• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BLH Kabupaten Bantul 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BLH Kabupaten Bantul 2014"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. GAMBARAN UMUM

Pembangunan tidak terlepas dari pemanfaatan sumberdaya alam, namun penggunaan sumberdaya alam yang terus menerus akan merusak kelestarian alam. Oleh sebab itu banyak bermunculan permasalahan lingkungan seperti pencemaran maupun kerusakan lingkungan hidup.

Air sungai dan air sumur tidak hanya menjadi keruh tetapi sudah tercemar oleh zat-zat kimia yang berbahaya, baik bagi kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pembuangan limbah industri langsung ke badan sungai maupun limbah domestik yang cara pengolahanya tidak memenuhi standar teknis. Datangnya musim hujan, kurang lancarnya drainase, penimbunan sampah menyebabkan terjadinya bencana banjir maupun penyakit menular yang disebabkan oleh faktor lingkungan.

Menurunnya kualitas udara diakibatkan oleh meningkatnya sarana transportasi, peningkatan jumlah industri, limbah kotoran ternak maupun penimbunan sampah. Walaupun tingkat pencemaran udara di Kabupaten Bantul masih berada dibawah baku mutu kualitas udara, tetapi apabila tidak dilakukan antisipasi lebih awal maka tidak mustahil pencemaran udara akan terjadi.

Menurunnya tingkat kesuburan diakibatkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang cenderung berlebihan. Maraknya penambangan pasir, tanah untuk batu bata, batu putih dan pengerukan bukit untuk tanah urug pembangunan menyebabkan terjadinya perubahan struktur tanah maupun penurunan kesuburan tanah sehingga banyak terjadi tanah longsor, pendangkalan dasar sungai dan pendangkalan sumur-sumur penduduk di sekitar sungai.

Dari tahun ke tahun permasalahan lingkungan tidak semakin menurun tetapi sebaliknya justru semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas permasalahannya. Sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsinya, Badan Lingkungan Hidup mempunyai tanggung jawab yang sangat berat dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah.

(2)

2 Sejalan dengan hal tersebut maka dalam rangka mewujudkan pelaksanaan kinerja yang akuntabel dan transparan disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul yang merupakan pertanggungjawaban Kepala Badan atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, dalam rangka mewujudkan sasaran kegiatan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul.

Rencana Stratejik (Renstra) Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul sebagai langkah awal dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sedangkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2014 ini merupakan pelaporan kinerja bertolok ukur renstra yaitu Renstra Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Periode 2011 – 2015.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul yang terdiri atas :

1. Kepala Badan

2. Sekretariat, terdiri atas : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Program

c. Sub Bagian Keuangan dan Aset

3. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Dokumen Lingkungan Hidup, terdiri atas:

a. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup b. Sub Bidang Pengendalian Dokumen Lingkungan Hidup

4. Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Sumberdaya Alam, terdiri atas :

a. Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Llingkungan Hidup b. Sub Bidang Konservasi Sumberdaya Alam

(3)

3 a. Sub Bidang Penaatan Hukum

b. Sub Bidang Pengembangan Kapasitas 6. Unit Pelaksanaan Teknis : Laboratorium 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul sebagaimana disajikan dalam Gambar dibawah

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Bantul Nomor 72 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, tugas pokok Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup;

2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang lingkungan hidup;

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang lingkungan hidup;

4) Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya. Adapun Bidang Tugas Unsur-Unsur Badan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :

(4)

4

1. Kepala Badan mempunyai tugas :

a. Memimpin penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan kebijakan teknis dalam menentukan sasaran kegiatan sekretariat

d. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan dokumen perencanaan dan data rencana anggaran dan belanja kegiatan dari masing-masing unit kerja e. Mengkoordinasikan bidang-bidang dalam rangka kelancaran

pelaksanaan tugas badan

f. Menyelenggarakan urusan umum, surat-menyurat, perlengkapan dan rumah tangga, urusan hukum, administrasi keuangan, gaji pegawai, monitoring dan pelaporan, tata naskah dinas, organisasi dan tatalaksana g. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum,

administrasi kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana serta perpustakaan Badan

h. Menyelenggarakan kebutuhan naskah dinas yang diperlukan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku

i. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil di bidang tugasya

j. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan di bidang tugasnya

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

l. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

Dalam melaksanakan tugas, sekretaris dibantu oleh Sub Bag. Umum, Sub Bag. Program dan Sub Bag Keuangan

(5)

5

1) Sub. Bagian Umum mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Menghimpun, menelaah dan mendokumentasikan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian

d. Menyiapkan dan memfasilitasi urusan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Badan

e. Menyelenggarakan tata naskah dinas, humas dan protokol, kearsipan, kepustakaan, surat-menyurat, dan alat tulis unit kerja

f. Melaksanakan administrasi dan kearsipan data kepegawaian Badan g. Mengelola kebersihan, ketertiban dan keamanan ruang kerja serta

lingkungan Badan

h. Menyimpan, memelihara, mengelola dan mendistribusikan barang kebutuhan Badan

i. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan barang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

j. Memelihara kendaraan dinas

k. Melaksanakan administrasi perjalanan dinas bagi pejabat dan staf Badan l. Menyiapkan perlengkapan rapat dan melayani tamu dinas

m. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

n. Menginventarisasi, menidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

p. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

2) Sub. Bagian Program mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Menghimpun, menelaah, menganalisa, mengklasifikasi dan mendokumentasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan program dan kegiatan Badan

(6)

6 d. Merencanakan dan menyelenggarakan penelitian dalam rangka

pengembangan program Badan

e. Mengkoordinasikan penyusunan renstra-SKPD dan Renja-SKPD

f. Mengkoordinasikan penyusunan KUA-SKPD, PPAS-SKPD dan PPA- SKPD g. Menyusun dan mengelola data base

h. Mengembangkan sistem informasi

i. Mengkoordinasikan penyusunan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) bupati, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (LAKIP) dan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM)

j. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

k. Menginventarisasi, menidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

m. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

3) Sub. Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Malaksanakan penatausahaan dan pembayaran gaji pegawai sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d. Mengkoordinasikan penyusunan RKA-SKPD, dan DPA-SKPD

e. Melaksanakan penatausahaan keuangan dengan sistem akutansi pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

f. Melaksanakan administrasi penerimaan, penyetoran dan pelaporan pajak sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku. g. Melaksanakan inventarisasi, verifikasi dan pelaporan pelaksanaan

anggaran dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran kepada pengelola keuangan atau pengadministrasian keuangan

h. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(7)

7 i. Melaksanakan administrasi, inventarisasi, dan pelaporan

pertanggungjawaban pengelolaan barang j. Mengusulkan penghapusan barang milik daerah

k. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

l. Menginventarisasi, menidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

n. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

3. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Dokumen Lingkungan mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan kebijakan teknis operasional pelllaksanaan pengendalian pencemaran dan dokumen lingkungan

d. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan pengendalian pencemaran dan dokumen lingkungan

e. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian pencemaran dan dokumen lingkungan

f. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

g. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

i. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Dokumen Lingkungan dibantu oleh Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup dan Sub Bidang Pengendalian Dokumen Lingkungan Hidup.

