutan Tropis Volume 1 Nomor 3 Edisi Novem-ber 2013 kali ini menyajikan 12 buah artikel ilmiah hasil penelitian kehutanan.

Edy Junaidi meneliti peranan hidrologi hutan (hutan alam dan hutan tanaman) terhadap aliran sungai ditinjau dari neraca air dengan membandingkan penggunaan lahan hutan dan penggunaan lahan lain.

Ahmad Budiaman, dkk meneliti besarnya kayu sisa dari kegiatan tebang habis kelas umur (KU) VII dan penjarangan KU VI Kayu jati (Tectona grandis) yang dikelola oleh Perum Perhutani.

Hari Wijayanto, dkk meneliti pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui aneka usaha kehutanan. Hasil penelitian ini menunjukkan proses perencanaan aneka usaha kehutanan sebagai usaha memberdayaan masyarakat sekitar hutan masih kurang maksimal.

Darni Subari meneliti kinerja industri kayu lapis di Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kayu lapis umumnva memiliki kesamaan dalam proses dan mesin produksinya

Anna Juliarti meneliti jenis-jenis pohon yang ditanam di lokasi Hutan Kota di Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 7 spesies, 5 famili yang terdapat di median jalan, 12 spesies , 11 famili yang berada di pinggir jalan dan 26 spesies, 17 famili yang terdapat di taman-taman kota

Ary Widiyanto meneliti dinamika hara pada lahan agroforestri sengon-kapulaga dengan pemberian empat perlakuan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis perlakuan dan kedalaman tanah tidak berpengaruh secara nyata terhadap kadar C, N dan P tanah, sedangkan waktu pengukuran berkorelasi dengan kadar C, N dan P tanah.

Lusita Wardani, dkk mengidentifikasi beberapa sifat anatomi pelepah sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tebal serat, diameter serat pelepah sawit serta diameter metaxylem dan tebal dinding selnya

masing-masing adalah 2328,3-2486,0 ìm; 26,2-27.0 ìm; 598,3-792,51ìm, and 21,65-26,65 ìm.

Raden Mas Sukarna meneliti klasifikasi struktur hutan rawa yang akurat melalui model Forest Canopy Density

Citra Landsat, dan model distribusi floristik hutan pada satuan bentang lahan berdasarkan integrasi spasial antara variasi struktur hutan dan tipe bentuk lahan.

Tati Suharti, dkk meneliti teknik pengendalian penyakit benih terhadap viabilitas benih tembesu (Fagraea fragrans

Roxb).

Yuniawati dan Sona Suhartana meneliti kerusakan tanah yang terjadi akibat terjadinya slip pada saat kegiatan pengangkutan kayu di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciguha, BKPH Cikawung, KPH Sukabumi Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.

Siti Maimunah meneliti indeks viabilitas benih untuk jenis-jenis yang tumbuh di hutan rawa gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya indeks viabilitas dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan ketepatan cara skarifikasi benihnya. Tumih dan pulai adalah jenis yang direkomendasikan untuk dikembangkan di lahan gambut terdegradasi.

Fatriani, dkk meneliti biaya, pendapatan dan keuntungan usaha lebah madu serta menganalisa kualitas madu yang dihasilkan oleh usaha lebah madu. Lokasi penelitian berada di Desa Telaga Langsat Kecamatan Tangkisung Kabupaten Tanah Laut

Semoga hasil penelitian tersebut dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca untuk dikembangkan di kemudian hari. Selamat Membaca.

Banjarbaru, Maret 2014 Redaksi,

(5)

71 Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1 Maret 2014 ISSN 2337-7771 E-ISSN 2337-7992

UJI VIABILITAS DAN SKARIFIKASI BENIH BEBERAPA POHON ENDEMIK HUTAN

RAWA GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

Seed Viability Test and Seed Scarification for Specifically Trees of Peat Swamp Forest

Central of Kalimantan

Siti Maimunah

Fakultas Pertanian dan Kehutanan

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

ABSTRACT. Peat swamp forest rehabilitation in Indonesia have more technical and biologist problems that recalcitrans characteristic of seed. The aim of this research is to make a data base of seed viability index for specifically species of peat swamp forest. This research is a base research with no comparation of many species trial and can be improved to the other researchs. There are 4 endemic species of peat swamp forest in Central of Kalimantan were tried at this research :Tumih (Combretocarpus rotundatus), Pulai rawa (Alstonia pneumatophora), Geronggang rawa (Cratoxylum arborescens) dan Galam (Melaleuca leucadendron). The result showed that fruit maturity and seed scarification have effected to seed viability index. Tumih and pulai are recomendated species to improved to the peat swamp forest.

