1 Gb.1, a. system perakaran serabut b. system perakaran tunggang BAB I MORFOLOGI AKAR
Sistem Perakaran terdiri dari :
1. Sistem perakaran tunggang, terjadi jika akar embrio tumbuh terus menjadi akar utama dan bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
2. Sistem perakaran serabut, terjadi apabila akar embrio dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh berkembangnya sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya berasal dari pangkal batang.
Bagian-bagian akar terdiri dari:
1. Leher akar atau pangkal akar (collum radicis) yaitu bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang
2. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda terdiri atas jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan
3. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya
4. Akar lateral (radix lateral) , yaitu cabang-cabang akar yang dihasilkan oleh akar utama (pokok), dan masing-masing masih dapat bercabang lagi.
5. Serabut akar (radix fibrilla), yaitu cabang-cabang akar yang lebih halus dan berbentuk serabut 6. Rambut-rambut akar (pillus radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya merupakan
penonjolan sel-sel epidermis akar. Rambut akar senantiasa dibentuk di dekat ujung akar dan tidak ada di dekat meristem apeks, sementara yang lama akan tanggal
7. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, merupakan jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah
8. Seludang akar (coleorrhiza), terdapat pada embrio sejumlah tumbuhan monokotil
Berdasarkan asal tumbuhnya akar, maka akar dapat dibedakan:
1. Akar utama atau akar pokok (radix primaria), adalah akar yang tumbuh sebagai kelanjutan akar embrio (radicula) dan tumbuh membesar.
2. Akar tambahan atau akar adventif (radix adventitia), yaitu akar yang tumbuh dari pangkal batang, apabila akar utama tumbuh lemah atau terhenti pertumbuhannya.
2
Gb.4, akar tunjang Rhizopra Bentuk Akar Utama :
1. Bentuk tombak (fuciformis), yaitu akar berbentuk kerucut, pangkal akar besar meruncing ke arah ujung dengan akar lateral sedikit sebagai percabangan dan biasanya berfungsi sebagai tempat penimbun cadangan makanan.
2. Bentuk gasing (napiformia), pangkal akar besar dan membulat, akar lateral sebagai cabang hanya terdapat pada daerah ujung yang meruncing.
3. Bentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil, panjang seperti akar serabut dan sedikit sekali bercabang. Contoh pada akar karatok (Phseolus lunatus L.)
4. Bentuk yang bercabang (ramosa), akar utama besar dan kuat serta bercabang banyak, keseluruhannya berbentuk kerucut. Susunan akar ini terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji
Bentuk-bentuk Akar Tambahan Antara Lain:
1. Berbentuk serabut (fibrosa), jika akar yang menyusun kecil-kecil, halus dan berjumlah banyak. Contoh pada akar padi (Oryza sativa L.)
2. Berbentuk benang (filimorfis), jika penyusun akar lebih tebal dibandingkan dengan bentuk serabut dan lebih terpisah satu dari yang lain. Contoh pada akar jagung (Zeamays L.)
3. Berbentuk tongkat, yaitu akar yang bentuknya lebih besar hampir sebesar lengan, masing-masing tidak banyak memperlihatkan percabangan. Contoh pada akar pandan (Pandanus tectorius Sol)
Penampakan Dan Percabangan Akar
1. Akar banir atau akar penyangga, yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya batang yang tinggi dan besar, misalnya pada pohon angsana.
2. Akar tiang, yaitu jika akar tambahan yang tumbuh pada cabang, kemudian akar tersebut tumbuh ke bawah dan masuk ke dalam tanah., seperti pada beringin (Ficus benjamina L.).
3. Akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang agar tidak rebah, dijumpai pada pohon bakau (Rhizophra conjugata
L.) dan pada pohon pandan (Pandanus tectorius Sol)
Gb.2, akar banir Angsana
3
Gb.6, akar lutut pada Bruguiera
Gb.7, akar cekik pada Ficus Gb.5, akar pasak
4. Akar pasak, tumbuh dari akar horizontal dekat permukaan tanah, arah tumbuh vertikal ke atas (geotropi negatif) dan muncul di atas permukaan tanah. Antara lain terdapat pada
Avicennia sp. dan Sonneratia sp.
5. Akar lutut, yaitu akar dengan bagian akar yang tumbuh ke atas kemudian membelok lagi masuk ke dalam tanah, sehingga membentuk gambaran seperti lutut yang dibengkokkan, contohnya pada pohon tanjang (Bruguiera parfifolis W.et A.).
6. Akar cekik, contohnya pada Ficus bengalensis. Tumbuhan ini memulai hidupnya sebagai epifit di atas cabang inangnya. Akar-akar yang dihasilkannya tumbuh bersama ke bawah dan membesar sehingga mendesak batang tanaman inang.
Modifikasi Akar
Akar fotosintesa, Contohnya pada Taeniophyllum.
Akar pembelit , misalnya pada panili (Vanilla planifolia Andr.).
Akar pelekat, misalnya pada sirih (Piper betle L.).
Akar cadangan makanan, ketela pohon (Manihot utilissima) Akar kontraktil, misalnya pada Hymenocallis littoralis.
Akar simbiotik, pada tumbuhan leguminosae
Akar yang bervelamen, misalnya pada Vanda.
Duri akar, terdapat pada Mauritus armata (Palmae).