(8)

8

1) Sub. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis berkaitan dengan pengendalian pencemaran lingkungan

d. Melaksanakan penelitian dan pengumpulan data pencemaran lingkungan

e. Melaksanakan koordinasi di bidang pengawasan dan pengendalian dalam usaha pencegahan dan penangguhan pencemaran air,udara dan tanah

f. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian dalam usaha pencegahan dalam usaha pencegahan dan penangguhan pencemaran air,udara dan tanah

g. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembuangan limbah h. Menyiapkan bahan operasional pengawasan, pencegahan dan

penanggulangan pencemaran lingkungan

i. Melaksanakan survey, monitoring dan evaluasi kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan

j. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

k. Menginventarisasi, menidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

m. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

2) Sub. Bidang Pengendalian Dokumen Lingkungan hidup mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis berkaitan dengan dokumen pengelolaan lingkungan

(9)

9 d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penerapan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), UKL,UPL dan SPPL

e. Melaksanakan pengendalian teknis analisa mengenai dampak lingkungan UKL,UPL dan SPPL

f. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan

g. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan dokumen lingkungan

h. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

i. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

k. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

4. Bidang Penataan Hukum dan Pengembangan Kapasitas mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis berkaitan dengan penaatan hukum dan pengembangan kapasitas

d. Menyiapkan bahan penyusunan perundang-undangan dan produk hukum di bidang lingkungan

e. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi penataan hukum dan pengembangan kapasitas lingkungan hidup

f. Menghimpun, menelaah dan mendokumentasikan peraturan perundang-undangan yang berhubungandengan lingkungan hidup

g. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan di bidang lingkungan hidup h. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai

langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

i. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

(10)

10 j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang

tugasnya

k. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penaatan Hukum dan Pengembangan Kapasitas dibantu oleh Sub Bidang Penaatan Hukum dan Sub Bidang Pengembangan Kapasitas.

1) Sub. Bidang Penaatan Hukum mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis berkaitan dengan penaatan hukum di bidang lingkungan

d. Menyiapkan bahan penyusunan perundang-undangan dan produk hukum di bidang lingkungan hidup

e. Melaksanakan pemantauan atas penerapan perundang-undangan dan produk hukum lingkungan hidup

f. Melaksanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan produk hukum di bidang lingkungan hidup

g. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

h. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

j. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

2) Sub. Bidang Pengembangan Kapasitas mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis berkaitan dengan pengembangan kapasitas

d. Mengembangkan dan memberdayakan institusi dan masyarakat peduli lingkungan hidup

(11)

11 e. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam pengembangan

kapasitas pengendalian lingkungan hidup

f. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepasa atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

g. Menginventarisasi, mengidentifikasi, dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

i. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

5. Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis berkaitan pengendalian kerusakan lingkungan dan konservasi sumberdaya alam

d. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan pengendalian kerusakan lingkungan dan konservasi sumberdaya alam

e. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian kerusakan lingkungan dan konservasi sumberdaya alam f. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepasa atasan mengenai

langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

g. Menginventarisasi, mengidentifikasi, dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

i. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dibantu oleh Sub Bidang Pegendalian Kerusakan Lingkungan dan Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam.

1) Sub. Bidang Pengendalian kerusakan lingkungan mempunyai tugas :

(12)

12 b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis berkaitan dengan pengendalian kerusakan lingkungan

d. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam penanganan dan pengendalian kerusakan lingkungan hidup

e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pengendalian kerusakan lingkungan hidup

f. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepasa atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

g. Menginventarisasi, mengidentifikasi, dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

i. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas

2) Sub. Bidang Konservasi Sumberdaya Alam mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan b. Menyiapkan bahan kerja

c. Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis berkaitan dengan konservasi sumberdaya alam

d. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan konservasi sumberdaya alam

e. Melaksanakan monitoring, evaluasi pelaksanaan konservasi sumberdaya alam

f. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepasa atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya

g. Menginventarisasi, mengidentifikasi, dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

(13)

13

6. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana dan program kegiatan sesuai bidangnya;

b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data sesuai bidangnya c. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai bidangnya;

d. Memberikan saran-saran atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah-langkah yang diambil sesuai bidangnya;

e. Menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan.

C. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Keberhasilan pelaksanaan tugas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul dalam mencapai visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis sangat dipengaruhi oleh lingkungan strategis baik internal maupun eksternal.

Lingkungan strategis internal dapat diindentifikasi berupa

 Sebagian SDM mempunyai kompetensi sesuai kualifikasi pendidikan yang dimiliki.

 Adanya komitmen dan dukungan yang kuat dari seluruh aparat untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

 SOTK yang sudah berbentuk Badan

 Memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang lingkungan hidup

Lingkungan strategis eksternal dapat diidentifikasi berupa

 Adanya Pembagian Kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemertintah kabupaten/kota

 Adanya UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Adanya UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah  Penetapan SPM bidang Lingkungan Hidup.

 Banyaknya kelompok masyarakat yang peduli pada persampahan dan kebersihan sungai

(14)

14

D. PERMASALAHAN UTAMA 1) Permasalahan Organisasi

Terkait dengan struktur organisasi dan tatakerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul ada permasalahan yang selama ini masih belum dapat terselesaikan yaitu :

 Belum terbentuknya kelembagaan laboratorium BLH sebagai laboratorium penguji sehingga hasil uji belum dapat dijadikan acuan. Solusi : Mengusulkan kelembagaan l;aboratorium BLH menjadi Unit

Pelaksana Tugas (UPT) serta mengajukan usulan akreditasi. Untuk sementara ketugasan yang ada di laboratorium diampu oleh Bidang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

2) Permasalahan Lingkungan

1. Penurunan kualitas air sungai dan udara yang disebabkan oleh kegiatan/usaha yang berpotensi menimbulkan pencemaran

Solusi : Sosialisasi kepada masyarakat, terutama masyarakat di sekitar sungai dan memberikan stimulan berupa peralatan kebersihan sungai. Untuk penurunan kualitas udara diatasi dengan menambah luasan ruang terbuka hijau yang dapat meningkatkan suplai oksigen bersih

2. Beberapa parameter kualitas air sungai masih melebihi baku mutu air kelas II seperti kandungan bakteri coli, BOD, COD, DO, Phospat, Sulfur, dan minyak/lemak

Solusi : Melakukan inventarisasi sumber pencemar dan menghitung beban pencemar

3. Beberapa parameter kualitas udara ambien masih melebihi baku mutu udara ambien dan baku mutu kebisingan

Solusi : Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencemaran udara dan cara menanganinya, melakukan uji emisi kendaraan bermotor, dan pendataan pelaku usaha yang berpotensi

(15)

15 menimbulkan pencemaran

4 Aturan pengelolaan limbah belum seluruhnya ditaati oleh para pelaku usaha

Solusi : Melaksanakan pengendalian dan pengawasan kegiatan/usaha, serta pembinaan tentang pengelolaan limbah kepada pelaku usaha

5 Belum seluruh pelaku usaha melaporkan dokumen pengelolaan lingkungan (Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan/RKL dan RPL) secara rutin sesuai aturan yang berlaku

Solusi : Memberi peringatan dengan mengirim surat teguran kepada pengusaha agar melaporkan dokumen RKL dan RPL

6 Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dari sumbernya dengan prinsip 3R masih rendah

Solusi : Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang pengelolaan sampah dengan prinsip 3R serta memberikan peralatan pendukung seperti tempat sampah, komposter, gerobak sampah, mesin jahit, mesin pencacah sampah plastik serta mesin pencacah sampah organik

7 Terjadinya perubahan iklim global yang disebabkan efek Gas Rumah Kaca (GRK

Solusi : Melakukan penambahan keluasan ruang terbuka hijau, dan pembuatan konstruksi IPAL biogas yang dapat mengurangi emisi gas metan

8 Adanya beberapa lahan yang seharusnya untuk konservasi dimanfaatkan/digunakan untuk kegiatan lain.

Solusi : Koordinasi dengan instansi terkait untuk menentukan lokasi kegiatan seta sosialisasi ke masyarakat pentingnya lahan untuk konservasi

(16)

16

A. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator Kinerja Utama merupakan acuan kinerja yang digunakan oleh Badan Lingkungan Hidup untuk menyampaikan rencana kerja dan anggaran (RKA), menyusun dokumen perjanjian kinerja, menyusun laporan kinerja instansi pemerintah serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen Perubahan Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Tahun 2011 – 2015.