Keywords : Recalsitrans seed, Seed viability index, seed scarification

ABSTRAK. Rehabilitasi hutan gambut di Indonesia mengalami banyak kendala baik secara teknis maupun

biologis jenis pohon yang digunakan seperti sifat benih yang rekalsitran. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan acuan baku tentang indeks viabilitas benih untuk jenis-jenis yang tumbuh di hutan rawa gambut. Penelitian ini adalah penelitian dasar sebagai penelitian pendahuluan saja untuk bisa dikembangkan lagi dalam penelitian-penelitian lanjutan.Jenis endemik rawa gambut Kalimantan Tengah yang diujikan dalam penelitian ini adalah Tumih (Combretocarpus rotundatus), Pulai rawa (Alstonia pneumatophora), Geronggang rawa(Cratoxylum arborescens) dan Galam (Melaleuca leucadendron). Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya indeks viabilitas dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan ketepatan cara skarifikasi benihnya. Tumih dan pulai adalah jenis yang direkomendasikan untuk dikembangkan di lahan gambut terdegradasi.

Kata kunci : Benih rekalsitran, Indeks viabilitas benih, skarifikasi benih

Penulis untuk korespondensi, surel: sitimararil@gmail.com

PENDAHULUAN

Rehabilitasi hutan gambut di Indonesia mengalami banyak kendala baik secara teknis maupun biologis dari jenis pohon yang bersangkutan. Hutan rawa gambut banyak didominasi oleh jenis-jenis pohon dengan sifat benih rekalsitran yang tidak mampu disimpan dalam wak-tu yang lama. Jenis-jenis yang mampu wak-tumbuh di lahan gambut sangat terbatas karena sifat tanah yang masam, kemungkinan kebakaran hutan saat musim kering dan adanya genangan yang bersifat non periodik selama musim penghujan. Para rimbawan harus benar-benar tepat waktu dalam penaburan benih agar pada saat genangan

tinggi jenis-jenis tersebut sudah mampu bertahan dan tumbuh.

Indeks viabilitas benih menentukan besarnya kebutuhan benih. Indeks ini sangat penting diketahui untuk menentukan kegiatan lanjutan di persemaian sebagai pedoman untuk kegiatan reforestasi di hutan rawa gambut yang sudah terdegradasi yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah sebagai dampak dari illegal loging

dan kebakaran hutan.Uji viabilitas benih adalah suatu uji pendahuluan terhadap kemampuan benih untuk berke-cambah dalam waktu yang relatif singkat. Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui persentase kecambah yang mampu tumbuh, sebagai dasar untuk mengetahui

(6)

72

Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014

kebutuhan benih pada suatu luasan lahan yang akan ditanami.

Faktor–faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji adalah faktor eksternal (lingkungan) dan faktor inter-nal. Faktor internal biji antara lain dormansi biji yaitu suatu kondisi dimana biji berhenti melakukan aktivitas pertumbuhan untuk berkecambah yang disebabkan oleh beberapafaktorinternal baik kemasakan buah, masalah metabolic biji maupun ketahanan mekanik kulit biji.

Skarifikasi benih adalah suatu cara yang ditempuh untuk memecahkan dormansi biji. Dormansi adalah masa istirahat benih dari aktivitas pertumbuhan dan perkembangan (Bhojwani SS, & Bhatnagar, S.P., 1974). Dormansi biji dibedakan menjadi 2 yaitu (1) Dormansi kulit biji yang disebabkan karena kulit biji terlalu tebal dan keras sehingga calon akar sulit menembus permukaan kulit contoh pada biji jati,dan (2) Dormansi embrio yang disebabkan karena embrio belum terbentuk sempurna ( buah belum masak fisiologi namun sudah dipetik) contoh pada buah hasil proses pemeraman. Cara mengatasi dormansi biji bisa dilakukan secara fisik dengan cara perendaman air panas, perendaman air dingin, pemecahan kulit biji, penipisan kulit bij, dan dibakar sesaat. Secara kimia dilakukan dengan cara perendaman dengan asam sulfat dan air aki (pada jati).