4
Pengamatan1 1. Tujuan :
Mengenal bermacam-macam morfologi akar, bentuk akar, dan modifikasinya. 2. Bahan :
a. Ficus benjamina (beringin) b. Pterocarpus indicus (angsana) c. Piper bettle (sirih)
d. Loranthus sp (benalu)
e. Daucus carota (wortel)
f. Pachyrrhizus erosus (bengkuang)
g. Amaranthus spinosus (bayam)
h. Arachis hypogea (kacang tanah)
i. Oryza sativa (padi)
j. Cassyta filiformis (tali putri) 3. Prosedur Kerja
a. Gambarkan masing-masing preparat dan beri keterangan dengan jelas dalam bahasa Indonesia maupun latin :
Bagian-bagian akar
Sistem perakaran
Bentuk akar
Sifat/modifikasi akar
5
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN
I. JUDUL
II. TUJUAN
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
7
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
8
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
9
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
10
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
11
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
12
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
13
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
14
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
15
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
16
17
VI. DAFTAR PUSTAKA
Surakarta,
Asisten Praktikan
18
BAB II
MORFOLOGI BATANG
Berdasar ada tidaknya batang, dapat dibedakan : 1. Tumbuhan tak berbatang (planta acaulis)
Sebenarnya merupakan tumbuhan yang berbatang, hanya saja batangnya sangat pendek, sehingga seolah-olah tak terlihat, misalnya pada sawi hijau (Brassica juncea (L.) Caern.).
2. Tumbuhan berbatang jelas (planta caulis)
Mempunyai batang yang jelas terlihat, selain batang di atas tanah yang bercabang-cabang, terdapat batang di bawah tanah, baik sebagai rimpang (rizoma), umbi batang, umbi lapis dan sebagainya.
Menurut sifatnya, batang dapat dibedakan :
1. Batang basah (herbaceaus), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam duri (Amaranthus spinosus L.),
2. Batang berkayu (lignonus), yaitu batang keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, misal pohon nangka (Artocapus heteropyllus)
3. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas nyata seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa L.) dan rumput (Gramineae).
4. Batang mendong (calamus), seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa Kunth) dan teki (Cyperus rotundus L.). Gb.9, Amaranthus spinosus Gb.10, Artocapus heteropyllus Gb.11, Oryza sativa Gb.12, Cyperus rotundus Gb.8, Brassica juncea
19
Gb.13, Cocos nocifera
Bentuk penampang melintang batang :
a. Bulat (teres) misalnya Cocos nocifera L.(Kelapa) b. Bersegi (angularis), terdapat tiga kemungkinan yaitu:
bersegi tiga (triangularis), misalnya pada batang teki (Cyperus rotundus L.), bersegi empat (quadrangularis) seperti pada batang markisah
(Passiflora quadrangularis L.) dan iler (Coleus scutellarioides Benth.),
bersegi lima (pentangularis) seperti pada waluh atau labu besar (Cucurbita moschata (Duch.) Poir.).
c. Tertekan (compressus), memiliki dua sisi yang biasanya tajam.
d. Setengah bulat (semiteres) dengan sisi yang datar dan sisi setengah bulat.
Dilihat dari permukaannya, batang dapat dibedakan :
a. Licin (laevis), misalnya pada batang jagung (Zea mays L.)
b. Berusuk (costatus), jika pada permukaan batang terdapat rigi-rigi membujur, misalnya pada iler (Coleus scutellarioides Benth.).
c. Beralur (gulgatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada Amaranthus spinosus
d. Bersayap (alatus), biasanya terdapat pada batang yang bersegi, pada sudut-sudutnya terdapat struktur seperti pita yang tipis serupa daun, merupakan pelebaran sudut-sudut tersebut. Contoh pada Passiflora quadrangularis
Gb.15, Zea mays Gb.14, Cyperus rotundus
Gb.16,Coleus scutellarioides Benth
20
e. Berambut (pilosus), misalnya pada batang tembakau (Nicotiana tabecum L.) f. Berduri (spinosus), misalnya pada batang mawar (Rosa sp.)
g. Memperlihatkan berkas-berkas daun, misalnya pada pepaya (Carica papaya L.)
h. Memperlihat-kan berkas-berkas daun penumpu (stipula), misalnya pada keluwih (Artocarpus atilis (Park.) Fosberg.
i. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia sp.).
j. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat pada Psidium guajava L.)
Macam-macam arah tumbuh batang :
1. Tegak lurus (erectus), jika arah tumbuh batang tegak lurus ke atas, misalnya pada kelapa (Cocos nucivera)
2. Menggantung (dipendens, pendulus), jika arah tumbuh batang ke bawah, misalnya Zebrina pendula.
3. Berbaring (humifucus precumbens, protatus), jika batang memanjang horisontal di atas permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad) 4. Menjalar atau merayap (repens), jika batang
berbaring di atas tanah dan dari buku-bukunya keluar akar-akar, misalnya pada batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.) Gb.18,Dioscorea alata Gb.17, Amaranthus sp. Gb.21, batang berbaring Gb.20,Zebrina Gb.22, Ipomea batatas
21
5. Serong ke atas atau condong (ascendens), jika pangkal atau dasar batang berbaring, tetapi bagian lainya, (ujung) membelok ke atas tegak misalnya pada kacang tanah (Arachis hipogaea L.) .
6. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi pada ujungnya lalu membengkok ke bawah kembali, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.)
7. Memanjat (scandens), jika batang tumbuh ke atas mengikuti penunjang atau sandaran. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain. Pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk berpegangan pada penunjangnya, misalnya dengan :
a. Akar melekat, contohnya sirih (Piper betle L.).
b. Akar membelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr).
c. Cabang membelit (sulur dahan, misalnya anggur (Vitis vinifera L.).
d. Daun pembelit (sulur daun), misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.) e. Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L.)
f. Duri, misal pada mawar (Rosa sp.), Bogenvil (Bougarvillea spectabiles Willd). g. Duri daun, misalnya pada rotan (Calamus caesius BL.).
h. Kait, misalnya pada gambir (Uncaria gambir Roxb).
i. Membelit (volubilis), seperti batang memanjat, tetapi tidak menggunakan alat-alat khusus, melainkan batangnya sendiri naik dengan melilit atau melingkari penunjangnya. Menurut arah melilitnya dapat dibedakan :
1) Membelit ke kiri (sinestrorsum volubilis), jika dilihat dari atas belitan berlawanan dengan arah jarum jam. Contoh pada kembang telang (Clitoria ternatea L.).
2) Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis), jika arah belitannya searah dengan arah gerakan jarum jam, misalnya pada gadung Dioscorea hispida Dennst.
Ada 3 (tiga) macam pola percabangan batang, yaitu :
Tabel 1, pola percabangan batang
Monopodial Simpodial Dikotom
jika batang utama selalu tampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya daripada cabang-cabangnya),
jika batang utama/pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan
perkembangannya atau kalah
cara percabangan yang setiap kali batang menjadi dua cabang yang sama besar, misalnya pada
Mangifera indica. Cabang yang besar yang biasanya keluar dari batang pokok disebut dahan
22
misalnya Casuarina equisetifolia L
cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada
Arachis hypogaea
(ramus), sedang cabang yang kecil disebut ranting (ramulus).
Arah tumbuh cabang dapat dibedakan :
a. Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, contoh pada pohon matoa.
b. Condong ke atas (patent), jika cabang dengan batang membentuk sudut kurang lebih 450, misalnya pada Casuarina equisetifolia L
c. Mendatar (horizontal), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 900, seperti pada cabang plagiatrof pada randu (Ceiba petandra Gaertn).
d. Terkulai (deklinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya kemudian melengkung ke bawah, misalnya pada kopi robusta (Coffea robusta Lindl.).
e. Menggantung (pendulis), jika cabang-cabang tumbuhnya ke bawah, misalnya Pisum sativum.
Beberapa bentuk khusus dari cabang batang adalah :
a. Geragih (flagellum, stolo) atau stolon, yaitu cabang yang panjang dan ramping (kecil), berkembang dari tunas ketiak daun di bagian bawah batang. Contoh pada teki (Cyperus rotundus L.), daun kaki kuda (Centella asiatica Urb).
Gb.23, cabang tegak Gb.24, cabang condong ke atas Gb.25, cabang mendatar Gb.26, cabang terkulai
23
b. Wiwilan atau tunas air (virga singularis) adalah ranting yang panjang, kuat, tumbuh dari kuncup dorman (istirahat), misalnya pada coklat (Theobroma cacao).
c. Ranting atau sirung panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang.
d. Ranting atau sirung pendek (virgula, virgulasucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas pendek yang selain mendukung daun, juga mendukung bunga dan buah, oleh sebab itu disebut cabang subur (fertil). Baik sirung panjang maupun sirung pendek ini dapat ditemukan pada cabang Pinus sp.
e. Sulur (chirrus), dalam hal ini sulur batang (chirrus caulogenus), yaitu batang yang termodifikasi menjadi sulur, contoh pada waluh jipang (Sechium edule (Jacq) Swartz).
f. Duri (spina), dalam hal ini duri batang, yaitu cabang yang termodifikasi menjadi duri, seperti pada bogenvil (Bougenvillea spectabilis Willd).
g. Batang semu (truncus spurius), contoh pisang (Musa paradiaca L.).
Modifikasi Batang
1. Rimpang (rhizoma), misal Langua galanga
2. Kormus (cormus), misal Gladiolus gandavensis. 3. Umbi (tuber), terdiri dari :
Umbi telanjang (tuber nudus),
Katibung atau katak (tuber accessorium, tuber caulinare),
Umbi lapis (bulbus tunicatus)
Umbi sisik (bulbus sguamosus) Kuncup-kuncup (gemmae)
24
Pengamatan 2 1. Tujuan :
Mengenal bermacam-macam bentuk batang, sifat, percabangan batang dan modifikasinya. 2. Bahan :
- Kacang tanah (Arachis hipogea) - Rumput teki (Eleusine indica) - Bayam (Amaranthus spinosus) - Kamboja (Plumeria acuminate) - Mawar (Rosa sp)
- Jambu biji (Psidium guajava) - Tebu (Sacharum officinarum) - Markisa liar (Passiflora foetida) - Markisa (Passiflora quadrangularis) - Bambu (Bambusa sp)
3. Prosedur Kerja
a. Gambarkan masing-masing preparat dan beri keterangan dengan jelas dalam bahasa Indonesia maupun latin :
Sifat batang
Bentuk batang
Sifat permukaan batang
Arah tumbuh batang
Percabangan batang
Modifikasi batang
Berdasar panjang umurnya
b. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan (hubungkan sifat menonjol dari tumbuhan yang diamati dengan nama ilmiahnya)
25
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN
I. JUDUL
II. TUJUAN
26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
27
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
28
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
29
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
30
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
31
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
32
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
33
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
34
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
35
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
36
37
VI. DAFTAR PUSTAKA
Surakarta,
Asisten Praktikan
38
BAB III
MORFOLOGI DAUN
Daun pada tumbuhan dapat digolongkan menjadi dua :
1. Daun tunggal (folium simplex), yaitu daun yang pada tangkai daunnya hanya mempunyai satu helaian daun saja.
2. Daun majemuk (folium compositum) yaitu daun yang tangkai daunnya bercabang-cabang dan pada cabang tangkai terdapat helaian daun, sehingga pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helaian daun.