Indikator Kinerja Utama Badan Lingkungan Hidup pada Tahun Anggaran 2014 terdiri dari delapan indikator, yaitu:

 Peningkatan Kualitas Air 1) BOD

2) COD 3) Bakteri Coli

 Peningkatan Kualitas Udara Ambient 1) Konsentrasi CO

2) Konsentrasi HC 3) Nox

4) Pb

5) Partikulat PM 10

Matriks Indikator Kinerja Utama Tahun Anggaran 2014 dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran Buku Laporan ini.

B. RENCANA STRATEGIS

Penyusunan rencana kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul berdasarkan dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang berlaku selama 5 tahun dari tahun 2011-2015, dimana dalam Renstra tersebut tertuang :

(17)

17

1. Visi

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Dengan mengacu pada RPJMD Kabupaten Bantul tahun 2011- 2015, Visi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul adalah “Terwujudnya lingkungan hidup di Kabupaten Bantul yang bersih,

sehat, sejuk dan lestari melalui institusi Badan Lingkungan Hidup untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten Bantul yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang adalah Bantul yang bersih, sehat, sejuk dan lestari yang semuanya itu akan diwujudkan melalui misi.

Bersih disini mengandung aspek estetika artinya disamping

pengelolaan sampah, kotoran dan limbah secara benar namun juga indah dipandang mata

Sehat artinya lingkungan yang bebas dari kuman dan sarang penyakit Sejuk artinya suatu kondisi yang dipengaruhi oleh banyaknya

pepohonan rindang yang tumbuh terpelihara dimana-mana

Lestari artinya tetap terjaga alam sebagai daya tampung dan daya

dukung makhluk hidup khususnya masyarakat Bantul.

2. Misi

Dengan kesadaran bahwa visi merupakan keinginan ideal dan pencapaiannya bersifat jangka panjang, maka misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Pada RPJMD Kabupaten Bantul tahun 2011 – 2015, bidang lingkungan hidup ada pada misi 4. Mengacu pada misi yang tertuang dalam RPJMD tersebut, misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul adalah :

1. Mewujudkan aparatur yang berkualitas didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk peningkatan pelayanan masyarakat

(18)

18 2. Mewujudkan pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup,

meningkatkan konservasi serta pelestarian keanekaragaman hayati 3. Meningkatkan kerjasama dengan semua pihak dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

3. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1-5 tahun mengacu visi dan misi serta didasarkan isu dan analisis strategis. Tujuan akan mengarahkan penyusunan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sedangkan sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik,terukur,dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran.

a. Tujuan Misi 1

Mewujudkan disiplin aparatur yang didukung oleh kapabilitas/kemampuan aparatur serta sarana dan prasarana yang memadai dengan sasaran :

 Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran untuk mendukung profesionalisme kinerja instansi

b.Tujuan Misi 2

1) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dengan sasaran :

 Penurunan beban pencemaran dan perusakan lingkungan

 Meningkatkan kepatuhan semua pihak dalam menjaga kualitas fungsi lingkungan hidup

2) Mengupayakan terwujudnya konservasi dan pelestarian sumberdaya alam melalui peran serta masyarakat dan seluruh stakeholder dengan sasaran

(19)

19  Terjaganya kualitas sumberdaya alam dan keanekaragaman

hayati

c. Tujuan Misi 3

Memantapkan koordinasi dengan semua pihak dalam upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran dan pengembangan data/informasi di bidang lingkungan hidup dengan sasaran :

 Peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat agar dapat berperan aktif dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

 Terwujudnya pengembangan data dan informasi tentang kualitas lingkungan hidup.

Di dalam Perubahan Renja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2014 termuat tujuan, sasaran dan program kegiatan dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2014, secara keseluruhan, sasaran dan program Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul dapat dijabarkan pada bagian berikut :

Tujuan 1 : Mewujudkan disiplin aparatur yang didukung oleh

kapabilitas / kemampuan aparatur serta sarana dan prasarana yang memadai

Sasaran Program

1. Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran untuk mendukung profesionalisme kinerja instansi

1. Pelayanan administrasi perkantoran

2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

3. Peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Tujuan 2 : Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

(20)

20

Sasaran Program

2. Peningkatan kualitas air 3. Peningkatan kualitas udara

ambient

1. Pengendalian Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 2. Pengembangan kinerja

pengelolaan persampahan.

Tujuan 3 : Mengupayakan terwujudnya konservasi dan pelestarian sumberdaya alam melalui peran serta masyarakat dan seluruh stakeholder

Sasaran Program

4. Terjaganya kualitas sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati

1. Peningkatan kualitas dan akses informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidu

2. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 3. Pengendalian pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup 4. Perlindungan dan konservasi

sumberdaya alam

Tujuan 4 : Memantapkan koordinasi dengan semua pihak dalam upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran dan pengembangan data/informasi di bidang lingkungan hidup.

Sasaran Program

5. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat agar dapat berperan aktif dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

6. Terwujudnya pengembangan data dan informasi tentang kualitas lingkungan hidup

1. Peningkatan kualitas dan akses informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup

2. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 3. Pengendalian pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup 4. Perlindungan dan konservasi

(21)

21 Sedangkan sasaran yang ingin diwujudkan visi dan misi tersebut diatas meliputi :

1. Peningkatan kualitas air, dengan indikator kinerja :

 BOD

 COD

 Bakteri coli

2. Peningkatan kualitas udara ambien, dengan indikator kinerja :

 Konsentrasi CO

 Konsentrasi HC

 Pb

 Nox

 Partikulat PM.10

Di dalam Perubahan Renja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2014 termuat tujuan, sasaran dan program kegiatan yang menjadi indikator kinerja utama dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2014, secara keseluruhan, sasaran dan program Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul dapat dijabarkan pada bagian berikut :

Sasaran strategis 1 : Peningkatan kualitas air

No Indikator kinerja Program Kegiatan

1 BOD Pengendalian pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup

Koordinasi pengelolaan prokasih/superkasih

2 COD sda sda

3 Bakteri coli sda sda

Sasaran strategis 2 : Peningkatan kualitas udara ambient

No Indikator Kinerja Program Kegiatan

1 Konsentrasi CO Pengendalian pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup

Koordinasi pengelolaan prokasih/superkasih

2 Konsentrasi HC sda sda

3 Pb sda sda

4 NOx sda sda

(22)

22

C. RENCANA KINERJA TAHUNAN

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan dokuman yang berisi informasi tentang tingkat atau target kinerja yang berupa output dan atau outcome yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi pada satu tahun tertentu

Rencana Kinerja Tahunan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2014 mengacu kepada Perubahan Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Tahun 2011-2015, serta Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bantul Tahun 2014 yang merupakan tahun lanjutan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015.

Matriks Rencana Kinerja Tahunan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2014 dapat dilihat secara lengkap pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 : Matriks Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014

No Sasaran strategis Indikator kinerja Target

1 2 3 4 1 Peningkatan kualitas air BOD < 95 mg/l COD < 50 mg/l Bakteri coli < 1.200.000 JPT/100ml 2 Peningkatan kualitas udara ambien Konsentrasi CO < 11.000 ug/Nm³ Konsentrasi HC < 140 ug/Nm³ Pb < 2 ug/Nm³ NOx < 60 ug/Nm³ Partikulat PM.10 < 20 ug/Nm³ C. PENETAPAN KINERJA

Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja, kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen ini memuat pernyataan dan lampiran formulir

(23)

23 yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran.