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui indeks viabilitas benih beberapa jenis pohon endemik hutan rawa gambut yang terdapat di Kalimantan Tengah dan penelitian ini dipandang penting untuk memberi informasi dasar yang bermanfaat guna informasi perbenihan khususnya di hutan rawa gambut.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Alat dan bahan yang digunakan antara lain :benih berbagai macam jenis pohon yang tahan genangan (jenis-jenis vegetasi hutan rawa gambut asli) yang masih dijumpai dan dalam keadaan berbuah pada saat penelitian secara serentak yaitu tumih, pulai, geronggang dan galam, kertas merang, etiket, tanah gambut. Alat yang digunakan : petridish, mistar, kamera, alat tulis, gunting, parang, timbangan analitik, hand sprayer.

Penelitian ini dilakukan dengan alur kegiatan yaitu menentukan jenis-jenis yang akan diuji sesuai dengan tujuan yaitu pelestarian plasma nutfah. Jadi jenis-jenis pohon khas rawa gambut yang dimungkinkan hidup dengan baik di lokasi hutan gambut terdegradasi

dipergunakan untuk bahan uji sesuai dengan musim berbuahnya, sortasi benih meliputi memisahkan benih dari buah, daging buah dan sisa daun dan ranting, seleksi benih untuk memisahkan benih yang sempurna dari benih-benih yang cacat, ekstraksi buah, dan mengecambahkan benih.Rancangan tidak diperbandingkan antar jenis karena hanya informasi dasar tentang indeks viabilitas benih pada setiap jenis yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian viabilitas benih dalam berbagai cara skarifikasi benih ditujukan untuk memperoleh indeks viabilitas benih tertinggi dari berbagai cara skarifikasi yang dilakukan. Nilai tersebut akan digunakan sebagai dasar perlakuan peningkatan indeks viabilitas pada kegiatan perbenihan skala besar dan dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk meningkatkan viabilitas benih.

Keberhasilan perkecambahan benih dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi genetika dan fisiologis benih yang antara lain tingkat kemasakan buah, kandungan hormon alami dalam benih, keturunan. Upaya pengambilan benih sampel sudah mengacu pada faktor internal tersebut terutama pohon induk yang dipilih adalah pohon induk yang tumbuh normal dan dalam populasi yang heterogen dengan fenotip yang baik, dianggap genotipnya juga bagus untuk memastikan kandungan hormone pertumbuhan yang terdapat pada benih. Buah diunduh pada kondisi masak secara fisiologis (Maimunah, S., 1999), dengan ciri tertentu yang berbeda untuk setiap jenisnya. Untuk jenis-jenis pohon uji rata-rata masak fisiologis benihnya dipengaruhi oleh pecahnya buah saat masak dan menggugurkan buah saat masak. Waktu pemetikan atau pengunduhan dilakukan sesaat sebelum buah dan biji rontok secara alami bukan karena sakit.

Keberhasilan perkecambahan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal antara lain ketersediaan air, udara yang cukup, sinar matahari dan perlakuan pada benih (skarifikasi) serta perlakuan-perlakuan lingkungan yang merespon pertumbuhan kecambah (Anonim, 1991). Proses perkecambahan biasanya akan lancar bila penyiramannya rutin dan akan terhenti apabila kondisi kulit bijinya mengering. Hal tersebut karena kulit biji yang mengering mengakibatkan sulit ditembus radikula karena memerlukan energi yang besar. Lunaknya kulit biji mempermudah pertumbuhan dan masuknya udara dalam

(7)

73 Siti Maimunah: Uji Viabilitas dan Skarifikasi Benih Beberapa Pohon Endemik ... (2): 71-76

biji yang membantu proses perkecambahan. Demikian juga pengaruh udara dan sinar matahari pada proses perkecambahan. Jika faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan tersebut ideal, maka perkecambahan cepat terlaksana.

Tumih (Combretocarpus rotundatus).

Tumih (Combretocarpus rotundatus) famili

Combretocarpaceae merupakan pionir paling populer di lahan hutan gambut yang telah rusak. Tumih bisa tumbuh membesar dengan diameter bisa mencapai lebih dari 1 meter, jika kondisi lingkungan tumbuh mendukung seperti yang tumbuh di kawasan Taman Nasional Sebangau. Kayu tumih belum banyak dipopulerkan, pohon tumih lebih berfungsi sebagai pionir yang paling tahan terhadap genangan dan mampu tumbuh pada areal tergenang non periodic. Adaptasi fisiologis yang dilakukan oleh tumih yaitu mampu membentuk akar nafas (Pneumatophora) yang menyerupai koloni cacing berwarna kuning di lantai hutan yang tergenang.