Berdasarkan kelengkapannya, daun dibedakan dalam : 1. Daun lengkap, memiliki :
a. Upih daun atau pelepah daun (vagina), merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang. Pelepah daun berfungsi :
sebagai pelindung kuncup yang masih muda, misalnya pada tebu (Saccharum officinarum L.)
memberi kekuatan pada batang, misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L.).
Umumnya dijumpai pada tumbuhan monokotil, antara lain pada suku rumput-rumputan (Gramineae), suku temu-temuan (Zingiberaceae), pisang-pisangan (Musaceae), suku pinang-pinangan (Arecaceae/Palmae), dan lain-lain.
b. Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya, biasanya berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya.
39
Di lihat pada penampang melintang, tangkai daun dapat berbentuk:
Bulat (teres) dan berongga, misalnya pada pepaya (Carica papaya )
Bersayap (alatus),
jika tangkai daun tumbuh melebar datar,
misalnya pada daun jeruk (Citrus sp).
Beralur,jika tangkai daun memiliki satu alur disebelah atas (adaksial), misal pada daun pisang
(Musa paradisiaca L.)
c. Helaian daun (lamina)
Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian, maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya.
2. Daun yang tidak lengkap
adalah daun yang tidak mempunyai satu atau dua bagian tersebut. susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan : a) Daun yang tidak berpelepah daun misalnya pada
daun mangga (Mangiferaindica.), Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.)
b) Daun yang tidak bertangkai daun, umumnya susunan ini dijumpai pada tumbuhan dari suku rumput-rumputan (Gramineae), misalnya pada daun padi (Oriza sativa )
c) Daun yang hanya mempunyai helaian saja, tanpa
pelepah dan tangkai, sehingga helaian daun langsung melekat atau duduk pada batang. Susunan daun demikian disebut daun duduk (sessilis). Contoh pada daun biduri (Calotropis
Gb.29, daun bulat teres
Gb.30, daun bersayap
Gb.31, daun beralur
40 gigntea). Pada tempuyung (Sonchus oleraceus L.), pangkal helaian daun lebar hingga pangkal daun tersebut melingkari atau memeluk batang, dan oleh sebab disebut daun memeluk batang (amplexicaulis).
(d) Daun hanya terdiri atas tangkai saja, tangkai menjadi pipih menyerupai helaian daun (helaian daun semu) dan disebut filodia, misalnya pada Acacia auriculiformis.
Disamping adanya bagian-bagian daun tersebut, seringkali daun mempunyai alat-alat tambahan antara lain berupa:
a) Daun penumpu (stipula) yakni dua helai daun kecil yang muncul dikedua sisi dasar daun dan tampak melekat dibatang. Ada macam-macam stipula, antara lain : stipulus adnatae pada mawar (Rosa sp), stipula intrapetiolar pada enceng gondok (Echornia crassipes (Mart.), dan
stipulae interpetiolar dijumpai pada kaca piring (Gardenia augusta)
b) Selaput bumbung (ochrea atau ocrea) adalah yaitu selaput tipis yang menyelubungi pangkai suatu ruas batang.
c) Lidah daun (ligula), berupa selaput tipis yang biasanya ditemukan di perbatasan helai dan pelepah daun seperti pada Gramineae.
1. Daun Majemuk
Perbedaan daun majemuk dengan daun tunggal adalah bahwa daun majemuk biasanya mempunyai tangkai yang bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga di sini pada suatu tangakai terdapat lebih dari satu healian daun. Setiap helai daun disebut anak daun.
Bagian –bagian daun majemuk adalah :
a. Ibu tangkai daun (petiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya anak daun (foliolum).
b. Rakis (rachis) yang merupakan perpanjangan dari ibu tulang daun .
c. Tangkai anak daun (petiololus) yang masing-masing melekat pada satu helai anak daun. d. Helai anak daun (foliolum).
e. Tangkai daun tingkat satu, dua tiga dan seterusnya, yang ditemukan pada daun majemuk bertingkat.
f. Stipula yaitu daun penumpu yang terdapat di kaki setiap anak daun pada daun majemuk. Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dibedakan menjadi
daun majemuk menyirip dan
41
Modifikasi Daun
Organ-organ yang merupakan modifikasi daun antara lain: a. Sisik-sisik pada umbi lapis, misalnya pada bawang.
b. Daun pembelit atau sulur, misal pada kacang kapri (Pisum sativum). c. Duri, Misal pada tumbuhan kaktus
42
Pengamatan 3
1. Tujuan :
Mengetahui bagian – bagian daun, jenis daun, bentuk daun (pertulangan daun, tepi daun, tangkai daun, permukaan daun, dan ujang daun.) , dan memahami beberapa modifikasi daun.
2. Alat dan Bahan
Nama Alat Nama Bahan
a. Alat tulis a. Daun Tebu ( sacharum officinarum)
b. Daun Pepaya ( Carica papaya )
c. Daun Pisang ( Musa paradisiaca )
d. Daun Mawar ( Rosa sp )
e. Daun Bunga Merak ( Caesalpina pulcherima )
f. Daun bunga Mangkokan ( Nothoponax scutellarium )
g. Daun Katu ( Sauropus androginus )
h. Daun Jeruk Purut ( citrus histric )
i. Daun Bunga sepatu ( Hisbiscus rosasinensis)
j. Daun Jati ( Tectonia grandis )
3. Prosedur Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum b. Mengamati masing – masing bahan ( preparat )
c. Menggambar masing – masing preparat dan memberi keterangan pada setiap bagian – bagiannya.
d. Membuat diskripsi untuk masing – masing preparat ( bahan ) e. Membuat kesimpulan dari hasil pengamatan
43
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN
I. JUDUL
II. TUJUAN
44
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
45
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
46
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
47
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
48
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
49
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
50
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
51
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
52
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
53
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
54
55
VI. DAFTAR PUSTAKA
Surakarta,
Asisten Praktikan
56
BAB IV
MORFOLOGI BUNGA
1. Bagian-bagian bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
a. tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat bagina-bagina yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
b. dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, daun-daun telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat datu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran.
c. hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Bagian-bagian hiasan bunga umumnya tersusun dalam dua lingkaran, terdiri dari:
1. kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasnya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala).
2. tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala). Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), misalnya pada patikan (Euphorbia hirta), atau hiasan bungan tadi tidak dapat dibedakan antara kelopak dan mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkotanya sama, baik bentuk maupun warnanya. Hiasan bunga yang demikian sifatnya dinamakan tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala), misal pada kembang sungsang (Gloriosa superba).
57
d. alat-alat kelamin jantan (androecium), merupakan metamorfosis dari daun yang menghasilkan serbuk sari. Masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrida Hort.) yang benang sarinya mandulberbentuk lembaran-lembaran menyerupai daun mahkota. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen)
e. alat-alat kelamin betina (gynaecium), pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum), juga merupakan metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella).
2. berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, dapat dibedakan menjadi :
a. bunga banci atau berkelamin dua (hermaprodit), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari dan putik.
b. bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminya. Berdasarkan alat kelamin yang terdapat padanya dibedakan lagi menjadi: 1) bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, misalnya pada bunga jagung yang terdapat pada bagian atas tumbuhan.
2) bunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang sari, melainkan hanya putik saja. Misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya.
3) bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat baik benang sari maupun putik, misalnya bunga pinggir (bunga pita) pada bunga matahari (Heliantus annuus L.)
3. Bunga majemuk (Anthotaxis, inflorescentia)
Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagianya sebagai berikut:
a. ibu tangkai bunga (pedunculus atau rachis), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk,
b. tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunaganya Gb.34, alat kelamin jantan
58
c. dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tnagkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainya,
d. daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai daunt au tangkai bunganya,
e. daun tangkai (bracteola), yauti satu atau dua daun kecil yang terdapat pada pada tangkai bunga, f. seludang bunga (spatha) daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk sebelum mekar, misal bunga kelapa (Cocos nucifera L.), iles-iles (Amuorphophallus variabilis Bl.) g. daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelinadung yang tersusun dalam suatu lingkaran, misalnya pada bunga matahari (Heliantus annuus L.)
h. kelopak tambahan (epicalyx), terdapat di bawah kelopak, misalnya pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
i. daun-daun kelopak (sepalae),
j daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
k. daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya l. benang-benang sari (stamina)
m. daun-daun buah (carpella)
berdasarkan sifat percabanganya, bunga mejemuk dapat dibedakan menjadi :
a. bunga majemuk tak berbatas ( inflorescentia racemosa), yaitu bunga yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai daun) dan bunga-bunga pada bunga-bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas,
b. bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, ibu tangkai ini dapat bercabang-cabang. Pada bunga majemuk yang berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu poko atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pingkir (dilihat dari atas)
c. bunga majemuk campuran (inflore scentia mixta), yaitu bunga yang memperlihatkan baik sifat bunga majemuk tak berbatas maupun bunga majemuk berbatas
Diagram Bunga
Diagram bunga ialah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang, jadi pada digram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian bunga lainya jika masih ada.
59
Rumus Bunga
Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan 4 bagian bunga yaitu: 1. Kelopak, dinyatakan dengan huruf K singkatan dari calyx
2. Mahkota, dinyatakan dengan huruf C, singkatan dari corolla
3. Benang Sari, dinyatakan dengan huruf A, dari androecium
4. Putik, dinyatakan dengan huruf G, singkatan dari gynaecium
5. Jika kelopak dan mahkota sama, dinyatakan dengan huruf P, Singkatan dari Perigonium
Di belakang simbol tersebut dicantumkan jumlah masing-masing bagian tadi dan di antara dua bagian bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka itu dicantumkan koma. Misalnya 5 kelopak, 5 mahkota, 10 benangsari, dan sehelai putik, maka rumusnya K5, C5, A10, G1
Beberapa lambang lain pada rumus bunga: = untuk bunga jantan
= untuk bunga betina = untuk bunga banci
~ = untuk simbol bagian bunga yang jumlahnya sangat banyak * = untuk bunga bersimetri banyak
= untuk bungan yang bersimetri satu
60
Pengamatan4 1. Tujuan :
Mengenal bermacam-macam susunan bunga, bagian-bagian dan hubungan antara bentuk bunga dengan polinasi.
2. Bahan :
a. Hibiscus rosasinensis (bunga sepatu) b. Ixora sp. (soka)
c. Caesalpinia pulcerima (bunga merak) d. Zea mays (jagung jantan dan betina)
e. Carica papaya (bunga papaya jantan dan betina) f. Bougenvillea spectabilis (bugenville)
g. Mussaenda frondosa (nusa indah) h. Mimosa pudica (putri malu) i. Mangifera indica (mangga)
j. Mirabilis jalapa (bunga pukul empat) k. Eritrina indica (dadap)
l. Bauhinia purpurea (bunga kupu-kupu)
3. Prosedur Kerja
a. Gambarkan masing-masing preparat dan beri keterangan dengan jelas dalam bahasa Indonesia maupun latin :
Susunan bunga
Bagian-bagian bunga
Rumus bunga
b. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan (hubungkan sifat menonjol dari tumbuhan yang diamati dengan nama ilmiahnya).