Dalam penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja ini perlu memperhatikan :

a. Kontrak kinerja antara atasan dan bawahan; b. Dokumen perencanaan jangka menengah; c. Dokumen perencanaan kinerja tahunan;

d. Dokumen penganggaran dan atau pelaksanaan anggaran.

Dokumen Penetapan Kinerja dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi pemerintah untuk :

a. Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi;

b. Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul telah menyusun Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014 yang tertuang dalam Penetapan Kinerja (Tapkin) dan merupakan rencana kegiatan tahun 4 dari Renstra Badan Lingkungan Hidup Tahun 2011-2015.

(24)

24

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Secara umum Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul telah melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 sebagaimana juga telah ditetapkan dalam Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2014. Perlu diketahui bahwa Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Penetapan Kinerja (PK) memiliki target kinerja yang sama sehingga dalam pengukuran juga sama.

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2014 yang membandingkan antara target dan realisasi pada Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator sasaran per Sasaran Strategis adalah sebagai berikut :

Sasaran 1 : Peningkatan kualitas air

Sasaran ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas air yang sesuai dengan baku mutu lingkungan yang sehat. Letak Kabupaten Bantul yang berada di posisi hilir Daerah Istimewa Yogyakarta, dialiri oleh sungai-sungai besar maupun anak sungainya. Sungai-sungai besar yang mengalir adalah sungai Bedog, Winongo, Opak, Code dan Gajahwong. Sungai yang terpanjang adalah sungai Bedog mencapai 40,92 Km, sedanghkan sungai yang terdalam adalah sungai Gajahwong dengan kedalaman mencapai 3 meter. Dilihat dari debit airnya sungai Opak mempunyai debit air terbesar yaitu 22,88 sedangkan debit terendah di sungai Winongo yaitu 0,76 m³/det.

Sumber daya air lainnya adalah mata air (tuk) yang tersebar di beberapa wilayah dan beberapa mata air membentuk situ. Berdasarkan data dari Dinas Sumber Daya Air terdapat 69 mata air yang telah diinventarisasi dan yang membentuk situ berjumlah 15 mata air, situ terlu as adalah mata air Semuten dengan luas 110 Ha dan situ terkecil adalah mata iar Kunden dengan luas 10,5 Ha

(25)

25 Air sungai dimanfaatkan untuk irigasi, perikanan dan industri, air tanah dimanfaatkan untuk mandi, cuci, masak, menyiram tanaman dan lain-lain sedangkan mata air yang berada di perbukitan pemanfaatannya hampir sama dengan air tanah.

 Peningkatan Kualitas Air

Air Sungai

Pemanfaatan air sungai yang begitu besar oleh masyarakat membutuhkan pemantauan terhadap kualitas ai sungai tersebut sehingga kualitasnya sesuai dengan peruntukannya serta untuk mencegah terjadinya pencemaran. Peruntukkan air sungai di Kabupaten Bantul sesuai dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 20 Tahun 2008 mutu air klas II. Pemantauan dilakukan terhadap lima sungai yang mengalir melewati wilayah Kabupaten Bantul.

Titik pantau dari kelima sungai tersebut berjumlah 15 titik dimana titik pengambilan sampel mewakili bagian hulu, tengah dan hilir. Dari hasil pemantauan rata-rata 36,12% parameter yang diujikan melampaui baku mutu klas II. Parameter-parameter tersebut meliputi parameter kimia anorganik, mikribiologi dan kimia organik.

Berikut parameter-parameter yang melampaui baku mutu klas II, untuk parameter kimia organik meliputi DO (Disolve Oxygen), BOD (Biological Oxygen Demand), total fosfat, fenol, klorin bebas nitrat (NO₂) dan nitrat (NO₃. Parameter organik adalah minyak dan lemak serta parameter kimia organik yaitu fecal coliform dan total coliform

a) Sungai Winongo

Pemantauan air sungai Winongo dilakukan pada 5 lokasi titik pantau, mulai dari daerah hulu yaitu Jomegatan, Kweni, Nyemengan, Manding hingga daerah hilir yaitu Gading Lumbung Kretek. Hasil analisa laboratorium jika parameter yang tercemar dipersentasekan berdasarkan titik pantaunya maka hasilnya adalah BOD (80%), DO (100%), nitrit (40%), total fosfat (40%), bakteri total

(26)

26 coli (100%), bakteri coli tinja (100%), minyak dan lemak (60%) telah melampaui batas baku mutu. Sedangkan parameter minyak dan lemak untuk titik pantau yang terletak di hilir nilainya sama dengan batas baku mutu (33,3%).

b) Sungai Bedog

Pemantauan sungai Bedog dilakukan dengan titik sampel di 3 lokasi titik pantau mulai dari hulu sungai di Menayu Kidul, Tirtonirmolo Kasihan, hingga daerah hilir di Mangir Kidul, Sendangsari , Pajangan. Hasil analisa laboratorium jika parameter yang tercemar dipersentasekan berdasarkan titik pantaunya maka hasilnya adalah BOD (100%), DO (33,3%), nitrit (66,7%), nitrat (33,3%), klorin bebas (33,3%0, total fosfat (100%), baktero total coli (100%0, bakteri coli tinja (100%), minyak dan lemak (33,3%) telah melampaui batas baku mutu. Sedangkan parameter dengan konsentrasi sama dengan btas baku mutu adalah D) serta minyak dan lemak.

c) Sungai Code

Pemantauan sungai Code dilakukan dengan titik sampel di 2 lokasi titik pantau mulai dari hulu sungai di Ngoto, Bangunharjo, Sewon dan bagian tengah di Kembangsong Trimulyo, Jetis. Hasil pemantauan menunjukan bahwa parameter pencemar terbesar berturut-turut adalahh coli tinja (100%), bakteri total coli (100%), BOD (100%), total fosfat (100%) serta minyak dan lemak (50%).

d) Sungai Opak

Pemantauan sungai Code dilakukan dengan titik sampel di 2 lokasi titik pantau mulai dari hulu sungai di Ngoto, Bangunharjo, Sewon dan bagian tengah di Kembangsong Trimulyo, Jetis. Hasil pemantauan menunjukan bahwa parameter pencemar terbesar berturut-turut adalah coli tinja (100%), bakteri total coli (100%), BOD (100%), total fosfat (100%) serta minyak dan lemak (50%).

(27)

27

e) Sungai Gajah Wong

Pemantauan sungai Gajah Wong dilakukan dengan titik sampel di 2 lokasi titik pantau mulai dari hulu sungai di Bodon, Jagalan, Banguntapan dan bagian tengah di Kanggotan, Wonokromo, Pleret. Hasil pemantauan menunjukan bahwa parameter pencemar terbesar berturut-turut adalah BOD (100%), DO (50%), total fosfat (100%), minyak dan lemak (1000%), bakteri total coli (100%), serta coli tinja (100%),

Hasil pemantauan terhadap kualitas air sungai dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.1 : Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2014

Lokasi titik pemantauan

Parameter yang diukur

Jml/100 ml Mg/L F ec al Co li T o tal Co li BO D CO D Sungai Winongo 1. Kweni-Panggungharjo 2. Jomegatan-Tirtonirmolo 3. Manding-Sabdodadi 4. Gadinglumbung-Donotirto 5. Nyemengan-Tirtonirmolo 9,3 × 103 9 x 103 2,3 x 104 2.3 x 104 2.3 x 104 1,5 × 104 2 x 104 4,3 x 104 4,3 x104 4,6 x105 6,07 7.05 6.96 4.12 17.7 11,08 13.8 14.2 8.25 32.2 Sungai Gajah Wong