Pemilihan jenis tumih untuk pengujian ini adalah karena tumih yang sangat mampu bertahan pada kondisi hutan rawa gambut yang selalu tergenang, dan mayoritas mendominasi lahan yang terbuka dan lahan terlantar, serta tahan genangan non periodik pada tingkat pohon. Kegunaan kayu belum banyak dipopulerkan hanya kegunaan untuk penutupan lahan kosong saja dan sebagai kayu bakar dan habitat satwa yang unik seperti tempat tinggal bagi hewan khas rawa gambut terutama burung pemangsa biji-bijian.

Kemampuan tumbuh benih tumih cukup tinggi yang dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dalam hal waktu yang tepat untuk pengunduhan. Hal ini mempengaruhi keberhasilan pengujian benih tumih berkaitan dengan masa rontok buah. Jadi waktu paling tepat untuk mengunduh tumih adalah waktu yang singkat saat buah berubah menjadi berwarna coklat sebelum rontok, waktu ini sangat pendek sehingga pengunduh harus jeli. Jika dihitung jumlah per kilogramnya buah yang masih segar dan masak fisiologis seperti pada Gambar 1d berjumlah 15.511 butir.Buah yang bersayap dalam pengujian viabilitas dilakukan skarifikasi dengan memotong sayap buahnya menjadi seperti Gambar 1e yang bertujuan untuk mempermudah benih mencapai permukaan tanah sehingga terespon untuk segera berkecambah pada tanah yang lembab. Gambar 1f menunjukkan uji viabilitas benih.

Gambar 1. Tumih (Combretocarpus rotundatus)

Figure 1. Tumih (Combretocarpus rotundatus)

Tumih memerlukan waktu hampir 1 bulan untuk berkecambah dengan persentase kecambah yang berhasil tumbuh hingga 70%, dengan awal perkecambahan pada hari ke 10 dengan jangka waktu perkecambahan 16 hari dan kecepatan kecambahnya 16.83.

Tabel 1. Hasil Uji Viabilitas Benih Tumih

Table 1. Seed Viability Test of Tumih

Pulai rawa (Alstonia pneumatophora)

Pulai merupakan salah satu jenis dari family Apocy-naceae (Rudjiman, 1991) yaitu pohon bergetah putih susu dengan bunga berbentuk tabung dan bentuk daun bulat telur terbalik. Buah berbentuk polong seperti Gambar 2b dengan biji yang tertata dalam lipatan kulit buah seperti nampak pada Gambar 2c dan bersifat higroskopis yaitu gerak organ tubuh karena pengaruh kekurangan air seperti Gambar 2a.

Kebanyakan famili ini merupakan pohon penghasil hasil hutan bukan kayu seperti jelutung. Selain getahnya, kayu jenis ini juga bagus dan mempunyai kualitas terbaik untuk produksi pensil. Kayunya yang bertekstur halus dan ulet banyak digunakan untuk kerajinan ukiran/ patung di pulau Bali, untuk membuat kapal dan kerajinan tangan lainnya. Di pulau Bali kayu pulai adalah kayu yang dianggap sakral karena untuk membuat patung-patung pemujaan.

Pulai ada varietasdarat dan rawa. Jenis pulai darat dikenal dengan nama Alstonia scholaris, sedangkan pulai

Skarifikasi Indeks Waktu Perkecambahan Viabilitas Vigoritas Awal Akhir Jangka Terbanyak Kecepatan No Treatment 6.00 0.32 11.00 44.00 33.00 11.00 22.83 Sangrai 10 menit - - - -Rendam air hangat 24.00 1.15 10.00 31.00 21.00 17.00 23.92 Rendam air dingin 8 jam 28.00 1.48 10.00 28.00 18.00 19.00 20.96 Rendam air asam 8 jam - - - -Media gambut 70.00 0.95 10.00 26.00 16.00 16.00 16.83 Diperam 8.00 4.29 16.00 34.00 18.00 33.00 27.88 Simpan 7 hari 15.00 0.65 14.00 29.00 15.00 20.00 23.47 Simpan 15 hari - - - -Media pasir 22.00 0.32 10.00 31.00 21.00 24.00 24.77

(8)

74

Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014

rawa dikenal dengan nama Alstonia pneumatophora

(Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP) report, 2009). Biji berbulu berukuran sangat tipis dan kecil sehingga di lapangan mudah terbawa angin. Pada berat benih segar seberat 1 kilogram berisi benih sebanyak 243.344 butir benih (Gambar 2b).