61
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN
I. JUDUL
II. TUJUAN
62
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
63
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
64
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
65
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
66
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
67
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
68
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
69
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
70
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
71
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
72
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
73
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
74
75
VI. DAFTAR PUSTAKA
Surakarta,
Asisten Praktikan
76
BAB V
MOROFOLOGI BUAH
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:
a. Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah yang terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang mana bagian-bagian-bagian-bagian lain pada bunga menjadi bagian-bagian utama dari buah ini (lebih besar, labih menarik perhatian, dan sering kali merupakan bagian buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedangkan buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi. b. Buah sungguh atau buah telanjang, yaitu buah yang selalu terjadi dari bakal buah, dan jika ada
bagian bunga yang tertinggal maka bagian ini bukan merupakan bagian buah yang berarti.
Penggolongan Buah Semu
Buah semu dapat dibedakan dalam:
a. Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya tangkai bunga pada jambu monyet (Anacardium occidentale L.).
b. Buah semu ganda, yaitu jika pada satu bunga terdapat lebih dari dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang
menyolok (dan seringkali berguna). Misalnya buah
arbe(Fragraria vesca L.).
c. Buah semu majemuk, yaitu buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi dari luar tampak seperti satu buah saja. Misalnya:
- Buah nangka (Artocarpus integra Merr.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain. Sehingga merupakan kulit buah semu.
- Buah lo (Ficus glomerata Roxb.), buah semu majemuk yang terjadi dari dasar bunga bersama yang berbentuk seperti periuk atau bulat dengan buah-buah yang sesungguhnya di sebelumnya di sebelah dalamnya.
77
Penggolongan Buah Sungguh ( Buah Sejati )
Buah sejati dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
o Buah sejati tunggal, merupakan buah sejati yabg terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Contoh : Mangifera indica
o Buah sejati ganda, merupakan buah yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah.Contoh : Michelia champaka
o Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja. Contoh : Pandanus tectorius
Buah sejati tunggal dapat dibedakan dalam :
Buah Sejati Tunggal Yang Kering
a. Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering. Beberapa contoh dari golongan ini adalah :
- Buah padi, yaitu buah yang berdinding tipis, mengandung satu biji, kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji kadang berlekatan pula dengan bijinya. Misalnya padi (Oriza sativa)
- Buah kurung, yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kult biji, tetapi tidak berlekatan. Misalnya Mirabilis jalapa
- Buah keras, seperti buah kurung, namun kulit buahnya kaku atau keras berkayu. Misalnya
Castanea argentea
- Buah keras bersayap (samara), seperti buah keras, tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap yang menyebabkan buah dapat beterbangan jika tertiup angin.
b. Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak biji, dan jika masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah, atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas. Dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, antara lain :
- Buah berbelah (scizocarpium), yaitu buah yang mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji. Jika buah masak, buah pecah menjadi beberapa bagian.
78
- Buah kendaga (rhegma). Buah ini memepunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya
c. Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah. Buah kotak dapat dibedakan dalam :
- Buah bumbung (folliculus), buah ini tersusun atas sehelai daun buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji didalamnya, jarang sekali hanya mempunyai satu biji. Misalnya buah biduri (Caloropis gigantea)
- Buah polong (legumen), buah yang terbentuk dari satu daun buah dan mempinyau satu ruangan atau lebih (karena adanya sekat-sekat semu). Misalnya Caesalpinia pulcherima
- Buah lobak, buah yang tersusun atas dua daun buah, mempunyai satu ruangan dengan dua tembuni pada perlekatan daun buahnya. Misalnya lobak (Raphanus sativus)
- Buah kotak sejati (capsula), buah yang terdiri dari dua daun buah atau lebih, dan mempunyai ruangan yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya daun buah.
Buah Sejati Tunggal Yang Berdaging
Buah yang termasuk golongan ini umumnya tidak pecah jika sudah masak, walaupun ada pula yang jika telah masak kemudian pecah, misalnya
Myristica fragnans Houtt..
Buah sejati tunggal yang berdaging dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Buah buni (bacca), ialah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan, lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair, seringkali dimakan. Misalnya buah belimbing (Averrhoa carambola L.).
b. Buah mentimun (pepo), ialah buah yang bagian luar lebih tebal dan lebih kaku, ruangan buah berisi biji-biji dalam jumlah besar dan mempunyai bagian yang kosong. Misalnya mentimun (Cucumis sativus L.).
Buah mentimun pada mulanya mempunyai tiga ruangan, yang masing-masing terbagi dua lagi oleh sekat yang tidak sempurna, jika buah telah
masak sekat-sekat akan lenyap dan buah hanya mempunyai satu ruangan saja dengan rongga kosong di tengahnya.
Gb.40,buah bumbung
Gb.41,buah polong
Gb.42,buah sejati tunggal
Gb.43,buah buni
79
c. Buah jeruk (hesperidium), ialah buah yang kulit buahnya mempunyai tiga lapisan, yaitu:
- Lapisan luar atau flavedo, merupakan lapisan yang kaku menjangat dan mengandung banyak kelenjar minyak atsiri yang mula-mula berwarna hijau, tetapi jika buah masak warnanya berubah menjadi kuning atau jingga.
- Lapisan tengah atau albedo, merupakan lapisan yang bersifat seperti spons, terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya berwarna putih.
- Lapisan dalam, merupakan lapisan yang bersekat-sekat, sehingga terbentu beberapa ruangan. Dalam ruanagn-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung yang berair, dan bijinya terdapat bebas diantara gelembung-gelembung ini.
Misalnya semua anggota marga jeruk (Citrus sp.).
d. Buah batu (drupa), buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri atas tiga lapisan kulit, yaitu:
- Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), yang tipis menjangat, biasanya licin mengkilat.