6. Bodon-Jagalan 7. Kanggotan-Wonokromo 2,4 x 105 9 x 103 1.1 x106 9,3 x104 10.1 7.9 18.4 15.6 Sungai Code 8. Ngoto-Bangunharjo 9. Kembangsongo-Trimulyo 4 x 103 2,4 x 105 9 x 103 4,6 x 105 9.17 4.99 16.4 11.1

(28)

28

Lokasi titik pemantauan

Parameter yang diukur

Jml/100 ml Mg/L F ec al Co li T o tal Co li BO D CO D Sungai Opak 10. Kloron-Segoroyoso 11. Klenggotan-Sitimulyo 12. Putat-Selopamioro 4 x 103 4 x 103 4 x 103 9 x103 9 x103 9.0 x103 5.99 7.22 5.1 11.97 14.4 11.1 Sungai Bedog 13. Menayu Kidul-Tirtonirmolo 14. Sindon-Guwosari 15. Mangir Kidul-Sendangsari 9 x 103 2.4 x 105 2.3 x 104 2.3 x 104 1.1 x 106 4.3 x 104 4.11 7.04 10.9 8.4 14.4 21.1

Dari tabel diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kualitas air sungai di wilayah Kabupaten Bantul tidak memenuhi baku mutu air sesuai dengan kelas yang ditetapkan dalam Pergub No. 22 Tahun 2007 Tentang Penetapan kelas air Sungai di Provinsi DI Yogyakarta, karena ada beberapa parameter yang melebihi ambang batas baku mutu air menurut Pergub No. 20 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air di Provinsi DIY. Beberapa parameter yang melebihi baku mutu antara lain : kimia anorganik yang meliputi BOD, COD, Sulfida, Fenol dan Phospat, parameter mikrobiologi meliputi fecal coli dan total coli dan parameter kimia organik adalah minyak dan lemak.

Mata Air

Sebaran mata air potensial di Kabupaten Bantul terdapat di satuan perbukitan Baturagung dan kemungkinan di perbukitan Formasi Sentolo. Terbentuknyua mata air dapat disebabkan oleh adanya patahan, perbedaan perlapisan batuan dan distrike. Di Kecamatan Imogiri dan Piyungan wilayahnya merupakan pegunungan yang tersusun dari

(29)

29 berbagai formasi batuan, sehingga di daerah ini terdapat beberapa mata air. Di Kecamtan Kretek terdapat mata air panas yaitu di Parangwedang dan beberapa mata air lain di sekitar daerah obyek wisata Parangtritis. Mata air Cerme di Kecamatan Imogiri mempunyai debit aliran yang paling besar, yaitu 66 lier/detik. Mata air ini merupakan muara sungai bawah tanah yang muncul ke permukaan karena adanya sesar. Aliran air tanah yang mengalir melalui rekahan, celah dan lorong pelarutan pada batu gamping Formasi Wonosari akan berbentur pada Formasi Nglanggeran yang berbatuan breksi volkanik dan relatif kedap air, sehingga menyebabkan munculnya mata air seperti mata air Surocoplo di Nawungan I dan Nawungan II.

Mata air merupakan salah satu sumberdaya air yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, seperti mandi, mencuci, memasak, pengairan dan lain-lain terutama penduduk yang berada di wilayah perbukitan. Air disalurkan melalui sedang maupun pipa ke rumah-rumah penduduk untuk mencukupi kebutuhan air keluarga.

Agar mata air yang dimanfaatkan masyarakat sekitar kawasan mata air memenuhi persyarakat sesuai peruntukannya serta layak dikonsumsi diperlukan pemantauan secara rutin. Untuk itu Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul bekerjasama dengan Dinas/Instansi terkait melaksanakan pemantauan mata air walaupun baru dalam jumlah sedikit. Mengingat keterbatasan dana, belum semua parameter yang ada sesuai peraturan dapat dilakukan pengujian.

Analisa laboratorium dari mata air di dua lokasi pemantauan yaitu Mata air Kedung dan Beji Pajangan Bantul dilakukan terhjadap parameter fisika, kimia anorganik dan biologi. Berdasarkan hasil analisa dengan mengacu baku mutu air sesuai Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 ada parameter yang konsentrasinya diatas baku mutu, yaitu fecal ciliformmmm dan total coliform.

Besarnya konsentrasi fecal coliform di dua mata air tersebut melebihi baku mutu air yaitu untuk mata air Kedung Pajangan sebesar 11 JML/100

(30)

30 ml dan Beji mencapai 11 JML/100 ml dan untuk konsentrasi total coliform yang juga melebihi baku mutu, yaitu mata air Kedung Pajangan sebesar 22 JML/100 ml dan Beji sebesar 22 JML/100 ml dimana berdasarkan baku mutu untuk konsentrasi kedua parameter tersebut adalah nol. Sedangkan untuk parameter yang lainnya masih dibawah baku mutu.

Tabel 3.2 : Hasil uji kualitas air mata air

No Parameter Satuan

Lokasi

Sendang Beji Sendang Kedung

1 BOD mg/L 6.8 2.91

2 COD mg/L 14.4 5.62

3 Fecal coliform jmlh/100ml 4,3 x10⁴ 2,3x10³ 4 Total coliform jmlh/100ml 22,4x10⁴ 9,3x10³

Kualitas air yang baik ditunjukan oleh beberapa parameter, diantaranya adalah Nilai BOD, COD dan Bakteri Coli yang rendah. Untuk merealisasikan target dari indikator kinerja sasaran 1 (satu) yang meliputi indikator BOD, COD, dan bakteri coli, maka Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul melaksanakan tiga program yang terjabarkan dalam lima kegiatan, yaitu meliputi kegiatan :

a. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan

Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan peralatan persampahan untuk mendukung upaya pengelolaan sampah secara mandiri, seperti gerobak sampah, tong sampah, komposter, dan timbangan. Dengan adanya bantuan peralatan pengelolaan persampahan diharapkan sampah yang dihasilkan dari kegiatan domestik dapat dikelola dan tidak dibuang ke lingkungan sehingga dapat menurunkan pencemaran lingkungan, yang artinya membaiknya kualitas lingkungan.

Untuk tahun 2014 dilaksanakan pengadaan alat pengolah sampah yang terdiri dari 2 unit rumah pilah sampah , 103 set tong sampah terpilah 3 warna (APBD) , 150 set tong sampah 3 warna (DAK), 170

(31)

31 set gerobak sampah (DAU) , 125 unit komposter (DAK) dan 17 unit timbangan.

b. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengawal pengelolaan persampahan yang sudah berjalan, yaitu dengan menyediakan peralatan yang lebih canggih, yaitu mesin pencacah sampah organik dan mesin pencacah sampah plastik. Dengan begitu diharapkan semua sampah dapat dikelola sehingga semakin sedikit sampah yang dibuang ke lingkungan secara langsung.