Pada pengujian perkecambahan dilakukan pada berbagai media antara lain media kertas merang seperti terlihat pada Gambar 2c serta pengujian pada tanah gambut seperti Gambar 2d.

Gambar 2. Pulai (Alstonia pneumatophora)

Figure 2. Pulai (Alstonia pneumatophora)

Kecambah pulai mempunyai dua kotiledon bertipe epigeous dan panjang kecambah dengan standar pencahayaan normal sekitar 4 cm. Dalam waktu yang relative singkat mampu berkecambah hingga mencapai 100%. Perlakuan yang paling tinggi menghasilkan persentase kecambah hingga 100% adalah perlakuan penyimpanan benih selama 15 hari dan merendam benih tersebut dalam air dingin selama 24 jam. Pengecambahan pulai pada dasarnya menunjukkan hasil yang bagus karena sebagian besar berkecambah dengan cara skarifikasi yang diberlakukan. Hasil terbaik adalah perendaman selama 24 jam meskipun benih sudah disimpan dalam waktu 15 hari namun masih mampu berkecambah 100% yang dimulai berkecambah pada hari

ke enam sejak penaburan dan berlangsung dalam waktu 8 hari dengan kecepatan berkecambah 8.79.Pengujian viabilitas benih pada pulai dilakukan dengan 8 macam uji skarifikasi antara lain tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Viabilitas Benih Pulai

Table 2. Seed Viability Test of Pulai

Geronggang rawa (Cratoxylum arborescens)

Geronggang rawa (Cratoxylum arborescens) famili

Hypericaceae (Kalimantan Forests and Climate Partner-ship (KFCP) report, 2009). merupakan salah satu jenis pionir hutan rawa gambut dari family Guttiferaceae yaitu keluarga pohon bergetah coklat. Geronggang merupakan jenis kayu keras biasa untuk campuran kayu kualitas bagus. Geronggang tumbuh liar di lahan gambut agak kering. Ada dua macam geronggang yaitu geronggang darat (Cratoxylum glaucum) dan geronggang rawa (Cratoxylum arborescens).

Geronggang rawa mempunyai bunga berwarna merah cerah dengan benang sari yang menonjol keluar seperti Gambar 3a dengan bunga tipe malai tersusun mengelom-pok dalam inflorescensia apikalis. Buah bertipe kotak dan akan pecah pada saat masak fisiologis yang dipenga-ruhi oleh adanya sinar matahari, dimana pada saat sinar matahari penuh, buah yang tua akan segera pecah. Keje-lian pengunduh sangat mempengaruhi kualitas benih yang diperoleh.

Dalam satu buah geronggang akan diperoleh benih yang bagus sebanyak 30 benih dengan ukuran kecil (0,5 cm x 0.1 cm) dan sangat tipis. Dalam setiap 1 kilogram benih geronggang berisi sebanyak 31.327.315 butir, namun indeks viabilitas benihnya sangat rendah.

Kecambah yang dihasilkan mempunyai dua kotiledon dengan bentuk lanset panjang 0,3 cm dan tinggi semai hanya mencapai 0,8 cm saja seperti terlihat pada Gambar 3b. Pengujian viabilitas dengan menggunakan kertas merang memberikan hasil yang kurang bagus hanya berkecambah 1 semai pada setiap benih sampel seperti terlihat pada Gambar 3c.

Gambar 3. Geronggang rawa (Cratoxylon arborescens)

Figure 3. Geronggang rawa (Cratoxylon arborescens)

Skarifikasi Indeks Waktu Perkecambahan Viabilitas Vigoritas Awal Akhir Jangka Terbanyak Kecepatan No Treatment 20.00 2.18 6.00 25.00 19.00 6.00 19.00 Sangrai 10 menit - - - -Rendam air hangat 33.00 3.63 5.00 28.00 23.00 6.00 12.73 Rendam air dingin 8 jam 36.00 4.96 5.00 26.00 21.00 7.00 9.28 Rendam air asam 8 jam - - - -Media gambut 31.00 1.63 12.00 26.00 14.00 13.00 20.81 Diperam 50.00 0.94 24.00 59.00 35.00 24.00 55.24 Simpan 15 hari 100.00 6.40 6.00 14.00 8.00 11.00 8.79

