• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB REMAJA KAMPUNG TANJUNG BATANG KAPAS KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN MELAKUKAN KAWIN LARI DI KERINCI ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR FAKTOR PENYEBAB REMAJA KAMPUNG TANJUNG BATANG KAPAS KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN MELAKUKAN KAWIN LARI DI KERINCI ARTIKEL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR –FAKTOR PENYEBAB REMAJA KAMPUNG TANJUNG BATANG KAPAS

KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN

MELAKUKAN KAWIN LARI DI KERINCI

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Strata Satu (S1)

RENIZA NENGSIH

NPM. 11070124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATRA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

ABSTRAK

Reniza Nengsih (11070124), Faktor-Faktor Penyebab Remaja Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan Melakukan Kawin Lari Di Daerah Kerinci, Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatra Barat, Padang, 2016.

Pernikahan merupakan salah satu Sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk Allah SWT yang bernyawa. Adanya pernikahan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan lahir batin menuju kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akhirat. Menurut UU perkawinan telah ada aturan yang mengaturnya yaitu UU No. 1 tahun 1974 dalam pasal 1 mendefenisikan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa, Sedangkan dalam pasal 2 ayat 1 UU No.1 tahun 1974 dinyatakan Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing masing agamanya dan kepercayaan itu sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Meskinpun aturan perkawinan sudah ditetapkan namun perkawinan masih ada yang melakukan perkawinan secara penyimpangan seperti Remaja Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan Melakukan Kawin Lari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan faktor penyebab remaja kampung tanjung batang kapas kecamatan pancung soal kabupaten pesisir selatan melakukan kawin lari.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi nonpartisipan dan wawancara mendalam. Unit analisisnya yakni kelompok. Analisis data yang digunakan yakninya model analisis data interaktif (Milles dan Huberman).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Faktor-Faktor Penyebab Remaja Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan Melakukan Kawin Lari yaitu (1). Melakukan hubungan suami istri yang di lakukan oleh remaja yang belum menikah, (2) faktor eksternal, (3) faktor ekonomi, (4) faktor pendidikan, (5) kontrol keluarga yang tidak baik.

(4)

ABSTRACT

Reniza Nengsih (11070124), Faktor-Faktor Penyebab Remaja Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan Melakukan Kawin Lari Di Kerinci, Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016

Marriage is one of the laws that apply to all creatures of Allah SWT marriage has purpose to get happiness and prospenty in world and hereafter. According to the marriage law there for rules it that govern it is law No. 1 1974 in article 1 devined that maririage is spiritually bond between man and women as a husband and a wife with the aim to build happy a family and eternal supreme divinity, while in article 2, paragraph 1 No 1 at 1974 the states that marriage was valid, if it done according to the law of each religion and belief that suitable with the constitution of 1945. Although marriage rules have been defineed, but people still have done irregularities marriage such as teenagers SKampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan who still have done elope. The purpose of this research was to describe the factors constributing teenager Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan have done elope.

The theory used in this research is the theory of social action by Max Weber. This study used a qualitative approach and descriptive. Technique of informant selecting in this research is purposive sampling. The data used are primary data. Methods of data collection in this study are nonparticipant observation and interviews. The unit of analysis is group. Analysis data used is interactive data analysis model (Milles and Huberman).

The resultsof this study showed that the factors contributing to teenagers Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan doing elope namely (1) Relationships that are not in bless by teenagers, (2) External factors, (3) Economic factors, (4) Education factors and (5) lack guidance from the family.

(5)

PENDAHULUAN

Di Indonesia, mengenai perkawinan telah ada aturan yang mengaturnya yaitu UU No. 1 tahun 1974 dalam pasal 1 mendefenisikan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa, Sedangkan dalam pasal 2 ayat 1 UU No.1 tahun 1974 dinyatakan Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing masing agamanya dan kepercayaan itu sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Pernikahan di dalam Islam ialah suatu perjanjian antara mempelai laki-laki dan mempelai perempuan. Perjanjian terjadi dengan suatu ijab (akad nikah), yang dilakukan oleh wali calon istri dan diikuti oleh calon suami, dan disertai sekurang-kurangnya dua orang saksi.

Perkawinan dalam masyarakat Minangkabau ialah pembentukan suatu keluarga yang dilakukan dengan suatu ikatan pribadi antara seorang pria dan wanita dengan restu dan persetujuan dari semua sanak famili.