Untuk tahun 2014 dilaksanakan pengadaan 32 unit gerobak sampah (DAK), 6 unit mesin pencacah sampah organik (DAK) dan 2 unit mesin pencacah sampah plastik (DAK).

c. Koordinasi pengelolaan Prokasih/Superkasih

Kegiatan ini bertujuan memantau kualitas air sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Bantul. Sebanyak lima sungai secara rutin dipantau dengan pengujian kualitas air, yaitu Sungai Bedok, Winongo, Code, Opak, Gajahwong. Upaya untuk menjaga kualitas lingkungan di sekitar sungai dilakukan dengan merangkul kelompok pemerhati sungai dan memberikan bantuan berupa peralatan untuk membersihkan sungai.

d. Pengembangan teknologi Pengelolaan persampahan

Kegiatan ini bertujuan mengelola sampah pasar di empat lokasi pasar yaitu Pasar Imogiri, Pasar Piyungan, Pajar Jejeran dan Pasar Niten. Dimana sampah poasar diolah menjadi kompos dan dibagikan secara gratis kepala kelompok tani. Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan sampah dengan prinsip 3R serta meningkatnya pertanian organik di Kabupaten Bantul. e. Pengembangan produksi ramah lingkungan

Kegiatan ini menyediakan pembangunan IPAL Biogas untuk kelompok ternak sapi dengan tujuan menurunkan pencemaran air akibat

(32)

32 kotoran ternak yang tidak dikelola. Dengan adanya bantuan IPAL Biogas kepada kelompok ternak sapi, diharapkan kotoran ternak tidak dibuang ke lingkungan sehingga pada akhirnya dapat menurunkan pencemaran air. Pencapaian target kinerja kegiatan ini adalah terlaksananya pembuatan IPAL Biogas sebanyak 7 unit dengan kapasitas 6 m3 di Wilayah Kecamatan Kasihan, Pajangan dan Sedayu yaitu :

a. Kelompok Ternak Sapi Dusun Panggang, Argomulyo, Sedayu b. Kelompok Ternak Sapi Dusun Klagon, Argosari, Sedayu

c. Kelompok Ternak Andhini Makmur Kalipucang, Bangunjiwo, Kasihan

d. Kelompok Ternak Ngudi Raharjo Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan e. Kelompok Ternak Andini Benggolo, Jipangan, Bangunjiwo,

Kasihan

f. Kelompok Ternak Sumber Mulyo Kadireso, Triwidadi, Pajangan g. Kelompok Ternak Sumber Rejeki Sabrang Lor, Triwidadi, Pajangan

f. Pembangunan IPAL industri kecil masyarakat

Kegiatan ini ditujukan untuk mengurangi pencemaran air yang diakibatkan oleh pembuangan limbah industri kecil masyarakat, seperti industri tahu/tempe, batik, dan elektroplating. Bantuan IPAL diberikan kepada kelompok yang terdiri dari beberapa orang pengrajin. Hasil dari kegiatan ini adalah pengadaan 4 unit IPAL batik portable di Kecamatan Pandak dan Imogiri serta 3 unit IPAL tahu/tempe di Kecamatn Sewon dan Sanden. Hasil dari kegiatan tersebut adalah terolahnya air limbah dari kegiatan usaha batik dan tahu/tempe sehingga memenuhi baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan oleh peraturan perundangan dan aman untuk dibuang ke lingkungan serta terkendalinya pencemaran lingkungan akibat limbah industri.

(33)

33 g. Inventarisasi sumber pencemar penghitungan pencemar

Pencapaian target kinerja kegiatan ini adalah terlaksananya penyusunan Dokumen Kajian Sumber Pencemar dan Perhitungan Beban Pencemar di Sungai Bedog dan Sungai Winongo sebanyak 2 dokumen. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya data tentang sumber pencemar dan beban pencemar dari sungai Winongo dan sungai Bedog yang dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam pengendalian pencemaran air sungai, sebagai pedoman dalam kebijakan pemberian ijin pembuangan air limbah dan ijin usaha sehingga terwujud lingkungan sungai yang bersih dan bebas dari pencemaran.

 Peningkatan Kualitas Udara Ambient

Udara ambient menurut PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam willayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Berdasarkan hal tersebut kualitas udara suatu wilayah dapat mempengaruhi kesehatan dimana kualitas udara yang baik menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat karena udara sangat dibutuhkan makluk hidup untuk bernafas. Untuk menjaga agar kualitas udara tidak menurun perlu dilakukan pemantauan secara rutin dan berkelanjutan. Pemantauan udara ambient dilakukan di 6 titik lokasi yang tersebar di Kabupaten Bantul khususnya di tempat-tempat yang padat lalu lintas dan berdekatan dengan industri.

Dari hasil pemantauan kualitas udara ambient yang telah dilakukan di 6 lokasi pemantauan seperti telah disebutkan diatas menunjukkan bahwa dengan parameter yang diuji yaitu NO2, SO2,O3, Pb, PM 2.5, PM 10, TSP, CO dan Kebisingan. Terdapat 2 parameter yang melebihi baku mutu. Untuk Parameter TSP ada 6 titik pantau yang memiliki konsentrasi partikel lebih tinggi dari kadar yang diperbolehkan dalam Baku Mutu Udara Ambien Nasional dalam lampiran Peraturan Pemerintah No. 41

(34)

34 Tahun 1999. Sedangkan parameter kebisingan hamper semua melebihi ambang batas Baku Mutu Tingkat Kebisingan Kep Men LH No. 48 Tahun 1996. Hanya perempatan Klodran Bantul yang menunjukkan masih dibawah baku mutu yang ditetapkan. Hasil pemantauan kualitas udara yang dilaksanakan pada tahun 2014 di 6 (enam) titik pemantauan adalah sebagi berikut.

Tabel 3.3 : Hasil uji kualitas udara ambient

No Parameter Satuan Lama

pengukuran Lokasi Jejeran Pasar Piyungan Ketanda n

Brimob Klodran Madukism

o 1 Konsentrasi CO µg/Nm³ 1 jam 9,72 7,22 8,38 8,05 2,22 4,16 2 Konsentrasi HC µg/Nm³ 3 Pb µg/Nm³ 24 jam 1,07 1,48 1,57 1,42 1,29 4 NO₂ µg/Nm³ 1 jam 24,20 40,10 40,90 11.30 17,70 32,60 5 Partikulat PM.10 µg/Nm³ 24 jam 30,00 29,00 43,80 38,40 28,60 31,90

Pemantauan kualitas udara ambient yang telah dilakukan di 6 lokasi pemantauan seperti telah disebutkan diatas menunjukkan bahwa dengan parameter yang diuji yaitu NO2, SO2,O3, Pb, PM 2.5, PM 10, TSP, CO dan Kebisingan. Terdapat 2 parameter yang melebihi baku mutu. Untuk Parameter TSP ada 6 titik pantau yang memiliki konsentrasi partikel lebih tinggi dari kadar yang diperbolehkan dalam Baku Mutu Udara Ambien Nasional dalam lampiran Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999. Sedangkan parameter kebisingan hamper semua melebihi ambang batas Baku Mutu Tingkat Kebisingan Kep Men LH No. 48 Tahun 1996. Hanya perempatan Klodran Bantul yang menunjukkan masih dibawah baku mutu yang ditetapkan.

Untuk mewujudkan sasaran tersebut maka Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul melaksanakan tiga program yang terjabarkan dalam empat kegiatan, yaitu meliputi kegiatan :

(35)

35 a. Koordinasi penilain langit biru

Hasi dari kegiatan ini adalah

1) Terlaksananya pengawasan sumber kegiatan/usaha penghasil emisi sebanyak 12 kali di 18 lokasi kegiatan/usaha.

2) Pengujian kualitas udara sebanyak 2 kali di bulan Juni dan Oktober di 6 titik lokasi yaitu :

 Pertigaan Pasar Piyungan, Bantul

 Perempatan Ketandan, Jl. Wonosari, Bantul  Depan Brimob, Jl Imogiri Timur, Bantul  Perempatan Jejeran, Jl. Pleret, Bantul  Perempatan Klodran, Bantul

 Perempatan Madukismo, Jl. Ringroad Selatan, Bantul

3) Serta tersusunnya buku laporan kualitas udara sebanyak 10 eksemplar.