(9)

75 Siti Maimunah: Uji Viabilitas dan Skarifikasi Benih Beberapa Pohon Endemik ... (2): 71-76

Hasil uji viabilitas benih terhadap geronggang tersaji dalam Tabel 3 menunjukkan geronggang rawa mempunyai kualitas berkecambah yang sangat jelek. Jika ditinjau dari tingkat kemasakan buahnya tidak menjadikan permasalahan karena benih diambil dari buah yang masak fisiologis, namun permasalahannya pada kualitas gene-tika pohon sampel yang digunakan atau bahkan jenis geronggang ini mempunyai sifat dan kualitas perke-cambahan yang rendah.

Tabel 3. Hasil Uji Viabilitas Benih Geronggang Rawa

Table 3. Seed Viability Test of Geronggang Rawa

Perlakuan skarifikasi dilakukan pada benih sampel, namun hasilnya juga tidak banyak meningkatkan indeks viabilitasnya, karena dari 7 macam perlakuan skarifikasi hanya perlakuan menabur pada media tanah gambut saja yang mampu merespon tumbuhnya kecambah. Gerong-gang memerlukan waktu perkecambahan yang sangat lama untuk memulai berkecambah. Pada perlakuan pengecambahan dengan menggunakan media tanah gambut, geronggang baru dapat berkecambah pada hari ke 18 setelah penanaman dan berlangsung selama 38 hari. Kecepatan berkecambah sebesar 33,82. Pengecam-bahan dengan skarifikasi perendaman dengan air dingin hanya menumbuhkan benih 2 saja (1%).

Galam (Melaleuca leucadendron)

Galam merupakan pionir paling dominan pada lahan gambut terbuka karena mampu tumbuh pada genangan air yang tinggi pada saat banjir yang rutin terjadi di musim hujan. Galam yang merupakan salah satu anggota fam-ily Myrtaceae. Famfam-ily Myrtaceae paling banyak mendominasi tumbuh di lahan gambut sebagai pionir antara lain jambu-jambu, tabati, Palawan, rasak burung, galam tikus dan sebagainya. Dari jenis- jenis tersebut yang dominan adalah galam yang tumbuh mengelompok dalam areal.

Galam mempunyai buah berbentuk kotak ukuran 0.3 cm berbentuk tabung berisi biji dengan ukuran sangat kecil. Dalam berat 1 kilogram benih galam berisi

87.000.000 butir biji. Bunga galam berbentuk malai warna putih dengan benang sari panjang seperti Gambar 4a. Daun berbentuk lanset dengan bau khas Myrtaceae

(aromatis) dengan kandungan minyak atsiri yang tinggi pada daun. Galam berbunga sepanjang tahun dan paling banyak di musim kemarau.

Gambar 4. Galam (Melaleuca leucadendron)

Figure 4. Galam (Melaleuca leucadendron)

Pengujian viabilitas benih pada galam membutuhkan pengamatan yang sangat teliti karena ukuran benih yang sangat kecil. Hasil pengujian benih galam dilakukan dengan menggunakan media kertas merang seperti terlihat pada Gambar 4b. Pengujian viabilitas benih galam dilakukan dalam berbagai cara skarifikasi benih. Hasil yang paling bagus adalah skarifikasi dengan cara merendam dengan air panas dengan hasil indeks viabilitas hanya 38% saja. Galam memang mempunyai indeks viabilitas yang cukup kecil. Berbagai cara skarifikasi dilakukan belum juga dapat meningkatkan indeks viabilitas benih galam. Tabel 4 menunjukkan hasil uji viabilitas benih galam yang mempunyai indeks yang kecil dalam berbagai cara skarifikasi yang dilakukan.

Buah galam yang dipetik dinyatakan masak fisiologis, dengan cirri-ciri biji sudah mulai rontok dari dalam buah galam yang berbentuk malai secara alami dengan bentuk buah yang sangat berbeda nyata dengan buah yang masih muda, dengan struktur buah yang lebih sempurna. Dalam waktu 3 hari setelah pengunduhan ekstraksi sudah langsung dapat dilakukan karena biji sudah merontokkan diri dari buah. Indeks viabilitas tertingginya hanya 38% dengan cara skarifikasi perendaman benih dengan air hangat selama 8 jam.