Masa remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun (11-20), atau seseorang yang menunjukan tingkah laku seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya, dan sebagainya (Sarwono, 2012:2). Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu usia 12 dan 13 tahun sampai dengan 17 dan 18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17 dan 18 tahun sampai dengan 21 dan 22 tahun adalah remaja akhir (Asrori, 2004:9).

Menurut Hilman Hadikusuma (dalam setiady tolip, 2009:247) menjelaskan kawin lari ialah pernikahan yang terjadi di suatu lingkungan masyarakat adat itu merupakan pelanggaran adat namun terdapat tata tertib cara menyelesaikannya.

Berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari bapak Kamisral selaku ninik mamak juga diperoleh informasi bahwa remaja tersebut melakukan kawin lari di daerah kerinci. Beberapa hari kemudian setelah remaja melakukan kawin lari, remaja tersebut pulang kerumah dengan suami atau istri yang berstatus sudah menikah.

Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan dengan tokoh masyarakat, yaitu dengan bapak Ujang

pada tanggal 15 April 2015, peneliti mendapatkan informasi bahwa banyak yang menyebabkan remaja melakukan kawin lari seperti tidak adanya restu orang tua, atau hamil diluar nikah. Kawin lari ini ada yang terjadi pada remaja yang masih duduk dibangku sekolah atau yang sudah tamat, kawin lari yang dilakukan oleh remaja banyak dilakukan dengan orang satu kampung dan ada juga yang dilakukan dengan orang luar Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan diatas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Remaja Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan Melakukan Kawin Lari Di Kerinci”.

Dalam penelitian ini adalah teori tindakan sosial Max Weber. Weber mengatakan bahwa tindakan merupakan semua perilaku manusia, apabila atau sepanjang individu yang bertindak itu memberikan arti subjektif kepada tindakan itu, tindakan itu disebut sosial karena arti subjektif tadi dihubungkan dengannya oleh individu yang bertindak, memperhitungkan perilaku orang lain dan karena itu diarahkan ke tujuannya, yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Yang dimaksud dengan tindakan sosial itu adalah tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Sebaliknya tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati atau obyek fisik semata tanpa dihubungkannya dengan tindakan orang lain bukan merupakan tindakan sosial (Ritzer, 2010:38).

METODELOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (dalam Patilima, 2011:61) metode pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Secara bertahap peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, meniru, mengkatalogkan, dan mengelompokkan objek studi. Pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

(6)

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2012:6).

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut (Noor, 2011:34-35). Dimana penelitian ini mendeskripsikan suatu tindakan sosial mengenai faktor penyebab remaja yang melakukan kawin lari di Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan kata-kata.

Informan penelitian merupakan subjek yang memberikan informasi tentang fenomena-fenomena situasi sosial yang berlaku dilapangan (Iskandar, 2009:213). Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu pengambilan inforrman berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, seperti anggota masyarakat yang benar-benar mengetahui tentang remaja yang melakukan kawin lari, orang tua remaja yang melakukan kawin lari dan remaja yang melakukan kawin lari dari tahun 2012 dan tokoh masyarakat kampung tanjung batang kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Informan penelitian dimana informan penelitian berjumlah 18 orang informan yang terdiri dari 5 orang pelaku kawin lari, 3 orang orang tua pelaku kawin lari, 4 orang tokoh masyarakat seperti kepala kampung, ninik mamak dan 6 orang masyarakat yang tinggal di kampung tanjung batang kapas.

Analisis data yang dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. penelitian ini adalah di Kampung Tanjung Batang Kapas Inderapura Barat Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan dengan alasan pemilihan lokasi karena dibandingkan

dengan kampung lain, kasus kawin lari lebih banyak ditemukan di Kampung Tanjung Batang Kapas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tradisi Pernikahan Di

Kampung Tanjung Batang Kapas

Masyarakat Kampung Tanjung Batang Kapas memiliki tradisi yaitu adat Perkawinan yang dilakukan secara kekeluargaan. Perkawinan itu sendiri adalah ikatan antara laki-laki dan perempuan yang di lakukan dengan ijab qabul oleh orang tua laki-laki perempuan dan di sertai dua orang saksi, karena perkawinan merupakan perbuatan yang sangat sakral, Laki-laki yang akan masuk kedalam keluarga perempuan yang membawa tuah.