Hasil dari kegiatan tersebut adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan PERDA Provinsi DIY No 8 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran Udara serta sebagai bahan sosialisasi penanggulangan pencemaran udara yang semakin tahun semakin meningkat.

b. Pemantauan kualitas lingkungan (penerapan manajemen limbah industri hasil tembakau dan kawasan tanpa asap rokok/cukai).

Pencapaian target kinerja kegiatan tersebut adalah :

1) Terlaksananya pemantauan kualitas lingkungan (air, udara dan tanah) 2 kali di 3 industri rokok ( PT Cahaya Mulia Persada Nusa, PT Merapi Agung Lestari, PT Yogyakarta Tembakau Indonesia) masing-masing sebanyak 3 titik uji kualitas air, 2 titik uji kualitas udara dan 1 titik uji kualitas tanah.

2) Penyusunan buku Laporan Pemantauan Kualitas Lingkungan Industri Rokok di Kabupaten Bantul sebanyak 8 eksemplar. 3) Pengadaan konstruksi/bangunan konstruksi bangunan tempat

khusus merokok di 2 lokasi yaitu Kantor Camat Pleret dan Imogiri.

(36)

36 Hasil dari kegiatan ini adalah terwujudnya pengawasan dan pengendalian pencemaran lingkungan akibat industri rokok dalam penerapan manajemen pengelolaan lingkungan, dapat diketahuinya kualitas lingkungan industri rokok untuk mewujudkan industri yang ramah lingkungan serta tercapainya penerapan kawasan tanpa asap rokok.

c. Peningkatan Peringkat Kinerja Perusahaan

Pencapaian target kinerja kegiatan tersebut adalah:

1) Terlaksananya penilaian peringkat kinerja perusahaan sebanyak 2 perusahaan yaitu RSU PKU Muhammadiyah Bantul dan PT Dagsap Endura Eatora.

2) Pengawasan perusahaan berproper sebanyak 5 perusahaan yaitu PT ASA, PT Samitex, PG Madukismo, PT Pertamina UP IV dan RSU Panembahan Senopati.

Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran kegiatan usaha untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban pengelolaan lingkungan sesuai peraturan yang berlaku serta bertambahnya kegiatan usaha yang melakukan pengelolaan lingkungan secara baik dan benar.

d. Pembangunan Tempat Pembuangan Benda padat/cair yang Menimbulkan Polusi

Pembanguan IPAL medis untuk Puskesmas Srandakan I. Hasil dari kegiatan tersebut adalah terolahnya air limbah dari kegiatan puskesmas sehingga memenuhi baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan oleh peraturan perundangan dan aman untuk dibuang ke lingkungan serta terkendalinya pencemaran lingkungan akibat limbah pelayanan kesehatan.

e. Pembuatan taman hijau.

Terlaksananya pembuatan taman hijau sebanyak 1 paket (2 unit). Tujuan dari kegiatan tersebut adalah meningkatnya luasan ruang terbuka hijau yang dapat menurunkan polusi udara , luasan tutupan

(37)

37 vegetasui dan menyerap CO2 dan penurunan emisi GRK serta meningkatkan keindahan lingkungan.

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam melaksanakan kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsinya Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul pada tahun anggaran 2014 memperoleh sumber dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Lingkungan Hidup dengan rencana dan realisasi anggaran sebagai berikut :

1. Realisasi Anggaran

a) Pendapatan

Salah satu program/kegiatan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul yang dapat memberikan kontribusi Pemerintah Daerah dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Retribusi Ijin Gangguan (RIG). Kegiatan tersebut dilaksanakan bersama dengan Dinas/Instansi terkait melalui kunjungan lapangan pada pengusaha. Pendapatan Asli Daerah dari kegiatan RIG diperoleh sejak tahun 2006 dengan target dan realisasi sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi pada tahun 2013 pencapaian realisasi RIG mengalami penurunan dikarenakan adanya perubahan aturan yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Ijin Gangguan pada pasal 6 ayat 1 dimana ijin usaha dikeluarkan hanya satu kali pada saat memulai usaha dan berlaku tetap selamanya kecuali terdapat perubahan jenis dan perluasan usaha. Adapun pencapaian target dan realisasi perolehan PAD dari kegiatan RIG tahun 2014 sebagai berikut :

Tabel 3.4 : Target dan Realisasi RIG Tahun 2014

URAIAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) PERSENTASE

RIG (Retribusi Ijin

Gangguan) 500.000.000

(38)

38

b) Belanja

Untuk melaksanakan kegiatan operasional setiap harinya dalam rangka mendukung kinerja Badan Lingkungan Hidup, guna mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi, BLH melaksanakan kegiatan yang dirinci menjadi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Belanja pegawai meliputi belanja pegawai tidak langsung dan belanja pegawai langsung. Sedangkan belanja barang dan jasa serta belanja modal dilakukan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup.

Belanja Pegawai

Belanja pegawai dibagi menjadi dua yaitu :  Belanja Pegawai Tidak Langsung

Adalah belanja pegawai dalam rangka membiayai gaji dari pegawai yang ada di Badan Lingkungan Hidup. Jumlah pegawai Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 sebanyak 41 orang dengan total belanja tidak langsung sebesar Rp. 2.212.079.488,- .

 Belanja Pegawai Langsung

Adalah belanja pegawai yang digunakan untuk membiayai Honorarium PNS, Honorarium Non PNS . Anggaran dari belanja pegawai langsung Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul tahun 2014 sebesar Rp. 323.735.000,- sedangkan realisasi sebesar Rp. 323.594.000,- atau sebesar 99,96% .

Belanja Barang dan Jasa

Belanja barang dan jasa terdiri dari belanja bahan pakai habis, belanja bahan/ material, belanja jasa kantor, belanja perawatan kendaraan bermotor, belanja cetak dan penggandaan, belanja makanan dan minuman, belanja perjalanan dinas dan belanja perbaikan peralatan kerja. Besarnya anggaran belanja barang dan jasa Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul tahun 2014 sebesar Rp.2.749.425.400,-

(39)

39 Tabel 3.5 : Realisasi Belanja Barang dan Jasa

URAIAN ANGGARAN

(Rp)

REALISASI (Rp)

%

Belanja Bahan Pakai habis 82.794.100 82.790.900 99,99

Belanja Bahan/Material 243.771.300 243.273.025 99,80

Belanja Jasa Kantor 250.015.000 230.068.369 92,02

Belanja Perawatan Kendaraan

Bermotor 144.610.000 126.315.146 87,35

Belanja Cetak dan Penggandaan 91.255.000 90.178.410 98,82

Belanja Sewa 29.350.000 29.050.000 98,98

Belanja Makanan dan Minuman 185.540.000 169.795.000 91.51

Belanja Pakaian Khusus Pada

Hari-hari Tertentu 4.000.000 4.000.000 100

Belanja Perjalanan Dinas 386.115.000 336.821.850 87,23

Belanja Kursus, Pelatihan,

Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS

94.500.000 56.500.000 59,79

Belanja Pemeliharaan 150.925.000 148.464.000 98,37

Belanja Jasa Konsultasi 160.125.000 156.027.700 97,44

Belanja Barang Yang Akan

Diserahkan Kepada Masyarakat 862.045.000 857.574.390 99,48

Honorarium Pelaksanaan Kegiatan 64.380.000 64.380.000 100

JUMLAH 2.749.425.400 2.595.238.790 98,89

Belanja Modal

Belanja modal digunakan untuk pengadaan alat-alat pengolah sampah, pengadaan sarana dan prasarana laboratorium, pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor. Besarnya anggaran belanja modal BLH Kabupaten Bantul tahun 2014 sebesar Rp. 2.878.010.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 2.766.816.755,- atau 96,14%.