Skarifikasi Indeks Waktu Perkecambahan Viabilitas Vigoritas Awal Akhir Jangka Terbanyak Kecepatan No Treatment 1.00 0.03 38.00 38.00 - 38.00 38.00 Sangrai 10 menit - - - -Rendam air hangat - - - -Rendam air dingin 8 jam 1.00 0.03 38.00 38.00 - 38.00 38.00 Rendam air asam 8 jam - - - -Media gambut 60.00 2.06 18.00 56.00 38.00 25.00 33.82 Diperam - - -

(10)

-76

Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014

Tabel 4. Hasil Uji Viabilitas Benih Galam

Table 4. Seed Viability Test of Galam

SIMPULAN DAN SARAN

Indeks viabilitas benih dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan ketepatan tindakan skarifikasinya karena setiap jenis mempunyai sifat spesifik. Jenis pionir seperti tumih dan pulai direkomendasikan untuk dikembangkan di areal hutan gambut yang rusak.

Diperlukan penelitian lanjutan untuk perbenihan jenis endemic untuk keperluan pelestarian plasma nutfah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1991. Dasar-dasar silvicultur. Universitas Gadjahmada Yogyakarta.

Bhojwani SS, & Bhatnagar, S.P., 1974. The Embryology of Angiosperms. Vikas publishing House PVT LTD. New Delhi, India.

Maimunah,S., 1998. Pengaruh tingkat kemasakan buah terhadap Viabilitas benih Damar (Agathis borneensis

). Skripsi. institute Pertanian Stiper Yogyakarta. Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP),

2009. Strategic Peatland Rehabilitation Plan for Block A (North-West) in the Ex-Mega Rice Project Area. Central Kalimantan.

Rudjiman, 1991. Dendrologi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Skarifikasi Indeks Waktu Perkecambahan Viabilitas Vigoritas Awal Akhir Jangka Terbanyak Kecepatan No Treatment 20.00 6.01 2.00 7.00 5.00 3.00 3.75 Sangrai 10 menit - - - -Rendam air hangat 38.00 12.25 2.00 4.00 2.00 3.00 3.26 Rendam air dingin 8 jam 24.00 6.90 3.00 5.00 2.00 3.00 3.58 Rendam air asam 8 jam - - - -Media gambut 26.00 1.90 11.00 15.00 4.00 11.00 14.88 Diperam 27.00 7.70 2.00 6.00 4.00 3.00 3.81

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Viabilitas Benih Tumih Table 1. Seed Viability Test of Tumih
Gambar 2. Pulai (Alstonia pneumatophora) Figure 2. Pulai (Alstonia pneumatophora)
Tabel 3. Hasil Uji Viabilitas Benih Geronggang Rawa Table 3. Seed Viability Test of Geronggang Rawa
Table 4. Seed Viability Test of Galam

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya diharapkan untuk menunjukkan suatu performance yang terbaik yang bisa ditunjukan

Dari hasil penelitian tampak bahwa rerata skor hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran pemecahan masalah adalah 8,10, lebih tinggi dari siswa yang

Melalui latihan dan pemberian tugas siswa dapat menggambar bangun ruang balok dengan penuh ketelitian.. Melalui latihan dan pemberian tugas siswa dapat menggambar bangun ruang

J: Batasan akses ke tempat kerja sudah diterapkan, apabila terdapat orang asing (selain karyawan) maka petugas resepsionis dan karyawan akan menanyakan keperluan orang

Beberapa parameter, se- perti ukuran domain, jumlah elemen mesh, dan jenis kondisi batas juga diselidiki untuk mengetahui sebera- pa besar pengaruhnya terhadap hasil

Sekarang engkau menyadari bahwa Aku, Satguru dan Tuhan, Sathya Sai Baba, berarti bisnis, wajib bagimu untuk merenungkan kata-kataku secara serius dan berlatih

Kegiatan intra/ekstrakurikuler berjalan dengan baik, banyak terdapat program kerja yang mengasah kreatifitas siswa dibidangnya. Organisasi intra/ekstrakuriuler yang ada

B : bahan kemasan sesuai dengan jenis pangan yang diproduksi K : bahan kemasan tidak dengan jenis pangan yang diproduksi Penilaian unsur hanya ada "B" dan