- Kulit tengah (mesocarpium), yang tebal berdaging atau berserabut, kalau berdaging seringkali dimakan.
- Kulit dalam (endocarpium), yang cukup tebal, keras dan berkayu. Lapisan ini sangat keras seperti la[isan batu. Karena adanya lapisan inilah buah disebut buah batu.
Misalnya buah manga (Mangifera indica L.).
e. Buah delima, merupakan buah yang kulit buahnya merupakan lapisan luar kaku seperti kulit atau hamper mengayu, lapisan dalamnya tipis, licin. Buah ini mempunyai beberapa ruang denagn biji-biji yang mempunyai salut biji (arillus). Misalnya buah delima (Punica granatum L.).
f. Buah apel (ponum), ialah buah denagn kulit dalam yang tipis, tetapi cukup kuat, seperti kulit, kulit tengah tebal, lunak, berair, biasanya dapat dimakan. Buah ini mempunyai beberapa ruangan, tiap ruang mengandung satu biji. Misalnya apel (Pyrus malus L.).
o Buah Sejati Ganda
Merupakan buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing beba, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi semuanya tetap berkumpul pada satu tangkai. Berdasarkan sifat masing-masing buah, buah sejati ganda dapat dibedakan menjadi :
- Buah kurung ganda,misalnya mawar
- Buah batu ganda, misalnya rubus
Gb.45,buah delima
80
- Buah bumbung ganda, misalnya cempaka
- Buah buni ganda,misalnya srikaya
o Buah Sejati Majemuk
Buah ini berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah, yang masing-masing berasal dari satu bunga. Kadang-kadang buah majemuk Nampak seperti satu buah saja. Buah ini dibedakan menjadi :
- Buah buni majemuk, misalnya nanas
- Buah batu majemuk, misalnya pandan
81
Pengamatan 5 1. Tujuan :
Mengetahui macam-macam buah, bentuk-bentuk, bagian-bagian, spesifikasi, dan perbandinganya dengan buah lain
2. Bahan :
Arachis hypogaea (kacang tanah)
Cytrus sp. (jeruk)
Anacardium occidentale (jambu mete)
Pyrus malus (apel)
Ficus glomerata (buah lo)
Averhoa carambola (belimbing)
Oryza sativa (padi)
Mangifera indica (mangga)
Cucumis sativus (mentimun)
Zea mays (jagung)
3. Prosedur Kerja
a. Amati dan Gambarkan masing-masing bahan dan beri keterangan dengan jelas dalam bahasa Indonesia maupun latin dan golongkanlah berbagai preparat tersebut ke dalam penggolongan buah.
b. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan (hubungkan sifat menonjol dari tumbuhan yang diamati dengan nama ilmiahnya)
82
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN
I. JUDUL
II. TUJUAN
83
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
84
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
85
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
86
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
87
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
88
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
89
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
90
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
91
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
92
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
93
94
VI. DAFTAR PUSTAKA
Surakarta,
Asisten Praktikan
95
BAB VI MORFOLOGI BIJI
Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan biji (Spermatophyta), biji merupakan alat perkembangbiakan utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga).
Semula biji tidak duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni
(placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hillus). Jika biji masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya nampak jelas pada biji.
Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji
(arillus). Bagian ini ada yang merupakan selubung biji yang sempurna, ada yang hanya menyelubungi sebagian biji saja.
Salut biji ada yang
- Berdaging atau berair, dan seringkali dapat dimakan, misalnya pada biji durian
(Durio zibethinus), biji rambutan (Nephelium lappaceum) .
- Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala (Myristica fragrans). Salut biji pala dinamakan macis, yang seperti
bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu masak dan berbagai macam keperluan lainnya, antara lain sebagai bahan obat.
Pada biji umumnya dapat kita bedakan menjadi bagian-bagian berikut : a. Kulit biji(spermodermis)
b. Tali pusar(funiculus)
c. Inti biji atau isi biji(nucleus seminis)
Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakala biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya, misalnya
integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis).
Gb.47,salut biji berdaging
96
Kulit Biji (Spermodermis)
Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum), oleh sebab itu biasanya kulit biji (dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan, yaitu
a. Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda: merah, biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, ada pula yang memiliki permukaan keriput.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput, sering juga dinamakan kulit ari.
Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae), biji mempunyai tiga lapisan seperti biji telanjang umumnya mempunyai sayu integumentum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada belinjo masing-masing dinamakan a. Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau,
kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
b. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu,
c. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada inti biji. Pada kulit luar biji masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya
1. Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Biji yang bersayap kita dapati pada spatodea (Spatodhea campanulata) dan kelor (Moringa oleifera).
2. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kuliat luar biji yang berupa
rambut-rambut yang halus. Bulu-bulu ini mempunyai fungsi seperti sayap. Misalnya, kapas
(Gossypium), biduri (Calotropis gigantea)
3. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari tumbuhan tali pusar, misalnya opada biji durian (Durio zibethinus).
4. Salut biji semu(arillodium), seperti salut biji, tetapi bersal dari bagian
sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu.
5. Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang merupakan bekas perlekatan dengan tali puasar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai
Gb.49sayap pada biji
Gb.50,bulu pada biji
97
warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan pada biji tumbuhan berbuah polong, misalnya, kacang panjang (Vigna sinensis), kacang merah
(Phaseolus vulgaris).
6. Liang biji(micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buliuh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula), misalnya, pada biji jarak (Ricinus communis) .
7. Bekas berkas pembuluh pengangkut (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen dengan nusleus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitis vinifera).
8. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), dan pada biji biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada biji jarak (Ricinus communis).
Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya nampakbekasnya yang dikenal sebagai pusar bji.