Menurut UU No. 1 tahun 1974 dalam pasal 1 mendefenisikan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa, Sedangkan dalam pasal 2 ayat 1 UU No.1 tahun 1974 dinyatakan Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing masing agamanya dan kepercayaan itu sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Adapun tahapan upacara perkawinan di Minangkabau terdiri dari beberapa tahap seperti:

menaikkan siriah, batimbang tando, akad nikah dan

baralek. Menaikkan siriah adalah permintaan

kesediaan secara resmi untuk dijadikan kerabat dalam hubungan perkawinan. Peralatan yang dibawa dalam

menaikkan siriah carano lengkap yang berisi siriah pinang (daun sirih, buah pinang), gambia (gambir),

sadah (kapur sirih) dan rokok. Saat menaikkan siriah

juga ditentukan saat akan melaksanakan batimbang tando.

Walaupaun adat pernikah sudah ditentukan dalam masyarakat Kampung Tanjung Batang Kapas Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan namun masih terdapat remaja melakukan perkawinan secara penyimpangan seperti kawin lari yang di lakukan dengan pasangannya.

(7)

Dalam hal ini adapun sanksi kawin lari yang sebagai berikut:

1. Jika kawin lari di lakukan oleh remaja dengan satu suku atau kaum maka perkawinan itu tidak sah dalam adat dan di usir dari kampung

2

Jika terdapat remaja melakukan kawin lari maka remaja itu membayar denda berupa barang seperti 5 karung semen di masjid atau musholla

B. Faktor-Faktor Penyebab Remaja Kampung Tanjung Batang Kapas Melakukan Kawin Lari

1. Melakukan hubungan suami istri oleh remaja yang belum menikah

Masa remaja perkembangan seksualitas diawali ketika terjalinnya interaksi antar lawan jenis, baik itu interaksi antar teman atau interaksi ketika berkencan. Dalam berkencan dengan pasangannya, remaja melibatkan aspek emosi yang ekspresikan dalam berbagai cara, seperti memberikan bunga, tanda mata, mengirim surat, bergandengan tangan, berciuman dan lain sebagainya. Atas dasar dorongan-dorongan seksual dan rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Dalam rangka mencari pengetahuan tentang seks, ada remaja yang melakukan secara terbuka mengadakan percobaan dalam kehidupan seksual. Misalnya, dalam berpacaran mereka mengekspresikan perasaannya dalam bentuk perilaku yang menuntut ke intiman secara fisik dengan pasangannya hinga akhirnya melakukan hubungan suami istri.

Hubungan badan antara suami istri adalah salah satu bentuk ibadah dalam islam, hubungan ini boleh dilakukan oleh pasangan suami istri yang sudah menikah menurut adat dan agama.

2. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal ialah faktor yang di pengaruhi dari luar diri individu seperti lingkungan.

Lingkungan juga merupakan tempat berinteraksi dalam masyarakat, adanya lingkungan sangat berpengaruh dengan

kepribadian apabila menanggapinya. Dalam pergaulan remaja, teman sebaya sangatlah berperan penting. Peranan teman-teman sebaya terhadap remaja terutama berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku.

3. Faktor ekonomi

Manusia mempertahankan hidupnya akan berusaha untuk melakukan berbagai cara, oleh sebab itu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya masyarakat memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda.

4. Faktor pendidikan

Pendidikan merupakan tolak ukur tingkat pembangunan, terutama dalam sumber daya manusia. Sukses atau tidaknya pembangunan diberbagai sektor banyak ditentukan oleh tingkat dan kualitas pendidikan dari masyarakat itu sendiri.

5. Kontrol Keluarga Yang Tidak Baik Kontrol Sosial adalah segala proses baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku.

Agama merupakan suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Jadi dengan adanya agama kehidupan masyarakat akan lebih tentram dan teratur dengan adanya aturan– aturan yang akan mengontrol tingkah laku masyarakat. Segala sesuatu yang berkaitan dengan agama dalam bentuk apaun akan berjalan dengan baik dan aman tentram.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian tentang faktor-faktor penyebab remaja kampung tanjung batang kapas kecamatan pancung soal kabupaten pesisir selatan melakukan kawin lari di kerinci adalah:

1. melakukan hubungan suami istri yang di lakukan oleh remaja yang belum menikah.