Tabel 3.6 : Realisasi Belanja Modal

URAIAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % Belanja Modal 2.878.010.000 2.766.816.755 96,14

(40)

40

2. Realisasi Anggaran Per Kegiatan

Pada tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul telah merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang merupakan urusan wajib bidang lingkungan hidup dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.7 : Realisasi anggaran per kegiatan

No Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan (DAK)

1.048.000.000,- 959.661.000,- 91.57 2 Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana

Persampahan (DAK)

325.695.000,- 324.249.640,- 99,56 3 Pengembangan Teknologi

Pengolahan Persampahan 264.380.000,- 263.460.000,- 99,65 4 Bimbingan Teknis Persampahan 40.000.000,- 40.000.000,- 100 5 Peningkatan Peran Serta

Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan

124.000.000,- 122.410.000,- 98,72 6 Penyusunan Laporan Periodik

Perbulan Sampah Harian 12.000.000,- 11.800.000,- 98,33 7 Koordinasi Penilaian Kota Sehat

(Adipura) 60.000.000,- 57.780.000,- 96,30 8 Koordinasi Penilaian Langit Biru 70.146.200,- 53.868.710,- 76,79 9 Pemantauan Kualitas

Lingkungan (Penerapan Manajemen Limbah Industri Hasil Tembakau dan Kawasan Tanpa Asap Rokok)

132.600.000,- 131.591.850,- 99,24

10 Pengkajian Dampak Lingkungan

(Wasdal RIG) 25.000.000,- 23.999.980,- 96,00 11 Peningkatan Pengelolaan

Lingkungan Pertambangan 65.000.000,- 63.845.000,- 98,22 12 Peningkatan Peringkat Kinerja

Perusahaan (PROPER) 27.000.000,- 16.351.540,- 60,56 13 Koordinasi Pengelolaan

Prokasih/Superkasih 48.195.400,- 47.469.900,- 98,49 14 Pengembangan Produksi

Ramah Lingkungan 189.950.000,- 184.489.400,- 97,13 15 Peningkatan Peran Serta

Masyarakat Dalam Pengendalian LH

30.000.000,- 27.740.000,- 92,47 16 Monitoring, Evaluasi dan

(41)

41 17 Fasilitasi Penyelesaian Sengketa

Lingkungan Hidup 20.600.000,- 20.020.000,- 97,18 18 Pengembangan Kapasitas

Laboratorium LH 174.910.400,- 164.539.985,- 94,07 19 Pengawasan Pelaksanaan

Kebijakan Bidang LH 21.650.000,- 19.864.970,- 91,76 20 Inventarisasi Sumber Pencemar

dan Perhitungan Pencemar 141.045.000,- 135.872.510,- 96,33 21 Persiapan Akreditasi

Laboratorium Badan Lingkungan Hidup

180.000.000,- 170.689.280,- 94,83 22 Penyusunan Kebijakan dan Peraturan Perundangan di

Bidang LH

65.000.000,- 62.700.050,- 96,46 23 Pengendalian Kerusakan Hutan

dan Lahan 25.000.000,- 25.000.000,- 100 24 Peningkatan Konservasi Daerah

Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air

256.000.000,- 255.464.400,- 99,79 25 Pengelolaan Keanekaragaman

Hayati 12.000.000,- 11.000.000,- 91,67

26 Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Perlindungan dan Konservasi SDA

20.000.000,-

,- 20.000.000,- 100 27 Koordinasi Peningkatan Pengelolaan Kawasan

Konservasi

205.800.000,- 205.615.000,- 99,91 28 Peningkatan Edukasi dan

Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan

63.291.600,- 62.131.600,- 98,17 29 Pengembangan Data dan

Informasi Lingkungan 15.000.000,- 14.393.610,- 95,96 30 Penyusunan Data Sumber Daya Alam dan Neraca Sumber Daya

Hutan (NSDH) Nasional dan Daerah

25.411.800,- 24.625.590,- 96,91

31 Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan 193.620.000,- 190.617.370,- 98,45 32 Fasilitasi Kampung Hijau 32.500.000,- 30.042.600,- 92,44 33 Fasilitasi Pondok Pesantren

Berwawasan Lingkungan 42.050.000,- 39.760.000,- 94,55 34 Pembangunan Tempat

Pembuangan Benda Padat/Cair yang Menimbulkan Polusi

150.000.000,- 147.229.825,- 98,15 35 Pengembangan IPAL Industri

Kecil Masyarakat (DAK) 303.125.000,- 299.731.720,- 98,88 36 Pembuatan taman hijau

(42)

42

3. Anggaran dan Realisasi Per Sasaran

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul telah merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran dan misi dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.8 : Realisasi anggaran pendukung sasaran

No Misi No Sasaran Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 1. Mewujudkan pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup,meningkatkan konservasi serta pelestarian keanekaragaman hayati. 1 Peningkatan kualitas air 2.320.390.400 2.214.934.170 2 Peningkatan kualits udara ambien 559.746.200 529.673.925

(43)

43

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2014 yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul sudah terlaksana dengan baik dalam artian keseluruhan program–program yang mendukung tercapainya tujuan dan sasaran dapat terealisir dengan baik sesuai dengan target yang ada pada Penetapan Kinerja (PK) dan Indikator Kinerja Utama (IKU).

Dalam pelaporan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2014 disamping mengungkapkan keberhasilan juga mengungkapkan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Evaluasi kinerja atas sasaran strategis dan indikator kinerja utama Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2014 dapat dijelaskan melalui pencapaian indikator sasaran yang meliputi 2 (dua) buah sasaran dengan penjelasan sebagai berikut :

Sasaran 1 : Peningkatan kualitas air Kualitas air sungai

Kualitas air sungai di wilayah Kabupaten Bantul tidak memenuhi baku mutu air sesuai dengan kelas yang ditetapkan dalam Pergub No. 22 Tahun 2007 Tentang Penetapan kelas air Sungai di Provinsi DI Yogyakarta karena ada beberapa parameter yang melebihi ambang batas baku mutu air menurut Peraturan Gubernur Nmor 20 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air di Provinsi DIY. Beberapa parameter yang melebihi baku mutu antara lain : kimia anorganik yang meliputi BOD, COD, Sulfida, Fenol dan Phospat, parameter mikrobiologi meliputi fecal

Gambar

Tabel 2.1  :  Matriks Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014  No  Sasaran strategis  Indikator kinerja  Target
Tabel 3.1 : Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2014
Tabel  3.2  : Hasil uji kualitas air mata air
Tabel 3.3 : Hasil uji kualitas udara ambient
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penghubung 3 diisolasi seperti gambar dibawah, dimana digunakan V BA oleh karena titik A dipandang diam. Jika V BA dinyatakan dalam meter per detik, BA harus dinyatakan dalam meter,

Dalam matakuliah Matematika Teknik Kimia 3 (MTK 3) mahasiswa akan mempelajari dasar-dasar penerapan chemical engineering's tools (neraca massa, neraca panas, kesetimbangan,

Hal ini berkenaan dengan surat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tolitoli ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri yang tembusanya ditujukan kepada Ombudsman Nomor

Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah suatu sistem yang menyediakan informasi bagi Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah suatu sistem yang menyediakan informasi bagi

Sebelum praktik mengajar terbimbing dilaksanakan semua anggota kelompok PPL berdiskusi membahas jadwal dan matriks pelaksanaan praktik mengajar mandiri. Jadwal dan

Namun dalam konteks pembelajaran online, personalisasi sangat memungkinkan untuk dilakukan yaitu melakukan serangkaian perlakuan terhadap learning management aplikasi

Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa

Proses respons terhadap produk penghimpunan dana Bank Syariah dimulai dengan adanya masyarakat Kecamatan Kebomas yang telah mengetahui produk penghimpunan dana Bank Syariah