Inti Biji (Nucleus seminis)
Yang dianamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.
Inti biji terdiri atas
a. Lembaga(embryo), yang merupakan calon individu baru,
b. Putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permualaan kecambah.
Gb.52,karankula pada jarak
98
Pengamatan 6 1. Tujuan :
Mengetahui macam-macam, bagian-bagian, bentuk-bentuk, dan spesifikasi berbagai macam biji 2. Bahan :
Gnetum gnemon (Biji melinjo)
Arachis hypogaea (kacang tanah)
Zea mays (jagung)
Oryza sativa (padi)
Switenia mahagoni (biji mahoni)
Psidium guajava (biji jambu)
Riccinus communis (biji jarak pagar)
Gossypium sp. (biji kapas)
Myristica fragnans (biji pala)
Nephelium lappacum (Biji rambutan)
3. Prosedur Kerja
a. Amati dan Gambarkan masing-masing bahan dan beri keterangan dengan jelas dalam bahasa Indonesia maupun latin kemudian deskripsikan secara lengkap bahan yang diamati
b. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan (hubungkan sifat menonjol dari tumbuhan yang diamati dengan nama ilmiahnya)
99
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN
I. JUDUL
II. TUJUAN
100
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
101
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
102
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
103
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
104
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
105
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
106
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
107
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
108
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
109
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
110
111
VI. DAFTAR PUSTAKA
Surakarta,
Asisten Praktikan
112
BAB VII ANATOMI AKAR
Apabila akar primer dipotong membujur maka dari potongan ini dapat dijumpai adanya tudung kar, epidermis akar, korteks, endodermis, dan stele.
a. Tudung akar
Tudung akar terdapat pada ujung akar,
berfungsi untuk melindungi
promeristem akar dan membantu penetrasi akar yang tumbuh ke dalam tanah. Tudung akar tersusun oleh sel-sel parenkim hidup yang kadang mengandung pati.
Pada kebanyakan tumbuhan, tudung akar membentuk struktur khusus dan tetap yang disebut kolumela.
b. Epidermis
epidermis akar juga dikenal sebagai epiblem atau lapisan piliferous. Sel-sel epidermis akar bedinding tipis dan biasanya tidak mengandung kutikula, walaupun kadang dinging luarnya mengalami kutinisasi. Pada hamper semua akar, rambut-rambut akar berkembang dari sel epidermis di daerah dekat ujung akar (meristem apical). Rambut akar terdiri dari suatu sel yang memanjang yang mempunyai fungsi absorbsi dan untuk pegangan akar pada tanah. Pada spesies tertentu, rambut akara berkembang dari sel khusus di daerah epidermis. Sel ini disebut trikoblas.
Epidermis akar biasanya dijumpai saat akar masih muda. Apabila akara sudah dewasa, epidermisnya telah mengalami kerusakan dan fungsinya digantikan oleh lapisan terluar dari korteks yang disebut eksodermis.
c. Korteks
Korteks akar pada umumnya tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang-kadang mengandung karbohidrat dan kadang juga mengandung kristal. Lapisan sklerenkim umum dijumpai pada akar tumbuhan Monocotyledoneae dibandingkan akar tumbuhan Dicotyledoneae. Kolenkim sangat jarang dijumpai pada akar. Lapisan terluar korteks kadang berdeferensiasi menjadi lapisan eksodermis yang dinding sel-selnya mengalami penebalan dengan zat suberin, sedangkan lapisan terdalam dari korteks biasanya berdeferensiasi menjadi endodermis.
113
d. Endodermis
Endodermis tersusun oleh satu lapis sel yang berbeda secara fisiologi, struktur, dan fungsi dengan lapisan sel di sekitarnya. Berdasarkan perkembangan diding selnya, endodermis dapat dibedakan menjadi:
endodermis primer yang mengalami penebalan berupa titik-titik Caspary dari suberin dan kutin,
endodermis sekunder, apabila penebalan berupa pita Caspary dari zat lignin,
endodermis tersier apabila penebalan membentuk huruf U yang mengandung lapisan suberin dan selulose pada dinding radial dan tangensial bagian dalam. Di antara sel-sel endodermis terdapat bebeapa sel yang tidak mengalami penebalan didingn, yaitu sel-sel yang terletak berhadapan dengan protoxilem. Sel-sel ini disebut sel peresap.
e. Stele
lapisan terluar dari stele adalaha perisikel/perikambium sehingga letaknya langsung berada di sebelah dalam dari lapisan endodermis dan di sebelah luar dari berkas pengangkut. Perisikel mempunyai kamampuan untuk mengadakan pertumbuhan meristematik sebagai titik awal timbuhnya primordial akar ke arah samping (cabang akar, akar adventitious/lateral)
114
Pengamatan7 1. Tujuan :
a. Mengenal macam-macam jaringan yang terdapat pada akar.
b. Mengenal tipe berkas pengangkutan, tipe xylem pada anatomi akar 2. Bahan :
Preparat awetan dari:
a. Zea mays (jagung)
b. Helianthus sp (muda)
c. Helianthus sp (tua)
d. Aloe sp
3. Prosedur Kerja
a. Letakkan preparat awetan pada meja obyek mikroskop.
b. Gambarkan masing-masing preparat awetan dan beri keterangan dengan jelas dalam bahasa Indonesia maupun latin :
Bagian-bagian penampang akar
Berkas pengangkutan
Tipe xylem
115
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN
I. JUDUL
II. TUJUAN
116
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
117
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
118
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
119
GAMBAR
KETERANGAN
DESKRIPSI
120
121
VI. DAFTAR PUSTAKA
Surakarta,
Asisten Praktikan