Dalam permasalahan melakukan hubungan suami istri yang dilakukan oleh remaja

(8)

yang belum menikah ini dilakukan karna hubungan mereka tidak direstui oleh kedua orang tua, dan timbul perasaan rasa cinta yang kuat dan tidak ingin berpisah dengan pasangannya, oleh karna itu si aktor mengambil langkah atau tindakan untuk melakukan kawin lari karena tidak ingin hubungannya berakhir dengan alasan tidak direstui oleh orang tua, dan sudah melakukan hubungan suami istri hal ini memicu rasa cinta yang begitu besar terhdap pasangannya dia melakukan tindakan yang di dorong emosional diri.

2. Faktor Eksternal

Adanya hasutan oleh teman sebaya dan lingkungan dari si aktor, karena tindakan oleh orang tua pasanganya yang mencaci maki si aktor. Karena tindakan itu, si aktor merasa malu dan di hasut oleh teman sebaya dengan keadaan emosional si aktor membawa lari pasangannya dan melakukan kawin lari tanpa siizin orang tua pasanganya.

3. Faktor ekonomi

Susahnya biaya kehidupan dan kebutuhan dalam melakukan suatu tindakan atau kebutuhan sehingga mendorong si aktor untuk mengambil tindakan kawin lari bersama pasangannya.

4. Faktor pendidikan

Tingkat pendidikan yang tidak mencapai keberhasilan atau tidak tamatnya dalam jenjang pendidikan membuat si aktor memiliki pengetahuan yang sangat dangkal, sehingga si aktor tidak bisa memilah-milah antara hal baik dan hal buruk yang membuat si aktor mengambil langkah untuk melakukan kawin lari bersama pasangannya.

5. Kontrol keluarga yang tidak baik

Di dalam keluarga si aktor tidak adanya kegiatan yang berhubungan dengan agama atau ibadah yang di temui dalam linkungan kehidupan

keluarga si aktor, sehingga si aktor bertingkah tidak sesuai ajaran agama yang berhubungan dengan adat yang membuat si aktor melakukan kawin lari dengan pasangannya.

SARAN

1. Diharapkan kepada pemerintah dan tokoh masyarakat kampung tanjung batang kapas lebih memperhatikan remaja dan memberikan pendidikan agama supaya tokoh masyarakat maupun remaja sopan dan santun dalam tingkah laku dan terhindar dari perbuatan tercela.

2. Diharapkan kepada orang tua lebih memperhatikan dan mendidik anak-anaknya supaya anak-anak tersebut bisa merasakan kasih sayang dari orang tuanya, selain itu orang tua harus bisa membagi waktunya terhadap anak-anaknya walaupun orang tua tersebut bekerja sesibuk apapun.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Dan Mohammad Asori. 2011.

Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan

dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif.

Jakarta : Gaung Persada Press.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana.

Patilima, Hamid. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.

Rizer, Goerge dan Goodman, J. Douglas. 2003. Teori Sosiologi Modern (Edisi Keenam). Jakarta: Kencana

Sarwono, Sarlita W. 2012 Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pera.

Sukmasari, fiony. 1986. Perkawinan Adat Minang Kabau. Jakarta : Cv Karya Indah

Setiady, Tolip. 2009. Intisari Hukum Adat Indonesia. Bandung : Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis deskriptif data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar dari 29 peserta didik kelas X MIPA 4 di SMA Negeri 5 Sinjai yang diajarkan dengan penerapan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Daerah Operasional Objek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) PHKA tahun 2003, persamaan daya dukung

menampilkan permainan alat musik kompang disertai nyanyian yang memuat syair puji-pujian terhadap Allah SWT dan Rasulullah, maka Pertunjukan Atraksi Kompang

Dalam sebuah model persamaan simultan dengan jumlah variabel endogen

Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh pemberian pupuk organik cair dari urin sapi yang difermentasi dan dikombinasikan dengan berbagai dosis pupuk anorganik

Hubungan antar variabel laten dalam model persamaan struktural merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi adopsi benih unggul

Puskesmas Merdeka Palembang merupakan Puskesmas Kecamatan pada Puskesmas Merdeka Palembang merupakan Puskesmas Kecamatan pada tahun 1988 ditetapkan sebagai salah

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta didorong keinginan luhur untuk mewujudkan martabat, wibawa dan kehormatan profesi perawat gigi maka Perawat Gigi yang bergabung dalam wadah